Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PARADIGMA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GUNA MENDUKUNG


KEUNGGULAN KOMPETITIF ORGANISASI

CHANGES MANAGEMENT IN THE PARADIGM OF HUMAN RESOURCE


DEVELOPMENT TO SUPPORT COMPETITIVE ADVANTAGE ORGANIZATION
Teguh Narutomo
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesatuan Bangsa, Politik dan Otonomi Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri
Jl. Kramat Raya No. 132 – Senen, Jakarta
Nomor Telp./Faks: +62 21 314 0454; e-mail: narutomo_litbang@yahoo.com
Diterima: 16 Januari 2012, Direvisi: 23 Februari 2012, Disetujui: 27 Februari 2012

Abstrak
Perkembangan dunia yang sangat cepat menuntut persaingan di semua sektor yang semakin ketat.
Untuk dapat mengungguli pesaingnya, setiap organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif tertentu.
Keunggulan ini dapat dibentuk melalui penciptakan produk dengan desain yang unik, penggunaan
teknologi modern, dan yang paling strategis adalah manajemen sumber daya manusia yang efektif.
Tulisan ini bertujuan memberikan memaparkan hubungan erat antara perubahan pola manajemen
sumber daya manusia dengan keunggulan kompetitif suatu organisasi. Dalam konteks perubahan pola
manajemen sumber daya manusia ini, peran pimpinan sangat strategis guna meningkatkan potensi
sumber daya manusia agar berdayaguna secara optimal untuk meningkatkan kinerja organisasi,
sehingga organisasi mampu memiliki keuanggulan kompetitif.
Kata Kunci: manajemen, sumber daya manusia, organisasi

Abstract
Competition among business become more intense as the business world quickly changes. To win the
competition, every organization, public or private sector should have a competitive advantage. This
advantage can be established through various means, such as creating a product with unique design,
using of modern technology, and most importantly applying the management of human resources
effectively. This article aims to descript the direct relationship between the shift of human resources
management pattern and competitive advantage of organization. In the context of human resource
management, leadership needs to increase the range of potential human resources in order to be able to
empower them in achieving applying their potential to build the organization competitive advantage.
Keywords: management, human resource, organization

PENDAHULUAN lingkungan bisnis akan bergantung pada kemampuan


organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap
Perkembangan dunia serta perubahan lingkungan. Artinya, suatu organisasi mampu
struktural yang terjadi di berbagai aspek, telah menyusun strategi dan kebijakan yang ampuh untuk
menimbulkan tantangan dan sekaligus peluang bagi mengatasi setiap perubahan yang terjadi.
perkembangan dunia bisnis. Satu hal yang Keberhasilan penyusunan kebijakan dan strategi
merupakan prasyarat untuk dapat mengatasi organisasi akan didukung lebih banyak fungsi
tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang manajerial yang ada. Salah satu bidang fungsional
bisnis yang timbul adalah dengan meningkatkan strategi yang menjadi perhatian adalah manajamen
daya saing. Daya saing strategi dicapai jika sebuah sumber daya manusia.
perusahaan berhasil merumuskan serta menerapkan Manajemen sumber daya manusia
suatu strategi yang tepat. Saat ini berbagai organisasi merupakan bidang strategis dari organisasi.
berusaha untuk meningkatkan daya saingnya dengan Manajemen sumber daya manusia harus dipandang
membangun dan bersama-sama mencari sumber daya sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk
manusia yang dapat membawa kepada pembentukan mengelola orang secara efektif dan untuk itu
perubahan paradigma tentang pentingnya keberadaan membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia
sumber daya manusia dalam suatu organisasi. dan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh sebab itu
Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi wajarlah apabila penyusunan strategi sumber daya
menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap manusia harus relevan terhadap penyusunan strategi
tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi bisnis. Tentu saja ini akan membutuhkan komitmen
dan kebijakan yang selaras dengan perubahan

Manajemen Perubahan dalam Paradigma Pengembangan


Sumber Daya Manusia dalam Organisasi – Teguh Narutomo | 29
akan keterlibatan lebih tinggi dari sumber daya Berdasarkan pada perubahan paradigma
manusia. tersebut, seharusnya peran pengelola sumber daya
Seputaran tahun 1960-an hingga saat ini, manusia berubah sebagaimana tuntutan zaman.
atmosfer organisasi telah berubah pesat. Berbagai Kondisi perubahan tersebut dapat digambarkan
arus kekuatan telah memicu perubahan-perubahan dalam sebuah contoh perlombaan perahu kayu dan
tersebut. Seiring dengan meningkatnya efek perahu karet. Dalam lomba perahu kayu, masing-
teknologi dan telekomunikasi yang telah berhasil masing tim berlomba-lomba untuk mencapai tujuan
“mengecilkan” ukuran dunia, pergerakan keragaman yaitu mencapai finish tercepat. Kita pahami posisi
para pekerja (profesional) membawa nilai-nilai, masing-masing perahu dan cara kerja untuk
perspektif dan ekspektasi yang berbeda di antara menjalankan perahu tersebut. Pada tiap-tiap perahu,
mereka (para pekerja). Kesadaran publik semakin posisi anak buah berada di pinggir lambung perahu
lama semakin sensitif dan menuntut organisasi agar dan letaknya tertata rapi pada sisi kanan dan kiri,
semakin profesional dan bertanggung jawab secara mereka diatur sedemikian rapi agar perahu dapat
sosial. Seperti halnya negara-negara dunia ketiga, melaju dengan kencang. Demikian pula kita pahami
kita pun telah turut terlibat dalam persaingan pasar posisi pemimpin, letaknya di depan anak
global dan melebarkan arena bagi aktivitas penjualan buah/pegawai tetapi menghadap ke belakang dengan
dan pelayanan. posisi ketinggian lebih dari posisi anak buah agar
Organisasi pun akhirnya kini tidak hanya semua anak buah bisa melihat pimpinannya ketika
dituntut untuk bertanggung jawab kepada pemilik memberi perintah dengan menggunakan genderang.
dana atau pemegang saham, namun juga dituntut Menilik kondisi di atas, tentunya harus ada
untuk bertanggung jawab kepada para stakeholders. perubahan mendasar dalam memandang manusia
Pada saat ini, dunia yang kita alami sudah sangat yang ada di dalam organisasi. Terlebih dalam upaya
jauh berbeda dengan dunia yang kita alami sepuluh peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
lima belas tahun yang lalu. Dunia ilmu juga tidak benar-benar menghasilkan generasi yang memiliki
terlepas dari berbagai pengaruh ini. Terjadi nilai profesionalitas yang tidak dapat diragukan.
perubahan era, yang sekarang kita berada era Bukan malah sebaliknya, yang menganggap nilai
informasi, bukan lagi era industrialisasi. Era di mana profesionalitas itu hanya untuk dijadikan sarana bagi
pemikiran linear yang bersifat mekanistik, yang suatu interes tertentu dari pihak ketiga. Bila
menghasilkan kemajuan seperti yang kita alami saat memahami pandangan Parminedes dan Heraklitus
ini, sudah mulai digoncang oleh hasil-hasil serta dengan mendasarkan diri pada pandangan
perkembangan ilmu yang baru, yang mendorong keilmuan dalam rumpun humaniora (ilmu psikologi
tumbuhnya suatu paradigma baru. adalah bagian di dalamnya) bahwa manusia harus
menguasai alam, mendorong tumbuhnya ilmu-ilmu
Paradigma Lama dan Baru kealaman yang berusaha untuk “mengeksploitasi”
Marilyn Ferguson (1993), dalam The New alam demi pengembangan ilmu. Pandangan ini lebih
Paradigm: Emerging Strategic for Leadership and mengedepankan ontologi ilmu adalah alam itu
Organizational Change memberikan overview yang sendiri beserta seluruh isinya, dan manusia adalah
detail atas perbedaan yang terjadi antara paradigma bagian dari alam yang bertugas memberdayakan
lama dan baru seperti yang terlihat pada Tabel 1. alam untuk pengembangan ilmu. Makna dari

Tabel 1. Perbedaan Paradigma Lama dan Baru Menurut Marilyn Ferguson

Lama Baru
Promote consumption at all cost Appropriate consumption
People to fit jobs Jobs to fit people
Imposed goal, top-down decision making Autonomy encouraged, worker participation
Fragmentation in work and roles Identity transcends job description
Clock model of company Recognition of uncertainty
Aggression, competition Cooperation
Work and play separate Blurring of work and play
Manipulation and dominance Cooperation with nature
Struggle for stability Sense of change, of becoming
Quantitative Qualitative as well as quantitative
Strictly economy motives Spiritual values transcend material gain
Polarized Transcend polarities
Short-sighted Ecologically sensitive
Rational Rational and intuitive
Emphasis on short-term solution Recognition that long-range efficiency must take in to
account harmonious work environment
Sumber: The New Paradigm: Emerging Strategic for Leadership and Organizational Change

30 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2012: 29 - 34


pengertian tersebut adalah menempatkan manusia manajemen pengetahuan, ada beberapa proses
sebagai individu yang ”memiliki” alam bukan manajemen pengetahuan, ada teknologi, ada isu
sebagai individu yang ”dimiliki” alam. tentang sharing informasi);
Di lain pihak, dalam perkembangan ilmu 3. Knowledge-enabled (memanfaatkan
psikologi terdapat ranah kajian pendalaman manusia manajemen pengetahuan, mengadopsi standar,
di dalam organisasi yang lebih dikenal dengan isu-isu berkaitan dengan budaya dan teknologi);
konsep manajemen sumber daya manusia. Pada 4. Knowledge-managed (kerangka kerja yang
kajian ini manusia ditempatkan bukan lagi sebagai terintegrasi, merealisasikan manfaat, isu-isu
individu yang ”memiliki” alam, tetapi menempatkan pada tahap sebelumnya teratasi); dan
individu sebagai ”aset” yang harus dimiliki untuk 5. Knowledge-centric (manajemen pengetahuan
kegiatan produksi. Seringkali manusia di dalam merupakan bagian dari misi, nilai pengetahuan
organisasi dipandang sebagai "alat produksi" atau diakui dalam kapitalisasi pasar, manajemen
”aset”, yang setara dengan aset lain yaitu uang, pengetahuan terintegrasi dalam budaya).
material, mesin, dan metode (dalam istilah
manajemen lebih dikenal dengan nama 5M adalah Peran SDM Dalam Konteks Membangun Budaya
man, money, material, machine, method). Bahkan Pengetahuan
pada perkembangan selanjutnya, pandangan manusia Sumber daya manusia memegang peranan
sebagai aset ini sampai harus dikalkulasi sedemikian penting dalam membangun budaya yeng berpusat
rupa hingga untuk setiap program pengembangan pada pengetahuan (knowledge-centric culture).
manusia selalu dikaitkan dengan ROI (return on Dalam hubungan ini, yang perlu diperankan oleh
investment). Memperlakukan manusia sebagai aset sumber daya manusia untuk menambah nilai adalah
harus dihitung-hitung untung ruginya, dalam hal ini sebagai berikut (Linda Holbeche):
manusia benar-benar dianggap sebagai kapital 1. Fokus pada pembentukan struktur yang tepat;
(human capital). Akhirnya, setiap rupiah yang 2. Mengembangkan kepemimpinan fasilitatif;
dikeluarkan oleh organisasi/institusi harus 3. Membangun infrastruktut teknologi informasi;
disetarakan dengan investasi dan dihitung benar dan
berapa tingkat ROI-nya. 4. Membina hubungan dengan pemasok.
Pemikiran tentang perubahan fundamental
PEMBAHASAN dalam cara berorganisasi telah melahirkan pemikiran
tentang manajemen perubahan. Menurut Maholtra
Manajemen Pengetahuan (2000) istilah manajemen perubahan (change
Secara umum manajemen pengetahuan management) saat ini dipakai untuk mencakup teori
(knowledge management) adalah suatu rangkaian dan praktek yang berhubungan dengan
kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk pengembangan organisasi (organizational
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan development), sumber daya manusia, majemen
mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan proyek (project management), dan perubahan
kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam strategi organisasi.
organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan Manajemen perubahan menjadi upaya
objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai perubahan organisasional yang lebih besar, bersama
suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, dengan komponen lain, yaitu pengembangan strategi,
peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau penyempurnaan proses bisnis, dan penerapan
tingkat inovasi yang lebih tinggi. teknologi. Tujuan utamanya seringkali adalah
Konsep manajemen pengetahuan ini mengintegrasikan komponen-komponen ini,
meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) misalnya dengan menciptakan kesetaraan antara
dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk penetapan tujuan-tujuan strategis dengan kebijakan
mencapai organisasi yang semakin baik, sehingga sumber daya manusia, atau membangun infrastuktur
mampu memenangkan persaingan bisnis. teknologi informasi baru untuk mendukung
Perkembangan teknologi informasi memang terciptanya kerjasama antar kelompok. Manajemen
memainkan peranan yang penting dalam konsep perubahan sebenarnya juga merupakan penerapan
manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas teori yang menyatakan bahwa berpindah dari kondisi
kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan lama ke kondisi baru yang sesuai dengan masa depan
teknologi informasi, sehingga jika berbicara memerlukan perubahan komprehensif dalam
mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari berbagai komponen, termasuk perilaku, kultur,
pengelolaan. struktur organisasi, proses kerja dan infrastuktur
Adapun tahapan perkembangan manajemen teknologi informasi
pengetahuan dalam suatu organisasi meliputi: Bila dikaitkan dengan keberadaan sumber
1. Knowledge-chaotic (tak sadar konsep, tak ada daya manusia suatu organisasi, maka tujuan utama
proses informasi, dan tak ada sharing dari manajemen perubahan adalah untuk mencapai
informasi); sebuah keunggulan kompetitif dengan strategi yang
2. Knowledge-aware (sadar akan kebutuhan kompetitif akan mempertinggi kinerja organisasi dan

Manajemen Perubahan dalam Paradigma Pengembangan


Sumber Daya Manusia dalam Organisasi – Teguh Narutomo | 31
akan menjadi keunggulan dalam kompetitif (Sundar, untuk berperilaku sesuai dengan keinginan organisasi
dkk, 1993). Menurut Sundar, dkk (1993), organisasi seperti teknik motivasi yang dikemukakan oleh
yang mempunyai keunggulan kompetitif mempunyai Vrom, Porter & Lawler, teori Equity dari Adam.
aset-aset, nilai dan kecakapan yang unik terutama Teori-teori dan teknik-teknik kepemimpinan yang
sumber daya manusia sebagai sumber daya berkembang di era ini pun bersifat behaviouristik,
keunggulan kompetitif. Dengan manusia sebagai yang menganggap manusia itu makhluk yang pasif,
operator utama, maka keunggulan kompetitif dapat yang bisa digerakkan untuk kepentingan tertentu--
menghasilkan implementasi strategi yang tidak dapat dalam hal ini kepentingan organisasi. Teknik-teknik
diimplementasikan oleh organisasi pesaing. kepemimpinan dalam mengelola sumber daya
Organisasi yang mempunyai keunggulan kompetitif manusia pada era ini berdasarkan pada dua sumbu
akan mempunyai strategi yang lebih tinggi dari utama, yaitu “sumbu tugas” dan “sumbu manusia”.
pesaing. Dimulai dari model Ohio, dan dikembangkan lebih
Terkait dengan kekuatan perubahan, lanjut oleh University Michigan, menghasilkan
organisasi didesak untuk mengadopsi “paradigma berbagai teori dan model kepemimpinan seperti
baru” atau melihat dunia saat ini secara lebih sensitif, Managerial Grid dari Blake & Mouton, Situational
fleksibel, dan mudah menyesuaikan diri dengan Leadership dari Hersey Blanchard, Path Goal theory
tuntutan dan harapan para stakeholders. Banyak dari House & Mitchel, Contingency theory-LPC dari
sudah organisasi yang telah melepaskan atau sedang Fiedler, ataupun teori kepemimpinan Vroom, Yetton
melepaskan paradigma lama yang bersifat top-down, & Jago yang semuanya lebih bersifat preskriptif.
kaku, dan berstruktur hierarkis menuju pada bentuk- Era informasi ini juga merubah drivers
bentuk yang “organik” (fluid). Dengan perkataan organisasi. Kepemilikan modal, sumber daya alam,
lain, diperlukan mindset yang baru, baik dalam tenaga kerja yang murah, mesin, dan teknologi tidak
pemahaman maupun pengelolaan organisasi dan lagi menjamin bahwa organisasi akan mampu
manusia yang ada di dalamnya. berkiprah dengan baik dalam suatu populasi
Era industrialisasi dimulai dengan organisasi. Era sekarang sangat mementingkan
ditemukannya mesin uap oleh James Watt. pemilikan dan penguasaan pengetahuan para anggota
Penemuan ini menyebabkan digantikannya tenaga organisasi, sehingga driver utama bagi kelangsungan
manusia dengan tenaga mesin. Terjadi pemisahan hidup organisasi adalah kepemilikan pengetahuan
antara manusia yang bekerja dengan alat produksi. para anggotanya. Pengetahuan para anggota
Hal ini mendorong tumbuhnya pabrik-pabrik, dengan organisasi ini perlu dikelola lebih baik yang dikenal
segala macam konsekuensi pengelolaannya. Mesin sebagai knowledge management. Nonaka membagi
menjadi suatu alat utama dalam proses produksi pengetahuan yang dimiliki organisasi menjadi dua
untuk meningkatkan kesejahteraan. Pentingnya yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tugas
mesin ini merasuki semua aspek kehidupan manusia para pengelola organisasi adalah menjadikan tacit
sehingga cara berpikir dan cara bertindak kita knowledge yang dimiliki anggota-anggotanya
menjadi mekanistis. Metafora mesin menjadi suatu menjadi explicit knowledge yang dimiliki bersama.
metafora yang dominan dalam era industrialisasi. Organisasi dalam era ini membutuhkan knowledge
Teknik pengelolaan yang dikembangkan workers. Untuk dapat survive, organisasi sebaiknya
dalam industrialisasi mengacu pada pandangan mengubah pola pengelolaan sumber daya manusia
organisasi sebagai mesin dan memandang manusia dalam organisasi, karena knowledge ini dimiliki oleh
sebagai salah satu bagian dari mesin (Morgan, G. para anggota organisasi, dan akan keluar bersama
1998). Teknik-teknik mana-jemen yang berkembang anggota tersebut kalau dia meninggalkan organisasi.
dan mendominasi era industrialisasi dimulai dengan Bukan seperti mesin yang tetap tinggal dalam
Scientific Management dari Taylor, yang organisasi meskipun operatornya keluar dari
berkembang lebih lanjut sesuai dengan tuntutan organisasi.
masyarakat antara lain Management by Objective Era knowledge economy membutuhkan
(MBO), Management Science yang bersifat karyawan-karyawan dan organisasi yang mampu
matematis untuk mengoptimalkan ”mesin” melakukan proses pembelajaran secara terus-
organisasi, Total Quality Management yang berusaha menerus, sehingga organisasi mampu menyesuaikan
meningkatkan kualitas keluaran organisasi, Bussiness diri secara terus-menerus. Pembelajaran dalam
Process Reenginerring [BPR] yang menekankan organisasi tidak saja merupakan pembelajaran dari
pada penghilangan proses-proses produksi yang tidak feedback negatif, yang disebut Argyris sebagai single
memberikan nilai tambah untuk meningkatkan loop learning, melainkan suatu proses pembelajaran
efisiensi dan efektivitas organisasi. yang dikenal sebagai double loop learning. Proses
Kata kunci yang dipegang dalam era ini ini akan menghasilkan suatu learning organization.
adalah “efisiensi”. Teknik motivasi dan teknik Untuk menciptakan organisasi yang
kepemimpinan yang berkembang dan dikembangkan memiliki keunggulan kompetitif, pegawai harus
dalam era ini juga menganggap manusia sebagai menjadi agen perubahan, mempertajam proses dan
bagian dari alat produksi. Manusia harus dirangsang budaya yang dapat meningkatkan kapasitas
oleh sesuatu yang dari luar, extrinsic motivation, organisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipe

32 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2012: 29 - 34


perubahan yaitu: pertama, perubahan inisiatif, untuk menunjukkan pentingnya perubahan.
memfokuskan pada penerapan program, proyek tahu Mengubah pola pikir pegawai akan arti pentingnya
prosedur baru. Kedua perubahan proses dalam perubahan memang tidaklah mudah. Sebuah
organisasi dengan memfokuskan kepada cara perubahan organisasi akan dapat berjalan baik,
bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, dengan memberikan waktu, kepercayaan, loyalitas
perubahan budaya akan terjadi jika strategi dasar dan perilaku produktif kepada pegawai, dan proses
organisasi bisnis dikonseptualkan kembali. Keempat memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
hal tersebut merupakan peran baru pegawai yang martabatnya.
akan dapat meraih keunggulan kompetitif dengan Dalam hal ini pegawai tidak dipandang
kerja sama pimpinan atau manajer organisasi. sebagai alat produksi tetapi mereka adalah mitra
Keunggulan kompetitif akan dicapai dengan tiga sejawat yang seiring dalam menggapai perubahan
strategi yaitu: inovasi (innovation), peningkatan organisasi demi menciptakan organisasi yang mampu
kualitas (quaity enhancement) serta penurunan biaya kompetitif. Perubahan kehidupan masyarakat dalam
(cost reduction). berbagai bidangnya akibat globalisasi dan
Terkait dengan dukungan kepada para perkembangan teknologi informasi yang cepat
pegawai, saat ini para pemimpin atau manajer memerlukan sikap adaptif sekaligus antisipatif.
organisasi/instansi harus berhadapan dengan arus Mempersiapkan generasi muda bangsa yang
perubahan yang cepat dan terus-menerus. Para berkualitas dan mempunyai harga diri, jelas
pimpinan/manajer harus bekerja dengan merupakan suatu keharusan agar mereka dapat
pengambilan keputusan yang vital yang tidak dapat menghadapi berbagai tantangan yang terjadi sebagai
mengacu pada arah-arah pengembangan di masa dampak dari perubahan tersebut. Oleh karena itu,
yang lalu. Teknik-teknik manajemen harus secara pendidikan nampaknya dapat menjadi salah satu cara
berkesinambungan memperhatikan perubah-an di mempersiapkannya. Dengan pendidikan, maka
lingkungan dan organisasinya, meng-ukur perubahan kualitas SDM dapat ditingkatkan, dengan pendidikan
dan mengelolanya. Mengelola perubahan tidak hanya pengetahuan masyarakat dapat dikembangkan,
berarti mengendalikan saja, namun juga sehingga mampu meningkatkan kapabilitas dirinya
mengadaptasinya atau bahkan mengarahkan dalam menjalankan kehidupannya pada saat ini dan
sebagaimana mestinya. Tentu saja hal ini membuat di masa datang.
para pimpinan/manajer tidak dapat menguasai
seluruh pemecahan masalah atau sumber daya bagi DAFTAR PUSTAKA
setiap situasi. Manajer seyogyanya mulai memper-
timbangkan dan lebih mendengar pada para Daft, Richard L., (2002) The Leadership Experience,
pegawainya. Konsekuensinya, bentuk baru sebuah 2ndEd. South Western Publ.Co, Ohio.
organisasi menjadi hal yang umum dilakukan seperti, DeCenzo, A. Davis., Robbins, P. Stevens, (1994)
worker-centered teams, self-organizing dan self- Human Resource Management: Concept
designing teams, dan sebagainya. &Practices, 4th edition, John Willey & Sons,
Inc, New York.
PENUTUP Ferguson, Marilyn., (1993) The New Paradigm:
Emerging Strategic for Leadership and
Organizational Change., Michael Ray and
Berdasarkan pada uraian di atas, dapat
Alan Rinzler, Eds., New Consciousness
dipahami kalau perubahan paradigma dalam Reader.
memperlakukan manusia (pegawai) di dalam Fishbein, M., and Ajzen, T (2004) The Influence of
organisasi sesuai dengan harkat dan martabatnya Attitude Behavior, Massachusetts University.
(memanusiakan) tidaklah mudah. Agar keberadaan Malhotra, Yogesh (2000) “From Information
mereka di dalam organisasi benar-benar Management to Knowledge Management:
diperlakukan bukan sebagai ‘aset’ alat produksi Beyond the `Hi-Tech Hidebound` Systems”
tetapi sebagai orang yang memiliki ‘sesuatu’ maka dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig (ed.),
ada peran pimpinan dan pegawai yang saling Knowledge Management for the Information
melengkapi untuk merubahnya. Dalam hal ini, peran Professional, Medford, NJ: Information Today
pimpinan sangat vital. Mereka telah menunjukkan Inc.
komitmen perubahan dengan banyak mengorbankan Sundar G., Baradwaj, Rajan Varadrajan, John Fahy
waktu, tenaga dan biaya yang sangat besar. (1993) Sustainable Competitive Advantage in
Komitmen inilah sebagai kunci keberhasilan menuju Service Industries: A Conceptual Model and
perubahan values (excellent with morality). Research Proposition. Journal of Marketing.
Di lain pihak, bila komitmen pimpinan Vol.57.
tersebut tidak dibarengi dengan kesediaan pegawai
untuk menggunakan waktu, kepercayaan, loyalitas,
dan perilaku produktif maka proses perubahan akan
tidak berjalan dengan baik (stagnant). Untuk itulah
diperlukan pertemuan yang formal ataupun informal

Manajemen Perubahan dalam Paradigma Pengembangan


Sumber Daya Manusia dalam Organisasi – Teguh Narutomo | 33
34 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2012: 29 - 34

Anda mungkin juga menyukai