Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEUANGAN

Fasilitator Pasar Modal Indonesia

Disusun Oleh :

Akbar Abdul Gafar 17919002


Andika Merita Timur 17919003
Tri Eva Mya Roshita 17919004
Muhammad Dzikri Hadiyarroyyan 17919013
Ihsan Saddam Ahmadi 17919018

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2018
PASAR MODAL
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif
investasi bagi para investor selain menabung, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan.

Peran dan Manfaat Pasar Modal


1. Pasar modal merupakan wahana menghimpun dana pembiayaan usaha serta
pengalokasian investasi yang efisien.
2. Pasar modal membantu meningkatkan aktivitas ekonomi nasional dimana perusahaan-
perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong
perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan menciptakan kesempatan kerja
yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
3. Pasar modal merupakan media penghubung para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti
saham, surat utang, dan lainnya.
4. Sebagai alternatif investasi, pasar modal menawarkan kesempatan kepada investor
untuk:
a. Menjadi pemilik perusahaan yang sehat dan berprospek baik melalui pembelian
efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal
dengan imbal hasil serta tingkat resiko tertentu.
b. Memantau pelaksanaan manajemen perusahaan agar berjalan secara profesional
dan transparan.
Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
perang dunia I dan II, perpindahan kekuasan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemudian pasar modal BB yang dikeluarkan pemerintah. Sebelum tahun
2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berlokasi di
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang berlokasi di Surabaya. BEJ lebih fokus pada
penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis saham, sementara BES lebih fokus pada
perdagangan efek yang berbasis surat utang dan derivatif.

1|Page
Struktur Pasar Modal Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). SRO merupakan institusi yang diberi kewenangan
oleh OJK untuk membuat dan menerapkan peraturan di pasar modal Indonesia atau biasa disebut
regulator. Kewenangan regulator dapat diterapkan sebagai pelengkap dari peraturan pemerintah
yang ada. SRO memiliki peraturan dan ketentuan yang mengikat bagi pelaku pasar modal
sebagai fungsi pengawasan untuk mencegah praktik perdagangan yang dilarang.

Ketiga regulator tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam pasar
modal Indonesia. BEI berfungsi sebagai Bursa Efek, merupakan penyedia sarana dan
prasarana perdagangan efek. KPEI berfungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan
(LKP), merupakan penyedia jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Sedangkan KSEI berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),
bertugas menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian efek.
Gambar 1 – Struktur Pasar Modal Indonesia

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)


Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka (UUPM Pasal 1). Berdasarkan PP 45/1995 Pasal 5,
pemegang saham bursa minimal 50 Anggota Bursa (AB) dan maksimal 200 AB.

2|Page
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan tujuan menyelenggarakan
perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas
untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, menyediakan
sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, menyusun rancangan
anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Efek dan melaporkannya ke Bapepam-LK
(UUPM Pasal 7). Fungsi bursa lainnya adalah menjaga kelangsungan pasar (market
liquidity), dan menciptakan harga efek yang wajar (price discovery).
Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia
antara lain untuk:
1) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek;
2) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota Bursa Efek;
3) Mengembangkan sistem pecatatan Efek yang efisien;
4) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa;
5) Meningkatkan sistem pelayanan informasi; kegiatan pengembangan Pasar Modal,
termasuk kegiatan promosi dan penelitian; dan
6) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal.
Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bura efek,
dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan saat ini,
sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia pada umumnya
dilakukan melalui mekanisme perdagangan di bursa efek. Dalam mekanisme ini, bursa efek
bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek serta penyedia sarana sistem perdagangan
(trading system) yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia
prasarana lainnya seperti perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan
secara teratur, wajar, dan efisien.
Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan memberikan
pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudia pesanan tersebut diteruskan oleh Perantara
Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order beli efek ke dalam sistem perdagangan
bursa.

Segmen Pasar di Busa dan Penyelesaian Transaksi


Bursa Segmen Pasar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari:
1. Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous
auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung pada dua
sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+3).
2. Pasar Negosiasi
Pasar negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli tanpa
harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai
kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan HMETD dan
maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu penyelesaian.

3|Page
3. Pasar Tunai
Pasar tunai adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous
auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung hanya
pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap harinya yang berlangsung di
Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya
transaksi bursa (T+0).
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selam jam
pedagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated
Trading System (JATS). Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan
perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di
Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
Proses Tawar Menawar
Proses tawar-menawar di Pasar Reguler dan Pasar Tunai:
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman
pada harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar-menawar, presentase Auto
Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di pasar reguler
dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoritis hasil tindakan korporasi untuk saham perusahaan listing yang
melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;
3. Penawarn jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam arti
permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan
terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke
JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya
prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk
tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun
permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual
maupun permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh
JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi
Pre-losing oleh JATS.

4|Page
Proses tawar-menawar di Pasar Negosiasi:
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa
Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antar nasabah dengan AB yang
selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS.
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi Bursa
saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi dapat
menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli Efek
Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang membeikan informasi penawaran jual dan atau permintaan
beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan penawaran jual
dan atau permintaan beli tersebut.
5. Apabila harga transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar
batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa Efek
yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan dilakukannya
transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa berikutnya,
menggunakan kecuali untuk saham dengan harga minimum yang berlaku di Pasar
Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp 50 (lima puluh rupiah).
Jam dan Sesi Perdagangan
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
(senin-kamis) dan perdagangan jumat. Secara umum sesi perdagangan di Bursa Efek
Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, sesi 1, sesi 2, sesi Pre-
closing, dan sesi Post-closing. Berikut tabel terkait jam perdagangan dan sesi perdagangan di
Bursa Efek Indonesia:
Sesi Perdagangan Pasar Jam Perdagangan (GMT+7)
Pre-Opening Reguler 08.45.00 – 08.55.00
Sesi 1 Reguler, Tunai, Negosiasi 09.00.00 – 12.00.00/11.30.00
Sesi 2 Reguler 13.30.00/14.00.00 – 15.49.59
Pre-Closing Reguler 15.50.00 – 16.00.00
Post-Closing Reguler 16.05.00 – 16.15.00
Sesi 2 Negosiasi 13.30.00/14.00.00 – 16.15.00

Pelaksanaan Perdagangan pada Sesi Pre-opening


1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Bursa melalui
pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut
diperdagangkan pada sesi Pre-opening.

5|Page
2. Saham yang dipedagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang masuk
dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan sesuai dengan
kebijakan Bursa.
3. Harga tawa menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada harga previous atau
harga teoritis saham hasil tindakan korporasi.
4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapembukaan,
dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bura Efek yang bersangkutan
sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang
waktu perdagangan sesi pre-opening.
5. Harga pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan oleh
JATS pada satu harga tertentu.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh
JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali harga penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut melampaui batasan Auto Rejection.
Pada Sesi Pre-closing
1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual dan
atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan Fraksi Harga
dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto Rejection.
2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapenutupan,
dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan
sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang
waktu perdagangan sesi pre-closing.
3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan pada
satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi pre-opening ditetapkan
oleh Bursa melalui pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham
tersebut diperdagangkan pada sesi pre-opening.
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh
JATS (open order) di sesi pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi post-closing oleh JATS.
5. Apabila harga penutupan tidak terbentu, maka harga penutupan ditetapkan
berdasarkan harga dari transaksi bursa yang terakhir kali terjadi.
Pada Sesi Post-closing
1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah
seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan
beli pada Harga Penutupan.
3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing hanya
dapat dilakukan pada Harga Penutupan.

6|Page
Fraksi Harga dan Auto Rejection
Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar, dan efisien,
Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan Perdagangan II-A
Perihal mekanisme perdagangan efek.
Fraksi Harga
Fraksi harga merupakan satuan perubahan yang digunakan dalam melakukan penawarn jual
atau permintaan beli. Fraksi harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua
Ratus Rupiah) mempunyai fraksi harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step
adalah Rp 10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua
ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus rupiah) mempunyai
fraksi harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step adalah Rp 20,-.
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 500,-
(lima ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2000,- (dua ribu rupiah)
mempunyai fraksi harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step adalah Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 2000,-
(dua ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5000,- (lima ribu rupiah) mempunyai
fraksi harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step adalah Rp 100,-.
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai fraksi harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step adalah Rp
250,-.
Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga di luar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh
JATS (Auto Rejection).
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual dan atau permintaan beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual dan atau permintaan beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk
saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan Rp 200,-
(dua ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau permintaan beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
persen) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk
saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan Rp 5000,-
(lima ribu rupiah).
4. Harga penawaran jual atau permintaan beli saham lebih dari 20% (dua puluh persen)
di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk saham
dengan rentang harga di atas Rp 5000,- (lima ribu rupiah).

7|Page
KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA (KPEI)
Dalam UU Pasar Modal No 8 tahun 1995, disebutkan bahwa LKP didirikan dengan
tujuan untuk menyediakan jasa klriing dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang
teratur, wajar dan efisien. Selain itu, LKP juga dapat memberikan jasa lain berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh OJK. LKP wajib menetapkan peraturan mengenai kegiatan
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, termasuk ketentuan mengenai biaya
pemakaian jasa.
Sebelum terbentuk BEI, saham KPEI dimiliki oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar
90% dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebesar 10%. Modal disetor KPEI sebesar Rp 15 milyar
dan modal dasar sebesar Rp 60 milyar. Tahun 2007, BEJ dan BES melakukan merger
menjadi BEI dan secara otomatis kepemilikan saham KPEI 100% dimiliki oleh BEI.
Sesuai dengan fungsinya sebagai LKP, KPEI memiliki beberapa layanan jasa dan
produk lainnya, seperti diantaranya:
1. Jasa Kliring Transaksi Bursa
2. Jasa Penjaminan dan Pengelolaan Risiko
3. Jasa Pinjam Meminjam Efek
4. Jasa Pengelolaan Agunan
5. Layanan Informasi
Sumber pendapatan KPEI dalam menjalankan layanan dan jasanya diantaranya berasal
dari:
1. Fee jasa Kliring Transaksi Bursa
2. Fee jasa Pengelolaan Dana Jaminan
3. Fee jasa Pinjam Meminjam Efek
4. Fee jasa lainnya, seperti pengenaan fee atas layanan m-CLEARS
KPEI merupakan organisasi nirlaba, yang tidak membayar dividen kepada pemegang
sahamnya. Hasil keuntungan dari kegiatan operasional KPEI akan dikembalikan untuk
operasional dan pengembangan infrastruktur pasar modal.
Fungsi Dan Layanan KPEI
Layanan jasa kliring dan penjaminan KPEI diberikan kepada Anggota Kliring dan
Bank Kustodian. Berdasarkan Peraturan KPEI No. II-3 tentang Anggota Kliring pasal 1
angka 1, Anggota Kliring (AK) adalah anggota bursa efek atau pihak lain, yang memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi
bursa sesuai dengan Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa.
Selain AK, Bank Kustodian (BK) juga merupakan pihak lain yang menerima layanan
jasa kliring dan penjaminan KPEI khususnya terkait Pinjam Meminjam Efek dengan status
sebagai pihak pemberi pinjaman (lender). Hal ini sesuai dengan Peraturan KPEI No. II-10
tentang Jasa Pinjam meminjam Efek Tanpa Warkat pasal 3 huruf a.
Selain sebagai LKP, KPEI juga dikenal sebagai satu-satunya Central Counterparty
(CCP) di pasar modal Indonesia. KPEI mengambil peran sebagai mitra pengimbang atau
CCP untuk melakukan novasi dalam penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Novasi adalah

8|Page
pengalihan hukum antara AB jual dengan AB beli menjadi hubungan hukum antara AB jual
dengan KPEI sebagai pembeli, dan AB beli dengan KPEI sebagai penjual.
Gambar 2 – Proses Novasi

Gambar pertama pada proses novasi di atas mengenai beberapa transaksi bursa yang
dikliringkan oleh masing-masing perusahaan efek secara bilateral. Gambar tersebut
menjelaskan perhitungan hak dan kewajiban yang harus diserahkan atau diterima perusahaan
efek satu dengan perusahaan efek lainnya. Sedangkan pada gambar kedua, terdapat
keberadaan KPEI sebagai LKP dalam proses kliring transaksi bursa sehingga lebih meng-
efisienkan proses penyelesaiannya.
Gambar 3 – Ilustrasi Novasi dan Netting

Sama seperti penjelasan pada gambar proses novasi sebelumnya, gambar di atas
menceritakan adanya transaksi bursa secara bilateral antar beberapa perusahaan efek, sehingga
pemenuhan hak dan kewajiban perusahaan efek sangat bergantung kepada perusahaan efek

9|Page
lainnya. Agar perusahaan efek B “B” mendapatkan hak terima uang sebesar Rp 100 harus
melakukan dua kali transaksi. Transaksi pertama dengan perusahaan efek A “A”, dimana B
harus menyerahkan uang Rp 8000 untuk mendapatkan 1000 saham ASII. Selanjutnya, 1000
saham ASII tersebut akan diserahkan ke perusahaan efek C “C” agar mendapatkan uang
sebesar Rp 8100. Jadi selisih keuntungan yang diterima dari kedua transaksi tersebut sebesar
Rp 100. Berbeda dengan gambar dibawahnya, dimana terdapat KPEI diantara 3 perusahaan
efek di atas dan masing-masing perusahaan efek bertransaksi dengan KPEI. Sehingga B
mendapatkan hak terima Rp 100 dari KPEI bukan dari perusahaan efek yang lain karena
KPEI telah melakukan proses netting. Penjelasan netting akan disampaikan pada bagian
fungsi kliring dan penyelesaian.

Untuk dapat mensejajarkan KPEI sebagai CCP di dunia internasional, pada 2014-
2015 KPEI telah melakukan penilaian mandiri yang dibantu oleh pihak konsultan. Penilaian
mandiri yang dilakukan KPEI terkait peran KPEI sebagai salah satu Financial Market
Infrastructure (FMI) atau lembaga-lembaga penyedia infrastruktur di pasar keuangan
Indonesia. FMI berperan penting dalam mendukung aktivitas pembayaran, penyelesaian
maupun penyimpanan instrument keuangan. Penilaian mandiri tersebut untuk memastikan
KPEI telah memenuhi 23 prinsip yang direkomendasikan Principles for Financial Market
Infrastructure (PFMI) yang dikeluarkan oleh International Organization of Securities
Commissions (IOSCO). Hasil penilaian mandiri KPEI secara umum adalah broadly observed,
yang artinya sebagian besar sudah comply. Status broadly observed menunjukkan gap atas
pemenuhan prinsip yang ditemukan tergolong tidak besar. Dari 23 prinsip tersebut, ada yang
berada pada posisi observed dan beberapa masuk kategori partly observed . Sehingga masih
ada beberapa gap dengan kategori high, medium dan low yang harus diperbaiki KPEI.

Fungsi Pengelolaan Agunan


Pengelolaan agunan bertujuan untuk memastikan bahwa agunan dan sumber
keuangan lainnya “mencukupi” untuk kebutuhan penyelesaian transaksi bursa. Istilah
mencukupi berarti agunan yang disediakan tidak kurang (bagi CCP maupun pelaku pasar
lainnya) dan juga tidak berlebihan sehingga tidak efisien bagi pelaku pasar.

 Berdasarkan Peraturan KPEI No. II-12 tentang Penempatan Agunan, definisi agunan adalah
aset yang dijaminkan oleh AK kepada KPEI yang dapat digunakan untuk penyelesaian
transaksi bursa dan atau untuk menyelesaikan kewajiban AK kepada KPEI

 Agunan (collateral) yang ditempatkan oleh AK merupakan jaminan atas penyelesaian
transaksi bursa baik untuk kepentingan AK maupun nasabah AK

 Agunan yang ditempatkan oleh nasabah AK merupakan jaminan atas penyelesaian
transaksi bursa baik untuk kepentingan nasabah AK

 Selain sebagai jaminan penyelesaian transaksi bursa, agunan juga digunakan sebagai
salah satu komponen dalam perhitungan batasan transaksi (trading limit)

  Bentuk agunan yang dikelola dan diadministrasikan oleh KPEI antara lain:
a. Agunan online, yakni agunan yang disimpan secara elektronik di rekening KSEI.
Contoh agunan online adalah uang dan efek (saham, ETF, waran, HMETD dan
SBN).

10 | P a g e
b. Agunan offline, yakni agunan yang tidak disimpan di rekening KSEI, contohnya
bank garansi, deposito, dana minimum kas, sertifikat BI dan saham bursa.

 KPEI menggunakan beberapa parameter penilaian agunan guna memastikan kecukupan


agunan yang disetorkan oleh AK. Parameter yang digunakan diantaranya adalah haircut
dan disallowance.

 Berdasarkan Peraturan Bapepam No V.D.5, haircut adalah faktor pengurang nilai pasar
wajar efek sesuai dengan risikonya sebesar persentase tertentu dari nilai pasar wajar
efek dimaksud. Berikut penjelasan haircut efek yang dihitung KPEI :

a. Haircut saham, penghitungannya ditetapkan berdasarkan analisa KPEI yang
memperhitungkan analisa fundamental dan analisa market statik.
b. Haircut saham IPO dan ETF, dimana saham IPO didasarkan nilai ekuitasnya
sedangkan ETF ditetapkan sebesar persentase tertentu.
c. Haircut obligasi, didasarkan pada tingkat likuiditas, jenis obligasi, peringkat dan
rating yang dikeluarkan oleh Pefindo untuk masing masing obligasi tersebut.

 Collateral disallowance adalah batasan nilai saham yang diperhitungkan sebagai


 agunan didasarkan pada :
a. Persentase tertentu dari efek skripless
b. Batasan nilai IDR maksimal untuk saham
c. Batasan nilai efek bersifat utang (khusus korporasi berdasarkan rating)
Fungsi Pengelolaan Risiko

 Perangkat pengelolaan risiko yang digunakan KPEI diantaranya adalah perhitungan


risiko, penggunaan trading limit dan penerapan metode pengukuran risiko.

 Pengelolaan risiko bertujuan untuk memastikan bahwa exposure (risiko) transaksi bursa
dihitung secara “memadai” dan memperhitungkan berbagai risiko yang mungkin timbul
seperti market risk, liquidity risk, credit risk dan operational risk pada level tertentu.
Memadai berarti tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar serta disesuaikan dengan
kondisi pasar.
Fungsi Kliring dan Penyelesaian
Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban efek maupun dana milik AK yang
timbul dari transaksi bursa. Kegiatan kliring akan menghasilkan Daftar Hasil Kliring (DHK),
yang akan dikirimkan ke AK sebagai tagihan atas transaksi yang sudah dilakukan dan wajib
diselesaikan sesuai jangka waktu penyelesaian. Proses kliring dilakukan atas produk yang
ditransaksikan di bursa efek, seperti:
  Ekuiti (Saham, Waran, HMETD, Reksadana ETF)
 Surat Utang (Obligasi Korporasi, Surat Utang Negara, Sukuk Korporasi, Surat
 Berharga Syariah Negara, Efek Beragun Aset)
 Derivatif (Kontrak Berjangka Indeks Efek-KBIE dan Kontrak Opsi Saham-KOS)

11 | P a g e
Metode kliring yang tersedia ada 2 jenis yakni:
 Netting adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK dengan menyerahkan atau
menerima sejumlah efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk menerima atau
membayar sejumlah uang untuk seluruh efek yang ditransaksikan.

 Per Transaksi (trade for trade – TFT) adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK
untuk setiap transaksi oleh AK jual dan AK beli yang dilakukan secara langsung atas
efek yang ditransaksikan.
Fungsi Pengelolaan Kegagalan
Selain melakukan kliring transaksi bursa, KPEI juga melakukan fungsi penjaminan
atas penyelesaian transaksi bursa. Berdasarkan Peraturan No. 26/POJK.04/2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, LKP wajib secara seketika dan langsung
mengambil alih tanggung jawab AK yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan
penyelesaian transaksi bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara
yang sama sebagaimana diwajibkan kepada AK yang bersangkutan.

 Berdasarkan rekomendasi prinsip 13 PFMI-IOSCO bahwa CCP diharuskan memiliki


aturan dan prosedur khusus untuk melakukan alokasi kerugian jika kerugian tidak dapat
 ditutupi oleh anggota yang gagal.
 CCP juga harus memiliki sumber keuangan yang cukup untuk melakukan penanganan
kegagalan, meskipun pada akhirnya kerugian ditanggung secara bersama-sama oleh
anggotanya. Sebagai bentuk mutualisasi atas risiko, CCP mengenakan default fund atau
 clearing fund kepada anggotanya dalam bentuk pengenaan dana jaminan oleh KPEI.
 Penanganan kegagalan penyelesaian transaksi bursa oleh KPEI :

a. Sebelum AK dinyatakan gagal bayar
Jika terdapat indikasi AK Gagal Bayar, KPEI menjalankan mekanisme pencairan
agunan AK yang dimilikinya seperi agunan offline (misal : dana minimum kas,
deposito)
b. Setelah AK dinyatakan gagal bayar
i. KPEI secara seketika dan langsung akan mengambil alih tanggung jawab AK
yang mengalami gagal bayar.
ii. KPEI menggunakan sumber keuangan tertentu berdasarkan Peraturan OJK No
26/POJK.04/2014 yakni cadangan jaminan, fasilitas kredit bank, dana
jaminan, dan jaringan kredit.
Cadangan jaminan adalah laba bersih LKP yang disisihkan untuk
menjalankan fungsi penjaminan dan penyelesaian transaksi bursa dan telah
disetujui dalam RUPST.
Fasilitas Kredit Bank adalah dana talangan “segera” atas kegagalan di
tanggal penyelesaian, jika nilai Cadangan Jaminan tidak mencukupi.
Dana jaminan adalah kumpulan dana dan atau efek yang diadministrasikan
dan dikelola oleh LKP yang digunakan untuk melakukan fungsi penjaminan.
Jaringan Kredit adalah AK baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang
diwajibkan untuk menutup kewajiban LKP berkaitan dengan fungsi
penjaminan.

12 | P a g e
iii. KPEI menjalankan mekanisme pengembalian penggunaan sumber keuangan
dari AK Gagal Bayar sebagai berikut:
- Hak terima dari penyelesaian transaksi bursa (jika ada) akan langsung di
offset dengan kewajibannya (2 Hari Bursa)
- Forced Sell efek yang ada di rekening agunan (10 Hari Bursa)
- Eksekusi saham keanggotaan bursa (60 Hari Bursa)
- Pencabutan keanggotaan (cabut SPAB)
- Permohonan Pengajuan Kepailitan Anggota Kliring yang bersangkutan
iv. Urutan pengembalian sumber keuangan dalam proses penyelesaian transaksi
bursa antara lain dana jaminan, jaringan kredit, fasilitas kredit bank, cadangan
jaminan
Layanan Informasi
1. Member Interface (MI)
Layanan Member Interface (MI) adalah portal yang dapat diakses oleh AK
yang menginformasikan keseluruhan kegiatan pesanan transaksi AK di Bursa Efek
Indonesia hingga penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh AK.
Melalui MI, AK dapat mengetahui hasil proses kliring, pengelolaan agunan
dan penjaminan risiko, serta penyelesaian atas transaksi bursa yang sudah dilakukan.
Salah satu modul yang dapat dimanfaatkan oleh AK dalam portal ini adalah simulasi
perhitungan. Dalam simulasi tersebut, menu yang tersedia antara lain untuk pesanan
transaksi, agunan, dan transaksi.
2. Mobile Clearing and Guarantee System (m-CLEARS)
KPEI menyediakan sarana penyampaian informasi mengenai kegiatan kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa kepada AK melalui layanan m-
CLEARS. Layanan m-CLEARS merupakan layanan tambahan untuk memudahkan
AK dalam memperoleh informasi, tanpa harus mengakses langsung masing-masing
sistem yang sudah disediakan KPEI. Layanan m-CLEARS memanfaatkan pesan
singkat (SMS) dari telepon selular dan pengunduhan aplikasi mobile versi Android,
iOS, dan BlackBerry sebagai media penyampaian informasi.
Layanan m-CLEARS berupa pengiriman SMS terdiri atas 2 metode
penyampaian. Metode Alert, untuk penyampaian informasi dengan menu yang lebih
lengkap dan waktu pengiriman yang ditetapkan oleh KPEI. Sedangkan untuk metode
On Request, untuk penyampaian informasi dengan menu yang lebih sedikit dengan
waktu pengiriman sesuai permintaan AK. Informasi yang tersedia dalam aplikasi ini
dapat diakses dengan praktis dan bersifat real time.
Beberapa keuntungan layanan m-CLEARS adalah:
 Praktis, artinya informasi disampaikan langsung ke pengguna jasa yang
 berkepentingan dan telah terdaftar sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan;
  Cepat, artinya informasi terjadwal sesuai dengan kegiatan kliring dan penjaminan;
  Aktual, artinya informasi terkini mengenai kegiatan kliring dan penjaminan;
  Akurat, artinya informasi yang disampaikan didukung oleh data akurat.
3. Customer Care KPEI
KPEI menyediakan layanan satu pintu untuk memenuhi kebutuhan pengguna
jasa dan pemangku kepentingan lainnya. Layanan Customer Care KPEI menyediakan

13 | P a g e
informasi mengenai produk dan layanan KPEI, juga untuk menjawab pertanyaan,
masukan, maupun keluhan yang disampaikan.

KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI)


Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan
kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Saat ini,
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan pihak yang telah mendapatkan izin
sebagai LPP untuk menjalankan fungsi Penyimpanan dan Penyelesaian Efek di pasar modal
Indonesia. Sedangkan kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan kolektif atas
Efek dan jasa administrasi berupa menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.
KSEI merupakan salah satu SRO dalam kelembagaan pasar modal Indonesia,
berbentuk PT, non profit. KSEI didirikan pada tanggal 23 Desember 1997. Dengan dasar
Hukum UUPM No. 8/1995, Pasal 14, dengan Izin Operasional Keputusan Bapepam No. Kep.
54/PM/1998 tanggal11 November 1998). KSEI berfungsi untuk melakukan penyimpanan dan
penyelesaian Efek yang ditransaksikan di Bursa Efek. KSEI menyediakan jasa Kustodian
sentral dan Penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien (Pasal 14 ayat 2 UUPM).
Peran Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meliputi:
1. Penyimpan efek tanpa warkat:
a. Efek Bersifat Ekuitas (Saham, HMETD, dan Waran)
b. Efek Bersifat Utang (Surat utang, MTN, NCD, PN, CP, dll)
2. Penyelesaian transaksi efek
a. Transaksi Bursa
b. Transaksi di Luar Bursa (over the counter)
Layanan jasa Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meliputi:
1. Administrasi Rekening Efek
2. Penyimpanan Efek
3. Penyelesaian transaksi Efek
4. Distribusi hasil corporate action
5. Jasa-jasa terkait lain seperti Post Trade Processing (PTP) dan penyediaan laporan-
laporan jasa kustodian sentral
Pemakai Jasa Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
1. Emiten
Untuk aktivitas berikut:
a. Pendaftaran Efek
- Persyaratan agar Efek Emiten dapat disimpan di KSEI
b. Distribusi Corporate Actions
- Penyampaian informasi corporate action
- Pembayaran dividen, bunga, saham bonus dan lain-lain.
- Laporan-laporan: data pemegang Efek
2. Pemegang Rekening (Perusahaan Efek & Bank
Kustodian) Untuk jasa sebagai berikut:
a. Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat

14 | P a g e
b. Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa
c. Penerimaan hasil Corporate Action
d. Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi Corporate Action
Efek dan Dana Kustodian Sentral Efek Indonesia
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dapat menyimpan beragam Efek, seperti:
Saham, Surat utang Korporasi Rights dan Warrants, Medium Term Notes, Negotiable
Certificate of Deposits, Promissory Notes, Commercial Paper, Surat Utang Negara, Sertifikat
Bank Indonesia, Sukuk, Reksa Dana, Dana Investasi Real Estate (DIRE), Efek lainnya. KSEI
juga dapat melakukan penyelesaian dalam multi-currency, termasuk: Rupiah, Dollar, Dollar
Singapura.
Rekening Efek
Rekening efek berguna untuk mencatat penyimpanan Efek dan dana investor di pasar
modal yang dikelola oleh Perusahaan Efek atau Bank Kustodian selaku Pemegang Rekening,
yang dicatat di KSEI. Kustodian wajib membukakan Rekening Efek/Sub Rekening Efek
untuk setiap investor. Dana disimpan pada Bank Pembayaran: BCA, BRI, CIMB Niaga,
Bank Mandiri, dan Permata Bank
Gambar 4 - Struktur Rekening Efek

Kerahasiaan Data
KSEI terikat untuk menjaga kerahasian data rekening Efek termasuk Sub Rekening
Efek berdasarkan ketentuan UUPM (Pasal 47). KSEI hanya dapat memberikan informasi
mengenai rekening kepada: Pemegang Rekening dan pihak lain yang ditunjuk oleh Pemegang
Rekening, OJK,Bursa Efek, LKP, Emiten/BAE untuk pelaksanaan fungsi masing-masing,
dan juga Polisi, jaksa, atau hakim, Pengadilan, Pejabat Pajak dengan persetujuan OJK
Bukti Kepemilikan Efek
Bukti kepemilikan manfaat atas Efek berupa konfirmasi tertulis & Laporan Rekening
Efek dari KSEI/Kustodian. Dasar hukum ttg bukti kepemilikan manfaat atas Efek:
1. UUPM pasal 56 ayat 4 dan 5

15 | P a g e
2. Peraturan Bapepam-LK no. VI A.3 ttg Rekening Efek
Sub Rekening Efek
Tentang Sub Rekening Efek:
1. Rekening untuk mencatat kepemilikan Efek milik setiap investor yang dikelola oleh
Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
2. Berisi Efek dan atau dana milik nasabah Pemegang Rekening.
3. Wajib dibukakan oleh Perusahaan Efek/Bank Kustodian atas nama masing-masing
investor.
4. Investor dapat memiliki lebih dari satu Sub Rekening Efek.
5. Perusahaan Efek/Bank Kustodian dapat mengelola 1 (satu) atau lebih Sub Rekening Efek
milik nasabah.
6. Mempermudah distribusi Tindakan Korporasi.
Manfaat Sub Rekening Efek:
1. Perlindungan Investor:
a. Kepastian pemisahan pembukuan Efek investor dengan Efek milik Kustodian.
b. Kepastian hak atas Efek seperti dividen, hak menghadiri RUPS, karena investor
akan tercatat dalam DPS yang dikeluarkan oleh KSEI
2. Tersedianya data investor setiap waktu di KSEI, untuk keperluan:
a. Pelaksanaan corporate action
b. Pelaporan Emiten kepada OJK, Bursa Efek, atau BI
c. Penyidikan oleh pihak yang berwenang, misal: OJK
d. Laporan tahunan pemakai jasa KSEI.
3. Efisiensi distribusi hasil Corporate Action . KSEI terikat untuk menjaga kerahasiaan
data Rekening Efek, termasuk Sub Rekening Efek berdasarkan UUPM (Pasal 47).
Jenis-jenis Sub Rekening di KSEI:
- Sub rekening penyimpanan (001)
- Sub rekening penyelesaian (002)
- Sub rekening penerima pinjaman (003)
- Sub rekening jaminan/ Colateral (004)
- Sub rekening pemberi pinjaman (005)
Rekening Dana Nasabah (RDN)
RDN adalah Rekening atas nama nasabah yang disimpan di Bank yang terpisah dari
rekening Perusahaan Efek. Penjelasan tentang RDN:

  Bagi Investor yang belum dibukakan RDN:


- Tidak dapat melakukan transaksi Efek (baik di Bursa maupun diluar bursa)
- MKBD akan dikurangi nilainya sejumlah dana nasabah yang belum dibuka rekening
dana investor (QQ PE atau di SRE C-BEST)
 Setiap investor (yang mempunyai beberapa SRE dalam satu PE) sekurang-kurangnya
harus mempunyai 1 RDN.

 Investor tidak dapat langsung menarik dan memindahbukukan dana yang terdapat di
RDN.

16 | P a g e
 Untuk butir diatas, maka investor memberikan instruksi ke PE (on request atau
Standing Instruction).

 Dana atas seluruh transaksi Efek harus melalui RDN.
Ketentuan Pendukung
Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3
1. Pembukaan rekening Efek wajib diikuti dengan pembukaan Sub Rekening Efek pada
Kustodian dan pembukaan rekening dana atas nama nasabah pada bank untuk masing-
masing nasabah;
2. Nasabah memberikan kuasa kepada Perusahaan Efek untuk:

 Melakukan pemindahbukuan dana dalam rekening dana nasabah pada bank untuk
keperluan transaksi Efek nasabah.

 rekening dana
Memberikan data termasuk mutasi dan/atau saldo dana yang ada dalam
 yang ada di bank kepada Lembaga Penyimpanan danPenyelesaian.

3. Perusahaan Efek wajib memberikan salinan kontrak pembukaan rekening Efek dan
pembukaan rekening dana pada bank kepada nasabah.
Bank Administrator RDN
RDN harus dibuka di Bank Administrator RDN yang bekerjasama dengan KSEI,
karena KSEI tidak dapat melakukan proses pemindahbukuan dana Bank Administrator RDN
yang bekerjasama dengan KSEI (hingga bulan Juni 2017): BCA, BCA Syariah, BNI, BRI,
CIMB Niaga, Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, Bank Sinarmas, dan Permata Bank.
Bank Administrator RDN hanya dapat melakukan pembukaan/administrasi RDN, dan tidak
dapat melakukan pemindahbukuan dana atas penyelesaian transaksi di pasar modal seperti
halnya Bank Pembayaran.
Single Investor Identification (SID)
Konsep SID:

 
Nomor identitas tunggal untuk investor pasar modal atas Sub Rekening Efek yang dikelola
Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek/Bank Kustodian).

 Dapat menghubungkan aset investor di beberapa Sub Rekening Efek pada Pemegang
Rekening KSEI yang berbeda (Cross Link).
  Bersifat tunggal sesuai data pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI.
 
SID diterbitkan oleh KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Penerapan SID:
1. Standardisasi Data Sub Rekening Efek. Update data nasabah pemilik Sub Rekening
Efek dan wajib memiliki Single Investor Identification pada semua Sub Rekening Efek.
2. Penerapan Pemisahan Rekening Dana Nasabah. Setiap nasabah harus dibukakan Sub
Rekening Efek di KSEI dan Rekening Dana di Bank yang terpisah dari rekening milik
nasabah lain atau rekening milik Perusahaan Efek. Sub Rekening Efek dan Rekening
Dana akan dikonsolidasikan dengan Single Investor Identification masing-masing
nasabah.

17 | P a g e
3. Penerapan Client Trading ID di Transaksi Bursa. Setiap order transaksi jual atau beli di
Bursa atas nama nasabah harus disertai informasi client trading ID nasabah yang
merupakan bagian dari Single Investor Identification.
4. Penerapan STP (Straight Through Processing) di Transaksi Bursa. Perdagangan, Kliring
dan Penyelesaian dilakukan terintegrasi dan secara otomatis
Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas)
Fasilitas AKSes adalah sarana informasi yang disediakan untuk para investor di
website KSEI, yang memberikan akses langsung bagi investor untuk melihat dan memantau
posisi dan mutasi portofolio Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI. Fasilitas
yang diberikan kepada investor untuk dapat langsung melihat portofolio yang dimilikinya ke
dalam sistem KSEI. AKSes diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009 dengan Website
http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar keamanan yang ketat yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas kepemilikan portofolio Efek
nasabah (investor).
Penerapan Fasilitas AKSes
Nomor yang terdapat pada kartu AKSes, menjadi identitas investor (SID) pada saat
melakukan transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia. AKSes merupakan fasilitas yang
disediakan KSEI secara gratis untuk memberikan informasi dan laporan yang terkait posisi
Efek dalam Sub Rekening Efek atau dana pada RDN milik investor. Informasi yang
ditampilkan antara lain yaitu Informasi mutasi dan instruksi yang tersedia secara realtime
dari C-BEST dan Informasi status transaksi dari BEI dan perhitungan hak dan kewajiban
penyelesesaian transaksi dari KPEI. Persyaratan menggunakan Fasilitas AKSes: Investor
harus memiliki Sub Rekening Efek di KSEI yang dibukakan melalui Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian. Akses ke Fasilitas AKSes melalui jaringan internet atau mobile devices.
Manfaat Fasilitas AKSes
Bagi Industri Pasar Modal:
1. Meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
2. Memberikan transparansi kepada investor untuk membangun lingkungan berinvestasi
yang nyaman dan aman.
3. Mendukung dan memperkuat fungsi dan mekanisme pengawasan oleh otoritas pasar
modal terhadap pelaku pasar dengan memungkinkan investor secara langsung
memonitor kepemilikan Efeknya.
4. Menjadi sistem pencegahan dan sistem peringatan dini terjadinya pelanggaran di Pasar
Modal Indonesia.
5. Sebagai fondasi pengembangan Straight Through Processing Pasar Modal Indonesia
Bagi Perusahaan Efek/Bank Kustodian:
1. Meningkatkan relasi PE/BK dengan nasabah:
- Membantu PE/BK memonitor kesesuaian catatan Efek di KSEI.
- Menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah kepada PE/BK.
2. Efisiensi pelaporan PE/BK:
- PE dan BK dapat menyampaikan informasi dan laporan rutin secara cepat dan akurat.
- Mengurangi biaya komunikasi, biaya cetak dan biaya pengiriman laporan

18 | P a g e
Bagi Investor:
1. Investor dapat mengakses secara real time data kepemilikan Efek serta mutasinya dalam
Sub Rekening Efek yang disimpan di sistem C-BEST.
2. Memberikan kemudahan untuk melakukan konsolidasi laporan portofolio yang tersebar
di beberapa Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
3. Portofolio investasi dapat dimonitor secara langsung oleh investor itu sendiri.
Penyelesaian Transaksi Efek
1. Penyelesaian Transaksi Bursa
Pemindahbukuan yang dilakukan untuk menyelesaikan transaksi Bursa. Penyelesaian
transaksi di Pasar Reguler dilakukan pada T+3 (3 hari bursa setelah transaksi dilakukan
di Bursa Efek).

2. Penyelesaian Transaksi di luar Bursa (OTC)


Efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar pihak
yang bukan Perusahaan Efek. Penyelesaian Transaksi di luar bursa dapat dilakukan
dengan pembayaran (Delivery Versus Payment/DVP atau Receive Versus Payment) atau
tanpa pembayaran (Delivery Free of Payment/DFOP atau Receive Free of
Payment/RFOP).

19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
The Indonesia Capital Market Institute. 2016. Modul Wakil Perantara Pedagang Efek:
Lembaga Kliring dan Penjaminan. Jakarta: TICMI
The Indonesia Capital Market Institute. 2016. Modul Wakil Perantara Pedagang Efek:
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Jakarta: TICMI
The Indonesia Capital Market Institute. 2016. Modul Wakil Perantara Pedagang Efek:
Mekanisme Perdagangan Efek. Jakarta: TICMI
The Indonesia Capital Market Institute. 2016. Modul Wakil Perantara Pedagang Efek:
Struktur Pasar Modal Indonesia. Jakarta: TICMI

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai