2 Juli 2009
ABSTRACT
Research was done to provide that deep relaxation technique can decrease pain
perception for old man with Arthritis Rheumatoid. The aim of this research was to know the
stage of pain perception before and after give relaxation technique, to know differentiation and
analysis the result of differentiation. This research isquasi experiment with Time Series Design
method. Using 10 respondents, that was found with accidental sampling. Independent variable
was influence of deep relaxation and dependent variable was decrease pain perception for old
man with Arthritis Rheumatoid.
The result shows that deep relaxation technique was significantly influence of pain
perception Arthritis Rheumatoid patients. Wilcoxon Signed Rank Test show atα =0.05 (p =
0.005 with confidence interval at 95 %,). Based on these facts above, relaxation method is
useful for old man to solve pain problem and for nurses can apply deep relaxation technique to
decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid as independent nursing
intervention.
46
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
Tabel 3. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sesudah diberikan teknik relaksasi
napas dalam (postest 05, 06, 07, 08)
Postest Rata-
No. R Jumlah
05 06 07 08 rata
l. 4 4 3 3 14 4,00
2 5 4 4 4 17 4,00
3 3 3 3 3 12 3,00
4 5 4 3 4 16 4,00
5 3 2 2 2 9 2,00
6 5 5 4 3 17 4,00
7 5 5 4 3 17 4,00
8 3 2 2 1 8 2,00
9 2 2 3 1 8 2,00
10 3 2 2 2 9 2,00
49
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
Tabel 2. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sebelum diberikan teknik relaksasi
napas dalam ( pretest 01, 02, 03, 04)
Pretest Rata-
No.R Jumlah
0l 02 03 04 rata
l. 6 5 5 4 20 5,00
2 6 6 5 4 21 5,00
3 5 4 4 3 16 4,00
4 6 5 5 4 20 5,00
5 4 3 3 3 13 3,00
6 7 7 6 5 25 6,00
7 7 7 6 5 25 6,00
8 3 3 3 2 11 3,00
9 4 3 3 3 13 3,00
10 3 3 3 3 12 3,00
Berdasarkan Tabel 2, sebanyak 10 nyeri sedang (skala 4-6). Ini berarti bahwa
responden menunjukkan persepsi nyeri nyeri yang paling sering muncul adalah
yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari nyeri sedang (60%).
empat kali pengukuran (pretest 01, 02, 03,
04) skala nyeri pada responden satu Persepsi Nyeri Klien Setelah Diberikan
dengan yang lain berbeda-beda. Namun Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pos test
demikian setelah dirata-ratakan dari empat 05, 06, 07, 08)
kali pengukuran tersebut tampak bahwa Dari hasil pengukuran dengan
empat orang (responden 5, 8, 9, 10) menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan
menunjukkan nyeri ringan (skala 1-3), dan hasil sebagai berikut :
enam orang (responden 1, 2, 3, 4, 6, 7)
48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
pengaruh yang signifikan antara waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
pemberian teknik relaksasi napas dalam sederhana dan bisa dilakukan secara
terhadap penurunan persepsi nyeri pada mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini reumatoid dengan keluhan nyeri
mendukung teori yang diungkapkan oleh persendian yang telah melakukan teknik
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif secara berkesinambungan melakukannya
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien secara mandiri sampai nyerinya hilang.
lansia dengan artritis reumatoid. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
SIMPULAN DAN SARAN waktu lebih panjang. Selain itu dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat relaksasi napas dalam terhadap klien
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum kasus-kasus lainnya.
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang DAFTAR PUSTAKA
responden, empat orang (40%) mengalami Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri T eknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri Penerbit Salemba Medika.
rata-rata setelah pemberian teknik Jakarta.
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
responden, lima orang (50%) mengalami Penelitian Suatu Pendekatan
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala Rineka Cipta. Jakarta.
nyeri masing-masing responden, semua Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
responden (100%) mengalami penurunan Bedah. Alih Bahasa Yayasan
persepsi nyeri. Ikatan Alumni Pendidikan
Ada perbedaan hasil pengukuran skala Keperawatan Universitas
nyeri sebelum dan sesudah pemberian Pajajaran. Bandung.
teknik relaksasi napas dalam pada lansia Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
signifikan antara pemberian teknik Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
relaksasi napas dalam dengan penurunan Jakarta.
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
reumatoid (p = 0,005). Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Berdasarkan hasil penelitian ini, Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
saran-saran yang peneliti dapat ajukan Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
disini adalah sebagai berikut : perawat Pedoman Penulisan Laporan
dalam memberikan pelayanan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
keperawatan hendaknya dapat FKUB. Malang.
menerapkan teknik relaksasi napas dalam Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
sebagai salah satu cara dalam mengatasi T erapi & Rehabilitasi Fisik.
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana Gosana, H Frits, 2001. T erapi Latihan Fisik
menggunakan teknik relaksasi napas Penyakit Rematik. Penerbit
dalam yang efektif sehingga klien dapat Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
menggunakan secara langsung sewaktu-
52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
teori dimana dikatakan rata-rata nyeri klien menghilangkan nyeri terutama pada klien
dengan artritis reumatoid adalah skala 6 yang mengalami nyeri yang sifatnya kronis.
atau nyeri sedang (National Institute of Dengan cara mengistirahatkan
Nursing Research, 2005). atau relaksasi otot-otot tubuh maka
kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik.
Persepsi Nyeri Setelah Diberikan Teknik Dengan demikian kebutuhan penggunaan
Relaksasi Napas Dalam oksigen di daerah tersebut lebih optimal,
Banyak teknik yang dapat maka metabolisme sel berubah dari
digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi anaerob menjadi aerob sehingga
pada penelitian ini yang digunakan adalah penimbunan asam laktat tidak terjadi.
teknik relaksasi nafas dalam dan pada Dengan relaksasi nafas dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan posisi diharapkan ventilasi paru bertambah baik,
yang nyaman, dengan lingkungan yang tubuh kaya akan oksigen, maka
tenang. Dari hasil penelitian dalam tabel diharapkan metabolisme dapat berjalan
5.3.0.3, setelah dilakukan teknik relaksasi baik dan otak akan relaksasi, sehingga
napas dalam 50% responden mengalami impuls nyeri yang diterima akan diolah
nyeri ringan (skala 1-3), hal ini dengan baik dan diinterpretasikan
dimungkinkan karena pengaruh relaksasi sehingga nyeri berkurang atau hilang
yang dapat menurunkan ketegangan otot (Priharjo Robert, 1993).
dan meningkatkan oksigenasi ke jaringan. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan semua responden nyerinya
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi berkurang, hal ini dimungkinkan karena
Napas Dalam Terhadap Penurunan setiap responden berespon bagus
Persepsi Nyeri Pada Klien Dengan terhadap relaksasi, sehingga dia dapat
Artritis Reumatoid merasakan manfaat relaksasi uintuk
Nyeri adalah pengalaman sensori menurunkan nyeri. Dan juga teknik
dan emosional yang tidak menyenangkan relaksasi napas dalam ini baru pertama
akibat dari kerusakan jaringan (Suddarth, kali dilakukan. Barbara C. Long (1991),
2002). Atau dapat dikatakan bahwa nyeri juga mengatakan bahwa relaks yang
adalah suatu rasa tidak nyaman atau tidak sempurna dapat mengurangi ketegangan
mengenakkan (Priharjo, 1993). Oleh dan kecemasan yang biasanya menyertai
karena itu setiap orang yang nyeri. Relaksasi juga membantu
mendapatkannya menginginkan rasa nyeri mengurangi cemas sehingga mencegah
yang mereka rasakan berkurang bahkan menghebatnya stimulus nyeri.
hilang. Penelitian ini membuktikan adanya
Dalam penelitian ini responden pengaruh pemberian teknik relaksasi
juga menginginkan nyeri yang mereka napas dalam terhadap penurunan persepsi
rasakan bisa berkurang atau hilang nyeri. Pengujian hipotesa dengan
sehingga mereka bisa merasa nyaman dan menggunakan uji statistik nonparametrik
dapat melakukan aktivitas dengan normal. Wilcoxon Signed Ranks T est dengan
Oleh karena itu tujuan yang diinginkan dari derajat kemaknaan α < 0,05, p < 0,05
asuhan keperawatan klien dengan Setelah dilakukan penghitungan dapat
gangguan rasa nyaman nyeri adalah klien diketahui bahwa terdapat pengaruh
merasa nyerinya berkurang atau hilang. pemberian teknik relaksasi napas dalam
Priharjo Robert (1993) mengungkapkan terhadap penurunan persepsi nyeri pada
bahwa teknik relaksasi napas dalam lansia dengan artritis reumatoid dimana Z
merupakan metode yang efektif untuk hitung (2,825) > Z tabel (1,654),p (0,005) <
α (0,05). Jadi Ho ditolak yang berarti ada
51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
pengaruh yang signifikan antara waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
pemberian teknik relaksasi napas dalam sederhana dan bisa dilakukan secara
terhadap penurunan persepsi nyeri pada mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini reumatoid dengan keluhan nyeri
mendukung teori yang diungkapkan oleh persendian yang telah melakukan teknik
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif secara berkesinambungan melakukannya
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien secara mandiri sampai nyerinya hilang.
lansia dengan artritis reumatoid. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
SIMPULAN DAN SARAN waktu lebih panjang. Selain itu dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat relaksasi napas dalam terhadap klien
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum kasus-kasus lainnya.
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang DAFTAR PUSTAKA
responden, empat orang (40%) mengalami Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri T eknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri Penerbit Salemba Medika.
rata-rata setelah pemberian teknik Jakarta.
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
responden, lima orang (50%) mengalami Penelitian Suatu Pendekatan
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala Rineka Cipta. Jakarta.
nyeri masing-masing responden, semua Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
responden (100%) mengalami penurunan Bedah. Alih Bahasa Yayasan
persepsi nyeri. Ikatan Alumni Pendidikan
Ada perbedaan hasil pengukuran skala Keperawatan Universitas
nyeri sebelum dan sesudah pemberian Pajajaran. Bandung.
teknik relaksasi napas dalam pada lansia Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
signifikan antara pemberian teknik Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
relaksasi napas dalam dengan penurunan Jakarta.
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
reumatoid (p = 0,005). Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Berdasarkan hasil penelitian ini, Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
saran-saran yang peneliti dapat ajukan Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
disini adalah sebagai berikut : perawat Pedoman Penulisan Laporan
dalam memberikan pelayanan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
keperawatan hendaknya dapat FKUB. Malang.
menerapkan teknik relaksasi napas dalam Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
sebagai salah satu cara dalam mengatasi T erapi & Rehabilitasi Fisik.
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana Gosana, H Frits, 2001. T erapi Latihan Fisik
menggunakan teknik relaksasi napas Penyakit Rematik. Penerbit
dalam yang efektif sehingga klien dapat Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
menggunakan secara langsung sewaktu-
52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
Guyton & Hall, 1991. Buku Ajar Fisiologi Penerbit Salemba Medika.
Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Jakarta.
Kedokteran: EGC. Jakarta. Robert Priharjo. 1993. Perawatan Nyeri
Hadinoto S, 1991. Nyeri Pengenalan dan Pemenuhan Aktivitas Istirahat
T atalaksana. Penerbit Universitas Pasien. Penerbit Buku
Diponegoro. Semarang. Kedokteran: EGC. Jakarta.
Marsetio Mardiono, 1991. Kelanggengan Santoso Singgih, 2005. Menguasai
Usia Lanjut. Penerbit Fakultas Statistik di Era Informasi dengan
Kedokteran Universitas Indonesia. SPSS 12. Penerbit PT Elex Media
Jakarta. Komputindo Kelompok Gramedia.
Notoatmojo, 2001. Metodologi Penelitian Jakarta.
Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Smeltzer Suzanne C, Bare Brenda G,
Jakarta. 2001. Keperawatan Medikal
Nugroho Wahyudi, 1995 . Perawatan lanjut Bedah Edisi 8. Vol. 1. Penerbit
usia. Penerbit Buku Buku Kedokteran: EGC, Jakarta.
Kedokteran:EGC. Jakarta. T aylor C.,1992. Fundamental Of Nursing.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktik The Artand Science Of Nursing
Metodologi Riset Keperawatan. Care. JB. Lippin Colt Company.
Penerbit CV Sagung Seto, Philadelphia. London.
Jakarta. Watson Roger, 2003. Perwawatan Pada
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Lansia. Penerbit Buku Kedokteran:
Metodologi Penelitian Ilmu EGC. Jakarta.
Keperawatan. Edisi Pertama.
53