Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya
mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya
tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian
tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat
dengan baik (Djuanda, 2007). Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi
yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas ditutupi oleh skuama tebal berlapis-
lapis berwarna putih mengkilat (Siregar, 2011 ). Psoriasis adalah penyakit inflamasi non
infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan
kecepatan ± 6-9 kali lebih besar daripada kecepatan sel normal (Smeltzer, 2010).
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang
dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas. Psoriasis vulgaris dinamakan pula dengan
tipe plak karena lesi-lesinya pada umumnya berbentuk plak. Tempat predileksinya pada
skalp, perbatasan daerah tersebut dengan dengan wajah, ekstremitas bagian ekstensor
terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral (Price, 2010).

2. Etiologi
Penyebab pasti psoriasis masih belum diketahui. Namun, diduga terdapat beberapa factor-
faktor yang menjadi penyebab psoriasis. Faktor-faktor tersebut di terbagi menjadi dua:
a. Factor predisposisi
Menurut Siregar (2000) ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan
psoriasis, yaitu:
1) Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.
2) Faktor- faktor psikis, seperti stres dan gangguan emosis. Penelitian menyebutkan
bahwa 68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan
penyakitnya lebih berat dan hebat.
3) Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberkulosis paru,
dermatomikosis, arthritis dan radang menahun ginjal.
4) Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.
5) Gangguan pencernaan, seperti obstipasi.
6) Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukkan tendensi untuk menyembuh pada
musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat.
b. Faktor presipitasi
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis yang disebut dalam kepustakaan, di
antaranya stres psikis, infeksi fokal, trauma (fenomena kobner), endokrin, gangguan
metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. Stres psikis merupakan faktor pencetus
utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis
ialah psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas.
Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah diadakan
tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin
rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu
pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada
masa pascapartus memburuk. Gangguan metabolisme, contohnya hipokalsemia dan
dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya dapat
menyebabkan residif ialah betaadrenergic blocking
agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik
(Djuanda, Hamzah & Aisah, 2007)
3. Klasifikasi
Menurut Djuanda (2010) klasifikasi psoriasis terbagi atas:
a. Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu disebut
vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak. Tempat
predileksinya seperti yang telah diterangkan di atas.
b. Psoriasis gutata: diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya
mendadak dan mengenai seluruh badan, umumnya setelah infeksi di saluran napas
bagian atas sehabis influenza atau morbili (campak), terutama pada anak dan dewasa
muda.
c. Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala umum berupa
demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun. Kelainan kulit psoriasis
yang telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak dan bintil-
bintil bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan
terus muncul dan dapat menjadi eritroderma.
d. Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat
atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal yang
menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni
lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
e. Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukan-
lekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
f. Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga
sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap
ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.

Daftar Pustaka:
Smeltzer, Suzanne. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Siregar R.S. 2000. Psoriasis. Dalam Harahap M. Ilmu penyakit kulit. Jakarta:Hipokrates.

Price, Wilson. 2010. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Djuanda A., Hamzah M., Aisah S. 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi kelima.
Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Djuandha, A. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai