LANDASAN TEORITIS
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.
Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer Adi Satrio didefinisikan sebagai
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil
dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau
munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.2
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.”3
Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah bahwa: “Prestasi
adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang
dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil
______________
1
Adi Satrio, Kamus Ilmiah Populer. (Jakarta: Visi 7, 2005), hal. 467.
2
Noehi Nasution dkk, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Bina Aksara, 1998), hal. 4.
3
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 19.
4
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,...”, hal. 21.
11
12
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara
definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti
untuk memahami proses belajar, yakni: Relatively permanent, yang secara
umum menetap. Respons Potentiality, kemampuan bereaksi Reinforce,
penguatan. Practise, praktik atau latihan.
6. Biggs dalam pendahuluan Teaching of Learning, Biggs mendefinisikan
belajar dalam tiga rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan
institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata
seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit
mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui
semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.5
banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi
atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa
telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya semakin
baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan pelaku belajar
dunia disekeliling pelaku belajar. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-
______________
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya 2008), hal. 90-91.
14
nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.”6
pengalaman dan latihan.”7 Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri
kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi
______________
6
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Gramedia, 1991), hal. 36.
7
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 68.
8
Mahfudz Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Bina Ilmu, Surabaya, 1990),
hal. 29.
15
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan para pakar tersebut,
secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan perubahan seluruh
tingkah laku inividu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil pengalaman
Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan sekali lagi bahwa perubahan
tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan (maturation ), keadaan gila,
mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai hasil proses belajar.
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap (permanent)
sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
perubahan yang bersifat sementara tidak dapat disebut sebagai hasil atau akibat dari
dengan segala tingkah laku yang merupakan hasil dari proses kematangan
oleh kematangan fisik atau psikis tidak dapat disebut sebagai hasil dari belajar.
______________
9
Pakasi, Anak dan Perkembangannya. Pendekatan Psiko-Pedagogis terhadap Generasi
Muda, (PT Gramedia. Jakarta, 1981), hal. 41.
16
Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar atau hasil belajar menurut
Muhibbin Syah, adalah “taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.10
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan prestasi
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang
dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes
tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat
perubahan sifat benda, yakni tingkat penguasaan, atau perubahan tingkah laku yang
dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.
______________
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,...”, hal. 60.
17
Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi dunia nyata
Dari rumusan yang diungkapkan Ngainun Naim “CTL adalah model pembelajaran
pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus
______________
11
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), hal. 133.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 255.
13
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 193.
18
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
bahwa: “CTL adalah proses pendidikan yang membantu siswa melihat makna
dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata
“CTL adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa
tugas guru lebih banyak pada strategi pembelajaran daripada memberi informasi.
Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL)
______________
14
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif : Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hal. 207.
15
Rusman, Model-model Pembelajaran. Mengembangkan Profesional Guru, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 190.
16
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 228.
19
yang dimiliki siswa. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi dalam
pembelajaran dan pembelajaran yang dialami akan lebih bermakna bagi siswa.
yang lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya. Oleh karena itu, ada beberapa
______________
17
Hamruni, Strategi Pembelajaran,...”, hal. 137-138.
18
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif,...”, hal. 194.
19
B. Johnson Elaine, Contextual Teaching dan Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: MLC, 2008), hal. 72-79.
21
yang membuat hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran dan konteks
yang esensial bagi kehidupan di masa datang.”20Prinsip ini mendukung kerja sama
sehingga para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana dan
Pada pembelajaran IPA, prinsip ini muncul ketika ada kesadaran pada diri
sama dengan orang disekitarnya. Pada dasarnya prinsip ini dilakukan dalam
pembelajaran IPA dengan kegiatan kerja sama, saling berpendapat dan saling
menambahkan Para siswa berpikir “Kreatif dan kritis dalam rangka pengumpulan,
______________
20
Nanang Hanafia, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,
2012), hal. 69.
22
analisis dan sintesis data dalam pemecahan masalah.”21 Siswa mempunyai gaya
belajar yang berbeda-beda, seperti gaya belajar audio, visual maupun audio visual.
Dalam pembelajaran IPA yang dilakukan guru juga memfasilitasi siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya seperti dengan menayangkan video dan
memberikan kesempatan siswa untuk membaca modul terlebih dulu. Disini siswa
diajak untuk selalu kreatif dan berpikir kritis agar dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.
seluruh potensinya. Sesuai prinsip ini, Jamil sepakat bahwa: “Sasaran utama CTL
Pada pembelajaran IPA prinsip pengaturan diri ini berarti pada belajar
sesuai kemampuannya, dan bertanggung jawab atas keputusan dan perilaku siswa.
Meskipun siswa melakukan belajar mandiri akan tetapi guru tetap membimbing
______________
21
Nanang Hanafia, dkk, Konsep Strategi,...”, hal. 70.
22
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), hal. 181.
23
berinteraksi dengan temannya melalui kegiatan kerja sama akan tetapi siswa tidak
boleh mendominasi dalam kegiatan tersebut. Siswa yang pandai harus tetap
menyelesaikan masalah.
pada kelas V MIN labui. Pembelajaran IPA kelas V MIN labui menggunakan
metode ceramah, di mana siswa hanya menerima penjelasan dari guru. Guru
kegiatan pembelajaran IPA, hal itu mengakibatkan proses dan hasil belajar IPA
Learning akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa
ikut serta dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Siswa mengalami
CTL dan ceramah. Hal itu bertujuan agar dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
dengan model CTL yang akan dilakukan haruslah berbeda dengan pembelajaran
metode ceramah yang telah dilakukan. Setelah mengkaji hal mendasar yang
membedakan antara pembelajaran CTL dan ceramah di atas, diharapkan guru dapat
24
dan benar.
Contextual Teaching And Learning (CTL), tentunya kita akan berpijak pada
prestasi atau hasil belajar setelah proses belajar itu berlangsung. Dalam hal ini Anni
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.”23 Oleh karena itu apabila peserta
diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil belajar adalah suatu penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulangulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Dalam suatu
kegiatan belajar diharapkan siswa dapat menguasai tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Anni menjabarkan tiga ranah tersebut sebagai
berikut:
______________
23
Anni Catharina Tri, Psikologi Belajar, (Semarang:UPT MKK UNNES, 2010), hal. 85
25
mengalami aktifitas belajar yang tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan
dapat diukur yang berupa penguasaan konsep yang dideskripsikan dalam tujuan
melihat keberhasilan hasil belajar siswa dalam penerapan metode picture and
______________
24
Anni Catharina Tri, Psikologi Belajar,...”, hal. 5.
26
1. Kelebihan
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak
______________
25
Anisah, Kelebihan Contextual Teaching And Learning. http://www.duniapelajar, diakses
pada tanggal 9 April 2017.
27
menghafal.
2. Kekurangan
perbedaan potensi individu tiap -tiap siswa. Pembelajaran ini pada dasarnya
kelemahan tersebut maka baik guru maupun siswa perlu melakukan upaya berikut:
a. Bagi Guru
tentang konsep pembelajaran itu sendiri, potensi perbedaan individu siswa dikelas,
sarana, media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas
b. Bagi Siswa
wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, adanya perubahan
sikap dalam menghadapi persoalan dan memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam
meyelesaikan tugas-tugas.
Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA, adalah sebuah mata pelajaran
yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar(SD/MI), dan sekolah
sekolah menengah tingkas atas (SMA/SMU) dan perguruan tinggi, kata IPA lebih
dikenal sebagai salah satu penjurusan kelas yang secara khusus lebih memfokuskan
semesta.
metode sains. Ilmu pengetahuan jenis ini berbeda dengan ilmu pengetahuan sosial
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso
merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis
atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara
______________
26
Andi, Pengertian Ipa, http://lukenququ.blogspot.com, diakses pada tanggal 6 April 2017.
27
Suyoso Abdulah, Pengembangan Pendidikan IPA SD, (Jakarta : Dirjendikti Depdiknas,
1998), hal. 23.
29
yang lain”.28 Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil
sempurnakan.
Setidaknya ada tiga cakupan yang harus dipelajari dalam pelajaran IPA di
2) Biologi
3) Fisika
Sampai saat ini, konten sains bagi kebanyakan guru diberikan melalui
dalam konteks teknologi. Guru-guru ini juga harus melibatkan siswa dalam
memiliki pemahaman yang lebih dalam dibandingkan guru yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan IPA, namun mereka harus memiliki tama-tema dan
______________
28
Abdullah, Pembelajaran IPA di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1998), hal. 18.
30
perspektif yang sama terhadap IPA. Hurd yang menyatakan bahwa orang yang
1) Dapat membedakan teori dari dogma, data dari hal-hal yang bersifat
mistis, sains dari pseudo sains, bukti dari propaganda dan pengetahuan
dari pendapat.
2) Mengenal dan memahami hakikat IPA, keterbatasan dari saintifik
inkuiri, kebutuhan untuk pengumpulan bukti.
3) Memahami bagaimana cara untuk menganalisis dan memproses data.29
yang melek sains. Ciri pembelajaran yang bersifat konstruktif ini dapat dibedakan
______________
29
Hurd, Scientific Literacy: New Minds for Changing World, (USA: John Willey and Sons,
1998), hal. 55.
30
Sucipto, Pembelajaran IPA yang Bersifat Konstruktif di SD,
http://pembelajaranguru.wordpress.com, diakses pada tanggal 6 April 2017
31
Psikomotorik
Melakukan kegiatan percobaan
perubahan sifat benda dengan
pemanasan dan pembakaran.
Afektif
Mengembangkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif,
rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi.
Perubahan Kognitif
Sifat Benda Produk
(Pencampuran Mengindentifikasi tentang sifat
dengan air dan benda, seperti bentuk, warna,
Pembusukan) kelenturan, kekerasan, dan bau,
sebelum dan sesudah mengalami
proses perubahan.
Proses
Melaksanakan percobaan
perubahan sifat benda akibat
pencampuran dengan air dan
pembusukan.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan percobaan
perubahan sifat benda dengan
pencampuran dengan air dan
pembusukan.
Afektif
Mengembangkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif,
rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan keterampilan
32