Skripsi
Skripsi
SKRIPSI
OLEH
ISRA MUSTARI
I 311 08 304
1.1.Latar Belakang
kumpulan orang – orang tani ternak atau petani peternak, yang terdiri dari pria
informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
tercapainya hasil maksimal. Maka dari itu diperlukan sebuah dorongan dengan
memberikan motivasi kepada petani untuk meningkatkan usaha tani mereka yang
dilakukan dalam kelompok tani ternak. Motivasi merupakan suatu penggerak dari
dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Dengan kata
lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang
1
yang mempunyai motivasi berarti telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh
aktif tidaknya anggota kelompok akan berimbas pada hasil terakhir tujuan yang
ingin dicapai.
dalam kelompok tani dapat dilihat dari variabel tingkat kehadiran dalam
kelompok tani berhubungan positif dan nyata dengan tingkat kemampuan petani
karena didukung oleh topografi yang baik dan luas lahan dan banyaknya sumber
tani yang ada kelompok tani ternak sapi perah berperan sangat besar dengan
2
Untuk mendapatkan gambaran tentang penyebaran kelompok tani sapi
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah kelompok tani yang tersebar di
Kabupaten Enrekang ada 11 kelompok tani dengan jumlah anggota berkisar antara
mendorong peningkatan hasil pertanian jika anggota kelompok taninya tidak aktif
Dari semua kelompok tani yang ada di Kabupaten Enrekang, tidak semua
selenggarakan oleh setiap kelompok. Diantara kelompok tani ternak yang berada
pada tingkat kemampuan madya yaitu kelompok tani ternak Sipatuo, Mesa Bija,
Talaga Biru dan Buntu Tambalang. Dari ke 4 kelompok tani ternak tersebut
terdapat satu diantaranya telah memiliki tingkat keaktifan sudah baik yaitu
3
kelompok tani Buntu Tambalang sedangkan kelompok tani ternak Sipatuo, Mesa
Bija dan Talaga Biru merupakan kelompok tani yang anggota kelompok taninya
banyak yang kurang aktif. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi dari anggota
kelompok tani yang masih kurang. Sedangkan untuk mencapai suatu keberhasilan
kelompok tani harus didukung oleh anggota kelompok yang aktif, dan memiliki
motivasi yang tinggi agar tujuan dapat tercapai. Berdasarkan uraian yang telah
Kabupaten Enrekang”.
1.2.Rumusan Masalah
Kabupaten Enrekang ?”
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Kegunaan Penelitian
Kabupaten Enrekang.
4
2. Bagi pembaca, penulisan ini dapat berguna sebagai bahan referensi dan
Enrekang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi serta
diartikan sebagai kumpulan orang – orang tani atau yang terdiri dari petani
formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
Adapun beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain
sebagai berikut : a). Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin
cepat tentang jiwa kerjasama antara petani; c). Semakin cepatnya proses
maupun produk yang dihasilkannya; dan f). Semakin dapat membantu efisiensi
oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat
diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani
6
sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok yaitu sekretaris
kelompoknya. Seksi – seksi yang ada disesuaikan dengan tingkat dan volume
kegiatan yang akan dilakukan. Masing – masing pengurus dan anggota kelompok
tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan
dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus
kelompoknya dengan sanksi – sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah
adalah sekumpulan orang – orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa
pria dan wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara
informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
7
dikembangkan sebagai sarana media atau alat, baik bagi pemerintah atau instansi
pesan pembangunan. Kedua, dapat dimanfaatkan lebih baik atau optimal semua
sumber – sumber yang tersedia sehingga mampu menjadi wahana belajar yang
pedoman atau aturan – aturan tertentu, memiliki struktur yang jelas yang dapat
pembagian tugasnya tidak diatur secara jelas dan umumnya tidak dinyatakan
bersama dari sekelompok orang atau petani yang ingin mencapai tujuan berasama
sampai dengan kelompok yang sengaja dibentuk dengan tujuan agar dapat
dihadapi anggota masyarakat sama. Hasil survei yang dilakukan oleh tim dari
8
kemampuan berusaha tani dan pemenuhan kebutuhan primer, terutama untuk
1993).
(Syamsu, 2011).
dilakukan dari, oleh dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu
dalam perberdayaan petani. Dengan demikian, kelompok tani yang terbentuk atas
tersebut dapat eksis dan mampu untuk melakukan akses kepada seluruh
9
2.2.Keaktifan Kelompok Tani
tani dan keterlibatan dalam diskusi kelompok tani. Tingkat keaktifan petani dalam
kelompok tani berhubungan positif dan nyata dengan tingkat kemampuan petani
Adapun ciri-ciri umum dari anggota kelompok tani dilihat dari tingkat
Petani Tradisional
bertani
Petani Maju
bidang pertanian
Petani Pemimpin
10
Petani pemimpin oleh kontak tani
dalam kegiatan dan diskusi dalam kelompok tani.Tingkat keaktifan petani dalam
kelompok tani berhubungan positif dan nyata dengan tingkat kemampuan petani
dalam mengelola lahan. Kelompok tani merupakan tempat petani untuk berbagai
kelembagaan petani bahwa keaktifan anggota kelompok tani dapat dilihat dari: a)
tidak dapat dipecahkan oleh kelompok tani dan anggota untuk dibawa dalam
11
kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya; g) melaksanakan forum tingkat
pertanian).
2.3.Motivasi
dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Penyesuaiyan diri dikatakan untuk memuaskan motif, hal ini di tambahkan oleh
dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen
motifnya.
dalam Siagian (2004) (motivasi adalah proses tingkah laku yang memberikan
kekuatan energi secara langsung dan terus – menerus. Di lain pihak Gibson (1997)
12
Menurut Hariadja (2002) bahwa jenis – jenis motivasi dapat
dikategorikan:
kata kunci. Suatu motivasi dapat muncul sebagai akibat dari keinginan
sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri), seperti makan, minum,
dan lain – lain yang cenderung bersifat internal, yang berarti kebutuhan itu
muncul dan menggerakkan perilaku semata – mata karena tuntutan fisik dan
dorongan biologis dapat berubah ketika dia berinteraksi dengan lingkungan kerja
dimana disana terdapat suatu norma kelompok yang tidak menghendaki prestasi
yang tidak memiliki motif berprestasi yang tinggi dapat berubah ketika orang
tersebut berada dalam lingkungan kelompok kerja dimana prestasi individu sangat
biologis, yang muncul dari keadaan yang tegang seperti lapar, haus, atau merasa
tidak nyaman. Yang lainnya adalah kebutuhan psikologos, yang muncul dari
13
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan dari
kebutuhan ini tidak cukup kuat memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu
saat kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat interaksi
yang mencukupi. Motif (atau dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan
pada motivasi kelompok tani yaitu : (1) dorongan mencapai tujuan, (2) semangat
kerja, (3) inisiatif dan kreativitas, serta (4) rasa tanggung jawab.
kebutuhannya, karena pada dasarnya hal yang mendasari timbulnya motivasi pada
seseorang adalah atas desakan kebutuhan, seperti yang ditegaskan oleh Unung,
(1977) dalam Syafrudin, (2005) bahwa hal yang mendasari timbulnya motivasi
pada seseorang adalah atas desakan kebutuhan baik primer maupun sekunder.
tingkat kebutuhan dan perubahan daya dorongnya. Perubahan daya dorong apabila
kebutuhan dasar yang bersifat fisik seperti pangan, papan dan sandang, juga
Buchari, 1989)
14
manusia seperti sandang, pangan, dan papan. b) kebutuhan akan kemampuan
dan keselamatan, yaitu harus dilihat dalam arti luas tidak hanya dalam arti
fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan
setiap orang mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan
2. Teori ERG (alderfer). Akronim ‘ERG’ merupakan huruf dari tiga kata yaitu
existensi, relatedness dan growth. Menurut teori ini, yang didukung oleh
sebagai makhluk sosial. Hal ini sangat penting tanpa interaksi dengan orang
15
dasarnya tercermin pada keinginan seseorang untuk bertambah dan
pekerjaan atau prestasi yang memungkinkan meraih apa yang secara umum
diri.
yaitu bahwa setiap orang ini dipandang sebagai orang yang berhasil dalam
orang lain, c) Need for Affiliation ( n Aff) atau kebutuhan efiliasi merupakan
kebutuhan nyata dari setiap manusia sebagai makhluk sosial. Kebutuhan ini
Menurut Riduwan (2003) bahwa motivasi dapat dinilai melalui motif yang
terdiri dari gaji cukup, nyaman bekerja, hormat karyawan, rasa takut dan cemas,
pekerjaan. Kemudian dinilai melalui harapan yang terdiri dari kerja yang
menyenangkan, rasa ikut memiliki, disiplin waktu kerja dan dinilai malalui
16
insentif yang terdiri dari penyelesaian, pencapaian prestasi, gaji dan upah,
penjelasan teori motivasi dapat di ambil kesimpulan bahwa prestasi kerja atau
ditetapkan.
dilaksanakan oleh kelompok tani. Lebih jauh As’ad (1995) dalam Purnomo Joko
kepuasan. Oleh karena itu motivasi anggota kelompok merupakan alat pendorong
17
anggota untuk menunjukkan prestasinya dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan. Motivasi yang telah terbangun dengan baik
Motivasi Keaktifan
2.6.Hipotesis
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Dalam hal ini menjelaskan hubungan antara motivasi peternak terhadap keaktifan
Populasi pada penelitian ini adalah semua kelompok tani ternak sapi perah
beberapa kecamatan. Namun pada penelitian ini di ambil 3 kelompok tani ternak
yaitu Sipatuo, Mesa Bija, dan Talaga Biru yang di anggap dapat mewakili
kelompok tani ternak yang anggotanya tidak terlalu aktif di Kabupaten Enrekang
sampel yang dapat mewakili populasi. Adapun penentuan jumlah besarnya sampel
19
N
n=
1 N ( e) 2
N = Jumlah Populasi
berikut:
80
n=
1 80(0,1) 2
80
n=
1 80(0,01)
80
n=
1 0,8
80
n=
1,08
n = 45 orang
yang diambil dari setiap kelompok tani sapi perah berdasarkan pembagian
20
Tabel 2. Daftar Jumlah Responden Kelompok Tani Sapi Perah
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,
1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh berupa data tentang
penilaian.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi – instansi terkait
atau data jadi yang meliputi dokumen dan laporan tertulis lainnya yang
Enrekang.
21
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada anggota
anggota kelompok tani (variabel tak bebas atau terikat), maka digunakan uji
adalah :
Y = a + bX................(Sugiono, 2006)
Dimana :
Y = Keaktifan
X = Motivasi
n (ƩX2) – (ƩX)2
n (ƩX2) – (ƩX)2
22
b. Untuk menghitung besarnya pengaruh antara motivasi dengan keaktifan
R2 = nƩXY – (ƩX)(ƩY) 2
√𝑛 ƩX – (ƩX) . √Ʃ𝑌 – (ƩY)
2 2 2 2
Dimana :
R2 = koefsien determinasi
Y = keaktifan
X = motivasi
t hitung = r √𝑛 − 2
√1 − 𝑟 2
Untuk memudahkan dalam pengolahan data digunakan program SPSS
kelompok tani sapi perah di Kabupaten Enrekang, maka digunakan skala likert
(Riduwan, 2002) dengan pengukuran diberi bobot skor untuk setiap indikator
23
Tabel 3. Variabel, Subvariabel dan Indikator Tentang Pengaruh Motivasi
Terhadap Keaktifan Kelompok Tani Ternak (Sofyan, 2011) di
Kabupaten Enrekang.
No Variabel Subvariabel Indikator pengukuran
1 Keaktifan a. Pertemuan dan Menghadiri pertemuan
kelompok musyawarah kelompok tani
tani ternak kelompok tani Menghadiri musyawarah
ternak kelompok tani
b. Pelaksanaan Menghadiri kegiatan
kegiatan kelompok kelompok tani
tani Mengikuti temu lapang
c. Rencana Membuat rencana kerja
kerja/program Melaksanakan program kerja
kelompok tani kelompok
d. Identifikasi dan Kemampuan
rumusan masalah mengidentifikasi masalah
Kemampuan menyelesaikan
masalah
Kemampuan mengambil
keputusan
e. Kelembagaan Kemampuan anggota
kelompok tani kelompok tani bekerja sama
dengan sesama anggota
kelompok tani
Kerja sama dengan pihak lain
(peneliti/swasta)
Keterlibatan dalam kegiatan
kelompok tani
f. Informasi dan Penerimaan
inovasi informasi/inovasi
Kemampuan mencari
informasi/inovasi
Kemampuan menyebarkan
informasi/inovasi
2 Motivasi a. Motif Pendapatan
Nyaman bekerja
Mendapat penghormatan
b. Harapan Kerja yang menyenangkan
Sifat kepemimpinan yang
mendukung
c. Insentif Pendapatan tambahan
Pemberian penghargaan
24
Untuk mengetahui variabel, sub variabel dan indikator pengukuran
keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan rentang kelas adalah sebagai
berikut :
25
Nilai tertinggi = skor tertinggi X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(4) (45) (2)
= 360
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (2)
= 90
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 360 – 90
4
= 67,5
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Baik = 292,6 – 360
Baik = 225,1 – 292,5
Cukup = 157,6 – 225
Kurang = 90 – 157,5
kegiatan kelompok tani secara keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan
= 360
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (2)
= 90
26
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 360 – 90
4
= 67,5
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Baik = 292,6 – 360
Baik = 225,1 – 292,5
Cukup = 157,6 – 225
Kurang = 90 – 157,5
kegiatan kelompok tani secara keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan
= 360
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (2)
= 90
= 360 – 90
4
= 67,5
27
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Baik = 292,6 – 360
Baik = 225,1 – 292,5
Cukup = 157,6 – 225
Kurang = 90 – 157,5
rumusan masalah secara keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan
= 540
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (3)
= 135
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 540 – 135
4
= 101,2
28
e. Kelembagaan Kelompok Tani
rumusan masalah secara keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan
= 540
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (3)
= 135
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 540 – 135
4
= 101,2
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Baik = 438,7 – 540
Baik = 337,4 – 438,6
Cukup = 236,3 – 337,4
Kurang = 135 – 236,2
29
f. Informasi dan Inovasi
Penerimaan informasi/inovasi
Kemampuan mencari informasi/inovasi
Kemampuan menyebarkan informasi/inovasi
inovasi secara keseluruhan dengan asumsi dasar interval kelas dan rentang kelas
= 540
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (3)
= 135
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 540 – 135
4
= 101,2
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Baik = 438,7 – 540
Baik = 337,4 – 438,6
Cukup = 236,3 – 337,4
Kurang = 135 – 236,2
30
Total Untuk Keaktifan Kelompok Tani
= 2700
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (2 + 2 + 2 + 3 + 3 + 3)
= 675
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 2700 – 675
4
= 506,2
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
a. Motif
b. Harapan
c. Intensif
a. Motif
meliputi :
Pendapatan
Nyaman bekerja
Mendapat penghormatan
31
Untuk mengukur motivasi kerja berdasarkan motif secara keseluruhan
dengan asumsi dasar interval kelas dan rentang kelas adalah sebagai berikut:
= 540
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (3)
= 135
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 540 – 135
4
= 101,2
b. Harapan
asumsi dasar interval kelas dan rentang kelas adalah sebagai berikut :
32
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 360 – 90
4
= 67,5
c. Insentif
yang meliputi :
Pendapatan tambahan
Penghormatan
asumsi dasar interval kelas dan rentang kelas adalah sebagai berikut :
= 360
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(1) (45) (2)
= 90
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 360 – 90
4
= 67,5
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
33
Total untuk motivasi kelompok tani
= 1260
Nilai terendah = skor terendah X jumlah responden X jumlah pertanyaan
(motif + harapan + insentif )
(1) (45) (2 + 3 + 2)
= 315
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah
Jumlah kelas
= 1260 – 315
4
= 236,2
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
34
3.7. Konsep Operasional
1. Kelompok tani sapi perah adalah kumpulan petani/peternak sapi perah yang
2. Anggota kelompok tani adalah petani yang terdaftar sebagai anggota dalam
35
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan skor berdasarkan Skala
pembuatan program kelompok yang telah disusun oleh kelompok tani ternak.
dan 1 = kurang.
36
menggunakan skor berdasarkan Skala Likert yaitu 4 = sangat sering/baik,
dan 1 = kurang.
11. Motif adalah dorongan yang dapat muncul sebagai akibat dari keinginan
dan 1 = kurang.
terpuaskan dari anggota kelompok tani antara lain kerja yang menyenangkan,
dan 1 = kurang.
13. Insentif adalah penghargaan yang diberikan untuk memotivasi para anggota
37
penyelesaian, pencapaian prestasi, pendapatan, antar pribadi dan promosi.
38
BAB IV
KEADAAN UMUM RESPONDEN
4.1. Umur
dimana pengaruh tersebut akan nampak pada kemampuan fisik seseorang untuk
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012.
klasifikasi umur >65 tahun yaitu 3 orang atau sekitar 6,66%. Dimana hal tersebut
menunjukkan bahwa pada umumnya responden berada pada usia produktif untuk
melakukan suatu pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel (2002) yang
penduduk indonesia yang dapat bekerja untuk memproduksi barang dan jasa.
39
4.2. Jenis Kelamin
jenis kelamin di kelompok tani sapi perah di Kabupaten Enrekang pada umumnya
merupakan laki – laki yang berjumlah 45 orang atau sekitar 100%, hal ini
Kabupaten Enrekang.
4.3. Pendidikan
secara formal seperti di bangku sekolah maupun non formal seperti kursus atau
pelatihan. Demikian hal pada kelompok tani sapi perah di Kabupaten Enrekang,
40
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan di Kelompok Tani Sapi
Perah di Kabupaten Enrekang.
yaitu terdiri atas SD, SMP, SMU, dan S1. Adapun jumlah responden terbanyak
yaitu untuk tingkat pendidikan SMU sebanyak 19 orang atau 42,22%, sedangkan
jumlah responden terkecil yaitu pada tingkat pendidikan S1 yaitu 1 orang atau
sekitar 2,22%. Melihat kenyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa kesadaran
sebab tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi sikap,
41
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
terdiri dari :
42
Tabel 7. Penilaian Keaktifan Kelompok Tani dalam Pertemuan dan Musyawarah
Kelompok Tani Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.
Pada Tabel 7 terlihat bahwa penilaian keaktifan kelompok tani sapi perah
dalam hal ini menghadiri pertemuan dan musyawarah kelompok tani yaitu
mendapatkan 216 skor, hasil ini berarti berada pada kategori cukup. Pada
kategori pertemuan kelompok tani terdapat 46 bobot yang berada pada kategori
cukup dengan persentase 51,11% dan pada kategori musyawarah kelompok tani
42 bobot berada pada kategori cukup dengan persentase 46,66%. Melihat uraian
tersebut berarti bahwa kelompok tani belum maksimal dalam hal keaktifannya
Enrekang .
kelompok tani sapi perah di Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Gambar 2.
43
216
K C B SB
Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa total skor yaitu 216 skor untuk
penilaian pertemuan dan musyawarah berada pada interfal (157,6 – 225) dengan
kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa keakatifan anggota kelompok tani
Lampiran 2.
44
5.1.2. Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani
Pada Tabel 8 terlihat bahwa total skor kegitan kelompok tani dalam hal
pelaksanaan kegiatan kelompok tani yaitu sebesar 217 skor dan berada pada
interval (157,6 – 225), hasil ini berarti berada pada kategori cukup. Dimana pada
pada kategori baik dengan persentase 40% sedangkan pada kategori mengikuti
temu lapang terdapat 57 bobot dengan persentase 42,22% berada pada kategori
baik. Meskipun pada indikator keaktifan menghadiri kegiatan kelompok tani dan
45
mengikuti temu lapang berada pada kategori baik tetapi tidak dapat
mengikuti temu lapang kelompok tani. Hal ini berarti para anggota kelompok tani
tani secara efektif. Untuk lebih jelasnya mengenai penilain terhadap kegiatan
217
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Dari Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa total skor yaitu 217 skor, untuk
penilaian keaktifan kelompok tani ternak tentang kegiatan kelompok tani berada
kelompok tani yang dilakukan oleh kelompok tani sapi perah di Kabupaten
kesadaran kepada para anggota kelompok bahwa dengan aktif mengikuti kegiatan
senantiasa akan ada kedua kelompok yang terlibat secara aktif. Di suatu pihak
46
adalah kelompok penyuluh atau pemateri, dan yang kedua adalah kelompok yang
disuluh.
Pelaksanaan kegiatan anggota kelompok tani dapat dilihat dari 2 (dua) hal
yaitu:
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa total skor keaktifan kelompok tani dalam
hal rencana kerja/program kelompok tani yaitu sebesar 208 skor dan berada pada
47
interval (157,6 - 225)\, hasil ini berarti berada pada kategori Cukup dimana pada
indikator membuat rencana kerja kelompok tani terdapat 54 bobot yang memiliki
indikator baik dengan persentase 40% dan pada indikator melaksanakan program
kerja kelompok tani 46 bobot dengan persentase 51,11% berada pada kategori
cukup. Meskipun pada indikator membuat rencana kerja kelompok tani berada
pada kategori baik tetapi tidak dapat mempengaruhi tingkat keaktifan kelompok
tani pada pelaksanaan program kelompok tani. Hal ini berarti para anggota
208
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk penilaian keaktifan
48
208 skor dan berada pada interval (157,6 - 225) dengan kategori cukup. Hal ini
maksimal dan belum bisa dijadikan sebagai pedoman kegiatan di tingkat usaha
suatu rencana kerja yang sesuai dengan kebutuhan sasaran kelompok tani, maka
kebijakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mardikanto (1993), yang
pembangunan masyarakat.
49
Tabel 10. Penilaian Keaktifan Kelompok Tani dalam Identifikasi dan Perumusan
Masalah Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.
Pada Tabel 10 terlihat bahwa total skor untuk identifikasi dan perumusan
masalah yaitu 318 skor, hasil ini berarti berada pada kategori Cukup. Melihat
uraian tersebut berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah Kabupaten
50
57 bobot yang berada pada kategori baik dengan persentase 42,22%. Meskipun
pada indikator kemampuan mengambil keputusan berada pada kategori baik tetapi
dan kemampuan menyelesaikan masalah. Hal ini berarti para anggota kelompok
Gambar 5.
318
135 236,2 337,4 438,6 540
K C B SB
Dari Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk identifikasi dan
perumusan masalah yaitu 318 skor, dan berada pada kategori Cukup dengan
masalah yang dilakukan oleh kelompok tani ternak di Kabupaten Enrekang cukup
untuk dijadikan sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam
kelompok tani.
51
Menurut Saibani (2007) yang mengemukakan bahwa tingkat keaktifan
Pada Tabel 11 terlihat bahwa total skor untuk kelembagaan kelompok tani
yaitu 315 skor, hasil ini berarti berada pada kategori cukup. Melihat uraian
tersebut berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah Kabupaten Enrekang
52
Tabel 11. Penilaian Keaktifan Kelompok Tani Berdasarkan Kelembagaan
Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.
Pada Tebel 11 terlihat bahwa total skor untuk kelembagaan kelompok tani
yaitu 315 skor, hasil ini berarti berada pada kategori cukup. Dimana pada
terdapat 54 bobot yang berada pada kategori baik dengan persentase 40%, pada
kategori kerja sama dengan pihak lain 46 bobot berada pada kategori cukup
kelompok tani terdapat 42 bobot yang berada pada kategori cukup dengan
53
bekerjasama dengan sesama anggota kelompok tani sudah baik tetapi tidak
mempengaruhi tingkat kerja sama dengan pihak lain dan keterlibatan dalam
kegiatan kelompok tani. Melihat uraian tersebut bahwa para anggota kelompok
tani, dalam hal ini bekerja sama dengan sesama anggota kelompok tani, kerja
sama dengan pihak lain atau peneliti serta keterlibatan dalam kegiatan kelompok
315
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Pada Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa total skor yaitu 315 skor, untuk
pada interval (236,3 – 337,4) dengan kategori cukup. Menurut Harjono (2000),
pendapatan.
54
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelasnya tentang hasil jawaban
- Penerima informasi/inovasi
Tabel 12. Penilaian Keaktifan Kelompok Tani Berdasarkan Informasi dan Inovasi
Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.
55
Dari Tebel 12 dapat dilihat bahwa total skor keaktifan kelompok tani
dalam hal informasi dan inovasi yaitu sebesar 310 skor, hasil ini berarti berada
44 bobot yang berada pada kategori cukup dengan persentase 48,88%, pada
indikator kemampuan mencari informasi dan inovasi 57 bobot yang berada pada
berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah Kabupaten Enrekang belum
dalam informasi dan inovasi di Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Gambar 7.
310
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
56
Pada Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk informasi dan
inovasi yaitu 310 skor, dan berada pada interval (236,3-337,4) dengan kategori
Cukup. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang ada di Kabupaten Enrekang
solidaritas dan kohesi kelompok. Demikian pula halnya dengan melalui partisipasi
tercipta komunikasi dua arah, agar informasi mengalir dua arah dari atas ke bawah
dan dari bawah ke atas. Karena dengan partisipasi anggota, disitu terjadi timbal
57
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang penilaian responden
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa total bobot yang diperoleh keaktifan
kelompok tani dalam kegiatan kelompok tani diperoleh 1578 skor, berada pada
kategori Cukup. Melihat uraian tersebut berarti bahwa kelompok tani belum
bimbingan dan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harjono (2000) dalam
yang mampu menerapkan inovasi dan mampu memanfaatkan azas skala ekonomi
58
Untuk lebih jelasnya mengenai penilaian keaktifan kelompok tani ternak
Gambar 8.
1578
675 1181,2 1687,4 2193,6 2700
K C B SB
Gambar 8. Tanggapan Responden Terhadap Keaktifan Anggota Kelompok
Tani Sapi Perah di Kabupaten Enrekang
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
kelompok tani ternak dalam pelaksanaan kelompok tani berada pada 1578 skor
dan berada pada interval (1181,3-1687,4) dengan kategori Cukup. Yang berarti
yang optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok tani agar kelompok dapat berfungsi sebagai kelas belajar,
59
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang rekapitulasi hasil
jawaban responden tentang keaktifan anggota kelompok tani dapat dilihat pada
Lampiran 8.
terdiri dari :
- Motif
- Harapan
- Insentif
- pendapatan
- nyaman bekerja
- mendapat penghormatan
terhadap motivasi kerja kelompok tani tentang motif dapat dilihat pada Tabel 14.
Pada Tebel 14 dapat dilihat bahwa total skor motifasi kelompok tani dalam
hal motif yaitu sebesar 496 skor, hasil ini berarti berada pada kategori Sangat
Baik. Melihat uraian tersebut berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah
60
Tabel 14. Penilaian Motivasi Kelompok Tani Berdasarkan Motif Kelompok Tani
Ternak Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa total bobot yang diperoleh motivasi
kelompok tani berdasarkan motif kelompok tani ternak sapi perah diperoleh 496
skor, ini berarti berada pada kategori Sangat Baik. Dimana pada indikator
pendapatan terdapat 132 bobot yang sangat baik, pada indikator nyaman bekerja
100 bobot yang berada pada kategori sangat baik, 100 bobot pada indikator
Terdapat beberapa orang yang memiliki motif di bawa dari kategori sangat baik
namun tidak menurunkan motif anggota kelompok lain untuk berpartisipasi aktif
terhadap anggota lainnya. Melihat uraian tersebut berarti bahwa kelompok tani
telah memiliki motif terhadap kelompok tani sudah sangat baik, yang berarti
61
bahwa para anggota kelompok tani di daerah Kabupaten Enrekang sangat baik
dalam memotivasi kelompok tani berdasarkan motif kelompok tani ternak sapi
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Pada Gambar 9 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk motif yaitu 496
skor, dan berada pada interval (438,7 - 540) dengan kategori Sangat Baik. Hal ini
kelompok yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
62
5.2.2. Motivasi (Harapan)
terhadap motivasi anggota kelompok tani tentang harapan dapat dilihat pada
Tebel 15.
Pada Tebel 15 dapat dilihat bahwa total skor motifasi kelompok tani dalam
hal motif yaitu sebesar 313 skor, hasil ini berarti berada pada kategori Sangat
Baik. Dimana pada indikator kerja yang menyenangkan terdapat 84 bobot yang
berada pada kategori sangat tinggi, pada indikator sifat kepemimpinan yang
mendukung terdapat 75 bobot yang berada pada kategori baik. Meskipun terdapat
63
36 bobot yang memiliki indikator kurang pada indikator sifat kepemimpinan yang
Melihat uraian tersebut berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah
313
K C B SB
Gambar 10. Penilaian Motivasi Kelompok Tani Berdasarkan Harapan
Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Enrekang
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Pada Gambar 10 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk harapan yaitu
313 skor, dan berada pada interval (292,6 – 360) dengan kategori Sangat Baik.
Hal ini berarti tanggapan responden mengenai motivasi pada harapan sangat
tinggi karena disebabkan adanya kurangnya hubungan antara anggota dan ketua
untuk kelompoknya.
64
5.2.3. Motivasi (Insentif)
- Pendapatan tambahan
- Penghargaan
terhadap motivasi anggota kelompok tani tentang insentif dapat dilihat pada
Tabel 16.
Dari Tebel 16 dapat dilihat bahwa total skor motivasi kelompok tani dalam
hal insentif yaitu sebesar 320 skor, hasil ini berarti berada pada kategori sangat
baik. Dimana pada indikator pendapatan terdapat 84 bobot berada pada kategori
baik dan pada indikator penghargaan, 68 bobot yang berada pada kategori sangat
baik. Meskipun terdapat 12 bobot yang memiliki kategori cukup baik pada
65
penghargaan namun tidak mempengaruhi tingkat insentif anggota kelompok tani.
Melihat uraian tersebut berarti bahwa para anggota kelompok tani di daerah
320
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Sering/Baik B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Pada Gambar 11 dapat dijelaskan bahwa total skor untuk insentif yaitu 320
skor, dan berada pada interval (292,5 - 360) dengan kategori Sangat Baik.
66
5.2.4. Total Untuk Motivasi Kelompok Tani
- motif
- harapan
- insentif
Kabupaten Enrekang.
Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa total bobot yang diperoleh motivasi
kelompok tani dalam kegiatan kelompok tani diperoleh 1129 skor, ini berarti
berada pada kategori Sangat Baik. Melihat uraian tersebut berarti bahwa
kelompok tani telah melaksanakan tugasnya sangat baik yang berarti bahwa para
anggota kelompok tani di daerah Kabupaten Enrekang sudah sangat baik dalam
Gambar 12.
67
1129
K C B SB
Keterangan :
SB = Sangat Baik/Sering B = Baik
C = Cukup K = Kurang
kelompok tani ternak dalam pelaksanaan kelompok tani berada pada skor 1129
dan berada pada interval (1023 - 1260) dengan kategori Sangat Baik. Yang
motivasi yang optimal. Salah satu upaya yang dilakukan anngota kelompok tani
sapi perah di Kabupaten Enrekang agar tingkat motivasinya tetap yaitu dengan
kemampuan kelompok tani agar kelompok dapat berfungsi sebagai kelas belajar,
sehingga menjadi orgaisasi petani yang kuat dan mandiri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mangkunegara (2006), bahwa sikap mental karyawan pro dan positif
terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai
kinerja yang maksimal. Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental
yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi, dan tujuan).
68
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang rekapitulasi hasil
jawaban responden terhadap variabel motivasi kelompok tani ternak sapi perah di
Kelompok Tani
16 for windows. Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini yaitu terdiri
atas variabel bebas yaitu motivasi (X) dan variabel terikat yaitu keaktifan (Y).
kelompok tani ternak sapi perah di Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada
Tabel 18.
69
Y = a + bX
Y = 0,581 + 0.610 X
variabel terikat yaitu keaktifan sebesar 0,581. hal ini menunjukkan bahwa jika
nilai variabel bebas bernilai 0 atau tidak ada maka keaktifan akan bernilai 0,581.
sebesar 0,610, artinya bahwa motivasi memberikan pengaruh yang searah, yang
berarti bahwa jika motivasi meningkat sebanyak 1 (satu) satuan, maka motivasi
akan ikut mengalami peningkatan sebesar 0,610 satuan dengan asumsi variabel
lain konstant. Hal ini berarti bahwa setiap pertambahan kemampuan motivasi
dalam hal ini motif, harapan dan insentif akan meyebabkan adanya peningkatan
sangat kuat dapat menjadi semangat untuk beternak dengan baik. Nasruddin, dkk
tertentu guna mencapai satu tujuan. Tingginya motivasi peternak untuk memenuhi
semakin meningkat.
70
Kuatnya pengaruh dan besarnya sumbangan variabel bebas terhadap
variabel terikat secara bersama- sama dapat dilihat pada nilai koefisien korelasi
(r) dan koefisien determinasi (R2). Adapun nilai koefisien korelasi (r) 0,595, hal
ini berarti bahwa pengaruh kemampuan motivasi (X) hubungannya kuat dan
Enrekang. Sementara nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,354 berarti bahwa
naik turunnya keaktifan anggota kelompok tani sebesar 35,4% sedangkan sisanya
sebesar 64,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model yang digunakan pada
penelitian ini misalnya, faktor lingkungan internal dan eksternal dari anggota
kelompok tani.
antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel pada taraf kepercayaan 95% atau 0,05. Jika
Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel maka variabel bebas (X) berpengaruh sangat
nilai Ftabel sebesar 1,68, berarti Ftabel (23,554 > 1,68) atau nilai signifikan (0,000) <
nilai taraf kepercayaan (0,05). hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas
71
menyenangkan, sifat kepemimpinan yang mendukung, pendapatan tambahan dan
ini dibuktikan dari hasil penghitungan dengan analisis regresi linear sederhana
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara variabel motivasi dengan
keaktifan anggota kelompok tani sebesar 0,595 yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut, selanjutnya dibuktikan pula
dengan nilai signifikansi (0,010) < (0,05) dan nilai thitung sebesar 4,890 > nilai ttabel
sebesar 1,68 yang dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi (X) secara partial
tani (Y) di Kabupaten Enrekang. Hal ini menunjukkan, bahwa keaktifan anggota
pemberian penghargaan.
72
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
6.2.Saran
73
DAFTAR PUSTAKA
Kustiari Tanti, Djoko Susanto, Sumardjo dan Pulungan Ismail. 2006. Faktor –
Faktor Penentu Tingkat Kemampuan Petani dalam Mengelola Lahan
Marjinal (Kasus di Desa Karangmaja, Kecamatan Karanggayam,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan, Maret 2006,
vol.2, No. 1. ISSN: 1858-2664
Nasrudin, Endang Sulastri dan I Gede Suparta Budisatria. 2011. Hubungan Etos
Kerja, Motivasi Dan Sikap Inovatif Dengan Pendapatan Peternak
Kerbau Di Kabupaten Manggarai Barat. Fakultas Peternakan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Buletin Peternakan vol.35 (I) :
64-70, Februari 2011.
74
Siagian, P, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
75