Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PEDAHULUAN

ABDOMINAL PAIN

A. PENGERTIAN

Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang terasa


disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2007). Nyeri abdomen ada dua
yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.

Nyeri Abdomen Akut

Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan


onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah persepsi nyeri pada
suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri.

Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut.
Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau di luar
abdomen seperti organ-organ di rongga toraks. Nyeri abdomen dibedakan menjadi dua
yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik.

1. Nyeri Viseral :

Nyeri visceral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ
intraperitoneal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peritoneum viseral tidak
sensitif terhadap rabaan, pemotongan atau radang. Kita dapat melakukan sayatan atau
jahitan pada usus tanpa dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan,
regangan atau kontraksi yang berlebihan dari otot (spasme) akan member rasa nyeri yang
tumpul disertai rasa sakit.

Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokalisasi nyeri,


digambarkan pada daerah yang luas dengan memakai seluruh telapak tangan. Karena
nyeri ini tidak pengaruhi oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa
menyebabkan bertambahnya rasa nyeri.
2. Nyeri somatik :

Terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang dipersarafi oleh saraf
tepi diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat
dengan pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh pasien dengan menunjukkannya
memakai jari. Rangsanagn dapat berupa rabaan, tekanan, perubahan suhu, kimiawi atau
proses peradangan.

Pergeseran antara organ viseral yang meradang dengan peritoneum parietal akan
menimbulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Baik akibat peradangannya
sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan rasa nyeri atau
perubahan intensitas rasa nyeri. Keadaan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral
pasien dengan apendisitis akut. Setiap gerakan dari pasien juga akan menambah rasa
nyeri, baik itu berupa gerakan tubuh maupun gerakan pernafasan yang dalam atau batuk.
Hal inilah yng menerangkan mengapa pasien dengan abdomen akut biasanya berusaha
untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk.

Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta hubungannya dengan gejala lain memungkinkan
kita dapat lebih mendekati diagnosis kemungkinan.

Nyeri Abdomen Kronis

Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut,


baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul. Nyeri kronis dapat
behubungan dengan ekserbasi akut.

B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan
atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
a. ulkus yang mengalami perforasi
b. irritable bowel syndrome
c. apendisitis
d. pankreasitis
e. batu empedu.
Beberapa kelainan tersebut bersifat relative ringan ; yang lain mungkin bisa
berakibat fatal.

C. PATOFISIOLOGI

Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf
spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen somatik berasal
dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum dan melibatkan visera
mesentrium yang berisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa
nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui
pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera,
tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat.
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya
rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus
halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus
digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom
pada mukosa usus. Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat
meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan
dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa,
lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan
saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia.
Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis
menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls aferen dari visera biasanya dimulai
oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri
ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri
dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ),
mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah
epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum
Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus gnetalia perempuan,
impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri
dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalr ke labium atau skrotum.
Jka proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut
aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan
metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan
patogenesisnya.
D. Pathway
Etilogi Etilogi

Penyumbatan Tumor atau benda


asing

Massa keras dari


feses Tekanan
intraluminal

Edema
Penghambatan
aliran limfe
Diapedesis
bakteri

Ulserasi mukosa Appendiks berisi


pus
Appendikst
Nyeri abdomen Sekresi mukus
is akut
pada kuadran meningkat
fokal
kanan bawah
Peningkatan tekanan

Infark dinding
appendiks

ganggrenosa

Massa lokal (infiltrat


appendikularis)

Nyeri hebat appendiksitis

appendiktomy
Spasme abdomen

Insisi bedah
Distensi abdomen

Nyeri post op
Menekan gaster

Pembatasan intake Kelemahan fisik


Peningkatan produksi cairan
HCL
Resiko kurang vol Intoleransi
aktivitas
Peningkatan produksi HCL

Mual muntah

Nafsu makan berkurang

Resiko perubahan nutrisi


kurang dari kebutuhan

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri abdomen
2. Mual, muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Lidah dan mukosa bibir kering
5. Turgor kulit tidak elastis
6. Urine sedikit dan pekat
7. Lemah dan kelelahan

F. KOMPLIKASI
a. Perporasi gastrointestinal
b. Obstruksi gastrointestinal
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan DL
c. Amilase :Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreatitis.
d. β-HCG(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-HCG dalam serum lebih akurat
daripada dalam urine)
e. Gas darah arteri :Asidosis metabolik(iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
f. Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih
g. EKG:Infark miokard
h. Rotgen thorak:Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia
i. Rotgen Abdomen :Usus iskemik(dilatasi,usus yang edema dan
menebal),Pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas ’sentimel),Kolangitis(udara
dalam cababg bilier),Kolitis akut(Kolon mengalami dilatasi,edema dan gambaran
menghilang),obstruksi akut(Usus mengalami dilatasi,tanda ’string of pearl’) Batu
Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal )
j. Ultrasonografi
k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi peritonium
yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis bandingnya
luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi dan diagnosis
belum pasti,,pankreatitis,trauma hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
l. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pemberian analgetik
b. Pembedahan
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Kaji nyeri dengan tehnik PQRST


b. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
c. Berikan posisi yang nyaman pada klien
d. Berikan HE tentang nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN ABDOMINAL PAIN

A. PENGKAJIAN
1. Pasien mengeluh nyeri perut.
2. Nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. RR meningkat
5. Pasien tampak meringis.
6. Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang
7. Pasien mengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit
dilokalisasi
8. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
9. Pasien muntah-muntah
10. Pasien tampak lemah.
11. Lidah dan mukosa bibir pasien kering.
12. Turgor kulit tidak elastis.
13. Urine sedikit dan pekat.
14. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
15. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan.
16. Berat badan pasien turun
17. Pasien tampak lemah dan kelelahan
18. Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444
19. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas.

 Pemeriksaan fisik
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita (status generalis)
untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim kardiovaskuler dan sistim saraf yang
merupakan sistim vital untuk kelangsungan kehidupan. Pemeriksaan keadaan lokal
(status lokalis abdomen) pada penderita dilaksapakan secara sistematis dengan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Tanda-tanda khusus pada akut abdomen tergantung pada
penyebabnya seperti trauma, peradangan, perforasi atau obstruksi.
 Inspeksi
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah :
- Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah
- abdomen. Penderita pucat, keringat dingin.
- Bekas-bekas trauma pads dinding abdomen, memar, luka,prolaps omentum atau
usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul abdomen sukar ditemukan tanda-tanda
khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik.
- Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan
bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).
 Palpasi
a) Akut abdomen memberikan rangsangan pads peritoneum melalui peradangan atau
iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena
iritasi.
b) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala :
1. Perasaan nyeri
Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan bertambah pads waktu
palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan
timbul rasa nyeri di daerah peradangan pads penekanan dinding abdomen di daerah lain.
B. Kejang otot (defense musculaire, muscular rigidity)
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pads peritonitis diffusa yang karena
rangsangan palpasi bertambah sehingga secara refleks terjadi kejang otot.
 Perkusi
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal. 1) Perasaan nyeri oleh
ketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok. 2) Bunyi timpani karena meteorismus
disebabkan distensi usus yang berisikan gas pads ileus obstruksi rendah.
 Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi perangsangan
peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus paralitik.

C. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme abdomen ditandai dengan Pasien mengeluh
nyeri perut, nadi meningkat, tekanan darah meningkat, RR meningkat, Pasien tampak
meringis dan pasien mengatakan slaka nyeri ringan - sedang.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah di tandai dengan Pasien
tampak lemah, minum < 8 gelas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri ditandai dengan
pasien lemah, tampak kelelahan.
Nama pasien : Ny. K Mahasiswa : Cindy P.

No RM : NIM : 201707006

Usia : 32 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Dx : Abdominal Pain

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Sejak tadi pagi jam 09:00 klien Kes : composmentis
mengeluh nyeri pada perut KU : Lemah
kanan atas Status psikologi : cemas
- Klien mengatakan nyeri bersifat - Nadi teraba cepat
tumpul dan susah dilokalisir - Klien tampak meringis
- Klien mengatakan mual dan kesakitan
muntah sudah 2x - Klien tampak lemah
- Klien tampak tidak nafsu makan - Klien tampak mual dan muntah
- Klien mengatakan minum < 8 - Sianosis (-), pucat (+)
gelas sehari
Skala nyeri : 4/10
TTV :
Td : 126/88 mmHg
N : 112x / mnt
Rr : 23 x / mnt
S: 36,6 °c
spO2 : 97%
Nama pasien : Ny. K Mahasiswa : Cindy P.

No RM : NIM : 201707006

Usia : 32 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Dx : Abdominal Pain

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


Ds : -klien mengeluh nyeri di
bagian perut kanan atas
-Klien mengatakan nyeri Nyeri Akut Spasme abdomen
bersifat tumpul dan susah di
lokalisir
Do : - Nadi teraba cepat
-Klien tampak meringis
kesakitan
Skala nyeri : 4/10
TTV :
Td : 126/88 mmHg
N : 100x / mnt
Rr : 21 x / mnt
S: 36,6 °c

Ds : - Klien mengatakan mual


dan muntah sudah 2x
-Klien mengatakan tidak nafsu
makan Kekurangan Volume Cairan Mual dan muntah
-Klien mengatakan minum < 8
gelas sehari
Do : -klien tampak pucat
-Klien tampak lemah
Ds: -klien mengeluh nyeri di
bagian perut kanan atas Intoleransi Aktivitas Kelemahan Akibat Nyeri
Do : - klien tampak lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme abdomen


2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah di tandai dengan Pasien
tampak lemah, minum < 8 gelas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri ditandai dengan
pasien lemah, tampak kelelahan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Dx TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan § Pain Level, § Lakukan pengkajian
dengan spasme nyeri secara komprehensif
§ pain control,
otot termasuk lokasi,
Ds : -klien § comfort level karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri di Setelah dilakukan tinfakan frekuensi, kualitas dan
bagian perut keperawatan selama faktor presipitasi
kanan atas …. Pasien tidak § Observasi reaksi
-Klien mengalami nyeri, dengan nonverbal dari
mengatakan nyeri ketidaknyamanan
kriteria hasil:
bersifat tumpul § Bantu pasien dan
dan susah di - Mampu mengontrol keluarga untuk mencari
lokalisir nyeri (tahu penyebab dan menemukan dukungan
Do : - Nadi teraba nyeri, mampu § Kontrol lingkungan
cepat menggunakan tehnik yang dapat mempengaruhi
-Klien tampak nonfarmakologi untuk nyeri seperti suhu
meringis ruangan, pencahayaan dan
mengurangi nyeri,
kesakitan kebisingan
Skala nyeri : 4/10 mencari bantuan) § Kurangi faktor
- Melaporkan bahwa presipitasi nyeri
TTV :
nyeri berkurang dengan § Kaji tipe dan sumber
Td : 126/88 menggunakan manajemen nyeri untuk menentukan
nyeri intervensi
mmHg
§ Ajarkan tentang teknik
N : 100x / mnt - Mampu mengenali non farmakologi: napas
nyeri (skala, intensitas, dala, relaksasi, distraksi,
Rr : 21 x / mnt frekuensi dan tanda nyeri) kompres hangat/ dingin
§ Berikan analgetik untuk
S: 36,6 °c - Menyatakan rasa mengurangi nyeri: ……...
nyaman setelah nyeri § Tingkatkan istirahat
§ Berikan informasi
berkurang
tentang nyeri seperti
- Tanda vital dalam penyebab nyeri, berapa
rentang normal lama nyeri akan berkurang
- Tidak mengalami dan antisipasi
gangguan tidur ketidaknyamanan dari
prosedur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali

2 Kekurangan NOC NIC


volume cairan  Fluid balance Fluid management
Berhubungan  Hydration  Timbang
dengan mual dan Nutritional Status: Food popok/pembalut jika di
muntah and Fluid perlukan
Ds : - Klien  Intake  Pertahankan catatan
mengatakan mual intake dan output yang
dan muntah Kriteria Hasil : akurat
sudah 2x  Mempertahankan  Monitor status hidrasi
-Klien urine output sesuai dengan (kelembaban membran
mengatakan tidak usia dan BB, BJ urine mukosa, nadi adekuat,
nafsu makan normal, HT normal tekanan darah ortostatik),
-Klien  Tekanan darah, nadi, jika diperlukan
mengatakan suhu tubuh dalam batas  Monitor vital sign
minum < 8 gelas normal  Monitor masu kan
sehari  Tidak ada tanda tanda makanan / cairan dan
Do : -klien dehidrasi, Elastisitas hitung intake kalori harian
tampak pucat turgor kulit baik,  Kolaborasikan
-Klien tampak membran mukosa lembab, pemberian cairan IV
lemah tidak ada rasa haus yang  Monitor status nutrisi
berlebihan  Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga
untuk membantu pasien
makan
 Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
 Kolaborasi dengan
dokter
 Atur kemungkinan
tranfusi
 Persiapan untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
 Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk
menambah intake oral
 Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan
 Monitor adanya tanda
gagal ginjal

3 Intoleransi NOC NIC


aktifitas  Energy conservation Activity Therapy
berhubungan  Kolaborasikan dengan
 Activity tolerance
dengn kelemahan tenaga rehabilitasi medik
akibat nyeri  Self Care : ADLs dalam merencanakan
Ds: -klien program terapi yang tepat
mengeluh nyeri di Kriteria Hasil :  Bantu klien untuk
bagian perut  Berpartisipasi dalam mengidentifikasi aktivitas
kanan atas aktivitas fisik tanpa yang mampu dilakukan
Do : - klien disertai peningkatan
tampak lemah  Bantu untuk memilih
tekanan darah, nadi dan
RR aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
 Mampu melakukan fisik, psikologi dan social
aktivitas sehari-hari
 Bantu untuk
(ADLs) secara mandiri
mengidentifikasi dan
 Tanda-tanda vital mendapatkan sumber yang
normal diperlukan untuk aktivitas
 Energy psikomotor yang diinginkan
 Bantu untuk
 Level kelemahan mendapatkan alat bantuan
 Mampu berpindah: aktivitas seperti kursi
dengan atau tanpa bantuan roda, krek
alat  Bantu untuk
 Status mengidentifikasi aktivitas
kardiopulmunari adekuat yang disukai
 Bantu klien untuk
 Sirkulasi status baik
membuat jadwal latihan
 Status respirasi : diwaktu luang
pertukaran gas dan
 Bantu pasien/keluarga
ventilasi adekuat
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
 Monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual
IMPLEMENTASI
Tanggal/jam S-O-A-P-I-E
18/01/18 S : klien mengatakan sejak tadi pagi jam
J: 15.20 09:00 mengeluh nyeri perut pada bagian
kanan atas bersifat tumpul
O : Kes : composmentis
KU : Lemah
Status psikologi : cemas
- Nadi teraba cepat
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak lemah
- Klien tampak mual dan
muntah
- Sianosis (-), pucat (+)

Skala nyeri : 4/10


TTV :
Td : 126/88 mmHg
N : 112x / mnt
Rr : 23 x / mnt
S: 36,6 °c
spO2 : 97%
A : - Nyeri akut berhubungan dengan spase
otot
-kekurangan volume cairan berhubungan
dengan mual muntah
-intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kleemahan akibat nyeri

P : - Monitor tanda-tanda vital


- Monitor derajat dan kwalitas
nyeri (PQRST)
- Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
- Berikan posisi nyaman/ semi
fawler untuk emenuhi
kebutuhan oksigen
- Anjurkan minum ±2 liter/
hari
- Anjurkan bedrest

J : 15:25 I : - memberikan posisi semi fawler


- Memasang O2 Nasal Canul
3lpm
- Therapy inj ranitidine 1 amp
- Dexametason 1 amp
- Ketorolac 1 amp
- Ekg : sinus thakikardi

E : TTV: TD : 125/87 mmHg


N: 97x/mnt
Rr : 21x / mnt
S : 36,4 °C

Anda mungkin juga menyukai