Modul 04 Besi Baja 1 PDF
Modul 04 Besi Baja 1 PDF
Dalam pertemuan ini akan dibahas logam berbasis besi (ferrous), yaitu besi
dan baja. Besi dan baja adalah logam yang paling penting, dipandang dari luasnya
pemakaian dalam kehidupan di bumi in. Gabungan dari keduanya merupakan 65%
Kondisi tersebut tidak lepas dari fakta bawa bahan pembuat besi tersedia
dengan luas di bumi. Sebesar 5% dari bahan dari kerak bumi adalah besi (Fe). Di
Secara alamiah, besi ditemukan dalam bentuk bijih besi yang mengandung
oksida-oksida besi. Tergantung dari tempatnya, oksida besi bisa ditemukan dalam
bentuk hematit (Fe2O4), magnetit (Fe3O4), siderit (FeCO3) atau limonite (Fe2O3 –
xH20).
Kandungan besi dalam bijih besi bisa sekitar 50%-70%. Intinya, bijih besi
harus diolah dalam tanur untuk menghasilkan besi yang lebih murni, yang dapat
Saat ini juga merupakan hal yang umum dilakukan, besi dan baja sekrap
Banyak pilihan rancangan proses pemurnian bijih besi menjadi besi yang lebih
murni. Ada yang proses yang terintegrasi (satu rangkaian proses terdapat dalam
Pemilihan proses tergantung dari jenis (rumus kimia) oksida besi dalam bijih,
dan juga tergantung dari kebijakan pemerintah. Negara maju saat ini menghindari
70% dari kebutuhan baja di Amerika Serikat dipasok dari daur ulang baja bekas
yang dilakukan di dalam negeri. Baja “baru”, yang dihasilkan dari bijih, kebanyakan
Pada dasarnya, dalam tanur ini, oksida besi yang ada dalam bijih besi diubah
menjadi besi (Fe). Pig iron dan ingot merupakan produk-produk antara,
sebagaimana juga billet, bloom dan slab. Dalam Figure 12-13 diperlihatkan spektrum
Blast furnace (Figure 12-2) merupakan jenis tungku yang mengolah langsung
bijih besi. Kedalamnya, selain bijih besi, dimasukkan juga batubara dan limestone
(CaCO3). Batu bara berfungsi sebagai (1) bahan bakar yang membuat besi berubah
menjadi cair, dan (2) menghasilkan gas CO yang dapat berfungsi melepaskan Fe
dari oksidanya.
Besi yang sudah lebih murni, dalam bentuk cair dikeluarkan dari tanur dan
dicetak menjadi bentuk yang disebut pig iron. Kotorannya (slag) dibuang dari lubang
yang lain. Pig iron masih mengandung karbon lebih dari 4%, ditambah berbagai
kotoran lain.
Pemurnian lebih lanjut diperlukan untuk menghasilkan besi murni, besi tuang
dan baja.
masih disebut sebagai besi murni. Besi murni bersifat lunak, liat dan relatif lemah.
Sedangkan baja adalah paduan besi dan karbon, dengan jumlah karbon
tuang. Besi tuang adalah terlalu regas untuk di-rol, dibentuk (forming) atau untuk
sulfur, dan fosfor dalam cairan besi, sampai pada tingkat yang diinginkan. Input
kandungan karbon
untuk memodifikasi
EAF (electric arc furnace) adalah alternatif untuk BOF dalam proses
pemurnian baja. Pada umumnya, EAF digunakan untuk membuat baja paduan, baja
2. BAJA
Ingot, secara langsung, atau melalui produk antara yang lain (billet, bloom
dan slab), setelah melalui proses di pengilangan, akan berubah menjadi ribuan
produk baja yang berbeda, yang dibuat untuk berbagai keperluan (lihat Figure 12-
12). Seperti sudah dikemukakan, baja adalah paduan besi dan karbon, dengan
Baja dapat dibagi menjadi kategori-kategori sebagai berikut: (1) plain carbon
steel, (2) low alloy steel, (3) stainless steel (baja tahan karat), (3) tool steel (baja
dalam jumlah sedikit. Juga mengandung elemen lain dalam jumlah sedikit, misalnya
mangan (sekitar 0,4%) dan komponen lain (silikon, fosfor, belerang) dalam jumlah
Pengkodean plain carbon steel dilakukan dengan rumus sebagai berikut (lihat
Tabe 6-2).
10xx
sebanyak 0,20%
Baja-baja yang termasuk plain carbon steel dapat dikelompokkan menjadi 3 : low
Low carbon steel. Mengandung carbon kurang dari 0,20%. Merupakan jenis
yang paling banyak dipakai. Mudah dibentuk. Aplikasi: komponen mobil berbentuk
lempengan baja, barang-barang lain yang dibuat dari lempengan baja, rel kereta api.
High carbon steel. Mengandung carbon lebih dari 0,50%. Dipakai untuk
komponen yang memerlukan stifness dan hardness. Aplikasi: per (spring), alat
potong (cutting tools), blades, komponen yang mempunyai daya tahan terhadap aus.
kekerasan, daya tahan aus, thoughness) yang lebih tinggi ketimbang plain carbon
steel. Sifat-sifat tersebut seringkali diperoleh dari perlakuan panas (heat treatment).
Efek dari logam-logam yang dipadukan dengan baja adalah sebagai berikut.
kekerasan (hardness), tahan aus (wear resistance). Dalam jumlah yang signifikan,
mudah.
informasi mengenai ketersediaan dari supplier. Untuk itu perlu dipahami istilah-istilah
informasi tersebut terkandung juga informasi mengenai operasi yang dilakukan pada
Baja karbon. Baja dengan karbon sebagai elemen penguat. Elemen lain
ditambahkan dalam jumlah yang kecil, seperti mangan maksimum 1,65%, silikon
maksimum 0,60%, tembaga maksimum 0,60% dan sulfur serta fosfor maksimum
0,05%.
Baja paduan. Istilah ini dipakai untuk setiap baja yang mengandung elemen
non-karbon dalam jumlah yang signifikan. Secara umum, jumlah elemen tambahan
spesifikasi mengenai baja karbon dan baja paduan (dan bahan-bahan lainnya),
dapat saling mengisi, walaupun dalam banyak hal juga ada yang overlapping. Saat
ini sudah ada UNS (Unified Numbering System) yang mengkoordinasikan semua
sistem yang ada. Tanggung jawab pengembangan sistem tetap pada organisasi
Killed. Teroksidasi berat, terutama oleh tambahan bahan kimia pada logam
cair.
Galvanized. Produk baja dengan lapisan (coat) seng (Zn). Seng ini dilapiskan
Sheet. Baja rol, terutama dengan kisaran ketebalan antara 0,25 – 6,4 mm,
Tin plate. Baja yang sudah di-rol dingin, dengan kisaran ketebalan 0,1 – 0,4
timbul ketika ditarik atau dibentuk. Garis-garis ini mungkin tidak disukai oleh
bentuk baja.
Temper. Sejumlah cold reduction atas lembaran dan strip yang sudah diroll.
Komposisi kimia. Dalam UNS, ASTM atau yang lain, kalau nomernya sudah
komposisi kimia yang non standar, hal ini bisa dipesan khusus.
Sifat-sifat mekanikal.
Toleransi dimensi.
(pada permukaan) yang diinginkan. Jika hal ini bisa dilakukan oleh pabrik,
Keperluan khusus. Misalnya perlakuan panas, coating, arah butiran, packaging dan
lain-lain.
Daftar produk tersebut dapat dilihat pada Figure 12-13. Setiap produk
yang berbeda, dan komposisi kimia yang berbeda. Dalam kasus produknya dibuat
atau slab di-roll sehingga ukuran penampangnya akan menjadi lebih kecil. Dalam
proses seperti itu, pertama-tama butiran kristal logam akan menjadi gepeng
Baja yang diberi penyelesaian panas, akan mempunyai sisik atau kerak hitam
pada permukaannya. Ini terjadi karena ketika besi dalam keadaan panas, terpapar
pada udara. Bisa juga terjadi permukaan yang kelabu, kalau sisik tersebut dikelupas
mencelupkan baja kedalam cairan asam, untuk mengelupas sisik yang terjadi pada
operasi penyelesaian panas. Baja yang masih panas ini kemudian di-rol dalam
temperatur kamar. Biasanya, dalam satu kali rol, baja panas ini akan mengecil
sebesar 10% - 20%. Jika diperlukan 10 kali pengerolan, setelah lima kali mungkin
baja akan menjadi keras. Ini terjadi karena butir yang menjadi gepeng dan makin
kecil, dan tidak mengalami rekristalisasi kembali. (Lihat Figure 12-15) Untuk itu,
yang dinamakan anil (anneal). Anil dilakukan dengan cara pemanasan kembali.
sifat yang berbeda sehingga perlu diperhitungkan dalam pemilihan bahan. Produk
baja hasil dari penyelesaian panas: lebih lunak, permukaannya berwarna abu-abu
Di pihak lain, produk baja hasil dari penyelesaian dingin: lebih kuat dan
permukaannya lebih halus. Karena kekuatannya bisa dua kali lipat, maka untuk
membuat komponen yang sama, berat baja yang diperlukan bisa hanya
Terdapat variasi keinginan dari para perancang produk yang memakai bahan
baja. Ada yang ingin baja yang dipakainya lunak sehingga mudah dibentuk. Ada
yang ingin baja yang dipakainya merupakan baja yang terkeras dari yang ada. Ada
panas. Sebagaimana terlihat pada gambar, ada tiga alasan utama mengapa
Pengerasan. Baja yang mempunyai kandungan karbon yang cukup, dan juga
Pelunakan. Ketika baja dibuat dengan cara cold rolling (misalnya), baja ini
akan menjadi keras dan menjadi getas. Jika sebuah pabrik akan mengerol lembaran
baja, dari ketebalan awal 10mm menjadi lembaran dengan ketebalan 1mm, ketika
baja ini baru mencapai 5mm, baja akan terlalu keras untuk dirol lebih lanjut. Untuk
dengan menaikan temperatur baja pelahan-lahan sampai mencapai satu titik dimana
berbagai proses yang memakai perlakuan panas dengan maksud untuk mengubah
sifat baja.
Spring aging. Per spiral yang terbuat dari baja karbon-tinggi, atau non-besi, lama
berfungsi lagi sebagai per. Gejala ini disebabkan oleh sifat anelastic. Pemanasan
selama dua jam pada temperatur 315-3700C, akan menghentikan sifat anelastic ini.
Lain dengan cara alamiah dimana perubahan tersebut terjadi dengan berjalannya
waktu, proses pemanasan di atas akan membuat perubahan yang sama terjadi
dalam dua jam tersebut. Dengan mempelajari perubahan yang terjadi selama proses
Pendinginannya dilakukan di luar tungku. Dengan cara ini maka sifat-sifat bahan dan
kandungan unsur-unsur kimianya akan terdistribusi dengan lebih rata. Demikian juga
kristal, dari bentuk body-centered cubic (BCC) menjadi bentuk face-centered cubic
(FCC). Harus dilakukan pemanasan sampai pada daerah austenit atau austenit +
hanya pada bagian tajam dari satu pisau, maka hanya bagian itu saja yang akan
Dalam hal ini ada yang disebut pengerasan kulit yang biasa dilakukan pada
roda gigi. Setelah melalui proses pengerasan kulit, roda gigi menjadi tidak mudah
aus,
yang dihasilkan gas (flame hardening), atau panas yang dihasilkan oleh induksi
(induction hardening). Pemanasan pada area yang dipilih, juga dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar laser atau berkas sinar elektron (electron beam, EB).
Gambar di bawah
3.3. Pelunakan
Rekristalisasi. Sebagaimana
dan kuat. Pengerjaan dingin seperti ini mempunyai batas tertentu. Dalam
logam dapat diperkecil hanya sampai batas tertentu saja. Setelah itu logam menjadi
terlalu keras untuk digiling. Pada titik ini harus dilakukan pengembalian butir ke
ukuran awal. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan perlakuan panas.
Transformasi ukuran butir ke ukuran awal ini disebut sebagai rekristalisasi karena
lahan. Ada yang penurunannya 530C ada juga yang 150C per jam.
diketahui bahwa hasilnya sia-sia karena proses ini menghasilkan baja yang regas
sehingga sebuah impak atau beban yang membengkokan, akan menyebabkan baja
maksud untuk memperbaiki keliatan (thougness) dari baja yang sudah mengalami
panas.
Bahan bacaan:
Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and
Selection, Pearson Prentice Hall
Groover, Mikell P. 2011. Principles of Modern Manufacturing, 4th Edition. John Willey
& Sons. Inc.
Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta
Wargadinata, Arijanto S., 2002, Pengetahuan Bahan, Penerbit Universitas Trisakti
Wirjosumarto, Harsono, stensilan, tanpa tahun, Kekuatan dan Penguatan Logam,
Laboratorium Teknik Metalurgi, Departemen Mesin, FTI, ITB, Bandung