Akpri Sap 2
Akpri Sap 2
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
SAP 2
OLEH KELOMPOK 3 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
SAP II.........................................................................................................................................2
2.1 Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi...............................................................................2
2.1.1 Akuntansi adalah Tentang Manusia...........................................................................2
2.1.2 Akuntansi adalah Tindakan........................................................................................2
2.2 Dimensi Akuntansi Keperilakuan.....................................................................................2
2.2.1 Lingkup Akuntansi Keperilakuan..............................................................................2
2.2.1 Aplikasi dari Akuntansi Keprilakuan.........................................................................2
2.3 Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan................................................2
2.3.1 Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan............3
KESIMPULAN..........................................................................................................................4
REFRENSI.................................................................................................................................4
1
SAP II
Tinjauan Terhadap Ilmu Keperilakuan : dalam Prespektif Akuntansi
Dari pengalaman dan praktik, banyak manajer dan akuntan telah memeperoleh suatu
pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Masih banyak
sistem akuntansi yang dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung,
bahkan terkadang samapai menyebabkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem
akuntansi menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas memanipulasi laporan informasi
sistem akuntansi karena pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan hanya
berdasarkan hasil yang mereka laporkan dan bukan berdasarkan kontribusi mereka yang lebih
luas terhadap efektivitas organisasi. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir jika semata-mata
dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Akuntansi adalah mengenai akuntansi. Orang yang optimis dengan hal tersebut akan
membantah bahwa terdapat banyak reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap
sistem akuntansi. Untuk membuat pandangan ini menjadi adil, cara pandang akuntan harus
mengandung beberapa pandangan yang terintegrasi. Pengetahuan akuntan, sebagaimana
diketahui bersama, cenderung bersifat parsial, terbatas oleh waktu, sementara mereka bekerja
dalam organisasi yang kompleks, sehingga adalah tidak realistis untuk mengharapkan semua
aspek dari kehidupan organisasi dapat dihubungkan satu sama lain tanpa tekanan. Namun,
sebagai petunjuk tindakan, pandangan ini juga siap menghadirkan suatu kompromi, dan
bertindak sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan
dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab.
Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh
dari pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Dengan menganalisis secara sistematis
hubungan antara sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia, dalam pengambilan
keputusan, serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya
keluar. Dengan demikian, hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan
pertentangan dari banyaknya permasalahan akuntansi, serta tidak menyebabkan potensi
organisasi dan akuntansi itu sendiri diragunkan.
3
2.1.2 Akuntansi adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi dan rasa
tanggungjawab terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggungjawab tersebut dihargai dalam
bentuk penghargaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota organisasi akan sangat berpengaruh
pada pencapaian tersebut.
Apabila suatu anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh suatu unit kerja
dalam organisasi, maka anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu dalam organisasi
tersebut. Dimana masing-masing individu tersebut mempunyai tujuannya masing-masing dan
sekaligus bertanggungjawab mencapai tujuan organisasi. Keselarasan tujuan antara individu
dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan
organisasi. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami
dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
4
b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari
akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi
memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta
kerja sama.
c. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara
system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
5
orang lain. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perlaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Akuntan keperilakuan berpusat pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi.
Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian
ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi iru sendiri, serta dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku yang pada gilirannya secara bersama-
sama akan mementukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi. Akuntan keperilakuan
melihat bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan
perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Juru tulis tersebut
menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaannya adalah untuk kelangsungan hidup
organisasi. Selain itu, para akuntan keperilakuan juga menyadari dapat dengan bebas
mendesain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, semangat dan produktivitas
karyawan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk
mempengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. Sebagai contoh,
suatu perusahaan bisa berhasi; dalam merundingkan kerja sama dengan kelompok organisasi
lainnya dengan baik, atau mungkin akan menjadi gagal karena orang-orang di organisasi
tersebut berjalan ke arah tujuan yang berlawanan.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa ilmu keprilakuan merupakan bagian
dari ilmu sosial, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengetahuan keprilakuan. Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan
riset ilmu keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
6
penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi
atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan
keuangan.
KESIMPULAN
7
REFRENSI
Suartana Wayan, 2010,Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi,Penerbit Andi,
Yogyakarta
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta