Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

FISIOLOGI TERNAK DASAR

PRAKTIKUM II
DARAH II : HEMOLISA DARAH , TEKANAN OSMOTIK
ERITROSIT, BERAT JENIS

OLEH

NAMA : NASHAR
NIM : I111 15 535
GEL/KEL : I (SATU)/ II (DUA)
ASISTEN : MAGFIRA MANSYUR

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
HEMOLISA DARAH , TEKANAN OSMOTIK ERITROSIT
BERAT JENIS DARAH

Nashar1 Magfira mnsyur2


1
Praktikan Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar Fakultas Peternakan
2
Asisten Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar Fakultas Peternakan

Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar Fakultas Peternakan Unifersitas Hasanuddin


Jln. Perintis Kemerdekaan Km 10, Makassar, Sulawesi Selatan
Makassar. No Hp 085298441741 . Kode Pos 90245
E-Mai :Nasharsyarifuddin046@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari praktikum iniadalah untuk menagamati bentuk sel darah merah setelah
mengalami hemolisa dan krenasi, untuk mengetahui berat jenis darah pada sampel darah dan
untuk mengetahui penggolongan darah pada manusia. hasi yang diperoleh adalah bahwa
darah yang telah ditambahkan dengan NaCL 0,5 % terjadi hemolisa, NaCL 0,9 % tidak
terjadi hemolisa dan krenasi, dan NaCL 3 % terjadi krenasi. darah golongan A terjadi
aglutinasi pada saat penambaan serum anti A, begitupun dengan golngan B terjadi aglutinasi
pada saat penambahan serum anti B. dari hasil perhitungan tekanan darah menunjukkan nilai
tekanan darahnya masih berada pada kondisi baik/normal, yang mana dari ketiga aktivitas
yang dilakukan , maka dapat diketahui bahwa tekanan darahnormaldicapai padasaat
berbaring. Hal ini karena ada efek grafitasi bumi, pada saat berbaring gaya grafitasi pada
predaran darah lebih rendah karenaarah predaran tersebut horizontal sehingga tidak terlalu
melawan gravitasi dan jantung tidak terlalu memompa.

Kata kunci :hemolisa dan krenasi darah dan berat jenis darah.
berada di sekelilingnya . Bila darah
PENDAHULUAN
berada dalam lingkungan yang
Darah adalah cairan yang hipotonis maka darah akan mengalami
terdapat pada hewan tingkat tinggi hemolisis, sedangakan bila darah
yang berfungsi sebagai alat berada dalam lingkungan yang
transportasi zat seperti oksigen, bahan hipertonis maka darah akan mengalami
hasil metabolisme tubuh, pertahanan krenasi (Sembiring,2011).
tubuh dari serangan kuman, dan lain
sebagainya. Beda halnya dengan METODE PRAKTIKUM
tumbuhan, manusia dan hewan level Waktu dan Tempat
tinggi punya sistem transportasi Praktikum Fisiologi Ternak
dengan darah (Safrida, 2010). Dasar mengenai Darah II dan V
Komposisi darah tergantung dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal
pada keadaan komponen yang 15 September 2016, pukul 13.00 Wita
menyusunnya seperti plasma darah, sampai selesai bertempat di
eritrosit, leukosit, dan trombosit.Di Laboratorium Fisiologi Ternak,
dalam eritrosit terdapat zat merah Fakultas Peternakan, Universitas
darah yang disebut hemoglobin, Hasanuddin, Makassar.
berfungsi untuk mengikat oksigen di
dalam darah. Hemoglobin akan Alat dan Bahan
menjadi merah cerah jika mengandung Adapun alat-alat yang
banyak oksigen dan akan menjadi digunakan pada praktikum kali ini
merah gelap jika mengandung banyak yaitu vaccinostyle, gelas arloji, glas
karbon dioksida (Siswanto, 2014). obyek, cover glas, mikroskop,
Darah merupakan jaringan laktodensimeter, pipet, tabung reaksi
yang cukup peka terhadap kondisi beserta raknya, spuit dan pipet
lingkungannya. Dalam keadaan Adapun bahan-bahan yang
tertentu darah dapat mengalami digunakan yaitu darah ayam pedaging,
berbagai proses perubahan kimiawi serum anti A (aglutinin), serum anti B
karena kondisi larutan atau cairan yang (aglutinin), alkohol 70%, kapas,
aquadest,larutan NaCl 0,9%,larutan
ureum 1,8% dalam NaCl 0,9%, larutan HASIL DAN PEMBAHASAN
ureum 1,8% dalam aquades dan darah Hemolisa dan krenasi darah
1. Hemolisa dan krenasi darah Secara
manusia.
makroskopis
Prosedur kerja
Berdasarkan Praktikum
Hemolisa dan Krenasi
Laboratorium Fisiologi Ternak,
Mengambil gelas arloji
Universitas Hasanuddin mengenai
bertanda A, B, C, kemudian
hemolisa dan krenasi darah secara
menuangkan masing-masing 5 tetes
makroskopis diperoleh hasil sebagai
darah pada setiap bagian dalam gelas
berikut :
arloji, 1 tetes NaCl 3% pada tabung B,
Tabel 5: hemolisa dan krenasi darah
dan membiarkan tabung C sepereti
secara makroskopik
semula, Kemudian mencampur larutan
No darah keterangan
tersebut dengan sampel darah dan
1 Darah + NaCL
mengamatinya.Mengamati apakah 0,5 % Hemolis
terdapat endapan dan terjadi
kekeruhan.Sedangkan pada cara
mikroskopis menggunakan objek
2 Darah + NaCL
glass, cover glass, mikroskop, darah, 0,9 % Hemolis
dan larutan NaCl 0,5%, 0,9%,3%.
Setelah itu amati darah yang telah di
campur dengan larutan NaCl di
mikroskop. 3 Darah + NaCL
Berat Jenis Darah 3 % Krenasi

Memasukkan darah ke dalam


tabung laktodensimeter kemudian
menempatkannya di permukaan yang rata
Sumber: Data Hasil Praktikum
dan datar, setelah itu memasukkan
laktodensimeter ke dalam tabung dan Laboratorium Fisiologi

mencatat skalanya. Ternak, 2016.


Berdasarkan hasil yang darah akan pecah yang dikenal dengan
diperoleh menunjukkan bahwa istilah hemolisis. Hal ini sesuai
terdapat perbedaan antara darah yang dengan pendapat Sonjaya (2006),
ditambah NaCl 3% warnanya lebih bahwa hemolisis adalah peristiwa
keruh, hal ini disebabkan karena keluanya hemoglobin dari sel darah
membran selnya tidak pecah. tekanan merah yang disebabakan oleh
osmotik pada larutan NaCl 3% lebih medium/plasma yang hipotonis.
tinggi daripada sel darah merah yang Secara makroskopis, sel darah
menyebabkan terjadinya proses difusi merah yang mengalami hemolisa
dari cairan ekstrasel ke dalam sel darah bentuknya bikonkaf, tetapi tidak
merah sehingga cairan yang berada mengandung hemoglobin sedangkan
dalam sel eritrosit keluar, sehingga yang mengalami krenasi bentuknya
membran selnya menjadi keriput yang bikonkaf dan keriput dan tetap
disebut dengan krenasi. Hal ini sesuai mengandung hemoglobin, sedangkan
dengan pendapat Sonjaya (2005), yang normal bentuknya tetap bikonkaf
bahwa krenasi ialah peristiwa dan tetap memiliki hemoglobin. Hal
mengkerutnya sel darah karena cairan ini sesuai dengan pendapat Frandson
dalam sel darah keluar menuju cairan (1992), bahwa jika sel darah merah
eksternal yang konsentrasinya lebih dimasukkan ke dalam air murni maka
tinggi. akan terjadi proses difusi ke dalam
Pada gelas arloji A yang berisi sel karena air bersifat hipotonis
NaCL 0,5% ditambah 5 tetes darah terhadap sel darah. Dinding sel dari
terlihat larutan tidak keruh atau tembus sel darah merah sangat rapuh dan tidak
pandang, hal ini disebabkan oleh tahan akan peningkatan dalam sel
membran yang telah pecah akibat sehingga pecah. Jika sel darah merah
kemasukan cairan yang terlalu banyak dimasukkan ke dalam air laut maka
karena lrutan bersifat hipotonis cairan dari sel darah akan keluar
sehingga terjadi proses dengan cara osmosis sehingga pada
osmosis. Apabila proses osmosis ini akhirnya sel darah akan
terus berlangsung maka membran sel mengkerut. Hal ini disebabkan karena
air laut dalam sutau volume tertentu dengan NaCl 0,5 % dan 0,9 %
mengandung jumlah molekul air yang mengalami perubahan hal ini terjadi
lebih kecil dari volume yang sama dari karena larutan NaCl 0,5 % dan 0,9%
sitoplasma sel darah merah karena air termasuk larutan isotonis yaitu Bila sel
laut tersebut hipertonis terhadap dimasukkan kedalam suatu larutan
sitoplasma sel. tanpa menyebabkan sel membengkak
atau mengkerut. Hal ini sesuai dengan
2. Hemolisa dan Krenasi Darah Secara pendapat Siregar (1995) yang
Mikroskopis menyatakan bahwa Larutan isotonis
Table 6 : hemolisa dan krenasi darah mempunyai arti klinik yang penting
secara mikroskopis karena dapat diinfuskan kedalam darah
No darah keterangan tanpa menimbulkan gangguan
1 Darah +
keseimbangan osmosis antara cairan
NaCL 0,5
% Hemolis ekstrasel dan intrasel sedangkan pada
darah yang di tambahkan dengan NaCl
2 Darah + terlihat keruh dan keriput.NaCl 3 %
NaCL 0,5
merupakan larutan Hipertonis yang
% Hemolis
mempunyai konsentrasi tinggi
sehingga menyebabkan sel darah
3 Darah +
NaCL 0,5 mengalami krenasi).Larutan yang
% Krenasi berkonsentrasi tinggi akan
menyebabkan sel darah akan
Sumber: Data Hasil Praktikum mengalami krenasi sedengkan air
Laboratorium Fisiologi yang masuk ke dalam sel darah akan
Ternak, 2016. menyebabkan pembengkakan dan
kemudian sel darah merah akan
Berdasarkan praktikum yang
mengalami hemolisa (Rachman,
telah di laksanakan, maka diperoleh
2009).
hasil bahwa objek glass yang dilihat
dengan cara makroskopis terlihat Berat Jenis Darah
bahwa darah yang ditambahkan
Table 7 : Berat Jenis Darah - Hemolisa terjadi karena tekanan
osmotik dalam sel lebih rendah
No Jenis ternak Berat jenis
1 Sapi 1,036 dibanding di luar sel, sedangkan pada
2 Ayam petelur 1.034 larutan yang tekanan osmotiknya lebih
3 Ayam pedaging 1,038
4 Ayam kampung 1,050 rendah dari darah maka akan
Sumber: Data Hasil Praktikum menyebabkan terjadinya krenasi.
Laboratorium Fisiologi
Ternak, 2016. - Tekanan osmotik eritrosit, tekanan
Berdasarkan hasil dari osmotik yang lebih rendah dari
praktikum berat jenis darah dapat tekanan osmotik darah disebut larutan
diketahui bahwa berat jenis darah sapi hipotonis yang dapat menyebabakan
ialah 1,036, berat jenis darah ayam sel darah merah mengalami hemolisa,
petelur ialah 1,034, berat jenis darah sedangkan tekanan osmotik yang lebih
ayam pedaging ialah 1,038 dan berat tinggi dari tekanan darah disebut
darah jenis ayam kampong ialah 1,050. hipertonis yang dapat menyebabkan
beardasarkan data di atas bahwa berat sel darah mengkerut dan larrutan yang
jenis darah berbeda – beda sesuai tekanannya sama dengqantekanan
dengan jenis ternaknya, hal ini sesuai darah disebut larutan isotonis.
dengan pendapat - Golongan darah yang diperoleh
(Senar,2012)yang menyatakan bahwa adalah golonga darah AB dan O. Pada
berat jenis darah tergantung pada manusia penggolongan darah
kosentrasi protein plasma,kekentalan didasarkan atas ada tidaknya
cairan darah sebagai suspense,derajat aglutoinogen dan aglutinin dalam
ke asaman PH dan kandungan oksigen. darah. Ada empat macam golongan
darah yaitu A, B, AB, dan
PENUTUP O. penggumpalan darah akan terjadi
Kesimpulan apabila aglutinogen dari suatu
Berdasarkan hasil dan golongan darah bertemu dengan
pembahasan yang dilakukan maka aglutinin golongan darah yang lain.
dapat ditarik kesimpulan sebagai - Tekanan darah yang diperoleh pada
berikut : saat baring yaitu 90/80, pada saat
duduk yaitu 90/80, pada saat berdiri count of female rat
(rattus norvegicus) in
yaitu 100/90mmHg, pada saat kerja
starvation). FKIP
otak yaitu 100/90dan pada saat kerja Unsyiah Banda Aceh:
Aceh
otot yaitu 110/90. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah yaitu Sembiring, Sion. 2011. Pengaruh
Pemberian Vitamin E
jumlah darah yang ada di peredaran Terhadap Perubahan
darah yang dapat membesarkan Bobot Dan Gambaran
Mikroskopis
pembuluh darah, aktivitas memompa
jantung, dan tekanan terhadap aliran Senar, 2012, sumber ilmu bermanfaat.
darah. akses pada hari rabu
tanggal 17-september
Saran yaitu agar setiap 2016 pada pukul 08.17
praktikan dapat melengkapi baik alat – wita.

alat maupun semua persyaratan dan Siregar, H. 1995. Neurofisiologi Edisi


ketentuan sebelum masuk kelima. Bagian Ilmu Faal
Fakultas
laboratorium agar tidak ada pihak yang kedokteran.Universitas
dirugikan. Hasanuddin. Makassar

Siswanto,dkk.2014. Kerapuhan sel


darah merah sapi bali(the
DAFTAR PUSTAKA
fragility of erythrocytes
of bali cattle). Fakultas
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Kedokteran Hewan,
Fisiologi Ternak. Gadjah Universitas Udayana.
Mada University Press, Vol. 15 No. 1: 64-67.
Yogyakarta. Denpasar, Bali.
Sonjaya, H. 2005. Bahan Ajar
Guyton, C. R. 1991. Text Book of Fisilogi Ternak Dasar
Medical Fakultas
Physiology. WBSounder Peternakan. Universitas
s Co, Philadelphia. Hasanuddin, Makassar.

Safrida. 2010.Gambaran Diferensiasi Syaifuddin, B. 2002. Anatomi dan


Sel Darah Putih Tikus Fisiologi Ternak untuk
(Ratitus norvegicus) Sistem
Betina Pada Starvasi Keperawatan. Penerbit
(The description of Buku
differential leukocyte Kedokteran. Jakarta.
Wulangi, S.K. 1993. Prinsip-prinsip
Fisiologi Hewan.
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Direktorat Jendral
PendidikanTinggi. Jakart
a.
LAMPIRAN

Hemolisa dan krenasi darah secara makroskopis

Hemolisa dan krenasi darah secara mikroskopis

Anda mungkin juga menyukai