Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses pada industri kimia atau operasional pabrik kimia sangat berkaitan
dan dipengaruhi oleh panas dan perpindahannya. Perpindahan panas terjadi karena
adanya perbedaan temperatur, dan gerak perpindahan panas ialah terjadi dari
temperatur yang lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Untuk
menghantarkan panas, benda memiliki kemampuannya masing-masing sesuai
material pembentuknya, dimana kemampuan ini dikenal dengan istilah
konduktivitas. Konduktivitas termal merupakan fenomena perpindahan energi
termal dari temperatur yang lebih tinggi menuju ke arah temperatur yang lebih
rendah. Transfer panas ini sangat diperhitungkan untuk perancangan alat industri
kimia, contohnya ialah pada perancangan heat exchanger dan reaktor. Secara
umum, terdapat tiga cara perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Perpindahan panas dengan cara konduksi dipelajari fenomenanya oleh
Joseph Fourier, yang menghasilkan hukum Fourier. Konduksi sendiri merupakan
perpindahan panas yang terjadi akibat adanya kontak secara langsung antar
permukaan benda yang memiliki perbedaan temperatur. Perpindahannya terjadi
karena pergerakan dari partikel pada masing-masing benda. Penghantaran panas
dari benda tersebut berbeda tergantung konduktivitas termalnya, yang akan
mempengaruhi nilai panas yang berpindah. Transfer panas pada peristiwa
konduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luas penampang, luas kontak,
geometri benda, serta pengaruh insulasi/isolasi termal. Insulasi termal merupakan
proses yang menyebabkan laju perpindahan panas menurun atau rendah.
Percobaan heat conduction apparatus dilakukan untuk melihat fenomena
perpindahan panasnya, yang dilihat dari pengaruh perubahan luas penambang,
tebal penampang dan material penyusun bahan terhadap temperatur pada
konduktor. Variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi perhitungan laju
perpindahan panas. Sesuai dengan teorinya, luas penampang tidak mempengaruhi
perhitungan laju perpindahan panas. Perbedaan ini disebabkan karena laju alir
panas yang dialirkan (supply) memiliki nilai yang berubah-ubah tiap waktunya

1
2

(tidak konstan). Hal ini menyebabkan pembacaan temperatur menjadi lebih sulit.
Terjadinya perbedaan ini disebabkan oleh laju alir panas yang disuplai yang selalu
berubah-ubah setiap waktu atau tidak konstan, sehingga pembacaan temperatur
menjadi lebih sulit, media yang digunakan juga berbeda, sehingga daya hantarnya
menyebabkan terjadinya pembacaan yang berbeda pada nilai temperatur.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana prinsip kerja dari heat conduction apparatus?
2) Bagaimana cara menghitung konduktivitas termal dari suatu material?
3) Bagaimana proses perpindahan panas terjadi?
4) Bagaimana penerapan hukum Fourier pada material?
5) Bagaimana aplikasi dari heat conduction apparatus?

1.3. Tujuan
1) Memahami prinsip kerja heat conduction apparatus.
2) Mengetahui cara menghitung konduktivitas termal dari suatu material.
3) Memahami proses perpindahan panas yang terjadi.
4) Mengetahui penerapan hukum Fourier pada material.
5) Memahami aplikasi dari heat conduction apparatus.

1.4. Manfaat
1) Dapat memahami prinsip kerja heat conduction apparatus.
2) Dapat mengetahui cara menghitung konduktivitas termal dari suatu
material.
3) Dapat mengetahui proses perpindahan panas yang terjadi.
4) Dapat mengetahui penerapan hukum Fourier pada material.
5) Dapat memahami aplikasi dari heat conduction apparatus.

Anda mungkin juga menyukai