TINJAUAN PUSTAKA
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien
suspek dalam stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun
begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium
kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre-surgical
treatment dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapi
sebelum pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy,
dan pada kanker rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan
terutama pada stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya
dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker
sudah diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan
kemoterapi atau radiasi setelah pembedahan untuk membunuh sel
kanker yang tertinggal. Tipe pembedahan yang dipakai antara lain:
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini,
tumor dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan
lewat abdomen. Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip,
operasinya dinamakan polypectomy.
Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum
lalu dilakukan anastomosis. Jiga dilakukan pengambilan
limfonodi disekitan rektum lalu diidentifikasi apakah
limfonodi tersebut juga mengandung sel kanker.
e. Histopatologi
Gambaran histopatologi pada karsinoma recti C
adenokarsinoma dan perlu ditentukan differensiasi sel
f. Laboratorium
- Hb : menurun pada perdarahan
- Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml
- Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan
amoeba.
2.2 Anemia
2.2.1 Definisi
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin,
hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal.
Anemia terjadi sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa
2.2.2 Etiologi
Menurut Bakta (2006) anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh
karena rendahnya asupan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan
besi akibat perdarahan menahun:
a. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal
dari:
- Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat
atau NSAID, kanker lambung, divertikulosis, hemoroid, dan
infeksi cacing tambang.
- Saluran genitalia (perempuan): menorrhagia.
- Saluran kemih: hematuria.
- Saluran nafas: hemoptisis.
b. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam
makanan (asupan yang kurang) atau kualitas besi
(bioavailabilitas) besi yang rendah.
c. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam
masa pertumbuhan, dan kehamilan.
d. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis
kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran),
tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan
kalsium (susu dan produk susu).