Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP IMUNOLOGI

A. Jadwal Imunisasi dasar dan anjuran


1) BCG
Vaksin BCG diberikan sebelum usia <3 bulan, jika diberikan >3 bulan lakukan
Mantoux test/test tuberkulin, dapat diberikan jika hasil test negatif.
2) Hepatitis B
HBs Ag ibu negatif/tidak diketahui, HepB-1 dalam 12 jam tapi jika ternyata dalam
perjalanan berikutnya diketahui HBs Ag (+) maka si injeksi HepB imunoglobin
(HBIg)
Jadwal lanjutan:
a) HepB-2 dengan interval 4 minggu
b) HepB-3 dengan interval 2-5 bulan (paling baik 5 bulan)
3) DPT
Jadwal imunisasi dasar diberikan 3 kali:
a) DPT-1 usia 2 bulan dengan interval 4-8 minggu (terbaik 8 minggu)
b) DPT-2 usia 3 bulan
c) DPT-3 usia 4 bulan
Jadwal lanjutan:
a) DPT-4 diberikan setelah 1 tahun DPT-3
b) DPT-5 diberikan usia anak prasekolah (usia 5 tahun)
4) Polio
Polio dapat diberikan bersamaan dengan DPT dan campak, vaksin polio dibagi
menjadi dua yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio suntik (IPV).
Berdasarkan rekomendasi IDAI (ikatan dokter Anak Indonesia) vaksin polio oral
diberikan saat usia:
a) Lahir
b) 2 bulan
c) 4 bulan
d) 6 bulan
e) 18 bulan.
Berdasarkan ketetapan pemerintah diberikan pada usia:
a) 2 bulan
b) 3 bulan
c) 4 bulan.
Sedangkan vaksin polio suntik diberikan pada usia:
a) 2 bulan
b) 6-18 bulan
c) 6-8 tahun
5) Campak
Vaksin campak dapat diberikan pada usia 9-11 bulan dan jadwal pemberian ulangan
pada usia 6-7 tahun.
B. Kontraindikasi dan efek samping
1) Kontraindikasi pemberian BCG
a) Penyakit akut dengan demam tinggi
b) Penyakit kulit berat
c) Leukemia
d) Pengobatan steroid (autoimun)
e) Curiga HIV
Efek samping pemberian BCG yaitu bayi rewel dan reaksi lokal seperti
pembengkakan kecil, merah, lembut biasanya timbul pada bekas suntikan, yang
kemudian akan bernanah dan meninggalkan luka parut, bahkan dapat timbul
pembesaran kelenjar getah bening pada daerah ketiak dalam waktu timbul 2-4 bulan
setelah imunisasi.
2) Kontraindikasi pemberian Hepatitis
Vaksin hepatitis B idak boleh diberikan pada orang dengan riwayat reaksi
alergi berat (anafilaksis) setelah pemberian vaksin hepatitis B atau vaksin lain
sebelumnya. Karena vaksin hepatitis mengandung protein ragi vaksin hepatitis
dikontraindikasikan pada orang dengan alergi ragi, dan dikontaindikasikan pada bayi
dibawah 2000 gram.
Efek samping pemberian vaksin hepatitis
Vaksin hepatitis adalah vaksin yang aman dan sebagian besar orang tidak
mengalami efek samping yang berarti. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan infeksi
hepatitis. Efek samping yang umumnya timbul adalah demam dan nyeri pada tempat
penyuntikan, efek samping lain yang sangat jarang adalah reaksi alergi berat, diare,
konstipasi, nyeri kepala, nyeri sendi, rasa lemas, dan gatal pada kulit.
3) Kontaindikasi pemberian DPT
a) Riwayat reaksi alergi sistemik pada pemberian vaksin sebelumnya
b) Riwayat timbulnya kumpulan gejala disfungsi sistem saraf pusat
(encephalopathy) sesudah pemberian vaksin sebelumnya
c) Riwayat demam tinggi pada pemberian vaksin sebelumnya
d) Riwayat keadaan anak menjadi lemah serta respon yang minimal dalam
(hypotonic-hyporesponsive) 48 jam setelah pemberian vaksin sebelumnya
e) Riwayat anak menangis terus menerus selama lebih dari 3 jam (inconsolable
crying) dan kejang 3 hari sesudah pemberian vaksin sebelumya.

Efek samping pemberian DPT

a) Reaksi lokal (kemerahan, bengkak, serta nyeri)


b) Demam tinggi (lebih dari 38,5°C)
c) Inconsolable crying
d) Keadaan hypotonic-hyporesponsive
e) Kejang demam
f) Reaksi alergi sistemik
g) Encephalophaty
4) Kontraindikasi pemberian Polio
a) Bila bayi sedang diare, dosis OPV tidak dihitung sebagai status imunisasi &
harus diulang
b) Leukemia & disgammaglobulinemia
c) Infeksi akut disertai demam
d) Terapi immunosupresif
Efek samping pemberian Polio
a) Jarang terjadi kelumpuhan (paralitic poliomyelitis)
b) Sindrom Guillaian Bare
5) Kontraindikasi pemberian Campak
a) Malnutrisi
b) Ibu hamil
c) Infeksi akut disertai demam
d) Defisiensi imunologik
e) Kerentanan tinggi terhadap protein telur
Efek samping pemberian campak
a) Sakit ringan
b) Bengkak
c) Demam febris convulsion
C. Cara pemberian imunisasi
1) BCG
Pemberian BCG dilakukan di M. Deltoid dengan cara IC (intracutan), dosis 0,05cc
dengan sudut 15°.
2) Hepatitis
Pemberian Hepatitis dilakukan secara IM (intamuskuler) di anterolateral paha M.
Deltoid dengan dosis 0.5 cc.
3) DPT
Pemberian DPT dilakukan secara IM (intramuskuler) di anterolateral paha M.
Deltoid dengan dosis 0,5cc dan sudut 90°.
4) Polio
Pemberian polio dilakukan secara oral dengan dosis 2 tetes (0,1 ml)
5) Campak
Pemberian campak dilakukan secara SC (subcutan) pada M. Deltoid dengan dosis
0,5 cc dan sudut 45°. Sebelum disuntikkan vaksin dilarutkan dengan pelarut steril
berisi 5 ml aquadest
D. Pengkajian pra imunisasi
1) Tulis biodata klien secara lengkap.
2) Pengkajian secara umum mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
3) Riwayat penyakit yang oernah diderita
4) Riwayat imunisasi yang pernah didapatkan o/ anak
5) Riwayat prenatal
6) Riwayat kejang
7) Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi imunologi,HIV/ AIDS, Kanker
8) Riwayat obat- obatan
9) Riwayat alergi terhadap obat tertentu.

E. KIPI
KIPI merupakan Kejadian ikutan pasca imunisasi.
Reaksi KIPI Gejala KIPI
Lokal - Abses pada tempat suntikan
- Lamfadenitis
- Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis
SSP - Kelumpuhan akut
- Ensefalopati
- Ensefalitis
- Meningitis
- Kejang
Lain-lain - Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis,
edema
- Reaksi anafilaksis
- Syok anafilaksis
- Atralgia
- Demam tinggi >38,5°C
- Episode hipotensif-hiporesponsif
- Osteomielitis
- Menangis menjerit yang terus menerus
(3jam)
- Sindrom syok septik

F. Masalah Keperawatan (NANDA)


1) Kesiagaan untuk meningkatkan status imunisasi Kontrol imun yang hipersensitif
2) Kecemasan Control kecemasan
G. Intervensi Keperawatan (NOC dan NIC)
Diagnosa Keperawatan NIC NOC
Kesiagaan untuk meningkatkan status Kesiagaan untuk - Menyatakan resiko penyakit tanpa imunisasi
imunisasi Kontrol imun yang meningkatkan status - Mendeskripsikan resiko yang berhubungan dengan
hipersensitif imunisasi Kontrol imun imunisasi khusus
- Mendeskripsikan kontraindikasi imunisasi khusus
Kriteria Hasil - Tanyakan kartu vaksin setiap berkunjung
- Konfirmasi jadwal imunisasi selanjutnya Pemberian
- Bebas reaksi alergi imunisasi/vaksin
- Bebas respon imflamasi - Mengajarkan orang tua daftar imunisasi yang
local direkomendasikan, cara imunisasi diberikan, alasan,
- Bebas dari kejadian keuntungan, reaksi berlawanan, dan efek samping
autoimun - Sediakan informasi imunisasi dalam bentuk tertulis
- Tidak ada auto antibody - Sediakan teknik pemberian yang tepat
atau auto-antigen - Identifikasi rekomendasi terbaru tentang imunisasi
- Infeksi ulangan tidak - Memantau pasien selama periode khusus setelah
terjadi pemberian obat
- Tidak ada bengkak - Menahan anak selama imunisasi
- Imunisasi sekarang - Jadwal imunisasi sesuai dengan interval waktu
Persiapan vaksin

Kecemasan - Anxiety level Anxiety reduction


- Sosial anxiety level - Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Kriteria hasil: pasien
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
- Klien mampu selama prosedur
mengidentifikasi dan - Pahami perspektif pasien terhadap situasi stres
mengungkapkan gejala - Temani pasien untuk memberikan keamnaan dan
cemas mengurangi tajut
- Mengidentifikasi, - Dorong keluarga untuk menemani anak
mengungkapkan, dan - Identifikasi tingkat kecemasan
menunjukkan teknik - Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
untuk mengontrol cemas relaksasi
- Vital sign dalam batas Relaxation Therapy
normal - Jelaskan alasan untuk relaksasi dan manfaat, batas
- Postur tubuh, ekspresi dan jenis relaksasi yang tersedia
wajah, bahasa tubuh dan - Menciptakan lingkungan yang tenag dengan cahaya
tingkat aktivitas redup dan suhu yang senyaman mungkin
menunjukkan - Ajak pasien untuk bersantai dan membiarkan
berkurangnya cemas sensasi terjadi
- Menunjukkan dan berlatih teknik relaksasi dengan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai