Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa dampak
terhadap berbagai perubahan aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan yang mengalami
perubahan dalam kurikulum. Seiring dengan kamajuan zaman, sistem pendidikan menuntut
untuk memenuhi faktor kebutuhan hidup yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Peran
kurikulum dalam sekolah tidak hanya membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,
akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral
dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat menguasai berbagai macam
keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi dunia pekerjaan.

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan
kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional,
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilai
dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana
secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh perubahan
iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Layton
(1989) bahwa kurikulum dipengaruhi oleh sistem sosial politik, ekonomi, teknologi, moral,
keagamaan dan keindahan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada
gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat di Indonesia yang harus
mengikuti perubahan tersebut.
Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang
pendidikan tetapi usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya

1
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat
terkait dengan upaya perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan
kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan dunia global. Seperti pergantian dari
kurikulum 1994 yang berbasis materi diganti dengan kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yang berorientasi pada pencapaian-pencapaian kompetensi kemudian
berganti dengan KTSP pada tahun 2006 untuk merespon keputusan pemerintah tentang
otonomi pendidikan dan setelah itu dirubah lagi dengan Kurikulum 2013.
Kurikulum Berbasis Kompetensi dirancang sejak tahun 2000 dan diterapkan pada tahun
2004. Dalam tahap-tahap pengembangannya kurikulum ini dikenal dengan Kurikulum KBK
atau Kurikulum 2004. Pada kurikulum berbasis kompetensi ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik
agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan dengan
tanggungjawab. Kemudian pada tahun 2006 pemerintah mulai menerapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia. Kurikulum ini mencoba memberikan
tawaran dengan delapan standar nasional, dimana standar nasional tersebut diatur oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ditengah-tengah perjalanan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang dirasa baru akan mulai berkembang, pemerintah menetapkan kurikulum
baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai
diterapkan pada awal tahun ajaran 2014/2015. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.

1.2 Masalah atau Topik Bahasan


Masalah atau topik bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Bagaimana pengertian kurikulum dan kedudukan kurikulum ?
1.2.2 Bagaimana konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013?
1.2.3 Bagaimana karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013?
1.2.4 Bagaimana kelebihan dan kekurangan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013?
1.2.5 Bagaimana persamaan dan perbedaan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013?

2
1.2.6 Bagaimana isi Standart Nasional Pendidikan?
1.2.7 Bagaimana hubungan kurikulum dengan Standart Nasional Pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:


1.3.1 Memahami pengertian kurikulum dan kedudukan kurikulum
1.3.2 Memahami konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
1.3.3 Memahami karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
1.3.4 Memahami kelebihan dan kekurangan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
1.3.5 Memahami persamaan dan perbedaan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
1.3.6 Memahami isi Standart Nasional Pendidikan
1.3.7 Memahami hubungan kurikulum dengan Standart Nasional Pendidikan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) pasal 1 angka 19 ).
Menurut Johnson (1967) kurikulum prescribes (or at least anticipates) the result of
instruction. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi serta proses pendidikan.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang
isi dan kegiatan belajar yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan
pelaksanaan tugas pekerjaan di masa yang akan datang. Kurikulum memberikan dasar-dasar
bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan profesional yang akan menentukan kualitas
insan dan sumber daya manusia suatu bangsa.
Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah (1) sebagai construct yang dibangun
untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk
dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan; (2) jawaban untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan; dan (3) untuk membangun kehidupan
masa depan di mana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana
pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan
masa depan (Sutarto, dkk., 2013); serta (4) sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003).

2.2 Konsep KBK, KTSP dan Kurikulum 2013


a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP
19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

4
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri
peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman
yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi pada
pembelajaran tuntas (mastery learning).
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/
potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya
mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses
penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan,
lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan
kata lain KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme (Raadiyanta,2003).

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP). KTSP dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP. Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk
mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah untuk meningkatkan kualitas satuan

5
pendidikan dalam bidang akademis maupun non akademis, memelihara budaya setempat,
mengikuti perkembangan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip seperti, (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungannya, (2) Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) Relevan dengan kebutuhan
kehidupan, (5) Menyeluruh dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang hayat, (7)
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (BSNP, 2006).

c. Kurikulum 2013 (K13)


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berkembang secara dinamis. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pengembangan kurikulum harus dilakukan karena adanya tantangan yang harus
dihadapi, baik tantangan internal maupun eksternal. Untuk menghadapi tuntutan
perkembangan zaman dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata
kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Seperti saat ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dikembangkan menjadi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu
tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sifat nonilmiah (Marsudi, 2014).
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran
serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.

6
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip
pembelajaran kurikulum 2013 adalah a) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik
mencari tahu; b) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar; c) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; d) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi; e) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f) dari
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; g) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills); i) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j) pembelajaran yang menerapkan nilai-
nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani); k) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat; l) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; m) Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n)
pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik (Shafa, 2014).

2.3 Karakteristik KBK, KTSP dan Kurikulum 2013


a. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/
potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya
mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses
penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan,
lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan
kata lain KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme
Menurut Mulyasa (2002), kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasik.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

7
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur educative.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi. (Rahdiyanta, 2003).

b. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks
desentraliassi pendidikan dan otonomi daerah yang merupakan wacana baru dalam
pengembangan kurikulum kita. Dalam hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap
peningkatan kinerja sekolah, khususnya peningkatan kualitas pembelajaran. Dan pada
akhirnya sekolah mempunyai tanggung jawab akan mutu pendidikan di sekolahnya terhadap
pemerintah dan masyarakat. Muslich mengungkapkan KTSP setidaknya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies).
2) Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa
(developmentally-appropriate practice), bukan penerusan materi pelajaran.
3) Berpendekatan atau berpusat pada pembelajar (learner centered curriculum), bukan
pengajaran.
4) Berpendekatan terpadu atau integratif (integrative curriculum atau learning across
curriculum), bukan diskrit.
5) Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan multikultural.
6) Bermuatan empat pilar pendidikan, yaitu belajar memahami (learning to know),
belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning tobe oneself),
dan belajar hidup bersama (learning to live together).
7) Berwawasan dan bermuatan manajemen berbasis sekolah.

c. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menakankan pengembangan kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Keberhasilan
kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen
kurikulum oleh seluruh peserta didik.

8
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat
kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga sasaran pendidikan ini sesungguhnya lebih
dikenal dengan domain pembelajaran. Terjadi perbedaan tentang berapa domain
pembelajaran ini (Shafa, 2014).
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk tujuan tersebut, maka kurikulum 2013
memperkuat pembelajarannya dengan pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu
(tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran). Selain itu,
kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan atau penelitian
(discovery/inquiry learning), pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning). (Kemendikbud, 2013).

2.4 Kelebihan dan Kekurangan dari KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
a. Kelebihan KBK, KTSP dan 2013
1) Kelebihan KBK

1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran


2. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
3. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing
4. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian
yang terfokus pada konten. (Rahdiyanta,2003)

9
2) Kelebihan KTSP
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan.
3. KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20%.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

3) Kelebihan Kurikulum 2013


1. Lebih menenkankan pada pendidikan karakter
2. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik.
4. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
5. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana
buku sudah disiapkan dari pusat

b. Kekurangan KBK,KTSP dan Kurikulum 2013


1) Kekurangan KBK
1. Hanya berorientasi pada hasil belajar
2. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
3. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
4. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru

10
2) Kekurangan KTSP
1. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP .
2. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
3. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif
4. Diperlukannya waktu yang cukup lama oleh pedidik dalam membina
perkembangan peserta didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan
dibawah rata-rata
5. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan
bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. (Siti Sundari 2013).

3) Kekurangan Kurikulum 2013


1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.
2. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
3. Guru beranggapan bahwa dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan
materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap
ada penjelasan dari guru.
4. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
5. Kurangnya kemampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan
pengetahuan

2.5. Persamaan dan Perbedaan KBK, KTSP Serta Kurikulum 2013


a. Persamaan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
1) Persamaan KBK dengan KTSP
1. Sama-sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
2. Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah dimana setiap
daerah diberikan kesempatan yng seluas-luasnya untuk mengembangkanya.
6. Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa adanya standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian.

11
7. Sama sama adanya sistem evaluasi dalam penenentuan hasil belajar siswa.
8. Adanya kebebasan dalam pengembngan yang dilakukan oleh guru waluapun di
KTSP itu guru diberikan kebebasan yang lebih.
9. Sama -sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat.
10. Sama- sama memerlukan sarana dan prasarana yang memadai

2) Persamaan KTSP dengan Kurikulum 2013.


1. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks
sebagai butir-butir KD.
2. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat
atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
3. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
4. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada
hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan
menerima pengetahuan.

b. Perbedaan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

Tabel 1. Perbedaan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013


No KBK KTSP K13
1 Standar Kompetensi Sekolah diberikan keleluasaan untuk Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari mendelegasikan seluruh isi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi kurikulum melihat karakter, dan kebutuhan masyarakat
potensi lokal, KTSP tetap
menekankan kompetensi akan tetapi
lebih dikerucutkan lagi dalam
operasional dan implementasinya di
sekolah. Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari Standar Isi
2 Standar Isi diturunkan Standar Isi diturunkan dari Standar Standar Isi diturunkan
dari Standar Kompetensi Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran dari Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran Lulusan

3 Pemisahan antara mata Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran
pelajaran pembentuk pembentuk sikap, pembentuk harus berkontribusi
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk terhadap pembentukan
keterampilan, dan Pengetahuan sikap, keterampilan, dan
pembentuk Pengetahuan pengetahuan

4 Kompetensi diturunkan Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran


dari mata pelajaran pelajaran diturunkan dari

12
kompetensi yang ingin
dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran
dengan yang lain, seperti yang lain, seperti sekumpulan mata diikat oleh kompetensi
sekumpulan mata pelajaran terpisah inti (tiap kelas)
pelajaran terpisah
6 Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum sampai Pengembangan
sampai pada silabus pada kompetensi dasar kurikulum sampai pada
buku teks dan buku
pedoman guru
7 Tematik Kelas I dan II Tematik Kelas I-III (mengacu mapel) Tematik integratif Kelas
(mengacu mapel) I-VI (mengacu
kompetensi)

2.6 Standart Nasional Pendidikan (SNP)

Standart nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di


seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standart Nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.Standart Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standart Nasional
Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. (PP No. 13 Tahun 2015). Lingkup
Standart Nasional Pendidikan meliputi:

1. Standart Kompetensi Kelulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standart Kompetensi Lulusan
meliputi standart kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standart kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standart kompetensi
lulusan minimal mata pelajaran.

2. Standart Isi

Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi
untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standart isi

13
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum yang berlaku
disekolah, dan kalender pendidikan atau akademik.

3. Standart Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan


prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi:

a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.

4. Standart Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

5. Standart Sarana dan Prasarana

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,

14
tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Standart Pembiayaan

Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Pembiayaan pendidikan terdiri atas:

a. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

b. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.

c. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
dan lain sebagainya.

d. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan
usulan BSNP.

7. Standart Pengelolaan

Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

8. Standart Penilaian Pendidikan


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. (PP No. 13 Tahun 2015).

15
2.7 Hubungan antara Kurikulum dengan Standart Nasional Pendidikan

Kurikulum sangat berkaitan dengan Standart Nasional Pendidikan, hal ini dikarenakan
di dalam standart nasional pendidikan tepatnya pada standart isi memuat tentang kerangka
dasar dan struktur kurikulum sehingga dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum
harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Pada hakekatnya Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup 8 standart di atas merupakan pedoman bagi dunia pendidikan di
Indonesia khususnya pedoman untuk pngembangan kurikulum yang akan diterapkan
disekolah. Pada dasarnya kurikulum dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman yang
semakin maju dengan memperhatikan beberapa faktor salah satunya adalah sekolah.

Dalam setiap program pendidikan, kurikulum sangatlah dibutuhkan karena kurikulum


merupakan pedoman bagi setiap sekolah dalam melaksanakan proses pembalajaran. Selain itu
guru juga memiliki peranan yang penting dalam pelaksanaaan kurikulum di sekolah yaitu
untuk mentrasformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam buku kurikulum sesuai dengan
petunjuknya kepada siswa dengan proses belajar mengajar. Oleh karena itu berhasilnya suatu
kurikulum sangat bergantung kepada peranan guru dan sekolah.

Standar Nasional Pendidikan, kurikulum, sekolah dan guru, saling berhubungan satu
sama lain. Standar Nasional Pendidikan memuat semua pedoman kriteria minimal bagi
keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan
kurikulum tentunya merupakan awal atau rancangan bagaimana pendidikan nantinya akan
dijalankan. Kesesuaian kurikulum dalam instansi pendidikan (sekolah) akan mempermudah
seorang guru dalam menentukan model dan metode mengajarnya serta mempermudah dalam
menyiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran nantinya. Dengan adanya kesesuaian
kurikulum, model dan metode mengajar yang disesuaikan oleh guru diharapkan kualitas
pendidikan juga akan meningkat.

BAB III

16
PENUTUP

1.1 Simpulan
Simpulan dari kajian makalah ini adalah:
1.1.1 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1.1.2 Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
1.1.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan
1.1.4 Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
1.1.5 Kurikulum Berbasis Kompetensi, KTSP maupun Kurikulum 2013 memiliki kelebihan
dan kekurangan serta persamaan dan perbedaannya masing-masing baik dari segi hasil
belajar maupun proses penerapannya. Kelebihan dari masing-masing kurikulum yang
akan terus dikembangkan dan kekurangannya akan diperbaharui dengan kurikulum
yang lainnya.
1.1.6 Standart nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi (1)
standart kompetensi lulusan (2) standart isi (3) standart pendidik dan tenaga
kependidikan (4) standart proses (5) standart sarana dan prasarana (6) standart
pembiayaan (7) standart pengelolaan (8) standart penilaian pendidikan

1.2 Saran

Sudah seharusnya kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan diIndonesia


dan tidak mengalami kendala jika ada perubahan kurikulum kedepannya agar sistem
penerapan kurikulum tersebut merata keseluruh wilayah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

17
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Buhungo, R.A. 2015. Implementasi dan Pengembangan Kurikulum 2013 pada Madrasah
Aliyah. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 3 (1).

Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,


tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ending, Widuri. 2012. Perbandingan Pengajaran dengan Menggunakan KBK (Kurikulum


Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jurnal
Unimed.

Marsudi. 2014. Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.


Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Seni dan Budaya.

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Rahadiyanta, Dwi. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Seminar Nasional Implementasi


KBK di FT-UNY.

Rustam, Abong. 2015. Konstelasi Kurikulum Pendidikan di Indonesia. At-Turats. Vol.9 No.2

Shafa. 2014. Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Dinamika Ilmu .Vol. 14.
No. 1.

Siti, Sundari. 2013. Perbedaan KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013. Lampung : STKIP
Muhammadiyah Pringsewu.

SNP. https://www.unm.ac.id/files/surat/PP-No-13-Tahun-2015.pdf . (Online). (Diakses


tanggal 31 Agustus 2017)

Sutarto,dkk. 2013.Kurikulum dan Pembelajaran: Dalam Implementasi pada Kurikulum 2013.


Tangerang : CV Kemilau Ilmu Semesta.

Uce, Loeziana. 2016. Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Jurnal Ilmiah Didaktika.
Vol.16. No.2.

Widyastono, Herry. 2015. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari


Kurikulum 2004, 2006 ke Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.

18

Anda mungkin juga menyukai