Anda di halaman 1dari 22

FISIOLOGI SIRKULASI

Tugas
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Lanjut
yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, MSi dan Dr. Betty Lukiati, Msi

The Learning University

Oleh
Badriyatur Rahma Fidiya 170341864543
Baiq Khandra Muliya 170341864579
Jimmi Andrew M 170341864527

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI 2018
SOAL NOMOR 1

1. Analisislah gambar dibawah ini, manakah yang termasuk dalam sirkulasi terbuka dan
sirkulasi tertutup? Jelaskan!

Jawab: Pada gambar A (Udang), memiliki system sirkulasi yang terbuka. Sistem sirkulasi ini
merupakan suatu system dimana darah dipompakan oleh jantung keluar dari nadi (arteri) dan
mengalir ke hemocoel (ruang yang terdapat diantara ectoderm dan endoderm). Pada hemocoel
terdapat suatu cairan seperti hemolinfa atau darah, cairan ini tidak dialirkan dalam pembuluh
kapiler namun akan langsung membasahi jaringan. Sedangkan pada gambar B (Cephalopoda),
system sirkulasinya merupakan system sirkulasi tertutup. Dalam system sirkulasi tertutup, darah
mengalir dalam suatu sirkuit pembuluh yang saling berkesinambungan dari arteri ke vena
melalui kapiler-kapiler. Dalam melakukan sirkulasi, darah tidak akan pernah keluar dari
pembuluh darah. Pada sirkulasi tertutup, jantung merupakan organ pemompa utama, memompa
darah ke system arteri dan memelihara tekanan darah yang cukup tinggi. system arterial
selanjutnya berlaku sebagai cadangan tekanan yang mendorong darah ke kapiler.
SOAL NOMOR 2

a. analisislah sistem sirkulasi pada ikan, amfibi, buaya, burung, dan manusia. Jelaskan
manakah yang termasuk dalam sistem sirkulasi tunggal dan sistem sirkulasi ganda!
Mengapa disebut sistem sirkulasi tunggal dan sistem sirkulasi ganda?

1. Sistem Sirkulasi pada Pisces


Sistem cardiovascular terdiri atas:
1. Jantung
2. Arteri dan arteriolae
3. Kapiler-kapiler
4. Venulae dan venae

Skema peredaran darah pada ikan


Proses sirkulasi pada pisces:
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh mengandung CO2 kembali ke
jantung melalui vena dari berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk ke serambi.
Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus
arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen
brakialis, oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri aferen brakialis dan melalui
aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh darah mengikat CO2.
Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan dari bagian kepala dan badan menuju
jantung. Beberapa vena yang penting misalnya vena cardinalis anterior, dan vena cardinalis
posterior (membawa darah dari tubuh melewati hati) dan vena porta renalis (membawa
darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah
tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
Perhatikan bahwa pada ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler
selama masing-masing sirkuit (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut
kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan
kapiler, tekanan darah, tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui
pembuluhm menurun tajam. Dengan demikian darah yang kaya oksigen dari insang
mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu
oleh pergerakan tubuh selama berenang.

2. Sistem Sirkulasi pada Amphibi


Sistem peredaran darah katak terdiri dari jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus,
venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa. Darah katak tersusun dari plasma darah yang
terang (cerah) dan berisi sel-sel darah (korpuskula) yakni sel-sel daran merah, sel-sel darah
putih, dan keping sel darah. Pengangkutan gas-gas pernapasan dan material-material lainnya
dilaksanakan oleh sistem kardiovaskuler yang terdiri atas:
1. Jantung
2. Arteri
3. Kapiler
4. Vese
5. Pembuluh-pembuluh limpa
6. Cairan darah dan limpa
Skema peredaran darah pada katak
Proses sirkulasi pada Amphibi:
Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang
mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit
pulmokutaneus mengarah ke jarigan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak),
dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya
oksigen kembali ke atrium kiri jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya
dipompakan ke dalam sirkuit sistemik.
Sirkuit sistemik membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan
kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema
ini, yang disebut sirkulasi ganda, menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot, dan organ-
organ lain karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya
dalam hamparan kapiler pada paru-paru dan kulit. Keadaan ini sangat berbeda dari sirkulasi
tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke
organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang.
Pada katak dikenal adanya sistem porta yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh
pembuluh balik (vena) saja. Vena mengumpulkan darah dari pembuluh kapiler dari suatu
sistem portal yang terbagi menjadi anyaman-anyaman di dalam alat tubuh yang lain sebelum
kembali ke jantung. Barulah kemudian masuk ke dalam vena yang menuju jantung. Sistem
porta yang penting adalah sistem porta hepatika pada hati dan sistem porta renalis pada
ginjal
3. Sistem Sirkulasi pada Reptilia
Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan dengan sistem
peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen
dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral. Jantung
reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atria dan 1 ventrikulus, kecuali pada crocodilia dan
alligator. Tetapi ventrikulus cordis dari cor yang beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh
suatu septum yang disebut septum interventricularis yang membentang dari apex cordis
sampai ke pusat cor, sehingga seolah-olah cor semua reptilia beruang empat. Perlu diketahui
bahwa septum interventricularis belum sempurna sehingga masih ada percampuran darah
antara bagian dexter dan sinister.

Skema peredaran darah reptil


Proses sirkulasi pada reptilian:
Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju ke serambi kanan,
kemudian bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk
ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui
sepasang arkus aortikus, dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu
membentuk aorta dorsalis yang menyuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak
belakang. Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus
venosus dan kembali ke jantung.
4. Sistem Sirkulasi pada Aves
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, diambil contoh peredaran dari burung.
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan
pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan
berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung
terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua bilik yang berdinding lebih tebal.
Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari
bilik kiri dan tiga buah yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri
yang memberi darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan, dan sebuah aorta
merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju ke Kanan (arkus aortikus yang menuju ke
kiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian meligkari bronkus sebelah kanan dan
membelok ke arah ekor menjadi dorsalis (pembuluh nadi puggung). Pembuluh nadi yang
keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru) yang
kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:
 Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior). Vena ini membawa darah dari
kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
 Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior). Membawa darah dari bagian
bawah tubuh ke jantung.
 Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta
membawa darah menuju serambi kiri jantung.

Sistem peredaran darah pada aves


5. Sistem Sirkulasi pada Mamalia
Umumnya, sistem peredaran darah pada mammalia sama dengan manusia. Peredaran
darahnya paling kompleks dan sempurna dibandingkan hewan lain. Alat peredaran darahnya
terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem
peredaran darah tertutup. Jantung pada Mammalia terbagi menjadi empat bagian, yaitu
atrium dexter yang merupakan tempat bermuaranya vena cava, atrium sinister yang
merupakan tempat bermuaranya vena pulmonalis, ventrikel sinister yang merupakan tempat
keluarnya aorta, dan ventrikel dexter yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis.
Pembuluh darah pada Mammalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh darah
balik.

Sistem peredaran darah mammalia

Proses sirkulasi pada mamalia:


Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Ketika darah
mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru melalui
vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen mengalir ke
dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium berkontraksi.
Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh
melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta, yang mengirimkan
darah ke arteri yang menuju keseluruh tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri
koroner, yang mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-
cabang yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta
terus memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri
yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai belakang).
Di dalam masing organ tersebut, arteri akan bercabang menjadi artriola, yang
selanjutnya akan bercabang menjadi kapiler, dimana darah melepaskan banyak oksigennya
dan mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Kapiler akan menyatu
kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke vena. Darah yang miskin
oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar yang disebut
vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior)
mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai belakang.Kedua cava itu
mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin
oksigen itu mengalir ke dalam ventrikel kanan (Campbell, 2000:46).

6. Sistem Peredaran Darah Ganda dan Tunggal


 Sistem peredaran darah tunggal
Darah mengalir melewati jantung hanya 1 kali, terjadi pada kelompok pisces (ikan).
 Sistem peredaran darah ganda
Darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali, terjadi pada amfibia, reptilia, aves, dan
mamalia (termasuk manusia).
Sistem peredaran darah ganda pada manusia yaitu :
1. Sistem peredaran darah kecil (sistem sirkulatoria parva)
Darah mengalir dari jantung (bilik kanan)  paru-paru  dan kembali ke jantung (serambi
kanan).
2. Sistem peredaran darah besar (sistem sirkulatoria magna)
Darah mengalir dari jantung (bilik kiri)  seluruh tubuh (kecuali paru-paru)  dan kembali
ke jantung (serambi kiri)
Dapat dijelaskan juga sistem peredaran darah tunggal dan ganda bila Sirkuit sistemik
membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan
darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi
ganda, menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot, dan organ-organ lain karena darah itu
dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada
paru-paru dan kulit. Keadaan ini sangat berbeda dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana
darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan
yang semakin berkurang.

SOAL NOMOR 3

3. Jelaskan maam-macam tipe jantung pada invertebrate dan vertebrata didasarkan pada
anatomi dan mekanisme pemompaannya!

Jawab:

1) Pembuluh berdenyut. Pembuluh denyut adalah pembuluh darah yang sederhana dengan
lapisan otot yang relative tebal yang berkontraksi dengan gelombang peristaltic, sehingga
mendorong darah ke seluruh system.
Mekanisme: adanya gelombang kontraksi pada pembuluh dorsal yang mendorong darah,
berjalan dari ujung posterior ke ujung anterior, kemudian darah melewati beberapa
pasang jantung lateral menuju pembuluh ventral yang juga kontraktil.

2) Jantung Pembuluh (Tube heart). Jantung pembuluh lebih maju bila dibandingkan dengan
pembuluh berdenyut. Jantung pembuluh biasanya memiliki suatu atrium yang tipis
mengelilingi bagian jantung atau mungkin terletak bebas dalam sinus pericardial.
Mekanisme: saat terjadi kontraksi gelombang peristaltic, darah akan mengalir pada arteri
dan pada saat itu katup ostial menutup untuk melindungi aliran balik.
3) Jantung ampular tambahan (ampulla accessory heart). Ampular aksesori merupakan
pompa pendorong untuk memompa darah melalui daerah peripheral sirkulasi. Terletak
pada pangkal antenna, pangkal kaki dan prsendian thorax pada sayap.
4) Jantung berbilik (chambered heart). Merupakan suatu struktur muscular yang kompak
dan biasanya tersusun atas otot jantung, memiliki satu atau lebih ruang yang menerima
darah dari venous dan juga memiliki satu atau lebih ruang yang akan memompa darah ke
sirkular peripheral.
Mekanisme: satu sisi jantung akan memberikan tekanan yang relative tinggi sehingga
mendorong darah yang teroksigenasi ke sel-sel tubuh, sedangkan sisi lainnya akan
mengirimkan darah terdeoksigenasi ke organ repiratori untuk reosigenasi.

SOAL NOMOR 4

4. aktivitas kelistrikan jantung


a) jelaskan mekanisme kontraksi otot jantung pada manusia! Bagaimana pengaruh faktor
internal dan eksternal pada kontraksi otot jantung?
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik
yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut “autorhytmicity”. Terdapat dua jenis
khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja
mekanis, yaitu memompa, sedangkan sel otoritmik mencetuskan dan menghantarkan potensial
aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Faktor internal dapat
mempengaruhi kontraksi otot jantung sedangkan faktor eksternal tidak dapat mempengaruhi
kontraksi otot jantung.

b) berdasarkan praktikum kontraksi otot jantung, analisislah bagaimaa aktivitas


kelistrikan dan pengaruh faktor fisik, kimia, dan pengaruh ion yang diberiakan!
Menurut laporan praktikum kontraksi otot jantung pada katak jika diamati berdasarkan pengaruh
faktor fisik dan kimia terhadap aktivitas jantung. Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu dua
ruang atrium yang berdinding tipis, dan satu ventrikel berdinding tebal. Pada sekat antara
serambi dan bilik terdapat katup. Darah dari tubuh masuk ke atrium melewati sinus venosus.
Selama perkembangan embrional satu fraksi kecil dari serabut otot jantung menjadi autoritmik
yaitu dapat menghasilkan impuls secara berulang dan berirama. Serabut –serabut memiliki dua
fungsi yaitu sebagai pacemaker yang menyusun irama denyut jantung yang kedua sebagai sistem
konduksi yaitu untuk jalur bagi penghantar impuls ke seluruh otot jantung (Soewolo,2000). Pada
praktikum praktikum yang dilakukan jantung katak diperlakukan dengan 10 perlakuan untuk di
identifikasi denyut jantungnya, dengan menggunakan faktor fisika dan kimia yang nantinya
mempengaruhi aktivitas jantung tersebut. Dari pengamatan didapatkan data sebagai berikut:

PENGARUH FAKTOR FISIK DAN KIMIA


TERHADAP AKTIVITAS JANTUNG
35
JUMLAH DENYUT 30 detik

30
25
20
15
10 Ulangan 1
5
0 Ulangan 2
Rata-rata

KONDISI JANTUNG

Diagram Pengaruh Faktor fisik dan kimia terhadap aktivitas jantung


Pada pengamatan pertama, sebagai kontrolnya dengan menghintung denyut
jantung yang masih berada di dalam tubuh yaitu rata-rata 28 kali tiap 30 detik dan
berirama. Kemudian pada saat jantung dikeluarkan dari tubuh dan dimasukkan ke larutan
ringer lalu menghitung denyutnya trata-rata 20 kali tiap 30 dan berirama. Terjadi
penurunan detak denyut jantung. Kemudian dilakukan dengan cara fisik dengan
memasukkanya pada larutan ringer dengan suhu 50C, denyut jantung rata-rata 25,5 kali tiap
detik, adanya peningkatan detak denyut jantung hal ini menunjukkan kontraksi otot jantung
meningkat. Meningkatnya otot jantung disebabkan oleh permeabilitas membran sel otot
jantung terhadap ion meningkat sehingga ion yang keluar masuk itu meningkat, terjadilah
depolarisasi.Saat potensial membran mencapai nilai ambang maka terjadilah potensial aksi
yang dikonduksia SA ke AV, kemudian ke saraf purkinje dan akhirnya ke seluruh otot
ventrikel berkontraksi secara cepat (Soewolo 2000).
Percobaan ke tiga dilakukan dengan cara merendam jantung pada larutan ringer
dengan suhu 400 derajat kemudian menghitung detak jantungnya, akan tetapi pada saat
percobaan ini, jantung tidak mengalami detak satupun, artinya sudah tidak terjadi potensial
aksi. Kemudian percobaan selanjutnya dengan penambahan adrenalin dan asetilkolin pada
jantung katak, tidak ada perubahan pada jantung katak, maksudnya tidak ada denyut
jantungnya. Hal tersebut bisa terjadi mungkin terjadi kesalahan dalam perlakuan dan
terlalu lama saat waktu pembedahan sehingga tidak jantung tidak memberikan respon nya
untuk berdenyut. Seharusnya dengan adanya adrenalin, diharapkan ada denyut jantung
yang meningkat sesuai dengan teori. Dalam kondisi aktifitas fisik tertentu mekanisme
jantung akan dipengaruhi oleh sistem simpatis dan parasimpatis, serta beberapa hormon
dapat mempengaruhi percepatan denyut jantung (Asep,2015).
Efek adanya adrenalin akan mengaktifkan sistem simpatis SA-node-sistem
konduksi lain dan miokardium. Dengan mekanisme, adrenalin akan dilepaskan sebagai
neurotransmitter oleh saraf posganglionik simpatis, adrenalin akan ditangkap oleh daerah
motor and plant antara serabut syaraf dengan unit motor yang diinervasinya. Pembentukan
kompleks adrenalin-reseptor menimbulkan depolarisasi yang akan menyebabkan
pendeknya istirahat otot jantung sehingga terjadi peningkatan frekuensi denyutan jantung
(Asep,2015).
Pada pengamatan pengaruh ion digunakan beberapa larutan garam yang diteteskan
ke jantung katak dengan pengamtan denyut jantung dan irama jantung. Pada keadaan
jantung di dalam tubuh jantung berdenyut dengan rata-rata 34, 5 kali per 30 detik dan
berirama, di luar tubuh 26 kali per 30 detik dan berirama, ditetesi CaCl21% berdenyut
dengan rata-rata 18 kali per 30 detik dan berirama, keadaan normal setelah penetesan
CaCl2 berdenyut sebanyak 13 kali per 30 detik, ditetesi NaCl0,7% berdenyut 27,5 kali per
30 detik, keadaan normal setelah penetesan NaCl berdenyut sebanyak 19,5 kali per 30
detik, ditetesi KCl 0,9% berdenyut dengan rata-rata 17,5 kali per 30 detik, keadaan normal
setelah penetesan KCl berdenyut dengan rata-rata 11,5 kali per 30 detik dan tidak berirama.
Chart Title

40

20

0
dalam luar tubuh CaCl2 1% Normal NaCl 0,7% Normal KCl 0,9% Normal
tubuh

ulangan ke 1 ulangan ke 2 rata-rata

Pengaruh ion pada aktivitas jantung.

Bedasarkan hasil pengamatan yang dialakuakan pengaruh ion natrium dari NaCl
menunjukan aktivitas jantung lebih tinggi diikuti dengan ion kalsium dari CaCl2 dan ion
kalium dari KCl Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada
permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya
ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan
relative. Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel,
yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Kation intrasel dominan sedangkan konsentrasi Na
dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel (Afandi, 2002). Keadaan jantung lebih banyak
berdenyut dikarenakan oleh membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam
polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih
potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat
permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial
membrane. Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah
proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula
yaitu proses repolarisasi (Afandi, 2002). Pengaruh kalium sehingga denyut jantung telihat
lebih lambat dikarenakan kelebihan ion kalium dalam cairan ekstrasel akan menyebabkan
jantung menjadi mengembang dan lemas dan juga membuat frekuensi denyut jantung
menjadi lambat. Jumlah ion kalium yang terlalu besar juga akan menghambat konduksi
impuls jantung yang berasal dari atrium menuju ventrikel melalui berkas A-V. Tingginya
konsentrasi kalium di dalam cairan ekstrasel menurunkan potensial membrane istirahat di
dalam serabut-serabut otot jantung. Sewaktu potensial membrane turun, intensitas potensial
juga menurun. Sebaliknya, kelebihan ion kalsium akan menimbulkan akibat yang hampir
berlawanan dengan akibat yang ditimbulkan oleh ion kalium, yaitu menyebabkan jantung
mengalami kontraksi spastis. Hal ini disebabkan oleh pengaruh langsung dari ion-ion
kalsium dalam mengawali proses kontraksi jantung (Afandi, 2002). Keadaan normal
setelah penetesan memiliki denyut jantung yang berbeda-beda dikarenalan sel pengatur
irama jantung tidak memiliki potensial istirahat yang tetap, akibatnya membran sel dalam
jaringan pengaturan iram mengalami keadaan terus depolarisasi mendahului setiap
potensial aksi (Soewolo,dkk,2000).

SOAL NOMOR 5
Analisis gambar diastole dan jelaskan bagaimana mekanismenya !

Jawab

Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang terjadi secara bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke
seluruh jantung, sedangkan relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel
melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah.
Siklus jantung. Grafik ini memperlihatkan berbagai kejadian yang berlangsung bersamaan
selama siklus jantung. Perhatikan setiap garis horizontal untuk melihat perubahan yang
berlangsung pada elektrokardiogram; tekanan aorta, ventrikel, dan atrium; volume ventrikel; dan
bunyi jantung di sepanjang siklus. Diperlihatkan paruh terakhir diastol, satu sistol dan diastol
penuh (satu siklus penuh jantung), dan sistol berikutnya untuk sisi kiri jantung. lkutilah setiap
garis vertikal untuk melihat apa yang terjadi bersamaan di setiap faktor selama masing-masing
fase siklus jantung. Sketsa jantung menggambarkan aliran darah miskin O2 (biru tua) dan kaya
O2 (merah terang) masuk dan keluar ventrikel selama siklus jantung.

- Selama sebagian besar diastrol ventrikel, atrium juga masih pada proses diastol. Karena dari
sistem vena terus mengalir ke dalam atrium, maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan
ventrikel meskipun kedua rongga tersebut dalam keadaan relaksasi. Karena perbedaan
tekanan tersebut, maka katup AV terbuka yang kemudian darah mengalir langsung dari
atrium ke ventrikel sepanjang diastol ventrikel. Akibat pengisian pasif yang terjadi, maka
volume ventrikel secara perlahan meningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.
- Menjelang akhir diastole ventrikel, nodus SA mencapai ambang yang kemudian melepaskan
muatan. Implus menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKG sebagai gelombang P
(lihat pada titik 3 di gambar). Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium,
meningkatkan kurva tekanan atrium (titik 4) dan memeras lebih banyak darah ke ventrikel.
Proses penggabungan eksitasi-kontraksi berlangsung selama jeda waktu singkat antara
gelombang P dan peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel (titik 5) yang
terjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh tambahan
volume darah yang dimasukkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium (titik 6 dan gambar
jantung B). Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada tekanan
ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.
- Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Dalam keadaan tersebut,
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel pada akhir
diastol (titik 7) dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135 ml.
Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu,
volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh ventrikel
selama siklus ini.
SOAL NOMOR 6
Jelaskan dengan skema mekanisme pengendalian saraf pada kerja jantung !

Jawab

Sistem syaraf otonom terbagi menjadi dua, yaitu syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.

- Serat saraf simpatis meninggalkan spinal cord melalui seluruh syaraf spinal thorakal dan
melalui satu atau dua serat syaraf lumbal yang kemudian memasuki rantai simpatis yang
setiap sisinya terdapat pada kolumna vertebralis. Terdapat 2 rute untuk memasuki sirkulasi,
pertama adalah melalui jalur syaraf simpatis yang langsung menginervasi vaskularisasi pada
organ-organ viseral dan jantung dan yang kedua adalah melalui bagian peripheral dari syaraf
spinal yang memvaskularisasi daerah-daerah perifer.
- distribusi syaraf simpatis pada pembuluh darah mencakup arteri, arteriola, vena dan venula.
Inervasi pada arteri kecil dan arteriola menyebabkan syaraf simpatis mampu menstimulasi
pembuluh darah arteri untuk meningkatkan resistensi pada aliran darah dan selanjutnya
menurunkan aliran darah menuju ke jaringan. Syaraf simpatis pada jantung berperan dalam
meningkatkan aktivitas jantung, baik dalam hal meningkatkan detak jantung, meningkatkan
kekuatan dan volume untuk memompa.
- Syaraf parasimpatis berperan sangat penting dalam pengaturan banyak fungsi autonom
dalam tubuh, sebagai contoh untuk mengontrol sistem gastrointestinal, parasimpatis juga
memiliki peran pada regulasi sirkulasi, meskipun tidak sedominan sistem syaraf simpatis.
Salah satu efek terpentingnya pada sirkulasi adalah mengontrol detak jantung melalui nervus
vagus, yang berjalan dari batang otak langsung menuju ke jantung. Sistem parasimpatik
akan menyebabkan penurunan pada detak jantung dan sedikit penurunan pada kontraktilitas
otot jantung.
- Pusat yang berperan dalam pengaturan impuls simpatis dan parasimpatis pada pembuluh
darah terletak di dalam otak yang dikenal sebagai pusat vasomotor (Vasomotor center).
Pusat vasomotor terletak pada substansi retikular pada medulla dan bagian terendah ketiga
pada pons. Pusat ini mengirimkan impuls parasimpatis melalui nervus vagus ke jantung dan
mengirimkan impuls simpatis melaui spinal cord dan syaraf simpatis perifer yang
selanjutnya akan menuju ke pembuluh darah arteri, arteriola, dan vena.

Dalam kondisi normal, area


vasokonstriktor pada pusat vasomotor
mengirimkan sinyal pada seluruh serat
syaraf simpatis ke seluruh tubuh,
menyebabkan seluruh sinyal tersebar
secara kontinu pada syaraf simpatis
dengan kecepatan 1,5-2 impuls per
detik. Impuls inilah yang mengatur
status kontraksi pada pembuluh darah,
yang dikenal sebagai tonus vasomotor
(vasomotor tone) seperti pada gambar
disamping.

Pada saat yang sama, dimana


pusat vasomotor mengontrol konstriksi pembuluh darah, pusat vasomotor juga
mengontrol aktivitas jantung. Bagian lateral dari pusat vasomotor mengirimkan impuls
eksitatori melalui serat syaraf simpatis ke jantung saat tubuh membutuhkan peningkatan
detak jantung dan kontraktilitas. Sebaliknya, pada saat tubuh membutuhkan penurunan
detak jantung, bagian medial dari pusat vasomotor mengirimkan sinyal ke nervus vagus
yang kemudian akan mentransmisikan impuls parasimpatik ke jantung sehingga terjadi
penuruna detak jantung dan kontraktilitas. Oleh karenanya, pusat vasomotor dapat
meningkatkan dan menurunkan aktivitas jantung. Detak jantung dan kekuatan kontraksi
meningkat saat vasokonstriksi terjadi dan penurunan terjadi saat vasokonstriksi dihambat.
Impuls yang dikirim syaraf simpatis ke jantung akan menyebabkan peningkatan detak
jantung (efek kronotropik), kecepatan transmisi pada jaringan konduktive jantung (efek
dromotropik) dan kekuatan kontraksi (efek inotropik). Impuls yg dikirim melalui syaraf
simpatis juga dapat menghambat efek dari parasimpatis melalui nervus vagus.
Kemungkinan melalui pelepasan neuropeptida Y, yang berperan sebagai kotransmiter
pada ujung syaraf simpatis.

SOAL NOMOR 7
Bagaimana prinsip aliran darah pada arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena berkaitan
dengan luas penampang pembuluh darah dan kecepatan aliran darah. Gambarkan
skemanya !

Jawab
- Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, saru rongga atas
dan satu rongga bawah di masing-masing paruh. Rongga-rongga atas, atrium, menerima
darah yang kembali ke jantung kemudian memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel,
yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke
atrium adalah vena, dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri.
Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh
kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung
menerima dan memompa darah kaya O2. Darah yang kembali dari sirkulasi sitemik masuk
ke atrium kanan melalui dua vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari level di
atas jantung dan yang lain dari level di bawah jantung. Tetes darah yang masuk ke atrium
kanan telah kembali dari jaringan tubuh, di mana O2, telah diambil darinya dan CO2,
ditambahkan ke dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium
kanan ke dalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmonaIis, yang
segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-masing dari kedua paru.
- Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke
dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan
menyerap pasokan segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis
yang datang dari kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya
mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem
tubuh kecuali paru; jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan
memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi
ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang
mendarahi berbagai organ tubuh.
SOAL NOMOR 8

8. Analisislah gambar dibawah ini untuk mengetahui pengendalian saraf pada tekanan
darah!

Jawab: Dua hal penting dalam


menentukan tekanan arteri adalah
cardiac output dan resistensi
peripheral total. Cardiac output
akan bergantung pada detak
jantung dan stroke volume. Detak
jantung akan bergantung pada
aktivitas keseimbangan
parasimpatetik yang mana akan
menurunkan detak jantung dan
aktiviitas simpatetik yang dapat
meningkatkan detak jantung.
Adanya aktivitas simpatetik akan menyebabkan meningkatnya stroke volume. Stroke volume
juga akan meningkat seiring dengan peningkatan venous return. Venous return ditingkatkan
dengan induksi secara simpatik venous vasoconstriksi, mengakibatkan pemompaan otot rangka
dan respirasi. Adanya volume darah yang bersirkulasi efektif juga dapat mempengaruhi
banyaknya jumlah darah yang kembali pada jantung. Volume darah jangka pendek bergantung
pada ukuran perpindahan cairan bulkflow antara plasma dan cairan interstisium. Dalam jangka
panjang volume darah bergantung pada keseimbangan garam dan air. Jari-jari anteriol
merupakan factor penting dalam penentu resistensi perifer total yang dipengaruhi control
metabolic local, perubahan pada otot rangka aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol local dan
peningkatan aliran darah ke otot, selain itu juga dipengaruhi aktivitas simpatis.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi. 2002. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud.

Affandi, R. dan Usman, M.T. 2001. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press.

Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Buku kedokteran.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fundamentals of Human Physiology 4th Edition. USA: Brooks/ Cole.

Silverthorn, Dee Unglaub. 2010. Human Physiology: an integrated Approach 5th Edition. San
Francisco: Pearson.

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD No. 3979.

Anda mungkin juga menyukai