Anda di halaman 1dari 22

KAPITA

SELEKTA
PENDIDIKAN
BIOLOGI
REVIEW:
KEANEKARAGAMAN
HAYATI - KLASIFIKASI

Aushia T. Al Haq (083204001) &


Haviah H. Ilmiah (083204015)
Kelas :X
Semester/Program : 1 (satu)/IPA
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
melalui kegiatan pengamatan
Buku yang ditelaah :
1. Prawirohartono. 2004. Sains Biologi 1A. Jakarta: Bumi Aksara
2. Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Depdiknas
3. Sulistyorini. 2009. Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
4. Kistinnah, Idun, dan Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan lingkungannya untuk
SMA/MA.Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
5. Anshori, Martono. 2009. Biologi untuk Kelas 1 SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Subtopik : Klasifikasi

A. Identifikasi Konsep Penting


a. Pengertian klasifikasi dan hubungannya dengan ilmu taksonomi
Klasifikasi adalah pembentukan takson-takson dengan tujuan mencari keseragaman
dalam keanekaragaman (Rideng, 1989, dalam Sudarsono, dkk., 2003). menyatakan
Dasar klasifikasi adalah keseragaman (Tjitrosoepomo, 1993, dalam Sudarsono, dkk,
2003). Sedangkan Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari teori-teori
klasifikasi, deskripsi, dan identifikasi. Jadi, klasifikasi merupakan salah satu kajian
dari taksonomi.
b. Tujuan dari klasifikasi
Latar belakang utama dari dipelajarinya klasifikasi adalah keanekaragaman makhluk
hidup di dunia ini yang sangat banyak. Untuk itu, dalam rangka memudahkan
mempelajari organisme-organisme yang beranekaragam tersebut, maka diperlukan
pengelompokkan berdasarkan persamaan cirinya, yang disebut sebagai klasifikasi.
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, tujuan dari kegiatan pengelompkkan atau
klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Menyederhanakan obyek studi
2. Pusat penyimpanan informasi
3. Bermanfaat dalam identifikasi
4. Menggambarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
5. Sebagai alat prediksi
c. Macam-macam sistem klasifikasi
1. Sistem artifisial atau buatan adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua
ciri pada makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini dilakukan berdasarkan ciri-ciri
morfologi yang mudah dilihat atau berdasarkan ciri-ciri yang dibuat oleh manusia
2. Sistem alami adalah klasifikasi yang menggunakan dasar persamaan dan
perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Misalnya,
pengklasifikasian tumbuhan menjadi biji berkeping satu dan biji berkeping dua
3. Sistem filogenetik adalah sistem klasifikasi yang dilakukan berdasarkan
persamaan fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat morfologi, faal, tingkah laku
yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan
evolusioner sejak nenek moyang hingga cabang-cabang keturunanya. Sistem
klasifikasi ini dituliskan dengan menggunakan tingkatan takson dan takson.
d. Tingkat takson dan takson
1. Regio/Domain, yaitu takson yang mencakup kingdom
2. Regnum/Kingdom/Kerajaan, yaitu takson yang mencakup divisi-divisi
3. Divisio/Division/Divisi, yaitu takson yang mencakup kelas-kelas
4. Classis/Class/Kelas, yaitu takson yang mencakup bangsa
5. Ordo/Order/Bangsa, yaitu takson yang mencakup suku-suku yang erat
hubungannya kekerabatannya satu sama lain
6. Familia/Family/Suku, suatu takson yang mencakup sejumlah marga dengan jenis-
jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama
7. Genus/Genus/Marga, yaitu suatu takson yang menunjukkan sejumlah jenis yang
menunjukkan persamaan dalam struktur alat reproduksinya
8. Species/Species/Jenis, yaitu takson yang dapat dikenal secara morfologi, yang
terdiri dari populasi yang dapat saling kawin sesamanya secara bebas, untuk
menghasilkan keturunan yang menyerupai tetua-tetuanya.
e. Ciri dan sifat
Ciri adalah penanda atau candra yang mengacu pada bentuk, susunan, tingkah laku
yang digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi, dan
memisahkan antara organisme satu dengan organisme lain. Sedangkan sifat adalah
ekspresi dari ciri; merupakan pernyataan ciri yang dapat diukur, dihitung, atau diberi
penilaian lain (Sudarsono, dkk., 2003). Misalnya, bentuk hidung adalah ciri,
sedangkan ‘pesek’ dan ‘mancung’ adalah sifat.
f. Periodisasi klasifikasi
 Sistem 2 kingdom, yaitu sistem klasifikasi
yang membagi organisme menjadi dua

kingdom besar, yaitu kelompok tumbuhan


Bagan 1. Sistem 2 kingdom
(Kingdom Plantae) dan kelompok hewan
(Kingdom Animalia).
 Sistem 3 kingdom, yaitu sistem klasifikasi
pasca penemuan mikroskop yang
membagi organisme menjadi tiga
kelompok besar, yaitu kelompok hewan
yang mempunyai karakteristik tumbuhan
dan hewan (Kingdom Protista), kelompok
tumbuhan (Kingdom Plantae) dan Bagan 2. Sistem tiga kingdom

kelompok hewan (Kingdom Animalia).


 Sistem 4 kingdom, yaitu sistem klasifikasi pasca penemuan mikroskop
elektron (yang dapat melihat membran inti) yang membagi organisme
menjadi empat kelompok besar, yaitu Monera, Protista, Plantae, dan
Animalia.

Bagan 3. Sistem 4 kingdom

atau

Bagan 4. Sistem 4 kingdom: prokariot dan eukariot


 Sistem 5 kingdom, yaitu sistem klasifikasi yang mengeluarkan jamur dari
Plantae karena perbedaan struktur selnya dan caranya memperoleh makanan,
sehingga terbagi menjadi 5 kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungsi, Plantae,
dan Animalia

Bagan 5. Sistem 5 kingdom

 Sistem 6 kingdom, yaitu sistem


klasifikasi berdasarkan analisa
RNA-ribosomal yang membagi
organisme menjadi tiga domain,
yaitu Archaebacteria, Eubacteria,
dan Eukarya. Berdasarkan
domain ini, maka organisme
dikelompokkan menjadi 6
kingdom, yaitu Eubacteria,
Archaebacteria, Protista, Fungi, Bagan 6. Sistem 6 kingdom, 3 domain

Plantae, dan Animalia

B. Identifikasi Miskonsepsi
Berdasarkan lima buku yang ditelaah oleh penulis, terdapat dua buku yang mengalami
beberapa miskonsepsi. Berikut ini adalah miskonsepsi tersebut sekaligus koreksi yang
diberikan penulis:
1) Dalam buku Sains Biologi 1A, Slamet Prawirohartono, 2004, Jakarta, Bumi Aksara:
 Unit tingkatan takson yang tertinggi adalah kingdom (halaman 65)
Sistem klasifikasi paling mutakhir menggunakan sistem 6 kingdom, yang berarti
bahwa tingkatan takson tertinggi adalah domain. Sistem tiga domain ini
(Woose, 1990) membagi kehidupan seluler berdasarkan analisa molekuler r-
RNA (RNA ribosomal) sehingga menjadi tiga domain, yaitu Archaea, Bacteria,
dan Eukarya. Artinya, prokariot dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
Archaebacteria (atau Kingdom Archaea) dan Eubacteria (atau Kingdom
Bacteria) yang keduanya memiliki 16S r-RNA. Eukaryotes dibagi empat
kingdom, yaitu Fungi, Protista, Plantae, dan Animalia, yang memiliki 18S r-
RNA.

Gambar 1.Pohon filogeni kehidupan yang merepresentasikan 3 domain: Bacteria, Archaea, dan Eukarya

Akan tetapi, perlu ditekankan kepada siswa bahwa


unit takson tertinggi ini, baik domain ataupun
kingdom, adalah sumbangsih suatu kemajuan sistem
taksonomi. Dalam arti lain, maka apabila di masa
depan, dasar taksonomi berkembang lagi, dapat
diprediksi bahwa unit klasifisikasi mungkin akan
bertambah, sehingga kingdom maupun domain
mungkin saja bukan unit yang tertinggi. Siswa perlu
diberikan pengertian bahwa sistem klasifikasi yang
bersifat “dasar” sekaligus “puncak” selalu
berkembang mengikuti perkembangan cabang ilmu
biologi yang lain (misalnya genetika dan biologi
molekuler), bergantung terhadap author (penulis
sistem klasifikasi) yang menggunakan dasar sistem Gambar 2. Unit klasifikasi
paling mutakhir –
domain/superkingdom
adalah unit tertinggi
klasifikasi yang berbeda dengan author yang lain, seperti halnya Whittaker
(1969) yang menggolongkan organisme berdasarkan perbedaan cara
pemerolehan nutrisi, sehingga didapatkan 5 kingdom, dengan Fungi sebagai
kingdom tersendiri. Ketika ilmu biologi molekuler berkembang, Woose
mengajukan 3 sistem domain, sehingga domain menjadi “unit tertinggi” dan
membagi organisme ke dalam sistem 6 kingdom berdasarkan analisa r-RNA.
Kedua sistem ini diberikan kepada siswa sebagai wawasan, bukan keyakinan
atau sugesti untuk menggunakan sistem tertentu. Mereka harus diyakinkan
bahwa klasifikasi bersifat dinamis dan terbuka.

2) Dalam buku Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas X, Ari Sulistyorini, Jakarta, Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Taksonomi sama dengan sistematik (halaman 31)

Berdasarkan Spooner (2003) taksonomi (taxonomy) dan sistematik (sytematics)


adalah dua hal yang berbeda. Taksonomi adalah teori dan praktik deskripsi,
penamaan, dan klasifikasi organisme (Lincoln, Boxshall, dan Clark, 1998,
dalam Spooner, 2003), sementara sistematik adalah istilah yang hampir sama
dengan klasifikasi, tetapi melibatkan disiplin yang lebih luas mengenai
pengetahuan hubungan filogenetik yang diperoleh melalui metode
eksperimental yang menggunakan komparasi anatomi, sitogenetika, ekologi,
morfologi, data molekular, atau bukti lain yang mendukung (Stuessy, 1990
dalam Spooner, 2003). Singkatnya, sistematik adalah taksonomi yang disertai
dengan kajian hubungan filogeni makhluk hidup, sedangkan klasifikasi adalah
bagian taksonomi.
*Deskripsi: teknik penggambaran ciri suatu takson melalui kata demi kata
Identifikasi: penentuan nama takson yang tepat dengan cara membandingkan
spesies baru dengan takson yang telah diberi nama.
*Klasifikasi: pengelompokkan takson pada tingkat dan kategori sesuai aturan.
C. Analisis Model Pembelajaran yang Relevan
Menurut penulis, model pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan klasifikasi
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat sesuai
untuk mengajarkan tugas yang terstruktur dengan baik maupun tugas yang tidak
terstruktur dengan baik, seperti yang didesain pada kegiatan praktikum (Woolfolk,
2007). Tugas yang terstruktur dengan baik (highly-structured task) meliputi pertanyaan
yang membutuhkan satu jawaban benar (obyektif), latihan, aplikasi proses atau prosedur,
dan menjawab pertanyaan berdasarkan jawaban, seperti pada LKS-2 mengenai
klasifikasi alami dan LKS-3 mengenai klasifikasi filogenetik. Tugas yang tidak terlalu
terstruktur (ill-structured task) meliputi pertanyaan yang membutuhkan banyak jawaban,
mencari permasalahan, dan membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (sintesis,
evaluasi, kreasi), misalnya pada LKS-1 mengenai klasifikasi artifisial. Tugas-tugas
terstruktur ini sangat relevan diajarkan melalui pembelajaran kooperatif karena setiap
anggota kelompok bekerja sama melakukan klasifikasi. yang merupakan tujuan bersama,
setelah guru menyajikan informasi yang memadai bagi mereka untuk menyelesaikan
tugas itu.
Dalam melaksanakan pembelajaran, penulis cenderung memilih pembelajaran
kooperatif juga disebabkan oleh karakteristik materi klasifikasi sendiri yang
membutuhkan brainstorming dan tahap bertukar ide dalam mengelompokkan takson
pada tingkat dan aturan tertentu. Meskipun penulis mengajukan tiga fragmen lembat
kerja siswa, penulis menyarankan bahwa pembelajaran mengenai klasifikasi ini
hendaknya lebih mengutaman LKS-2 mengenai klasifikasi alamiah, mengingat alokasi
waktu pembelajaran yang terbatas (mengingat pula bahwa pembelajaran kooperatif
membutuhkan waktu yang lama). LKS-1 dan LKS-3 mengenai klasifikasi artifisial dan
filogenetik dapat diajarkan sebatas pengayaan (enrichment) atau tugas diskusi yang harus
diselesaikan di rumah.
Berikut ini adalah fase pembelajaran kooperatif yang direncanakan penulis:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, yaitu dengan menyampaikan
pentingnya klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam lingkup biologi,
misalnya di toko buku, tema buku dikelompokkan dalam rak-rak tertentu,
misalnya kelompok buku sains, kelompok buku ilmu sosial, kelompok fiksi, dan
seterusnya.
2. Menyajikan informasi, yaitu dimana guru menyajikan demonstrasi mengenai apa
itu klasifikasi, jenis klasifikasi, dan bagaimana cara melakukan klasifikasi
alamiah.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, yaitu siswa dibagi kedalam
kelompok-kelompok kecil dan diberikan LKS-2 untuk dikerjakan bersama-sama.
Guru juga memberikan alokasi waktu untuk menyelesaikan LKS tersebut.
4. Membimbing siswa bekerja kelompok, yang mana guru membimbing kelompok
belajar saat mereka mengerjakan klasifikasi alamiah. Pada fase ini guru bukan
memberikan jawaban, tapi menggiring siswa mencapai pemahaman yang holistik
melalui perancahan/pemberian petunjuk kecil.
5. Evaluasi, yaitu guru mengevaluasi hasil klasifikasi alamiah yang telah dikerjakan
masing-masing kelompok. Guru meminta satu atau dua kelompok
mempresentasikan hasil kerja klasifikasi alamiah mereka, memberikan masukan
dan membetulkan kesalahan konsep, sekaligus memberikan penguatan.
6. Memberikan penghargaan, yaitu guru meminta siswa bertepuk tangan bagi
kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya, sekaligus meminta mereka
mengerjakan klasifikasi buatan dan filogenetik di rumah secara berkelompok.

