Pendahuluan
Salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan adalah
adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) dimana didalamnya
setiap kabupaten/kota diharuskan untuk menyusun dokumen perencanaan sanitasi. Didalam
Dokumen Perencanaan Sanitasi kabupaten/kota harus menyusun tiga (3) dokumen yaitu
Sanitasi diartikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah
untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah
tangga maupun pada lingkungan perumahan dan terbagi kedalam 3 subsektor antara
lain air limbah, persampahan, dan drainase tersier. Menurut Program Percepatan
Sanitasi Permukiman (PPSP), sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi-langkah,
dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik
pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir.
Berdasarkan pada Buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi (TTPS, 2010),
sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin
kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun
pada lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi ke dalam tiga sub sektor yaitu air
limbah, persampahan dan drainase. Berikut disajikan uraian terkait dengan sub
sektor sanitasi.
2. Pengelolaan persampahan
Pengelolaan sampah dibagi ke dalam dua aktivitas utama yaitu pengumpulan dan
pemrosesan akhir. Berdasarkan UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, untuk pemrosesan akhir digunakan sistem controlled dan sanitary
landfill. Sedangkan untuk sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi.
Pengumpulan sampah dibedakan menjadi pengumpulan langsung atau
perorangan (dari pintu ke pintu) dan tidak langsung atau komunal (ditimbun
pada TPS atau kontainer).
3. Pengelolaan drainase
Drainase perkotaan dibedakan dua yaitu :
a. Drainase makro yang terdiri dari drainase primer dan sekunder yang
umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai. Drainase ini berupa sungai,
drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase tersier/mikro yang umumnya direncanakan, dibangun dan dirawat
oleh Pemerintah Kota dan bahkan sering pula melibatkan masyarakat.
Fungsi ganda pada drainase tersier yaitu :
1.4 Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara
menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi
yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode Penyusunan
a. Berdasarkan data sekunder (arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas
program masing-masing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta).
b. Berdasarkan data primer (narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang
berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat).
c. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait
dengan pengelolaan sanitasi seperti:
- Enviromental Health Risk Assesment (EHRA)
- Survey peran media dalam perencanaan sanitasi
- Survey kelembagaan
- Survey keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi
- Survey keuangan
- Survey priority setting area beresiko
- Serta survey peran serta masyarakat dan gender.
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing
dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa
data statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari
beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi
data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat.
Visi Pembangunan Kota Sibolga adalah: “Bersama Kita Membangun Rakyat Sibolga
yang Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Beradab”.
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Sibolga tersebut ditempuh melalui 5
(lima) misi pembangunan sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan
akuntabel
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata,
berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat serta meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat
3. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan secara merata, bermutu dan
demokratis bagi masyarakat serta menyiapkan generasi muda yang siap
menghadapi tantangan kemajuan zaman
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sibolga melalui pertumbuhan ekonomi
yang lebih merata, mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang
berwawasan lingkungan
5. Membangun kondisi daerah yang aman, tertib dan damai dengan menegakkan
supremasi hukum dan HAM
Sesuai dengan misi nomor 2 (dua) dan 5 (lima) RPJMD Kota Sibolga maka Buku
Putih Sanitasi merupakan penjabaran perencanaan pembangunan khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektoral, komprehensif,
berkelanjutan dan partisipatif.
1.5.2 Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD Kota Sibolga
Renstra SKPD secara umum adalah penjabaran dari RPJMD, oleh sebab itu
juga dipergunakan sebagai dasar penyusunan Buku Putih Sanitasi. Pada SKPD
dengan tugas pokok dan fungsi terkait sanitasi, lingkungan hidup, kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, maka implementasi dari Buku Putih Sanitasi menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sibolga adalah hasil perencanaan tata
ruang Kota Sibolga yang merupakan penjabaran RTRW Provinsi Sumatera Utara ke
dalam struktur dan pola ruang wilayah Kota Sibolga. Dengan memperhatikan hal
tersebut diatas maka RTRW dijadikan salah satu bahan dasar bagi penyusunan
Buku Putih Sanitasi. Selain itu terdapat kebijakan dan strategi dalam RTRW
mengarah secara teknis masuk kedalam urusan khusus sanitasi. Dengan adanya
Buku Putih Sanitasi maka diharapkan pada saat pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah terlaksana pula implementasi dari Buku Putih Sanitasi.
Buku Putih Sanitasi (BPS) juga menyediakan data dasar yang esensial
mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi Kota Sibolga. Buku Putih Sanitasi
(BPS) akan diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kota.
Rencana pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang
dipaparkan dalam BPS. Selanjutnya BPS dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk
strategi pembangunan sanitasi, berupa Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) ini akan diolah dan digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) sebelum
implementasi/pelaksanaan kegiatan sanitasi dilaksanakan.
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kota-kota besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menetri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)
26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
(KSNP-SPALP)
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman
Standar Pelayanan Perkotaan
28. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah.
30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
32. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 131.12-332 Tahun 2010 tanggal 01
Juli 2010 tentang Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Walikota
Sibolga Provinsi Sumatera Utara.
33. Perda Kota Sibolga Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Sibolga Tahun 2008 Nomor
12);
34. Perda Kota Sibolga Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Sibolga Tahun 2005-2025;
35. Perda Kota Sibolga Nomor 03 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sibolga Tahun 2011-2015;
36. Perda Kota Sibolga Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum
37. Perda Kota Sibolga Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
38. Perda Kota Sibolga Nomor 16 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung