Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya kami telah dapat

membuat makalah walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi,

tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.

Walaupun demikian, makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum

dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu saran dan

kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam

pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah ........................................................................................... 3
2. Rumusan masalah .................................................................................................... 3
3. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 3

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum Islam,Ruang Lingkup, dan Tujuan bagi Manusia .................... 4
2. Hubungan Manusia Dengan Hukum Allah serta Fungsinya dalam Kehidupan ...... 8
3. Peran Agama Dalam Peumusan Dan Penegakan Hukum Yang Adil ................... 11

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
2. Saran ....................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Banyaknya generasi muda yang tidak tau-menau hukum agama yang sudah
menjadi pedoman hidup umat Islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang.Dan
banyaknya penafsiran yang salah dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist sehingga
melenceng dari konsep yang sudah dipegang umat Islam dari zaman dulu ,hal itu yang
mebuat kami mengangkat tema ini sebagai tema makalah kami.

2. Rumusan Masalalah
Apakah generasi muda sekarang mengetahui Hukum Islam ?
Apakah generasi muda sudah mengamalkan apa yang di maksud dalam Hukum
Islam?

3. Tujuan Penulisan
Memahami tentang Hukum Islam yang benar menurut Al-Qur’an dan Hadist agar
bisa mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Hukum Islam,Ruang Lingkup, dan Tujuan bagi Manusia

Menurut ahli Uhsul Fikih hukum islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan
perbuatan orang mukallaf yang mengandung suatu tuntunan,pilihan atau yang menjadikan
suatu sebagai sebab,syarat,atau penghalang bagi adanya suatu yang lain.Sedangkan menurut
ahli fikih, hukum syar’i(islam) adalah akibat yang timbul dari perbuatan orang yang
mendapat beban Allah swt...dan hukum tersebut di bagi menjadi 2 bagian yaitu:

A. Hukum taklifi, adalah ketentuan Allah yang mengandung ketentuan untuk memilih
antara yang di kerjakan dan yang tidak dikerjakan. Hukum taklifi dibagi menjadi:

1. Ijab,adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntunan pasti (wajib).
2. Nadb,adalah ketentuan Allah yang menuntut agar di lakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan yang tidak harus di kerjakan. Sedangkan kerjaan yang dikerjakan secara
sukarela disebut sunah.
3. Tahrim, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk ditinggalkan suatu perbuatan
dengan tuntutan tegas. Perbuatan yang dituntut untuk di tinggalkan disebut Haram.
4. Karahah, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk meninggalkan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang tidak tegas untuk ditinggalkanya.Sedangkan perbuatan yang
dituntut untuk ditinggalkanya disebut makruh.
5. Ibahah,adalah ketentuan Allah yang mengandung hak pilihan bagi orang mukallaf
antara mengerjakan dan meninggalkanya.Sedangkan perbuatanya disebut Mubah.

Dari penjelasan di atas maka dapat di simpulkan

Perbuatan yang dituntut untuk dikerjakan (wajib dan sunah)

Perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan(haram dan makruh)

2
Perbuatan yang diperkenakan dipilih untuk dikerjakan atau ditinggalkan (mubah)

Adapun pembagian hukum syara’ dan penjelasanya sebagai berikut:

a) Wajib, perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila d itinggalkan
akan mendapat dosa.

Ditinjau dari segi pemberian beban kewajiban ini pada setiap mukallaf dibagi menjadi
dua bagian diantaranya:

Wajib aini, artinya semua muslim tanpa terkecuali wajib menjalankanya.


Wajib kifa’i, artinya apabila sudah ada seorang dari muslim(mukallaf) telah
mengerjakan kewajiban maka mukallaf yang lain yang tidak mengerjakan
tidak berdosa.
b) Sunah, perbuatan yang jika dikerjakan orang yang mengerjakan akan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa(siksanya). Sunah di bagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
Sunah Muakad, tuntutan yang kuat untuk mengerjan suatu perbuatan.
Sunah Nafilah, tuntutan serba anjuran untuk mengerjakan suatu perbuatan.
Sunah Fadilah, perbuatan yang dituntut sebagai penambah kesempurnaan amal
perbuatan.
c) Haram, perbuatan yang apabila di tinggalkan akan mendapat pahala,dan apabila
dikerjakan akan mendapat dosa.Haram dibagi menjadi 2,yaitu:
Haram karena sejak semula ditetapkan (Lizatih),yaitu sesuatu yang ditetapkan
Allah sejak semula, dikarenakan mengandung kemadaratan dan
bahaya,misalnya berzina.
Haram karena adanya sesuatu dari luar(Liaridhih), yaitu sesuatu yang tidak
ditetapkan keharamanya , namun ada penyebab yang mengharamkanya.
d) Makruh, perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan tidak mendapat siksa.Makruh di bagi menjadi 3 bagian,yaitu:
Makruh tanziah, (lebih baik ditinggalkan) misalnya : merokok.
Makruh tarkul aula, (meninggalkan perbuatan yang sebenarnya lebih baik
dikerjakan).misalnya: sholat tahyatul masjid.
Makruh tahrim, (perbuatan yang dilarang namun melarangnya menggunakan dalil
zani) misalnya:pacaran.

1
e) Mubah, perbuatan yang dikerjakan dan ditinggalkan sama-sama tidak mendapat pahala
dan menerima siksa.

B. Hukum wad’i, adalah ketentuan Allah yang mengandung pengertian bahwa terjadinya
sesuatu itu sebagai sebab,syarat, atau penghalang sesuatu.Misalnya:

Sebab sesuatu, menjalankan sholat menjadi sebab kewajiban wudhu.

Firman Allah swt:

‫ﻟﻰاﻟﺼﻟﻮﺖﻓﺎﻏﺴﻠﻮاﻮﺟﻮﻫﻜﻢﻮاﻳﺪﻳﻜﻢاﻟﻰاﻟ‬۱‫ذاﻗﻤﺗﻢ‬۱‫ﻣﻦﻮ‬۱‫ﻟﺬڍﻦ‬۱‫ڍﺎڍﻬﺎ‬
‫ﻣﺮاﻓﻖ‬
Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila kamu hendak melaksanakan sholat maka


basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku...”(Q.S. al-maidah:6)

Syarat tertentu, kesanggupan mengadakan perjalanan ke Baitullah menjadi syarat wajibnya


menunaikan Haji.Misalnya:

‫ﻮﻟﻟﻪﻋﻟﻰاﻟﻧﺎﺲﺣﺞاﻟﺑﻳﺖﻣﻦاﺳﻄﺎعاﻟﻳﻪﺳﺑﻳﻼ‬
Artinya:”....Dan(di antara) kewajiban manusia terhadap Allah melaksanakan ibadah Haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.”(Q.S. ali
imron :97)

Penghalang sesuatu, berbeda agama menjadi penghalang harta pusaka memusakai.Misalnya:

‫ﻻﻳﺮث اﻟﻣﺳﻟم اﻟﻜﺎﻓﺮﻮﻻﻳﺮث اﻟﻜﺎﻓﺮاﻟﻣﺳﻟم‬

2
Artinya:”Orang muslim tidak dapat memusakai orang kafir dan orang kafir tidak dapat
memusakai orang muslim.”(Q.S.Muttafaq’alaih)

Hukum Islam adalah hukum yang di tetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang
kini terapat dalam Al-Qur’an dan di pertegas oleh Nabi Muhammad melalui sunah-Nya yang
kini terhimpun dengan baik dalam kitab Hadist.

Hukum Islam dalam pengertian baik sebagai syari’at maupun fiqh dibagi menjadi dua
bagian ,antara lain:

- Bidang ibadah

- Bidang Mu’amalah

Tujuan dari hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia dan
mendatangkan masalah bagi mereka ,mengarahkan kepada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat serta
menolak yang modorat dan tidak berguna bagi kehidupan manusia.Sedangkan menurut
AbuIshaq al-shatibi,beliau merumuskan lima tujuan Hukum Islam ,diantaranya:

Memelihara aspek agama(hifzul din)

Memelihara aspek jiwa manusia dan Humanisme(hifzul an nafs)

Memelihara aspek akal(hifzal aql)

Memelihara aspek harta(hifzal irz)

Memelihara aspek keluarga(hifzlnasl)

2.Hubungan Manusia dengan Hukum Allah serta Fungsinya dalam Kehidupan

Dalam ajaran islam,umat islam wajib mentaati hukum yang ditetapkan Allah, karena
orang yang mendapat beban itu adalah mukallaf, baik berupa tuntunan pilihan maupun
larangan.

Untuk itu ruang lingkup yang diurusi hukum islam menurut pendapat al-Zahibi meliputi
beberapa aspek diantaranya:

1
1. Hukum i'tiqadiyah yaitu sesuatu yang berkenaan dengan akidah dan keyakinan seperti
rukun iman yang ke enam.

2. Hukum amaliyah yaitu sesuatu yang berkenaan dengan ibadah seperti shalat,puasa dan
haji

3. Muamalah seperti jual beli, perkawinan,waris,pencurian dsbg.

Menurut Al-Qur'an setiap muslim wajib mentaati serta mengikuti kehendak Allah, kehendak
Rasul dan kehendak ulil amri.

Adapun kehendak Allah yang berupa ketetapan yang tertulis di dalam Al-Qur'an.
Sebagaimana firman Allah

‫ﯿﺎﯿﻬﺎاﻠﺬﯿﻦاﻣﻨﻮاﻁﯿﻌﻮاﻠﻠﻪ ﻭاﻁﯿﻌﻮاﻠﺮﺴﻮﻞﻭاﻭﻠﻰاﻻﻤﺮﻤﻨﮑﻢ‬
Artinya: wahai orang orang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul(Muhammad) dan ulil
amri diantara kami. . .(Q.S.an-Nisa(4):59

aturan hukum islam mengenai larangan khamar dan maisir. Sebagaimana firman Allah:

‫ﯿﺴﻠﻮﻨﻚﻋﻦاﻠﺨﻤﺮﻭاﻠﻤﯿﺴﺮۗ ﻘﻞﻔﯿﻬﻤﺎاﺜﻢﮐﺒﯿﺮﻮﻤﻨﺎﻔﻊﻠﻟﻨﺎﺲۖﻮاﺜﻤﻬﻤﺎاﮐﺒﺮﻤﻦﻨﻔﻌﻬﻤﺎ‬

Artinya: mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang khamar dan judi. Katakanlah
pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya
lebih besar dari pada manfaatnya . . .(Q.S.al-Baqarah(2):29).

Juga selain itu Allah mengharamkan perbuatan mabuk di waktu shalat. Firman Allah

‫ﯿﺎﯿﻬﺎاﻠﺬﯿﻦاﻤﻨﻮاﻻﺘﻘﺮﺒﻮاﺼﻠﻮﺓ ﻮاﻨﺘﻢﺴﮑﺎﺮﻯﺤﺘﻰﺘﻌﻠﻤﻮاﻤﺎﺘﻘﻮﻠﻮﻥ‬

Artinya: Wahai orang beriman janganlah kamu mendekati shalat. Ketika kamu dalam
keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan. . ..(Q.S.an-Nisa(4):59.

2
Akhirnya menjadi lebih tegas tanpa syarat dan laranganya dinyatakan secara mutlak, firman
Allah

‫ﯿﺎﯿﻬﺎاﻠﺬﯿﻦاﻤﻨﻮاﻨﻤﺎاﻠﺨﻤﺮﻮاﻠﻤﯿﺴﺮﻮاﻻﻨﺼﺎﺏﻮاﻻﺯﻻﻢﺭﺠﺲﻤﻦﻋﻤﻞاﻠﺸﯿﻄﻦﻔﺎ‬
‫ﺠﺘﻨﺒﻮﻩﻠﻌﻠﮐﻢﺘﻔﻞﺤﻮﻦ‬

Artinya: wahai orang beriman, sesungguhnya minuman keras,berjudi berkurban untuk


berhala dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah itu agar kamu beruntung Q.S. Al-Maidah:90.

Fungsi hukum islam dalam kehidupan bermasyarakat

a. Ibadah sebagai fungsi utama bagi manusia karena manusia sebagai mahluk ciptaan Allah.

b. Fungsi amar makruf nahi munkar

c. Fungsi zawajir

d. Fungsi tanzim wal islah al ummmah yaitu hukum islam sebagai sarana untuk mengatur
sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial sehingga terwujud masyarakat
yang harmonis, aman, sejahtera.

3. Peran Agama dalam Perumusan Hukum

Kaidah atau aturan yang mengikat tidak akan berjalan dengan baik kecuai bila disertai sarana
kekuatan untuk memelihara dan membantunya aar tetap hidup dihormati dan tetap berjalan
sebagaimana firman Allah

‫ﻮﻤﺎاﺘﮐﻢاﻠﺮﺴﻮﻞﻔﺨﺬﻮﻩﻮﻤﺎﻨﻬﻜﻢﻋﻨﻪﻔﺎﻨﺘﻬﻮۚﻮاﺘﻘﻮاﻠﻠﻪۗاﻥاﻠﻠﻪﺸﺪﯿﺪاﻠﻌﻘﺎﺏ‬

Artinya : “apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya
maka tinggalkan dan bertaqwalah kepada Allah sungguh Allah sangat keras hukumnya”.

1
Dalam kehidupan beragama perlu dirumuskan nilai humanisme dan religius dalam
masyarakat berbangsa,bernegara dan beragama salah satu yang harus di implementasikan
dalam kehidupan bersama.

Ada tiga program inti yang perlu di cermati dan di fahami yaitu

1. Terwujudnya masyarakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasiskan hati nurani yang
diilhami dan disinari ajaran agama. Firman Allah
2.

‫ﻤﻦﯿﻄﻊاﻠﺮﺴﻮﻞﻔﻘﺪاﻄﺎعاﻠﻠﻪۚﻮﻤﻦﺘﻮﻠﻰﻔﻤﺎاﺮﺴﻠﻨﻚﻋﻠﯿﻬﻢﺤﻔﯿﻈﺎ‬

Artinya :Barang siapa menaati Rasul Muhammad maka sesungguhnya dia telah menaati
Allah. Dan barang siapa berpaling dari kebenaran itu, maka kami tidak mengutusmu
Muhammad untuk menjadi pemelihara mereka. Q.S.an-Nisa:8

2. Terhindarnya perilaku radikal, ekstrim, tidak toleran dan eksklusif dalam


kehidupan beragama,sehingga terwujud masyarakat yang rukun, damai dalam kebersamaan
dan ketentraman.

3. Terbinanya masyarakat yang dapat menghayati mengamalkan ajaran2 agama


dengan sebenarnya, mengutamakan persamaan, menghargai hak asasi manusia dan
menghormati perbedaan melalui internalisasi ajaran agama.

Masa Umar bin Khatab terjadi kemarau panjang,sehingga peternakan tidak


berkembang dan paner tidak berhasil. Disinilah Umar r.a. Mengeluarkan dua macam
keputusan yaitu

a. Mengundurkan pemungutan zakat binatang ternak hingga masa kekeringan berakhir


dan binatang ternak berkembang kembali.

b. Menghentikan hukuman potong tangan bagi pencuri ketika itu, umar r.a. Berkata
Janganlah kamu potong tangan pada setangkai buah al-izq kurma dan jangan pula pada tahun
kekeringan atau kelaparan.

3. Peran Agama dalam Perumusan dan Penegakan Hukum yang Adil

2
1. Agama Mengajarkan Keadilan

Persamaan hak dimuka hukum merupakan salah satu prinsip utama syariat Islam, baik
yang menyangkut ibadah dalam arti khusus, maupun ibadah dalam arti luas, sedangkan
syariat Islam mengakui dan menegakkan prinsip persamaan hak dimuka hukum.

Dalam hubungan dengan prinsip keadilan dalam penetapan hukum Al-Qur’an, dapat
dilihat antara lain:

ۗ‫ﻭا ﺬا ﺤﮑﻣﺗم ﺑﯿﻥ اﻠﻨﺎﺲ اﻥ ﺘﺤﮑﻣﻭ اﺑﺎ ﻠﻌﺪ ﻝ‬

Artinya :

“... dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil ...”

Persamaan hak tersebut tidak hanya berlaku bagi umat Islam, namun bagi semua
penganut agama, sebab mereka diberikan hak sepenuhnya untuk berhukum menurut
agamanya, kecuali kalau mereka sendiri dengan suku rela meminta dihukum menurut hukum.

Allah memerintahkan orang beriman untuk selalu teguh dalam melaksanakan


kebenaran dan m(Q.S. an-Nisa’ [4]:58)enjadi saksi dengan adil, artinya berani
mengungkapkan hal-hal yang benar didepan pengadilan tanpa suatu pamrih atau tujuan
tertentu, baik karena kerabat, harta ataupun wanita serta kedudukan. Sebab keadilan
merupakan ukuran dan barometer dari kebenaran sebagaimana firman Allah swt :

- Surat al-Ma’idah [5] : 8

- Surat al-Ma’idah [5] : 9

- Surat al-Ma’idah [5] : 10

Sikap adil harus ditegakkan meskipun kepada musuh dan orang yang tidak disukai
dan dibenci, karena adil merupakan pekerjaan dan sikap yang paling dekat kepada
ketaqwaan.

1
Bila sudah terjadi suatu kecurangan pada suatu umat, maka akan hilanglah
kepercayaan dari orang tersebut. Kehancuran akan merajalela, hubungan tali persaudaraan
terputus, dan akhirnya petaka yang akan menimpa semua umat, baik yang adil maupun yang
curang.

Di samping berbuat keadilan Allah juga memerintahkan untuk berbuat ihsan, yakni
berbuat kebaikan kepada orang yang berbuat salah. Keadilan merupakan dasar utama bagi
semua aspek kehidupan berbangsa dalam segala zaman, serta merupakan tujuan dari
terutusnya Rasul-Rasul Allah yang membawa syariat dan hukum yang diturunkan bersama.

Setelah Allah menjelaskan keadilan, ihsan dan juga menyantuni kerabat dekat yang
membutuhkan bantuan juga menerangkan 3 perkara yang harus ditinggalkan oleh semua
orang mukmin, diantaranya:

- Pertama, melarang berbuat keji (fahisyah) adalah perbuatan keji yang didasarkan kepada
pemuasan hawa nafsu, misalnya berzina, meminum minuman yang memebukkan dan
mencuri.

- Kedua, melarang berbuat munkar adalah perbuatan buruk yang berlawanan dengan pikiran yang
normal, misalnya membunuh, merampas hak orang lain.

- Ketiga,melarang permusuhan, misalnya berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain.

Oleh karena itu, Allah swt akan membalas kepada hakim yang konsekuen dalam
mengadili suatu perkara, yaitu seorang hakim yang senantiasa berpegang teguh kepada
keadilan dan kebenaran dalam memutuskan hukum suatu perkara, ditempatkan di mimbar
cahaya yang menggambarkan betapa mulianya orang yang bisa bertugas dengan seadil-
adilnya tanpa terpengaruh oleh bujukan dan rayuan yang menggiurkan sebagaimana hadits
Nabi Muhammad saw:

‫اﻦاﻠﻣﺴﻄﻳﻦ ﻋﻨﺩ اﻠﻠﻪ ﻋﻟﻰ ﻤﻧﺎ ﺑﺮ ﻤﻦ ﻨﻭ ﯿﻤﯿﻦ اﻠﺮ ﺤﻤﻦ اﻠذ ﯿﻦ ﯿﻌﺪ ﻟﻮ ﻥ ﻓﻰ ﺤﮑﻤﻬم‬
﴾‫ﻮﻤﺎ ﻮﻟﻮ﴿ﺭﻮاﮦﺴﻠمﻮاﻠﻨﺴﺎﮰ‬

Artinya:

2
“ Sesungguhnya di sisi Allah orang yang berlaku adil bertempat di atas mimbar-mimbar dari
cahaya, Tuhan Yang Maha Pemurah memberikan jaminan kepada orang-orang yang berlaku
adil dalam merekan memutuskan hukum (menghukuminya) tanpa berpaling dari
keputusannya itu. “ (H.R. Muslim dan an-Nisa’i)

2. Fungsi Profektif Agama dalam Hukum

fungsi profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat
peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang
berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral)

kearifan yg menjiwi langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap
sehingga membuat orang bisa memperbaiki kesalahan (bertaubat kepada Tuhan)

A. Kesadaran Taat Hukum

1. Pengertian Taat Hukum

Umum
- Patuh terhadap aturan perundang-undangan, ketetapan dari pemerintah,
pemimpin yang dianggap berlaku oleh untuk orang banyak.
- Mematuhi aturan perundang-undangan untuk menciptakan kehidupan berbangsa
bernegara dan bermasyarakat yang berkeadilan.
Islam

Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang telah ditetapkan oleh


Al-Quran dan hadits serta Ijma’ Ulama dengan sabar dan ikhlas.

2. Asas Hukum

a. Pengertian Asas Hukum

Kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berfikir dan berpendapat.


Kebenaran itu bertujuan dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.

b. Asas Hukum Secara Umum

1
Asa kepastian hukum

Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.

Asas keadilan

Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, status
ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya.

Asas kemanfaatan

Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi kepentingan


negara dan kelangsungan umat manusia.

c. Asas Hukum Secara Islam


Asa kepastian hukum
Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.
Qs. Al-Maidah : 95

‫ﺼ ْﯿﺪَ َﻭأَﻧﺘ ُ ْﻢ ُﺣ ُﺮ ٌم َﻭ َﻣﻦ ﻗَﺘَﻠَﻪُ ِﻣﻨ ُﻜﻢ ُّﻣﺘ َ َﻌ ِﻤﺪاً ﻓَ َﺠزَ اء ِﻣﺜْ ُﻞ َﻣﺎ ﻗَﺘ َ َﻞ ِﻣﻦَ اﻟﻨَّ َﻌ ِﻢ ﻳَﺤْ ُﻜ ُﻢ‬ َّ ‫ﻳَﺎ أَﻳُّ َﻬﺎ ا َّﻟﺬِﻳﻦَ آ َﻣﻨُﻮاْ ﻻَ ﺗَ ْﻘﺘُﻠُﻮاْ اﻟ‬
‫ص َﯿﺎﻣﺎ ً ِﻟ َﯿﺬُﻭقَ َﻭ َﺑﺎ َﻝ أَ ْﻣ ِﺮ ِﻩ َﻋﻔَﺎ‬
ِ َ‫ﺴﺎكِﯿﻦَ أَﻭ َﻋﺪْ ُﻝ ذَﻟِﻚ‬ َ ٌ ‫ﺎﺭﺓ‬
َ ‫ﻁ َﻌﺎ ُم َﻣ‬ َ َّ‫ِﺑ ِﻪ ذَ َﻭا َﻋﺪْ ٍﻝ ِﻣﻨ ُﻜ ْﻢ َﻫﺪْﻳﺎ ً َﺑﺎ ِﻟ َغ ْاﻟ َﻜ ْﻌ َﺒ ِة أ َ ْﻭ َكﻔ‬
‫ﻳز ذُﻭ ا ْﻧﺘِﻘَ ٍﺎم‬
ٌ ‫ﺳﻠَف َﻭ َﻣ ْﻦ َﻋﺎﺩَ ﻓَﯿَﻨﺘ َ ِﻘ ُﻢ ّللاُ ِﻣ ْﻨﻪُ َﻭّللاُ َﻋ ِز‬
َ ‫ّللاُ َﻋ َّﻤﺎ‬

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang


buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu
membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan
binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan
dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-ya yang dibawa sampai ke
Kabah, atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-
orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan
itu, supaya dia merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. Allah telah
memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali
mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi
mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.QS. al-Mai'dah (5) : 95

2
Asas keadilan
Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, status
ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya.
Qs. Shad : 26

ِ ‫ﻖ َﻭ َﻻ ﺗَﺘ َّ ِﺒﻊِ ْاﻟ َﻬ َﻮﻯ ﻓَﯿ‬


َ ‫ُض َّﻠﻚَ َﻋﻦ‬
ِ َّ ‫ﺳ ِﺒﯿ ِﻞ‬
‫ّللا‬ ِ ‫ﺎس ِﺑ ْﺎﻟ َﺤ‬
ِ َّ‫ض ﻓَﺎﺣْ ُﻜﻢ َﺑﯿْﻦَ اﻟﻨ‬ ِ ‫َﻳﺎ ﺩَ ُاﻭﻭﺩ ُ ِإﻧَّﺎ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎكَ َخ ِﻠﯿﻔَةً ِﻓي ْاْل َ ْﺭ‬
‫ﺏ‬
ِ ‫ﺴﺎ‬ َ ‫ﺴﻮا ﻳَ ْﻮ َم ْاﻟ ِﺤ‬ َ ٌ‫ّللاِ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َﻋﺬَاﺏ‬
ُ َ‫شﺪِﻳﺪٌ ﺑِ َﻤﺎ ﻧ‬ َّ ‫ﺳﺒِﯿ ِﻞ‬
َ ‫ﻋﻦ‬ َ َ‫ضﻠُّﻮﻥ‬ ِ َ‫إِ َّﻥ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳ‬

“Allah memerintahkan para penguasa, penegak hukum sebagai khalifah di


bumi ini menegakan dan menjalankan hukum sabaik-baiknya tanpa
memandang status sosial, status ekonomi dan atribut lainnya”.
Qs. An-Nisa’ : 135 dan Qs. Al-Maidah : 8
Intinya : “Keadilan adalah asas titik tolak, proses dan sasaran hukum dalam
Islam”
“Siapa yang tidak menetapkan sesuatu dengan hukum yang telah ditetapkan
Allah itulah orang-orang yang aniaya”
Asa kemanfaatan
Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi kepentingan
negara dan kelangsungan umat manusia.
Qs. Al-Baqarah : 178

‫اص فِي ْالقَتْلَى ْال ُح ُّر بِ ْال ُح ِر َو ْالعَ ْبد ُ بِ ْالعَ ْب ِد َوال ُنثَى بِالُنثَى‬ُ ‫ص‬ َ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْال ِق‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُك ِت‬
َ‫يف ِمن َّر ِب ُك ْم َو َرحْ َمةٌ فَ َم ِن ا ْعتَدَى بَ ْعدَ ذَ ِلك‬
ٌ ‫ان ذَلِكَ ت َْخ ِف‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫وف َوأَدَاء ِإلَ ْي ِه ِبإِح‬ ِ ‫ع ِب ْال َم ْع ُر‬
ٌ ‫ش ْي ٌء فَاتِبَا‬ َ ‫ي لَهُ ِم ْن أ َ ِخي ِه‬ ُ ‫فَ َم ْن‬
َ ‫ع ِف‬
‫عذَابٌ أ َ ِلي ٌم‬ َ ُ‫فَ َله‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang
mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf)
mambayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).
Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa
yang sangat pedih. (QS. 2:178)
Asa kejujuran dan kesukarelaan
QS. Al-Mudatsir : 38

1
ٌ‫ﺖ َﺭﻫِﯿﻨَة‬
ْ َ‫ُك ُّﻞ ﻧَ ْﻔ ٍﺲ ِﺑ َﻤﺎ َك َﺴﺒ‬

“Setip individu terikat dengan apa yang ia kerjakan dan setiap individu tidak
akan memikul dosa orang (individu) lain”.

BAB III

PENUTUP

v Simpulan

Dari uraian yang telah disajikan, simpulan yang dapat diambil adalah:

1. Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf yang
mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu yang
lain.
2. Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama umat Islam.
3. Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu kepentingan masyarakat
dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang disumbangkan setiap individu.

v Saran

Saran yang dapat disajikan adalah:

1. Kami menyarankan agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang makalah yang kami
sajikan
2. Kami menyarankan agar pembaca bisa menambah wawasan dengan menerapkan ajaran Islam
didalam lingkup hukum

Anda mungkin juga menyukai