Kepala Gereja Katolik di dunia dipanggil dengan sebutan Paus (dari bahasa Yunani
pappas, atau bahasa Italia papa, panggilan akrab seorang anak kecil terhadap ayahnya)
karena otoritasnya yang superior dan karena dilaksanakan dengan cara yang paternal,
mengikuti teladan Yesus Kristus.
Paus Pertama
Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan
apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 16:18-19)
Suksesi Apostolik
Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja
(Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan
tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh
Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat
sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-
sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul,
dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya
dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para
Rasul.
Anti-Paus
Sejak abad-abad pertama berdirinya Gereja sampai abad pertengahan, ada sejumlah
orang-orang yang disebut sebagai anti-paus. Mereka adalah orang-orang yang diangkat
sebagai paus tandingan oleh pihak yang tidak setuju terhadap seorang paus sah yang
baru diangkat maupun terhadap kebijakan yang ditempuhnya. Santo Hippolytus mungkin
adalah seorang anti-paus yang paling terkenal. Ia tidak menyetujui kebijaksanaan yang
ditempuh sejumlah paus. Terakhir pada masa jabatan Paus Pontian, ironisnya ia malah
ditangkap dan diasingkan bersama-sama sang Paus. Di pengasingan, sebelum wafatnya,
Santo Hippolytus berdamai dan diterima kembali oleh Gereja.
Sejumlah Paus yang berasal dari Perancis berdomisili di Avignon, Perancis antara tahun
1309-1377. Mereka adalah Clement V, Yohanes XXII, Benedictus XII, Clement VI,
Innocentius VI, Urban V dan Gregorius XI. Pada masa itu terjadilah pergulatan
kekuasaan menyangkut kepentingan Gereja dan negara diantara para penguasa Perancis
(Philip IV, Yohanes II), Bavaria (Lewis IV), Inggris (Edward III), dan fraksi-fraksi kaum
religius di Perancis dan Italia. Kekacauan politik yang tersangkut paut dengan Gereja di
Italia merupakan sebuah faktor yang memperlama domisili para Paus di Avignon,
Perancis.
To be continued....