D. Analisa Kegiatan Praktikum


Kegiatan praktikum yang dipilih dalam mempelajari sub topik klasifikasi adalah
kegiatan praktikum pengamatan objek secara langsung maupun dengan pengamatan
gambar. Setelah melakukan pengamatan objek secara langsung, siswa diinstruksikan
untuk melakukan klasifikasi dengan metode artifisial danmetode alamiah. Dengan
demikian, guru dapat melatihkan ketrampilan proses siswa untuk melakukan kegiatan
klasifikasi. Sedangkan untuk sistem klasifikasi filogenetik, karena proses penyusunanya
sangat kompleks dan melibatkan mekanisme evolusi, maka siswa hanya diinstruksikan
untuk memahami konsep dari pengklasifikasian secara filogenetik tersebut. Pemahaman
konsep dilakukan dengan pengamatan terhadap salah satu contoh skema klasifikasi
fiogenetik. Kemudian, siswa diinstruksikan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
bertujuan untuk menanamkan konsep tentang dasar klasifikasi filogenetik, tingkat
takson, takson, dan hubungan kekerabatan.
Secara lebih rinci, prosedur praktikum dapat dijelaskan melalui lembar kegiatan
siswa berikut ini:
Lembar Kerja Siswa

“Macam-macam Klasifikasi Makhluk Hidup”

Kelompok :

Nama :

Kelas :

Pendahuluan

Seperti yang telah kita ketahui bersama, makhluk hidup terdiri dari milyaran jenis
yang beranekaragam. Setiap jenis dari makhluk hidup memiliki karakter dan ciri-ciri tertentu
yang tidak dimiliki individu lain. Tentunya akan sangat sulit untuk mempelajari makhluk
hidup yang sangat beranekaragam tersebut. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan
pengklasifikasian yang merupakan salah satu kajian dalam ilmu taksonomi. Klasifikasi
merupakan kegiatan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan sifatnya. Ada
tiga jenis klasifikasi yang biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup,
yaitu :

 Sistem artifisial atau buatan adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri
pada makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologi
yang mudah dilihat atau berdasarkan ciri-ciri yang dibuat oleh manusia
 Sistem alami adalah klasifikasi yang menggunakan dasar persamaan dan perbedaan
morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Misalnya, pengklasifikasian
tumbuhan menjadi biji berkeping satu dan biji berkeping dua
 Sistem filogenetik adalah sistem klasifikasi yang dilakukan berdasarkan persamaan
fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat morfologi, faal, tingkah laku yang dapat
diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak
nenek moyang hingga cabang-cabang keturunanya. Sistem klasifikasi ini dituliskan
dengan menggunakan tingkatan takson dan takson.
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara pengklasifikasian dengan menggunakan
ketiga jenis sistem klasifikasi tersebut, maka mari kita lakukan beberapa kegiatan berikut !
Aktivitas 1

Klasifikasi Artifisial

A. Tujuan
Melakukan kegiatan pengklasifikasian dengan menggunakan sistem klasifikasi artifisial
B. Alat dan Bahan
1. Berbagai jenis tumbuhan di halaman sekolah
2. Alat tulis
3. Buku referensi
C. Langkah Kerja
1. Dengan bekerja secara berkelompok, carilah 8 jenis tanaman di halaman sekolahmu.
Catat nama-nama tumbuhan tersebut !
2. Kelompokkan tumbuhan-tumbuhan tersebut dengan menggunakan sistem klasifikasi
artifisial sesuai dengan dasar pengelompokkan yang disepakati kelompok
3. Tuliskan hasil pengklasifikasianmu dalam bentuk tabel !

D. Diskusi
 Berdasarkan kegiatan kelompok yang telah kalian lakukan dasar klasifikasi apa yang
kalian gunakan ?
Aktivitas 2

Klasifikasi Alami

A. Tujuan
Melakukan kegiatan pengklasifikasian dengan menggunakan sistem klasifikasi alami
B. Alat dan Bahan
1. Berbagai gambar dari beberapa spesies hewan vertebrata
2. Alat tulis
3. Buku referensi
C. Langkah Kerja
1. Secara berkelompok amatilah ciri-ciri morfologi dari kelima gambar hewan vertebrata
di bawah ini !

4
5
2. Masukkanlah deskripsi ciri-ciri morfologi dari kelima gambar ke dalam tabel berikut
ini !
No. Nama Hewan Deskripsi Ciri-ciri

3. Selanjutnya, amati juga ciri-ciri morfologi dari hewan-hewan berikut ini !

A B

D E
C
F

G H
Deskripsikan ciri-ciri morfologi dari tiap hewan, dan masukkan ke dalam tabel berikut
ini !
Huruf Nama Hewan Deskripsi Ciri-ciri

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

4. Berdasarkan persamaan ciri-ciri morfologinya, kelompokkan hewan-hewan yang ada


pada langkah kerja nomer 3 terhadap hewan-hewan yang ada pada langkah kerja
nomer 1. Sebagai misal, hewan nomer A memiliki banyak persamaan ciri morfologi
dengan hewan 1, maka masukkanlah hewan A ke dalam kolom hewan 1.
Hewan 1 Hewan 2 Hewan 3 Hewan 4 Hewan 5

D. Diskusi
1. Dari pengelompokkan yang telah kalian lakukan, dasar apa yang kalian gunakan
untuk mengelompokkan hewan-hewan tersebut ?
2. Bandingkan antara sistem pengklasifikasian artifisial dengan sistem klasifikasi alami.
Tentukan perbedaan antara keduanya !
Sistem Artifisial Sistem Alami
Aktivitas 3

Klasifikasi Filogenetik

A. Tujuan
Memahami sistem pengklasifikasian dengan menggunakan hubungan filogenetik
(klasifikasi filogenetik)
B. Alat dan Bahan
1. Skema klasifikasi filogenetik
2. Alat tulis
3. Buku referensi
C. Langkah Kerja
1. Secara berkelompok amatilah skema klasifikasi filogenetik berikut ini !

SPECIES
2. Setelah melakukan pengamatan terhadap skema filogenetik di atas, diskusikanlah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
a. Deskripsikan kembali pengertian sistem klasifikasi filogenetik dengan kalimatmu
sendiri !
....................................................................................................................................
................................................................................................................................
b. Urutkan kategori takson yang digunakan dalam sistem klasifikasi filogenetik dari
tingkatan kategori yang paling tinggi rendah!
....................................................................................................................................
............................................................................................................................
c. Semakin tinggi kategori takson maka persamaan ciri-cirinya semakin
....................................................................................................................................
sedangkan perbedaan ciri-cirinya semakin.........................................................
d. Semakin rendah kategori takson maka persamaan ciri-cirinya semakin
....................................................................................................................................
sedangkan perbedaan ciri-cirinya semakin.........................................................
e. Hubungan kekerabatan Ursus horribilis paling dekat dengan ? Apa alasanya ?
..................................................................................................................................
....................................................................................................................................
f. Tergabung dalam tingkat takson dan takson apa Canis lupus dengan Panthera
leo?
………………………………………………………………………………………
g. Mengapa Felix domesticus lebih dekat kekerabatannya dengan Panthera leo
daripada Canis familiaris? Jelaskan !
…………………………………………………………………………...………….
……………………………………………………………………………………....
h. Felix bengalensis dengan Panthera tigris memiliki ciri-ciri morfologi yang
hampir sama. Dengan melihat skema kasifikasi filogenetik, manakah diantara
spesies tersebut yang persamaan sifatnya paling banyak dengan Felix domesticus?
Jelasakan !
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa

Aktivitas

Klasifikasi Artifisial

- Misalnya, 8 jenis tumbuhan yang dipilih adalah :


1. Tanaman mangga
2. Tanaman bougenvile
3. Lidah buaya
4. Lidah mertua (Sansievera)
5. Tanaman jambu biji
6. Tanaman pepaya
7. Tanaman puring
8. Rumput gajah
- Tabel klasifikasi
Tumbuhan berbuah Tumbuhan tidak berbuah
Tanaman mangga Tanaman bougenvile
Tanaman jambu biji Lidah buaya
Tanaman pepaya Lidah mertua (Sansievera)
Tanaman puring
Rumput gajah

Aktivitas 2
Klasifikasi Alamiah
- Tabel 1
No. Nama Hewan Deskripsi Ciri-ciri
1 Panda Tubuh ditutupi rambut, memiliki kelenjar mammae,
memiliki daun telinga, memiliki kelopak mata dan bulu
mata, memiliki moncong hidung,
2 Katak Tubuhnya lembab, tungkai belakang lebih panjang
daripada tungki depan, diantara jari-jarinya terdapat
selaput, matanya terletak di samping kanan dan kiri
kepala
3 Kadal Tubuhnya ditutupi sisik, tidak memiliki daun telinga
4 Burung unta Tubuh ditutupi bulu, mulut berupa paruh, tungkai depan
berupa sayap
5 Ikan anemon Tubuh ditutupi sisik, alat gerak berupa sirip, habitat
akuatik

- Tabel 2
Huruf Nama Hewan Deskripsi Ciri-ciri
A. Lutung Tubuh ditutupi rambut, memiliki kelenjar
mammae, memiliki daun telinga, memiliki
kelopak mata dan bulu mata
B. Buaya Tubuh ditutupi sisik, memiliki gigi-gigi yang
tajam
C. Burung nuri Tubuh ditutupi bulu, mulut berupa paruh,
tungkai depan berupa sayap
D. Katak hijau Tubuhnya lembab, tungkai belakang lebih
panjang daripada tungki depan, diantara jari-
jarinya terdapat selaput, matanya terletak di
samping kanan dan kiri kepala
E. Ikan mas koki Tubuh ditutupi sisik, alat gerak berupa sirip,
habitat akuatik
F. Ular phyton Tubuh ditutupi sisik, tubuh panjang, tidak
memiliki daun telinga
G. Zebra Tubuh ditutupi rambut, memiliki kelenjar
mammae, memiliki daun telinga, memiliki
kelopak mata dan bulu mata, motif tubuh
bergaris-garis, jari-jari mengalami penebalan
H. Singa Tubuh ditutupi rambut, memiliki kelenjar
mammae, memiliki daun telinga, memiliki
kelopak mata dan bulu mata, memiliki
moncong
- Tabel 3
Hewan 1 Hewan 2 Hewan 3 Hewan 4 Hewan 5
A D B C E
G F
H
- Diskusi
1. Pengelompokkan yang telah dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologi
2. Perbedaan antara sistem klsifikasi artifisial dan sistem klasifikasi alami
Sistem Artifisial Sistem Alami
- Penggolongan didasarkan pada ciri- - Penggolongan didasarkan pada ciri-ciri
ciri yang sederhana ataupun ciri-ciri alamiah dari organisme tersebut
buatan manusia - Mekanisme penggolongan lebih
- Mekanisme penggolongan lebih kompleks dan harus menggunakan ciri-
sederhana dan fleksibel ciri alamiah

Aktivitas 3
Klasifikasi Filogenetik
Jawaban pertanyaan :
a. Merupakan sistem klasifikasi yang didasarkan pada jauh atau dekatnya kekerabatan
antara takson yang satu dengan yang lainnya.
b. Kingdom  Phylum  Classis  Familiy  Order  Genus  Species
c. Sedikit, banyak
d. Banyak, sedikit
e. Ursus maritimus, karena keduanya berada dalam satu spesies. Spesies merupakan
tingkatan takson yang paling rendah. Oleh karena itu, persamaan ciri-ciri organisme yang
berada pada satu spesies semakin banyak, sehingga hubungan kekerabatanya juga
semakin dekat
f. Tingkat takson Order pada takson Carnivora
g. Karena keduanya berada pada satu family, sehingga persamaan sifatnya lebih banyak
daripada dengan Canis familiaries yang berbeda spesies
h. Lebih dekat dengan Felix bengalensis,karena berada dalam satu spesies. Spesies
merupakan tingkatan takson yang paling rendah. Oleh karena itu, persamaan ciri-ciri
organisme yang berada pada satu spesies semakin banyak.
E. Analisa Bahan Praktikum
Bahan praktikum yang digunakan dalam praktikum klasifikasi berupa objek langsung
dan objek secara tidak langsung melalui gambar-gambar dan skema. Pemilihan bahan
praktikum yang berupa objek langsung, yaitu beberapa jenis tanaman yang ada di
halaman sekolah, bertujuan untuk melatihkan ketrampilan siswa untuk mendeskripsi ciri-
ciri secara langsung dan mengelompokkannya juga secara langsung. Dengan
menggunakan bahan praktikum secara langsung, siswa juga akan berlatih untuk
mengahadapi situasi yang kontekstual sehingga pembelajaran pun menjadi lebih
bermakna.
Sedangkan untuk bahan praktikum yang berupa gambar-gambar dan skema digunakan
untuk mewakili keterbatasan untuk menyuguhkan objek secara langsung. Misalnya saja
berbagai jenis hewan pada Filum vertebrata, yang agak sulit jika disediakan langsung
sebagai bahan praktikum. Oleh karena itu, perlu disubtitusi dengan menggunakan
gambar-gambar hewan vertebrata yang representatif dalam memperlihatkan ciri-ciri
morfologi dari hewan-hewan tersebut. Skema juga digunakan dalam praktikum
klasifikasi filogenetik, karena jika siswa diminta mengelompokkan sendiri objek-objek
dengan menggunakan sistem klasifikasi filogenetik, maka mereka akan mengalami
kesulitan, karena dalam mengklasifikasikan dengan dasar filogenetik, tidak hanya
melibatkan ciri-ciri morfologi saja, namun juga hubungan evolusi antarobjek tersebut.
Dengan demikian penggunakan skema akan membantu kegiatan praktikum yang
bertujuan untuk menanamkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang ada pada
sistem klasifikasi filogenetik.

F. Referensi
Anshori, Martono. 2009. Biologi untuk Kelas 1 SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Kistinnah, Idun, dan Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan lingkungannya untuk
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Prawirohartono. 2004. Sains Biologi 1A. Jakarta: Bumi Aksara
Spooner, D. 2003. Plant Nomenclature and Taxonomy: An Horticultural and Agronomic
Perspective. Netherlands: John Wiley and Sons, Inc.
Sudarsono, Ratnawati, dan Budiwati. 2003. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Yogyakarta:
Jurusan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta
Sulistyorini. 2009. Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Depdiknas
Woese C, Kandler O, Wheelis M (1990). "Towards a natural system of organisms:
proposal for the domains Archaea, Bacteria, and Eucarya.".Proc Natl Acad Sci
USA 87 (12): 45769. Retrieved 11 Feb 2010.
Woolfolk, A. 2007. Educational Psycholog 10th Ed. Fransisco: Pearsom International
Inc.

Anda mungkin juga menyukai