Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu problem yang hingga kini masih dihadapi dalam pelaksanaan sistem
pendidikan nasional adalah rendahnya kualitas pendidikan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut dan sekaligus memenuhi tuntutan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Otonomi Daerah, di mana dalam bidang pendidikan saat ini telah terjadi
pergeseran manajemen dari birokratis yang sentralistik menjadi desentralistik. Sejalan
dengan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Nomor 22, 23, dan 24 sebagai pedoman untuk mengembangkan Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP).
Dalam melaksanakan KTSP, program pendidikan persekolahan mengemban
misi untuk menjadikan peserta didik kelak sebagai warga masyarakat sekaligus warga
negara yang cerdas, terampil, dan berwatak penjamin keberlangsungan Bangsa-
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dengan perkataan lain, peserta didik yang
benar-benar kompeten dalam artian memiliki keterampilan kewarganegara-
an/kecakapan hidup (life skilt/tife competency) secara memadai. Berbekal
kecakapannya itu secara sadar dan penuh tanggung-jawab akan mereka gunakan
dalam membangun identitas budaya, integritas sosial, dan kepribadian bangsanya
serta untuk menghadapi tantangan kehidupan dan penghidupan hari esok yang sarat
dengan ketidakpastian. Di samping itu para peserta akan memiliki fondasi yang
kokoh untuk melakukan diskoveri/inkuiri sebagai titik awal penguasaan cara belajar,
belajar bagaimana berpikir, dan belajar sepanjang hayat.
Keterwujudan misi tersebut mempersyaratkan perlunya dilakukan perubahan
terhadap pembelajaran yang berlangsung selama ini di sekolah/kelas, yaitu
pembelajaran yang berorientasi pada guru menjadi pembelajaran yang berorientasi
pada optimalisasi kompetensi peserta didik berikut proses pencapaiannya. Perubahan
tersebut dilakukan karena menurut para pakar pendidikan bahwa pembelajaran yang
berorientasi pada guru, keterlaksanaannya lebih bersifat indok-trinatif dengan
menekankan ketercapaian target kurikulum yang berupa hasil belajar pada ranah
pengetahuan saja sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) untuk

1
kepentingan jangka pendek. Sementara kebutuhan peserta didik pada ranah sikap dan
psikomotor ternyata kurang mendapatkan perhatian secara memadai. Kemampuan ini
menunjukkan hasil belajar peserta didik sebagai dampak pengiring (nuturant effect)
untuk kepentingan kehidupan jangka panjang yang seharusnya dialami selama proses
pembelajaran. Kenyataan inilah yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas
keluaran pendidikan persekolahan sebagai salah satu problem yang sekarang dihadapi
oleh bangsa Indonesia.

B. Rumusan masalah
Menjelaskan pengertian dari pendekatan, strategi, metode, teknik-teknik dan
model Pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Agar mengetahui pengertian dari pendekatan, strategi, metode, teknik-teknik dan
model Pembelajaran.
2. Dapat membedakan antara pendekatan, strategi, metode, teknik-teknik dan model
Pembelajaran, serta sebagai seorang calon guru dapat mengaplikasikannya saat
mengajar di kelas.
3. Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah strategi pembelajaran kimia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Pendekatan Pembelajaran
a. Menurut para ahli
Menurut Akhmad sudrajat pendekatan pembelajaran dapat di artikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat masinh
sangat umum, di dalamnya menwadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991), menunjukan cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga
berdampak, ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di
dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan
lingkungan kelihatan kehijau-hijauan
dan seterusnya.
Pendekatan menurut Wahjoedi (1999:121) adalah cara untuk
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
Berdasarkan dari beberapa kajian di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa pendekatan ialah sebuah langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu permasalahan atau objek kajian.
b. Jenis-jenis pendekatan
Secara umum jenis-jenis pendekatan yaitu sebagai berikut :
- Pendekatan kontekstual
- Pendekatan konstruktivisme
- Pendekatan deduktif
- Pendekatan induktif
- Pendekatan konsep dan proses
- Pendekatan sains, teknologi dan masyarakat

3
Di lihat dari pendekatannya :

- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa


(student centered approach)
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach)

B. Strategi Pembelajaran
Menurut A.J. Romiszowski (1981) berpendapat bahwa strategi adalah suatu
pandangan umum tentang rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah
terpilih untuk metode pembelajaran.
Menurut Dick & Carey (1990) menyatakan bahwa strategi menunjukan
komponen umum suatu set bahan aJar instruksional dan prosedur yang akan
digunakan bersama bahan ajar tersebut untuk memperoleh hasil belajar tertentu.
Menurut T Raka Joni (1991) adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Lebih lanjut ditunjukkan bahwa strategi pembelajaran itu banyak
ragamnya, ibarat berada dalam satu rentangan (continum) antara dua ujung yang
saling berlawanan, yaitu ekspositoridan diskoveri/inkuiri.
Menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dengan demikian maka dapat di simpulkan bahwa strategi menunjukkan
langkah-langkah kegiatan (syntax) atau prosedur yang digunakan dalam menyajikan
bahan ajar untuk mencapai tujuan, kompetensi, hasil belajar.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu:
1. exposition-discovery learning dan
2. group-individual learning

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran


dapat dibedakan, antara lain :

1. Strategi pembelajaran induktif dan


2. Strategi pembelajaran deduktif.

4
C. Metode Pembelajaran
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab
secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah
teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara
untuk memperoleh sesuatu.
Metode (method), menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah
cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau
mempraktikkan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Selanjutnya Reigeluth (1983) mengartikan bahwa metode mencakup rumusan
tentang pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan
dengan memperhatikan tujuan, hambatan, dan karakteristik peserta didik sehingga
diperoleh hasil yang efektif, efisien, dan menimbulkan daya tarik pembelajaran.
Pendapat Reigeluth tersebut didukung oleh Jerome Brunner (dalam Conny Semiawan,
1997) dengan menyebut metode pembelajaran induktif atau berpikir induktif.
Kemudian J.E. Kemp (1994) menggunakannya untuk mengelompokan pola mengajar
dan belajar, yaitu klasikal, mandiri, dan interaksi guru-peserta didik atau pengajaran
kelompok.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada
prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam
hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis,
terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi
juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga
belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan
untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas
warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

D. Teknik-teknik Pembelajaran
Teknik (technic), menurut T Raka Joni (1991) menunjukkan keragaman khas
dalam mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan latar (setting) tertentu, seperti
kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah,
kemampuan dan kesiapan peserta didik dan sebagainya
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan (melaksanakan/menerapkan) suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.

6
E. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa
yang disebut dengan model pembelajaran. Model, menunjuk suatu struktur secara
konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang, dan sekarang
diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain,
biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang (Marx, 1976).
Menurut Snelbecker (1974) ada beberapa model dan yang paling banyak
digunakan ialah model-model fisika, komputer, dan matematik. Semua model
mempunyai sifat "jika-maka", dan model-model ini terikat sekali pada teori (dalam
Dahar, 1989). Untuk model pembelajaran, menunjuk suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. Contoh model pembelajaran antara lain :
1. ekspositori dan
2. cooperative learning dan sebagainya.
Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, stragetgi, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu:
1. Model interaksi sosial;
2. Model pengolahan informasi;
3. Model personal-humanistik; dan
4. Model modifikasi tingkah laku.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas maka dapat di simpulkan bahwa
pendekatan, strategi, metode, teknik-teknik dan model pembelajaran merupakan suatu
rangkaian proses pembelajaran yang harus diaplikasikan secara tepat dan bergantian
akan dapat menciptakan kondisi yang kondusif, menyenangkan, sehingga
mengembangkan potensi peserta didik terutama berpikir kritis, analistis, dan kreatif.
Dengan demikian, pendidikan persekolahan akan dapat merealisasikan misinya dalam
menjadikan peserta didik sebagai warga masyarakat sekaligus warga negara yang
kompeten-cerdas, terampil dan ber-karakter Sesuai nilai-nilai luhur budaya bangsa
Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pendekatan Pembelajaran. ..\BAHAN\03 Pendekatan
Pembelajaran« chotem.html

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model


Pembelajaran...\BAHAN\03 Pendekatan Pembelajaran\Pendekatan, Strategi, Metode,
Teknik, dan Model Pembelajaran _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG
PENDIDIKAN.html

Anda mungkin juga menyukai