Anda di halaman 1dari 64

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

DOKUMEN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(TERM OF REFERENCE, ToR)

Nomor: ......... /ToR-H FAL/PP-KOR/10/2017

tentang

PENGADAAN BARANG DAN JASA KONSTRUKSI


PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP …
PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)


TAHUN 2017

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

I. UMUM

A. Dasar & Latar Belakang


1. Surat Keputusan Direksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor :
SKEP/307/ 031.01/DU0000/PTD/03/2017, tanggal 21 Maret 2017, tentang
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Umum PT Dirgantara Indonesia (Persero).
2. Ketentuan Pelaksanaan (KP) PT Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor: 30-
KP-001C tanggal 22 Februari 2017 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa.
3. Adminstrative Procedure (AP) PT Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor:
30-AP-PF-001A, tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa dengan
Metoda Pemilihan Langsung.
4. Administrative Procedure (AP) Nomor: 30-AP-003 tanggal 20 Mei 2013
tentang Perubahan Pengadan Barang/Jasa Konsultansi, Konstruksi dan
Fasilitas Umum.
5. Permohonan Persetujuan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dengan
menggunakan dana PMN tahun 2015 Nomor: PMN/030/DP0000/03/2017,
tanggal 29 Maret 2017.
6. Form Permohonan Persetujuan Pengadaan Barang dan/atau Jasa (FPBJ)
Investasi dan Non Produksi Nomnor : FPBJ/026/CA0000/05/2017, tanggal
29 Mei 2017.
B. Ruang Lingkup Pekerjaan
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa bertugas untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa Konstruksi Paket Pekerjaan Pembuatan Pondasi Mesin dan Ruang
Mesin CMM di Hanggar GWS KP sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan.
C. Sumber Dana
Pengadaan ini dibiayai dengan dana yang berasal dari Dana PMN melalui
persetujuan pengajuan earmark nomor : PMN/020/DP0000/03/2017, tanggal 29
Maret 2017. Kode OPCAF dengan Sandi Anggaran K31.
D. Definisi.
1. Pengguna Barang/Jasa
a. Pengguna Barang/Jasa adalah Direksi PT Dirgantara Indonesia
(Persero) dalam hal ini diwakili oleh Direktur Umum dan Sumber Daya
Manusia atau Pejabat yang disamakan sebagai Pengguna Barang/Jasa
dan pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengajuan dan
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Juga disebut sebagai Pemberi
Tugas.
b. Dalam Pelaksanaan tugas sehari-hari Pengguna Barang/Jasa diwakili
sepenuhnya oleh Kepala Divisi Pengadaan Umum dan Jasa Fasilitas.
c. Pengguna Barang/Jasa akan memberikan bimbingan dalam waktu
singkat untuk membantu kelancaran Pelaksanaan pekerjaan.
d. Tanggung Jawab dan Wewenang Pengguna Barang/Jasa.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.1. Menandatangani semua Appendix dan Surat Perjanjian dengan


Peserta Pelelangan.
d.2. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada Peserta
Pelelangan.
d.3. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.
d.4. Menyetujui atau menolak pekerjaan Tambah/ Kurang.
d.5. Menyetujui atau menolak adanya “Force Majeure”
d.6. Menyetujui atau menolak Penyerahan Pekerjaan.
e. Pengguna Barang/Jasa akan mengeluarkan semua instruksi kepada
Peserta Pelelangan termasuk persyaratan resmi dan administrasi yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Panitia Pengadaan
Panitia Pengadaan adalah Tim Fungsional yang terdiri dari beberapa orang
karyawan yang memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya, yang diangkat
oleh Direksi dan bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pengadaan Barang/Jasa dengan batasan nilai sesuai kewenangan yang
diberikan.
3. Pemilihan Peserta Pelelangan
Pemilihan Peserta Pelelangan adalah kegiatan untuk menetapkan Peserta
Pelelangan yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Peserta Pelelangan
Peserta Pelelangan adalah perusahaan yang ditunjuk oleh pengguna
barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan. Juga disebut sebagai
Pelaksanaan.
5. Spesifikasi adalah rincian syarat-syarat, batas-batas standard yang telah
ditetapkan untuk suatu produk Barang/Jasa.
6. Kualifikasi adalah pengakuan terhadap seseorang/Badan Usaha yang telah
melewati beberapa persyaratan/ujian atau kompetensi yang relevan sesuai
dengan kebutuhannya.
7. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga perkiraan yang dikalkulasikan
secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
8. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Direksi (atau pejabat yang
ditunjuk oleh Direksi) yang bertanggungjawab atas Pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
9. Tim Pengawas
a. Tim Pengawas adalah Tim yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa
untuk melaksanakan pengawasan jalannya Pelaksanaan pekerjaan
dan penilaian terhadap proses dan hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa sehingga akan didapat hasil
pekerjaan yang sebaik-baiknya sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
b. Tugas, Tanggungjawab dan Wewenang Tim Pengawas
b.1. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol Pelaksanaan
pekerjaan baik dari aspek mutu, waktu, volume dan biaya.
b.2. Menolak sub Penyedia Jasa yang tidak memenuhi syarat (jika
ada).
b.3. Menolak gambar kerja (shop drawing) yang tidak memenuhi
syarat.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

b.4. Menolak bahan/peralatan Penyedia Jasa yang tidak


memenuhi syarat.
b.5. Menolak personil Penyedia Jasa yang dinilai menghambat
kelancaran Pelaksanaan pekerjaan.
b.6. Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian
pekerjaan yang meragukan dengan biaya Penyedia Jasa.
b.7. Memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk membongkar
pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak dan
memperbaiki kembali dengan biaya Penyedia Jasa.
b.8. Memperingatkan Penyedia Jasa secara tertulis mengenai
kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan sesuai Dokumen
Kontrak.
b.9. Menghentikan sementara pekerjaan Penyedia Jasa apabila
terdapat penyimpangan dari peraturan yang
berlaku/Dokumen Kontrak.
b.10. Memerintahkan Penyedia Jasa untuk bekerja selama 24
jam/hari dan pada hari libur tanpa ada tambahan biaya
(apabila diperlukan).
b.11. Menyetujui atau menolak pekerjaan Tambah/Kurang, setelah
kooordinasi dengan User (Pengguna), Departemen
Pengelolaan Fasilitas dan Aset Perusahaan c/q Bidang
Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku fungsi
perencana fasilitas.
b.12. Menyetujui atau menolak alasan “Force Majeure”, setelah
kooordinasi dengan User (Pengguna), Departemen
Pengelolaan Fasilitas dan Aset Perusahaan c/q Bidang
Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku fungsi
perencana fasilitas.
b.13. Menyetujui atau menolak As Built Drawing dan Pedoman
Pemakaian.
b.14. Menyetujui atau menolak penyerahan Pertama , setelah
kooordinasi dengan User (Pengguna), Departemen
Pengelolaan Fasilitas dan Aset Perusahaan c/q Bidang
Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku fungsi
perencana fasilitas.
b.15. Menyetujui atau menolak penyerahan Kedua , setelah
kooordinasi dengan User (Pengguna), Departemen
Pengelolaan Fasilitas dan Aset Perusahaan c/q Bidang
Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku fungsi
perencana fasilitas.
b.16. Memproses claim Penyedia Jasa
b.17. Memproses denda Penyedia Jasa
b.20. Memberi jalan keluar yang bijaksana dalam
mempertimbangkan usul-usul dari Peserta Pelelangan, User
(Pengguna), Departemen Pengelolaan Fasilitas dan Aset
Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan Rancang Bangun
Fasilitas selaku fungsi perencana fasilitas maupun Peserta

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Pelelangan apabila terdapat kesulitan teknis maupun


administrative dalam Pelaksanaan pekerjaan
b.21. Meneliti dan memeriksa isi Dokumen Kontrak dan Addendum
Kontrak.
10. User (Pengguna)
a. User (Pengguna) adalah Direktur Produksi yang menjadi pengguna hasil
pekerjaan.
b. Dalam menjalankan tugasnya Direktur Produksi dibantu oleh Kepala
Divisi Perakitan Akhir dan Pusat Deliveri beserta beberapa orang
petugas untuk membantu Tim Pengawas dalam pengawasan pekerjaan
sehari-hari di lapangan.
c. Tugas, Tanggungjawab dan Wewenang.
c.1. Bersama-sama Tim Pengawas mengawasi Pelaksanaan
pekerjaan.
c.2. Menanda tangani Berita Acara pemeriksaan pekerjaan.
c.3. Menyetujui/menolak perubahan pekerjaan.
c.4. Mengusulkan perubahan pekerjaan.
c.5. Menerima/menolak hasil pekerjaan.
d. User (Pengguna) akan memberikan fasilitas/kemudahan yang
diperlukan dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk menghindarkan
terlambatnya kemajuan pekerjaan.
e. User (Pengguna) membantu kelancaran pembayaran kepada Peserta
Pelelangan.
11. P e r e n c a n a
a. Perencana adalah Departemen Pengelolaan Fasilitas dan Aset
Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas yang
diberikan tugas dan fungsi sebagai perencana fasilitas di PT Dirgantara
Indonesia (Persero).
b. Tanggung Jawab dan Wewenang Perencana.
b.1. Melaksanakan Persiapan Perencanaan, Penyususnan
Pengembangan Rencana dan Penyususnan Rencana Detail
antara lain meliputi Rencana Arsitektur/Interior, Rencana
Struktur, Rencana Utilitas dan Estimasi Biaya.
b.2. Menjawab pertanyaan Peserta Pelelangan dan memberikan
penjelasan atas aspek struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal
dan aspek-aspek desain lainnya apabila terdapat keragu-raguan
atas ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
b.3. Mengadakan pengawasan berkala selama pekerjaan konstruksi
fisik dan melaksanakan kegiatan seperti: melaksanakan
penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis apabila ada
perubahan, Memberikan penjelasan terhadap persoalan-
persoalan yang timbul selama masa Pelaksanaan konstruksi,
memberikan saran-saran dan membuat laporan akhir
pengawasan berkala.
b.4. Mempertimbangkan usul-usul Pengguna Barang/Jasa, Tim
Pengawasatau User (Pengguna) maupun Peserta Pelelangan
mengenai masalah-maslah perubahan atau design.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

b.5. Memberikan konsultasi mengenai hal-hal estetika/arsitektural,


fungsional, structural, mekanikal dan elektrikal apabila terdapat
keragu-raguan mengenai ketentuan dalam Dokumen Kontrak
melalui Tim Pengawas.
b.6. Apabila dianggap perlu melalui Tim Pengawas, berhak untuk
meminta pemeriksaan/pengujian pekerjaan secara khusus untuk
menjamin bahwa Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan isi
Dokumen Kontrak.
b.7. Memberikan penjelasan lanjutan tentang isi Dokumen Kontrak
sebagai instruksi kepada Peserta Pelelangan melalui Tim
Pengawas.

II. PERSYARATAN UMUM


1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa pada garis
besarnya meliputi:
a. Pengerahan Tenaga Kerja.
b. Alat Kerja.
c. Penyediaan Bahan-bahan/Material.
2. Lokasi Pekerjaan.
Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan di Hanggar GWS KP
PT Dirgantara Indonesia (Persero) – Jl. Pajajaran No. 154 Bandung.
3. Pelelangan.
a. Umum
a.1. Peserta lelang
Lelang ini dapat diikuti oleh semua peserta yang memenuhi semua
persyaratan Administrasi dan Teknis.
a.2. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
1.
2.
3.
Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
melakukan tindakan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
4.1.
a.2.1. Berusaha mempengaruhi anggota Panitia Pengadaan
Barang/Jasa dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi keinginan peserta yang bertentangan baik
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen
ini maupun dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

a.2.2. Melakukan persekongkolan antar peserta untuk


mempengaruhi proses pelelangan, sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil/meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;
a.2.3. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen ini.
a.3. Larangan Pertentangan Kepentingan
Larangan pertentangan kepentingan ditujukan untuk menjamin
perilaku dan tindakan tidak mendua dari para pihak dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan perannya. Oleh karena itu yang
bersangkutan tidak boleh memiliki/melakukan peran ganda atau
terafiliasi.
a.4. Satu Penawaran Tiap Peserta
Setiap peserta hanya boleh memasukkan satu penawaran (satu
brand/merk) untuk satu paket pekerjaan.
a.5. Sistem/Metoda Pemilihan Peserta Lelang.
Pemilihan Peserta Lelang
ditetapkan oleh Panitia Pengadaan dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) sebagai berikut:
a.5.1. Metoda Pengadaan : Pelelangan Sederhana
a.5.2. Sistem Penilaian kompetensi : Pascakualifikasi
a.5.3. Sistem Penyampaian dokumen : 2(dua) Tahap, 2(dua)
Sampul
a.5.4. Sistem Evaluasi : Sistim gugur
a.6. Agenda Pelelangan
Pelaksanaan lelang unutk Pemilihan Peserta lelang
mempunyai agenda kegiatan sebagai berikut:
a.6.1. Pengumuman lelang di web site/Papan pengumuman
resmi PT Dirgantara Indonesia (Persero);
a.6.2. Pendaftaran lelang dan Penyerahan dokumen
pelelangan;
a.6.3. Rapat Penjelasan (Aanwijzing);
a.6.4. Penerimaan, pembukaan, pemeriksaan dokumen
administrasi dan teknis;
a.6.5. Penerimaan, pembukaan, pemeriksaan dokumen
penawaran harga;
a.6.6. Pelaksanaan final negosiasi;
a.6.7. Panitia Pengadaan membuat laporan hasil pelelangan;
a.6.8. Penetapan pemenang lelang oleh PPK;
a.6.9. Pengumuman pemenang pelelangan;
a.6.10. Masa Sanggah;
a.6.11. Pembuatan Final draft Surat Perjanjian/Kontrak;
a.6.12. Penandatangan Surat Perjanjian/Kontrak;
a.6.13. Penyerahan Surat Perjanjian/Kontrak.
a.7. Apabila Surat Perjanjian telah ditanda tangani, maka Dokumen
Pengadaan akan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

a.8. Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan:


a.8.1. Ketentuan Pelaksanaan (KP) PT Dirgantara Indonesia
(Persero) Nomor: 30-KP-001C tanggal 22 Februari 2017
tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa.

a.8.2. Adminstrative Procedure (AP) PT Dirgantara Indonesia


(Persero) Nomor: 30-AP-PF-001A, tentang Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa dengan Metoda Pemilihan
Langsung.
a.8.3. Administrative Procedure (AP) Nomor: 30-AP-003 tanggal
20 Mei 2013 tentang Perubahan Pengadan Barang/Jasa
Konsultansi, Konstruksi dan Fasilitas Umum.

b. Pernyataan Peserta Pelelangan


b.1. Setiap peserta lelang yang mengajukan penawaran dianggap telah
menyatakan bahwa ia sudah mempelajari dan memahami semua
isi Dokumen Pengadaan.
b.2. Setiap peserta lelang yang mengajukan penawaran harus
mempunyai sekurang-kurangnya Kualifikasi Grade 3/sub
kualifikasi K2.
b.3. Setiap peserta lelang yang mengajukan penawaran dianggap telah
menyatakan mengunjungi tapak dan mengenal semua keadaan
tapak, tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan, serta telah
meneliti kebenaran Dokumen Pengadaan dengan keadaan nyata
tapak.
b.4. Setiap peserta lelang yang mengajukan penawaran dianggap telah
betul-betul mengetahui dan menyadari akan semua hukum dan
peraturan mengenai prosedur dan proses Pelaksanaan yang
berlaku di daerah tempat Pelaksanaan pekerjaan.
b.5. Pemasukkan suatu penawaran adalah suatu pernyataan oleh
peserta lelangbahwa penawarannya berdasarkan kepada
pekerjaan, bahan dan peralatan seperti yang dipersyaratkan dan
tercakup dalam Dokumen Pengadaan.
c. Prosedur Pelelangan
c.1. Umum
c.1.1. Proses penilaian Kompetensi dan Kemampuan Usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari
calon Peserta Lelangan dilakukan dengan
Pascakualifikasi.
c.1.2. Peserta lelang harus mengikuti semua kegiatan yang
diadakan berkenaan dengan lelang pekerjaan. Apabila
ada Peserta lelang tertentu yang tidak mengikuti salah
satu atau banyak kegiatan Pelelangan, maka Panitia
Pengadaan Barang/Jasa berhak menentukan apakah
Peserta lelang tersebut diperkenankan mengikuti acara
selanjutnya atau tidak. Apabila Panitia Pengadaan
Barang/Jasa memperkenankan Peserta lelang tersebut

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

ikut dalam acara selanjutnya, maka Peserta lelang


tersebut dianggap telah mengikuti acara yang tidak
diikuti sebelumnya dan semua resiko sebagai
konsekuensi akibat darinya ditanggung oleh Peserta
bersangkutan.
c.1.3. Undangan kepada peserta lelang sudah mencakup hal-
hal sebagai berikut :
c.1.3.1. Identifikasi Pekerjaan.
c.1.3.2. Tanggal, tempat dan waktu Penjelasan
lelang(Aanwijzing).
c.1.3.3. Tempat, batas tanggal dan waktu pemasukan
penawaran.
c.1.4. Peserta lelang berhak menerima 1(satu) set lengkap
Dokumen Pengadaan/Pengadaan.
c.1.5. Panitia Pengadaan Barang/Jasa akan
menyelenggarakan Rapat Penjelasan lelang
(Aanwijzing) untuk menjelaskan: lingkup pekerjaan,
metoda pengadaan/penyelenggaraan pelelangan, cara
penyampaian penawaran, dokumen yang harus
dilampirkan dalam dokumen penawaran, acara
pembukaan dokumen penawaran, metoda evaluasi, dll.
Penjelasan lelang dituangkan dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan lelang (Aanwijzing) termasuk pertanyaan
dari peserta, jawaban dari Panitia dan perubahan
terhadap Dokumen Pengadaan. Berita Acara ditanda
tangani oleh ½ (satu per dua) jumlah anggota Panitia
yang hadir dan minimal 1(satu) wakil dari peserta yang
hadir dan diberikan kepada semua Peserta lelang
segera setelah Rapat Penjelasan lelang(Aanwijzing).
c.1.6. Kunjungan ke Tapak akan dilakukan bila dipandang
perlu untuk memberikan penjelasan lanjutan setelah
Rapat Penjelasan lelang(Aanwijzing).
c.1.7. Addenda yang diperlukan akan diberikan kepada tiap
Peserta Pelelangan, sebelum pemasukkan penawaran.
c.1.8. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan akan
diberikan kepada semua Peserta lelang paling lambat
pada hari Rapat Penjelasan (Aanwijzing) diadakan.
Rencana Anggaran Biaya tersebut dipakai sebagai
pedoman bagi Peserta lelang dalam mengajukan
penawaran yang memuat perincian dari masing-masing
jenis pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan dan bersifat tidak mengikat.
c.1.10. Seluruh dokumen dilengkapi dengan Surat pengantar
yang dibuat pada kertas berlogo perusahaan Peserta
Pelelangan dan harus ditandatangani oleh Pimpinan
Perusahaan/Penerima Kuasa, diberi tanggal dan
dilengkapi dengan Cap Perusahaan, Nama jelas dan
Jabatan;

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.1.11. Seluruh dokumen tersebut harus disampaikan kepada


Panitia Pengadaan atau harus sudah diterima oleh
Panitia Pengadaan paling lambat pada tanggal, waktu
dan tempat, sebagaimana tercantum dalam Jadwal
Pelelangan;
c.1.12. Setiap penyerahan dokumen yang melewati batas akhir
waktu pemasukan akan ditolak dan seluruh dokumen
akan dikembalikan kepada peserta yang bersangkutan
dalam keadaan tertutup (sampul tidak dibuka) disertai
dengan bukti serah terima.
c.1.13. Setiap peserta lelang yang mengajukan penawaran
minimal harus sudah menerapkan Sitem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan sudah
pernah diaudit Sistim Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3), poto kopi hasil audit tesebut
harus dilampirkan dalam dokumen pengajuan
penawaran harga dan aslinya harus ditunjukkan
kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
c.2. Persyaratan Administrasi
c.2.1 Peserta Lelangan harus mengisi Dokumen Kualifikasi
yang diberikan oleh Panitia dan melampirkan copy surat
yang diperlukan serta tidak terbatas pada:
c.2.1.1. Menyampaikan Surat Kuasa untuk
menandatangani dokumen penawaran dari
Pemimpin Perusahaan/Direktur Utama (apabila
dokumen penawaran tidak ditandatangani oleh
Pemimpin/Direktur Utama Perusahaan);
c.2.1.2. Fotocopy Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP),
Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi (untuk
pekerjaan jasa konstruksi), Surat Ijin Usaha
lanya yang relevan dengan Bidang Pekerjaan
yang dilelangkan, Surat Keterangan Ahli untuk
Pekerjaan Sipil, Suarat Keterangan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta
surat-suarat Ketarngan lainnya yang relevan
dengan pekerjaan ini;
c.2.1.3. Fotocopy Landasan Hukum Pendirian
Perusahaan (Akta Notaris) dan Surat Keterangan
Domisili;
c.2.1.4. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(SPPKP);
c.2.1.5. Fotocopy SPT Masa PPh atau PPN 3(tiga) bulan
terakhir & SPT Tahunan PPh Badan tahun 2016
beserta SSP Pasal 29;
c.2.1.6. Neraca perusahaan tahun 2016;
c.2.1.7. Menyampaikan Surat Pernyataan Minat, Pakta
Integritas dan Referensi Bank.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.2.2. Peserta yang tidak memenuhi persyaratan yang diminta


dalam Dokumen Kualifikasi yang diberikan oleh Panitia,
dinyatakan tidak lulus dan tidak dapat melanjutkan
proses pengadaan.
c.2.3. Peserta Lelang harus merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang Jasa Konstruksi;
c.2.4. Satu group perusahaan hanya boleh mengajukan satu
penawaran.
c.2.5. Peserta Lelang harus melampirkan surat pernyataan di
atas meterai Rp6.000,00 yang menyatakan
kesanggupannya apabila dinyatakan sebagai pemenang.
c.3. Persyaratan Teknis
c.3.1. Peserta Lelang dalam memberikan penawaran harga
harus melampirkan hal-hal sebagai berikut :
c.3.1.1. Metoda Pelaksanaan;
c.3.1.2. Brosure material yang ditawarkan (dengan
menandai type/seri yang akan ditawarkan
apabila material tersebut merupakan material
hasil pabrikan);
c.3.1.3. Jadwal Pelaksanaan;
c.3.1.4. Daftar pengalaman perusahaan dalam
pekerjaan yang sejenis dan daftar pekerjaan
yang sedang dilaksanakan disertai dengan bukti
berupa salinan kontraknya (halaman depan,
nilai & tanda tangan), kecuali untuk perusahaan
yang baru.
c.3.2. Peserta Lelang harus melampirkan surat pernyataan di
atas meterai Rp6.000,00 yang menyatakan
kesanggupannya untuk melaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan.
c.4. Persyaratan Penawaran Harga.
c.4.1. Semua isi Dokumen Penawaran harus menggunakan
Bahasa Indonesia.
c.4.2. Penawaran harus dibuat sesuai dengan formulir yang
ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan
harus diserahkan sesuai dengan petunjuk lelang ini.
c.4.3. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk
mata uang Rupiah dan harus terperinci untuk setiap item
serta sudah termasuk PPn 10%.
c.4.4. Setiap Peserta lelang tidak diperbolehkan merubah,
menarik kembali atau membatalkan penawarannya
selama 90(sembilan puluh) hari kalender setelah
Pelelangan, terhitung sejak pemasukkan penawaran.
c.4.5. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan
huruf. Apabila terjadi perbedaan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah yang tercetak dalam huruf.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.4.6. Penyerahan dokumen Penawaran Harga diserahkan


langsung (tidak melalui Pos/courier) oleh Peserta Lelang
kepada Panitia Pengadaan sesuai dengan tempat dan
jadwal yang telah ditentukan.
c.4.7. Masa berlakunya penawaran yang diajukan oleh Peserta
Lelang sekurang-kurangnya 90(sembilan puluh) hari
kalender.
c.4.8. Hal-hal yang sudah harus diperhitungkan oleh Peserta
Lelang dalam penawaran dan Pelaksanaan dalam paket
pekerjaan ini bahwa seluruh harga satuan pekerjaan
sudah meliputi, antara lain:
c.4.8.1. Harga bahan, biaya-biaya pengangkutan,
pembuatan dan pemasangan, biaya penyediaan
alat-alat safety, biaya pengamanan yang
kesemuanya merupakan resiko dan tanggung
jawab Peserta Lelang.
c.4.8.2. Biaya-biaya pembuatan Dokumen Penagihan,
serta Dokumen-dokumen lainnya dan pajak-
pajak yang kesemuanya merupakan resiko dan
tanggung jawab Peserta Lelang.
c.5. Prosedur Pelaksanaan Pelelangan
c.5.1. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta
c.5.1.1. Pengumuman dan pendaftaran peserta lelang
dilakukan dalam waktu bersamaan;
c.5.1.2. Pengumuman dilakukan melalui website dan
Papan pengumuman yang tersedia di
perusahaan.
c.5.2. Rapat Penjelasan (Aanwijzing)
c.5.2.1. Aanwijzing dilaksanakan pada tempat dan
tanggal yang ditentukan dalam dokumen ini
(lihat jadwal lelang);
c.5.2.2. Dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) akan
dijelaskan mengenai isi dokumen Lelang yang
meliputi antara lain dan tidak terbatas pada:
 Jumlah Peserta Lelang;
 Metoda Pemilihan Penyedia barang
dan/atau Jasa;
 Ruang lingkup pekerjaan;
 Tahapan lelang;
 Cara penyampaian dokumen Penawaran;
 Hal-hal yang menggugurkan Penawaran
harga;
 Metoda Evaluasi.
c.5.3. Apabila ada hal-hal yang baru/tambahan, perubahan,
koreksi dan lain lain dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan (Aanwijzing) yang akan diterbitkan setelah
selesai Rapat Penjelasan (Aanwijzing) dan ditandatangani

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

oleh Satu orang Wakil dari masing-masing Peserta


Lelang yang mengikuti Rapat Penjelasan (Aanwijzing)
serta Panitia Pengadaan yang hadir.
c.5.4. Peserta Lelang yang tidak mengikuti Rapat Penjelasan
(Aanwijzing) apabila mengikuti tahapan lelangberikutnya
dianggap sudah memahami isi Term of Reference (ToR)
dan semua keputusan rapat penjelasan (aanwijzing).
c.6. Pemeriksaan Dokumen Pengadaan
c.6.1. Jika setelah diadakan pemeriksaan dan pembahasan
Dokumen Pengadaan ternyata timbul keragu-raguan dan
perbedaan antara apa yang disyaratkan oleh salah satu
bagian dengan bagian yang lain dalam Dokumen
Pengadaan, maka hanya penafsiran atau pembetulan
tertulis lewat Addenda Panitia Pengadaan Barang/Jasa
yang mengikat.
c.6.2. Apabila dalam penawaran terjadi kesalahan perkalian dan
atau penjumlahan maka harga penawaran yang dianggap
berlaku adalah harga sesuai Surat Penawaran.
c.7. Jaminan Pernawaran
c.7.1. Jaminan Penawaran ditentukan 3% (tiga persen) dari
total nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
c.7.2. Jaminan Penawaran diterbitkan oleh Bank Umum (tidak
termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau oleh Perusahaan
Asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(surety bond) dan mempunyai dukungan reasuransi
sebagaimana persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia.
c.7.3. Jaminan penawaran tersebut berlaku selama 90(sembilan
puluh) hari kalender sejak tanggal pemasukan
penawaran.
c.7.4. Jaminan Penawaran harus ditujukan kepada: PT
Dirgantara Indonesia (Persero) Jalan Pajajaran No: 154
Bandung 40174.
c.7.5. Jaminan penawaran merupakan jaminan dari peserta
lelang bahwa peserta lelang akan menanda tangani Surat
Perjanjian setelah menerima penunjukkan dari Pengguna
Barang/Jasa.
c.7.6. Penarikan diri oleh peserta lelang yang terpilih/ ditunjuk
akan menjadi alasan yang cukup dan berdasar bagi
Pengguna Barang/Jasa untuk menyita jaminan tersebut
sebagai ganti kerugian.
c.7.7. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada semua
peserta lelang segera setelah pengumuman pemenang
pelelangan, kecuali bagi pemenang lelang, yang harus
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan terlebih dulu.
c.7.8. Nama paket pekerjaan yang dijamin dalam surat jaminan
penawaran harus sama dengan nama paket yang
ditawarkan.

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.8. Pemasukan Penawaran


c.8.1. Apabila tidak ditentukan lain, maka metoda
penyampaian dokumen penawaran adalah metoda dua
sampul, dimana Surat Penawaran berikut lampirannya
harus dimasukkan ke dalam satu sampul tertutup
(amplop) tidak tembus pandang (bahan bebas) dengan
ukuran disesuaikan dan warna bebas. Amplop tersebut
dilem/tertutup rapat serta pada bagian muka diberi
tulisan seperti contoh berikut :

…………… 1)

……………………. 2)

1) Diisi nama Pekerjaan, Waktu, Tanggal & Tempat


Pelelangan.
2) Diisi Alamat Panitia Pengadaan.
c.8.2. Surat Penawaran Harga ditujukan kepada “Ketua Panitia
Pengadaan Barang dan Jasa Umum PT. Dirgantara
Indonesia (Persero) Jl. Pajajaran 154 Bandung – 40174 “.
c.8.3. Surat Penawaran dibuat dalam rangkap 3(tiga) secara
terpisah, yaitu 1(satu) asli dan 2(dua) copy/rekaman
dengan ketentuan sebagai berikut:
c.8.3.1. Surat Penawaran asli harus dibuat di atas kertas
berkop/berlogo Perusahaan dan diberi materai
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah), bertanggal dan
dibubuhi tanda tangan Pimpinan Perusahaan
atau wakil yang sah disertai dengan surat
kuasa, dan dicap dengan cap Perusahaan.
c.8.3.2. Bentuk Surat Penawaran mengikuti contoh Surat
Penawaran yang terlampir dalam Dokumen
Pengadaan.
c.8.4. Lampiran Surat Penawaran, juga dibuat rangkap 3(tiga)
yang harus diserahkan bersama-sama dengan Surat
Penawaran dalam amplop yang sama sebagai berikut:
c.8.4.1. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan.
c.8.4.2. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah.
c.8.4.3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
c.8.4.4. Daftar Peralatan dan Perlengkapan yang akan
dipergunakan.
c.8.4.5. Jadwal waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
c.8.4.6. Fotokopi Surat Jaminan Penawaran.
c.8.4.7. Brosur-brosur dengan diberi tanda terhadap
material yang ditawarkan.
c.8.4.8. Metoda/Cara Pelaksanaan.

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.8.5. Jaminan Penawaran yang asli harus diserahkan tersendiri


di luar amplop penawaran kepada Panitia Pengadaan
Barang/Jasa sebelum pemasukkan penawaran.
c.8.6. Amplop penawaran dimasukkan ke dalam tempat
memasukkan penawaran yang telah disediakan oleh
Panitia Pengadaan Barang/Jasa di tempat yang telah
ditentukan.
c.8.7. Tempat serta batas tanggal dan waktu pemasukkan
penawaran ditentukan seperti pada undangan lelang
kecuali bila ditentukan lain pada Rapat Penjelasan
lelang(Aanwijzing) atau Addenda.
c.8.8. Semua dokumen atau surat-surat yang dipersyaratkan
dalam lelang harus dilampirkan di dalam dokumen
penawaran.
c.8.9. Penawaran yang tidak memenuhi syarat-syarat yang
tersebut di atas akan dianggap tidak sah.
c.8.10. Sesuai jadwal yang telah ditentukan Ketua Panitia akan
membuka rapat dan meminta agar Para Peserta Lelang
menyerahkan dokumen persyaratan Administrasi dan
Teknis kepada Panitia Pengadaan.
c.8.11. Sesuai batas waktu yang ditentukan, yaitu 30 menit
setelah pembukaan rapat, Ketua Panitia Pengadaan
akan menyatakan waktu penerimaan dokumen telah
ditutup.
c.8.12. Surat Penawaran yang terlambat dimasukkan tidak akan
diperhatikan.
c.8.13. Peserta Lelang yang tidak dapat melengkapi dokumen
Administrasi yang dipersyaratkan dinyatakan gugur.
c.8.14. Proposal Teknis dari peserta yang telah memenuhi
persyaratan Administrasi akan diperiksa kesesuaiannya
dengan spesifikasi yang diminta.
c.8.15. Peserta Lelang yang tidak memenuhi persyaratan Teknis
akan dinyatakan gugur.
c.9. Pembukaan Penawaran
c.9.1. Pembukaan Penawaran akan diadakan segera setelah
lewatnya batas waktu pemasukan penawaran.
c.9.2. Panitia Pengadaan didampingi oleh wakil Peserta Lelang
akan membuka sampul, serta memeriksa satu persatu
kelengkapan dokumen Administrasi.
c.9.3. Berita Acara Pembukaan Penawaran akan dibuat segera
setelah Pembukaan Penawaran, ditanda tangani oleh
Panitia dan dua orang wakil peserta lelangyang sah yang
ditunjuk oleh para peserta lelang yang hadir.
c.9.4. Panitia Pengadaan Barang/Jasa berhak menolak
penawaran yang tidak dipersiapkan dan tidak diajukan
sesuai Petunjuk Pelelangan.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.9.5. Pembukaan Penawaran Harga dilakukan terhadap


Peserta yang telah memenuhi persyaratan Administrasi
dan Teknis.
c.9.6. Peserta yang memberikan penawaran di atas HPS akan
dinyatakan gugur.
c.9.7. Maksimum 5(lima) Peserta yang mempunyai nilai
terendah akan diikut sertakan pada penawaran akhir;
c.9.8. Apabila Penawaran Harga yang nilainya di bawah HPS
kurang dari 2(dua), maka Panitia akan menyatakan
bahwa lelang gagal dan akan diusulkan agar dilakukan
lelang ulang.
c.9.9. Berdasarkan hasil penawaran akhir, Peserta dan Panitia
akan menandatangani Berita Acara Penawaran Harga
akhir.
c.9.10. Bagi peserta lelang yang telah dinyatakan sebagai
pemenang lelang oleh PPK, harus merubah harga stauan
sesuai dengan hasil penawaran akhir;
c.10. Pemilihan Pemenang Lelang
c.10.1. Evaluasi Penawaran dilakukan oleh Panitia Pengadaan
Barang/Jasa terhadap semua penawaran yang masuk,
yang meliputi evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran
harga dengan metoda evaluasi sistem nilai/pembobotan.
c.10.2. Evaluasi Administrasi
Memeriksa kelengkapan dan keabsahan Dokumen
Penawaran, dokumen kualifikasi dan dokumen lain yang
dilampirkan disesuaikan dengan ketentuan yang telah
dituangkan dalam Dokumen Pengadaan.
c.10.3. Evaluasi Teknis
Meneliti pemenuhan terhadap persyaratan substansif
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
c.10.4. Evaluasi Harga
Memeriksa kewajaran harga satuan masing-masing item
pekerjaan dengan membandingkan terhadap Harga
Perhitungan Sendiri (HPS), Harga Pasar, Harga di proyek
sejenis dan informasi harga satuan yang dipublikasikan
secara resmi.
c.10.5. Apabila setelah dilakukan evaluasi administrasi, teknis
dan harga terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam
penawaran peserta pelelangan, maka Panitia Pengadaan
Barang/Jasa berhak melakukan klarifikasi.
c.10.6. Berdasarkan kepada hasil evaluasi administrasi, teknik
dan harga, Panitia Pengadaan Barang/Jasa akan menilai
dan mempertimbangkan penawaran-penawaran yang sah
dan melaporkan/rekomendasinya hasil penilaiannya
kepada PPK sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan pemenang lelang.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.10.7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan menunjuk


pemenang yang terpilih, dan keputusan tersebut akan
diberitahukan kepada semua Peserta Pelelangan.
c.10.8. Panitia Pengadaan akan mengumumkan pemenang
lelang kepada seluruh peserta melalui fax/email,
berdasarkan keputusan PPK.
c.10.9. Apabila peserta lelang yang ditunjuk sebagai pemenang
mengundurkan diri karena alasan di luar katagori kahar
(Force Majeure), maka jaminan penawaran akan
dicairkan dan menjadi milik PT. Dirgantara Indonesia
(Persero).
c.10.10. Selanjutnya PPK, berhak untuk menunjuk peserta dengan
peringkat kedua terbaik, sebagai pemenang pelelangan.
c.10.11. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya dari
Pemenang lelang yang dipilih walaupun diterima sebagai
bagian dari Dokumen Kontrak, sama sekali tidak
membebaskan Pemenang lelang untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan pada bagian lain
dari Dokumen Kontrak.
c.11. Masa Sanggah
c.11.1. Dari penetapan pemenang lelang oleh PPK, Peserta dapat
menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Panitia
Pengadaan Barang/Jasa selambat-lambatnya dalam
waktu 3(tiga) hari kerja setelah pengumuman pemenang,
dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan
tembusan kepada PPK.
c.11.2. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-
sendiri, maupun bersama-sama dengan peserta lain,
apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
c.11.2.1. Penyimpangan terhadap ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam dokumen Term
of Reference (ToR) yang telah disepakati;
c.11.2.2. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau;
c.11.2.3. Penyalahgunaan wewenang oleh Panitia
Pengadaan Barang/Jasa dan/atau pejabat
yang berwenang lainnya;.
c.11.3. Panitia Pengadaan Barang/Jasa, wajib memberikan
jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat
5(lima) hari kerja, setelah menerima surat sanggahan.
c.11.4. Apabila sanggahan dinyatakan benar, maka PPK akan
menyatakan bahwa lelang gagal. Sebaliknya jika
sanggahan dinyatakan tidak benar maka proses lelang
akan dilanjutkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
c.11.5. Apabila peserta akan melakukan Sanggah Banding, maka
pihak Penyanggah harus menyerahkan Jaminan
Sanggahan berupa Bank Garansi senilai Rp50.000.000,00
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

(Lima puluh juta rupiah) dengan masa berlaku minimal


20(dua puluh) hari kerja.
c.11.6. Apabila terdapat Sanggahan Banding, maka proses lelang
untuk sementara dihentikan hingga terdapat kepastian
secara hukum.
c.11.7. Jika Sanggahan Banding secara hukum ternyata terbukti
tidak benar, maka jaminan sanggahan akan dicairkan
dan menjadi milik PT. Dirgantara Indonesia (Persero)
c.11.8. Apabila Sanggahan Banding secara hukum dinyatakan
benar, maka PPK akan menyatakan bahwa lelang gagal
dan Jaminan Sanggahan Banding akan dikembalikan
kepada pihak Penyanggah.
d. Surat Perintah Kerja (SPK)
Surat Perintah Kerja akan dikeluarkan dan digunakan sebagai dasar
Pelaksanaan Pekerjaan sampai ditandatanganinya Surat Perjanjian.
e. Penandatanganan Kontrak/Surat Perjanjian
Penandatanganan Kontrak/Surat Perjanjian harus dilakukan oleh Direktur
Utama atau Direktur lainnya yang diberi kuasa oleh Direktur Utama.
4. Dokumen Kontrak.
a. Kecuali bila ditentukan lain pada hal-hal tertentu dalam Surat
Perjanjian, persyaratan yang ditentukan dalam persyaratan umum
adalah yang paling menentukan diantara semua bagian dokumen
kontrak.
b. Diluar yang ditentukan pada butir (a) tersebut diatas, semua bagian
yang membentuk Dokumen Kontrak bersifat saling melengkapi, saling
menjelaskan dan/atau komplimenter.
c. Apa yang disyaratkan oleh salah satu bagian dalam Dokumen Kontrak
adalah mengikat sebagaimana yang disyaratkan oleh yang lain.
d. Dalam Pelaksanaan kontrak, Peserta Lelangan telah mengunjungi
tapak/lokasi, membiasakan diri dengan keadaan setempat dan
mencocokan pengamatannya dengan syarat-syarat yang tersebut
dalam dokumen kontrak.
e. Apabila terdapat keragu-raguan dan atau perbedaan antara apa yang
disyaratkan oleh salah satu bagian dengan bagian yang lain dari
dokumen kontrak, maka yang paling menentukan adalah persyaratan
yang mengakibatkan biaya yang paling besar. Untuk hal ini Tim
Pengawas akan memberikan instruksi yang menjelaskan, merubah dan
menegaskan hal tersebut.
f. Apabila ternyata instruksi dari Tim Pengawas seperti tersebut pada
butir (e) diatas mengarah kepada persyaratan yang tidak
mengakibatkan biaya yang paling besar, maka Peserta Lelangan akan
dikenai pekerjaan kurang yang akan diselesaikan sesuai dengan pasal
mengenai Pekerjaan Tambah Kurang.

5. Peraturan Hukum
Pada umumnya dalam penyelenggaraan/Pelaksanaan pekerjaan yang diatur
dalam dokumen kontrak, semua pihak harus mengikuti serta mentaatinya.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

a. Pembatasan Hukum dan Peraturan Pemerintah Pusat Republik


Indonesia dalam penyelenggaraan Pengadaan Barang dan/atau Jasa
(Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05/MBU/2008 tanggal 3
September 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara, serta perubahannya).
b. Pembatasan Hukum dan Peraturan Perusahaan yang berlaku dalam
proses penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa, Ketentuan
Pelaksanaan (KP) PT Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor: 30-KP-
001C tanggal 22 Februari 2017 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa, Administrative Procedure Nomor: 30-AP-002 tanggal 05
Oktober 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan Metoda
Pelelangan), dan Administrative Procedure (AP) Nomor: 30-AP-003
tanggal 20 Mei 2013 tentang Perubahan Pengadan Barang/Jasa
Konsultansi, Konstruksi dan Fasilitas Umum.
6. Peraturan Teknis dan Ketentuan
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1991 (PBI-1991).
b. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja,
c. Standard dan Tata Cara Perhitungan Struktur untuk Bangunan
Gedung (SKSNIT-15-1991-03).
d. Peraturan Semen Portland Indonesia N1-08.
e. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SKBI-
1987).
Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar pelaksanaan yang dibuat Tim Perencana yang sudah
disahkan oleh Direksi termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Tim
Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Surat Perintah Kerja (SPK).
e. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
g. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
a. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan turut serta melaksanakan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilingkungan pekerjaan
pengguna barang/jasa serta melengkapi dengan sarana keselamatan
dan kesehatan kerja (K3)/safety yang diperlukan.
b. Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan diwajibkan
melengkapi dan menggunakan peralatan safety bagi semua personil
dan tenaga kerjanya yang terlibat dalam proyek ini.

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c. Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus


mewajibkan kepada semua pekerjanya atau personil yang terlibat
dalam proyek ini memakai peralatan keselamatan kerja (safety).
d. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan Job Safety Analysis kepada
Pengguna Barang/Jasa melalui Tim Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan dari Departemen K3LH Pengguna Barang/Jasa.
8. Waktu Pelaksanaan
a. Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan secara bertahap
sesuai yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, dan harus juga
menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang disebutkan
dalam Surat Perjanjian dihitung sejak keluarnya Surat Perjanjian.
b. Penyedia Barang/Jasa dalam Pelaksanaan pekerjaan sehari-hari diawasi
oleh Tim Pengawas yang ditunjuk dan dibantu oleh User (Pengguna).
c. Penyerahan pekerjaan untuk yang pertama kali dilakukan jika hasil
Pelaksanaan pekerjaan telah sempurna dan memuaskan sesuai dengan
Dokumen Kontrak.
d. Apabila suatu saat Tim Pengawas menilai bahwa kemajuan pekerjaan
sangat lambat dan diperkirakan akan terjadi keterlambatan, maka Tim
Pengawas akan memberitahukan hal ini dan memerintahkan kepada
Penyedia Barang/Jasa untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan. Penyedia Barang/Jasa harus mengindahkan dan mematuhi
perintah Tim Pengawas tersebut.
9. Masa Pemeliharaan
a. Waktu pemeliharaan untuk pekerjaan tersebut diatas ditentukan
selama 90(sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak pekerjaan
diserahkan untuk pertama kalinya.
b. Selama jangka waktu tersebut Penyedia Barang/Jasa bertanggung
jawab untuk memperbaiki kerusakan/cacat yang terjadi pada
Pelaksanaan pekerjaan. Apabila kewajiban tersebut diatas tidak
dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan menyerahkan
hasil pekerjaan untuk yang kedua kalinya.
c. Semua biaya yang terjadi akibat hal tersebut dalam pasal 9.2.
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Dalam
hal kerusakan yang tidak disebabkan oleh kesalahan Penyedia
Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa berhak menerima pembayaran
atas pekerjaan perbaikan sesuai dengan tata cara Pekerjaan Tambah
dan Kurang.
d. Tahap pembayaran terakhir hanya bisa diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa setelah semua kerusakan, cacat dan/atau tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh pekerjaan telah diperbaiki secara
sempurna dan telah berakhirnya masa pemeliharaan.
e. Dalam masa pemeliharaan, Tim Pengawas akan mengeluarkan daftar
cacat yang memuat semua kerusakan, cacat atau tidak berfungsinya
sebagian atau seluruh pekerjaan dan memerintahkan kepada Penyedia
Barang/Jasa untuk segera memperbaiki semua kekurangan yang yang
disebutkan dalam daftar cacat tersebut.
d. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas segala kerusakan hasil
Pekerjaan yang disebabkan kesalahan yang dibuat oleh Penyedia

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Barang/Jasa dalam jangka waktu 2(dua) tahun, terhitung sejak


penyerahan Kedua.
10. Syarat-syarat Pelaksanaan dan Penyerahan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga akhli dibidangnya
masing-masing, sehingga diharapkan diperoleh hasil pekerjaan yang
sebaik-baiknya dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
b. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari Pelaksanaan yang
ditunjuk sebagai “Penanggung Jawab” yang mempunyai
wewenang/kuasa penuh mewakili Pelaksanaan yang dapat menerima
serta menyelesaikan segala perintah dan petunjuk-petunjuk dari PPK
yang dalam hal ini diwakili oleh Tim Pengawas.
c. Peserta Pelelangan yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa sebagai
Pelaksana pekerjaan tersebut harus menyampaikan secara tertulis
kepada Tim Pengawas:
c.1. Rencana Kerja yang dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa dan telah
disetujui oleh Tim Pengawas dan User (Pengguna) yang akan
digunakan dalam Pelaksanaan pekerjaan.
c.2. Keterangan lengkap tentang struktur organisasi dan daftar
personil yang akan memimpin dan melaksanakan pekerjaan
yang ditugaskan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk diketahui
dan disetujui oleh Tim Pengawas dan User (Pengguna).
d. Selambat-lambatnya 3(tiga) hari kalender sesudah Surat Perintah Kerja
(SPK) diberikan, Penyedia Barang/Jasa harus sudah melaksanakan
pekerjaan secara nyata di lapangan.
e. Penyerahan Pekerjaan Pertama kali dilakukan jika hasil Pelaksanaan
pekerjaan telah sempurna dan memuaskan sesuai dengan Dokumen
Kontrak dengan didahului pemeriksaan lapangan yang dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan yang ditanda tangani oleh
Tim Pengawas, User (Pengguna) dan Penyedia Barang/Jasa.
f. Penyerahan Kedua kali atau yang terakhir dilakukan apabila masa
pemeliharaan telah terlampaui dengan syarat Penyedia Barang/Jasa
telah menyelesaikan perbaikan atas kerusakan/cacat pada pekerjaan
selama masa pemeliharaan.
11. Laporan Harian.
a. Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan.
b. Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus
dicatat setiap harinya.
c. Catatan tersebut meliputi antara lain :
c.1. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
c.2. Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain.
c.3. Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah
dipergunakan dan yang di tolak atau diterima.
c.4. Tenaga Kerja yang dikerahkan.
c.5. Keadaan cuaca
c.6. Kemajuan dan pekerjaan.
c.7. Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d. Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Penyedia


jasa dan Pengawas harian sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi
perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan
persoalan kepada User/Tim Pengawas untuk mendapat penyelesaian.
e. Disamping buku harian harus menyediakan Buku User, dimana dicatat
semua instruksi User yang ditanda tangani oleh User.
12. Laporan Mingguan
Kontraktor diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan
kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai
minggu termaksud. Laporan ini harus diserahkan paling lambat minggu sore
dan dijilid sebanyak 5 (lima) set kemudian diserahkan kepada PT.DI/Tim
Pengawas.
13. Laporan Bulanan
Kontraktor diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua
kegiatan pada bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan harus dijilid
sebanyak 5 set dan harus diserahkan kepada PT. DI/ Tim Pengawas paling
lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya.

14. Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Dan Pembersihan.


Didalam lingkup pembongkaran dan pembersihan tidak seluruh pekerjaan
yang dicakup dalam bab ini tersedia gambar konstruksinya dan Kontraktor
harus menyiapkan gambar denah bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat
dibongkar/ dibersihkan atas persetujuan Tim Pengawas.
Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan pembongkaran dan pembersihan ini,
meskipun telah mendapat persetujuan dari Tim Pengawas, tidak melepaskan
tanggung jawab Kontraktor dari hasil pekerjaan.
15. Gambar Bangunan Yang Akan Dibongkar
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk
membuat gambar bangunan yang akan dibongkar yang memperlihatkan
detail, urutan dan metoda pembongkaran untuk mendapat persetujuannya.
Khususnya untuk bangunan-bangunan yang selama pembongkarannya dapat
mengancam keselamatan pelaksana, stabilitas bangunan disekitarnya dan
pemilihan metoda yang tepat.
16. Hasil Bongkaran
Hasil bongkaran dari bangunan-bangunan yang akan ditetapkan untuk
dibongkar tetap merupakan milik Pemberi Tugas, kecuali kalau ditetapkan lain
oleh Pemberi Tugas. Hasil bongkaran harus dibersihkan dari lapangan dan
lokasi penimbunannya akan ditentukan oleh Pemberi Tugas/ Tim Pengawas.
Apabila bahan hasil bongkaran akan digunakan lagi, maka akan dikeluarkan
surat tertulis oleh Pemberi Tugas/ Tim Pegawas termasuk pemerintah
pembersihan dari bahan yang tidak dikehendaki.
17. Dokumentasi Selama Proyek
Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna untuk dokumentasi di dalam
album dari bagian-bagian pekerjaan yang sedang berlangsung/dilaksanakan
atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh Pemberi
Tugas/Tim Pengawas.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Tim Pengawas


pada akhir bulan.
Dokumen harus berurutan dari awal sampai akhir proyek, agar dapat
memberikan visualisasi pelaksanaan pembangunan proyek dengan baik hasil-
hasil pembuatan dokumentasi tersebut harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Tim Pengawas pada akhir dari setiap bulannya.
Hasil-hasil pemotretan yang dipilih dan dianggap baik oleh Pemberi
Tugas/Tim Pengawas bila diminta harus dapat dibuat cetakan sebanyak 3 set
dalam waktu 2 hari sesudahnya.
Soft Copy dan dokumentasi tersebut akan menjadi milik Pemberi Tugas/Tim
Pengawas dan tidak di ijinkan membuat cetakan dari negatif tersebut tanpa
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Tim Pengawas untuk diserahkan pada
pihak-pihak lain.
Ukuran photo dokumentasi sekurang-kurangnya adalah ukuran post card.
Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal
pengambilan harus disertakan untuk masing-masing gambar dokumentasi
tersebut.
18. Syarat-syarat Pembayaran
a. Apabila tidak ditentukan lain, pada umumnya semua Pembayaran
kepada Penyedia Barang/Jasa akan dilaksanakan dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a.1. Pelaksanaan Pembayaran pertama kali dijadwalkan setelah
Surat Perjanjian ditandatangani kedua belah pihak sebagai uang
muka sebesar 20% dari nilai kontrak yang dibayarkan kepada
Penyedia Barang/Jasa setelah Penyedia Barang/Jasa
mengajukan tagihan pembayaran uang muka.
a.2. Pembayaran kedua dan seterusnya akan diatur lebih lanjut
secara rinci pada Surat Perjanjian.
b. Dalam memperhitungkan prestasi pekerjaan, apabila tidak ditentukan
lain, berlaku ketentuan sebagai berikut:
b.1. Semua bahan atau peralatan yang bisa dibeli setempat dalam
arti tidak diimport, yang sudah disediakan di Tapak tidak akan
diperhitungkan/dinilai sebagai prestasi.
b.2. Penilaian prestasi atas bahan dan/atau peralatan yang di import
adalah sebagai berikut:
b.2.1. Bukti Pembukaan Letter of Credit (L/C) atas nama (c.q) PT
Dirgantara Indonesia (Persero) dinilai sebesar 35% dari nilai
bahan dan/atau peralatan yang tercantum dalam L/C tersebut
dengan maksimum sebesar nilai L/C yang tercantum dalam
perincian harga dalam kontrak.
b.2.2. Bukti pelunasan L/C atas bahan dan/atau peralatan tersebut
dinilai sebesar 90% dari nilai bahan dan/atau peralatan yang
tercantum dalam L/C tersebut dengan maksimum sebesar 90%
dari nilai L/C yang tercantum dalam perincian harga dalam
kontrak.
b.2.3. Tibanya bahan dan/atau peralatan yang diimport yang
dinyatakan dalam berita acara dinilai sebasar 100% dari nilai

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

bahan dan/atau peralatan yang tercantum dalam perincian


harga dalam kontrak dalam keadaan belum terpasang.
b.2.4. Tidak ada harga yang dibayarkan oleh Pengguna Barang/Jasa
kepada Penyedia Barang/Jasa atas pembayaran yang terlambat.
b.3. Pengguna Barang/Jasa memproses permintaan pembayaran yang sah
dalam waktu sesingkat-singkatnya setelah diterimanya persyaratan
penagihan.
b.4. Dalam setiap pembayaran, berkas penagihan harus dilengkapi dengan:
b.4.1. Kuitansi Asli bermaterai cukup.
b.4.2. Berita Acara hasil Pelaksanaan pekerjaan.
b.4.3. Faktur Pajak.
b.4.5. Surat Setoran Pajak (S.S.P).
b.4.6. Foto Copy SPK/Kontrak.
19. Sanksi dan Denda Kelalaian
a. Apabila setelah kurun waktu yang ditentukan seperti tersebut dalam
butir 9.d. Penyedia Barang/Jasa tidak melaksanakan kegiatan di
lapangan maka PPK berhak membatalkan Surat Perjanjian/Kontrak
tersebut serta berhak mencairkan Jaminan Penawaran/Jaminan
Pelaksanaan.
b. Apabila karena kelalaian Penyedia Barang/Jasa, untuk meyelesaikan
suatu tahap Pelaksanaan Pekerjaan terjadi keterlambatan dari waktu
penyelesaian tahap pekerjaan yang dicantumkan dalam Rencana
Pelaksanaan yang diajukan sebelum memulai Pekerjaan, maka
Penyedia Barang/Jasa akan diberikan peringatan dari Tim Pengawas.
c. Demikian juga untuk setiap hari keterlambatan menyelesaiakan seluruh
Pekerjaan yang diakibatkan kelalaian Pelaksanaan, sehingga terjadi
keterlambatan dari waktu yang telah ditentukan dalam Dokumen
Kontrak (DK), maka untuk setiap hari keterlambatan akan dikenakan
denda sebesar 1‰(satu per mil) dari harga kontrak, sampai dengan
maksimum 5%(lima persen) dari harga kontrak.
d. Apabila terjadi keterlambatan seperti pada pasal 12.b dan 12.c., yang
mengakibatkan jumlah denda akumulatif melampaui 5%(lima persen)
dari Harga kontrak, maka PPK dapat menganggap Penyedia
Barang/Jasa mengundurkan diri secara sepihak dan PPK berhak
menunjuk Pihak Lain sebagai pengganti Penyedia Barang/Jasa yang
mengundurkan diri dengan memperhitungkan hak dan kewajiban
Penyedia Barang/Jasa yang mengundurkan diri. Semua hal-hal yang
diakibatkan pengunduran diri Penyedia Barang/Jasa akan tetap
dibebankan kepada Penyedia Barang/Jasa yang mengundurkan diri
atau Penyedia Barang/Jasa yang mengundurkan diri tetap diberi
kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan tersebut dengan catatan
denda seperti pada pasal 12.b dan 12.c. tetap berlaku.
e. Jika Penyedia Barang/Jasa melalaikan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak, maka akan diberikan peringatan tertulis I(pertama) oleh Tim
Pengawas (baik dalam bentuk Surat Peringatan ataupun Perintah
tertulis), dan apabila dalam waktu 7(tujuh) hari Kalender tidak juga
memperbaiki atau berusaha memperbaiki kelalaian tersebut, maka

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

kepada Penyedia Barang/Jasa akan diberikan peringatan tertulis II


(kedua).
f. Jika Penyedia Barang/Jasa setelah diberikan peringatan tertulis I dan II
tetap tidak melaksanakan atau berusaha melaksanakan kewajiban-
kewajibannya yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak dan/atau
perintah dari Tim Pengawas, maka PPK melalui Tim Pengawas akan
memanggil Penyedia Barang/Jasa tersebut dan memberikan sanksi
yang dituangkan di dalam Berita Acara Rapat .
g. Sanksi dan peringatan tersebut diatas akan dijadikan salah satu
pertimbangan oleh PPK dalam melakukan seleksi Penyedia Barang/Jasa
pada pekerjaan-pekerjaan lain.
h. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan terhitung sejak pekerjaan
diserahkan untuk pertama kalinya, pemeliharaan pekerjaan tetap
menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa, karena itu Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan mengadakan perbaikan/pembetulan atas
segala kekurangan dan cacat-cacat sehingga memuaskan Pengguna
Barang/Jasa. Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak mengindahkan
perintah Pengguna Barang/Jasa, maka pekerjaan perbaikan tersebut
akan dilaksanakan oleh Pihak Ketiga atas perintah Pengguna
Barang/Jasa dan dengan biaya yang dibebankan kepada Penyedia
Barang/Jasa.
i. Apabila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan karena kelalaian
Penyedia Barang/Jasa, maka Penyedia Barang/Jasa wajib menanggung
semua resiko yang diakibatkan atas keterlambatan tersebut, temasuk
membayar biaya pengawasan sampai dengan selesainya pekerjaan.
20. Pekerjaan Tambah atau Kurang
a. Apabila menurut Tim Pengawas perlu diadakan perubahan bentuk,
kualitas atau kwantitas pekerjaan, baik yang merupakan pekerjaan
tambah atau pekerjaan kurang, maka Tim Pengawas atas persetujuan
PPK berhak memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk
melaksanakan perubahan tersebut. Penyedia Barang/Jasa
berkewajiban melaksanakan perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah
atau kurang) atas perintah Tim Pengawas.
b. Yang dimaksud perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau kurang)
adalah sebagai berikut:
b.1. Menambah atau mengurangi kuantitas/volume dari jenis
pekerjaan tertentu yang termasuk dalam kontrak.
b.2. Menghapus/menghilangkan pekerjaan tertentu.
b.3. Merubah sifat, kualitas atau jenis dari pekerjaan tertentu.
b.4. Perubahan bentuk di atas sama sekali tidak mengurangi
kekuatan/berlakunya Kontrak, kecuali adanya perubahan biaya
atau hal-hal lain yang ditentukan Pengguna Barang/Jasa.
c. Pada dasarnya tidak ada perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau
kurang) kecuali bila ada hal-hal yang tidak dapat dihindarkan adanya
perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau kurang) yang
sebelumnya harus mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) perubahan
pekerjaan (pekerjaan tambah atau kurang) dari PPK. Sebelum
keluarnya Surat Perintah Kerja tersebut apabila diperlukan Tim

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Pengawas akan mengeluarkan Surat Perintah Kerja sebagai SPK


Sementara untuk perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau
kurang).
d. Semua perhitungan perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau
kurang) harus mengikuti harga satuan yang tercantum dalam perincian
harga penawaran yang telah disetujui bersama-sama yang merupakan
bagian dari Dokumen Kontrak.
e. Untuk pekerjaan yang tidak tercantum dalam perincian anggaran biaya
seperti dalam butir 13.d diatas, harga satuannya akan ditetapkan
bersama antara Penyedia Barang/Jasa, Panitia/Fungsi Pengadaan
Barang dan/atau Jasa, yang diasksikan oleh Tim Pengawas, User
(Pengguna) dan Tim Perencana.
f. Perubahan pekerjaan atau penggantian material yang mengakibatkan
terjadinya pekerjaan tambah yang tidak disertai dengan perintah
tertulis dari PPK tidak dibenarkan dan tidak akan dibayar.
g. Perubahan pekerjaan (pekerjaan tambah atau kurang) tidak boleh
digunakan sebagai alasan untuk merubah tanggal penyerahan
Pekerjaan Pertama Kali yang sudah dijadwalkan, kecuali atas
persetujuan tertulis dari PPK atas saran dari Tim Pengawas, User
(Pengguna) dan/atau Departemen Pengeloaan Fasiltas dan Aset
Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku
Fungsi Perencana Fasilitas.
h. Baik untuk Pekerjaan Tambah maupun Pekerjaan Kurang, semua
perhitungan biaya akhir harus dilakukan sesuai dengan perincian
penawaran harga dari Penyedia Barang/Jasa yang merupakan bagian
dari Dokumen Kontrak, khususnya yang menyangkut keuntungan
Penyedia Barang/Jasa.
21. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
a. Jika disebabkan sesuatu perintah perubahan pekerjaan dari Pengguna
Barang/Jasa atau disebabkan karena keadaan yang berada diluar
kemampuan Penyedia Barang/Jasa, sehingga penyelesaian pekerjaan
mengalami kelambatan, maka Penyedia Barang/Jasa harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Barang/Jasa dengan
keterangan-keterangan yang lengkap untuk mendapatkan
perpanjangan waktu Pelaksanaan pekerjaan.
Pemberitahuan ini harus diterima oleh Pengguna Barang/Jasa
selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kalender sebelum batas
waktu penyelesaian berakhir.
b. Pengguna Barang/Jasa setelah menerima pemberitahuan ini akan
mempertimbangkan permohonan Penyedia Barang/Jasa tersebut.
Persetujuan mengenai perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
atau sebagian dari padanya akan diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa secara tertulis.
c. Bila sampai 14(empat belas) hari kalender sebelum batas waktu
penyelesaian pekerjaan berakhir Penyedia Barang/Jasa belum
mengajukan permohonan perpanjangan waktu, maka batas waktu
penyelesaian pekerjaan tetap sesuai dengan yang dinyatakan dalam

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Kontrak. Segala resiko akibat keterlambatan pekerjaan akan


diperhitungkan sejak saat itu.
22. Eskalasi Biaya dan Force Majure
a. Penyedia Barang/Jasa harus menanggung semua resiko fluktuasi biaya
yang mungkin timbul selama berlangsungnya Pelaksanaan pekerjaan,
kecuali dalam hal terjadinya “Force Majeure”.
b. Apabila selama dalam Pelaksanaan pekerjaan, terjadi hal-hal diluar
dugaan atau kekuasaan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dianggap
sebagai Force Majeure yang secara langsung mempengaruhi
Pelaksanaan pekerjaan, baik waktu penyelesaian atau harga
pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa dapat meminta pertimbangan
Pengguna Barang/Jasa. Pengguna Barang/Jasa akan memberikan
keputusan yang bijaksana untuk mengadakan penyesuaian akibat
Force Majeure tersebut.
c. Yang dapat dianggap sebagai Force Majeur adalah hal-hal sebagai
berikut:
c.1. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan angin topan
serta huru-hara dan kebakaran yang disebabkan oleh faktor-
faktor extern yang mengganggu Pelaksanaan pekerjaan.
c.2. Peraturan Pemerintah dalam bidang import dan Peraturan
Pemerintah dalam bidang perekonomian yang mempunyai
efek langsung pada pekerjaan dan telah dikeluarkan
peraturan Pelaksanaannya.
c.3. Peraturan Pemerintah dalam bidang moneter dan perburuhan
yang mempunyai efek langsung pada pekerjaan dan telah
dikeluarkan peraturan Pelaksanaannya.
d. Terjadinya Force Majeur, apapun akibatnya sama sekali tidak dapat
menjadi alasan untuk pembatalan Kontrak.
e. Penyedia Barang/Jasa harus segera memberitahukan kepada
Pengguna Barang/Jasa atas timbulnya suatu kejadian “Force Majeure“
tidak lebih dari 7(tujuh) hari kalender sejak terjadinya Force Majeur.
Jika batas waktu ini dilampaui, hak untuk menunjukkan adanya Force
Majeur dan hak untuk menuntut akibat Force Majeure tersebut akan
hilang.

23. Asuransi
a. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menutup asuransi contruction
equipmentnya sendiri.
b. Contructor’s All Risk (CAR) dan/atau Erection All Risk (EAR) termasuk
Thirt Party Liability (TPL) Insurance adalah termasuk beban yang harus
ditutup oleh Penyedia Barang/Jasa.
c. Resiko sendiri yang tidak dapat dibayarkan oleh Perusahaan Asuransi,
baik karena ketentuan deductible maupun kenaikan harga menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Biaya premi tambahan (jika
ada) untuk mengembalikan nilai pertanggungan menjadi sebesar nilai
semula setelah terjadi claim menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d. Penyedia Barang/Jasa wajib mengikut sertakan program jaminan sosial


tenaga kerja (Jamsostek) untuk semua tenaga kerja yang bekerja pada
proyek ini dalam jaminan kecelakaan dan/atau kematian, kepada
perusahaan Asuransi yang mempunyai program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK).
e. Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan polis penutupan asuransi
kepada Pengguna Barang/Jasa.
24. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada User dan Tim Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan
lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan direcanakan
dengan baik, bebas dari cacat, teknis maupun estetis serta sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-
bukti mengenai hal-hal tersebut dan melaksanakan uji kualitas pada
laboratorium independen atas biaya kontraktor sendiri pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Tim Pengawas, bahwa semua pekerjaan
yang telah diselesaikan dengan sempurna, tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
25. Nama Pabrikan/Merk Yang Ditentukan
Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dan satu
jenis bahan/komponen, maka Kontraktor berkewajiban menawarkan dan
memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi
Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak
terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada
saat pemesanan bahan/merek tersebut tidak ada/sukar diperoleh dan
dinyatakan dengan bukti tertulis, maka konsultan pengawas dengan
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatif
merk lain dengan Spesifikasi minimum yang sama.
Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan
kepada pemberi tugas fotocopy dari bukti pemesanan material yang diimport
pada agen atau pun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-
material tersebut telah dipesan ( order import) dan perkiraan waktu
kedatangannya.
26. Perselisihan
a. Perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat Pelaksanaan kontrak,
akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
b. Untuk perselisihan di luar Bidang Teknik, maka para pihak bersepakat
memilih dan menyelesaikan pada kedudukan hukum yang tetap di
Pengadilan Negeri Klas I Bandung.
c. Perselisihan di bidang Teknik akan diselesaikan di Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta.
d. Keputusan dan ketentuan prosedur penyelesaian yang ditetapkan oleh
BANI mengikat Kedua Belah Pihak.
27. Sub Penyedia Barang/Jasa (Sub Kontraktor)

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

a. Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak


diperkenankan mengalihkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada
pihak ketiga (sebagai sub Penyedia Barang/Jasa atau sub Kontraktor),
kecuali pada hal-hal tertentu yang telah disetujui Pengguna
Barang/Jasa melalui Tim Pengawas berdasarkan pertimbangan
Departemen Pengeloaan Fasiltas dan Aset Perusahaan c/q Bidang
Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas selaku Fungsi Perencana
Fasilitas di PT Dirgantara Indonesia (Persero).
b. Persetujuan diberikan seperti pada pasal 18.a. tidak membebaskan
Penyedia Barang/Jasa dari tanggung jawab sepenuhnya atas bagian
pekerjaan yang dialihkan kepada pihak ketiga.
c. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengalihkan sebagian pekerjaan
tertentu kepada pihak ketiga, Pengguna Barang/Jasa berwenang
mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk menyelamatkan
proyek khususnya pekerjaan, tanpa mengurangi hak dan kewajiban
Penyedia Barang/Jasa yang diatur dalam kontrak. Tindakan tersebut
dapat berupa pembayaran langsung kepada pihak ketiga (sub
Penyedia Barang/Jasa atau sub Kontraktor) apabila diperlukan.
28. Jaminan Pelaksanaan.
a. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan
Pekerjaan kepada Pengguna Barang/Jasa sebelum penanda tanganan
Surat Perjanjian. Surat Jaminan Pelaksanaan berupa Surat Jaminan
dari Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau
Perusahaan Asuransi Kerugian yang memiliki Program asuransi
kerugian (Surety Bond) dan mempunyai dukungan reasuransi
sebagaimana persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia.
b. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri setelah menanda
tangani Surat Perjanjian, maka Jaminan Pelaksanaan akan menjadi
milik PT Dirgantara Indonesia (Persero).
c. Besarnya Jaminan Pelaksanaan ditentukan sebesar 5% (lima persen)
dari nilai kontrak.
d. Apabila harga penawaran yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa
dibawah 80% Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan ditunjuk sebagai
pemenang lelang, maka jaminan Pelaksanaan dinaikkan sebesar (5% x
80% x Harga Perkiraan Sendiri).
e. Apabila dalam Pelaksanaan terjadi perubahan jangka waktu
Pelaksanaan (perpanjangan waktu), maka Penyedia Barang/Jasa
diwajibkan untuk memperbaharui masa berlakunya Surat Jaminan
Pelaksanaan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati (Jaminan
harus berlaku sampai dengan masa penyelesaian pekerjaan).
f. Biaya untuk mendapatkan Jaminan Pelaksanaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
g. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan kepada Penyedia Barang/Jasa
apabila masa berlakunya kontrak telah berakhir dan telah dilakukan
serah terima pekerjaan.
29. Kewajiban Penyedia Barang/Jasa.

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

a. Penyedia Barang/Jasa harus menunjuk “Director in Charge” sebagai


wakil penuh dari perusahaannya untuk menyelesaikan masalah-
masalah berkenaan dengan Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan wakil yang bertanggung
jawab dan mempunyai kekuasaan penuh atas Pelaksanaan Pekerjaan.
c. Pengguna Barang/Jasa tidak menanggung biaya pembuatan Dokumen
Kontrak termasuk Gambar Kontrak.
d. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan 1(satu) set Dokumen
Kontrak di dalam Tapak untuk digunakan sebagai dasar Pelaksanaan
Pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak boleh melaksanakan Pekerjaan
tanpa kelengkapan Dokumen Kontrak.
e. Penyedia Barang/Jasa harus menjamin Pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sesuai dengan peraturan dalam Dokumen Kontrak.
f. Paling lambat 7(tujuh) hari kalender sesudah Surat Perjanjian ditanda
tangani (keluarnya SPK) Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
menyerahkan kepada Tim Pengawas untuk disetujui hal-hal sebagai
berikut:
f.1. Jadwal waktu Pelaksanaan beserta “Net Work Planning”
f.2. Perkiraan Tahapan Pembayaran.
f.3. Skema organisasi Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan
Pekerjaan berikut nama penanggung jawab, tenaga ahli “full
time” serta “Director in Charge”
f.4. Daftar dan jadwal waktu kedatangan material import (jika ada).
g. Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti Dokumen Kontrak. Jika terdapat
perbedaan-perbedaan yang dapat membawa akibat terhadap segi
konstruksi, arsitektural, fungsi teknik, baik yang menyangkut segi
kemudahan Pelaksanaan, pelayanan (operation), maupun perawatan
atau pembiayaan, Penyedia Barang/Jasa harus segera
memberitahukan kepada Tim Pengawas yang akan menetapkan
kebijaksanaan yang harus diambil.
h. Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan tugasnya dalam
Pelaksanaan Pekerjaan dengan mempergunakan segala pengetahuan
dan keahliannya, memegang teguh disiplin yang kuat diantara
pegawai-pegawainya/karyawan-karyawannya dan tidak akan
mempekerjakan pegawai yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diberikan kepadanya.
i. Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan cukup tenaga ahli yang
bekerja sepenuhnya dalam tapak untuk melaksanakan Pekerjaan dan
harus bertanggung jawab atas tindakan dan kelalaian semua wakil,
pekerja dan orang lain yang melaksanakan sebagain atau seluruh
pekerjaan.
j. Sebelum melaksanakan setiap bagian dari Pekerjaan Penyedia
Barang/Jasa harus meminta ijin tertulis kepada Tim Pengawas terlebih
dahulu. Semua ijin dalam bentuk apapun yang diberikan Tim
Pengawas, sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa untuk melaksanakan Pekerjaan sesauai dengan semua
persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

k. Penyedia Barang/Jasa wajib mengindahkan petunjuk, teguran dan


perintah tertulis dari Tim Pengawas.
l. Penyedia Barang/Jasa harus menjamin bahwa semua bahan-
bahan/peralatan yang disediakan adalah baru, kecuali bila ditentukan
lain, dan bahwa pekerjaan yang dihasilkan berkualiatas baik, bebas
dari kesalahan, kerusakan dan sesauai dengan Dokumen Kontrak.
m. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas perawatan,
pengawasan dan penjagaan pengamanan fisik dan teknis selama
dalam Pelaksanaan pekerjaan, sejak mulainya Pelaksanaan Pekerjaan
sampai dengan Penyerahan kedua kali.
n. Selama Pelaksanaan Pekerjaan Penyedia Barang/Jasa wajib
memberikan kemudahan bagi Pengguna Barang/Jasa, Tim Pengawas,
User (Pengguna) dan Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara
Indonesia (Persero) untuk memasuki dan mengunjungi tapak.
o. Penyedia Barang/Jasa wajib memelihara kesejahteraan pekerja dan
karyawannya dan menyediakan perlengkapan pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan peralatan keselamatan kerja (safety) yang
diperlukan serta menyediakan dan mewajibkan semua
pekerja/karyawannya untuk selalu bekerja di dalam tapak dengan
menggunakan alat-alat keselamatan kerja (safety) seperti topi
pengaman, sabuk pengaman pada waktu memanjat/bekerja di atas
(ketinggian), kaca mata alas, dan lain sebagainya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
p. Penyedia Barang/Jasa wajib hadir dalam setiap rapat (baik rapat
koordinasi proyek maupun rapat-rapat yang lainnya) yang diperlukan
sehubungan dengan Pelaksanaan pekerjaan.
q. Penyedia Barang/Jasa wajib memelihara kebersihan dalam tapak
selama Pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan Pekerjaan dalam
keadaan bersih. Pembersihan di atas harus dilaksanakan setiap hari
setelah selesai melaksanakan pekerjaan atau sore hari.
r. Penyedia Barang/Jasa harus mengumpulkan, membersihkan dan
mengangkut sampah, kotoran dan sisa bahan bangunan yang
dihasilkan akibat Pelaksanaan Pekerjaan, keluar dari tapak atau ke
tempat lain yang ditunjuk dan disetujui oleh Tim Pengawas. Pada
waktu penyelesaiaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus
meninggalkan Pekerjaan dalam keadaan bersih.
s. Apabila Dokumen Kontrak atau Peraturan mensyaratkan suatu
pekerjaan untuk diperiksa dan diuji untuk disetujui, Penyedia
Barang/Jasa harus memberitahukan tempat pada waktunya kepada
Tim Pengawas untuk persiapan dan pengaturan waktu Pelaksanaan
pemeriksaan tersebut, sehingga Tim Pengawas dapat melakukan
pemeriksaan atau pengujian tersebut dengan baik. Penyedia
Barang/Jasa bertanggung jawab atas semua biaya pemeriksaan
dan/atau pengujian yang disebut dalam Dokumen Kontrak, kecuali bila
ditentukan lain.
t. Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan perbaikan-perbaikan atas
kerusakan atau kurang sempurnanya pekerjaan akibat kelalaian

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

selama Pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya perbaikan pekerjaan


tersebut di atas menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
u. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban menyerahkan pernyataan tertulis
kesanggupan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal/jangka
waktu Pelaksanaan yang telah disetujui kepada Tim Pengawas setiap
Minggu dimulai sejak Minggu kedua setelah keluarnya Surat Perjanjian
(SPK).

(Contoh Surat Penawaran)

SURAT PENAWARAN

Nomor :…………………………..
Tanggal :…………………………..
Lampiran:…………………………..
________________________________________________________________

Kepada Yth.:
Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Umum PT Dirgantara Indonesia (Persero)

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Jalan Pajajaran No. 154 Bandung 40174


Yang bertanda tangan dibawah ini : … (diisi nama & alamat perusahaan yang
menawar).
Dalam hal ini diwakili oleh
Nama : …………………………………………………….
Jabatan dalam perusahaan : ………………………………………………......
Setelah membaca dan mempelajari dengan seksama Undangan Pelelangan, seluruh isi
Dokumen Pengadaan dan setelah mengadakan kunjungan ke tapak serta membiasakan
diri dengan keadaan setempat sehubungan dengan Pekerjaan, dengan ini menyatakan:
1. Ketentuan Pelaksanaan (KP) tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Nomor:
30-KP-001C tanggal 22 Februari 2017, Administrative Procedure tentang Pengadaan
Barang/Jasa dengan Metoda lelang Nomor: 30-AP-002 tanggal 05 Oktober 2012,
Administrative Procedure (AP) Nomor: 30-AP-003 tanggal 20 Mei 2013.
2. Sanggup mengadakan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan
dan melaksanakan:
Pekerjaan : ... (diisi nama pekerjaan yang dilelangkan).
Proyek : Paket Pekerjaan Rekondisi Hanggar FAL untuk Pekerjaan Perbaikan
Talang, Pengecatan dan Perbaikan Pintu di Hanggar CBC KP IV.
Lokasi : Di Hanggar CBC Kawasan Produksi IV (KP IV) PT
Dirgantara Indonesia (Persero), Jalan Pajajaran No. 154
Bandung 40174.

Yang dilelangkan pada hari ... tanggal ... bertempat di Ruang Rapat PT Dirgantara
Indonesia (Persero), Jalan Pajajaran No. 154 Bandung.
Berdasarkan kepada: Isi Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing) Nomor: … tanggal ....
Dengan harga sebesar Rp…,00 tertulis: (….)
Dalam jangka waktu Pelaksanaan … hari kalender, tertulis: (….) hari kalender.
3. Surat Penawaran ini mengikat untuk periode 90(sembilan puluh) hari kalender
setelah tanggal tersebut dalam Surat Penawaran ini.
4. Jaminan Penawaran bersama ini diserahkan, berupa Bank Garansi dari Bank: … No.:
… tertanggal … sebesar Rp...,00 tertulis: (…).

Bandung, (hari, bulan, tahun)


Peserta Lelang
PT ……………………………………..
(Tanda tangan, bermaterai Rp. 6.000,00
Cap Perusahaan)

(………………………………………….)

III. PERSYARATAN KHUSUS

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

1. Umum
a. Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus, termasuk instruksi
kepada Penyedia Barang/Jasa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari isian persyaratan Pelaksanaan dan uraian pekerjaan
ini.
b. Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti semua persyaratan yang
ditentukan baik yang tertulis maupun yang tertera dalam gambar
Pelaksanaan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi pengerahan tenaga kerja, pengadaan material,
peralatan, pengangkutan dan semua pelayanan yang diperlukan
bagi Penyedia Barang/Jasa pekerjaan sampai dengan selesai, kecuali
bila ditentukan lain di dalam Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak.
c. Kondisi tapak berada dalam keadaan seperti yang dilihat pada saat
peninjauan lapangan oleh Penyedia Barang/Jasa.
3. Gambar Pelaksanaan dan Contoh.
a. Sebelum Pelaksanaan setiap bagian pekerjaan, apabila diperlukan
Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan menyerahkan rencana
Gambar Pelaksanaan (shop drawing) yang meliputi detail
pemasangan, cara pemasangan baik berdasarkan syarat-syarat
teknis maupun rekomendasi pabrik, cara fabrikasi, detail
pemasangan setiap peralatan atau bagian pekerjaan terutama pada
daerah yang merupakan pertemuan antara pekerjaan yang satu
dengan yang lainnya dengan ketentuan sebagai berikut:
a.1. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan rencana Gambar
Pelaksanaan rangkap 5(lima) dalam cetak biru kepada Tim
Pengawas untuk dikoreksi atau disetujui. Hasil koreksi
dan/atau persetujuan (kalau tidak ada koreksi) secara tertulis
akan disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa, selambat-
lambatnya 14(empat belas) hari setelah diterima Tim
Pengawas (cap dan tanggal penerimaan di Tim Pengawas).
a.2. Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki kembali semua
koreksi dari Tim Pengawas tersebut di atas dalam waktu
selambat-lambatnya 7(tujuh) hari kalender.
a.3. Setelah rencana Gambar Pelaksanaan tersebut diperbaiki
sesuai dengan koreksi Tim Pengawas, Penyedia Barang/Jasa
harus mencetak dan menyerahkan 5(lima) set gambar
tersebut dalam cetak biru kepada Tim Pengawas untuk
disahkan menjadi Gambar Pelaksanaan dan Penyedia
Barang/Jasa berhak menerima 2(dua) set dari padanya.
a.4. Semua biaya pembuatan rencana Gambar Pelaksanaan dan
cetak biru Gambar Pelaksanaan adalah tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.
a.5. Persetujuan Tim Pengawas atas Gambar Pelaksanaan di atas
sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan
Dokumen Kontrak.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

b. Informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak disertakan


didalam dokumen ini, maka menjadi kewajiban Penyedia
Barang/Jasa untuk mempertanyakan ataupun mencari informasi
tersebut untuk kelengkapan penawarannya ataupun untuk
kelengkapan dan kesempurnaan fungsi dari hasil Pelaksanaan
pekerjaan.
c. Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa kondisi lapangan (Tapak)
terhadap kemungkinan kesalahan, kekurangan dan ketidak cocokan
informasi. Apabila terdapat kesalahan, kekurangan dan ketidak
cocokan informasi, maka penyempurnaan dan pembetulannya harus
diajukan dalam bentuk tertulis pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).
d. Selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kalender sebelum
Penyerahan Pertama kali Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan
kepada Tim Pengawas:
d.1. Lima set “Gambar Purna Bangun” (As Built Drawing) dari
Pekerjaan yang telah dilaksanakan. Rencana Gambar Purna
Bangun (As Built Drawing) ini harus disetujui terlebih dahulu
oleh Pengguna Barang/Jasa atau yang mewakilinya, User
(Pengguna), Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara
Indonesia (Persero) dan Tim Pengawas, baik dalam isi
maupun bentuknya, sebelum diperbanyak dan diserahkan.
d.2. Lima set Manual atau Buku Petunjuk (apabila diperlukan)
terdiri dari 1(satu) set dilampiri brosur-brosur asli dan 5(lima)
set dilampiri copi brosur-brosur dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan, yang meliputi data-data umum, teknis, operasi
dan perawatan. Rencana Manual ini harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengguna Barang/Jasa atau yang mewakilinya,
User /Pengguna, Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara
Indonesia (Persero) dan Tim Pengawas, baik dalam isi
maupun bentuknya, sebelum diperbanyak dan diserahkan.
d.3. Lima set sertifikat/surat-surat ijin khusus (apabila diperlukan)
terdiri dari 1(satu) set asli dan 4(empat) set copy
sertifikat/surat-surat ijin dari semua instansi yang berwenang
atas hasil pekerjaan, misalnya Surat ijin
penggunaan/Sertifikat dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Bandung untuk Pekerjaan yang sangat
terkait dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)/Safety, Surat hasil Pengujian/Pengukuran hasil
pekerjaan, dan lain-lain.
4. Klausal Disebutkan Kembali
Di dalam pelaksanaan pekerjaan bila terdapat perbedaan antara RKS
dengan gambar rencana maka perbedaan tersebut harus diteliti bersama
antara User/Tim Pengawas dengan Kontraktor dan segera dilakukan
kesepakatan untuk memutuskan persyaratan yang dipakai sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam berita
acara yang ditanda tangani bersama.
5. Standard/aturan

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Material ataupun Pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi syarat dan


ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan antara lain SNI, peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan perundang-undangan lain
yang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan.
6. Daftar material dan nama pabrik/merk
a. Pada waktu pengajuan penawaran, Penyedia Barang/Jasa wajib
menyertakan/melampirkan daftar material yang lebih terperinci dan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan pada Paket
Pekerjaan ini.
b. Dalam daftar material tersebut harus disebutkan pabrik, merk,
manufacture, type lengkap dengan brosur/katalog.
c. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini bersifat
mengikat, dan apabila pada saat pemasangan barang/merk tersebut
sukar diperoleh dipasaran, maka Pengguna Barang/Jasa melalui Tim
Pengawas dapat menentukan merk lain dengan spesifikasi teknis
minimal sama dan semua resiko biaya akibat hal diatas menjadi
tanggung jawab Pelaksanaan.
7. Contoh Bahan dan Pengadaan
a. Penyedia Barang/Jasa, sebelum melaksanakan pekerjaan
pemasangan dan/atau penyediaan (baik membeli maupun
mengimport) setiap jenis bahan dan/atau peralatan bangunan yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, harus menyerahkan contoh
atau brosur asli bahan atau peralatan tersebut sebanyak 2(dua) set
terlebih dahulu kepada Tim Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa atau yang mewakilinya,
User (Pengguna), Departemen Pengeloaan Fasiltas dan Aset
Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan Rancang Bangun Fasilitas
selaku Fungsi Perencana Fasilitas di PT Dirgantara Indonesia
(Persero) dan Tim Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut:
a.1. Untuk bahan bangunan lokal atau import yang mudah didapat
dipasaran, misalnya kabel listrik, pipa, keramik, wastafel dan
urinoir, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan contoh
dan brosurnya.
a.2. Untuk bahan dan/atau peralatan khusus yang harus di import,
Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan brosur yang
lengkap.
a.3. Satu set dari contoh atau brosur asli bahan dan/atau
peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Penyedia
Barang/Jasa sesudah mendapatkan cap persetujuan dari
Pengguna Barang/Jasa atau yang mewakilinya, User
(Pengguna), Tim Pengawas dan Departemen Pengeloaan
Fasiltas dan Aset Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan
Rancang Bangun Fasilitas selaku Fungsi Perencana Fasilitas di
PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk dilaksanakan,
sedangkan 1(satu) set lagi disimpan Tim Pengawas sebagai
dokumen.
b. Semua biaya pengadaan contoh atau brosur asli tersebut adalah
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c. Persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa atau yang mewakilinya,


User (Pengguna), Tim Pengawas dan Departemen Pengeloaan
Fasiltas dan Aset Perusahaan c/q Bidang Rekayasa dan Rancang
Bangun Fasilitas selaku Fungsi Perencana Fasilitas di PT Dirgantara
Indonesia (Persero) atas contoh atau brosur asli bahan dan/atau
peralatan bangunan dalam pasal ini sama sekali tidak mengurangi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan
Pekerjaan pemasangan dan/atau penyediaan bahan/peralatan
bangunan sesuai dengan Dokumen Kontrak.
8. Koordinasi
Dalam Pelaksanaan pekerjaan maka menjadi kewajiban Penyedia
Barang/Jasa untuk meminta ijin tertulis kepada Tim Pengawas yang
ditunjuk PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan selanjutnya Tim Pengawas
melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
9. Perbaikan
Semua akibat dari pekerjaan ini berupa kerusakan atau sisa-sisa material
harus dirapihkan atau dibuang ditempat yang ditentukan oleh Tim
Pengawas yang ditunjuk PT Dirgantara Indonesia (Persero).
10. Pengujian
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan test fungsi terhadap pekerjaan ini
sebelum dilaksanakan serah terima kepada PT Dirgantara Indonesia
(Persero).
11. Penawaran dan Pengerjaan
Paket ini adalah secara menyeluruh sedemikian rupa sehingga butir-butir
penawaran sudah merupakan suatu kelengkapan yang menyeluruh dan
mengikat.

IV. PERSYARATAN TEKNIS


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Pers
Pekerjaan persiapan meliputi :
a.1. Mobilisasi dan demobilisasi material dan alat-alat kerja.
a.2. Pembersihan lokasi kerja (baik sebelum maupun setelah
pekerjaan selesai) dan Pengukuran kembali
a.3. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi personil yang
terlibat proyek ini.
a.4. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety)
a.5. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)
b. Pekerjaan Perbaikan Talang dan Atap.
b.1. Pekerjaan Perbaikan Talang Hanggar type 2.
b.2. Pekerjaan Perbaikan Atap Hanggar.
c. Pekerjaan Penegecatan Dinding, Plafond, Struktur Rangka Baja dan
Perbaikan Lantai.
c.1. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Kolom dan Balok.
c.2. Pekerjaan Pengecatan Struktur Baja, Rangka Baja, Kolom,
Balok, Jendela dan Pintu.

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.3. Pekerjaan Pengecatan Lantai dan Marka Lantai.


c.4. Pekerjaan Pengecatan Plafond Gypsum Board.
c.5. Pekerjaan Pengecatan Hand Rail dan Tangga.
d. Pekerjaan Perbaikan Pintu dan Perbaikan serta pembersihan Ruangan
Logistik.
d.1. Pekerjaan penggantian Handle Pintu dan Kunci Pintu.
d.2. Pekerjaan Pebersihan dan Perbaikan serta Pemindahan Barang-
Barang di ruangan Logistik.

2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.


a. Persyaratan Pelaksanaan pekerjaan persiapan.
a.1. Untuk melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi material dan
peralatan kerja Pelaksanaan harus terlebih dahulu mendapatkan
ijin dari Tim Pengawas dan pihak-pihak yang terkait
(Pengamanan dan User).
a.2. Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan area kerja,
memelihara kebersihan area kerja, lingkungan sekitar area kerja
baik selama masa Pelaksanaan maupun setelah selesai
Pelaksanaan pekerjaan.
a.3. Penyedia Barang/Jasa setiap akan melaksanakan pekerjaan
harus mengajukan ijin tertulis kepada Tim Pengawas dan pihak-
pihak yang terkait.
a.4. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan safety yang
standar sesuai dengan peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3), seperti masker, safety belt, topi pengaman dan
peralatan safety lainya apabila diperlukan.
a.5. Semua Personil/tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
pelaksaan pekerjaan ini wajib menggunakan peralatan safety
sesuai dengan kebutuhan.
a.6. Semua Personil/tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
pelaksaan pekerjaan ini wajib diikutsertakan asuransi program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) di perusahaan
asuransi yang menyelenggarakan program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.

b. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah


b.1. Pelaksanaan Pekerjaan
b.1.1. Penyedia Barang/Jasa harus menentukan posisi/lokasi
tempat galian dengan tepat, dan posisi tersebut harus
mendapatkan persetujuan Tim Pengawas, hal ini untuk
menghindari terjadinya salah gali.
b.1.2. Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada
panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan sesuai
rencana dan pertimbangan kemudahan Pelaksanaan.
b.1.3. Selama masa pekerjaan galian, lereng harus
diusahakan tetap stabil dan mampu menahan
pekerjaan disekitarnya. Struktur atau mesin harus

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

dipertahankan sepanjang waktu, dan skor serta turap


yang memadai harus dipasang jika tepi permukaan
galian yang sewaktu-waklu tidak dilindungi dapat
berbahaya/tidak stabil.
b.1.4. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air untuk
itu Pelaksanaan harus menyediakan seluruh material
yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk
pengeringan (pompa).
b.1.5. Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang
ada atau tempat lain dimana aliran bawah tanah atau
tanah mungkin tercemari, Pelaksanaan harus setiap
saat menyediakan pada tempat kerja sejumlah air
bersih yang cukup untuk digunakan oleh pekerja untuk
mencuci, bersama dengan sejumlah sabun dan
desinfektan.
b.1.6. Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab
menjaga setiap saluran yang masih berfungsi dari
akibat Pelaksanaan pekerjaan ini dan memperbaiki
setiap kerusakan yang terjadi.
b.1.7. Galian tanah harus dilaksanakan sampai dengan garis
ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar
atau ditunjukkan oleh Tim Pengawas, Pelaksanaan
harus bertanggungjawab untuk membuang seluruh
material bekas galian dan pekerjaan ini (dalam bentuk
apapun yang dijumpai, termasuk tanah, pondasi, batu
bata, batu beton dan bekas bongkaran tembok).
b.1.8. Pekerjaan galian harus dilaksanakan sedemikian rupa
agar tidak menganggu terhadap material di bawahnya
dan di luar batas galian.
b.1.9. Material yang terbuka dalam keadaan lepas, tanah
gambut atau material lainnya yang tak memenuhi
persyaratan yang ditentukan, maka material tersebut
harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya
dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi
syarat, sebagaimana diperintahkan Tim Pengawas.
b.1.10. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi,
peat, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan lain
dan tanah yang kompresif yang menurut pendapat Tim
Pengawas akan menyulitkan pemadatan dari material
pelapisan atau yang mengakibatkan terjadi kerusakan
atau penurunan yang tidak dikehendaki, harus
diklasifikasikan tidak memenuhi persyaratan untuk
digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
b.1.11. Jika galian telah mencapai kedalaman sesuai gambar
rencana, ternyata tanah dasar galian menunjukkan hal-
hal yang meragukan, maka Pelaksanaan harus

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

meminta petunjuk Tim Pengawas / Fungsi Perencana


Fasilitas PT Dirgantara Indonesia (Persero)
b.1.12. Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki pekerjaan
galian yang tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan meliputi :
b.1.12.1. Material yang berlebih harus dibuang
dengan penggalian lebih lanjut.
b.1.12.2. Daerah dimana telah tergali lebih, atau
daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan seperti
yang diperintahkan Tim Pengawas.
b.2. Jaminan keselamatan pekerjaan galian.
b.2.1. Penyedia Barang/Jasa harus bertanggungjawab untuk
menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan
pekerjaan galian.
b.2.2. Semua pekerja dalam melaksanakan pekerjaan harus
selalu menggunakan peralatan safety.
b.2.3. Penyedia Barang/Jasa harus melengkapi peralatan
safety untuk dipakai oleh para pekerja pada saat
bekerja.
b.2.4. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan Kotak P3K
lengkap dengan isinya di lokasi pekerjaan.
b.2.5. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan
atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau
beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi galian
terbuka atau galian pondasi, terkecuali bila pipa atau
struktur lainnya telah dipasang dan ditutup dengan
paling sedikit 60 cm urugan yang telah dipadatkan.
b.2.6. Apabila sewaktu-waktu ada pekerja atau personil yang
lainnya berada dalam galian yang mengharuskan
kepala mereka berada di bawah permukaan tanah,
Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan personil
pengawas keamanan pada tempat kerja tersebut.
c. Pekerjaan Pemadatan, Lantai Kerja, Urugan Pasir di bawah lantai
kerja, Urugan Tanah dan Buang Tanah.
c.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang
disetujui untuk konstruksi urugan antara lain pada pekerjaan :
c.1.1. Pengurugan tanah pada bekas galian.
c.1.2. Urugan pasir dibawah pondasi dan lantai.
c.2. Persyaratan Bahan-Bahan
c.2.1. Bahan urugan harus bersih dari tumbuh-tumbuhan,
sampah atau kotoran.
c.2.2. Untuk tanah urug dapat menggunakan tanah bekas
galian.

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

c.2.3. Untuk mendatangkan tanah dari luar sebelumnya


harus mendapat persetujuan tertulis dari Tim
Pengawas/Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara
Indonesia (Persero).
c.2.4. Urugan Biasa :
c.2.4.1. Urugan yang diklasifikasikan sebagai
urugan biasa harus terdiri dari galian tanah
atau padas yang disetujui oleh Tim
Pengawas.
c.2.4.2. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak
termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi,
apabila penggunaan tanah yang
plastisitasnya tinggi tidak dapat dihindarkan
maka bahan tersebut harus digunakan
hanya pada bagian dasar dari urugan atau
pada urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung yang tinggi.
c.2.5. Urugan Pilihan :
c.2.5.1. Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai
urugan pilihan bila telah disetujui oleh Tim
Pengawas.
c.2.5.2. Urugan yang diklasifikasikan sebagai
urugan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau padas yang memenuhi
persyaratan untuk urugan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat
tertentu tergantung dari maksud
penggunaanya.
c.2.5.3. Bila digunakan dalam keadaan dimana
pemadatan dalam keadaan jenuh atau
banjir tidak dapat dihindari, urugan pilihan
haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan indeks
plastisnya maximum 6%.
c.2.6. Pelaksanaan Pekerjaan
c.2.6.1. Sebelum pemasangan urugan pada suatu
tempat. seluruh bahan yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditentukan
harus telah dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Tim Pengawas.
c.2.6.2. Urugan harus dibawa ke permukaan yang
telah disiapkan dan disebar merata. Apabila
lebih dari satu lapis akan dipasang, maka
lapis tersebut sedapat mungkin harus
dibuat sama tebalnya.
c.2.6.3. Urugan tanah umumnya harus diangkut
langsung dari lokasi sumber material
ketempat permukaan yang telah

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan


disebar. Tidak diperbolehkan melakukan
penimbunan stok tanah urug, terutama
selama musim hujan.
c.2.6.4. Pemadatan langsung setelah pemasangan
dan penghamparan urugan masing-masing
lapis harus dipadatkan benar-benar dengan
peralatan pemadat yang memadai yang
disetujui Tim Pengawas.
c.2.6.5. Pemadatan dari urugan tanah harus
dilaksanakan hanya bila kadar air dari
material berada dalam rentang kurang dari
3% sampai lebih dari 1% dari kadar air
optimum.
c.2.6.6. Penyedia Barang/Jasa harus menjamin
bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan
selama pekerjaan pemasangan dan
pemadatan berlangsung.
c.2.6.7. Penyedia Barang/Jasa harus menjamin di
tempat kerja tersedia air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban timbunan selama
operasi pemasangan dan pemadatan.
c.2.6.8. Urugan akhir yang tidak memenuhi atau
disetujui harus diperbaiki.
c.2.6.9. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan
atau banjir atau karena hal lain setelah
dipadatkana dan pabila sifat material masih
memenuhi syarat tidak memerlukan
pekerjaan perbaikan .
c.2.6.10. Perbaikan dari urugan yang tidak
memenuhi kepadatan/ persyaratan sifat
material dari Spesifikasi ini harus sesuai
yang diperintahkan Tim Pengawas.
d. Pekerjaan Beton
d.1. Umum
d.1.1. Pekerjaan ini mencakup pembuatan seluruh struktur
beton (termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai
dengan persyaratan), garis elevasi, ketinggian, dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, penyiapan
tempat kerja untuk di menempatkan pekerjaan beton,
termasuk pembongkaran dari setiap struktur yang
harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan
pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton,
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan
agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali
disekeliling struktur dengan urugan tanah yang
dipadatkan.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.1.2. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing


bagian dari pekerjaan menggunakan mutu beton K.300
Readymix.
d.1.3. Semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini harus mengacu pada syarat dari PBI
tahun 1971.
d.2. Toleransi
d.2.1. Toleransi dimensi :
d.2.1.1. Panjang besi sambungan ± 40 D.
d.2.4. Toleransi kedudukan tegak :
Penyimpangan ketegakan dinding ± 10 mm.
d.2.5. Toleransi ketinggian (elevasi)
Puncak beton penutup di bawah pondasi ± 10 mm.
d.2.7. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :
d.2.7.1. Selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm.
d.2.7.2. Selimut beton 3 cm - 5 cm dan ± l0 mm.
d.2.7.3. Selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm.
d.3. Referensi
d.3.1. PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.
d.3.2. AASHTO M85-75 Semen Portland.
d.3.3. AASHTO M2 13-74 Pengisi sambungan yang dibentuk
untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
d.3.4. AASHTO Tll-78 Jumlah material yang lebih halus dari
ayakan 0.075 mm dalam agregat.
d.3.5. AASHTO M2 13-74 Pengisi sambungan yang dibentuk
untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
d.3.6. AASHTO T ll-78 Jumlah material yang lebih halus dari
ayakan 0.075 mm dalam agregat.
d.3.7. AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir
untuk beton.
d.3.8. AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam
beton.
d.3.9. AASHTO T 96 -77 Abrasi dari agregat kasar dengan
menggunakan mesin Los Angeles.
d.3.10. AASHTO T 104-77 Penentuan mutu agregat dengan
menggunakan sodium sulfat.
d.3.11. AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel
yang dapat pecah dalam agregat.
d.3.12. AASHTO T 126-76 Pembuatan dan perawatan contoh
untuk pengujian beton di laboratorium.
d.3.13. AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar.
d.4. Penyimpanan dan perlindungan Material
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang
dinaikkan yang ditutup dengan lapis selubung plastik untuk
penyimpanan semen.
d.5. Kondisi tempat kerja

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.5.1. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga temperatur dari


seluruh material, khususnya agregat kasar, pada
tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga
temperatur dari beton di bawah 30 °C sepanjang
waktu pengecoran.
d.5.2. Penyedia Barang/Jasa tidak boleh melakukan
pengecoran bila :
d.5.2.1. Tingkat penguapan melampaui 1.0
kg/m2/jam.
d.5.2.2. Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh
Tim Pengawas, bila udara penuh debu atau
tercemar.
d.6. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi spesifikasi
:
d.6.1. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi
kriteria toleransi yang disyaratkan atau yang memiliki
hasil akhir permukaan yang tidak memuaskan, atau
yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran
yang dipersyaratkan, meliputi :
d.6.1.1. Perubahan dalam proporsi campuran untuk
sisa pekerjaan.
d.6.1.2. Tambahan perawatan pada bagian dari
struktur yang dari hasil pengujian ternyata
gagal.
d.6.1.3. Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh
dan penggantian bagian pekerjaan yang
dipandang tidak memenuhi persyaratan yang
tentukan.
d.6.1.4. Penambalan dari cacat-cacat kecil.
d.6.2. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas
pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data
pengujian yang ada, Tim Pengawas dapat meminta
Penyedia Barang/Jasa melakukan pengujian tambahan
yang diperlukan untuk mendpatkan penilaian yang
wajar pada pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya
pengujian tambahan tersebut menjadi tanggungjawab
Penyedia Barang/Jasa.
d.7. Bahan – bahan
d.7.1. Semen
d.7.1.1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan
beton harus tipe semen portland yang
memenuhi AASHTO M 85
d.7.1.2. Campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.
d.7.1.3. Produk Semen hanya digunakan satu merk
(Semen Gresik), kecuali ditentukan lain maka
atas ijin tertulis dari Tim Pengawas bisa
digunakan lebih dari satu merk.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.7.2. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan,
atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
benda yang mengganggu seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai
dengan dan harus memenuhi kriteria dari AASHTO T
26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
tanpa pengujian.
d.7.3. Syarat-syarat gradasi agregat
d.7.3.1. Gradasi kasar dan halus harus memenuhi
syarat-syarat yang diberikan dalam Tabel 1
tetapi material yang tidak memenuhi
syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu
ditolak bila Penyedia Barang/Jasa dapat
menunjukkan dengan pengujian bahwa
beton tersebut memenuhi sifat campuran
yang dibutuhkan.

d.7.3.2. Agregat kasar harus dipilih sedemikian


sehingga ukuran partikel terbesar tidak
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara


tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan
lainnya.
d.8. Sifat agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang
bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas
atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari
kerikil dan pasir sungai.
d.9. Pencampuran dan Penakaran
d.9.1. Rancangan campuran
Proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang
disyaratkan dalam PBl.
d.9.2. Campuran percobaan
Penyedia Barang/Jasa harus menentukan proporsi
campuran serta material yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Konsultan
d.9.3. Persyaratan sifat campuran
d.9.3.1. Seluruh beton yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
Slump yang dibutuhkan.
d.9.3.2. Beton yang tidak memenuhi persyaratan
"slump" tidak boleh digunakan pada
pekerjaan, terkecuali bila Tim Pengawas
dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas dari sedikit
jumlah beton tersebut pada bagian tertentu
yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran
harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa
membentuk rongga atau menahan udara
atau buih air dan sedemikian rupa sehingga
pada pembongkaran akan menghasilkan
permukaan yang merata, halus dan padat.
d.9.3.3. Bila hasil dari pengujian 7 hari
menghasilkan kuat beton di bawah nilai
yang disyaratkan, Pelaksanaan tidak
diperbolehkan mencor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut dapat dipastikan dan sampai telah
diambil tindakan-tindakan yang akan
menjamin produksi beton memenuhi
persyaratan secara memuaskan. Beton
yang tidak memenuhi kuat tekan 28 hari
yang disyaratkan harus dipandang tidak

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

memuaskan dan pekerjaan harus


diperbaiki.
d.9.3.4. Tim Pengawas dapat pula menghentikan
pekerjaan dan/atau memerintahkan
Pelaksanaan mengambil tindakan perbaikan
untuk meningkatkan mutu campuran
berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari,
dalam keadaan demikian, Pelaksanaan
harus segera menghentikan pengecoran
beton yang dipertanyakan tetapi dapat
memilih menunggu sampai hasil pengujian
7 hari diperoleh, sebelum menerapkan
tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Tim Pengawas akan menelaah kedua hasil
pengujian 3 hari dan 7 hari, dan segera
memerintahkan penerapan dari tindakan
perbaikan apapun yang dipandang perlu.
d.9.3.5. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak
memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan
penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja,
terkecuali Pelaksanaan dan Tim Pengawas
keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.
d.10. Pengukuran Agregat
d.10.1. Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila
digunakan semen kantongan, kuantitas penakaran
harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan
dari jumlah kantung semen.
d.10.2. Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran
masing-masing takaran tidak boleh melebihi seluruh
penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan
dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan
secara berkala menyiram timbunan agregat dengan
air.
d.11. Pencampuran
d.11.1. Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan
secara mekanikal dari tipe dan ukuran yang disetujui
dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata dari
material.
d.11.2. Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air
yang cukup dan peralatan untuk mengukur dan
mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti
dalam masing-masing penakaran.

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.11.3. Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan


agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya
pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
d.11.4. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai
dimasukkan ke dalam campuran material kering.
Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu
pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 m3
atau kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk
tiap tambahan 0.5 m3 dalam ukuran.
d.11.5. Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin
pencampur, Tim Pengawas dapat menyetujui
pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan
pencampuran dengan tenaga manusia harus dibatasi
pada beton non struktural.
d.12. Pengecoran
d.12.1. Penyiapan tempat kerja
d.12.1.1. Penyedia Barang/Jasa harus membongkar,
struktur yang ada yang akan diganti
dengan pekerjaan beton yang baru atau
yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan Pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru.
d.12.1.2. Penyedia Barang/Jasa harus menggali atau
mengurug pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton hingga garis yang
ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat yang
cukup disekeliling dari pekerjaan beton
tersebut untuk menjamin dapat dicapainya
seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang
kokoh juga harus disediakan juga perlu
untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diamati dengan mudah
dan aman.
d.12.1.3. Seluruh landasan pondasi dan galian untuk
pekerjaan beton harus dipertahankan
kering dan beton tidak boleh di cor di atas
tanah yang berlumpur atau bersampah atau
dalam air.
d.12.1.4. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh
acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa
atau saluran) harus sudah di tempatkan
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
sewaktu pengecoran.

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

d.12.2. Cetakan
d.12.2.1. Apabila disetujui oleh Tim Pengawas,
Cetakan dari tanah harus dibentuk dengan
galian, sisi dan dasarnya harus dipotong
dengan tangan sesuai ukuran yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
d.12.2.2. Cetakan dapat dibuat dari kayu berlapis
melamin atau baja dengan sambungan
yang kedap terhadap aduk dan cukup
kokoh untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan.
d.12.2.3. Cetakan harus dibangun sedemikian
sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
d.12.3. Pelaksanaan Pengecoran
d.12.3.1. Penyedia Barang/Jasa harus
memberitahukan Tim Pengawas secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton bila operasi
telah ditunda untuk lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari
pekerjaan, macam pekerjaan, kelas dari
beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton.
d.12.3.2. Tim Pengawas akan memberi tanda terima
dari pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat
mengeluarkan atau tidak mengeluarkan
persetujuan secara tertulis untuk
Pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan. Pelaksanaan tidak boieh
melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Tim Pengawas
untuk memulai.
d.12.3.3. Apabila Tim Pengawas tidak hadir untuk
menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan dan tidak
ada persetujuan untuk memulai, maka tidak
ada beton yang boleh dicor .
d.12.3.4. Sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi
dengan air atau disebelah dalamnya dilapisi
dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
d.12.3.5. Tidak ada beton yang boleh digunakan
apabila tidak dicor dalam posisi akhir dalam

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

cetakan dalam waktu 1 jam setelah


pencampuran, atau dalam waktu sesuai
petunjuk Tim Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen
yang digunakan.
d.12.3.6. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa
berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya
atau sampai pekerjaan selesai. Dan
diberikan material stop cor pada
sambungan cor dinding.
d.12.3.7. Beton harus dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi (pemisahan)
partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin ke tempat pengecoran.
d.12.3.8. Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki
cetakan yang sulit dan tulangan yang rapat,
beton harus dicor dalam lapis-lapis
horizontal yang tak lebih dari 15 cm
tebalnya.
d.12.3.9. Pengecoran harus dilakukan pada
kecepatan sedemikian rupa sehingga beton
yang telah berada di tempat masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan beton
segar.
d.12.3.10. Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas
atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan
beton dalam waktu kurang dari 24 jam
setelah pengecoran.
d.12.4. Sambungan Konstruksi
d.12.4.1. Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk
tiap-tiap struktur secara lengkap dan Tim
Pengawas akan memeriksan dan
menyetujui lokasi dari sambungan
konstruksi pada jadwal tersebut, atau harus
diletakkan seperti yang ditunjukkan pada
gambar.
d.12.4.2. Bila sambungan vertikal diperlukan, baja
tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian ripa sehingga
membuat struktur tetap monolit.
d.12.4.3. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan
tambahan tenaga kerja dan material
sebagaimana diperlukan untuk membuat
tambahan sambungan konstruksi dalam hal
penghentian pekerjaan yang tidak
direncanakan dari pekerjaan yang

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

disebabkan oleh hujan atau macetnya


pengadaan beton atau penghentian oleh
Tim Pengawas.
d.12.5. Konsolidasi
d.12.5.1. Beton harus dipadatkan dengan penggetar
mekanis yang digerakkan dari dalam atau
dari luar yang telah disetujui. Bila
diperlukan, dan apabila disetujui oleh Tim
Pengawas, penggetaran harus ditambah
dengan penusukan batang penusuk dengan
tangan dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan
memadai. Penggetar tak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari
satu titik ke titik lain dalam cetakan.
d.12.5.2. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada
waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan diantara dan
disekitar besi tulangan benar-benar diisi
tanpa pemindahan kerangka penulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung
udara terisi.
d.12.5.3. Penggetar harus dibatasi lama
penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan segregasi (pemisahan) dari
agregat.
d.12.5.4. Setiap alat penggetar mekanis yang
digerakkan dari dalam harus dimasukkan
tegak ke dalam beton basah supaya tembus
kedasar beton yang baru dicor, dan
menghasilkan kepadatan pada seluruh ke
dalaman seksi itu. Alat penggetar kemudian
harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45
cm jaraknya. Alat penggetar harus tidak
berada lebih dari 30 detik pada satu lokasi,
tidak boleh digunakan untuk menggeser
campuran beton kelokasi lain dan tidak
boleh menyentuh tulangan beton.
d.12.6. Pekerjaan Akhir
d.12.6.1. Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang
vertikal, dinding, kolom yang langsung dan
struktur yang serupa lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat,
balok, atau lengkung, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian menunjukkan bahwa

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan


dari beton telah dicapai.
d.12.6.2. Permukaan pengerjaan akhir biasa.
d.12.6.2.1. Terkecuali diperintahkan lain,
permukaan dari beton harus
dikerjakan segera setelah
pembongkaran cetakan.
Seluruh perangkat kawat atau
logam yang digunakan untuk
memegang cetakan di tempat,
dan cetakan yang melewati
struktur beton, harus dibuang
atau dipotong ke sebelah
dalam paling sedikit 2.5 cm di
bawah permukaan beton.
Tonjolan dan ketidak rataan
beton lainnya yang
disebabkan oleh cetakan
harus dibuang.
d.12.6.2.2. Penyedia Barang/Jasa harus
memeriksa permukaan beton
segera setelah pembongkaran
cetakan dan dapat
memerintahkan penambalan
ketidaksempurnaan kecil yang
tidak akan mempengaruhi
struktur atau fungsi lainnya
dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil
dan lekukan dengan aduk.
d.12.6.3. Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
d.12.6.3.1. Permukaan yang tampak
harus diberikan pekerjaan
akhir selanjutnya atau seperti
yang diperintahkan oleh Tim
Pengawas.
d.12.6.3.2. Permukaan yang tidak
horizontal yang tampak telah
ditambal atau yang kasar
harus digosok dengan batu
gurinda kasar, dengan
menempatkan sedikit adukan
pada permukaannya. Adukan
harus terdiri dari semen dan
pasir halus dalam takaran
yang digunakan untuk beton
tersebut. Penggosokan harus

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

dilanjutkan hingga seluruh


tanda bekas cetakan, ketidak
rataan, tonjolan menjadi
hilang, serta seluruh rongga
terisi dan permukaan yang
merata telah diperoleh.
d.12.7. Perawatan
d.12.7.1. Sejak permulaan segera setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu
panas, dan gangguan mekanis. Beton harus
dipertahankan dengan kehilangan
kelembaban yang minimal dan dengan
temperatur yang relatif tetap untuk suatu
perioda waktu yang disyaratkan untuk
menjamin hidrasi yang baik dari semen dan
pengerasan betonnya.
d.12.7.2. Beton harus dirawat, setelah mengeras
secukupnya, dengan menyelimuti memakai
lembaran yang menyerap air yang harus
selalu basah untuk perioda paling sedikit 3
hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk
merawat beton harus cukup diberati atau
diikat ke bawah untuk mencegah
permukaan terbuka terhadap aliran udara.
Bila cetakan kayu digunakan, cetakan
tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan dan
pengeringan beton.
e. Baja Tulangan Untuk Beton
e.1. Referensi
e.1.1. A.C.I 315 Buku pegangan standar praktis untuk detail
struktur beton bertulang, Institut Beton Amerika.
e.1.2. AASHTO M31-77 Baja tulangan beton yang polos dan
yang berulir.
e.2. Toleransi
e.2.1. Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) harus seperti
yang disyaratkan dalam ACI 315.
e.2.2. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga
selimut beton yang menutup bagian luar dari baja
tulangan sesuai dengan gambar.
e.3. Penyimpanan dan Penanganan
e.3.1. Kontraktor harus mengangkut tulangan ketempat kerja
dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label
metal yang menunjukkan ukuran, panjang batang dan
informasi lainnya.

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

e.3.2. Penyedia Barang/Jasa harus menangani serta


menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk
mencegah pengotoran, korosi, atau kerusakan.
e.4. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan Teknis.
e.4.1. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan :
e.4.1.1. Panjang batang, ketebalan dan bengkokan
yang melebihi toleransi pembuatan yang
disyaratkan dalam ACI 315.
e.4.1.2. Bengkokan atau tekukan yang tidak
ditunjukan pada gambar atau gambar kerja
akhir.
e.4.1.3. Batang dengan penampang yang mengecil
karena karat yang berlebih atau oleh sebab
lain.
e.4.2. Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk
tulangan. Barang yg telah dibengkokan tidak boleh
dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan Tim Pengawas. Pembengkokan kembali
dari batang harus dilakukan dalam keadaan dingin
terkecuali disetujui lain oleh Tim Pengawas. Dalam
segala hal batang tulangan yang telah dibengkokan
kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama
tidak diijinkan digunakan pada pekerjaan. Kekeliruan
yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali, atau bila pembengkokan kembali tidak
disetujui oleh Tim Pengawas, harus diperbaiki dengan
mengganti menggunakan batang yang baru yang
dibengkokan dengan benar dan sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang disyaratkan.
e.4.3. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan fasilitas di
tempat kerja untuk pemotongan dan pambengkokan
tulangan, dan harus menyediakan stok yang cukup dari
batang lurus di tempat, untuk pembengkokan yang
dibutuhkan dan untuk memperbaiki kekeliruan atau
penggantian.
e.5. Penggantian ukuran tulang
Penggantian batang dari ukuran berbeda hanya diijinkan bila
secara jelas disahkan oleh Tim Pengawas/Tim Perencana.
e.6. Material
e.6.1. Baja tulangan
Baja tulangan yang digunakan dengan diameter lebih
besar dari 12 mm menggunakan Baja Ulir U 37.
e.6.2. Pengikat untuk tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat
baja.
e.7. Pembuatan dan penempatan.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

e.7.1. Pembengkokan
e.7.1.1. Terkecuali ditentukan lain oleh Tim
Pengawas, seluruh tulangan harus
dibengkokan dalam keadaan dingin dan
sesuai dengan prosedur ACI 315
menggunakan batang yang pada awalnya
lurus dan bebas dari tekukan, bengkokan-
bengkokan atau kerusakan. Bila
penggunaan panas untuk pembengkokan di
lapangan disetujui oleh Tim Pengawas,
tindakan pengamanan harus diambil untuk
menjamin bahwa sifat dari baja tidak terlalu
banyak berubah.
e.7.1.2. Batang dari diameter 2 cm dan yang lebih
besar harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok.
e.7.2. Penempatan dan pengikatan
e.7.2.1. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum
pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan
aduk atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan
dengan beton.
e.7.2.2. Tulangan harus secara tepat ditempatkan
sesuai dengan gambar dan dengan
kebutuhan selimut penutup minimum yang
disyaratkan.
e.7.2.3. Batang tulangan harus diikat kencang
dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser sewaktu operasi
pengecoran. Pengelasan dari batang
melintang atau pengikat terhadap baja tarik
utama tidak diperkenankan.
e.7.2.4. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai
dengan panjang keseluruhan yang
ditunjukkan pada gambar. Penyambungan
(splicing) dari batang, terkecuali
ditunjukkan pada gambar, tidak akan
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Tim
Pengawas.
e.7.2.5. Bila sambungan (splice) yang menumpang
disetujui maka panjang yang menumpang
haruslah 40 diameter batang dan batang
tersebut harus diberikan kait pada
ujungnya.
e.7.2.6. Pengelasan dari baja tulangan tidak akan
diijinkan terkecuali diperinci dalam gambar
atau secara khusus diijinkan oleh Tim

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Pengawas secara tertulis. Bila Direksi


menyetujui pengelasan dan penyambung,
maka sambungan dalam hal ini adalah las
tumpu ujung yang menembus penuh.
Pendinginan benda las dengan air tidak
diijinkan.
e.7.2.7. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan
meninggalkan permukaan beton sehingga
tidak akan tampak dari luar.
f. Adukan Semen
f.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan adukan
digunakan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir
permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan
spesifikasi.
f.2. Standar rujukan
f.2.1. AASHTO M 45 – 70 Agregat untuk adukan pasangan.
f.2.2. AASHTO M 85 – 75 Semen portland.
f.2.3. ASTM C476 Adukan dan Bahan pengisi untuk penguatan
pasangan.
f.3. Material Campuran
f.3.1. Material
f.3.1.1. Semen harus sesuai persyaratan dalam AASHTO
M 45.
f.3.1.2. Agregat halus harus memenuhi persyaratan
dalam AASHTO M 45.
f.3.2. Campuran
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan ini, harus terdiri
dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam
proporsi yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis.
Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
f.4. Pencampuran dan pemasangan
f.4.1. Pencampuran
f.4.1.1. Seluruh material kecuali air harus dicampur,
baik dalam kolak yang rapat atau dalam alat
pencampur adukan yang disetujui, hingga
campuran telah berwarna merata, baru setelah
itu air dimasukan dan pencampuran dilanjutkan
selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air
harus sedemikian sehingga menghasilkan aduk
dengan konsistensi (kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70% dari
berat semen yang digunakan.
f.4.1.2. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang
diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika
perlu adukan boleh diaduk kembali dengan air
dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

awal. Pengadukan kembali setelah waktu


tersebut, tidak diperbolehkan.
f.4.1.3. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit
setelah air ditambahkan harus dibuang.
f.4.2. Pemasangan
f.4.2.1. Permukaan yang akan menerima adukan harus
dibersihkan dari oli atau lempung dan kotoran
lainnya dan secara menyeluruh telah dibasahi
sebelum adukan dipasang. Air yang
menggenang pada permukaan harus
dikeringkan sebelum penempatan adukan.
f.4.2.2. Bila digunakan sebagai lapis permukaan, adukan
harus dipasang pada permukaan bersih yang
lembab dengan jumlah yang cukup untuk
menghasilkan tebal minimum 1.5 cm dan harus
dibentuk menjadi permukaan yang halus dan
rata.
g. Bekisting (Acuan)
g.1. Bekisting (Acuan) harus kuat menahan beban adukan beton tanpa
brubah bentuk (stabil), tahan terhadap perbedaan cuaca yang
dapat mengakibatkan perubahan bentuknya (melengkung), harus
kedap air, tidak meloloskan air campuran (pasta semen), yang
dapat merusak kualitas beton dan mempunyai permukaan yang
rata/halus.
g.2. Bekisting (Acuan) harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh,
untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari bahan beton
seperti dalam gambar kerja.
g.3. Bekisting (Acuan) tidak boleh dibongkar sebelum mendapatkan ijin
tertulis dari Tim Pengawas.
g.4. Pelaksanaan pekerjaan
g.4.1. Bentuk dan ukuran bekisting harus dibuat sedemikian
rupa sehingga mengahasilkan dimensi beton sesuai
dengan gambar kerja.
g.4.2. Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat,
sehingga air adukan beton tidak banyak keluar.
g.4.3. Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kokohnya bekisting.
g.4.4. Sebelum dilakukan pengecoran, bagian dalam dari
bekisting harus bersih dari semua kotoran maupun
serpihan kayu.
g.4.5. Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar detail
rencana pemotongan besi tulangan, tempat
sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan
maupun pembengkokan. Semua gambar tersebut harus
mendapatkan persetujuan Tim Pengawas dan Fungsi
Perencana Fasilitas PT Dirgantara Indonesia (Persero).
g.4.6. Tidak diperkenankan membengkokkan baja tulangan
ditempat bekisting terpasang kecuali keadaan yang

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

sangat memaksa dengan pesetujuan Tim Pengawas dan


Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara Indonesia
(Persero) dan dihindari menimbulkan kerusakan terhadap
bekisting.
g.4.7. Semua tulangan harus diikat dengan kawat bendrat atau
las, sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran.
g.4.8. Pada muka pondasi dan kolom-kolom beton bertulang
harus dipasang stek-stek tulang yang besarnya sama
dengan diameter tulangan kolom tersebut, stek-stek
tersebut harus ditanam dalam pondasi minimal 30 cm.
g.4.9. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah
pemasangan tulangan serta kelengkapannya telah
diperiksa dan dianggap benar oleh Tim Pengawas dan
Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara Indonesia
(Persero). Pelaksanaan harus mendapatkan ijin tertulis
dari Tim Pengawas untuk memulai pengecoran.
g.4.10. Perbandingan campuran beton harus dilaksanakan
dengan alat-alat takaran yang tetap, agar selalu dicapai
kualitas beton yang direncanakan.
g.4.11. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan masin
pengaduk adukan beton (mollen) dalam jumlah yang
cukup, demikian juga mesin penggetar adukan (vibrator).
Mesin pengaduk yang akan digunakan harus dalam
kondisi siap pakai, agar tidak terjadi hambatan saat
pengadukan. Tempat pengadukan harus benar-benar
bersih/bebas dari debu terutama minyak dan karat.
g.4.12. Pemberhentian pengecoran harus dilakukan pada
tempat-tempat yang telah disetujui Tim Pengawas dan
Fungsi Perencana Fasilitas PT Dirgantara Indonesia
(Persero).
g.4.13. Untuk menyambung, terutama pada dinding. Pengecoran
sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat
kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya
dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yag
akan disambung harus disiram dengan pasta semen
dengan campuran 1 PC : 0,5 air.
g.4.14. Khusus pondasi untuk yang berada diatas tanah urugan,
Pelaksanaan harus menyesuaikan kedalamannya .
g.4.15. Pelaksanaan pemasangan pondasi telapak harus dibuat
sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
g.4.16. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Tim
Pengawas.
h. Penyerahan Gambar Kerja (Shop Drawing) dan Prosedur Pelaksanaan.
h.1. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar kerja dan
prosedur Pelaksanaan kepada Tim Pengawas sebagai berikut :

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

h.1.1. Gambar kerja (Shop Drawing) harus diajukan sesuai


dengan persyaratan pada bagian penyerahan.
h.1.2. Gambar perencanaan/kontrak tidak boleh direproduksi
menjadi gambar kerja(Shop Drawing).
h.1.3. Sebelum pengajuan gambar kerja(Shop Drawing)
disetujui sebagai dokumen gambar kerja diperlukan
review draft gambar kerja oleh Tim Pengawas, Fungsi
Perencana Fasilitas PT Dirgantara Indonesia (Persero)
dan User terkait.
h.1.4. Gambar kerja harus dengan jelas mengidentifikasikan
profil, ukuran, jarak dan lokasi dari seluruh elemen
baja, termasuk sambungan, tambahan (attachment),
pengangkuran, bukaan pada frame, ukuran dan tipe
fasteners, metoda pengencangan fasteners, cambers,
jumlah dan tipe serta jarak headed shear connector.
h.1.5. Lampiran perhitungan struktural yang dilakukan oleh
Peneydia Barang/Jasa untuk setiap pekerjaan yang
diusulkan, merupakan varian dari pekerjaan baik yang
ada di dalam gambar maupun yang tercantum di
dalam spesifikasi.
h.1.6. Prosedur pengelasan untuk setiap tipe sambungan las
seperti yang tercantum dalam Appendix E dari AWS
Structural Welding Code dilampirkan secara tertulis .
h.1.7. Baut yang dipakai bermutu tinggi dan sesuai dengan
spesifikasi dibuktikan dengan melampirkan sertifikat.
h.2. Kontrol Kualitas di Lapangan.
Penyedia Barang/Jasa harus mengkoordinasikan dengan
Badan pengujian dan Tim Pengawas untuk mengendalikan
mutu dari pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
h.2.1. Las
Inspeksi dari baja struktur selama erection harus
termasuk inspeksi visual dan inspeksi ultrasonik dari
sambungan las, las untuk shear struds, dan las untuk
metal decking. Inspeksi harus dilakukan oleh Inspektor
las yang bersertifikat AWS. Pengujian harus sesuai
dengan AWS Structural Welsing Code./ Inspeksi visual
dari sambungan las termasuk pengecekan dari
penyetelan dan prosedur pengelasan. Pengawasan ini
juga mencakup semua sambungan penetrasi.
h.2.2. Baut
Inspeksi sambungan baut selama Pelaksanaan akan
mencakup visual dan uji fisik, sebelum melakukan
inspeksi visual, uji tarik dengan menggunakan alat
yang terkalibrasi harus mengindikasikan kuat tarik
minimum 5% melampaui dari minimum persyaratan
AISC. Pengujian harus sesuai dengan AISC
spesification for structural joints Using ASTM A325 atau
A490 High Strength Blots.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

i. Pemasangan baut Angkur.


i.1. Untuk menjamin stabilitas ketika dilakukan pengecoran beton
maka angkur harus dipasang dengan menggunakan rangka
dudukan .
i.2. Posisi angkur setelah pengecoran beton harus sesuai dengan
gambar perencanaan serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini.
i.3. Bagian ulir angkur harus dilindungi untuk mencegah karat atau
kerusakan selama periode pemasangan angkur sampai erection
baja.
i.4. Gaya tarik mur dari tiap angkur harus sama, sekurang-kurangnya
1/3 dari bagian ulir angkur harus terlihat setelah pengencangan
mur.
j. Pekerjaan Beton Fasade (Expose)
j.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan
bangunan, mesin pengaduk dan semua pekerjaan yang
termasuk pengerjaan adukan semen. Pekerjaan ini termasuk
acian dinding, nat dinding batu, sambungan dan lapisan
kedap air (waterproofing) dengan jumlah sesuai yang
dibutuhkan dalam adukan. Pekerjaan harus disesuaikan
dengan garis, posisi, penempatan dan susunan yang benar
sesuai gambar atau yang ditunjukan oleh Tim Pengawas.
j.2. Referensi
Referensi peraturan yang digunakan dalam pekerjaan ini
antara lain; American Society for Testing dan Materials
(ASTM), Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Nasional
Indonesia (SNI. 15-2049-1944- Semen Portland), Spesifikasi
ST-002 Beton Cor ditempat (site mix) dan Peraturan Beton
Indonesia (PBI)
j.3. Prosedur Umum
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Penyedia Barang/Jasa
harus memberikan contoh-contoh bahan material kepada Tim
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
j.4. Pengiriman dan Penyimpanan
Semen dikirim kelokasi proyek dalam kantong zak yang utuh
dan disimpan sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi
ST-002 Beton cor ditempat (site mix). Dan untuk
penyimpanan bahan material lainya harus disimpan diatas
permukaan yang bersih, bebas dari genangan air dan
memiliki system sirkulasi udara yang baik.
j.5. Material
j.5.1. Semen
Semen sebaiknya menggunakan semen Portland
(PC) type 1 yang memenuhi standar SNI.15-2049-

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

1994 atau ASTM C150-89, seperti semen Tiga Roda,


Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Holcim.
Semen Portland yang digunakan harus dari satu
nama/merk yang sama.
j.5.2. Agregat
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, padat
dan memiliki ujung yang kasar dan tidak
mengandung bahan perusak seperti lumpur, tanah
liat atau bahan organic lain. Agregat harus
memenuhi syarat dan dilakukan pengetesan bahan
sesuai dengan ASTM C-33.
j.5.3. Air
Air untuk campuran adukan harus bersih bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak, seperti alkali,
asam, garam dan bahan non organic lainnya. Air
yang telah diketahui kualitasnya dan sesuai untuk
konsumsi air minum manusia tidak perlu di lakukan
uji tes lagi. Akan tetapi untuk mengantisipasi segala
kemungkinan, jenis air harus di tes dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Tim Pengawas.

k.6. Pelaksanaan Pekerjaan


k.6.1. Pembuatan Begisting
k.6.1.1. Pembuatan begisting menggunakan
bahan kayu lapis melamin yang memiliki
permukaan relative rata dan lurus,
bertujuan untuk mendapatkan hasil
cetakan beton yang presisi.
k.6.1.2. Bahan utama untuk membentuk hasil
beton berupa multiplex yang ditunjang
oleh kayu ukuran 5/7 atau ukuran yang
ada dipasaran. Penggunaan multiplek
sebaiknya tidak terlalu tipis agar tidak
terjadi beton bergelombang.
k.6.1.3. Yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan begisting adalah ukuran
media beton yang akan dibentuk dan
ukuran sesuai dengan gambar atau
petunjuk dari Tim Pengawas. Selain itu
struktur penunjang begisting harus
benar-benar kuat menahan beban selama
proses pekerjaan beton hingga
pengeringan.
k.6.1.4. Pembukaan begisting setelah isia beton
benar-benar cukup umur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (21 hari) dan
atas izin dari Tim Pengawas.
k.6.2. Pekerjaan Pembesian

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

k.6.2.1. Pelaksanaan pekerjaan pembesian,


bahan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku berdasarkan PBI
dan SNI, sedangkan ukuran besi yang
digunakan dan system struktur
disesuaikan dengan gambar atau atas
persetujuan dari Tim Pengawas.
k.6.2.2. Pengikat untuk sambungan pembesian
menggunakan kawat beton berdasarkan
ketentuan yang berlaku di PBI dan SNI.
k.6.3. Komposisi
k.6.3.1. Perbandingan 1 semen dan 2 pasir
digunakan untuk adukan ditempat basah
dari elevasi 0.00 sampai +150cm dari
permukaan lantai, dan acian untuk
permukaan beton expose dan ditempat
lain yang ditunjukan dalam gambar.
k.6.3.2. Perbandingan 1 semen dan 5 pasir
digunakan untuk pekerjaan pada daerah
kering, selain pengecualian yang
ditunjukan dalam gambar.
k.6.3.3. Campuran kedap air harus diaplikasikan
pada adukan semen sesuai dengan
rekomendasi dari produsen agar
menghasilkan lapisan kedap air.
k.6.4. Pengadukan
k.6.4.1. Semua bahan kecuali air, harus diaduk
dengan benar dalam sebuah wadah atau
alat pengaduk semen yang disetujui
sampai adukan menghasilkan warna yang
sama. Setelah itu ditambahkan air
dengan jumlah yang cukup, dan
pengadukan dilanjutkan lagi.
k.6.4.2. Adukan harus dicampur dengan jumlah
yang dibutuhkan untuk digunakan. Waktu
pengadukan minimum 1 sampai 2 menit .
k.6.4.3. Adukan semen yang tidak digunakan
dalam waktu lebih dari 45 menit setelah
pengadukan tidak boleh digunakan lagi.
k.6.5. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
k.6.5.1. Semua permukaan yang akan diberi
agregat beton cor harus bebas dari
kotoran baik untuk begesting maupun
untuk besi struktur yang akan di cor.
k.6.5.2. Sebelum dilakukan pengecoran, semua
bidang yang akan di cor harus disiram
dengan air bersih.
k.6.6. Pembongkaran Begesting Beton

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

k.6.6.1. Setelah pekerjaan pengecoran selesai


dikerjakan, diamkan hingga kadar airnya
menyusut dalam waktu beberapa hari.
Untuk menghindari kering beton yang
tidak rata sehingga dapat menimbulkan
retak rambut, maka perlu dilakukan
penyiraman pada permukaan beton
sehari dua kali atau direndam air bersih.
k.6.6.2. Setelah beton benar-benar dinyatakan
kering (21 hari) maka mulai dapat
dilakukan pembongkaran begisting. Yang
pertama dilakukan adalah membuka
begisting bagian samping dan yang
terakhir dibuka adalah bagian bawah
yang menumpu beton tersebut.
Pembongkaran begisting harus hati-hati
agar tidak menimbulkan keretakan pada
beton.
k.6.7. Pemerikasaan dan Pengetesan
k.6.7.1. Semua hasil pekerjaan harus dapat
diperiksa dan diuji. Penyedia Barang/Jasa
harus menyediakan contoh dari hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan setiap
kali dibutuhkan untuk dilakukan
pengujian.
k.6.7.2. Segala jenis hasil pekerjaan yang tidak
memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama
seperti sebelumnya.
k.6.7.3. Semua biaya akibat perbaikan pada butir
(k.6.7.2.) menjadi tanggungjawab
Penyedia Barang/Jasa.

V. PENUTUP
5.1. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Pelaksanaan diwajibkan
membersihkan Lokasi pekerjaan luar dan dalam dari sisa-sisa bahan
bangunan, kotoran-kotoran, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi
5.2. Sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan Penyedia Barang/Jasa harus
menyerahkan gambar purna bangun (As Built Drawing) kepada Pengguna
Barang/Jasa melalui Tim Pengawas.

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA UMUM


PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PENGADAAN PAKET PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI MESIN DAN RUANG MESIN CMM
DI HANGGAR GWS KP IV PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO)

Ttd

Ketua

64

Anda mungkin juga menyukai