Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.

2 Juli 2009

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI


NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

Dina Dewi SLI1, Setyoadi, 2, Ni Made Widastra3


1, 2, 3 Jurusan Keperawatan, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRACT
Research was done to provide that deep relaxation technique can decrease pain
perception for old man with Arthritis Rheumatoid. The aim of this research was to know the
stage of pain perception before and after give relaxation technique, to know differentiation and
analysis the result of differentiation. This research isquasi experiment with Time Series Design
method. Using 10 respondents, that was found with accidental sampling. Independent variable
was influence of deep relaxation and dependent variable was decrease pain perception for old
man with Arthritis Rheumatoid.
The result shows that deep relaxation technique was significantly influence of pain
perception Arthritis Rheumatoid patients. Wilcoxon Signed Rank Test show atα =0.05 (p =
0.005 with confidence interval at 95 %,). Based on these facts above, relaxation method is
useful for old man to solve pain problem and for nurses can apply deep relaxation technique to
decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid as independent nursing
intervention.

Keywords: Deep relaxation technique, pain perception, Artritis Reumatoid

PENDAHULUAN Nyeri merupakan respon subyektif


Seiring dengan meningkatnya taraf dimana seseorang memperlihatkan tidak
kesehatan dan kesejahteraan, maka nyaman secara verbal maupun non verbal
jumlah umat manusia yang mencapai usia atau keduanya, akut maupun kronis
lanjut semakin bertambah. Demikian juga (Engram, 1999). Respon seseorang
yang terjadi di Indonesia, angka harapan terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi,
hidup untuk penduduk laki-laki 67 tahun tingkat kesadaran, latar belakang budaya,
dan wanita 71 tahun. Indonesia berada pengalaman masa lalu tentang nyeri dan
dalam transisi demografi, struktur berubah pengertian nyeri. Nyeri mengganggu
dari populasi muda (1971), menuju tua kemampuan seseorang untuk beristirahat,
(2020). Berbagai gangguan fisik atau konsentrasi dan kegiatan yang biasa
penyakit muncul pada lansia. Salah satu dilakukan (Engram, 1999). Nyeri yang
diantaranya adalah penyakit persendian dialami oleh klien artritis reumatoid
atau artritis. Artritis menempati urutan didapatkan skala nyeri rata-rata enam atau
pertama (44%) penyakit kronis yang nyeri sedang (National Institute of Nursing
dialami oleh lansia. Diantara artritis yang Research, 2005).
paling banyak adalah artritis reumatoid. Metode penanganan nyeri
Selanjutnya hipertensi 39%, berkurangnya mencakup terapi farmakologis dan terapi
pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit non farmakologis. Teknik relaksasi napas
jantung 27%. Gangguan pada persendian dalam adalah sebuah teknik yang telah
merupakan penyakit yang sering dijumpai lama diperkenalkan untuk mengatasi nyeri
pada lansia, dan termasuk empat penyakit terutama pada klien yang mengalami nyeri
yang sangat erat hubungannya dengan kronis (Priharjo Robert, 1993). Berbagai
proses menua dan respon yang sering teknik relaksasi dapat dipakai untuk
terjadi adalah nyeri (Steglitz, 1954). menciptakan ketenangan dan mengurangi
tekanan supaya klien merasa nyaman dan

46
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

Tabel 3. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sesudah diberikan teknik relaksasi
napas dalam (postest 05, 06, 07, 08)
Postest Rata-
No. R Jumlah
05 06 07 08 rata
l. 4 4 3 3 14 4,00
2 5 4 4 4 17 4,00
3 3 3 3 3 12 3,00
4 5 4 3 4 16 4,00
5 3 2 2 2 9 2,00
6 5 5 4 3 17 4,00
7 5 5 4 3 17 4,00
8 3 2 2 1 8 2,00
9 2 2 3 1 8 2,00
10 3 2 2 2 9 2,00

Berdasarkan Tabel 3, seperti juga Pengaruh Teknik Relaksasi Napas


pada hasil persepsi nyeri pre-test, Dalam Terhadap Penurunan Persepsi
didapatkan persepsi nyeri yang berbeda Nyeri pada Lansia dengan Artritis
antara satu responden dengan responden Reumatoid
yang lain setelah empat kali pengukuran Melihat pengaruh teknik relaksasi
pada postest. Setelah dicari rata-rata napas dalam terhadap penurunan persepsi
ternyata lima orang (50%) yaitu responden nyeri dengan jalan membandingkan rata-
3, 5, 8, 9, 10 menunjukkan nyeri ringan rata pretest dan rata-rata postest.
(skala 1-3), dan lima orang lagi nyeri Perbedaan yang diperoleh dianalisa
sedang (skala 4-6) yaitu responden 1, 2, 4, secara statistik deskriptif dan inferensial.
6, 7. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4. Perbandingan rata rata Pretest dan Postest


No Rata-Rata
Selisih
R Pretest Postest
1 5,00 4,00 -1,00
2 5,00 4,00 -1,00
3 4,00 3,00 -1,00
4 5,00 4,00 -1,00
5 3,00 2,00 -1,00
6 6,00 4,00 -2,00
7 6,00 4,00 -2,00
8 3,00 2,00 -1,00
9 3,00 2,00 -1,00
10 3,00 2,00 -1,00
Z Hitung (2.825) > Z tabel (1.645)

Dari Tabel 4, sebelum diuji secara penurunannya masing-masing satu nilai


statistik, analisis secara deskriptif tampak berarti nyerinya sedikit berkurang,
bahwa dari sepuluh responden semuanya sedangkan untuk responden 6 dan 7
menunjukkan adanya penurunan skala penurunannya dua nilai yang berarti nyeri
nyeri. Responden 1-5 dan responden 8-10 berkurang moderat. Perbandingan hasil

49
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

nyeri berkurang. Selain itu teknik ini dapat METODE PENELITIAN


menciptakan kondisi relaks seluruh tubuh. Penelitian ini adalah penelitian
Kenyataan di lapangan menunjukkan quasi experiment dengan rancangan
dalam menangani nyeri pada klien dengan rangkaian waktu (Time Series Design).
artritis reumatoid belum banyak Pada design ini dilakukan pretest
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam sebanyak empat kali yaitu pretest (01 02
sebagai metode alternatif. Belum 03 04), kemudian diberikan perlakuan (X),
digunakan teknik relaksasi nafas dalam ini dan diakhir postest juga empat kali (05 06
didasarkan alasan belum diketahui 07 08) lagi. Pengukuran yang dimaksud
pengaruh dan efektivitasnya dalam adalah pengukuran persepsi nyeri pada
mengatasi nyeri. lansia dengan artritis reumatoid.
Penelitian Sri Rahayu tentang Sedangkan perlakuan berupa pemberian
pengaruh teknik relaksasi terhadap teknik relaksasi nafas dalam. Penelitian ini
pengendalian nyeri pada ibu post sectio untuk mencari hubungan atau pengaruh
caesaria hari I di RSB Muhammadiyah sebab akibat dari teknik telaksasi napas
Malang, didapatkan 53% mengalami dalam (variabel independen) dan persepsi
penurunan persepsi nyeri. Dari studi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid
pendahuluan yang penulis lakukan pada (variabel dependen).
Panti Wredha Griya Asih Lawang T ehnik pengambilan sampel
didapatkan data dari studi dokumentasi, 29 dengan cara aksidental sampling Kriteria
lansia yang semuanya wanita 17 orang Inklusi : laKi-laki dan wanita umur 55–90
diantaranya pernah mengeluh nyeri pada tahun yang ada di Panti Wredha, Griya
persendian oleh karena artritis reumatoid. Asih Lawang, klien mengalami nyeri
Namun yang ditemukan nyeri pada saat itu persendian karena artritis reumatoid, klien
hanya sepuluh orang dengan sebaran dua kooperatip/kesadaran baik, klien dapat
orang mengalami nyeri berat, lima orang berkomunikasi verbal dengan baik..
nyeri sedang dan tiga orang nyeri ringan. Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha
Berdasarkan hal tersebut, dan Griya Asih Lawang. Waktu penelitian
sampai saat ini belum ada ditemukan dimulai tanggal 3 Oktober 2005 sampai
penelitian tentang,”Pengaruh Teknik dengan 31 Oktober 2005.
Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia HASIL PENELITIAN
dengan Artritis Reumatoid”. Peneliti Penelitian ini dilakukan selama
terdorong untuk mengetahui hal tersebut satu bulan dimulai tanggal 3 Oktober 2005
melalui penelitian ini, mengingat tanggung sampai dengan 31 Oktober 2005 di Panti
jawab perawat dalam memberikan Wredha Gria Asih Lawang. Panti Wredha
pelayanan keperawatan pada umumnya Griya Asih Lawang ini dipilih oleh karena
dan untuk memenuhi kebutuhan dasar masih dalam wilayah kota Malang, situasi
manusia yaitu kenyamanan pada dan kondisi panti masih alami, nyaman dan
khususnya. Tujuan penelitian ini adalah sangat tenang. Disamping juga yang lebih
untuk mengetahui pengaruh teknik penting adalah jumlah sampel mengijinkan
relaksasi napas dalam terhadap untuk dilakukan penelitian. Klien lansia
penurunan tingkat persepsi nyeri pada yang ada di panti, yang pernah mengeluh
lansia dengan artritis reumatoid nyeri persendian oleh karena artritis
reumatoid sebanyak 17 orang. Dari 17
orang ini didapatkan sepuluh orang
(58,82%) mengalami nyeri selama
penelitian ini berlangsung.

47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

Tabel 1. Karakteristik usia responden


Umur (Th) Frekuensi Persentase
55-74 1 10
75-84 5 50
85-90 4 40
Total 10 100

Berdasarkan Tabel 1, usia Persepsi Nyeri Klien Sebelum Diberikan


responden yang paling banyak adalah Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pretest
usia 75-84 tahun sebanyak lima orang 01, 02, 03, 04).
(50%). Jadi nyeri persendian terbanyak Berdasarkan pengukuran dengan
dialami oleh lansia artritis reumatoid umur menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan
75-84 tahun. hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sebelum diberikan teknik relaksasi
napas dalam ( pretest 01, 02, 03, 04)
Pretest Rata-
No.R Jumlah
0l 02 03 04 rata
l. 6 5 5 4 20 5,00
2 6 6 5 4 21 5,00
3 5 4 4 3 16 4,00
4 6 5 5 4 20 5,00
5 4 3 3 3 13 3,00
6 7 7 6 5 25 6,00
7 7 7 6 5 25 6,00
8 3 3 3 2 11 3,00
9 4 3 3 3 13 3,00
10 3 3 3 3 12 3,00

Berdasarkan Tabel 2, sebanyak 10 nyeri sedang (skala 4-6). Ini berarti bahwa
responden menunjukkan persepsi nyeri nyeri yang paling sering muncul adalah
yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari nyeri sedang (60%).
empat kali pengukuran (pretest 01, 02, 03,
04) skala nyeri pada responden satu Persepsi Nyeri Klien Setelah Diberikan
dengan yang lain berbeda-beda. Namun Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pos test
demikian setelah dirata-ratakan dari empat 05, 06, 07, 08)
kali pengukuran tersebut tampak bahwa Dari hasil pengukuran dengan
empat orang (responden 5, 8, 9, 10) menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan
menunjukkan nyeri ringan (skala 1-3), dan hasil sebagai berikut :
enam orang (responden 1, 2, 3, 4, 6, 7)

48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

pengaruh yang signifikan antara waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
pemberian teknik relaksasi napas dalam sederhana dan bisa dilakukan secara
terhadap penurunan persepsi nyeri pada mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini reumatoid dengan keluhan nyeri
mendukung teori yang diungkapkan oleh persendian yang telah melakukan teknik
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif secara berkesinambungan melakukannya
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien secara mandiri sampai nyerinya hilang.
lansia dengan artritis reumatoid. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
SIMPULAN DAN SARAN waktu lebih panjang. Selain itu dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat relaksasi napas dalam terhadap klien
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum kasus-kasus lainnya.
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang DAFTAR PUSTAKA
responden, empat orang (40%) mengalami Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri T eknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri Penerbit Salemba Medika.
rata-rata setelah pemberian teknik Jakarta.
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
responden, lima orang (50%) mengalami Penelitian Suatu Pendekatan
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala Rineka Cipta. Jakarta.
nyeri masing-masing responden, semua Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
responden (100%) mengalami penurunan Bedah. Alih Bahasa Yayasan
persepsi nyeri. Ikatan Alumni Pendidikan
Ada perbedaan hasil pengukuran skala Keperawatan Universitas
nyeri sebelum dan sesudah pemberian Pajajaran. Bandung.
teknik relaksasi napas dalam pada lansia Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
signifikan antara pemberian teknik Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
relaksasi napas dalam dengan penurunan Jakarta.
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
reumatoid (p = 0,005). Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Berdasarkan hasil penelitian ini, Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
saran-saran yang peneliti dapat ajukan Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
disini adalah sebagai berikut : perawat Pedoman Penulisan Laporan
dalam memberikan pelayanan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
keperawatan hendaknya dapat FKUB. Malang.
menerapkan teknik relaksasi napas dalam Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
sebagai salah satu cara dalam mengatasi T erapi & Rehabilitasi Fisik.
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana Gosana, H Frits, 2001. T erapi Latihan Fisik
menggunakan teknik relaksasi napas Penyakit Rematik. Penerbit
dalam yang efektif sehingga klien dapat Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
menggunakan secara langsung sewaktu-

52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

rata-rata pretest dan postest untuk toleransi nyerinya meningkat dibanding


kesepuluh responden dapat dikatakan dengan kelompok usia dibawahnya setelah
bahwa responden tiga mengalami diberikan teknik relaksasi nafas dalam.
penurunan persepsi nyeri dari nyeri Karena penurunan skala nyeri berturut-
sedang menjadi nyeri ringan, sedangkan turut 6, 8, 8, dan 5.
yang lainnya tetap.
Analisa statistik dengan Persepsi Nyeri Klien Sebelum
menggunakan program SPSS for windows Diberikan Teknik Relaksasi Napas
12, dari penghitungan tabel di atas Dalam
didapatkan Z hitung (2,825) > Z tabel Dalam kasus artritis reumatoid
(1,645), dengan taraf signifikansi (α) 0,5%. akan mengalami gangguan rasa nyaman
Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh nyeri oleh karena adanya proses
signifikan pemberian teknik relaksasi pembengkakan atau peradangan pada
napas dalam terhadap penurunan persepsi daerah persendian. Sehingga akan terjadi
nyeri pada lansia dengan artritis kerusakan jaringan sendi, dan pada
rheumatoid akhirnya supply oksigen terganggu ke atau
pada daerah tersebut. Hal ini
HASIL DAN BAHASAN mengakibatkan terjadi metabolisme
Karakteristik Responden anaerob yang menghasilkan asam laktat
Dari hasil penelitian didapatkan yang menimbulkan rasa nyeri (Suddart,
nyeri persendian karena artritis reumatoid 2002).
dialami oleh responden dengan katagori Responden yang mengeluh nyeri
usia: 55-74 tahun sebanyak satu orang, persendian karena artritis reumatoid yang
75-84 tahun lima orang, dan 84-90 tahun didapatkan di Panti Wredha Griya Asih
empat orang. Priharjo Robert (1993) Lawang, 60% responden merasakan nyeri
menyebutkan bahwa toleransi terhadap sedang (skala 4-6), hal ini dimungkinkan
nyeri meningkat sesuai dengan karena artritis reumatoid tersebut termasuk
pertambahan usia, misalnya semakin nyeri kronis dimana klien sudah pernah
bertambah usia seseorang, maka semakin merasakan nyeri sebelumnya atau kumat-
bertambah pula pemahaman terhadap kumatan. Disamping itu respon seseorang
nyeri dan usaha untuk mengatasinya. Jadi terhadap nyeri satu dengan yang lain tidak
bila dikaitkan dengan teori yang sama atau berbeda-beda karena nyeri
dikemukakan oleh Priharjo Robert itu, bersifat kompleks, dapat dipengaruhi oleh
cendrung menunjang teori tersebut, hanya faktor fisiologi, psikologi, sosial dan
saja untuk lebih pastinya perlu responden lingkungan. Pada penelitian ini pengukuran
yang lebih banyak. persepsi nyeri dilakukan dengan
Berbagai faktor dapat menggunakan skala nyeri 0-10 , dan
mempengaruhi tingkat nyeri diantaranya memberikan hasil yang berbeda-beda
usia seseorang. Pada orang tua dikatakan antar individu. Hal ini kemungkinan karena
bahwa toleransi nyeri umumnya perbedaan respon masing-masing individu
meningkat, disamping itu kemampuan terhadap stimulus nyeri yang ada, yang
untuk mengerti dan mengontrol nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran,
berkembang sesuai dengan latar belakang budaya, pengertian dan
perkembangan usia (Priharjo R, 1993). pengalaman masa lalu tentang nyeri
Pada penelitian ini, dari tabel 5.2.0.2 (Engram, 1999). Dari rata-rata hasil
dibandingkan dengan tabel 5.3.0.3 dalam pengukuran skala nyeri responden yang
hal jumlah pretest dan postest responden paling sering muncul adalah nyeri sedang
1, 6, 7, dan 9 yang berusia 85-90 tahun (skala 4-6). Hasil ini dapat mendukung

50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

teori dimana dikatakan rata-rata nyeri klien menghilangkan nyeri terutama pada klien
dengan artritis reumatoid adalah skala 6 yang mengalami nyeri yang sifatnya kronis.
atau nyeri sedang (National Institute of Dengan cara mengistirahatkan
Nursing Research, 2005). atau relaksasi otot-otot tubuh maka
kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik.
Persepsi Nyeri Setelah Diberikan Teknik Dengan demikian kebutuhan penggunaan
Relaksasi Napas Dalam oksigen di daerah tersebut lebih optimal,
Banyak teknik yang dapat maka metabolisme sel berubah dari
digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi anaerob menjadi aerob sehingga
pada penelitian ini yang digunakan adalah penimbunan asam laktat tidak terjadi.
teknik relaksasi nafas dalam dan pada Dengan relaksasi nafas dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan posisi diharapkan ventilasi paru bertambah baik,
yang nyaman, dengan lingkungan yang tubuh kaya akan oksigen, maka
tenang. Dari hasil penelitian dalam tabel diharapkan metabolisme dapat berjalan
5.3.0.3, setelah dilakukan teknik relaksasi baik dan otak akan relaksasi, sehingga
napas dalam 50% responden mengalami impuls nyeri yang diterima akan diolah
nyeri ringan (skala 1-3), hal ini dengan baik dan diinterpretasikan
dimungkinkan karena pengaruh relaksasi sehingga nyeri berkurang atau hilang
yang dapat menurunkan ketegangan otot (Priharjo Robert, 1993).
dan meningkatkan oksigenasi ke jaringan. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan semua responden nyerinya
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi berkurang, hal ini dimungkinkan karena
Napas Dalam Terhadap Penurunan setiap responden berespon bagus
Persepsi Nyeri Pada Klien Dengan terhadap relaksasi, sehingga dia dapat
Artritis Reumatoid merasakan manfaat relaksasi uintuk
Nyeri adalah pengalaman sensori menurunkan nyeri. Dan juga teknik
dan emosional yang tidak menyenangkan relaksasi napas dalam ini baru pertama
akibat dari kerusakan jaringan (Suddarth, kali dilakukan. Barbara C. Long (1991),
2002). Atau dapat dikatakan bahwa nyeri juga mengatakan bahwa relaks yang
adalah suatu rasa tidak nyaman atau tidak sempurna dapat mengurangi ketegangan
mengenakkan (Priharjo, 1993). Oleh dan kecemasan yang biasanya menyertai
karena itu setiap orang yang nyeri. Relaksasi juga membantu
mendapatkannya menginginkan rasa nyeri mengurangi cemas sehingga mencegah
yang mereka rasakan berkurang bahkan menghebatnya stimulus nyeri.
hilang. Penelitian ini membuktikan adanya
Dalam penelitian ini responden pengaruh pemberian teknik relaksasi
juga menginginkan nyeri yang mereka napas dalam terhadap penurunan persepsi
rasakan bisa berkurang atau hilang nyeri. Pengujian hipotesa dengan
sehingga mereka bisa merasa nyaman dan menggunakan uji statistik nonparametrik
dapat melakukan aktivitas dengan normal. Wilcoxon Signed Ranks T est dengan
Oleh karena itu tujuan yang diinginkan dari derajat kemaknaan α < 0,05, p < 0,05
asuhan keperawatan klien dengan Setelah dilakukan penghitungan dapat
gangguan rasa nyaman nyeri adalah klien diketahui bahwa terdapat pengaruh
merasa nyerinya berkurang atau hilang. pemberian teknik relaksasi napas dalam
Priharjo Robert (1993) mengungkapkan terhadap penurunan persepsi nyeri pada
bahwa teknik relaksasi napas dalam lansia dengan artritis reumatoid dimana Z
merupakan metode yang efektif untuk hitung (2,825) > Z tabel (1,654),p (0,005) <
α (0,05). Jadi Ho ditolak yang berarti ada

51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

pengaruh yang signifikan antara waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
pemberian teknik relaksasi napas dalam sederhana dan bisa dilakukan secara
terhadap penurunan persepsi nyeri pada mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini reumatoid dengan keluhan nyeri
mendukung teori yang diungkapkan oleh persendian yang telah melakukan teknik
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif secara berkesinambungan melakukannya
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien secara mandiri sampai nyerinya hilang.
lansia dengan artritis reumatoid. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
SIMPULAN DAN SARAN waktu lebih panjang. Selain itu dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat relaksasi napas dalam terhadap klien
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum kasus-kasus lainnya.
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang DAFTAR PUSTAKA
responden, empat orang (40%) mengalami Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri T eknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri Penerbit Salemba Medika.
rata-rata setelah pemberian teknik Jakarta.
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
responden, lima orang (50%) mengalami Penelitian Suatu Pendekatan
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala Rineka Cipta. Jakarta.
nyeri masing-masing responden, semua Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
responden (100%) mengalami penurunan Bedah. Alih Bahasa Yayasan
persepsi nyeri. Ikatan Alumni Pendidikan
Ada perbedaan hasil pengukuran skala Keperawatan Universitas
nyeri sebelum dan sesudah pemberian Pajajaran. Bandung.
teknik relaksasi napas dalam pada lansia Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
signifikan antara pemberian teknik Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
relaksasi napas dalam dengan penurunan Jakarta.
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
reumatoid (p = 0,005). Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Berdasarkan hasil penelitian ini, Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
saran-saran yang peneliti dapat ajukan Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
disini adalah sebagai berikut : perawat Pedoman Penulisan Laporan
dalam memberikan pelayanan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
keperawatan hendaknya dapat FKUB. Malang.
menerapkan teknik relaksasi napas dalam Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
sebagai salah satu cara dalam mengatasi T erapi & Rehabilitasi Fisik.
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana Gosana, H Frits, 2001. T erapi Latihan Fisik
menggunakan teknik relaksasi napas Penyakit Rematik. Penerbit
dalam yang efektif sehingga klien dapat Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
menggunakan secara langsung sewaktu-

52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009

Guyton & Hall, 1991. Buku Ajar Fisiologi Penerbit Salemba Medika.
Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Jakarta.
Kedokteran: EGC. Jakarta. Robert Priharjo. 1993. Perawatan Nyeri
Hadinoto S, 1991. Nyeri Pengenalan dan Pemenuhan Aktivitas Istirahat
T atalaksana. Penerbit Universitas Pasien. Penerbit Buku
Diponegoro. Semarang. Kedokteran: EGC. Jakarta.
Marsetio Mardiono, 1991. Kelanggengan Santoso Singgih, 2005. Menguasai
Usia Lanjut. Penerbit Fakultas Statistik di Era Informasi dengan
Kedokteran Universitas Indonesia. SPSS 12. Penerbit PT Elex Media
Jakarta. Komputindo Kelompok Gramedia.
Notoatmojo, 2001. Metodologi Penelitian Jakarta.
Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Smeltzer Suzanne C, Bare Brenda G,
Jakarta. 2001. Keperawatan Medikal
Nugroho Wahyudi, 1995 . Perawatan lanjut Bedah Edisi 8. Vol. 1. Penerbit
usia. Penerbit Buku Buku Kedokteran: EGC, Jakarta.
Kedokteran:EGC. Jakarta. T aylor C.,1992. Fundamental Of Nursing.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktik The Artand Science Of Nursing
Metodologi Riset Keperawatan. Care. JB. Lippin Colt Company.
Penerbit CV Sagung Seto, Philadelphia. London.
Jakarta. Watson Roger, 2003. Perwawatan Pada
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Lansia. Penerbit Buku Kedokteran:
Metodologi Penelitian Ilmu EGC. Jakarta.
Keperawatan. Edisi Pertama.

53

Anda mungkin juga menyukai