Daftar isi
Kata pengantar
Bab 1 Pendahuluan
Sejalan dengan aturan UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit tersebut, pada tahun
2011 diharapkan seluruh Rumah Sakit sudah menjadi Badan Layanan Umum ataupun Badan
Layanan Umum Daerah. Dengan meningkatnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),
diharapkan dana yang bisa dikelola Rumah Sakit pun semakin besar dan mampu mencukupi
kebutuhan Rumah Sakit guna melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Paradigma baru tentang pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket peraturan
perundang-undangan di bidang keuangan negara, mengandung tiga kaidah manajemen
keuangan Negara, yaitu: orientasi pada hasil (mutu layanan), profesionalitas serta
akuntabilitas dan transparansi. (PERSI, 2011)
Pemerintah menekankan kepada seluruh Rumah Sakit pemerintah agar lebih mandiri
dan otonom dalam bidang keuangan dengan mengeluarkan PP No. 23/2005 dan Permendagri
No 61/2007 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan pada BLU dimana semua Rumah
Sakit pemerintah harus berubah statusnya menjadi BLU/BLUD. Hal ini menuntut Rumah
Sakit agar semakin efisien dalam pengelolaan keuangan dengan manajemen yang baik
tentunya.
Pembahasan
Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda
akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan
keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta
keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara
optimal. Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk
keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Sistem akuntansi Rumah Sakit Pemerintah
bertujuan untuk memberikan pengendalian dan pengawasan terhadap jalannya keuangan
rumah sakit, terlebih lagi saat ini Rumah Sakit telah ditetapkan sebagai Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus
disetor ke Negara melalui Kantor Kas Negara. Dan membantu dalam upaya memantau
peningkatan perkembangan kinerja dan nilai Rumah Sakit.
Struktur dana di Rumah Sakit terbagi menjadi dua, yaitu dana terikat dan dana tidak terikat.
Dana terikat merupakan sebuah dana yang dalam penggunaannya diatur atau dibatasi
penggunaannya oleh pihak pemberi dana. Dalam pembatasannya pun dana terikat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu dana terikat sementara waktu (Temporary Restricted Fund) yang
merupakan dana dengan pembatasan temporer, dan dana terikat permanen (Permanently
Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan permanen.
Sedangkan yang selanjutnya yaitu dana tidak terikat (Unrestricted Fund) merupakan dana
yang sama sekali tidak diberi batasan dalam hal penggunaannya pada suatu tujuan tertentu.
Dana ini seperti halnya Dana Umum (General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar
Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund) dalam akuntansi universitas yang dibentuk untuk
menjalankan operasi organisasi sehari-hari.
Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah sakit. PSAK
yang paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi
nirlaba.
2.3 Siklus transaksi Rumah Sakit
Siklus
Pendapatan, Siklus
Laporan
Transaksi Pengeluaran, Pelaporan
Keuangan
Pelayanan, Keuangan
Keuangan.
1.Siklus pendapatan berupa pemberian jasa kesehatan dari rumah sakit dan penerimaan
pembayaran dari pemberian jasa tersebut.
2.Siklus pengeluaran berupa pembelian barang atau jasa dari pihak lain.
3.Siklus pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa
pelayanan rumah sakit.
5.Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle)
sebagaimanaempat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi
dari siklus yanglain dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi umum.
2.4.1 Neraca
Neraca rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan
yang sering kita kenal di sektor komersil. Namun demikian ada beberapa hal yang secara
khusus perlu diperhatikan, antara lain :
a. Kas. Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada Dana Terikat yang
tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi (misalnya, kas yang terdapat pada Dana
Pembangunan dan Dana Abadi).
b. Piutang. Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
Dengan demikian, dibuat penyajian tentang "penyisihan piutang tak tertagih." Rumah sakit
biasanya juga memberikan pelayanan sosial, yaitu pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi
pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak mampu membayar menurut kriteria yang
telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi
syarat untuk diakui baik sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan
rumah sakit.
c. Investasi. Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai
wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi
yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana
pada laporan operasi rumah sakit.
d. Aktiva Tetap. Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam
Dana Umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan
pencatatan aktivanya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.
e. Aktiva yang Disisihkan. Klasifikasi aktiva terikat (resticted assets) hanya diberikan pada
dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori
dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah
sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat (restncted
assefs), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited assets). Aktiva yang
disisihkan ini adalah sumber daya yang sebelumnya dijelaskan sebagai board designated
resources.
f. Utang Jangka Panjang. Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda
dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan utang jangka
panjangnya dalam suatu dana atau kelompok dan tertentu.
g. Saldo Dana. Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, Saldo Dana
yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi
terikat (unresticted) yang dapat digunakan dengan bebas sesuai kebijaksanaan dari rumah
sakit,
terikat sementara waktu (temporarily restricted) yang baru dapat digunakan ketika
kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi, dan
terikat permanen (permanently resticted) yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasil-
nya saja.
1. Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi
(statement of operations). Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta
transaksi lainnya yang memengaruhi saldo dana selama periode ber-jalan. Dalam laporan
operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan,
yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator
kinerja ini harus mencakup baik laba/rugi operasi selama periode berjalan maupun laba lain
yang diperoleh selama operasi berjalan. Contoh laba lain yang dimaksud adalah pendapatan
investasi (baik yang telah direali-sasi maupun belum direalisasi). Judul dari indikator kinerja
ini misalnya "Surplus Pendapatan dan Sumbangan Lainnya atas Belanja."
Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan. harus dilaporkan setelah
indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antar dana yang ada.
Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian.
a. Pendapatan Jasa Pasien. Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan
menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kon-
traktual (contractual adjustments) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
d. Transfer Antardana. Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat
ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah terpenuhi. Dalam hal
ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan
pelaporan keuangan, transfer antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai
"Pelepasan Saldo Dana" dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.
e. Beban Dana Umum. Beban-bebas dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya
nada entitas komersial.
f. Sumbangan. Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan ber-
bentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk
jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan
untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai
sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan
donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya
sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak
sponsor/donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat
Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari
Dana Terikat ke Dana Umum.
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas 14.000
Piutang 400.000
-/- Estimasi Piutang Tak Tertagih (30.000)
Piutang Sumbangan 12.000
Persediaan 60.000
Beban Dibayar di Muka 20.000
Total Aktiva Lancar 476.000
Investasi 716.000
Aktiva Tetap 3.200.000
-/- Akumulasi Depresiasi (1.000.000)
Aktiva Tetap (Bersih) 2.200.000
Total Aktiva 4.530.000
Aktiva Bersih :
Tidak Terikat 1.685.000
Terikat Sementara 570.000
Terikat Waktu 800.000
Total Aktiva Bersih 3.055.000
Total Kewajiban dan Aktiva Bersih 4.530.000
2.7.1 Dana Umum
Rumah Sakit Limbangan telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp
2.600.000 jika diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, ter-dapat penyesuaian
kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp 240.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai
berikut:
1. Piutang 2.600.000
Pendapatan Jasa Pasien 2.600.000
2. Penyesuaian Kontraktual 240.000
Piutang 240.000
Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah Sakit Limbangan juga
memperoleh pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai
Rp 30.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
3. Kas 30.000
Pendapatan Program Lainnya 30.000
Selama 2015, Rumah Sakit Limbangan rnengakui beban operasi senilai Rp 2.590.000.
Dari jumlah itu, senilai Rp 2.125.000 dibayar tunai dan sisanya merupa-kan penggunaan
aktiva dibayar di muka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain itu
Rumah Sakit Limbangan juga menerima sumbangan jasa senilai Rp 10.000. Ayat jurnalnya
adalah sebagai berikut:
4. Belanja-Jasa Keperawatan 800.000
Belanja-Jasa Profesional lainnya 620.000
Belanja-Jasa Umum 700.000
Belanja-Jasa Fiskal 100.000
Belanja-Jasa Administrasi 80.000
Belanja-Biaya Malpraktik 30.000
Belanja-Puitang Tak Tertagih 60.000
Belanja-Depresiasi 200.000
Kas 2.125.000
Estimasi Piutang Tak Tertagih 60.000
Persediaan 90.000
Belanja Dibayar di Muka 5.000
Akumulasi Depresiasi 200.000
Utang Usaha 50.000
Utang Gaji 30.000
Utang Biaya Malpraktik 30.000
5. Belanja-Jasa Profesional Lainnya 10.000
Pendapatan Donasi Jasa 10.000
Selain donasi jasa seperti disinggung di atas, Rumah Sakit Limbangan juga menerima
donasi aktiva dalam bentuk uang tunai senilai Rp 63.000 dan dalam bentuk obat-obatan
senilai Rp 30.000. Kedua donasi tersebut tidak terikat penggu-naannya. Ayat jurnalnya
adalah sebagai berikut:
6. Kas 63.000
Sumbangan-Tidak Dibatasi 63.000
7. Persediaan 30.000
Sumbangan-Tidak Dibatasi 30.000
Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Limbangan selama 2015 adalah
pendapatan senilai Rp 10.000 dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit
sendiri (board designated funds) bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai
tambahan, Rumah Sakit Limbangan juga memperoleh keuntungan seniiai Rp 5.000 dari
penjualan peralatannya. Ayat jurnalnya adalah se-bagai berikut:
8. Kas-Disisihkan untuk Pembangunan Gedung 10.000
Pendapatan Investasi 10.000
9. Kas 55.000
Akumulasi Depresiasi 50.000
Aktiva Tetap 100.000
Keuntungan Penjualan Aktiva 5.000
Berikut ini adalah data mengenai transfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat
Sedangkan berikut ini adalah ayat-ayatjurnal untuk mencatat beberapa transaksi lain
dalam Dana Umum dari Rumah Sakit Limbangan selama tahun 2015.
14. Kas 2.250.000
Estimas Piutang Tak Tertagih 50.000
Piutang 2.300.000
Rumah Sakit juga membentuk suatu dana untuk keperluan-keperluan khusus yang
disebut Dana untuk Tujuan Khusus. Dana ini (seperti juga dana terikat lainnya) tidak
mencatat belanja. Dana ini hanya mencatat aktiva yang penggunaannya dibatasi (resticted)
sampai Dana Umum memenuhi persyaratan untuk menggunakan aktiva tersebut, biasanya
setelah melakukan belanja operasi yang sesuai dengan persyaratan atau setelah direksi rumah
sakit menyetujui belanja tersebut. Dalam hal ini aktiva ditransfer dari Dana untuk Tujuan
Khusus (atau dari dana terikat lainnya) ke Dana Umum untuk membayar belanja operasi
dimaksud.
Selama tahun 2015, Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Sakit Limbangan mencatat
pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut,
dan mencatat sumbangan dari sponsor/donor senilai Rp 115.000. Ayat jurnalnya adalatr
sebagai berikut:
22. Kas 66.000
Pendapatan Investasi-Terikat 66.000
Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi selama tahun 2015,
maka dana senilai Rp 180.000 ditransfer dari Dana untuk Tujuan Khusus ke Dana Umum.
Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (10)]:
24. Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana 180.000
Kas 180.000
Selanjutnya, selama tahun 2015 terdapat peralatan senilai Rp 25.000 yang sudah dapat
digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp 200.000 yang ditransfer dari Dana
Penggantian dan Pengembangan Fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan penggunaannya
sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut [lihat juga ayat jurnal (11) dan (12)]:
30. AktivaT etap 200.000
Kas 200.000
Berikut ini adalah transaksi-transaksi lain yang terkait dengan Dana Penggantian dan
Pengembangan Fasilitas selama tahun 2015. Transaksi ini berupa penagihan piutang sebesar
Rp 105.000 dan pembelian investasi sebesar Rp 122.000 dengan menggunakan dana ini.
32. Kas 105.000
Piutang atas Janji 105.000
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas 285.000 14.000
Piutang 460.000 400.000
-/- Estimasi Piutang Tak Tertagih (40.000) (30.000)
Piutang Sumbangan - 12.000
Persediaan 50.000 60.000
Beban Dibayar di Muka 15.000 20.000
Total Aktiva Lancar 770.000 476.000
Aktiva Bersih :
Tidak Terikat 2.025.000 1.685.000
Terikat Sementara 426.000 570.000
Terikat Permanen 1.215.000 800.000
Total Aktiva Bersih 3.666.000 3.055.000
Total Kewajiban dan Aktiva Bersih 5.106.000 4.530.000
Rumah Sakit Limbangan
Laporan Operasi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Lain
Pendapatan Investasi 10.000
Surplus Pendapatan atas Belanja 100.000
Keuntungan Investasi yang Belum Derealisasi 15.000
Penerimaan Transfer – Pelepasan Saldo
Dana Pembangunan 225.000
Kenaikan dalam Aktiva Bersih 340.000
BAB 3
PENUTUP
Dengan tidak adanya PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah
sakit, PSAK 45 digunakan untuk organisasi nirlaba. Aktiva bersih di Rumah Sakit
dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu dana tidak terikat, dana terikat sementara, dan dana
terikat permanen. Aturan ketiga dana tersebut bergantung kepada pihak pemberi dana
tersebut.
Terikat tidaknya aktiva tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan
sumber keuangan.
} Neraca
} Laporan Aktivitas