id
Disusun Oleh
MALINDA YUSTIKASARI
DO1O7O75
SKRIPSI
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. H. Marsudi, MS (
…………………………….. )
NIP. 195508231983031001 Ketua
Mengetahui,
Dekan FISIP UNS
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
( HR.Al Bazar)
( HR. Ar Rabii)
(Penulis)
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat
iman dan islam serta ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: ”MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
DI PT. KERETA API INDONESIA (Persero) DAERAH OPERASI (Daop) VII
MADIUN”, yang merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi pada
jenjang strata 1, sekaligus memenuhi syarat untuk mendapat gelar sarjana sosial.
1. Dra. Retno Suryawati, M. Si, selaku pembimbing yang selalu sabar dalam
2. Prof. Drs. Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Drs. Sudarto, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
4. Drs. Rino Ardhian N, S. Sos, M.TI, selaku pembimbing akademik yang selalu
5. Segenap Bapak/Ibu pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII
penyusunan skripsi.
6. Bapak, Ibu dan keluarga yang selalu memberikan do’a yang tak pernah
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mei 2011
Penulis
Malinda Yustikasari
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT...................................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Manajemen...........................................................................................12
1. Pengertian
commit to user
Manajemen...................................................................12
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Deskripsi Lokasi...................................................................................47
B. Pembahasan...........................................................................................59
1. Perencanaan (Planning).................................................................60
2. Pengorganisasian (Organizing).....................................................75
3. Pengkoordinasian (coordinating)..................................................81
4. Pengawasan (Controlling).............................................................89
C. Analisis Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Terhadap
Penurunan Jumlah Kecelakaan Kereta Api........................................100
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V. PENUTUP............................................................................................104
A. Kesimpulan.....................................................................................104
B. Saran...............................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sarana dan prasarana kereta api mempunyai peranan yang penting dalam
penyelenggaraan perkeretaapian. Perkeretaapian sampai saat ini masih
mempunyai permasalahan yang masih sering terjadi, yaitu masalah kecelakaan
kereta api. Salah satu penyebab kecelakaan kereta api adalah dari faktor sarana
dan prasarananya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian yang ada di PT. PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop VII Madiun dan untuk mengetahui hambatan yang ada
dalam manajemen sarana dan prasaranan perkeretaapian tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen sarana
dan prasarana perkeretaapian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan telaah dokumen (studi pustaka). Data yang diperoleh diuji
validitasnya dengan menggunakan teknik trianggulasi. Analisis data dilakukan
melalui tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian diketahui bahwa manajemen sarana dan prasarana yang
ada di Daop VII meliputi 4 fungsi dimulai dari perencanaan, perencanaan ada di 3
seksi, di seksi Sarana perencanaan nya meliputi pemeliharaan periodik (mulai P-
1, P3, P-6 dan P-12), Semi Pemeriksaan Akhir (SPA), dan Pemeriksaan Akhir
(PA). Seksi Jalan Rel dan Jembatan (JJ) meliputi kegiatan pemeliharaan bulanan
dan triwulan.Seksi Sintel kegiatan perencanaan pemeliharaan meliputi
pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan korektif. Dalam pengorganisasian
sudah ada struktur organisasi yang jelas, sudah dibentuk bidang-bidang khusus
untuk penanganan sarana dan prasarana perkeretaapian yaitu Seksi & UPT
Sarana, Seksi & UPT Jalan Rel dan Jembatan, Seksi & UPT Sinyal dan
Telekomunikasi. Koordinasi yang ada meliputi koordinasi Internal horisontal dan
vertikal, dan koordinasi eksternal horisontal dan vertikal. Tahap terakhir yaitu
pengawasan. Dalam tahap ini Daop VII melakukan pengawasan secara internal
terhadap pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana perkeretaapian dan juga
pengawasan eksternal yaitu oleh pihak CV sebagai rekanan kerja terhadap
pelaksanaan pekerjaan oleh bawahannya dan pengawasan dari Dirjen
Perkeretaapian pada Daop VII menyangkut verivikasi RKAD. Hasil pengawasan
terhadap perencanaan semua dapat berjalan sesuai perencanaan.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
kemancetan lalu lintas dengan biaya yang terjangkau masih sulit untuk diraih
oleh masyarakat.
Jakarta dan kota Surabaya. Antara kota Jakarta yang merupakan ibukota
Indonesia dan Surabaya sebagai kota kedua terbesar dengan jarak 685 km
selama ini dihubungkan dengan moda angkutan jalan, angkutan kereta api dan
angkutan jalan memerlukan waktu lebih dari 18 jam. Demikian juga dengan
walaupun cepat namun tarifnya cukup tinggi (Media Kereta Api, 2010:39).
Salah satu alternatif yang banyak dipilih adalah kereta api, yang
mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar dan massal,
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tersebut di atas, kereta api sebagai moda angkutan umum yang diminati
harga yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Dengan kata lain, kereta api
karena itu, PT. KAI mengembangkan kereta api kecepatan tinggi (High Speed
Sarana dalam Media Kereta Api (2010:39), bahwa dengan kereta api cepat ini
kendaraan bermotor.
Namun, hingga kini kualitas layanan bagi pengguna jasa kereta api
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
meningkatkan daya saingnya dengan sejumlah pasar transportasi yang lain dan
korban kecelakaan dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif. Pada tahun 2003
orang, luka berat 104 orang dan luka ringan sebanyak 122 orang. Pada tahun
2004 korban turun menjadi 198 orang dan pada tahun 2007 korban kembali
meningkat menjadi 320 orang dengan rincian meninggal 31 orang, luka berat
21 orang dan luka ringan 168 orang. Sedangkan, data angka kasus kecelakaan
kereta api di Indonesia dari tahun ke tahun dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1. 1
Data Jumlah Kecelakaan Kereta Api di Indonesia
Periode Jumlah Kasus Kecelakaan
2004 128 kali (7 kali tabrakan antar kereta, 30 kali
kereta dengan kendaraan bermotor, dan 91
kali anjlok dari rel kereta api)
2005 91 kali
2006 102 kali
2007 140 kali
2008 147 kali
2009 90 kali
2010 32 kali (sejak 1 Januari – 31 Juli)
Sumber: Data Direktorat Perkeretaapian (dari berbagai sumber)
laporan Ishomuddin (wartawan Tempo) bahwa empat faktor lain yang menjadi
penyebab kecelakaan kereta api adalah faktor sarana, prasarana, alam, dan
Selama 2008, faktor sarana mencapai 25 persen dan tahun 2009 mencapai 24
persen. (www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/08/05).
Indonesia.
manusia dan manajerial dalam suatu organisasi. suatu sistem dapat bekerja
jawab dan wewenang serta hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan
kegiatan tersebut merupakan fungsi pokok dari manajemen. Dengan kata lain
jika keempat fungsi tersebut bisa diterapkan dengan baik dalam manajemen
sarana dan prasarana, maka semua proses yang ada dapat berjalan dengan
baik.
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semangatbaru.(http://els.bappenas.go.id/upload/other/Mengkaji%20Keselamat
an.htm)
terjadi over-speed (kecepatan tinggi) belum dapat terkendali secara baik oleh
PT. KAI, sebab 3 (tiga) jenis penataan speed KA, yakni di bawah 60km/jam,
60-80km/ jam dan 80-120km/ jam disesuaikan dengan kondisi sarana seperti
lokomotif, gerbong dan prasarana seperti rel, bantalan, lebar sepur, dan lain.
rel yang sampai tahun 2009 sepanjang 4.780 km, membutuhkan biaya besar
anggaran dan perawatan sarana dan prasarana (Bappenas, 2009), yang sangat
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
operasional yang cukup luas tersebut ternyata masalah yang dihadapi juga
cukup kompleks. Berdasarkan data yang ada pada 3 tahun terakhir kecelakaan
kereta masih sering terjadi. Kecelakaan kereta api lebih dominan disebabkan
karena faktor sarana dan prasarana nya. Tingkat kecelakaan kereta api di
Tabel 1. 2
Penyebab Kecelakaan KA di DAOP VII Madiun Jan'08 s/d Desember 2010
2008 2009 2010 Total
Penyebab
K M LB K M LB K M LB K M LB
Faktor Manusia
2 2 3 2 4 4 - - - 4 6 7
(Eksternal)
Faktor Manusia
1 - 2 - - - 1 3 1 2 3 3
(Internal)
Sarana 3 - - 6 - 3 2 - - 11 - 3
Prasarana 8 1 5 4 - 4 6 - 7 18 1 16
Keterangan : K = jumlah kasus, M = jumlah meninggal, LB = luka berat
Sumber : Data Kecelakaan KA Daop VII Madiun tahun 2010
mendapatkan ganti rugi asuransi. Setiap penumpang sah dari alat angkutan
berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan
kecelakaan yang ada. Bagi korban yang termasuk cacat total dengan kriteria
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau kedua kaki kedua mata, atau satu tangan dan satu kaki, atau satu tangan
dan satu mata, atau satu kaki dan satu mata. berdasarkan Peraturan Menteri
Dari data diatas juga bisa dilihat bahwa tingkat kecelakaan kereta
api di Daop VII, 3 tahun terakhir masih cukup tinggi terutama karena
masuk Stasiun Wilangan akibat masinis melajukan kereta api melebihi batas
kecepatan yang 70 kilometer per jam. Laju kecepatan KA Logawa saat itu
lokasi kejadian dan kondisi rel di PT KAI tidak sebaik yang diharapkan. Jalur
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menggunakan penambat rel KAClip, penambat yang sejak awal abad ini
Api Indonesia (Persero) itu dari pelat tipis dan terlalu lentur, minim dalam
daya puntir, dan tidak mengikat kuat rel ke bantalan. Tanpa terikat kuat, rel
milimeter saja bisa membuat roda kereta tidak memijak rel dan anjlok. Gaya
terjadi sering kali disebabkan karena faktor sarana dan prasarana kereta api.
Hal itu menandakan bahwa buruknya sistem manajemen sarana dan prasarana
Oleh karena itu, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII
kecelakaan kereta api, maka perlu manajemen sarana dan prasarana yang baik.
dapat dicapai sesuai sasaran dalam kurun waktu tertentu perlu menerapkan
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kecelakaan kerata api. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin
VII Madiun .Suatu hal yang cukup menarik ketika penulisan karya ilmiah ini
manajemen dalam sarana dan prasarana yang dilaksanakan di PT. Kereta Api
B. Perumusan Masalah
perkeretaapian adalah :
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Opereasi VII Madiun
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
mengarah pada satu istilah umum yang biasa digunakan untuk menggantikan
bahwa :
dilakukan oleh orang lain. Senada dengan Mary Parker Follett dalam T. Hani
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih daripada itu. Menurut
proses, bukan seni. Manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal
bahwa:
commit to user
No 3 (2009) menyatakan bahwa:
xxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yng berbeda.
Sebagai salah satu cara pada umumnya adalah efisiensi dan efektifitas.
commit to user
xxv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
pokok yang harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya dalam organisasi
melengkapi.
Salah satu ahli, yaitu Henry Fayol dalam Yohanes Yahya (2006:11-12)
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating, and
commit to user
6. Controlling (Ibnu Syamsi, 1994:60)
xxvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sementara itu, Luther Gulick dalam Ibnu Syamsi (Ibnu Syamsi, 1994:
the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen, yang disingkat
dalam huruf POSCoRDB, huruf pertama dari kata tersebut menunjukkan tiap
fungsi manajemen):
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating
6. Reporting, and
7. Budgeting
dicapai bawahannya.
xxvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
4. Pengarahan (Directing)
5. Koordinasi (Coordinating)
7. Pengendalian (Controlling)
8. Penyempurnaan/peningkatan (Development)
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakkan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
disebutkan bahwa:
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) VII Madiun, penulis
1. Perencanaan (Planning)
aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat
xxx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
apa yang akan dilakukan perusahaan atau organisasi, dan mewujudkan tindakan
Indonesia (Persero) Daop VII, proses kegiatan perencanaan dalam unit sarana
Pemeriksaan Akhir (PA), pada seksi Jalan Rel dan Jembatan perencanaan yang
commit to user
xxxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII karena dengan
2. Pengorganisasian (Organizing)
rencana yang telah disusun. Sebagai tindak lanjut dari sebuah perencanaan,
tanggung jawab, serta pola hubungan antara anggota organisasi atau karyawan
perusahaan.
mengatakan bahwa :
commitpembagian
diartikan sebagai suatu pekerjaan to user tugas, mendelegasikan otoritas,
xxxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan menetapkan aktivitas yang hedak dilakukan oleh manajer pada seluruh
bahwa :
efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
operasional.
4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan
dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pembagian kerja
(departemenisasi).
5. Tingkatan manajemen
Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga
commit to user
keseluruhan hirarki manajemen.
xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
suatu organisasi yang dapat melaksanakan kerja sebagai satu kesatuan untuk
kita bisa melihat bagaimana alur struktur kerja organisasi setiap unit
prasarana perkeretaapian adalah Seksi Sarana, UPT / Dipo Sarana, Seksi Jalan
Rel dan Jembatan, UPT Jalan Rel dan Jembatan, Seksi Sinyal dan Telekomunikasi
dan juga UPT Sinyal dan Telekomunikasi. Semua seksi dan UPT tersebut berada
xxxv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Pengkoordinasian (Coordinating)
dapat bekerja sama dengan baik sehingga tujuan dapat tercipta dengan efisien.
commit to user
xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang selaras dan tertib mengarah pada tercapainya tujuan organisasi secara
1. Koordinasi Vertikal
2. Koordinasi Horizontal
Yaitu koordinasi yang dilakukan dalam unit-unit yang sederajat atau antar
3. Koordinasi Diagonal
organisasi PT Kereta Api Indonesia Daop VII kegiatan ini dilakukan supaya
xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya lebih
tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja
di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam
melaksanakan tugas dan fungsi antar setiap unit kerja yang telah diprogram
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. Akhirnya, jika
4. Pengawasan (Controlling)
untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan apa saja yang dikendalikan.
Mengawasi ialah suatu usaha meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan
agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
tujuan organisasi.
commit to user
xxxix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
agar melakukan prosedur kerja yang benar agar tidak terjadi kesalahan selama
kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Pengawasan yang ada di Daop VII adalah pengawasan yang dilakukan secara
internal oleh pihak-pihak yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia Daop VII
dan juga pengawasan yang dilakukan secara ekstrenal yaitu dilakukan oleh pihak
sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
tujuan atau maksudnya. Secara etimologi kata sarana memiliki arti alat tidak
xl
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa “Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai
maupun uang (modal). Menurut Suharsimi Arikunto (1988:82) secara garis besar
1. Sarana fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat
melancarkan suatu usaha. Sarana fisik juga disebut sarana materiil, contoh :
“Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang
xli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sifatnya permanen atau tetap seperti gedung, lapangan, aula dan sebagainya
dan sarana merupakan segala sesuatu fasilitas dan alat yang dapat digunakan
organisasi. Adapun, tersedianya sarana dan prasarana yang baik dan ideal dalan
organisasi, maka kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik. Sebab sarana dan
prasarana yang tidak mendukung tidak akan membuahkan hasil secara maksimal
2. Pengertian Perkeretaapian
yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria,
tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain, perlu
sumbangan kereta api bagi perkembangan ekonomi dan masyarakat sangat besar.
Kereta apilah yang memulai angkutan barang dalam jumlah yang besar dengan biaya
lainnya, yaitu :
b. Mampu menempuh jarak yang jauh. Bertambah jauh jarak menjadi semakin
d. Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas dimiliki oleh satu
e. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bus.
merupakan salah satu moda yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus
barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai
faktor keamanan yang tinggi, dan tingkat pencemaran yang rendah dan lebih efisien
dibanding dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk
xliii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. lokomotif;
b. kereta;
c. gerbong; dan
d. peralatan khusus.
sesuatu yang dapat dijalankan dalam kegiatan perekeretaapian dan sebagai faktor
Dalam hal ini, kereta api dan lokomotif sebagai sarana transportasi dapat bergerak
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sarana kereta api merupakan
commitoperasi
adalah jalur kereta api dan fasilitas to user kereta api agar kereta api dapat
xliv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dioperasikan. Jalur kereta api sendiri adalah jalur yang terdiri dari rangkaian petak
jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api,
dan ruang pengawas jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang
2007 dilakukan oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri
maupun melaui kerja sama. Dalam hal tidak ada Badan Usaha yang
kereta api dan fasilitas operasi kereta api lainnya. Artinya, prasarana bersifat
dijelaskan bahwa fasilitas operasi kereta api adalah segala fasilitas yang diperlukan
agar kereta api dapat dioperasikan. Fasilitas pengoperasian kereta api meliputi :
commit to user
xlv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk fasilitas dan alat yang
sifatnya dapat bergerak yaitu kereta api dan lokomotif dan yang sifatnya permanen
seperti jalur kereta api, dan fasilitas operasi kereta api lainnya.
uraian di atas dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau alat untuk mencapai
dengan menggunakan sumber daya organisasi yang ada. Dalam hal ini, kereta api
menjadi obyek sarana. Sementara, fasilitas seperti jalan rel dan jembatan, sistem
Akhir (PA), pada seksi Jalan Rel dan Jembatan perencanaan yang ada meliputi
Pencegahan dan Pemeliharaan Korektif. Hal ini perlu dilakukan oleh perusahaan PT
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII karena dengan perencanaan yang baik maka
dan prasarana perkeretaapian adalah Seksi Sarana, UPT / Dipo Sarana, Seksi Jalan Rel
dan Jembatan, UPT Jalan Rel dan Jembatan, Seksi Sinyal dan Telekomunikasi dan juga
UPT Sinyal dan Telekomunikasi. Semua seksi dan UPT tersebut berada dalam
unit kerja yang kedudukannya sama dalam satu lingkup organisasai Daop VII.
Kereta Api Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya
lebih tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja
di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam
hierarki organisasi. Pengawasan yang ada di Daop VII adalah pengawasan yang
dilakukan secara internal oleh pihak-pihak yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia
Daop VII dan juga pengawasan yang dilakukan secara ekstrenal yaitu dilakukan oleh
D. Kerangka Pikir
pelayanan transportasi yang cukup dan memadahi. Tanpa adanya sarana dan
commit to user
xlvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prasarana pendukung tentunya tidak akan tercapai hasil yang memuaskan dalam
permasalahan yang sangat rumit. Sejak dulu hingga kini kereta api selalu
berhadapan dengan tantangan kompetisi yang tinggi dari moda lain. Namun, saat ini
Frekuensi kecelakaan cukup tinggi hingga banyak menelan korban jiwa. Kecelakaan
lepas dari buruknya manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian yang ada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun merupakan unsur
maupun hal yang mendukung. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bagan berikut :
Bagan 2.1
Kerangka Pemikiran
Manajemen sarana
commit to user
prasarana Menurunnya
Tingginya Perkeretaapian kecelakaan Kereta Api
kecelakaan Kereta xlviii
Api - Planning
- Organizing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sosial yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berupaya
menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model,
memperoleh informasi baru terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mengenai
xlix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa wilayah operasional kerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop
VII Madiun cukup besar yaitu meliputi 2 wilayah Kotamadya dan 10 wilayah
Madiun masih sering terjadi kecelakaan kereta api yang disebabkan karena
sarana dan prasarana nya. Hal tersebut mendorong peneliti untuk memilih PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun sebagai tempat penelitian.
C. Sumber Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Data
yang diambil untuk bahan analisis penelitian ini digolongkan menjadi dua
a. Data Primer
dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo,
2002: 56). Adapun sumber data primer dalam penelitian dapat diperoleh
melalui :
commit to user
l
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Informan
b Asisten Manajer Seksi Jalan Rel dan Jembatan PT. Kereta Api
d Asisten Manajer SDM PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII
Madiun
f Kepala Unit Pelaksana Teknis Resort Jalan Rel dan Jembatan PT.
b. Data Sekunder
li
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang telah tersedia (data primer). Data sekunder tersebut dikumpulkan dari
wilayah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun. Menurut
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi arsip atau data resmi yang
diperoleh dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun.
Adapun cara pengambilan data dalam ketiga metode tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Wawancara
dilakukan secara mendalam dan tidak secara formal terstruktur. Hal ini
banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian
informasinya secara lebih jauh dan mendalam (HB. Sutopo, 2002: 59).
commit to user
lii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diteliti.
Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun khususnya seksi sarana dan
prasarana.
2. Observasi
dari sumber data yang berupa peristiwa tempat atau lokasi, benda-benda
rekaman gambar sarana dan prasarana yang ada di PT. Kereta Api
commit to user
liii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Telaah Dokumen
yaitu dengan cara melihat dan mempelajari dokumen yang ada berupa
E. Validitas Data
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
sumber. Data yang diperoleh untuk penelitian tidak hanya berasal dari satu
dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan dengan cara membandingkan data
commit to user
liv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama dari
sumber lain.
1. Reduksi Data
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun sampai penelitian ini
selesai.
2. Sajian Data
deskripsi dalam bentuk narasi yang tersusun secara logis dan sistematis,
suatu bentuk deskripsi informasi yang menarik, logis, dan jelas alur
lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Penarikan Kesimpulan
saran yang dipandang perlu berdasarkan hasil analisis data yang telah
serta penjelasan dari data yang terkumpul. Kegiatan ini dilakukan setelah
Bagan 3.1
Model Analisis Data
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
commit to user
lvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah berdiri selama kurang lebih 138 tahun
berdirinya PT. Kereta Api (Persero) dapat dilihat melalui empat tahapan. Tahapan
Jaman Sesudah Revolusi dan diakhiri pada Jaman Sesudah Kemerdekaan. Pada
Angkutan Kereta Api untuk memenuhi kebutuhan angkutan darat, supaya dapat
berjalan dengan baik maka pengelolaannya diserahkan pada Badan Usaha Milik
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
commit to user
lvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk
panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru
25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890
Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km)
sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.
Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih
901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan
Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan
600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa
pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang
lviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini,
Pekanbaru.
yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh
Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal
1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta
DKARIS yang akhirnya terkenal dengan nama Djawatan Kereta Api (DKA) yang
Semarang. Perkembangan kereta Api makin maju dan akhirnya tanggal 22 Mei
1963 sarana transportasi yang vital ini diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta
Api (PNKA).
commit to user
lix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Direksi, kemudian tanggal 1 Juni 1999 direksi membuat Akte Notaris guna
legalisasi perusahaan.
Api Indonesia (Persero) pada tanggal 9 Juni 1999 banyak sekali perubahan yang
lx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Gambaran Umum PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun
Operasi (Daop) VII Madiun, adalah satuan organisasi di lingkungan PT. Kereta
Api (Persero) yang berada di bawah Direksi PT. Kereta Api (Persero). Daop VII
Madiun dipimpin oleh seorang Vice President (VP) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direksi PT. Kereta Api (Persero). Untuk efektifitas
dibantu oleh seorang Deputy Vice President (Deputy VP), dengan pembagian
focus tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab diselaraskan dan disesuaikan
dengan kebutuhan di Daop VII Madiun yang pengaturannya ditetapkan oleh Vice
Bagan 4.1
Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun
Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun
lxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang
PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi VII Madiun mempunyai wilayah kerja
· Kotamadya
1. Kotamadya Madiun
2. Kotamadya Kediri
· Kabupaten
1. Kabupaten Ngawi
2. Kabupaten Magetan
3. Kabupaten Madiun
4. Kabupaten Ponorogo
5. Kabupaten Nganjuk
6. Kabupaten Jombang
7. Kabupaten Kediri
8. Kabupaten Tulungagung
lxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wilayah Daop VII Madiun memiliki panjang jalan rel 236,842 km lintas utama
yang beroperasi dan 177,870 km lintas cabang yang tidak beroperasi. Adapun
data spesifikasi lintasan jalan rel kereta api di wilayah Daop VII Madiun dapat
221 + 000
345
lxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan letak geografisnya wilayah Daop VII Madiun memiliki batas wilayah
lxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Instalasi pendukung atau prasarana yang dimiliki Daop VII Madiun terdiri dari
1. Jalan Rel
pendapatan non operasi dengan persewaan tanah maupun kerja sama operasi, dan
lxv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Jembatan
a Jembatan Baja.
Panjang : 2.080,72 m
Panjang : 429,20 m
Panjang : 27.30 m
b Jembatan beton.
Panjang : 632 m
Volume : 987,511 m3
commit to user
lxvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Panjang : 83,40 m
Volume : 122,937 m3
Panjang : 159,50 m
Panjang : 200 m
3. Persinyalan
c. Sinyal MIS-801
4. Pintu perlintasan
lxvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pusat.
c. Telekomunikasi
B. PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai manajemen sarana dan prasarana
commit to di
perekeretaapian. Kegiatan yang dilakukan user
Seksi Sarana dan Prasarana adalah
lxviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kegiatan pemeliharaan, maka dalam pembahasan ini akan dibahas pada kegiatan
1. Perencanaan (Planning)
menuju pada tercapainya tujuan karena telah mempunyai arah berpijak yang jelas.
dilaksanakan di masa yang akan datang. Perencanaan dibuat untuk satu periode
tahun anggaran.
setiap program atau kegiatan pemeliharaan kereta api dan lokomotif, jalan rel dan
jembatan, ataupun sistem sinyal dan komunikasi. Perencanaan di buat oleh Seksi
Sarana, Jalan Rel dan Jembatan, dan Sinyal dan Telekomunikasi mempunyai
lxix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akan diberikan kepada Kepala UPT (Dipo Sarana dan Resort JJ serta Sintel) yang
Seksi Sarana, Seksi Jalan Rel dan Jembatan maupun Seksi Sinyal dan
Daerah (RKAD) nya harus berdasarkan usulan Rencana Kerja Perawatan (RKP)
yang dibuat oleh masing-masing UPT sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak
Sujianto, selaku Asisten Manajer Sarana Daop VII Madiun di bawah ini:
“Perencanaan atau RKAD yang disusun oleh Daop itu harus berdasarkan dari
RKP yang dibuat dari UPT masing-masing Mbak,.” (Wawancara, tanggal
3Januari 2011)
Demikian juga disampaikan oleh Bapak Ran Dwi Teguh, selaku Asisten Manajer
Seksi Seksi Jalan Rel dan Jembatan Daop VII Madiun sebagai berikut:
dengan beberapa langkah tertentu dalam perumusannya. Yaitu yang pertama dari
UPT Dipo dan Resort dari masing-masing seksi akan akan membuat usulan
keadaan, kemudian RKP dari masing-masing UPT Dipo dan Resort tersebut akan
Daop untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Daerah (RKAD). RKAD
kantor pusat Bandung untuk mendapat ACC persetujuan. Setelah Kantor pusat
Bandung memberikan ACC atas perencanaan yang telah diajukan maka daerah
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak SamsuRizal, Asisten Manajer SDM
Perencanaan ini mulai disusun pada bulan Juli setiap tahunnya kemudian untuk
dilaksanakan pada Januari tahun yang akan datang. Adapun perencanaan yang
dibahas dalam penelitian ini merupakan perencanaan yang dibuat tahun 2009,
yang disampaikan oleh Bapak Aryo Purbo, selaku Asisten Manajer Sintel bahwa:
Dalam perencanaan itu sendiri, terdapat beberapa kegiatan yang bisa diketahui
bulanan (P-1), Pemeliharaan tiga bulanan (P-3), Pemeliharaan enam bulanan (P-6)
dan Pemeliharaan satu tahunan (P-12), Semi Pemeriksaan Akhir (SPA), dan
lxxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kedua, dalam Seksi Jalan Rel dan Jembatan (JJ) kegiatan perencanaan
1. Seksi Sarana
a. Pemeliharaan Periodik
Sebelum kegiatan ini dilakukan, UPT Sarana membuat jadwal tahan kereta/
bulanan (P-1) merupakan kegiatan berkala yang rutin dilakukan setiap bulannya.
Kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan ini, yaitu pemeriksaan badan dan
body kereta, keausan roda kereta, rubber bellow, pengereman, dan bagian dalam
atau interior kereta. Kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh teknisi Daop VII
Madiun dan bisa disemua tempat UPT Sarana. Pada umumnya pemeliharaan
didasarkan pada usia pakai yang diukur pada jarak tempuh lokomotif (Km) untuk
commit to user
lxxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lokomotif diesel elektrik (DE) dan jumlah jam kerja motor diesel untuk lokomotif
onderdil, pengecekan pengereman dan roda. Jenis kegiatan ini dilakukan hanya di
UPT Dipo Sarana Madiun saja karena onderdil dan roda kereta atau lokomotif
ada di Dipo Sarana Daop VII Madiun. Kegiatan seperti ini bisa disebut juga
perbaikan atau pengecekan interior, rangka bawah, dan pengecekan alat pengait
antar kereta satu dengan lainnya. Kegiatan ini dilakukan di UPT Sarana setiap 6
bulan sekali dan dilakukan di UPT Sarana Madiun sendiri karena peralatan yang
rangka dan roda. Kegiatan ini dilakukan di Balai Yasa untuk wilayah Jawa Timur
ada di Surabaya Gubeng setiap satu tahun sekali. Selanjutnya, Apabila sarana
Kereta yang masuk dalam jadwal P-1 samapai dengan P-12 sama setiap tahunnya.
Daop VII Madiun mengelola 5 kereta, antara lain KA. Brantas kelas ekonomi,
KA. Kahuripan kelas ekonomi, KA.Madiun Jaya kelas ekonomi KA, Senja Kediri
commit to user
lxxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal ini sesuai denga pernyataan bapak Fachrudin Setiyanto selaku Kepala
Setiap empat tahun sekali pada setiap kereta akan dilakukan SPA, yaitu general
check up atau pemeriksaan umum. Kegiatan ini dilakukan di Balai Yasa ibarat
UPT Dipo Sarana membuat surat rujukan pemelilharaan yang ditujukan ke Balai
Yasa terkait waktu masuknya SPA pada sebuah kereta atau jika ada permasalahan
yang terjadi maka akan ikut disampaikan pada surat rujukan tersebut. Selanjutnya,
Balai Yasa akan menindaklanjuti surat rujukan tersebut. Kemudian, Balai Yasa
perbaikan kelistrikan/ AC, dan pengecatan body. Kereta yang masuk jadwal Semi
Pemeriksaan Akhir (SPA) yaitu KA. Brantas ekonomi dan KA. Bangunkarta
eksekutif.
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Fachrudin Setiyanto selaku Kepala
lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
”Kalau SPA itu bisa dikatakan semacam general check up yang dilakukan pada
kereta yang dilakukan di Balai Yasa Gubeng Surabaya setiap 4 tahun sekali,
Mbak. UPT membuat rujukan mengenai masuknya masa SPA pada sebuah kereta
dan kalau ada permasalahan yang terjadi ya disampaikan sekalian..., perbaikannya
ya lengkap mbak...dari perbaikan body, kelistrikan/ AC, dan terkadang juga
pengecetan body. Gitu mbak..kalo kereta yang masuk jadwal SPA KA. Brantas
dan KA. Bangunkarta”(Wawancara ,tanggal 12 Januari 2011)
Bila satu kereta telah tiba waktunya untuk PA, maka Kepala UPT Dipo Sarana
akan mengirim kereta tersebut ke Balai Yasa. Kereta yang akan PA dirangkaikan
dengan KA regular sesuai kelasnya atau dengan perjalanan tersendiri bila dekat
Dalam PA, kereta yang masuk ke Balai Yasa selanjutnya dibongkar. Tahap
uji kelayakan maka kereta dinyatakan layak operasi. Adapun waktu pemeriksaan
ini dilakukan setiap enam tahun sekali. Sedangkan, lokasi tempat pemeriksaan
keterbatasannya. Kereta yang masuk jadwal Pemeriksaan Akhir (PA) adalah KA.
Kahuripan
Seperti Dijelaskan oleh Bapak Bapak Fachrudin Setiyanto selaku Kepala Operasi
commit
Rencana (KOR) UPT Sarana Madiun to user
sebagai berikut :
lxxv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
”Untuk PA itu dilakukannya setiap 6 tahun sekali Mbak, yang masuk PA adalah
KA . Kahuripan. Setiap kereta itu jadwal PA nya beda-beda. Ini dilakukan di
Balai Yasa juga, prosesnya sama sih dengan SPA tadi. Kereta akan di bongkar di
Balai Yasa. Tahap selanjutnya, dalakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap
komponen kereta kalau sudah selesai nanti ya dirakit lagi, terus nanti kalo sudah
memenuhi persyaratan teknis maka kereta dinyatakan layak operasi lagi...begitu
mbak prosesnya.”
( Wawancara ,tanggal 12 Januari 2011)
Tabel 4.1
Perencanaan Pemeliharaan Sarana Kereta Api Tahun 2010
No Jenis Kegiatan Pelaksana Waktu Jenis KA
1. Pemeliharaan - UPT Dipo Sarana - Satu bulan KA. Brantas,
Periodik - Balai Yasa - Tiga bulan KA. Senja
Surabaya Gubeng - Enam bulan Kediri
(P-12) - Satu tahun KA Kahuripan
KA.Bangunkarta
KA Madiun
Jaya
2. Semi - Balai Yasa - Empat KA. Brantas
Pemeriksaan Surabaya Gubeng tahun sekali KA.Bangunkarta
Akhir (SPA)
3. Pemeriksaan - Balai Yasa - Enam tahun - KA Kahuripan
Akhir (PA) sekali
Sumber : Diolah dari Seksi Sarana Kereta Daop VII Madiun
Dalam Seksi Jalan Rel dan Jembatan kegiatan pemeliharaan prasarana dibagi
Triwulan, Hal tersebut sesuai dengan penuturan dari Bapak Ran Dwi Teguh
a. Pemeliharaan Bulanan
Kegiatan pemeliharaan bulanan ini adalah kegiatan yang dilakukan rutin oleh
petugas dari JJ yaitu melakukan pemeliharaan jalan rel dan jembatan sesuai
dengan pembagian wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila ada
ke-trouble-an yang terjadi sepanjang lintasan. Jika memang pada saat itu
ditemukan kerusakan maka petugas akan melakukan perbaikan pada saat itu juga
bila memungkinkan, bila tidak akan dilakukan perbaikan secepatnya supaya tidak
Jalan Rel dan Jembatan Daop VII Madiun adalah semua lintasan yang masuk
dalam wilayah Daop VII Madiun yaitu dari sebelah barat mulai stasiun
penjelasan dari Bapak Ran Dwi Teguh selaku Asisten Manajer Jalan Rel dan
”Pemeliharaan bulanan itu rutin dilakukan oleh petugas dari JJ yaitu melakukan
pemeliharaan pada jalan rel dan jembatan sesuai pembagian wilayahnya yaitu
mulai stasiun Walikukun sampai dengan stasiun Curahmalang, Mbak. Ini untuk
mengatasi dan mengantisipasi kalau ada ke-trouble-an yang terjadi di lintasan,
kalau memungkinkan ya segera ditangani pada saaat itu juga, kan ini masalahnya
berkaitan dengan keselamatan penumpang Mbak...”
( Wawancara, 20 Januari 2011)
b. Pemeliharaan Triwulan
Pemeliharaan di Seksi JJ ada juga yang dilakukan setiap triwulan atau 3 bulanan.
Kegiatan yang biasanya dilakukan setiap triwulan yaitu mengganti bantalan beton
commit
yang pecah, dan batalan wesel, sertato pergantian
user bantalan kayu dan juga
lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penambahan balas ataupun pasir di lintasan. Sebuah jalan rel yang telah aus,
bantalan yang sudah tidak baik kondisinya dan tidak memungkinkan untuk
diperbaiki maka perlu digantikan. Hal ini, untuk mengantisipasi kecelakaan pada
Dalam kegiatan pemeliharaan ini dilakukan oleh pihak eksternal/CV. Hal ini
besar luas wilayah Daop VII Madiun. Dalam hal ini, beberapa CV yang pernah
bantalan kayu menjadi bantalan beton di lintas Saradan-Baron dan yang terakhir
Tabel 4.2
Rekanan Kerja Seksi Jalan Rel dan Jembatan (JJ) Daop VII Madiun
No Nama Rekanan Kegiatan
1. CV Vika Pratama commit to user
Menggantian bantalan menjadi bantalan
lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber : Diolah dari Seksi Jalan Rel dan Jembatan Daop VII Madiun
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Bapak Ran Dwi Teguh selaku Asisten
Manajer JJ berikut :
”Untuk kegiatan yang berskala besar seperti pemeliharaan triwulan ini mbak,
dikerjakan oleh pihak eksternal/ CV yang sudah menjadi rekanan dari kami
sendiri. Kta bekerja sama dengan CV Vika Pratama, CV Cahaya Mulia, CV Guna
Karya, CV Bima dan CV Sheva Tama. Pemeliharaan triwulan di tahun 2010 semua
di fokuskan pada pergantian bantalan beton” (Wawancara, 20 Januari 2011).
Untuk lebih jelasnya perencanaan dasar jalan rel dan jembatan perkeretaapian di
Tabel 4.3
Perencanaan Pemeliharaan Jalan Rel dan Jembatan Kereta Api Tahun 2010
No Jenis Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
1. Pemeliharaan - Seksi JJ Bulanan Sepanjang Lintas
Bulanan - UPT Resort JJ Daop VII Madiun
2. Pemeliharaan - UPT Resort JJ 3 Bulanan Koridor Madiun-
Triwulan - Pihak eksternal Nganjuk
commit to user
CV Koridor Kediri-
lxxix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kertosono
Koridor Barat-
Walikukun
Koridor Saradan-
Baron
Sumber : Diolah dari Seksi Jalan Rel dan Jembatan Daop VII madiun
Dalam Seksi Sintel kegiatan pemeliharaan prasarana dibagi menjadi dua jenis
a.Pemeliharaan Pencegahan
mungkin diperbaiki pada saat itu juga. Daerah yang masuk dalam pemeliharaan
Seksi Sintel Daop VII adalah semua lintasan yang masuk dalam wilayah Daop VII
Madiun yaitu dari sebelah barat dimulai dari stasiun Walikukun dan sebelah timur
stasiun sampai stasiun Curahmalang. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
Bapak Aryo Purbo selaku Asisten Manajer Sintel Daop VII Madiun
menyampaikan bahwa :
lxxx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b.Pemeliharaan Korektif
perbaikan yang dasarkan pada lifetime suatu alat, suatu alat akan mengalami
penurunan kinerjanya ketika umur alat tersebut sudah waktunya untuk diperbaiki.
Sesuai dengan pernyataan dari Bapak Aryo Purbo selaku Asisten Manager Sintel
”Pemeliharaan korektif itu didasarkan pada lifetime nya Mbak, jadi alat itu akan
mengalami penurunan kinerja ketika sudah masuk batas waktu perbaikan, jadi
semua alat harus diperbaiki ketika sudah masuk batas waktunya.” (Wawancara, 25
Maret 2011)
Pelaksana kerja pada kegiatan korektif ini dilaksanakan oleh pihak eksternalDaop
VII Madiun, yaitu CV. Pihak CV selaku petugas pemeliharaan kerusakan Sintel
mendapatkan pekerjaan ini melalui lelang. Hal ini dilakukan oleh pihak eksternal
berlangsung maksimal selama 2 bulan di stasiun wilayah Daop VII Madiun, yang
Berkah Jaya, Stasiun Paron oleh CV Sinar Agung, Stasiun Nganjuk oleh CV Tri
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Bapak Aryo Purbo selaku Asisten
”Jika pemeliharaan pencegahan kegiatannya bisa dilakukan saat itu juga. Kalau
pemeliharaan perbaikan memerlukan waktu yang lama di rencanakan maksimal 2
bulan untuk tiap pekerjaannya Mbak. Pemeliharaan korektif itu dilakukan untuk
perbaikan dan dilakukan oleh CV bukan dari pihak kita, Mbak. Mereka bisa dapat
commit to oleh
kerjaan ini melalui lelang yang dilakukan user PT. KAI sendiri. Dilakukan oleh
lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pihak eksternal agar menekan pengeluaran dari perusahaan, Mbak. Karena kalau
kita pakai tenaga kita sendiri kan kita harus merekrut tenaga yang banyak dan
harus kasih gaji juga tiap bulannya. Wilayah yang masuk perencanaan kita umtuk
mendapat pemeliharaan korektif ada 6 stasiun yaitu Stasiun Madiun dan
Kertosono oleh CV Berkah Jaya, Stasiun Paron dan Kediri oleh CV Sinar Agung,
Stasiun Nganjuk dan Caruban oleh CV Tri Star. ” (Wawancara, 25 Maret 2011)
organisasi yang menangani pemeliharaan sarana dan prasarana KA. Disisi lain,
sarana kereta dilakukan oleh Seksi Sarana, dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis
lxxxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemeliharaan Jalan rel dan Jembatan (JJ) dilakukan oleh Seksi JJ, dibantu oleh
(Sintel) dilakukan langsung oleh Seksi Sintel, dibantu oleh UPT Resort Sintel
ditugaskan kepada UPT Dipo Sarana untuk kerusakan KA, dan UPT Resort JJ dan
Sintel terkait kegiatan pemeliharaan JJ dan Sintel. Jadi UPT inilah yang akan
prasarana KA.
Demikian juga disampaikan oleh Bapak SamsuRizal, selaku Kepala SDM Daop
Pernyataan tersebut diperkuat oleh keterangan yang diutarakan oleh Bapak Aryo
”Semua kebijakan itu ada di Kepala KAI Mbak, Setelah itu dilimpahkan ke Seksi
dan Seksi melimpahkan ke UPT untuk penanganannya langsung.” (Wawancara,
tanggal 28 Februari 2011)
Bagan 4.2
Struktur Organisasi Pemeliharaan Sarpras Daop VII Madiun
commit to user
lxxxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: Data diolah dari Struktur Organisasi PT. KAI Daop 7 Madiun
Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bidang yang
Madiun:
dan UPT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun.
2. Seksi Sarana
a.Seksi Sarana
commit to user
lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prasarana tersebut.
lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Telekomunikasi
Telekomunikasi di Wilayahnya.
commit to user
lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
telekomunikasi
perkeretaapian di Daop VII Madiun ini ada hambatan yang dialami oleh UPT,
yaitu pegawai pelaksana teknis yang dirasa masih kurang jumlahnya. Berdasarkan
data yang ada pelaksana yang ada di UPT Sarana hanya berjumlah 7 orang.
Sehingga terkadang ada pegawai yang melakukan pekerjaan yang dobel sehingga
“Kita di UPT ada sedikit hambatan Mbak, pelaksana teknis kita sampai saat ini
masih kurang hanya ada 7 orang saja sehingga terkadang ada pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dobel. Sebenarnya kita sudah mengusulkan ke antor
Daop untuk menambahkan pegawai pelaksana tapi ya belum dapat tanggapan.”
(Wawancara, tanggal 23 Februari 2011)
3. Pengkoordinasian (Coordinating)
melaksanakan tugas dan fungsi antar Seksi-Seksi organisasi sehingga tidak terjadi
pelaksanaan kerja yang double atau tumpang tindih. Hal ini dilakukan supaya
Koordinasi yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun
a. Koordinasi Internal
commit to user
lxxxviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bentuk koordinasi internal yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop VII Madiun berupa koordinasi internal vertikal dan koordinasi
Maksudnya adalah koordinasi atau kerjasama di dalam Daop VII antara Kepala
daop VII, Seksi dan UPT di dalam pemeliharaan sarana dan prasarana KA yang
sifatnya vertikal, yaitu atasan dengan bawahannya. Bentuk koordinasi ini nampak
terjadi, yaitu antara kepala Daop VII dengan Kepala Seksi Sarana, Seksi JJ
ataupun Seksi Sintel. Dalam hal ini, Seksi menerima pelimpahan wewenang dan
koordinasi kepada UPT berupa penyampaian informasi dan tugas kegiatan yang
yang telah dibuat. Setelah itu UPT Dipo Sarana; UPT Resort JJ; dan UPT Resort
Sintel sebagai bawahan melaporkan hasil kegiatan yang dilakukan kepada Seksi
Sarana, Seksi Jalan Rel dan Jembatan ataupun Seksi Sinyal dan Telekomunikasi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Aryo Purbo, selaku Asisten Manajer
lxxxix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pernyataan di atas, senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Ran Dwi Teguh
dari Seksi Seksi Jalan dan Jembatan Daop VII Madiun di bahwa ini:
“Pada dasarnya hampir sama Mbak, dengan seksi lainnya. Kami menerima tugas
langsung dari KAI, kemudian kami laporkan kembali hasil pelaksanaan kerjanya.
Begitu juga sama Mbak, kita melakukan koordinasi dengan Resort JJ sebagai
bawahan untuk melaksanakan tugas dilapangan. Jadi Mbak, bisa dikatakan top
down pelimpahan tugas yang kami laksanakan itu.” (Wawancara, 20 Januari
2011).
Sejauh ini koordinasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada setiap seksi di
Daop VII dapat berjalan dengan baik, terbukti jarang sekali terjadi kesalah
pahaman informasi. Seksi ataupun UPT dapat saling memberikan informasi dan
saling mengoreksi bila memang ada kesalahan tidak memandang atasan atau
bawahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Aryo Purbo selaku Asisten
“Koordinasi yang terjalin antara kita dengan bawahan kita dan dengan atasan kita
terkait dengan pemeliharaan sarana dan prasarana dapat kita jalin dengan baik kok
Mbak, jarang sekali ada kesalah pahaman komunikasi karena kita tidak segan
untuk bertanya dan mengingatkan.”(wawancara, tanggal 28 februari 2011)
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat yang dikemukaan oleh Bapak Fachrudin
“Kita kan selalu melakukan pelaporan tentang pemeliharaan yang telah kita
lakukan pada atasan kita Mbak, sampai saat ini saya tidak menemui kendala yang
cukup repot. Koordinasi yang terjalin cukup baik karena dari pihak Seksi Sarana
sendiri selalu membuka komunikasi yang baik dengan kita, jadi kita tidak hanya
sebatas melaporkan saja, tapi terkadang kita juga ada diskusi bila kita atau pihak
Seksi menemui kesulitan atau ketidak pahaman mengenai laporan yang kita buat.”
(Wawancara, tanggal 12 Januari 2011)
commit to user
xc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bentuk koordinasi yang dilaksanakan, yaitu antara Seksi dengan Seksi maupun
UPT dengan UPT lainnya dalam pemeliharaan sarana dan prasarana KA yang
nampak terjadi antara UPT Dipo Sarana dengan UPT Resort Sintel. Selain itu,
koordinasi yang dilakukan antara UPT Resort Sintel dengan UPT Resort JJ.
dilaksanaan pekerjaan penanaman kabel jaringan Sintel yang melintas jalan rel
KA. Dimana, jalan rel KA merupakan wewenang atau area kerja dari Seksi JJ. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Suranta dari UPT Sintel sebagai berikut:
“Ya tentu saja Mbak, kami dari Sintel berhubungan dengan mereka yang ada di
Seksi JJ. Misalnya, dalam hal penanaman kabel jaringan komunikasi Sintel yang
melintasi rel kereta, hal ini diperlukan koordinasi agar dalam pelaksanaannya
perjalanan KA tidak terganngu.” (Wawancara, 16 Maret 2011)
Sedangkan, koordinasi antara UPT Dipo Sarana dengan UPT Resort Sintel
informasi perihal pemeliharaan dan perbaikan Radio Lokomotif. Hal ini dilakukan
karena radio yang ada di Lokomotif itu adalah kepunyaan Sintel. Sementara,
koordinasi dilakukan UPT Resort JJ dengan UPT Dipo Sarana ketika JJ akan
menambah batu kricak di lintasan rel kereta dan mengangkut pasir, maka
koordinasi yang terjadi adalah UPT Dipo Sarana menyediakan kereta untuk
mengangkut pasir dan batu kricak tersebut Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Bapak Fachrudin Kepala Operasi Rencana (KOR) UPT Sarana sebagai berikut :
commit to user
xci
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
”Kita dari UPT Dipo Sarana melakukan koordinasi dengan UPT lain juga lho
Mbak, misalnya dengan UPT Resort Sintel dalam hal pemeliharaan radio
lokomotif. Karena radio nya itu kan punya Sintel tapi lokomotifnya milik kita,
jadi kita saling melakukan koordinasi lah Mbak. Begitu juga, yang kita lakukan
dengan Seksi JJ. Ketika mereka akan melaksanakan pekerjaan pergantian bantalan
jalan rel, ataupun akan melakukan penambahan pasir atau balas mereka pun
menghubungi kita karena kita yang meminjamkan keretanya.”..”(Wawancara,
tanggal 23 Februari 2011)
perkeretaapian di Daop VII Madiun sudah berjalan dengan baik terbukti dengan
terlaksanannya pekerjaan yang melibatkan kerjasama antar seksi atau UPT seperti
b. Koordinasi Eksternal
Bentuk koordinasi eksternal yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop VII Madiun berupa koordinasi eksternal vertikal dan koordinasi
Koordinasi ini dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII
Madiun dengan organisasi di luar Daop VII yang bersifat vertikal secara hierarkis.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana perkeretaapian, Daop VII Madiun, baik
Seperti pernyataan Bapak Ran Dwi Teguh, Asisten Manajer JJ sebagai berikut:
“Koordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian juga kami lakukan lho Mbak, bentuk
koordinasi itu kami sampaikan informasi langsung mengenai realisasi RKAD.”
(Wawancara, 25 Februari 2011)
Sebagaimana yang disampaikan Bapak Teguh, setiap 3 bulan sekali dari Dirjen
xcii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Koordinasi ini cukup penting dilakukan oleh KAI karena mengenai sosialisasi
anggaran kerja. Disamping, mengetahui jika ada peraturan atau kebijakan baru
keluhan yang disampaikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
permohonan dana yang jumlahnya sesuai dengan yang mereka butuhkan. Tetapi
sampai saat ini pemberian dana dari Dirjen Perkeretaapian belum sesuai dengan
kebutuhan dari Daop VII, sehingga tidak bisa merealisasikan semua rencana yang
telah disusun karena keterbatasan yang dimiliki. Hal yang sama juga disampaikan
”Menurut saya hambatan yang kita temui adalah ketika kita melakukan koordinasi
dengan pihak Dirjen Perkeretaapian, terkait dengan permohonan dana yang kita
ajukan, sampai saat ini kita belum mendapat dana yang mencukupi untuk
merealisasikan semua rencana kita.” (Wawancara, 25 Maret 2011)
Dampak langsung dari keterbatasan dana yang ada adalah penggantian beberapa
komponen dari kereta yang sudah tidak beroperasi lagi. Meskipun komponen itu
kereta api. Seperti yang disampaikan oleh bapak Fachrudin Setiyanto selaku
Hal yang sama juga dialami oleh seksi dan UPT Jalan Rel dan Jembatan yaitu
karena keterbatasan pendaan yang ada maka belum bisa dilakukan penggantian rel
secara total dan juga belum bisa menggantikan penambat pada rel yang ada
dengan penambat yang mempunyai kualitas lebih baik. Keadaaan rel di lintasan
DaopVII sudah banyak yang lelah. Dengan frekuensi yang padat, keadaaan rel
yang lelah tersebut sangat rentan terhadap kecelakaan. Kenyataan yang lain
adalah penambat bantalan tidak mengikat kuat rel ke bantalan sehingga rel akan
mudah bergeser. Karena dana yang ada Ini sesuai dengan pernyataan dari bapak
“Kita sudah melakukan koordinasi dengan Dirjen mengenai dana yang kita
butuhkan, tetapi sampai sekarang kita belum mendapat tanggapan yang serius.
Dana yang kita dapat belum cukup untuk melakukan pergantian secara
keseluruhan dan cepat, kita menyesuaikan dengan dana yang ada saja. Jalan rel
yang ada sekarang ini banyak yang sudah lelah, dengan frekuensi perjalanan KA
yang padat dan keadaaan track yang sudah lelah tersebut memicu terjadinya
kecelakaan, kereta mudah anjlok keluar dari lintasan dan kebanyakan penambat
yang dipakai di lintasan itu memang kurang bisa mengikat kuat rel dengan
bantalan sehingga rel juga mudah bergeser.”(Wawancara, Wawancara, tanggal 1
Maret 2011)
commit to user
xciv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Maksudnya adalah bentuk koordinasi yang dilakukan oleh setiap Seksi ataupun
UPT dalam pemeliharaan sarana dan prasarana KA dengan Seksi lainnya dari
Dinas di luar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun. Namun,
secara sentralisasi berada pada satu jajaran hierarki. Seperti halnya, koordinasi
yang dilakukan oleh Seksi JJ dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkot
Disamping itu, DPU juga bekerjasama dengan Seksi JJ dari Daop VII dalam
jawab terhadap perbaikan lintasan jalan raya, sedangkan pihak Daop VII dari
dapat berjalan.
Sesuai dengan perihal diatas, Bapak Ran Dwi Teguh dari Seksi Jalan dan
“DPU Kota Madiun juga berkoordinasi dengan kami mengenai pembuatan saluran
air yang menyinggung jalan kereta. Kami berkoordinasi dengan mereka juga
Mbak, apakah m[embuatan saluran air itu akan menggangu atau tidak dan
bagaimana sebaiknya pembuatannya agar tidak mengganggu keamanan lintasan.”
(Wawancara, 9 Maret 2011)
Dalam kegiatan pemeliharaan saran dan prasarana kereta, koordinasi juga
dilakukan oleh Daop VII Madiun dengan pihak eksternal. Dalam hal ini, yaitu CV
yang menerima tender dari lelang perihal pemeliharaan sarana dan prasarana
kereta. Sebagai rekanan kerja, koordinasi yang dilakukan oleh pihak CV dengan
commit
Daop VII Madiun sudah cukup baik. to user
Setiap ada permasalahan yang baru terkait
xcv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam hal ini adalah usaha dari Seksi Sarana dan Prasarana untuk
menjamin bahwa tindakan yang telah dilaksanakan dalam menangani sarana dan
1.Pengawasan Internal
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun terhadap kegiatan pemeliharaan
a. Seksi Sarana
xcvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kegiatan pengawasan dalam Dipo Sarana dilakukan oleh Seksi dan KUPT Dipo
secara kontinyu seperti yang telah direncanakan. Adapun pengawasan periodik ini
bogie, pengereman, interior kereta dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk
“Sebenarnya pengawasan periodik yang kami lakukan selama ini sama seperti
tahun sebelumnya, Mbak. Tidak ada kendala pada kami dalam pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan ini bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat”. (Wawancara, 23 Februari 2011)
Beberapa jenis KA yang masuk dalam pemeliharaan SPA yaitu KA Brantas dan
KA Bangunkarta. KA Brantas masuk SPA nya pada bulan Maret 2010 dan KA
Bangunkarta masuk SPA nya pada bulan April 2010. Kedua KA ini dikirimkan ke
Balai Yasa tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sebagaimana dengan
”KA Brantas itu masuk SPA bulan Maret dan KA Bangunkarta bulan April,
Mbak...Kereta kami kirimkan ke Balai Yasa Surabaya sesuai jadwal itu
Mbak..jadi gak telat..”. (Wawancara, 23 Februari 2011)
commit to user
xcvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengait antar kereta sampai dengan saluran-saluran air dan akan dilakukan
perbaikan bila memang ada yang perlu diperbaiki. Dari hasil pengawasan oleh
Balai Yasa kegiatan PA di Balai Yasa dapat terlaksana dengan baik karena KA
telah dioperasikan kembali. Tidak ada kerusakan yang serius pada KA Kahuripan.
Tabel 4.5
Pengawasan Pemeliharaan Sarana Kereta Api Tahun 2010
Jenis Keterangan
No Pelaksana Waktu Jenis KA
Kegiatan Kegiatan
1. Pemeliharaan - UPT Dipo - Satu bulan KA Berantas, KA Terlaksana
Periodik Kereta - Tiga bulan Senja Kediri, KA
- Balai Yasa - Enam Bangunkarta, KA
di Gubeng bulan Madiun Jaya, KA
Surabaya - Satu tahun Kahuripan
(P-12)
2. Semi - Balai Yasa - Empat KA Berantas, KA Terlaksana
Pemeliharaan di Gubeng tahun Bangunkarta
Akhir (SPA) Surabaya sekali
commit to user
xcviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pemeliharaan Bulanan
bulanan adalah pasir dan balas (batu kricak) di lintasan yang harus di tambah lagi
selain itu penemuan bahwa beberapa penambat bantalan rel KA yang hilang
sehingga harus segera digantikan, karena bila dibiarkan terus menerus maka dapat
commit
Penambat bantalan rel kereta yang to user
sering hilang itu di daerah lintasan Paron-
xcix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pemeliharaan Triwulan
beton di lintasan Daop VII Madiun, meskipun pekerjaan triwulan ini dilakukan
oleh pihak CV tetapi dari pihak Daop VII juga tetap melakukan pengawasan dan
pekerjaan itu dapat selesai tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang telah
pada bulan Maret, pergantian bantalan beton di lintas Madiun – Nganjuk selesai
pada bulan Juni, pergantian bantalan beton di lintas Barat-Walikukun selesai pada
Baron yang dapat diselesaikan pada bulan Desember. Sesuai dengan pernyataan
”Pekerjaan triwulanan meskipun dikerjakan oleh rekanan kerja kita, kita tetap
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatannya agar lita dapat
commit
memastikan bahwa pekerjaan yang to usersesuai dengan perencanaan yang
dilakukan
c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
telah kita buat. Untuk pergantian bantalan beton di lintas Daop 7 semua dapat
terselesaikan sesuai dengan rencana, yaitu untuk lintas Kertosono-Kediri selesai
pada bulan Maret, pergantian bantalan beton di lintas Madiun – Nganjuk selesai
pada bulan Juni, pergantian bantalan beton di lintas Barat-Walikukun selesai pada
bulan September, dan pekerjaan triwulanan terakhir dikerjakan di lintas Saradan-
Baron yang dapat diselesaikan pada bulan Desember.” (Wawancara, tanggal 3
Maret 2011)
Tabel 4.6
Pengawasan Pemeliharaan JJ Kereta Api Tahun 2010
Jenis Keterangan
No Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan Kegiatan
1. Pemeliharaan - Seksi JJ Bulanan Sepanjang Terlaksana
Bulanan - UPT Resort Lintas Daop 7
JJ Madiun
2. Pemeliharaan Seksi JJ
- 3 Bulanan Lintas Kediri- Terlaksana
Triwulan - UPT Resort Kertosono
JJ Lintas Madiun-
- Pihak Nganjuk
Eksternal/ Lintas Barat-
CV Walikukun
Lintas Saradan-
Baron
Sumber : Diolah dari Seksi Jalan Rel dan Jembatan Daop VII Madiun
Pengawasan yang dilakukan oleh seksi Jalan Rel dan jembatan terlihat kurang
masih ada saja ketrouble-an yang terjadi di lintasan kereta. Hal ini terkait dengan
keterbatasan dana yang ada sehingga pihak seksi Jalan Rel dan Jembatan belum
bisa melakukan perbaikan dan tindakan secara keseluruhan dan maksimal pada
commit to user
ci
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prasarana.
a. Pemeliharaan Pencegahan
telekomunikasi yang ada di lintas Daop VII Madiun baik alat tersebut rusak atau
tidak rusak bentuk pencegahannya itu adalah dengan melakukan pengecekan pada
ini adalah dengan pemeriksaan pelaporan yang di peroleh dari pelaksana terkait
dengan kegiatan yang telah dilakukan dan juga terkadang melakukan peninjauan
b. Pemeliharaan Korektif
commit to user
cii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh rekanan kerja dari Daop VII Madiun yaitu
Januari sampai Februari, stasiun Paron pada bulan Maret sampai April, stasiun
Nganjuk pada bulan Mei sampai Juni, stasiun Kertosono bulan Juli sampai
Agustus, stasiun Kediri bulan September sampai Oktober dan yang terakhir
korektif adalah CV Berkah Jaya, CV Sinar Agung, CV Tri Star. Sesuai dengan
Berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh UPT Resort JJ pekerjaan ini semua
selesai tepat pada waktunya. Adapun kegiatan pengawasan ini dilakukan untuk
CV, dalam dikatakan cukup baik. Prasarana Sintel untuk saat ini bisa dioperasikan
dengan baik kembali di setiap Stasiun. Sesuai dengan pernyataan dari bapak
”Berdasarkan pengawasan yang kita lakukan pada pekerjaan para rekanan kita
atau CV tersebut dapat terlaksana dengan baik kok, pekerjaan selesai sesuai
dengan target kita..”(Wawancara, tanggal 22 Maret 2011)
ciii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7
Pengawasan Pemeliharaan Sintel Kereta Api Tahun 2010
Jenis Keterangan
No Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan Kegiatan
1. Pemeliharaan - UPT Resort Mingguan Lintas Daop 7 Terlaksana
Pencegahan Sintel Madiun
2. Pengawasan Eksternal
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun terhadap kegiatan
CV selaku pemenang tender atau kontrak kerja, dan Dirjen Perkeretaapian. Untuk
mereka melaporkan hasil kerjanya ke PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop
VII Madiun sebagai pemberi proyek. Seperti yang disampaikan oleh bapak
”CV sendiri juga melakukan pengawasan selama pekerjaan yang mereka tangani
dilakukan, setelah itu mereka juga memberikan laporan mengenai hasil pekerjaan
mereka pada kami, gitu Mbak”(Wawancara, tanggal 22 Maret 2011)
commit to user
civ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disamping itu, pengawasan yang sifatnya insidental juga dilakukan oleh PT. KAI
wilayah Daop VII Madiun yang mengalami kerusakan dan diperlukan perbaikan.
Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak bapak Suranta selaku KUPT Resort
JJ Madiun:
“Pengawasan dari luar dilakukan oleh Dirjen KA itu sendiri, Mbak. Setiap 3 bulan
mereka melakukan peninjauan ke daerah terkait verivikasi anggaran yang telah
dikeluarkan sesuai dengan RKAD”. (Wawancara, 25 Februari 2011)
Berdasarkan tabel yang ada di depan tabel 1.2 mengenai penyebab kecelakaan
Kereta Api di Daop VII tahun 2008 sampai dengan 2010, kecelakaan kereta api
yang terjadi paling banyak disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana
perkeretaapian. Dari tabel tersebut bisa dijelaskan bahwa pada tahun 2008 terjadi
3 kasus yang disebabkan oleh faktor manusia secara eksternal maupun internal
yaitu karena kendaraan umum yang tidak hati-hati ketika melewati jalan
perlintasan kereta api dan karena masinis yang melakukan pelanggaran sinyal.
Kasus kecelakaan kereta api yang disebabkan dari sarana sebanyak 3 kasus,
commitrem
ketiganya disebabkan karena kerusakan to user
pada kereta api. Dari prasarana kereta
cv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
api kasus kecelakaan yang terjadi sebanyak 8 kasus ini disebabkan karena
keadaan rel yang rusak. Korban yang ada sebanyak 3 orang meninggal dan 9
Pada tahun 2009 angka kecelakaan kereta api juga di dominasi karena sarana dan
kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh faktor manusia secara internal
maupun eksternal ada 2 kasus, ini disebabkan karena kendaraan umum yang tidak
sarana kereta api ada 8 kasus, penyebabnya adalah kerusakan atau ke-trouble-an
dari peralatan sarana kereta api itu sendiri. Kasus yang disebabkan karena
prasarana kereta api terjadi 4 kasus kecelakaan, penyebabnya sama dengan tahun
sebelumnya yaitu karena keadaan rel yang kurang baik. Di tahun 2009 ini
kecelakaan kereta api yang terjadi menelan korban meninggal sebanyak 4 orang
dan luka berat sejumlah 15 orang. Pada tahun 2010 terjadi kecelakaan kereta api
Penyebab yang berasal dari faktor manusia hanya 1 kasus yaitu dikarenakan
pelanggaran batas kecepatan oleh masinis. Dari faktor sarana terjadi 2 kasus
kecelakaan kereta api yang dikarenakan kerusakan pada as roda kereta api dan
dari prasarana sendiri terjadi 6 kasus kecelakaan kereta api yang disebabkan
karena keadaan rel yang kurang baik. Korban kecelakaan kereta api di tahun 2010
ini mengalami penurunan yaitu korban meninggal sebanyak 3 orang dan korban
commit to user
cvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari keseluruhan kasus kecelakaan kereta api di Daop VII selama 3 tahun
terakhir, yaitu tahun 2008 sampai 2010 total terjadi 35 kasus kecelakaan kereta
api yang menelan korban meninggal sebanyak 10 jiwa dan luka berat sebanyak 29
sebanyak 11 kali dan dari prasarana sebanyak 18 kali. Keadaan sarana kereta api
pada kenyataannya banyak komponen kereta api yang keadaannya kurang baik
dan keadaaan prasarana kereta api sendiri terutama pada lintasan rel yang
Berkaitan dengan hal tersebut PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII
manajemen yang ada dari segi perencanaan sudah dilakukan dengan baik, tetapi
dari segi pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan masih ada hambatan yang
dialami. Sehingga manajemen sarana dan prasarana yang ada berjalan masih
dijalankan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VII Madiun meskipun
api yang terjadi selama 3 tahun tersebut tidak terlalu signifikan tetapi setidaknya
sudah tercapai harapan penurunan angka kecelakaan kereta api yang terjadi.
Sehingga manajemen sarana dan prasarana yang dijalankan di PT. Kereta Api
dan berfungsi positif terhadap penurunan angka kecelakaan kereta api pada 3
commit to user
cvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tahun terakhir yaitu tahun 2008 terjadi 14 kasus kecelakaan kereta api, pada tahun
2009 turun menjadi 11 kasus kecelakaan kereta api dan pada tahun 2010 angka
angka kecelakaan kereta api. Meskipun demikian PT. Kereta Api Indonesia
commit to user
cviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan (Planning)
(SPA) dan Pemeriksaan Akhir (PA), di seksi Jalan Rel dan Jembatan ada
dari tiap-tiap seksi. Perencanaan dapat disusun dengan baik sesuai dengan
2. Pengorganisasian (Organizing)
commit
dan prasarana perkeretaapian to user
di Daop VII sudah terbentuk bidang-bidang
cix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perkeretaapian ini adalah seksi Sarana, seksi Jalan Rel dan Jembatan, seksi
Teknis (UPT). Hambatan yang dialami pada tahap ini adalah keterbatasan
3. Koordinasi (Coordinating)
dengan baik karena diantara atasan bawahan maupun antar bidang selalu
horisontal antara KAI Daop VII dengan CV, dalam hal pembahasan dan
cx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Pengawasan (Controlling)
meskipun sudah dilakukan pengawasan yang rutin tapi masih sering terjadi
B. Saran
komponen yang baru. Sehingga kinerja dari komponen juga lebih terjamin.
Meskipun akan membutuhkan biaya yang lebih banyak hal itu harus
commit to user
cxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kereta api.
4. Dengan keterbatasan dana yang di dapat, PT. Kereta Api Indonesia Daop
VII Madiun harus bisa menyusun skala prioritas yang baik, sehingga dana
commit to user
cxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya
Dalam Penelitian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Anonim. 2010. Media Informasi dan Komunikasi Kereta Api. Edisi 47. PT.
Ilalang Sakti Komunikasi.
Anonim. 2010. Media Informasi dan Komunikasi Kereta Api. Edisi 49. PT.
Ilalang Sakti Komunikasi.
commit to user
cxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber Lain :
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/08/05/brk,20100805-
269104,id.html
http://www.krjogja.com/liputankhusus/detail/922/Kecelakaan.Kereta.Api..
Salah.Siapa..html
www.nasional.compas.com/read/2010/07/16/03552774/Logawa.Dicelakak
an.Penambat.Buruk. commit to user
cxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxv