Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUAN (SAP)

KONJUNGTIVITIS

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Sensori


Sub Pokok Bahasan : Konjungtivitis
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Minggu, 22 Januari 2017
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S

Struktur Organisasi
Penyaji : Rosalina Dyah Lestari, Virgiana
Moderator : Aditiya Pratama
Notulen : Hana Muzdalifah, Nurlianawati
Observer/fasilitator : Nivea Paula Dewi, Atina Balqin Izzah, Muslikah Ida Mugi R.

A. Latar Belakang
Manusia dipengruhi berbagai system untuk memudahkan mereka memenuhi
kebutuhsn hidupnya. Salah satu system yang sangat penting adalah system indra. Namun
yang dibahas disini adalah mata, salah satu dari mata adalah konjungtiva .yang lebih
mengkhusus membahas tentang gangguan pada konjungtiva. Sebagai anggota tim
kessehatan khususnya perawat, kita penting mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit
dan asuhan keperawatan dari mata khususnya pada pasien gangguan konjungtiva .
Pentingnya mengetahui konsep dasar penyakit mata memudahkan kita untuk memaahami
lebih dalam system kerja indra penglihatan.

B. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu memaham
itentang pengertian konjungtivitis, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan serta
pencegahannya.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian konjungtivitis
2. Menjelaskan penyebab konjungtivitis
3. Menjelaskan gejala klinis konjungtivitis
4. Menjelaskan tentang terapi tindakan pengobatan penyakit konjungtivitis

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

E. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet

F. Isi Materi
1. Pengertian konjungtivitis
2. Penyebab konjungtivitis
3. Tanda dan gejala konjungtivitis
4. Pencegahan konjungtivitis
5. Pengobatan konjungtivitis

G. Proses Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Sasaran
Penyajian Masyarakat
1. 5 Menit Pembukaan 1. Menyampaikan 1. Menjawab
a. Salam pembuka salam pembuka, salam
b. Perkenalan maksud dan 2. Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan serta dan terlihat
tujuan kontrak waktu antusias
d. Kontrak waktu pelaksanaan mengikuti
e. Melakukan kegiatan kepada penyuluhan
apersepsi peserta
penyuluhan
dengan bahasa
yang sopandan
jelas serta
penggunaankata
yang efisien.
2. Menanyakan
beberapa
pertanyaan
seputar opini
peserta mengenai
topic penyuluhan
2. 15 Kegiatan Inti 1. Menyampaikan Menyimak dan
menit a. Penyampaian materi materi dengan memperhatikan
1. Pengertian jelas dan penyuluhan dengan
konjungtivitis tepatsesuai baik dan antusias.
2. Penyebab dengan metode
konjungtivitis yang dipilih
3. Tanda dan Gejala 2. Menyampaikan
konjungtivitis materi tidak
4. Pencegahan berbelit-belit
Konjungtivitis serta efisien
5. Pengobatan sehingga
konjungtivitis mencegah
kekurangan
waktu
3. Memanfaatkan
semua media
yang tersedia
untuk
menyampaikan
materi dengan
baik.
3. 10 Penutup 1. Melalukan 1. Peserta
menit a. Sesi tanya jawab dialog interaktif penyuluhan
b. Melakukan evaluasi dengan peserta dengan antusias
c. Menyimpulkan penyuluhan. bertanya dan
materi yang 2. Menanyakan berdialog
didiskusikan beberapa tentang materi
a. Mengakhiri kegiatan pertanyaan penyuluhan.
dengan salam singkat kepada 2. Bersama
pasien tentang penyaji
materi menyimpulkan
penyuluhan materi mengerti
untuk dan
mengetahui feed dan hadiah
back. kepada peserta
Misalnya yang bisa
dengan menjawab
memberikan dengan benar
studi kasus 3. Mengerti dan
3. Menyampaikan mempunyai
kesimpulan pengetahuan
dengan baru
singkat dan tentang materi
jelas. penyuluhan
4. Menyampaikan ditandai dengan
salam penutup hampir
dan ucapan keseluruhan
terima kasih peserta dapat
dengan menjawab studi
sopandan jelas. kasus.
4. Menjawab
salam

H. Setting Tempat
Penyuluhan dilaksanakan rumah Tn.S

Keterangan :
: klien keluarga

: notulen

: penyaji

: observer/fasilitator

: moderator
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
b. Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap
c. Moderator dan sekretaris sudah siap.
d. Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana.
b. Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan.
c. Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
b. Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik.
b. Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang
isipenyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.

J. Referensi
Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3 jilid 1. Jakarta: Penerbit
MediaEsculapius FKUI..

Arthur C. Guyton and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
9.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Daniel G. Vaughan, dkk. 2000. Oftamologi Umum. Jakarta: Widya Medika.

Marylin E. Doengoes, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: PeneribitBuku
Kedokteran EGC.

Smeltzer Bare, dkk. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Volume III. Jakarta: EGC
LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon
alergi. (Corwin, 2001).
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
daneksudat.Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata
merah.(Brunner & Suddarth,2001)
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi padakonjungtiva
atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih
pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitisterkadang dapat
ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepatdan biasanya
menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilangdengan sendiri, tetapi
ada juga yang memerlukan pengobatan.(Effendi, 2008).
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
daneksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata
merah.(Brunner & Suddarth,2001).
Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis. Konjungtivitis (mata merah) adalah
inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakteri, clamydia, alergi, trauma/ sengatan
matahari (Long B C, 1996).
Konjungtivitis adalah infeksi atau inflamasi pada konjungtiva mata dan biasa dikenal
sebagai “pink eye”. Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh sendiri.Dapat
juga menjadi kronik dan hal ini mengindikasikan perubahan degenerative atau kerusakan
akibat serangan akut yang berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah.
Pada konjungtivitis didapatkan hyperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi
kojungtiva hanya injeksi konjungtiva dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur,
asap, debu, dan lain-lain.
Konjungtivitis inflamasi dapat terjadi karena terpapar alergen atau iritan dan tidak
menular. Konjungtivitis infeksi lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus
dan mudah menular. Penyebab tersering meliputi bakteri, virus dan klamidia. Sedangkan
penyebab yang kurang sering adalah alergi, penyakit parasit dan yang jarang adalah
infeksi jamur atau occupational irritant. Bentuk idiopatik dapat berhubungan dengan
penyakit sistemik tertentu seperti ertema multipormis dan penyakit tiroid.
Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis, yaitu konjungtivitis alergi atau vernal, infeksi
atau bacterial, dan viral
1. Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sesitifitas terhadap serbuk,
protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan atau obat
(atropine dan antibiotic golongan mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia
seperti hair spray, tatarias, asap rokok. Asma, demam kering dan eczema juga
berhubungan dengan konjungtivitis alergi.
Gejala jenis konjungtivitis ini adalah edema konjungtiva ringan sampai berat,
sensasi terbakar dan injeksi vaskuler. Lakrimasi kadang-kadang terjadi.Rasa gatal
adalah yang paling parah pada bentuk konjungtivitis ini. Kadang-kadang didapatkan
rabas seperti air.
2. Konjungtivitis Infektif
Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan “pink eye” dan mudah menular.
Wabah “pink eye” dapat terjadi pada populasi yang padat dan dengan standar
kesehatan yang rendah. Penyebab infeksi ini adalah Staphylococcus aureus. Dapat
juga terjadi setelah terpapar Haemophilus influenza atau N. gonorhoea. Dapat terjadi
bersamaan dengan morbili, parotitis epidemika, bleferitis, obstruksi duktus
nasolakrimalis, karena penyinaran cahaya (konjungtivitis elektrika).
Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan rabas
pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal atau
mucus dan berkembang menjadi purulent yang menyebabkan kelopak mata menyatu
dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur pagi hari. Dapat ditemukan kerusakan
kecil pada epitel kornea.
3. Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling sering
adalah kerato konjungtivitis epidemika) atau dari penyakit virus sistemik seperti
mumps dan mononucleosis.Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga
disebut juga konjungtivitis folikularis.
Gejalanya, pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotopobia dan sensasi adanya
benda asing pada mata.Epiofora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva dapat
menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital.

B. ETIOLOGI
Penyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi
berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu

1. Konjungtivis Alergi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi humoral
terhadap alergen.Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari Sindrom Steven
Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat akibat reaksi alergi pada orang
dengan presdiposisi alergi obat-obatan.Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak
juga dapat terjadi reaksi alergi.
2. Konjungtivis Infektif
Disebabkan oleh bakteri seperti:
- Stafilokok
- Streptokok
- Corynebacterium diphtheriae
- Pseudomonas aeruginosa
- Neisseria gonorrhoea
- Haemophilus influenza

3. Konjungtivis Viral
Disebabkan oleh virus seperti:
- Adenovirus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Klamidia
- New castle
- Pikorna
- Enterovirus

C. GEJALA KLINIS
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
1. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
2. Produksi air mata berlebihan (epifora).
3. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup
akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
4. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik
peradangan.
5. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
6. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
7. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
(Anonim, 2009).

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan


kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih.Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak
mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi
(Anonim, 2004).

Gejala lainnya adalah:

1. Mata berair
2. Mata terasa nyeri
3. Mata terasa gatal
4. Pandangan kabur
5. Peka terhadap cahaya
D. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
Konjungtivitis biasanya hilang sendiri.Tapi tergantung pada penyebabnya, terapi dapat
meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan
kelopak mata, atau kompres hangat. Bila konjugtivits disebabkan oleh mikroorganisme,
pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata
orang lain. Perawat dapat memberikan instruksipada pasien untuk tidak menggosok mata
yang sakit kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci tangan setelah setiap
kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan
baru yang terpisah.
Terapi pada infeksi bakteri adalah dengan antibiotic (sulfonamid topikal), pada infeksi
virus dengan sulfonamide/antibiotika tetes mata spectrum luas untuk mencegah infeksi
sekunder, sedangkan untuk infeksi alergi diberikan vasokonstriktor tetes seperti nafazolin,
kompres dingin, dan antihistamin oral
Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak
mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep dapat
menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-
steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak kasus
Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa adanya
kontraindikasi.
Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea, diberikan
Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian
salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum tidur. Metronidazole
topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat
merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun.
Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID
PO.Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu.Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray
dada untuk menyingkirkan tuberkulosis.
E. PENCEGAHAN KONJUNGTIVITIS
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

F. PENANGANAN KONJUNGTIVITIS
1. Apa bila seseorang mengalami sakit mata merah, usahakanlah tetap berdiam diri di
rumah, banyak istirahat serta jangan dulu beraktifitas agar tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
2. Lakukanlah pengompresan pada mata yang terkena mata merah tersebut dengan
menggunakan air dingin atau bongkahan es batu agar dapat meredakan
pembengkakan mata
3. Rasa gatal pada mata bisa dikurangi dengan memercikkan air hangat pada mata
merah tersebut, serta jangan digaruk atau dikucek.
4. Cairan yang biasanya keluar dari mata bisa dilap atau dibersihkan dengan lap hangat
atau orang tua bisa saja membersihkannya dengan menggunakan kapas serta air
hangat, jika penderitanya masih anak – anak.
5. Segera gunakan salep antibiotik apabila penyakit mata merah (konjungtivitis)
tersebut penyebabnya adalah bakteri.
6. Untuk mencegah iritasi lebih parah, bersihkan terlebih dahulu tangan yang akan
digunakan untuk meneteskan obat tetes mata maupun salep antibiotik.
7. Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep secara bersamaan.
8. Bagi orang lain, usahakanlah jangan dulu melakukan kontak langsung dengan
penderita mata merah baik menyentuhnya secara langsung maupun meminjam barang
– barang bekas dipakai penderita, agar tidak tertular penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai