Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Karbohidrat II

B. Tujuan
1. Mengenali beberapa sifat disakarida dan polisakarida.
II. TINJAUNA PUSTAKA

Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida, polihidroksiketon,


atau senyawa yang menghasilkan senyawa yang serupa pada hidrolisis. Dengan
demikian, kimia karbohidrat adalah gabungan dari 2 gugus fungsi yaitu gugus
hidroksil dan gugus karbonil (Hart.,1983).
Bebara contoh sampel yang digunakna yaitu sukrosa, maltosa, dan amilum
a) Sukrosa
Sukrosa adalah gula pasir yang ditemui setiap hari yang memiliki rumus
kimia C12H22011 (Marzuki, dkk, 2010) Dan menurut
Ayustaningwarno,dkk. (2014) sukrosa juga memiliki sifat yaitu apabila
gula pasir (sukrosa) dicairkan, sukrosa dapat kembali membentuk
Kristal, selain suhu dipengaruhi juga oleh pH. Apabila pH rendah
(asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan menjadi
liat. Menurut Pennington dan Baker, (1990). Sukrosa murni tidak
berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa yang manis, sukrosa dalam
bentuk kristal akan meleleh atau terurai pada suhu 160o-186oC

Gambar 1. Struktur Sukrosa (Pennington dan bakker, 1990)


b) Maltosa

Menurut Thenawijaya (1990), maltosa (C12H22O11) merupakan


disakarida yang paling sederhana dan mengandung dua residu D-
glukosa yang dihubungkan oleh satu ikatan glikosida di atom karbon 1 (
karbon anomer) dari residu glukosa kedua. Maltosa berfungsi sebagai
gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi
bebas. Dan menurut Agrawal, (2010) , maltosa memiliki sifat fisika
yaitu tidak berwana, tidak berbau dan membentuk kristal padat pada
suhu 160o-5o C. Maltosa larut dalam air, namun tak larut dalam alkohol.

Gambar 2. Struktur maltosa (Agrawal, 2010)

c) Amilum

Menurut Speight dan Singh, (2014), amilum (C6H10O5)n merupakan


gugus karbohidrat yang memiliki berat molekul paling tinggi yang
terdiri dari banyak unit glukosa berikatan dengan glukosida. Amilum
murni memiliki sifat, berwarna putih, tidak memiliki rasa (hambar) dan
tak berbau. Amilum berbentuk bubuk tidak dapat larut dalam air dingin
dan alkohol. Dapat mudah di hidrolisis dengan asam atau enzim.
Amilum juga memiliki struktur :

Gambar 3. Struktur Molekul Amilum (Purba, 1999)

Ada beberapa uji yang dilalukan untuk mengenala beberapa sifat disakarida
dan olisakarida :

a) Uji luff
Menurut Winarno (1997) Uji luff merupakan uji kimia kualitatif yang
bertujuan menguji adanya gugus aldehid (-CHO). Komponen utama
reagent Luff adalah CuO. Prinsip dari uji ini ialah dimana reagen (CuO)
yang akan direduksi oleh senyawa monosakarida menjadi Cu2O dan
CuO berlebih kemudian akan direduksi oleh KI yang akan melepaskan
iod. Reaksi positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan
merah bata.
b) Uji molisch

Menurut Winarno (1997) Tes molisch adalah untuk mengentahui


karbohidrat secara umum yang akan direaksikan dengan larutan naftoil
dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat, pada batas cairan
akan terbentuk senyawa furfural yang berwarna ungu, yang
menandakan oligosakarida dan polisakarida terhidrolisi. Cincin ungu
ini menandakan terjadi reaksi positif.

c) Uji iod

Uji iod dilakukan untuk melihat adanya polisakarida (amilum, glikogen,


dan dekstrin). Reagen yang digunakan yaitu iodium, jika polisakarida
ditambahkan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi dengan warna
spesifik. Amilum (pati) dengan iodium mengahsilkan warna biru,
dekstrin menghasilkan warna merah anggur (Yazid and Nursanti, 2006)

d) Uji barfoed
Untuk dapat membedakan anatara monosakarida dan disakarida
dilakukan uji ini yang mana monosakarida akan mereduksi tembaga
lebih cepat dari pada disakarida karena reagen yang digunakan ialah
asam asetat yang bersifat asam. Dan reaksi positif dari uji ini dengan
terbentuknya endapan merah hasil dari Cu2+ yang membentuk gugus
karboksil (McGilvery dan Goldstein, 1996).
III. METODE
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, R.K. 2010. Pharmareutical Chemistry-III. Khrisna House, India


Ayustaningwarno, F., Retnaningrum, G., Anggraheni, N., Suhardinata, F.,
Umami, C., Rejeki, M.S.R. 2014. Aplikasi Pengolahan Pangan. Deepublish,
Yogyakarta
Hart, H. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.
Marzuki, I., Amirulah, dan Fitirana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Pustaka
As Salam. Sulawesi Selatan
Mc. Gilvery & Goldstin. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan fungsional Edisi
Pennington, N. L. dan Baker, C.W. 1990. Sugar : A User’s Guide to Sucrose, The
McGraw-Hill, New York
Purba, M dan Hadi, S. 1999. Ilmu Kimia Karbon. Erlangga, Jakarta.
Speight, J. G. dan Singh, K. 2014. Eniviromental Management of Energy from
Biofuels and Biofeedstocks. Scrivener Publishing, Canada
Thenawijaya,M. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta
Yazid, E. Dan Nursanti, L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Mahasiswa
Analisis. Penerbit Andi, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai