Anda di halaman 1dari 25
Menimbang: ‘Mengingat BUPATI PIDIE QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAHAN GAMPONG: BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE, bahwa gampong merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat ‘selempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Aceh ‘sebagai baglan dari Pemerintahan Negara Kesatuan Republik indonesia; bahwa sesuai dengan Kelentuan dalam Pasal 117 ayat (2) Undang- ‘Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dan Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, ‘pemerintah kabupatenfkota diverikan kewenangan untuk mengatur tentang ftugas, fungsi dan wewenang pemerintahan gampong _ dalam penyelenggaraan pemerintahan secara demokratis dan _partsipatif, peningkatan kualites pelaksanaan syariat islam serta pengembangan adat dan adat istiadat, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu. membentuk Qanun Kabupaten Pidie Tentang Pemerintahan Gampong, |. Undang-Undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam ingkungan Daerah Propinsi ‘Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); ‘Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor &5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembatan Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 ‘Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4 6, Undang-Undang. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembsran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambehan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali ddan terakhit dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 40. 1. 2. 13, 14. 15 Menetapkan: ‘Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4633), Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Datam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 3866); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomer 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor A578Y, 4 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593). Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa! ‘Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Teta Gara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 nomor 03), Ganun Aceh Nomor 4 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemilhan dan Pemberhentian Keuchik di Aceh (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2009 omor 28), Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN PIDIE UPATIPIDIE. MEMUTUSKAN : QANUN'KABUPATEN PIDIE TENTANG PEMERINTAHAN GAMPONG. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan: 1. 2. 3. 4. Daerah adalah Kabupaten Pidie; 9. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupation Pidie; Bupati adalah Bupati Pidie; . Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie yang selanjutnya disebut Sekda adalah ‘Sekda Kabupaten Pidie; 5, DeWaR. sors? 6. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya disebut DPRK adalah DPRK Pidie; 6. Kecamatan adalah Wilaysh Kerja Camat sebagal Perangkat Daerah Kabupaten. 7. Gamat adalah Camat dalam wilayah Kabupaten Pidie; & Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di bawah Kecamatan yang terditi atas gabungan beberapa Gampong yang mempunyai batas wilayan tertentu_ yang dipimpin oleh Imurh Mukim dan berkedudukan langsung di ‘bawah Camat, 8. Gampong adalah kesetuan masyarakat hukum. yang berada di bawah mukim dan dipimpin oleh keuchik yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tanga seni, : 10. Pemerintah Gampong adalah Keuchik dan Iam Meunasah beserta perangkat Gampong; 11.Pemerintahan Gampong adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh perterintah Gampong dan Tuha Peuet Gampong. 42. Tuna Peuet Gampong atau TPG adalah badan permusyawaratan Gampong ‘yang anggotanya ciplih secara langsung dari dan oleh masyarakat Gampong ‘elempat yang terdiri dari unsur ulama, tokoh masyaraket eeterpat termasuk pemuda dan perempuan, periuka adat dan cerdik pandai/cendekiawan yang ‘ada di Gampong yang: berfungsi mengayomi adat ‘istiadat, membuat peraturan Gampong, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Setempat serta thelakukan pengawasan secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan Gampong.; 18, Musyawarah Gampong adalah permusyawaratan dan permufakatan dalam berbagal kegiatan adat, pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dipimpin oleh Keuchik dan Tuha Peuet Gampong dan dihadiri oleh lembaga-lembaga adat dan para pemimpin agama di tingkat Gampong; 44. Anggaran pendapatan dan Belanja Gampong yang selanjutnya disebut ‘Anggaran Gampong adalah rencana operasional tahunan daripada program umum Pemerintahan dan Pembangunan Gampong yang dijabarkan dalam bentuk angka-angka rupiah, disatu pihak memuat target penerimaan dan dipihak Jain memuat perkiraan batas tertinggi pengeluaran keuanganr Gampong; 48,Harta Kekayaan Gampong adalah harta kekayaan yang dikuasal oleh Gampong yang ada pada waktu pembentukan Gampong tidak diserankan kepada Mukim serta sumber pendapatan lainnya yang sah; 46, Sumber Pendapatan Gampong adalah Pendapatan asli Gampong, bantuan dari Pemerintah, bantuan dari Pemerintah Propinsi, bantuan dari Pemerintah Kabupaten, sumbangan dari pihak ketiga dan pinjaman Gampong; 417. Keuangan Gampong adatah semua hak dan kewajiban Gampong yang dapat iiai dengan uang, serta segala sesuatu balk berupa wang maupun berupa barang yang dapat djadikan milk gampong berhubung dengan pelaksanaan hak,dan kewajiban tersebut; 18, Lembaga Kemasyarakatan di Gampong adalah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk di Gampong melalui Qanun Gampong atas dasar ketentuan peraturan diatasnya atau melalui prakarsa masyarakat Gampong sendir; 49, Pembentukan gampong adalah suatu tindakan mengadakan Gampong baru dalam wilayah Gampong yang telah ada sebagai akibat pemecahan, penggabungan atau penetapan; 20. Pemecahan Gampong adalsh tindakan mengadakan Gampong baru dalam witayah Gampong yang telah ada, baik sebagian wilayah gampong maupun ‘beberapa Gampeng lainnya; 21.Penyatuan Gampong adalah penggabungan dua Gampong atau lebity menjadi satu gampong; 4 22, Penghapusan.. 22. Penghapusan Gampong adalah meniadakan Gampong yang telah ada; 23.Gampong persiapan adalah merupakan Gampong baru dalam wilayah Gampong sebagai hasil pemecahan yang akan ditingkatkan menjadt Gampong detfnitf; ‘ 24, Perangkat Gampong adalah Sekretaris Gampong, Kepala urusan dan para Ulee Jurong; 25. Qanun Gampong adalah aturan-aturan, petunjuk-peiunjuk, adatistiadat yang diundangkan oleh Keichik setelan mendapat persetujuan dari Tuna Peuet Gampong; 26.Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa, 27. Keputusan Keuchik adalah semua keputusan dan kebijaksanaan keuchik yang merupaken pelaksanaan dari peraturan Gampong yang menyangkut Pemerintahan dan pembangunan Gampong sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. 28, Penyelesaian persengketaan adat Gampong adalah permusyawaratan dalam penyelesaian berbagai perkara adat, perselisihan antar penduduk atau sengketa-sengketa di bidang hukum adat di Gampong yang dipimpin oleh Keuechik, imum Mukim dan Tuha Peuet Gampong. BABI KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG GAMPONG Pasal 2 Gampong merupakan organisasi pemerintahan yang dibentuk berdasarkan kewilayahan, adat-istiadat masyarakat setempat dan memiliki wewenang untuk menyelenggarakan pemerintahan secara otonom dalam struktur organisasi Pemerintahan Aceh. Pasal3 ‘Gampong mempunyal tugas menyelenggarakan pemerintahan secara otonom, melaksanakan pembangunan, melestarikan adat dan adat istiadat, membina dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan Kulitas pelaksanaan syariat Islam, Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Gampong mempunyai fungsi: . @. Penyelenggaraan pemerintahan secara otonom berdasarkan asas otonomi ‘ask, asas desentralisasi maupun asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan ‘seria segala urusan pemerintahan lainnya yang berada di Gampong: b. Pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan Kesejahteraan dan ‘kehidupan berdemokrasi secara berkeadilan dan transparan Peningkatan kualitas pelaksanaan Syariat Islam; Pembinaan dan fasiitasi kemasyarakatan di bidang pendidikan, peradaban, sosial, Ketenteraman dan ketertiban masyarakat Gampong: Peningkatan kualtas dan percepatan pelayanan kepada masyarakat; elestarian adat dan adat istiadat di gampong; Penyelesaian perselisinan dan sengketa-sengketa adat di Gampong. ae ane Pasal § (1) Kewenangan Gampong dalam Qanun ini metiput ‘a. Kewenangan yang sudeh ada berdasarkan hak asal usul gampong dan ketentuan adat serta adatistiadat; . Kewenangan yang diberikan berdasarkan peraturan perundang- undangan; . Kewenangan yang berdasarkan _perundang-undangan _belum menjadibelum cllaksanakan oleh Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Mukim; dan 4 d. Kewenangan, . Kewenangan pelaksanaan tugas pembantuan dari Iainnya dari Pemerintah Pusat Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Mukim. (2) Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d disertai dengan pembiayaan, saranalprasarana serta_personalia yang smetaksanakery, (@) Pemerintah Gampong berhak menolak pelaksanaan tugas pembantuan ‘yang tidak disertai dengan pembiayaan, sarana/prasarana serta personalia yang melaksanakan. BABII PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PEMEKARAN SERTA PENGHAPUSAN GAMPONG Bagian kesatu Pembentukan Pasal § Gampong dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul ‘gampong dan kondisi sosiaf budaya masyarakat setempat. Pasal 7 Pembentukan gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat berupa penggabungan beberapa gampong, atau bagian gampong yang bersandingan, ‘atau pemekaran dari satu gampong menjadi dua gampong atau lebih, atau ‘pembentukan gampong di fuar gampong yang telah ada. Pasal 8 Persyaratan Pembentukan Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 adalah sebagai berkut ‘a. jumiah penduduk; b. luas wilayah; ©. bagian wilayah kerja; . perangkat; : potensi ekonomi dan sumber daya alam; dan f. sarana dan praserana pemerintahan. Pasal 9 (1) Dalam wilayah gamporig dapat dibentuk Ulee Jurong atau sebutan lainnya, yang merupakan bagian wilayah kerja Pemerintahan Gampong. (@) Sebutan bagian wilayah kerja Pemerintahan Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. : (3) Pémbentukan Ulee Jurong atau sebutan iainnya untuk bagian wilayah kerja Pemerintahan Gampong ditetapkan dengan qanun gampong, Bagian Kedua Penggabungan, Pemekaran dan Penghapusan Pasal 10 Penggabungan beberapa gampong, atau bagian gampong yang bersandingan, atau pemekaran dari satu gampong menjact dua gampong atau lebih, atau embentukan gampong di luar gampong yang telah ada, dapat dilakukan Berdasarkan prakarsa Pemerintah Gampong bersama Tuha Peuet Gampong dengan mempethatikan saran dan persetujuan masyarakat seterpat. Pasal 11 (1) Gampong yang sudah ada sebelum Qanun ini ditetapkan tetap dinyatakan sebagai gampong berdasarkan hak asal-usul dan nilai kesejarahan sesual peraturan perundang-ndangan. (2) Gampong.. 4. @ a) @ 3) a @) Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1), minimal 200 KK atau paling kurang berjumiah penduduknya 1000 jiwa. Pasal 12 Pemekaran deri satu gampong menjadi dua gampong atau lebih, dapat lakukan sefelah mencapai paling sedikit 5 (ima) tahun penyelenggaraan pemerintahan gampong tersebut berjalan, Gampong yang kondisi masyaraket dan wilayshnya tidak _memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan belum mencapal 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dapat dihapus atau digabungkan. Dalam hal pemberian .nama gampong setelah adanya pemekaran/ penggabungan, dikondisikan agar nama gampong tersebut lebih memperhatikan pada nama yang bernuansa Keacehan, Pasal 43 ‘Gampong-Gampong yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) dapat dinapus secara bertahap. Penghapusan gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena tidak memenuhi persyaratan seperti: luas wilayah kurang dari 2 (dua) km; jumiah penduduk kurang dari 500 jwa atau 100 Kepala Keluargay tidak tersedia prasarana dan sarana pemerintahan tidak mem potens! ekonomi, kondisi sosial budaya masyarakat tidak mendukung; ‘minimnya tingkat pelayanan. : pap oe Pasal 14 Pengabungan atau pemekaran gampong sebagaimana dimeksud ‘dalam Pasa! 10, Pasal 11 dan Pasal 12 sudan harus dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun setefah disahkannya Qanun ini Pasal 15 Pedoman dan Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Pemerintahan Gampong selanjutnya diatur lebih lanjut dengan Peraturen Bupati. BABIV KEWENANGAN GAMPONG Pasal 16 Urusan kewenangan pemerintahan gampong mencakup: Pemerintahan Gampong harus memperhatil a. b. e ‘urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usuil gampong seperti adat_gampong yaltu menyusun aturan pergaulan masyarakat bertetangga atau berjiran dengan masyarakat adat gampong lainnya; unusen pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada gampong; Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; turusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang — undangen digerahkan kepada gampong; dan etentuan febih lanjut tentang kewenangan gampong diatur dengan Peraturan Bupat. BABV PENYELENGGARA PEMERINTAHAN GAMPONG Bagian kesatu ‘Umum Pasal 17 asas ke-(siaman; asas kepastian hukum; sas tertib penyelengga pemerintahan; rere too asas keterbukaan; asas demokrasi ‘asas pemberdayan; asas profesionalitas, asas akuntabiltas; asas efisiens!, asas efektiftes; asas keadilan, dan aasas kegotongroyongan. Pasal 18 Pemerintahan Gampong terdiri dari Pemerintah Gampong dan Tuha Peuet ‘Gampong (TPG). : a) (2) @) (4) ®) a (ty (2) Pasal 19 Penferintah Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 terdiri dari Keuchik dan Perangkat Gampong, Perangkat Gampong sebagaimana dimeksud pada ayat (1) terdiri dari Sekrelaris Gamporig Gan Perangkat Gampong lainnya. Perangkat Gampong lainiya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas a, sekretariat gampong; b. pelaksana teknis lapangan; dan c._unsur kewilayahan. Perangkat Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terditi ‘dari KAUR-Pemerintahan dan Pembangunan serta KAUR Umum. Perangkat Gampong sebagaiana dimaksud pada ayat (3) huruf c terdii dari Ulee Jurong. Pasal 20 Pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Gampong diatur dengan Peraturan Bupati. Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang- kurangnya memuat: ‘a. tata cara penyusunan struktur organisas!, . perangkat gampons; cc. fungst dan tugas pokok; dan d._ hubungan kerja. Bagian kedua Keuchik Pasal 21 Keuchik mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta menata adat gampong Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Keuchik mempunyai wewenang ‘a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan gampong berdasarkan kkebijakan yang ditetapkan bersama Tuha Peuet Gampong; b._mengajukan rancengan qanun gampong; & menetapkan qanun gampong yang telah. mendapat persetujuan bersama Tuha Peuet Gampong; : 4. menyusun dan mengajukan rancangan qanun gampong_mengenai ‘APB Gampong untuk dibahas dan citetapkan bersama Tuha Peuet secara parisipatif, transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan, fe membina perekonomian gampong _serta_mengkoordinasikan pembangunan Gampong secara partisipatt 1. keuchik adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan gampong; ‘9. mewakili gampongnya di dalam dan di luar pengadiian dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuel dengan peraturan perundang-undang; h. melaksanaka... @) (4) 6 ® @ @) @) (10) a) h, melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan |. Membina kehidupan masyarakat gampong. Dalam metaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Keuchik mempunyai kewajiban; a. Melaksanakan syariat islam dan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 serta mempertahankan dan memilihara_Keutuhan Negara Kesatuan Republik indonesia dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh, ‘meningkatkan kesejehteraan masyarakat, memolinara ketentraman dan ketertiban masyarakat; melaksanakan kehidupan demokrasi; melaksankan prinsip tata pemerintshan gampong yang bersin dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4. menjalin hubungan kerja dengan selurun mitra kerja pemerintahan ‘gampong, mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; menyelenggarakan administrasi pemerintahan gampong yang baik; melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan gampong; melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan gampong; ‘mendamaikan perselisitian masyarakat i gamppongy 1° mengembangkan pendapatan ekonomi masyatakat dan gampong dengan cara menumbuhkembangkan koperasi gampong; m.-membina, melestarikan dan melaksanakan ilai-nilai sosial, seni budaya dan adat istiadat sesuai syariat islam; 1. memberdayakan masyarakat dan kelembagan di gampong; dan ‘0. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. Selain kewajban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) _Keuchik mempunyai Kewajiban _memberikan _laporan__penyelenggaraan Pemerintahan Gampong kepada Bupati, memberi laporan keterangan pertanggungiawaban kepada Tuna Peuet_Gampong _serta menginforrhasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Gampong kepada masyarakat. Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan Kepada Bupati melalui Camat 1 (catu) kali dalam setahun dan tembusannya disampaikan kepada imum Mukimn; Leporan, keterangan pertanggungjawaban kepada Tuna Peuet sebageimana dimaksud pada ayat (4) disampalkan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun daiam musyawarah Tuha Peuet Gampong. Menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Gampong kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat gampong, radio komunikasi atau media lainnya. Laporan sebagaimaria dimaksud dada ayat (4) digunakan oleh Bupati sebagai dasar_melekukan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Gampong dan sebagai bafan pembinaan lebih lantut. Laporan akhir masa jabatan Keuchik disampaikan kepada Bupati oleh Tuha Peuet Gampong melalui Cantat. Dalam. melaksanakan Tugas, Wewenang dan Kewajiban, Keuchik mendapatkan penghasilannya sebagai berikut: ‘a. mengangkat dan rienetapkan Perangkat Gampong dengan persetujuan Tuha Peuet Gampong; b. mendapat penghasilan tetap setiap bulan dan ditetapkan dalam APB ‘Gampong;, c. mendapat tunjangan jainnya berdasarkan kemampuan keuangan daerah setiap bulannya; dan d._ mendapat ansuransi tenaga kerja. sao -ze Pasal 22 Larangan bagi Keuchik:, 2) ay. @ ® 4 © ©) a a) Q) ‘a. menjadi pengurus partai politi; b. merangkap jabatan sebagai kelua dan/atay anggota Tuha Peuet Gampong, dan lembaga kemasyarakat di gamfiong bersangkutan; c. merangkep jabatan sebagai anggota DPRK; d. terlibat dalam kanpanye pemilinan umum, pemilihan presiden dan pemilhan kepela daerah, fe. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat ddan mendiskriminasikan warga atau golongan masyaraket lainnya; { melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dati pinak lain yang dapat mempengarui keputusan atau tindakan yang akan dilakuken: 4g. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan Keuntungan bagi sendir, anggota keluarga dan atau golongan tertentu. h. meninggatkan tugas berturuturut selama 15 (lima belas) hari tanpa pemberitahuan kepada Tuna Peuet Gampong; 1. menyalahgunakan wewenang; dan i. melanggar surnpah/janj jabatan, Dalam hal Keuchik melakukan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tuha Peuet meialui camat dapat memberikan: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; ©. pemberhentian sementara; dan/ataur d._pemberhentian dari jabatan. Pasal 23 : Pemberhentian Keuchik ditakukan atas usul Tuha Peuet kepada Bupati melalui Camat disebabkan; 2. meninggal dunia; '. permintaan sendir; dan/atau ©. diberhentikan; Keuchik diberhentican sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf’c karena: 2, berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabet yang baru; b. tidak dapat melaksanakan tugas secefa _berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-urut selama 6 (enam) bulan; tidak lagi memenuhi syarat sebagai keuchik; dinyatakan melanggar sumpah/janiijabatan; tidak melaksanakan Kewajiban Keuchik; dan/atau metanggar larangan bagi keuchik. \Usutan pemberhentian keuchik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurut a, huruf b, huruf c dan ayat (2) huruf a, huruf b dusulkan oleh Tuha Peust kepada Bupati melalui Camat berdasarkan keputusan musyawarah Tuha Peuet Gampong yang diketaful oleh imum Mukim, Usulan pemberhentian keuchik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurut , huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh Tuha Peuet kepada Supatl melalui Camat berdasarkan keputusan musyawarah Tuha Peuet yang

Anda mungkin juga menyukai