Puji dan Syukur kelompok Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan menyusun makalah ini tepat pada waktunya, dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM”. Dalam penyusunan makalah ini, kelompok banyak mendapat
tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dan semangat dari berbagai
pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kelompok mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kelompok harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1. Pengkajian....................................................................................................
3.2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................
3.3. Intervensi Keperawatan ...............................................................................
3.4. Implementasi Keperawatan .........................................................................
3.5. Evaluasi........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah
terus menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan
suasana kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2010).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan
merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling
menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2008).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-
gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).
2.2 Etiologi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Faktor organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Faktor alergi
Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
2.3 Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada
trimester I bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang
masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada
tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum,
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
b. Tingkatan II
Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
2.5 Komplikasi
2.6 Pencegahan
2.7 Penatalaksanaan
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti
histaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan
lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau
khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman
dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B complek dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan
pula asam amino secara intravena.
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
BAB 3 PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Sirkulasi
- Hipertensi
- Perdarahan
B. Integritas ego
Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.
C. Makanan/cairan
Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi
(penambahan yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin).
Diabetes dependen-insulin pada ibu : Adanya gangguan pola makan
(misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).
D. Keamanan
Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis).
Adanya gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna
pada radiasi, kimia toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela,
toksoplasmosis, sitomegalo virus, human immunodeficiency virus/AIDS
dan PHS lain. infeksi pascanatal (misal : meningitis, ensefalitis),
kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal). Presentasi bokong (khususnya
pada anensefali).
E. Seksualitas
Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester
pertama, kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom.
Trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang
dapat diidentifikasi. Penggunaan stimulan ovulasi seperti klomifen atau
menotropins (pergonal).
F. Interaksi sosial
Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan
diri sendiri dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.
G. Penyuluhan/pembelajaran
Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan
genetik atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik,
hemofilia, phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal,
talasemia, korea huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker,
penyakit jantung, diabetes, alergi), abnormalitas kongenital (sindrom
down, retardasi mental, kerusakan tubu neural) atau penyimpangan
metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit urin sirup maple, penyakit
tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus
(misal: black african, mediteranian, ashkenazin jewish). Penggunaan obat
(alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti konvulsan).
Analisa Data
Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes,
1999).
1. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
2. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Intercensi
No Intervensi Rasional
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejahteraan janin/ibu tergantung
asupan nutrisi dulu/sekarang dengan pada nutrisi ibu selama kehamilan
2.
menggunakan batasan 24 jam. sebagaimana selama 2 tahun
sebelum kehamilan.
3.
Dapatkan riwayat kesehatan, catat
usia (khususnya kurang dari 17 Remaja dapat cenderung
4.
tahun, lebih dari 35 tahun. malnutrisi/anemia dan klien lansia
5. mungkin cenderung
Pastikan tingkat pengetahuan
obesitas/diabetes gestasional.
6. tentang kebutuhan diet.
Menentukan kebutuhan belajar
7. Berikan informasi tertulis/verbal
khusus pada periode pranatal, laju
yang tepat tentang diet pranatal dan
basal metabolik meningkat 20%-
8.
suplemen vitamin/zat besi setiap
25%.
hari.
Materi referensi yang dapat
Timbang berat badan klien, pastikan
dipelajari dirumah, meningkatkan
berat badan pregravid biasanya.
kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
mual/muntah kesampingkan muntah
Ketidakadekuatan penambahan
pernisiosa (hiperemesis
berat badan pranatal dan/atau
gravidarum).
dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko
Pantau kadar hemoglobin (Hb)
retardasi pertumbuhan intra uterin.
Buat rujukan yang perlu sesuai
Mual/muntah trimester I dapat
indikasi (misal : pada ahli diet,
berdampak negatif pada status
pelayanan sosial).
nutrisi pranatal, khususnya pada
periode kritis perkembangan janin.
No Intervensi Rasional
1. Catat adanya/derajat rasa tidak Memberikan informasi untuk
nyaman minor. memilih informasi, petunjuk
2.
terhadap respon klien pada
Evaluasi derajat ketidaknyamanan
ketidaknyamanan dan nyeri.
3.
selama pemeriksaan internal.
Ketidaknyamanan selama
4.
Anjurkan penggunaan bra
pemeriksaan internal dapat terjadi
penyokong tinjau perawatan puting
5. khususnya pada klien asing yang
telah mengalami infibulasi.
Kaji adanya hemoroid. Perhatikan
6.
keluhan-keluhan gatal, bengkak,
Memberikan sokongan yang sesuai
7. perdarahan.
untuk jaringan payudara yang
membesar, menguatkan jaringan
Instruksikan penggunaan kompres
areolar.
es, panas. Penurunan mortilitas
gastrointestinal, perubahan usus
Mual/muntah : anjurkan
serta tekanan pada sistem
meningkatkan asupan karbohidrat
pembuluh darah oleh pembesaran
saat bangun tidur.
uterus memberi kecendrungan
terjadinya hemoroid.
Tambahkan suplemen kalsium setiap
hari bila asupan produk susu
Menurunkan ketidaknyamanan
dikurangi
dan bengkak, meningkatkan
mortilitas G1.
Menurunkan kemungkinan
gangguan gastrik yang dapat
disebabkan oleh efek asam
hidroklorid pada lambung yang
kosong.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ Memberikan data berkenaan
muntah dengan semua kondisi.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinan Peningkatan kadar hormon
masalah medis lain. gonadotropin korionik (HcG),
3.
perubahan metabolisme
Anjurkan klien mempertahankan
karbohidrat dan penurunan
4.
masukan/haluaran tes urine, dan
mortilitas gastrik memperberat
penurunan berat badan setiap hari.
5. mual muntah pada trimester I.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas
normal dan komitmen terhadap yang realistik dan waktu untuk
2. pekerjaan, keluarga, komunitas dan menguji komitmen.
diri sendiri.
3. Istirahat untuk memenuhi
Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam kebutuhan metabolik berkenaan
setiap hari, 8 jam tidur malam. dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat
besi dalam tubuh, anjurkan Kadar Hb rendah mengakibatkan
mengkonsumsi suplemen zat besi kelelahan lebih besar karena
setiap hari sesuai indikasi. penurunan jumlah pembawa
oksigen.
No Intervensi Rasional
1. Diskusikan pentingnya Kesejahteraan janin secara
kesejahteraan ibu. langsung berhubungan dengan
2.
kesejahteraan ibu, khususnya
Diskusikan tingkat aktivitas normal
selama trimester I. Saat
3.
dan latihan, anjurkan latihan
perkembangan sistem organ paling
secukupnya bukan latihan berat.
4. rentan terhadap cedera dari faktor
lingkungan/keturunan.
Tinjau ulang kebiasaan dua budaya
5.
diet klien.
Aliran darah ke uterus dapat
6.
menurun sampai 70% karena
Kaji terhadap kemungkinan resiko
latihan keras.
7. tinggi berkenaan dengan kelainan
No Intervensi Rasional
1. Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan
2.
antisipasi dan meninngkatkan
Evaluasi pengetahuan dan
tanggung jawab individu
3.
keyakinan budaya saat ini
terhadap kesehatan.
berkenaan dengan perubahan
4.
fisiologi/psikologi yang normal Memberi informasi untuk
5. pada kehamilan. membantu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan
6. Identifikasi siapa yang membuat
membuat rencana perawatan.
dukungan/instruksi dalam
7. kebudayaan klien. Membantu menjamin
kualitas/kontinuitas asuhan
Berikan hubungan antisipasi,
karena orang pendukung
meliputi diskusi tentang nutrisi,
mungkin lebih berhasil daripada
latihan, tindakan yang nyaman,
dokter/perawat/ bidan dalam
istirahat, pekerjaan, perawatan
memberikan informasi.
payudara, aktivitas seksual, dan
kebiasaan/gaya hidup sehat. Informasi mendorong
penerimaan tanggung jawab dan
Jawab pertanyaan tentang
meningkatkan keinginan untuk
perawatan dan pemberian makan
bayi. melakukan perawatan diri.
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan
minat baca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang
hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
http://meti-de0rentz.blogspot.co.id/2010/11/asuhan-keperawatan-pada-ny-w-
dengan.html
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh:
NAMA :
1. INDAH KURNIAWATI
2. RUBIE LAPIAN
3. RIBKA SELANG
4. NOVELIA MANEBANG
5. PUTRI N. TUBAGUS
6. MARCELLA DJAILANI
7. NOVANDER F. RARUNG
8. HERMANTO FOKATEA
9. SUJITNO LASAHINDA
JURUSAN KEPERAWATAN
2017