Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IV

MENGUKUR FREKUENSI PLN DENGAN OSILOSKOP


1. Pendahuluan
Osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk memetakan atau membaca sinyal
listrik maupun frekuensi. Osiloskop digunakan dalam pengukuran rangkaian elektronika,
seperti saluran pemancar radio, TV, atau berguna dalam memonitor frekuensi elektronik di
rumah sakit, dan masih banyak kegunaan lainnya.
Ada beberapa fungsi osiloskop, diantaranya mengukur besar tegangan listrik dan
hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal berosilasi, mengecek jalannya
suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik,membedakan arus ac dan dc, dan mengetahui
noise pada sebuah rangkaian listrik. Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik dengan
osiloskop dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain cara langsung dengan osiloskop
dual trace, metode lissajous, dan metode cincin modulasi.
Untuk mengetahui dan memahami kegunaan osiloskop secara lebih detail, haruslah
dilakukan percobaan tentang kegunaan dari osiloskop tersebut. Sehingga dalam percobaan
ini akan diaplikasikan salah satu kegunaan dari osiloskop, yaitu mengukur atau menentukan
frekuensi suatu sinyal listrik. Frekuensi yang akan diukur dalam percobaan ini adalah
frekuensi PLN, dengan demikian percobaan ini berjudul “Mengukur Frekuensi PLN Dengan
Osiloskop”.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu mahasiswa dapat mengukur frekuensi PLN
secara langsung dengan menggunkan osiloskop.
3. Alat dan Bahan
a. Alat
 Power Supply 1 buah
 Osiloskop 1 buah
 Kabel Penghubung 2 buah

 Probekait 1 buah

 Capit Buaya 2 buah


b. Bahan
-
4. Teori Dasar
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Di dalam osiloskop terdapat
tabung panjang yang disebut tabung sinar katoda. Bagian-bagian pokok tabung sinar katoda
adalah filament, katoda, kisi pengatur, anoda pemusat, anoda pemercepat, pelat untuk
simpangan horizontal, anoda untuk simpangan vertical, lapisan logam, berkas sinar elektron
dan layar florosensi (Sears,1992 : 155).
Pada prinsipnya osiloskop dapat digunakan untuk mengukur besar tegangan AC,DC
dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, menghasilkan
bentuk gelombang AC dan DC, mengukur beda fase tegangan listrik, dan lain sebagainya.
Pada saat mengukur dengan osiloskop basis waktu secara periodic menggerakan bintik
cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke Y atau masukan vertical osiloskop menggunakan bintik ke atas ke bawah
sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan
berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari
waktu (Cooper, 1993 : 63).
Pengukuran frekuensi sinyal listrik dengan osiloskop dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain secara langsung dengan osiloskop dual frace, metode lissajous, dan
metode cincin modulasi. Pengukuran secara langsung menggunakan perhitungan frekuensi
gelombang transversal.
𝑡
𝑇=
𝑛
Sehingga,
1 𝑛
𝑓= =
𝑇 𝑡
Dengan diketahuinya periode gelombang pada osiloskop, frekuensi gelombang juga dapat
ditentukan (Setiabudy,2000 : 132).
Listrik searah DC memiliki tegangan yang tetap setiap saat dan grafik tegangannya
berupa garis lurus, sedangkan listrik bolak-balik AC memiliki tegangan yang berubah-ubah
setiap saat, yaitu berbentuk sinusoidal. Selain itu, listrik AC mudah ditransmisikan dari
pembangkit ke rumah-rumah. Sedangkan listrik DC sulit untuk memenuhi kebutuhan
pasokan dalam jumlah besar (Dudi, 2007 :193-194).
Energy listrik yang dibangkitan (dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan
langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus
selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen. Apabila pembangkitan daya tidak
mencukupi kebutuhan konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam
system. Sebaliknya, apabila pembangkitan daya lebih besar dari pada kebutuhan konsumen,
maka frekuensi system akan naik. Penyedia tenaga listrik, misalnya PLN, harus menyediakan
tenaga listrik dengan frekuensi yang konstan, yaitu 50 hertz atau 60 hertz dalam batas-batas
penyimpanan yang masih diizinkan (Djiteng,2005 :152).
5. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur-prosedur percobaan yang harus dilakukan dalam mengukur
frekuensi PLN dengan menggunakan osiloskop sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menghidupkan osiloskop dan mengalibrasinya.
c. Menghidupkan catu daya yang digunakan sebagai sumber arus listrik PLN.
d. Menghubungkan catu daya dengan osiloskop menggunakan kabel penghubung dan
probekait pada sumber tegangan AC.
e. Mengamati sinyal keluaran yang dihasilkan pada layar osiloskop dengan masukan 2 volt,
4 volt, 6 volt, 8 volt, dan 10 volt.
f. Mengamati dan bentuk gelombang keluaran yang terlihat pada layar osiloskop, kemudian
menghitung 1 panjang gelombang pada gelombang keluaran.
g. Mencatat hasilnya di tabel hasil pengamatan.
h. Mengulang langkah d - g dengan sumber tegangan DC.
i. Mematikan catu daya.
6. Hasil Pengamatan
6.1.Tabel Hasil Pengamatan
6.1.1 Tabel Panjang Gelombang
Vs AC DC
(Volt) (div) (div)
2 𝜆 = 3,9 𝜆=0
4 𝜆 = 3,8 𝜆=0
6 𝜆 = 3,9 𝜆=0
8 𝜆 = 3,9 𝜆=0
10 𝜆=4 𝜆=0

6.2.2 Tabel Frekuensi dan Bentuk Gelombang AC


Vs T (sekon) Frekuensi Bentuk Sinyal Keluaran
(Volt) (Hz)

19,5 x 10-
2 3
51,3

4 19 x 10-3 52,6

19,5 x 10-
6 3
51,3

19,5 x 10-
8 3
51,3
10 2 x 10-2 50

6.3.3. Tabel Frekuensi dan Bentuk Gelombang DC


Vs( V) Periode,T (s) Frekuensi (F) Bentuk Sinyal Keluaran
(Hz)

2 ∞ 0

4 ∞ 0

6 ∞ 0

8 ∞ 0
10 ∞ 0

6.2 Analisis Data


1. Mengukur Frekuensi PLN dengan Sumber Tegangan AC
a. Diketahui : Vs = 2 Volt
𝜆 = 3,9 𝑑𝑖𝑣
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab :
𝑇 = 𝜆 . Time/div
= 3,9 div . 5 x 10-3 s/div
= 19,5 x 10-3 s
1
f =𝑇
1
= 19,5𝑥10−3

= 51,3 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 2 volt adalah 51,3 Hz.
b. Diketahui : Vs = 4 Volt
𝜆 = 3,8 𝑑𝑖𝑣
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= 3,8 div . 5 x 10-3 s/div
= 19 x 10-3 s
1
f =𝑇
1
= 19𝑥10−3 𝑠

= 51,3 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 4 volt adalah 51,3 Hz.
c. Diketahui : Vs = 6 Volt
𝜆 = 3,9 𝑑𝑖𝑣
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= 3,9 div . 5 x 10-3 s/div
= 19,5 x 10-3 s

1
f =𝑇
1
= 19,5𝑥10−3 𝑠

= 51,3 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 6 volt adalah 51,3 Hz.
d. Diketahui : Vs = 8 Volt
𝜆 = 3,9 𝑑𝑖𝑣
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= 3,9 div . 5 x 10-3 s/div
= 19,5 x 10-3 s
1
f =𝑇
1
= 19,5𝑥10−3 𝑠

= 51,3 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 8 volt adalah 51,3 Hz.
e. Diketahui : Vs = 10 Volt
𝜆 = 4 𝑑𝑖𝑣
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= 4 div . 5 x 10-3 s/div
= 2 x 10-2 s
1
f =𝑇
1
= 2𝑥10−2 𝑠

= 50 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 10 volt adalah 50 Hz.
2. Mengukur Frekuensi PLN dengan sumber tegangan DC
a. Diketahui : Vs = 2 Volt
𝜆=∞
Time/div : = 5 ms/div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
=∞ . 5 x 10-3 s/div
=∞
1
f =𝑇
1
=

= 0Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 2 volt adalah 0 Hz.
b. Diketahui : Vs = 4 Volt
𝜆=∞
Time/div : = 5 ms /div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= ∞. 5 x 10-3 s/div
= ∞
1
f =𝑇
1
=∞

= 0 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 4 volt adalah 0 Hz.
c. Diketahui : Vs = 6 Volt
𝜆=∞
Time/div : = 5 ms /div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= ∞ . 5 x 10-3 s/div
=∞
1
f =𝑇
1
=∞

= 0 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 6 volt adalah 0 Hz.
d. Diketahui : Vs = 8 Volt
𝜆=∞
Time/div : = 5 ms /div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= ∞.5 x 10-3 s/div
=∞
1
f =𝑇
1
=∞

= 0 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 8 volt adalah 0 Hz.
e. Diketahui : Vs = 10 Volt
𝜆=∞
Time/div : = 5 ms /div = 5 x 10-3 s/div
Ditanya : f = …….. ?
Jawab : 𝑇 = 𝜆 . Time/div
= ∞ . 5 x 10-3 s/div
=∞
1
f =𝑇
1
= 0𝑠

= 0 Hz
Jadi, Frekuensi dengan tegangan 10 volt adalah 0 Hz.
7. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur frekuensi PLN dengan menggunakan
osiloskop. Osiloskop adalah suatu hal yang digunakan untuk mengamati bentuk gelombang
dan pengukurannya. Pada prinsipnya osiloskop digunakan untuk mengukur besar tegangan
listrik AC, DC dan hubunganya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi,
dan mengukur bentuk gelombang AC dan DC, serta beda fase tegangan listrik. Osiloskop
juga merupakan salah satu alat ukur elektronika yang dapat menampilkan gelombang yang
sesuai dengan gelombang masukan.
Pada saat percobaan, praktikan menggunakan tegangan AC dan DC untuk
menentukan frekuensi PLN dan pada umumnya PLN menggunakan tegangan AC (bolak-
balik). Besar tegangan masukan yang digunakan pada kedua sumber tegangan sama, yaitu 2
volt, 4 volt, 6 volt, 8 volt, dan 10 volt. Pengukuran pertama dilakukan dengan menggunakan
sumber tegangan AC. AC merupakan singakatan dari Alternating Current atau arus litrik
bolak-balik, mengalir dari sebuah kutub asal menuju kutub lainnya, kemudian balik lagi dari
kutub lainnya ke kutub asalnya, demikian seterusnya. Itulah sebabnya bentuk gelombang AC
adalah sinusoidal. Dari pengamatan dihasilkan panjang gelombang yang diukur dengan
menghitung jumlah divisi antara puncak dan lembah, sehingga didapatkan hasil berturut-
turut, yaitu 3,9 div; 3,8 div; 3,9 div; 3,9 div ; dan 4 div. Dari panjang gelombang tersebut
dihasilkan periode dari gelombang AC, yaitu berturut-turut 19,5 x 10-3s ; 19 x 10-3s ; 19,5 x
10-3s; 19,5 x 10-3s; dan 2 x 10-2s. Sehingga didapatkan frekuensi PLN dari sumber tegangan
AC, yaitu berturut-turut 51,3 Hz, 52,6 Hz, 51,3 Hz, dan 50 Hz. Hasil ini sesuai dengan teori,
yaitu frekuensi PLN berkisar 50 Hz – 60 Hz.
Pengukuran kedua dilakukan dengan sumber tegangan DC. DC adalah singkatan
dari Direct Current. Listrik DC adalah listrik yang mengalir dari satu arah saja, yaitu dari
kutub positif menuju kutub negative. Sehingga tegangan yang mengalir constant terhadap
waktu. Itulah sebabnya bentuk gelombang DC berupa garis lurus sejajar sumbu horizontal.
Hal ini menyebabkan panjang gelombang yang dihasilkan untuk semua tegangan masukan
bernilai tak hingga. Sehingga periodenya bernilai tak hingga. Jika nilai periode adalah tak
hingga, maka frekuensi yang dihasilkan dari sumber tegangan DC ini adalah 0. Hasil ini
sesuai dengan teori, yaitu listrik DC tidak memiliki frekuensi atau dengan kata lain besarnya
sama dengan 0.
Hubungan frekuensi dengan periode berbanding terbalik, yaitu jika periodenya
semakin kecil maka frekuensinya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Nilai frekuensi
yang dihasilkan dari percobaan ini mendekati nilai frekuensi yang disediakan oleh PLN,
yaitu 50 Hz. Hal ini dikarenakan tidak selalu tegangan yang sampai ke konsumen sama
dengan tegangan pada PLN.Hal ini disebabkan kabel-kabel yang penghubung dari PLN
hingga kerumah memakan tegangan yang diberikan oleh PLN.
Sehingga dari tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa frekuensi PLN dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
osiloskop ; frekuensi PLN dengan sumber tegangan AC adalah 50 Hz – 60 Hz, sedangkan
untuk sumber tegangan DC besarnya adalah 0.
DAFTAR PUSTAKA

Cooper,B.William. 1993. Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika. Jakarta : Erlangga.

Indrajit,Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung : PR Setia Purna Inves.

Marsudi,Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.

Rudy, Setiabudy. 2000. Pengukuran Besaran Listrik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sears, Zemansky. 1992. Fisikia Untuk Universitas. Bandung : Bina Cipta.


LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMEN PENGUKURAN LISTRIK

MENGUKUR FREKUENSI PLN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP

OLEH :
DENDA NADIA MIRANTI (E1Q013008)
NURUL FITRIANI (E1Q013035)
WIDYA OKTAVIANI (E1Q013057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015

Anda mungkin juga menyukai