Anda di halaman 1dari 154

Buku Rencana

RDTR Banda Raya

Bab 8

PERATURAN ZONASI

8.1 KLASIFIKASI ZONA DAN DAFTAR KEGIATAN

8.1.1 KLASIFIKASI ZONA

Klasifikasi zona adalah jenis dan hirarki zona yang disusun berdasarkan kajian teoritis,
kajian perbandingan, maupun kajian empirik untuk digunakan pada kawasan perkotaan
yang disusun Peraturan Zonasinya. Klasifikasi zonasi merupakan perampatan (generalisasi)
dari kegiatan atau penggunaan lahan yang mempunyai karakter dan/atau dampak yang
sejenis atau yang relatif sama.

Perkembangan wilayah perkotaan di Kota Banda, khususnya pada Kawasan Kecamatan


Banda Raya, dengan segala aktivitasnya menimbulkan segmentasi ruang untuk kegiatan-
kegiatan tertentu. Tiap ruang memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda-beda. Antara
ruang yang satu dengan ruang yang lain memerlukan penempatan dan penataan supaya
tidak menimbulkan gangguan satu sama lain.

Secara umum tujuan dari penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk:


 Menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu wilayah perkotaan;
 Menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya

Penentuan klasifikasi zona di Kecamatan Banda Raya dilakukan dengan melalui beberapa
pertimbangan berdasarkan aspek spasial dan non-spasial. Dasar pertimbangan yang
digunakan dalam penentuan klasifikasi zona untuk Kecamatan Banda Raya adalah sebagai
berikut.
 Kemampuan fisik lahan untuk menampung dan mendukung perkembangan aktivitas
yang ada, terutama yang terkait dengan ketersediaan sumber daya alam (air bersih,
kemampuan lingkungan secara alami menetralisir polusi, dan sebagainya)
 Karakteristik fisik dari tiap-tiap kegiatan
 Kedekatan fungsional dari aktivitas yang ada dan yang akan dikembangkan
 Kegiatan yang telah berkembang di Kota Banda Aceh, khususnya di Kecamatan
Banda Raya;
 Kemudahan pengaturan pengendalian namun masih memberikan ruang fleksibilitas
bagi penduduk, pelaku ekonomi dan dunia usaha.

Dengan memperhatikan berbagai pertimbangan sebagaimana telah disebutkan, klasifikasi


zona di Kecamatan Banda Raya dapat dilihat pada tabel berikut :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-1


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Kawasan Lindung
I PS Zona Perlindungan Setempat
1 PS-1 Sempadan Sungai
2 PS-2 Sempadan Pantai
II RTH Zona Ruang Terbuka Hijau
3 RTH-1 Hutan Kota
4 RTH-2 Taman Kota
5 RTH-3 Jalur Hijau/Pulau Jalan/Median Jalan
6 RTH-4 Pemakaman
7 RTH-5 Sabuk Hijau
Kawasan Budidaya
IV R Zona Perumahan
8 R-1 Rumah kepadatan tinggi
9 R-2 Rumah kepadatan sedang
V K Zona Perdagangan dan Jasa
10 K-1 Perdagangan dan Jasa Tunggal
11 K-3 Perdagangan dan Jasa Deret
VI KT Zona Perkantoran
12 KT Perkantoran
VII SPU Zona Sarana Pelayanan Umum
13 SPU-1 Pendidikan
14 SPU-2 Transportasi
15 SPU-3 Kesehatan
16 SPU-4 Olahraga
17 SPU-6 Peribadatan
VIII RTNH Zona Ruang Terbuka Non Hijau
18 RTNH Ruang Terbuka Non Hijau

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-2


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.1.2 DAFTAR KEGIATAN

Daftar kegiatan adalah suatu daftar yang berisi rincian kegiatan yang ada, mungkin ada,
atau prospektif dikembangkan pada suatu zona yang ditetapkan. Secara rinci kegiatan-
kegiatan pada setiap zona dan sub zona dapat dilihat uraian berikut
I. PERUMAHAN II. PERDAGANGAN DAN JASA
1 Rumah Tunggal 21 Penjualan Tanaman
2 Rumah Kopel 22 Penjualan Kendaraan bermotor & perlengkapannya
3 Rumah Deret 23 Foto Copy / Alat Tulis Kantor
4 Town House 24 Jasa Bangunan
5 Rumah Susun Rendah (< 4 lt ) 25 Jasa Lembaga Keuangan/Bank
6 Rumah Susun Sedang ( 4 - 8 lt) 26 Jasa Komunikasi
7 Rumah Susun Tinggi (> 8 lt) 27 Jasa Pemakaman
8 Asrama 28 Jasa Riset dan pengembangan IPTEK
9 Rumah Kost 29 Jasa Perawatan/perbaikan/renovasi barang
10 Panti Jompo 30 Jasa Bengkel
11 Panti Asuhan 31 SPBU
12 Guest House 32 SPPBE
13 Paviliun 33 Jasa penyediaan ruang pertemuan
14 Rumah Dinas 34 Jasa Boga / Catering
18 Rumah Adat 35 Jasa Travel dan pengiriman barang
19 Apartemen 36 Jasa pemasaran properti
II. PERDAGANGAN DAN JASA 37 Jasa perkantoran/bisnis lainnya
1 Ruko 38 Jasa Biro Perjalanan Wisata
2 Rukan 39 Jasa Periklanan
3 Warung 40 Taman hiburan
4 Toko 41 Taman Perkemahan
5 Pasar Tradisional 42 Bisnis lapangan dan olah raga
6 Pasar Lingkungan 43 Studio keterampilan
7 Penyaluran Grosir/Perkulakan 44 Panti Pijat Kesehatan/Tradisional
8 Pusat Perbelanjaan 45 Teather
9 Minimarket 46 Bioskop
10 Hipermarket 47 Restoran / Kafé
11 Supermarket 48 Penginapan Hotel
12 Mal 49 Penginapan Losmen
13 Plaza 50 Cottage
14 Penjualan Bahan Bangunan dan Perkakas 51 Salon - Pangkas Rambut
15 Penjualan Makanan dan Minuman 52 Laundry
16 Penjualan Peralatan rumah tangga 53 Penitipan Hewan
17 Penjualan hewan peliharaan 54 Penitipan Anak
18 Penjualan Alat dan Bahan Farmasi 55 Pergudangan
19 Penjualan Pakaian dan assesories
20 Penjualan Peralatan dan Pasokan pertanian

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-3


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

III. PEMERINTAHAN V. SARANA PELAYANAN UMUM


1 Kantor Pemerintah Pusat 1 TK / Sederajat
2 Kantor Pemerintah Propinsi 2 SD / Sederajat
3 Kantor Pemerintah Kota 3 SMP / Sederajat
4 Kantor Kecamatan 4 SLTA / Sederajat
5 Kantor Keuchik 5 Perguruan Tinggi/Akademi
6 Polda 6 Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan
7 Poltabes 7 Kursus/Bimbingan Belajar
8 Polsek 8 Museum
9 Kantor Swasta 9 Rumah sakit Tipe A
IV. INDUSTRI 10 Rumah sakit Tipe B
IV.1 Industri Kimia Dasar 11 Rumah sakit Tipe C
1 Industri Kertas dan bahan dari kertas 12 Rumah sakit Tipe D
2 Ind.tekstil dan pakaian 13 Rumah Sakit Khusus
3 Ind. sepatu dan bahan kulit 14 Laboratorium Kesehatan
4 Ind.kimia & bhn dari kimia 15 Puskesmas
IV.2 Industri Mesin dan Logam Dasar 16 Puskesmas Pembantu
1 Ind.produk mineral non logam 17 Posyandu
2 Ind.produk logam dasar 18 Balai Pengobatan
3 Ind.produk logam olahan 19 Pos Kesehatan
4 Ind.mesin dan perlengkapannya 20 Dokter Umum
5 Ind.mesin dan peralatan kantor 21 Dokter Spesialis
6 Ind.peralatan rumah tangga 22 Bidan Poliklinik
7 Ind.telekomunikasi 23 Klinik
8 Ind.peralatan kedokteran & kesehatan 24 Lapangan Olah Raga
9 Ind. Karesori kendaraan 25 Gelanggang Olah Raga
10 Ind.alat-alat kendaraan bermotor 26 Gedung Olah Raga
IV.3 Industri Kecil 27 Stadion
1 Industri makanan dan minuman 28 Mesjid
2 Industri kerajinan 29 Gereja
IV.4 Aneka Industri 30 Pura
1 Kayu 31 Vihara
2 Pakaian jadi 32 Klenteng
3 Pengemasan barang jadi 33 Mushalla
4 Karet dan plastik 34 Pasantren
5 Tembakau 35 Gedung Pertemuan Lingkungan
6 Minyak dan batu bara 36 Gedung Pertemuan Kota
7 Aneka Industri bahan bangunan 37 Gedung Serba Guna
38 Balai pertemuan dan Pameran
39 Pusat informasi lingkungan
40 Lembaga Sosial/ormas
41 Terminal Type A
42 Terminal Type B
43 Terminal Type C
44 Pelabuhan/Dermaga
45 Lapangan /bangunan Parkir Khusus

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-4


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

VI. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


1 Hutan Kota
2 Jalur Hijau dan Pulau Jalan
3 Taman Kota
4 Tempat Pemakaman Umum (TPU)
5 Sempadan/Penyangga
6 Perkarangan
7 Taman Lingkungan
VII. RUANG TERBUKA NON HIJAU (RTNH)
1 Lapangan
2 Pos Jaga
3 Halte
4 Lapangan golf
5 Toilet umum
6 Tempat Parkir
7 Taman Bermain dan Rekreasi
8 Taman Pintar
VIII. PERUNTUKAN LAINNYA
1 Tambak
2 Kolam
3 Tempat Pelelangan Ikan
4 Pengambilan Air Tanah
5 Wisata Alam
6 Wisata Buatan
7 Wisata Budaya
IX. PERUNTUKAN KHUSUS
1 Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2 Daur Ulang Sampah
3 Pengolahan Sampah/limbah
4 Penimbunan Barang Bekas
5 BTS
6 Rumah Pompa
7 Pembangkit Listrik
8 Kawasan Militer

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-5


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.2 KETENTUAN KEGIATAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Ketentuan kegiatan dan pemanfaatan ruang untuk setiap zona menunjukkan boleh tidaknya
sebuah sistem kegiatan dikembangkan dalam sebuah klasifikasi penggunaan lahan. Jika
terdapat sebuah penggunaan yang belum tercantum dalam kategori maupun sub-kategori
pemanfaatan ruang, maka ijin untuk penggunaan tersebut ditentukan menggunakan
ketentuan yang berlaku. Jika penggunaan tersebut diperbolehkan, maka penggunaan baru
tersebut dapat ditambahkan pada Kategori dan/atau Sub-Kategori melalui ketentuan yang
berlaku.

Peraturan tentang penggunaan-penggunaan ditetapkan dalam suatu matriks yang


dinamakan Matriks Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang yang disusun daftar kegiatan pada
baris-barisnya dan sub zona pada kolom-kolomnya.

Tabel berikut menampilkan definisi dari masing-masing persyaratan kegiatan pemanfaatan


ruang di Kecamatan Banda Raya berikut notasinya.

Tabel 8-1 Klasifikasi Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Banda Raya

Kegiatan pemanfaatan ruang dijinkan, karena sifatnya sesuai dengan peruntukan lahan yang
I direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain
dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pemanfaatan ruang tersebut.

Kegiatan pemanfaatan diizinkan secara terbatas, artinya kegiatan pemanfaatan ruangtersebut


T perlu dibatasi melalui penentuan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian,
atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Kegiatan pemanfaatan diizinkan namun dengan persyaratan tertentu khususnya terkait dengan
B persyaratan untuk mengurangi gangguan lingkungan.Misalnya persyaratan berupa dokumen
AMDAL, RKL, dan RPL.

Kegiatan pemanfaatan ruang tidak diizinkan karena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan
X lahan yang direncakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di
sekitarnnya.

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20 Tahun 2011, Tentang RDTR dan Peraturan
Zonasi

Sebagai penjelasan lebih lanjut, pada halaman berikut dapat dilihat matrik Ketentuan
Kegiatan dan Penggunaan lahan untuk Kecamatan Banda Raya. Penjelasan rinci dari materi
pengaturan yang termuat dalam tabel tersebut, akan dibahas dalam Zoning Teks untuk
setiap Sub Zona yang akan dijelaskan pada bagian berikut dari bab ini.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-6


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Tabel 8-2 Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Lahan

Perdagangan
RTH PERUMAHAN Perkantoran Sarana Pelayanan Umum
NO ZONA/KEGIATAN PS dan Jasa RTNH
RTH 1 RTH 2 RTH 3 RTH 4 RTH 5 R1 R2 K1 K3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 SPU-6
I. PERUMAHAN
1 Rumah Tunggal X X X X X X I I I I X X X X X X X
2 Rumah Kopel X X X X X X I I T I X X X X X X X
3 Rumah Deret X X X X X X I I T I X X X X X X X
4 Town House X X X X X X T I B B X X X X X X X
5 Rumah Susun Rendah (< 4 lt ) X X X X X X B B B B X X X X X X X
6 Rumah Susun Sedang ( 4 - 8 lt) X X X X X X B B B B X X X X X X X
7 Rumah Susun Tinggi (> 8 lt) X X X X X X B B B B X X X X X X X
8 Asrama X X X X X X T T T T X T X T T X X
9 Rumah Kost X X X X X X I I I I X X X X X X X
10 Panti Jompo X X X X X X I I I I B X X X X X X
11 Panti Asuhan X X X X X X I I T T B X X X X X X
12 Guest House X X X X X X T T T T I T X X T X X
13 Paviliun X X X X X X I I T T I T X X T X X
14 Rumah Dinas X X X X X X I I T T I I T I I I X
18 Rumah Adat X X X X X X I I T T X X X X X X X
19 Apartemen X X X X X X B B B B B X X X X X X
II. PERDAGANGAN DAN JASA
1 Ruko X X X X X X T T I I B X I X T X X
2 Rukan X X X X X X T T I I B X I X T X X
3 Warung X X X X X X I I I I I I I I I I X
4 Toko X X X X X X T T I I X T I T T X X
5 Pasar Tradisional X X X X X X B B I B X X X X X X X
6 Pasar Lingkungan X X X X X X B B I B X X X X X X X
7 Penyaluran Grosir/Perkulakan X X X X X X T T I I X X T X X X X
8 Pusat Perbelanjaan X X X X X X X X I I X X X X X X X
9 Minimarket X X X X X X T T I I T B I T I T X
10 Hipermarket X X X X X X X X I I X X X X X X X
11 Supermarket X X X X X X B B I I X X X X X X X
12 Mal X X X X X X X X B B X X X X X X X
13 Plaza X X X X X X X X B B X X X X X X X
14 Penjualan Bahan Bangunan dan Perkakas X X X X X X T T I I T X T X X X X
15 Penjualan Makanan dan Minuman X X X X X X T T I I T T I I I I X
16 Penjualan Peralatan rumah tangga X X X X X X T T I I T X T X X X X
17 Penjualan hewan peliharaan X X X X X X T T I I X X T X X X X
18 Penjualan Alat dan Bahan Farmasi X X X X X X T T I I X X T I X X X
19 Penjualan Pakaian dan assesories X X X X X X T T I I T X T X T X X
20 Penjualan Peralatan dan Pasokan pertanian X X X X X X X T I I X X T X X X X
21 Penjualan Tanaman X X X X X X T T I I X X T X X X X
Penjualan Kendaraan bermotor &
22 X X X X X X X X I I X X T X X X X
perlengkapannya
23 Foto Copy / Alat Tulis Kantor X X X X X X I I I I I I I I I I X
24 Jasa Bangunan X X X X X X T T I I I X X X X X X
25 Jasa Lembaga Keuangan/Bank X X X X X X T T I I I T I T T X X
26 Jasa Komunikasi X X X X X X T T I I I T I T T X X
27 Jasa Pemakaman X X X X X X T T I I I X X T X X X
28 Jasa Riset dan pengembangan IPTEK X X X X X X T T I I I T X X X X X
29 Jasa Perawatan/perbaikan/renovasi barang X X X X X X T T I I I X T X X X X
30 Jasa Bengkel X X X X X X T T B B X X T X X X X
31 SPBU X X X X X X X X B B X X B X X X X
32 SPPBE X X X X X X X X B B X X B X X X X

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-7


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Perdagangan
RTH PERUMAHAN Perkantoran Sarana Pelayanan Umum
NO ZONA/KEGIATAN PS dan Jasa RTNH
RTH 1 RTH 2 RTH 3 RTH 4 RTH 5 R1 R2 K1 K3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 SPU-6
33 Jasa penyediaan ruang pertemuan X X X X X X T T I I I X T X T X X
34 Jasa Boga / Catering X X X X X X T T I I I X T X T X X
35 Jasa Travel dan pengiriman barang X X X X X X T T I I I X I X T X X
36 Jasa pemasaran properti X X X X X X T T I I I X T X X X X
37 Jasa perkantoran/bisnis lainnya X X X X X X T T I I I X T X X X X
38 Jasa Biro Perjalanan Wisata X X X X X X T T I I I X I X T X X
39 Jasa Periklanan X X X X X X T T I I I X T X T X X
40 Taman hiburan X X X X X X T T B B B X X X X X B
41 Taman Perkemahan B T X X X T X X X X X X X X X X X
42 Bisnis lapangan dan olah raga X X X X X X X X B B T X X X X X X
43 Studio keterampilan X X X X X X T T I I I T X X T X X
44 Panti Pijat Kesehatan/Tradisional X X X X X X B B T T T X X T X X X
45 Teather X X X X X X X X X X X X X X X X X
46 Bioskop X X X X X X X X X X X X X X X X X
47 Restoran / Kafé X X X X X X B B I I T B I X I T X
48 Penginapan Hotel X X X X X X X X B B B X B X X X X
49 Penginapan Losmen X X X X X X X B T T T X T X T T X
50 Cottage X X X X X X T T X X X X X X X X X
51 Salon - Pangkas Rambut X X X X X X T T I I T X T T T X X
52 Laundry X X X X X X T T I I T X T T T X X
53 Penitipan Hewan X X X X X X T T T T X X X X X X X
54 Penitipan Anak X X X X X X T T I I I I T T X X X
55 Pergudangan X X X X X X X X I I B X I X X X X
III. PEMERINTAHAN
1 Kantor Pemerintah Pusat X X X X X X T T T T I B B B B B X
2 Kantor Pemerintah Propinsi X X X X X X T T T T I B B B B B X
3 Kantor Pemerintah Kota X X X X X X T T T T I B B B B B X
4 Kantor Kecamatan X X X X X X T T I I I T T T T T X
5 Kantor Keuchik X X X X X X I I I I I T T T T I X
6 Polda X X X X X X X X X X I X X X X X X
7 Poltabes X X X X X X X X X X I X X X X X X
8 Polsek X X X X X X T T T T I X X X X X X
9 Kantor Swasta X X X X X X T T I I I X B B B X X
IV. INDUSTRI
IV.1 Industri Kimia Dasar
1 Industri Kertas dan bahan dari kertas X X X X X X X X X X X X X X X X X
2 Ind.tekstil dan pakaian X X X X X X X X X X X X X X X X X
3 Ind. sepatu dan bahan kulit X X X X X X X X X X X X X X X X X
4 Ind.kimia & bhn dari kimia X X X X X X X X X X X X X X X X X
IV.2 Industri Mesin dan Logam Dasar
1 Ind.produk mineral non logam X X X X X X X X X X X X X X X X X
2 Ind.produk logam dasar X X X X X X X X X X X X X X X X X
3 Ind.produk logam olahan X X X X X X X X X X X X X X X X X
4 Ind.mesin dan perlengkapannya X X X X X X X X X X X X X X X X X
5 Ind.mesin dan peralatan kantor X X X X X X X X X X X X X X X X X
6 Ind.peralatan rumah tangga X X X X X X X X X X X X X X X X X
7 Ind.telekomunikasi X X X X X X X X X X X X X X X X X
8 Ind.peralatan kedokteran & kesehatan X X X X X X X X X X X X X X X X X
9 Ind. Karesori kendaraan X X X X X X X X X X X X X X X X X
10 Ind.alat-alat kendaraan bermotor X X X X X X X X X X X X X X X X X
IV.3 Industri Kecil
1 Industri makanan dan minuman X X X X X X B B B B X X X X X X X
2 Industri kerajinan X X X X X X B B B B X X X X X X X
IV.4 Aneka Industri
1 Kayu X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-8


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Perdagangan
RTH PERUMAHAN Perkantoran Sarana Pelayanan Umum
NO ZONA/KEGIATAN PS dan Jasa RTNH
RTH 1 RTH 2 RTH 3 RTH 4 RTH 5 R1 R2 K1 K3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 SPU-6
2 Pakaian jadi X X X X X X X X X X X X X X X X X
3 Pengemasan barang jadi X X X X X X X X X X X X X X X X X
4 Karet dan plastik X X X X X X X X X X X X X X X X X
5 Tembakau X X X X X X X X X X X X X X X X X
6 Minyak dan batu bara X X X X X X X X X X X X X X X X X
7 Aneka Industri bahan bangunan X X X X X X X X X X X X X X X X X
V. SARANA PELAYANAN UMUM
1 TK / Sederajat X X X X X X I I T T I I I I I I X
2 SD / Sederajat X X X X X X T T T T B I T T T T X
3 SMP / Sederajat X X X X X X T T T T B I B T T B X
4 SLTA / Sederajat X X X X X X T T T T B I B B T B X
5 Perguruan Tinggi/Akademi X X X X X X X X T T B I X B B B X
6 Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan X X X X X X T T T T T I T T T T X
7 Kursus/Bimbingan Belajar X X X X X X T T I I T I T T T T X
8 Museum X X X X X X T T T T I I B B B B X
9 Rumah sakit Tipe A X X X X X X X X X X B X X I X X X
10 Rumah sakit Tipe B X X X X X X X X X X B X X I X X X
11 Rumah sakit Tipe C X X X X X X X B B B B X X I X X X
12 Rumah sakit Tipe D X X X X X X X B B B B X X I X X X
13 Rumah Sakit Khusus X X X X X X X B B B B X X I X X X
14 Laboratorium Kesehatan X X X X X X X B T T B X X I X X X
15 Puskesmas X X X X X X T T B B B X X I X X X
16 Puskesmas Pembantu X X X X X X T T B B B X X I X X X
17 Posyandu X X X X X X I I T T T I I I I I X
18 Balai Pengobatan X X X X X X T T T T T X T I T T X
19 Pos Kesehatan X X X X X X T T I I T I I I I I I
20 Dokter Umum X X X X X X T T T T T B T I T T X
21 Dokter Spesialis X X X X X X T T T T T B T I T T X
22 Bidan Poliklinik X X X X X X T T T T T B T I T T X
23 Klinik X X X X X X T T T T T B T I T T X
24 Lapangan Olah Raga X X X X X X I I B B I I I I I I X
25 Gelanggang Olah Raga X X X X X X X X B B B B X X I X X
26 Gedung Olah Raga X X X X X X X X B B B B X X I X X
27 Stadion X X X X X X X X X X X X X X I X X
28 Mesjid X X X X X X I I I I I I I I I I X
29 Gereja X X X X X X X X X X X X X X X X X
30 Pura X X X X X X X X X X X X X X X X X
31 Vihara X X X X X X X X X X X X X X X X X
32 Klenteng X X X X X X X X X X X X X X X X X
33 Mushalla X X X X X X I I I I I I I I I I X
34 Pasantren X X X X X X T T B B B I T T T I X
35 Gedung Pertemuan Lingkungan X X X X X X I I T T I B T T T B X
36 Gedung Pertemuan Kota X X X X X X T T B B T X X X X X X
37 Gedung Serba Guna X X X X X X T T B B T B B B B B X
38 Balai pertemuan dan Pameran X X X X X X T T B B T B B B B B X
39 Pusat informasi lingkungan X X X X X X I I I I T T T T T T I
40 Lembaga Sosial/ormas X X X X X X I I I I T X X X X B X
41 Terminal Type A X X X X X X X X X X X X I X X X X
42 Terminal Type B X X X X X X X X X X X X I X X X X
43 Terminal Type C X X X X X X X X X X B X I X X X X
44 Pelabuhan/Dermaga X X X X X X X X X X X X I X X X X
45 Lapangan /bangunan Parkir Khusus X X X X X X X X I I I I I I I I I

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-9


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Perdagangan
RTH PERUMAHAN Perkantoran Sarana Pelayanan Umum
NO ZONA/KEGIATAN PS dan Jasa RTNH
RTH 1 RTH 2 RTH 3 RTH 4 RTH 5 R1 R2 K1 K3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 SPU-6
VI. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
1 Hutan Kota I I I X X X X X X X X X X X X X X
2 Jalur Hijau dan Pulau Jalan X I I I I I I I I I I I I I I I I
3 Taman Kota I I I I I I I I I I I I I I I I I
4 Tempat Pemakaman Umum (TPU) T X X X I I B B X X X X X X X X X
5 Sempadan/Penyangga I I I I I I I I I I I I I I I I I
6 Perkarangan X X X X X X I I I I I I I I I I I
7 Taman Lingkungan I I I I I I I I I I I I I I I I I
VII. RUANG TERBUKA NON HIJAU (RTNH)
1 Lapangan X X X X X X I I I I I I I I I I I
2 Pos Jaga I I I X I I I I I I I I I I I I I
3 Halte X X T T X I I I I I I I I I I I I
4 Lapangan golf X X X X X B X X X X X X X X I X I
5 Toilet umum T T I X I I I I I I I I I I I I I
6 Tempat Parkir X B I X I I I I I I I I I I I I I
7 Taman Bermain dan Rekreasi X B B X X B B T T T T T X X I X I
8 Taman Pintar X X B X X B B T T T T T X X I X I
VIII. PERUNTUKAN LAINNYA
1 Tambak X X X X X I X X X X X X X X X X X
2 Kolam X X X X X I B B X X X B B B B B B
3 Tempat Pelelangan Ikan X X X X X X X X X X X X X X X X X
4 Pengambilan Air Tanah X X X X X X B B B B B B B B B B B
5 Wisata Alam B B T B X T B B X X X X X X X X X
6 Wisata Buatan X X X X X X B B B B X X X X X X X
7 Wisata Budaya B B T B X T T T T T X B X X X B X
IX. PERUNTUKAN KHUSUS
1 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) B X X X X B B B B B X X B B X X X
2 Daur Ulang Sampah B X X X X B X X X X X X B X X X X
3 Pengolahan Sampah/limbah B X X X X B X X X X X X B X X X X
4 Penimbunan Barang Bekas X X X X X B X X X X X X X X X X X
5 BTS X B X X X B X X B B B X B X B X B
6 Rumah Pompa X B B X X B B B B B B B B B B B B
7 Pembangkit Listrik X X X X X X X X X X X X X X X X X
8 Kawasan Militer X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-10


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3 ZONiNG TEKS KECAMATAN BANDA RAYA

8.3.1 SUB ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT (PS)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :Hutan Kota, Taman Kota, Sempadan/
Penyangga, Taman Lingkungan dan Pos Jaga.
1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)
1. Toilet Umum diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Merupakan bangunan tunggal dengan ketinggian maksimal 1 lantai;
c. Jumlah maksimal 2 unit pada setiap peruntukan zoning perlindungan
setempat di dalam blok.
d. Dilengkapi dengan septik tank yang sistem pembuangannya tidak
mengganggu lingkungan.
2. Tempat Pemakaman Umum diijinkan dengan syarat :
a. Luas keseluruhan maksimal 10% dari luas peruntukan zoning perlindungan
setempat di dalam blok,
b. Jenis vegetasi yang ditanam mempunyai kemampuan untuk meresap air,
c. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
d. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :


1. Taman Perkemahan, Wisata Alam dan Wisata Budaya diijinkan dengan syarat :
a. Luas keseluruhan maksimal 10% dari luas peruntukan zoning perlindungan
setempat di dalam blok,
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
c. KDB maksimum 20% , KLB 0,2, KDH minimum 80%,
d. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
g. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
h. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, kechik dan camat
setempat.
2. Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Daur Ulang Sampah, Pengolahan
Sampah/Limbah diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
terletak di pinggir jalan lingkungan dengan lebar minimal 4 m dan dapat dilalui
kendaraan pemadam kebakaran
c. Daur Ulang Sampah dan Pengolahan Sampah/Limbah : harus memiliki ruang
penimbunan barang bekas didalam bangunan tertutup
d. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL.
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 11


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

g. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, keuchik dan camat
setempat.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 20%
 KLB Maksimum : 0,2
 KDH Minimum : 80%

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau dapat berupa hutan kota, taman kota, jalur hijau sungai
(sempadan sungai), taman lingkungan dan zona penyangga;
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa pos jaga, dan toilet umum pemakaian material
yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua
puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan
dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN

Bangunan pada Sub Zona PS harus menerapkan konsep green building;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 12


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.2 SUB ZONA HUTAN KOTA (RTH 01)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Hutan Kota, Jalur Hijau Jalan, Taman Kota,
Sempadan/ Penyangga, Taman Lingkungan, dan Pos Jaga.
1.2 Pemanfaatan bersyarat bersyarat secara terbatas (T)
1. Toilet Umum diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Merupakan bangunan tunggal dengan ketinggian maksimal 1 lantai;
c. Jumlah maksimal 2 unit pada setiap peruntukan zoning hutan kota di dalam
blok.
d. Dilengkapi dengan septik tank yang sistem pembuangannya tidak
mengganggu lingkungan.
2. Taman Perkemahan diijinkan bersyarat secara terbatas (T):
a. Luas keseluruhan maksimal 10 % dari luas peruntukan zoning hutan kota di
dalam blok,
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
c. KDB maksimum 5% , KLB 0,1, KDH minimum 90%,
d. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
e. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
f. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :
1. Tempat Parkir, Taman Bermain dan Rekreasi, Wisata Alam dan Wisata Budaya
diijinkan bersyarat tertentu (B):
a. Luas keseluruhan maksimal 10 % dari luas peruntukan zoning hutan kota di
dalam blok,
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
c. KDB maksimum 10% , KLB 0,2, KDH minimum 90%,
d. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
g. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
h. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
2. Base Transceiver Station (BTS) dan Rumah Pompa diijinkan bersyarat tertentu
(B) :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL.
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
e. Memiliki jaminan konstruksi
f. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
g. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 13


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

h. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar


harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 10%
 KLB Maksimum : 0,2
 KDH Minimum : 80%

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa pos jaga, toilet umum, area parkir, taman
bermain dan rekreasi, dengan pemakaian material yang dapat menyerap air
(permeable).
D. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua
puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan
dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
 Setiap bangunan yang didirikan dalam Sub Zona RTH 1 harus memperoleh
rekomendasi lingkungan dari instansi terkait
 Bangunan pada Sub Zona RTH 1 harus menerapkan konsep green building;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 14


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.3 SUB ZONA TAMAN KOTA (RTH 02)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Hutan Kota, Jalur Hijau Jalan, Taman Kota,
Sempadan/Penyangga, Taman Lingkungan, Pos Jaga, Toilet Umum, dan Tempat
Parkir.
1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)
1. Halte, diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Penempatan Halte diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan
lingkungan sekitar;
c. Jumlahnya maksimum 1 (satu) unit dalam satu blok untuk masing– masing
kegiatan;
d. Luasan bangunan maksimum 6,0 m2 dan atau disesuaikan dengan standar
yang berlaku.
2. Wisata Alam, Wisata Budaya diijinkan dengan syarat :
a. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
b. KDB maksimum 10% , KLB 0,2, KDH minimum 90%,
c. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
d. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
e. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :
1. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar diijinkan dengan syarat :
a. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
b. KDB maksimum 10% , KLB 0,2, KDH minimum 90%,
c. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
f. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
g. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
2. Rumah Pompa diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
c. Memiliki jaminan konstruksi
d. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 10%
 KLB Maksimum : 0,2
 KDH Minimum : 80%

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 15


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir di
dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
D. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua puluh)
meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan dibedakan
untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan area
GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
 Setiap bangunan yang didirikan dalam Sub Zona RTH 2 harus memperoleh
rekomendasi lingkungan dari instansi terkait
 Bangunan pada Sub Zona RTH 1 harus menerapkan konsep green building;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 16


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.4 SUB ZONA JALUR HIJAU/PULAU JALAN/MEDIAN JALAN (RTH-03)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota,
Sempadan/Penyangga, Taman Lingkungan.

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Halte, diijinkan bersyarat terbatas (T):
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Penempatan Halte diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan
lingkungan sekitar;
c. Jumlahnya maksimum 1 (satu) unit dalam satu blok untuk masing– masing
kegiatan;
d. Luasan bangunan maksimum 6,0 m2 dan atau disesuaikan dengan standar
yang berlaku.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :


1. Wisata Alam diijinkan dengan syarat :
a. KDB maksimum 10% ,
b. KLB maksimum 0,2,
c. KDH minimum 80%,
d. Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
g. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
h. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, kechik dan camat
setempat.
2. Wisata Budaya diijinkan dengan syarat :
a. Luas keseluruhan maksimal 10 % dari luas peruntukan zoning jalur
hijau/pulau jalan/median jalan di dalam blok,
b. Memiliki akses yang baik berupa jaringan jalan lingkungan Rumuja 4 m yang
dapat dilalui mobil pemadam kebakaran.
c. KDB maksimum 30% ,
d. KLB maksimum 0,3,
e. KDH minimum 70%,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
h. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, kechik dan camat
setempat.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 17


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 30%
 KLB Maksimum : 0,3
 KDH Minimum : 70%

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Ruang terbuka non hijau berupa halte, dengan pemakaian material yang dapat
menyerap air (permeable).
D. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua
puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan
dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
 Setiap bangunan yang didirikan dalam Sub Zona RTH 3 harus memperoleh
rekomendasi lingkungan dari instansi terkait
 Bangunan pada Sub Zona RTH 1 harus menerapkan konsep green building

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 18


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.5 SUB ZONA PEMAKAMAN (RTH-04)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota,
Tempat Pemakaman Umum, Sempadan/Penyangga, Taman Lingkungan, Pos
Jaga, Toilet Umum, Tempat Parkir,
1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) tidak ada
1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) : tidak ada
II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
 KDB Maksimum : 10%
 KLB Maksimum : 0,1
 KDH Minimum : 90%
III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir di
dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan harus
memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, keamanan,
keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa pos jaga, toilet umum dan tempat parkir dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
D. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua puluh)
meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan dibedakan untuk
tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan area
GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.
V. KETENTUAN TAMBAHAN
 Setiap bangunan yang didirikan dalam Sub Zona RTH 4 harus memperoleh
rekomendasi lingkungan dari instansi terkait
 Bangunan pada Sub Zona RTH 1 hus menerapkan konsep green building

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 19


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.6 SUB ZONA SABUK HIJAU (RTH-05)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Jalur Hijau Jalan, Taman Kota, Tempat
Pemakaman Umum, Sempadan/Penyangga, Taman Lingkungan, Pos Jaga, Toilet
Umum, Tempat Parkir, Tambak, Kolam.
1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)
1. Taman Perkemahan diijinkan dengan syarat :
 Luas keseluruhan maksimal 10 % dari luas peruntukan zoning sabuk hijau di
dalam blok,
 Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
 KDB maksimum 5% ,
 KLB maksimum 0,1,
 KDH minimum 90%,
 Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
 Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
2. Wisata Alam, Wisata Budaya diijinkan dengan syarat :
 Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
 KDB maksimum 10% ,
 KLB maksimum 0,2,
 KDH minimum 90%,
 Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
 Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :


1. Lapangan Golf diijinkan bersyarat tertentu :
 Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
 Dilengkapi fasilitas pendukung berupa : kantor, kantin, toilet umum, musholla,
tempat sampah dan gudang penyimpanan.
 KDB maksimum 10% ,
 KLB maksimum 0,2,
 KDH minimum 90%,
 Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
 Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
 Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
 Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 20


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar diijinkan dengan syarat :


 Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
 KDB maksimum 10% ,
 KLB maksimum 0,2,
 KDH minimum 90%,
 Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL,
 Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
 Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
 Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
 Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
3. Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Daur Ulang Sampah, Pengolahan
Sampah/Limbah dan Penimbunan Barang Bekas diijinkan dengan syarat :
 Tidak mengganggu lingkungan sekitar
 Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
terletak di pinggir jalan lingkungan dengan lebar minimal 4 m dan dapat dilalui
kendaraan pemadam kebakaran
 Daur Ulang Sampah, Pengolahan Sampah/Limbah dan Penimbunan Barang
Bekas harus memiliki ruang penimbunan barang bekas didalam bangunan
tertutup
 Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL.
 Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
 Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, keuchik dan camat
setempat.
4. Base Transceiver Station (BTS) dan Rumah Pompa diijinkan bersyarat tertentu
(B) :
 Tidak mengganggu lingkungan sekitar
 Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
 Melakukan kajian lingkungan hidup berupa UKL-UPL.
 Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
 Memiliki jaminan konstruksi
 Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
 Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang
 Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 10%
 KLB Maksimum : 0,2
 KDH Minimum : 80%

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 21


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN

Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa pos jaga, halte, toilet umum, tempat parkir
dengan pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
D. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua
puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan
dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
 Setiap bangunan yang didirikan dalam Sub Zona RTH 5 harus memperoleh
rekomendasi lingkungan dari instansi terkait
 Bangunan pada Sub Zona RTH 1 harus menerapkan konsep green building

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 22


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.7 SUB ZONA RUMAH KEPADATAN TINGGI (R-1)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :
 Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, Rumah Kost, Panti Jompo, Panti
Asuhan, Paviliun, Rumah Dinas, Rumah Adat,
 Warung, Foto Copy/Alat Tulis Kantor,
 Kantor Keuchik, TK/Sederajat, Posyandu, Lapangan Olah Raga, Mesjid,
Mushala,
 Gedung Pertemuan Lingkungan, Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga
Sosial/Ormas,
 Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota, Sempadan/ Penyangga,
Pekarangan, Taman Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir.

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Town House diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. KDB maksimum sebesar 60%
c. KLB maksimum sebesar 1,2
d. KDH minimal 30%
e. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai
f. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
g. Luas townhouse maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perumahan kepadatan tinggi (R1) di dalam blok
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan,
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 23


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Asrama, Guest House diizinkan terbatas:


a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
b. KDB maksimum sebesar 60 %
c. KLB maksimum sebesar 1,8
d. KDH minimal 30%
e. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai
f. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
g. Luas lahan penggunaan asrama dan guest house maksimal dalam blok
adalah 10% dari luas zona perumahan kepadatan tinggi (R1) di dalam blok
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong di
sekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan,
- Sistem persampahan pola 3R melalui penyediaan bak sampah yang
dilengkapi komposter
3. Ruko, Rukan, Toko dan Mini Market diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. KDB maksimum sebesar 60%
d. KLB maksimum sebesar 1,8
e. KDH minimal 30%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perumahan kepadatan tinggi (R1) di dalam blok
i. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 24


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

j. Prasarana dan sarana minimum


 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
4. Penyalur Grosir/perkulakan, Penjualan bahan bangunan dan perkakas, penjulan
makanan dan minuman, penjualan peralatan rumah tangga, penjualan hewan
peliharaan, penjualan alat dan bahan farmasi, penjualan pakaian dan asesoris,
penjualan tanaman, jasa bangunan, jasa lembaga keuangan, Jasa komunikasi,
Jasa pemakaman, Jasa Riset dan Pengembangan Iptek, Jasa
perawatan/perbaikan/renovasi barang, Jasa Bengkel, jasa penyediaan ruang
pertemuan, jasa boga/catering, Jasa travel dan pengiriman barang, jasa
pemasaran properti, jasa perkantoran/bisnis lainnya, jasa biro perjalanan wisata,
jasa periklanan, taman hiburan, studio keterampilan, cottege, salon/pangkas
rambut, laundry, penitipan hewan, penitipan anak, Balai/Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, dan Kursus/Bimbingan Belajar diizinkan terbatas :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
c. KDB maksimum sebesar 60 %
d. KLB maksimum sebesar 1,2
e. KDH minimal 20 %;
f. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai.
g. Jarak bebas antar bangunan : 3 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 25


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
5. Kantor pemerintah pusat, kantor pemerintah provinsi, kantor pemerintah kota,
kantor kecamatan, Polsek dan Kantor Swasta diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum sebesar 50 %
e. KLB maksimum sebesar 1,5
f. KDH minimal 30 %;
g. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
6. SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Balai Pengobatan, Pos Kesehatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis,
Bidan Poliklinik, Klinik dan Pesantren diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum sebesar 60 %
e. KLB maksimum sebesar 1,8
f. KDH minimal 30 %;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 26


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m


i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
7. Gedung Pertemuan Kota, Gedung Serba Guna, Balai Petemuan Pameran dan
Wisata Budaya diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. KDB maksimum sebesar 50 %
d. KLB maksimum sebesar 1,5
e. KDH minimal 30 %;
f. Tinggi bangunan 3 lantai
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10 % dari luas zona
perumahan kepadatan tinggi (R1) di dalam blok
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 27


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Utilitas dan prasarana perkotaan :


- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang, Rumah Susun Tinggi dan
Apartemen, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 60%
h. KLB maksimum sebesar 12
i. KDH minimal 30% dari luas persil
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir yang tersedia tidak memenuhi
volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 28


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan


memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
2. Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 60%
h. KLB maksimum sebesar 1,8
i. KDH minimum 30%;
j. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
k. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan dibatasi hanya 1 unit
untuk setiap blok.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir yang tersedia tidak memenuhi
volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 29


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Supermarket, diizinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. KDB maksimum sebesar 60%
h. KLB maksimum sebesar 2,4
i. KDH minimum 30%;
j. Tinggi bangunan maksimum 4 (empat) lantai;
k. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk setiap blok.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh)
meter;Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil dan lantai basement yang
sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R
dan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan,
kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan
4. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional, Restoran/Kafe diijinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 30


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

e. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)


f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
h. KDB maksimum sebesar 60%
i. KLB maksimum sebesar 1,2
j. KDH minimum 30%;
k. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
m. Pembatasan jam operasi untuk panti pijat kesehatan/tradisional,
maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak diperkenankan beroperasi
diatas jam 20.00.
n. Luas Panti Pijat kesehatan/Tradisional dan Restoran/Kafe dalam blok
adalah maksimal 10% dari luas zona perumahan kepadatan tinggi (R1) di
dalam blok
l. Prasarana dan sarana minimum
 Menyediakan parkir on site yang sirkulasinya tidak mengganggu
kelancaran arus jalan
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan’
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan)
meter;Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan
perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R
dan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan,
kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan
5. Industri makanan dan minuman, industri kerajinan diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
g. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
h. KDB maksimum sebesar 60%
i. KLB maksimum sebesar 1,2
j. KDH minimum 30%;
k. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 31


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

o. Luas Industri makanan dan minuman, industri kerajinan dalam blok


adalah maksimal 10% dari luas zona perumahan kepadatan tinggi (R1) di
dalam blok
p. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan)
meter;Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
6. Tempat Pemakaman Umum (TPU), Taman Bermain dan Rekreasi, Taman
Pintar, Kolam, Pengambilan Air Tanah, Wisata Alam,Wisata Buatan, Tempat
Pembuangan Sementara (TPS), dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan
persil tetangga
d. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
e. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
f. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
g. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
h. KDB maksimum sebesar 20%
i. KLB maksimum sebesar 0,4
j. KDH minimum 80%;
k. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 32


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 70%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 2,1;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 20%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 70%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping pada bangunan deret berlaku pada unit paling ujung dari
bangunan deret.
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Tinggi Bangunan
1. Tinggi bangunan permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan
dengan peil bangunan di sekitarnya;
2. Tinggi bangunan maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan maksimum dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan dengan
karakteristik dan dominasi tinggi bangunan pada kawasan tersebut.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan arsitektur
bangunan gedung di sekitarnya;
2. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 33


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui


pengolahan elemen-eleman fisik bangunan;
4. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.

B. Ruang Terbuka Hijau (RTH)


1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau dan pulau jalan, taman kota, dan
taman lingkungan;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa lapangan, pos jaga, halte, toilet umum, dan
tempat parkir dengan pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
D. Utilitas Perkotaan
1. Penyediaan utilitas perkotaan sesuai dengan standar dan ketentuan;
2. Penyediaan hidran umum sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku
dan hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan;
3. Memiliki kemudahan akses yang dapat dilewati Pemadam Kebakaran dan
Perlindungan Sipil, dengan lebar RUMIJA minimum 4 (empat) meter;
4. Wajib menyediakan tempat sampah yang dibedakan atas sampah organik
dan anorganik:
1) Tempat sampah untuk rumah/bangunan tunggal dan kopel ditempatkan di
depan persil atau jalur hijau jalan;
2) Tempat sampah untuk rumah/bangunan deret ditempatkan setiap jarak
30 (tiga puluh) meter di depan persil atau jalur hijau jalan.
5. Setiap bangunan harus memiliki tangkiseptik kedap air yang ditempatkan
pada bagian depan atau belakang bangunan serta berjarak sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) meter dari sumber air tanah. Zona Perumahan
Kepadatan Tinggi (R-1) diarahkan menggunakan tangki septik komunal;
6. Setiap bangunan wajib membuatminimum 1 (satu) sumur resapan dan
dianjurkan untuk membuat biopori.
E. Prasarana Lingkungan
1. Menyediaan elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang
jalan;
2. Menyediakan pos jaga atau pos keamanan lingkungan;
3. Menyediakan balai pertemuan warga.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 34


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan bangunan gedung hijau;
B. Untuk bangunanmaksimum 3 (tiga) lantai harus menerapkan konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.
E. Selain GSB yang ditetapkan dalam ketentuan Tata Bangunan, ketentuan GSB
pada jalan tertentu ditetapkan sebagai berikut :
 Arteri Sekunder GSB 4 (empat) sampai 8 (delapan) meter: Jalan Sultan
Alaidin Johan Syah;
 Arteri Sekunder GSB 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan Sultan
Malikul Saleh

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 35


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.8 SUB ZONA RUMAH KEPADATAN SEDANG (R-2)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, Town House, Rumah Kost,
Panti Jompo, Panti Asuhan, Paviliun, Rumah Dinas, Rumah Adat,
 Warung, Foto Copy/Alat Tulis Kantor,
 Kantor Keuchik, TK/Sederajat, Posyandu, Lapangan Olah Raga, Mesjid,
Mushala,
 Gedung Pertemuan Lingkungan, Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga
Sosial/Ormas,
 Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota, Sempadan/ Penyangga,
Pekarangan, Taman Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir.

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Asrama, Guest House diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
b. KDB maksimum sebesar 50 %
c. KLB maksimum sebesar 1,5
d. KDH minimal 40%
e. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai
f. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
g. Luas lahan penggunaan asrama dan guest house maksimal dalam blok
adalah 10% dari luas zona perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam blok
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong di
sekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 36


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan,
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R melalui penyediaan bak sampah yang
dilengkapi komposter
2. Ruko, Rukan, Toko dan Mini Market diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. KDB maksimum sebesar 50%
d. KLB maksimum sebesar 1,5
e. KDH minimal 40%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam blok
i. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
3. Penyalur Grosir/perkulakan, Penjualan bahan bangunan dan perkakas, penjulan
makanan dan minuman, penjualan peralatan rumah tangga, penjualan hewan
peliharaan, penjualan alat dan bahan farmasi, penjualan pakaian dan asesoris,
penjualan peralatan dan pasokan pertanian, penjualan tanaman, jasa bangunan,
jasa lembaga keuangan, Jasa komunikasi, Jasa pemakaman, Jasa Riset dan
Pengembangan Iptek, Jasa perawatan/perbaikan/ renovasi barang, Jasa
Bengkel, jasa penyediaan ruang pertemuan, jasa boga/ catering, Jasa travel dan
pengiriman barang, jasa pemasaran properti, jasa perkantoran/bisnis lainnya,
jasa biro perjalanan wisata, jasa periklanan, taman hiburan, studio keterampilan,

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 37


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

cottege, salon/pangkas rambut, laundry, penitipan hewan, penitipan anak,


Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dan Kursus/Bimbingan Belajar diizinkan
terbatas :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
c. KDB maksimum sebesar 50 %
d. KLB maksimum sebesar 1,0
e. KDH minimal 30 %;
f. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai.
g. Jarak bebas antar bangunan : 3 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
4. Kantor pemerintah pusat, kantor pemerintah provinsi, kantor pemerintah kota,
kantor kecamatan, Polsek dan Kantor Swasta diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum sebesar 50 %
e. KLB maksimum sebesar 1,5
f. KDH minimal 30 %;
g. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 38


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman


semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
5. SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Balai Pengobatan, Pos Kesehatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis,
Bidan Poliklinik, Klinik dan Pesantren diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum sebesar 50 %
e. KLB maksimum sebesar 1,5
f. KDH minimal 40 %;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
6. Gedung Pertemuan Kota, Gedung Serba Guna, Balai Petemuan, Pameran dan
Wisata Budaya diizinkan terbatas
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 39


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. KDB maksimum sebesar 50 %


d. KLB maksimum sebesar 1,5
e. KDH minimal 40 %;
f. Tinggi bangunan 3 lantai
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10 % dari luas zona
perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam blok
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
7. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar, dan Wisata Buatan diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 40%;
e. KLB maksimum 0,8;
f. KDH minimum 50%;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 40


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan


tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang, Rumah Susun Tinggi dan
Apartemen, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 10
i. KDH minimal 40% dari luas persil
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Menyediakan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 41


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,


hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
2. Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 1,5
i. KDH minimum 40%;
j. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
k. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan dibatasi hanya 1 unit untuk
setiap blok.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 42


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan


memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
3. Supermarket, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 2,0
i. KDH minimum 40%;
j. Tinggi bangunan maksimum 4 (empat) lantai;
k. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk setiap blok.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;Jalur
pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR maupun
otomatis
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil dan lantai basement yang
sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 43


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

4. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional diijinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 1,0
i. KDH minimum 30%;
j. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
k. Pembatasan jam operasi, maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak
diperkenankan beroperasi diatas jam 20.00.
l. Luas Panti Pijat kesehatan dalam blok adalah maksimal 10% dari luas zona
perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam blok
m. Prasarana dan sarana minimum
 Menyediakan parkir on site yang sirkulasinya tidak mengganggu
kelancaran arus jalan
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan’
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;Jalur
pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
5. Restoran/Kafe, Penginapan/Losmen diijinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 1,0
i. KDH minimum 30%;
j. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 44


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

k. Luas Restoran/Kafe dan Penginapan/Losmen dalam blok adalah maksimal


10% dari luas zona perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam blok
l. Prasarana dan sarana minimum
 Menyediakan parkir on site yang sirkulasinya tidak mengganggu
kelancaran arus jalan
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan’
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;Jalur
pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
6. Industri makanan dan minuman, industri kerajinan diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
g. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
h. KDB maksimum sebesar 50%
i. KLB maksimum sebesar 1,0
j. KDH minimum 40%;
k. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
l. Luas Industri makanan dan minuman, industri kerajinan dalam blok adalah
maksimal 10% dari luas zona perumahan kepadatan sedang (R2) di dalam
blok
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;Jalur
pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 45


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman


semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
7. Rumah Sakit Tipe C dan Rumah Sakit Tipe D, Rumah Sakit Khusus,
Laboratorium Kesehatan diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melaksanakan penyusunan dokumen kajian lingkungan;
f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. Tinggi bangunan maksimum 4 (empat) lantai;
h. KDB maksimum 50%;
i. KLB maksimum 2,0;
j. KDH minimum 30%;
k. GSB (diukur dari pagar ke dinding bangunan)
 Jalan Arteri Primer adalah 14 m
 Jalan Arteri Sekunder adalah 12 m
 Jalan Kolektor adalah 10 m
 Jalan Lokal adalah 8 m
l. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Menyediakan perpakiran on site didalam tapak yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 46


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah


dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
8. Tempat Pemakaman Umum (TPU), Kolam, Pengambilan Air Tanah, Wisata
Alam,Wisata Buatan, Tempat Pembuangan Sementara (TPS), dan Rumah
Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
k. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 1,8;
c. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
d. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 70%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 47


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter


dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
d. GSB Samping pada bangunan deret berlaku pada unit paling ujung dari
bangunan deret.
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Tinggi permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Tinggi bangunan maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan dengan
karakteristik dan dominasi tinggi bangunan pada kawasan tersebut.
(ketentuan Tinggi bangunan pada intensitas maksimum 3 (tigal) lantaikontra
produktif.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan arsitektur
bangunan gedung di sekitarnya;
2. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
3. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-eleman fisik bangunan;
4. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
B. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 48


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum


tanaman dalam pot.
C. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
D. Utilitas Perkotaan
1. Penyediaan utilitas perkotaan sesuai dengan standar dan ketentuan;
2. Penyediaan hidran umum sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku
dan hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan;
3. Memiliki kemudahan akses yang dapat dilewati Pemadam Kebakaran dan
Perlindungan Sipil, dengan lebar RUMIJA minimum 6 (enam) meter;
4. Wajib menyediakan tempat sampah yang dibedakan atas sampah organik dan
anorganik:
a. Tempat sampah untuk rumah/bangunan tunggal dan kopel ditempatkan di
depan persil atau jalur hijau jalan;
b. Tempat sampah untuk rumah/bangunan deret ditempatkan setiap jarak 30
(tiga puluh) meter di depan persil atau jalur hijau jalan.
5. Setiap bangunan harus memiliki tangkiseptik kedap air yang ditempatkan pada
bagian depan atau belakang bangunan serta berjarak minimum 10 (sepuluh)
meter dari sumber air tanah. Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-2)
diarahkan menggunakan tangki septik komunal;
6. Setiap bangunan wajib membuatminimum 1 (satu) sumur resapan dan
dianjurkan untuk membuat biopori.
E. Prasarana Lingkungan
1. Menyediaan elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang
jalan;
2. Menyediakan pos jaga atau pos keamanan lingkungan;
3. Menyediakan balai pertemuan warga.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan maksimum 3 (tiga) lantai harus menerapkan konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 49


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.9 SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA TUNGGAL (K-1)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :
 Rumah Tunggal, Rumah Kost, Panti Jompo,
 Ruko, Rukan, Warung, Toko, Pasar Tradisional, Pasar Lingkungan,
 Penyaluran Grosir/Perkulakan, Pusat Perbelanjaan, Minimarket, Hipermarket,
Supermarket, Penyaluran Bahan Bangunan dan Perkakas, Penjualan Makanan
dan Minuman, Penjualan peralatan rumah tangga, Penjualan hewan
peliharaan, Penjualan alat dan bahan farmasi, Penjualan pakaian dan asesoris,
Penjualan peralatan dan pasokan pertanian, Penjualan tanaman, Penjualan
Kendaraan bermotor dan perlengkapannya, Foto Copy/Alat Tulis Kantor,
 Jasa bangunan, Jasa lembaga keuangan, Jasa komunikasi, Jasa pemakaman,
jasa ristek dan pengembangan IPTEK, Jasa perawatan/ perbaikan/renovasi
barang, jasa penyediaan ruang pertemuan, jasa boga/catering, jasa travel dan
pengiriman barang, jasa pemasaran properti, jasa perkantoran/bisnis lainnya,
jasa biro perjalanan wisata, jasa periklanan, studio keterampilan, restoran/kafe,
salon/pangkas rambut, laundry, penitipan anak, dan pergudangan.
 Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Kantor Swasta, Kursus/ Bimbingan
Belajar, Pos Kesehatan, Mesjid, Mushala,
 Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga Sosial/Ormas, Lapangan/ Bangunan
Perkir Khusus;
 Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota, Sempadan/ Penyangga,
Pekarangan, Taman Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir.

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Rumah Kopel, Rumah Deret, Paviliun, Rumah Dinas, dan Rumah Adat diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. KDB maksimum 50%;
d. KLB maksimum 1,5;
e. KDH minimum 30%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. Panjang suatu blok bangunan rumah kopel dan rumah deret maksimum 60
(enam puluh) meter, selebihnya harus dipisahkan dengan jarak minimum 4
(empat) meter;
h. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 50


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya


menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Asrama, Panti Asuhan, dan Guest House, diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. KDB maksimum 50%;
d. KLB maksimum 1,5;
e. KDH minimum 40%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Luas lahan penggunaan asrama dan guest house maksimal dalam blok
adalah 10% dari luas zona perdagangan dan jasa tunggal (K1) di dalam blok
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 51


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan


memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
3. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
f. KDB maksimum 60%;
g. KLB maksimum 1,2;
h. KDH minimum 20%;
i. Luas Panti Pijat kesehatan dalam blok adalah maksimal 10% dari luas zona
perdagangan dan jasa tunggal (K1) di dalam blok
j. Pembatasan jam operasi, maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak
diperkenankan beroperasi diatas jam 20.00.
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
4. Tempat Penitipan Hewan, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi/Akademi,
Pesantren, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Museum, dan Gedung
Pertemuan Lingkungan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
e. KDB maksimum 60%;
f. KLB maksimum 1,2;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 52


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,


 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
5. Losmen/Penginapan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
e. KDB maksimum 50%;
f. KLB maksimum 1,5;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 53


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),


media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
6. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, Kantor Pemerintah Kota,
Polsek, Laboratorium Kesehatan, Posyandu, Balai Pengobatan, Dokter Umum,
Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik, dan Klinik diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
e. KDB maksimum 60%;
f. KLB maksimum 1,2;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m;
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 54


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

7. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar, dan Wisata Buatan diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 40%;
e. KLB maksimum 0,8;
f. KDH minimum 50%;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Town House diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujjuan dari keuchik dan camat setempat,
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. KDB maksimum sebesar 50%
f. KLB maksimum sebesar 1,0
g. KDH minimal 30%
h. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai
i. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
j. Luas townhouse maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perdagangan dan jasa tunggal (K1) di dalam blok

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 55


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

k. Prasarana dan sarana minimum


 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
2. Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang, Rumah Susun Tinggi dan
Apartemen, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
h. KDB maksimum sebesar 50%
i. KLB maksimum sebesar 10
j. KDH minimal 40% dari luas persil
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 56


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,


hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
3. Mal dan Plaza diizinkan bersyarat:
a. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
h. Tinggi bangunan maksimum 6 (enam) lantai;
i. KDB maksimum 50%;
j. KLB maksimum 3,0;
k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 6 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil dan atau lantai basement yang
sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 57


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan


memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
8. Jasa Bengkel, diizinkan bersyarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Menyatu dengan bangunan utama
f. KDB maksimum sebesar 50 %
g. KLB maksimum sebesar 1,0
h. KDH minimal 30 %;
i. GSB minimum 6 (enam) meter;
j. Tidak membuat kanopi;
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
9. Taman Hiburan, Bisnis lapangan dan Olah Raga, serta Lapangan Olah Raga
diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan
persil tetangga

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 58


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,


e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
 Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
10. SPBU dan SPPBE diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melaksanakan penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan;,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
h. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
i. KDB maksimum 40%;
j. KLB maksimum 0,8;
k. KDH minimum 50%;
l. Menyediakan ruang untuk sirkulasi kendaraan yang memadai;
m. Menyediakan fasilitas keamanan dan pendukung lainnya sesuai dengan
standar dan ketentuan;
n. Jarak bebas antar bangunan 6 m
o. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 59


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah


dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
11. Penginapan Hotel diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan;
g. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
h. Tinggi bangunan dapat melebihi 4 (empat) lantai;
i. KDB maksimum 50%;
j. KLB maksimum 2,0;
k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 5 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site didalam persil dan atau lantai
basement yang sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus lalu
lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penyediaan taman atap
bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman yang tidak terlalu
besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media tanam
yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin dan relatif tidak
memerlukan banyak air, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 60


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,


hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan
12. Industri makanan dan minuman, industri kerajinan diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
g. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
h. KDB maksimum sebesar 50%
i. KLB maksimum sebesar 1,0
j. KDH minimum 30%;
k. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
l. Luas Industri makanan dan minuman, industri kerajinan dalam blok
adalah maksimal 10% dari luas zona perdagangan dan jasa tunggal (K1)
di dalam blok
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 61


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

13. Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Type C, Rumah Sakit Type
D, Rumah Sakit Khusus, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan, kecuali untuk
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu;
g. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
h. KDB maksimum 50%;
i. KLB maksimum 1,5;
j. KDH minimum 30%
k. Jarak bebas antar bangunan 6 m
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan)
meter;Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung
yang harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah
dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan
14. Gelanggang Olah Raga, Gedung Olah Raga, Gedung Pertemuan Kota,
Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 62


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;


g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Jarak bebas antar bangunan 6 m
k. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung
yang harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah
dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
15. Pengambilan Air Tanah, Wisata Buatan, Tempat Pembuangan Sementara
(TPS), Penimbunan barang bekas dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan
persil tetangga
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 63


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

16. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
d. Menyediakan dokumen kajian lingkungan hidup
e. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
f. Memiliki jaminan konstruksi
g. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
h. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan
tinggi bangunan tower dari instansi berwenang
i. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 70%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 60%.
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 4,2;
2. Di Luar kawasan perdagangan 3,6.
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) Minimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 10%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 20%.
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 70%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 60%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil/bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
b. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan lokal/lingkungan,
dengan lebar RUMIJA di atas 6 (enam) meter adalah minimum 4 (empat)
meter;
c. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan lokal/lingkungan,
dengan lebar RUMIJA maksimum 6 (enam) meter adalah minimum 2
(dua) meter;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 64


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

d. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan setapak (lorong/gang


yang lebarnya sama dengan atau kurang dari 3 (tiga) meter, GSB
samping minimum 1 (satu) meter dari batas Rumija;
e. GSB Samping bangunan pada persimpangan gang buntu dan atau lorong
keluarga, GSB samping berimpit dengan batas rencana Rumija, dengan
ketentuan lebar rencana RUMIJA minimum 5 (lima) meter.
3. GSB belakang

GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Tinggi permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Tinggi maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan dengan
karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan tersebut.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-eleman fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 65


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.10 UB ZONA : PERDAGANGAN DAN JASA DERET (K-3)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :
 Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, Rumah Kost, Panti Jompo,
 Ruko, Rukan, Warung, Toko, Penyaluran Grosir/Perkulakan, Pusat
Perbelanjaan, Minimarket, Hipermarket, Supermarket, Penyaluran Bahan
Bangunan dan Perkakas, Penjualan Makanan dan Minuman, Penjualan
peralatan rumah tangga, Penjualan hewan peliharaan, Penjualan alat dan
bahan farmasi, Penjualan pakaian dan asesoris, Penjualan peralatan dan
pasokan pertanian, Penjualan tanaman, Penjualan Kendaraan bermotor dan
perlengkapannya, Foto Copy/Alat Tulis Kantor, Jasa bangunan, Jasa lembaga
keuangan, Jasa komunikasi, Jasa pemakaman, jasa ristek dan pengembangan
IPTEK, Jasa perawatan/perbaikan/renovasi barang, jasa penyediaan ruang
pertemuan, jasa boga/catering, jasa travel dan pengiriman barang, jasa
pemasaran properti, jasa perkantoran/bisnis lainnya, jasa biro perjalanan
wisata, jasa periklanan, studio keterampilan, restoran/kafe, salon/pangkas
rambut, laundry, penitipan anak, dan pergudangan.
 Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Kantor Swasta, Kursus/ Bimbingan
Belajar, Pos Kesehatan, Mesjid, Mushala,
 Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga Sosial/Ormas, Lapangan/ Bangunan
Perkir Khusus;
 Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota, Sempadan/ Penyangga,
Pekarangan, Taman Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir.

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Asrama, Panti Asuhan,Guest House, Paviliun, Rumah Dinas, dan Rumah Adat
diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. KDB maksimum 60%;
d. KLB maksimum 1,8;
e. KDH minimum 30%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 66


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya


menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
f. KDB maksimum 70%;
g. KLB maksimum 1,4;
h. KDH minimum 20%;
i. Luas Panti Pijat kesehatan dalam blok adalah maksimal 10% dari luas zona
perdagangan dan jasa deret(K3) di dalam blok
j. Pembatasan jam operasi, maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak
diperkenankan beroperasi diatas jam 20.00.
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 67


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Tempat Penitipan Hewan, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi/Akademi,


Pesantren, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Museum, dan Gedung
Pertemuan Lingkungan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
e. KDB maksimum 70%;
f. KLB maksimum 1,4;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.Memiliki
ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
4. Losmen/Penginapan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
e. KDB maksimum 60%;
f. KLB maksimum 1,8;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 68


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi


kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
5. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, Kantor Pemerintah Kota,
Polsek, Laboratorium Kesehatan, Posyandu, Balai Pengobatan, Dokter Umum,
Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik, dan Klinik diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
e. KDB maksimum 60%;
f. KLB maksimum 1,2;
g. KDH minimum 30%;
h. Jarak bebas antar bangunan 4 m;
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 69


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),


media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
6. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar, dan Wisata Buatan diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 40%;
e. KLB maksimum 0,8;
f. KDH minimum 50%;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)
1. Town House diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujjuan dari keuchik dan camat setempat,
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. KDB maksimum sebesar 60%
f. KLB maksimum sebesar 1,2

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 70


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

g. KDH minimal 30%


h. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai
i. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
j. Luas townhouse maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perdagangan dan jasa deret (K3) di dalam blok
k. Prasarana dan sarana minimum
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
2. Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang, Rumah Susun Tinggi dan
Apartemen, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
h. KDB maksimum sebesar 60%
i. KLB maksimum sebesar 12
j. KDH minimal 40% dari luas persil
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 71


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga


terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
3. Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 1,5
i. KDH minimum 30%;
j. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
k. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Lingkungan dibatasi hanya 1 unit
untuk setiap blok.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume
kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 72


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,


hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R
dan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan,
kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
4. Mal dan Plaza diizinkan bersyarat:
a. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
h. Tinggi bangunan maksimum 6 (enam) lantai;
i. KDB maksimum 50%;
j. KLB maksimum 3,0;
k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 6 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Menyediakan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil dan atau lantai basement yang
sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 73


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan


memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
7. Jasa Bengkel, diizinkan bersyarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Menyatu dengan bangunan utama
f. KDB maksimum sebesar 50 %
g. KLB maksimum sebesar 1,0
h. KDH minimal 30 %;
i. GSB minimum 6 (enam) meter;
j. Tidak membuat kanopi;
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Taman Hiburan, Bisnis lapangan dan Olah Raga, serta Lapangan Olah Raga
diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 74


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil


tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
 Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
9. SPBU dan SPPBEdiizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melaksanakan penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan;,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
h. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
i. KDB maksimum 40%;
j. KLB maksimum 0,8;
k. KDH minimum 50%;
l. Menyediakan ruang untuk sirkulasi kendaraan yang memadai;
m. Menyediakan fasilitas keamanan dan pendukung lainnya sesuai dengan
standar dan ketentuan;
n. Jarak bebas antar bangunan 6 m
o. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (toga) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 75


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Utilitas dan prasarana perkotaan :


- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
10. Penginapan Hotel diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan berupa UKL UPL;
g. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
h. Tinggi bangunan dapat melebihi 4 (empat) lantai;
i. KDB maksimum 50%;
j. KLB maksimum 2,0;
k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 5 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site didalam persil dan atau lantai
basement yang sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus lalu
lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penyediaan taman atap
bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman yang tidak terlalu besar
dan dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media tanam yang
terbatas serta tahan terhadap hembusan angin dan relatif tidak
memerlukan banyak air, jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan
perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 76


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,


hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan
11. Industri makanan dan minuman, industri kerajinan diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
g. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
h. KDB maksimum sebesar 50%
i. KLB maksimum sebesar 1,0
j. KDH minimum 30%;
k. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
l. Luas Industri makanan dan minuman, industri kerajinan dalam blok adalah
maksimal 10% dari luas zona perdagangan dan jasa deret (K3) di dalam blok
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;Jalur
pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 77


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

12. Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Type C, Rumah Sakit Type D,
Rumah Sakit Khusus, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan minimal berupa
UKL-UPL, kecuali untuk Puskesmas dan Puskesmas Pembantu;
g. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
h. KDB maksimum 50%;
i. KLB maksimum 1,5;
j. KDH minimum 30%
k. Jarak bebas antar bangunan 6 m
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan)
meter;Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan
13. Gelanggang Olah Raga, Gedung Olah Raga, Gedung Pertemuan Kota, Gedung
Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 78


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

g. KDB maksimum 40%;


h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Jarak bebas antar bangunan 6 m
k. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
14. Pengambilan Air Tanah, Wisata Buatan, Tempat Pembuangan Sementara (TPS),
Penimbunan barang bekas dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. KDB maksimum sebesar 20%
g. KLB maksimum sebesar 0,4
h. KDH minimum 80%;
i. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter;
 Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 79


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

15. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
d. Menyediakan dokumen kajian lingkungan hidup.
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
g. Memiliki jaminan konstruksi
h. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
i. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang
j. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 80%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 70%.
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 4,8;
2. Di Luar kawasan perdagangan 3,6.
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 10%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 15%.
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum:
1. Kawasan pusat perdagangan 80%;
2. Di Luar kawasan perdagangan 70%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
b. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan lokal/lingkungan,
dengan lebar RUMIJA di atas 6 (enam) meter adalah minimum 4 (empat)
meter;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 80


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan lokal/lingkungan,


dengan lebar RUMIJA maksimum 6 (enam) meter adalah minimum 2
(dua) meter;
d. GSB Samping bangunan pada persimpangan jalan setapak (lorong/gang
yang lebarnya sama dengan atau kurang dari 3 (tiga) meter, GSB
samping minimum 1 (satu) meter dari batas Rumija;
e. GSB Samping bangunan pada persimpangan gang buntu dan atau
lorong keluarga, GSB samping berimpit dengan batas rencana Rumija,
dengan ketentuan lebar rencana Rumija minimum 5 (lima) meter.
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Tinggi permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Tinggimaksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan dapat melebihi dari 4 (empat) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut.
C. Jarak Bebas Antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-eleman fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir dan Bongkar Muat
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 81


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan


harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
4. Menyediakan area bongkar muat di dalam persil, minimum pada area parkir
di dalam persil.
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang.
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.
E. Selain GSB yang ditetapkan dalam ketentuan Tata Bangunan, ketentuan GSB
pada jalan tertentu ditetapkan sebagai berikut :
1. Jalan Arteri Sekunder meliputi :
 GSB 2 (dua) sampai 6 (enam) meter : Jalan Teungku Chik Di Tiro;
 GSB 4 (empat) sampai 6 (enam) Jalan Teungku Umar;
 GSB 4 (empat) sampai 8 (delapan) meter: Jalan Sultan Alaidin Johan
Syah;
 GSB 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan Sultan Malikul Saleh
2. Jalan Kolektor meliputi :
 GSB 2 (dua) sampai 6 (enam) meter : Jalan Ahmad Dahlan; Jalan Ahmad
Yani, Jalan Chik Pante Kulu, Jalan Diponegoro, Jalan Mohammad Jam,
Jalan Sisingamangaraja, Jalan T. Panglima Polim, Jalan WR Supratman,
Jalan Tentara Pelajar;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 82


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 GSB 2 (dua) meter sampai 12 (duabelas) meter : Jalan Sri Ratu


Safiatuddin;
 GSB 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan T. Iskandar
F. Warung, Ruko, Rukan dan Toko harus melepaskan hak atas tanahnya sebatas
GSB yang ditetapkan
G. Gereja, Vihara dan Kelenteng yang semula tidak diijinkan di Sub Zona
Perdagangan dan Jasa Deret, menjadi diijinkan secara terbatas untuk kegiatan
eksisting yang sudah ada;
H. Minimarket tidak diperbolehkan mendominasi pada satu ruas jalan dan diatur
dengan jarak radius 1 km pada ruas jalan tanpa pasar tradisional/pasar
lingkungan dan 500 m dari pasar tradisional/pasar lingkungan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 83


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.11 SUB ZONA PERKANTORAN (KT)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Guest House, Paviliun, Rumah Dinas;
 Warung, Foto Copy, Jasa Bangunan, Jasa Lembaga Keuangan/ Perbankan,
Jasa Komunikasi, Jasa Pemakaman, Jasa Riset dan Pengembangan IPTEK,
Jasa Perawatan/Perbaikan/Renovasi Barang, Jasa Penyediaan Ruang
Pertemuan, Jasa Boga/Catering, Jasa Travel/ Pengiriman Barang, Jasa
Pemasaran Properti, Jasa Perkantoran/ Bisnis Lainnya, Jasa Biro Perjalanan
Wisata, Jasa Periklanan, Studio Keterampilan, Penitipan Anak,
 Kantor Pemerintahan Pusat, Kantor Pemerintahan Propinsi, Kantor
Pemerintahan Kota, Kantor Kecamatan,Kantor Keuchik, Polda, Poltabes,
Polsek, Kantor Swasta, Museum,
 Lapangan Olah Raga, Mesjid, Mushala, TK, Gedung Pertemuan Lingkungan,
Lapangan/Bangunan Parkir Khusus;
 Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota, Sempadan/Penyangga, Pekarangan,
Taman Lingkungan;
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Mini market diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. KDB maksimum sebesar 50%
d. KLB maksimum sebesar 1,0
e. KDH minimal 40%;
f. Tinggi bangunan maksimum 2 lantai,
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perkantoran (KT) di dalam blok
i. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 84


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Utilitas dan prasarana perkotaan :


- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
2. Penjualan bahan bangunan dan perkakas, Penjualan makanan dan minuman,
Penjualan peralatan rumah tangga, Penjualan Pakaian dan Asesoris, Bisnis
Lapangan Olahraga, Restoran/Kafe, Penginapan/Losmen, Salon/Pangkas
Rambut, Laundry diizinkan terbatas :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. KDB maksimum 50%;
d. KLB maksimum 1,0
e. KDH maksimum 30%
f. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
g. Jarak bebas antar bangunan : 3 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
3. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
f. KDB maksimum 60%;
g. KLB maksimum 1,2;
h. KDH minimum 20%;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 85


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

i. Luas Panti Pijat kesehatan dalam blok adalah maksimal 10% dari luas zona
perdagangan dan jasa kopel (K2) di dalam blok
j. Pembatasan jam operasi, maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak
diperkenankan beroperasi diatas jam 20.00.
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
4. Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan,Kursus/Bimbingan Belajar, Posyandu,
Balai Pengobatan, Pos Keamanan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan
Poliklinik, Klinikdiizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. KDB maksimum 50%;
d. KLB maksimum 1,0
e. KDH maksimum 30%
f. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m:
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 86


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem


terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
5. Gedung Pertemuan Kota, Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran,
Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga Sosial/Ormas, diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5
f. KDH maksimum 40%
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
6. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 40%;
e. KLB maksimum 0,8;
f. KDH minimum 50%;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 87


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

h. Prasarana dan sarana minimum


 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Panti Asuhan dan Panti Jompo diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
f. KDB maksimum 50%;
g. KLB maksimum 1,5;
h. KDH minimum 40%;
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput.
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 88


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem


terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Apartemen diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik, berada dipinggir jalan lokal dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
f. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
g. KDB maksimum sebesar 50%
h. KLB maksimum sebesar 10
i. KDH minimal 40% dari luas persil
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan
penyediaan taman atap bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman
yang tidak terlalu besar dan dengan perakaran yang mampu tumbuh
pada media tanam yang terbatas serta tahan terhadap hembusan angin
dan relatif tidak memerlukan banyak air.
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong
disekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 89


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Ruko, Rukan dan Pergudangan diizinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. KDB maksimum sebesar 50%
f. KLB maksimum sebesar 1,5
g. KDH minimal 40%;
h. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
i. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
j. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perkantoran pemerintahan (KT 1) di dalam blok
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Jaringan sanitasi menggunakan sistem off site
4. Taman Hiburan, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 90


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat


juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
5. Penginapan Hotel diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan;
g. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
h. Tinggi bangunan dapat melebihi 4 (empat) lantai;
i. KDB maksimum 50%;
j. KLB maksimum 2,0;
k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 5 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site didalam persil dan atau lantai basement
yang sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penyediaan taman atap
bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman yang tidak terlalu besar
dan dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media tanam yang
terbatas serta tahan terhadap hembusan angin dan relatif tidak
memerlukan banyak air, jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan
perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
6. SD, SMP, SLTA Perguruan Tinggi/Akademi diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Khusus untuk Perguruan Tinggi, melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. KDB maksimum 50%;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 91


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

f. KLB maksimum 1,5;


g. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai, khusus untuk Akademi, ketinggian
bangunan dapat melebihi 3 (tiga) lantai dengan KLB maksimim 2,4
h. KDH minimum 40%;
i. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
j. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona
perkantoran pemerintahan (KT 1) di dalam blok
k. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
7. Rumah Sakit Tipe A dan Rumah Sakit Tipe B diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melaksanakan penyusunan dokumen kajian lingkungan;;
f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. Tinggi bangunan maksimum 6 (enam) lantai;
h. KDB maksimum 50%;
i. KLB maksimum 3,0;
j. KDH minimum 40%;
k. Jarak bebas antar bangunan : 6 m
l. Prasarana dan sarana minimum
 Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam persil dan atau lantai basement
yang sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas,

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 92


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya


menyiapkan 40% dari luas persil dengan penyediaan taman atap
bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman yang tidak terlalu besar
dan dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media tanam yang
terbatas serta tahan terhadap hembusan angin dan relatif tidak
memerlukan banyak air, jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan
perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
8. Rumah Sakit Tipe C dan Rumah Sakit Tipe D diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Melaksanakan penyusunan dokumen kajian lingkungan;
f. Mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait
g. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
h. KDB maksimum 50%;
i. KLB maksimum 1,5;
j. KDH minimum 30%;
k. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
l. Prasarana dan sarana minimum
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 93


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem


terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan
9. Laboratorium Kesehatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu diizinkan
bersyarat:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Untuk Laboratorium Kesehatan melakukan kajian analisis dampak lalu lintas
e. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
f. KDB maksimum 50%;
g. KLB maksimum 1,5;
h. KDH minimum 40%;
i. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
10. Gelanggang Olah Raga, Gedung Olah Raga diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 94


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

i. KDH minimum 50%;


j. Jarak bebas antar bangunan 6 m
k. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan.
11. Terminal Tipe C, diizinkan bersyarat:
a. Mendapat persetujuan tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
f. Melaksanakan penyusunan dokumen kajian lingkungan;
g. Memiliki jarak atau terpisah dari bangunan atau blok lainnya;
h. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
i. KDB maksimum 20%;
j. KLB maksimum 0,6;
k. KDH minimum 60%;
l. Menyediakan ruang untuk sirkulasi kendaraan dan penumpang yang
memadai;
m. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 12 (duabelas) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Menyediakan pos keamanan di halaman muka
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 95


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan


tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler, hidran),
media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa APAR
maupun otomatis
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan.
12. Pengambilan Air Tanah, dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Memperhatikan aspek visual dan keserasian dengan lingkungan;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
d. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
e. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
f. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
k. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
l. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
m. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
13. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan.
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
e. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
f. Memiliki jaminan konstruksi
g. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
h. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang
i. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 2,4;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 60%.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 96


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Tinggi permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Tinggi maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan dapat melebihi dari 4 (empat) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut.
C. Jarak Bebas Antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 97


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan bangunanan gedung hijau;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasmaksimum
20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 98


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.12 SUB ZONA PENDIDIKAN (SPU-1)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Rumah Dinas
 Warung, Foto Copy/Alat Tulis Kantor, Penitipan Anak,
 TK, SD, SMP, SLTA, Perguruan Tinggi/Akademi, Balai/Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Kursus/Bimbingan Belajar, Museum,
 Pos Kesehatan, Posyandu,
 Mesjid, Mushala, Pesantren,
 Lapangan Olah Raga, Jalur Hijau, Taman Kota, Sempadan/ Penyangga,
Pekarangan, Taman Lingkungan,
 Lapangan/Bangunan Parkir Khusus, Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum,
Tempat Parkir,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Asrama, Guest House, dan Paviliun diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 30%;
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong di
sekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 99


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Toko, Penjualan makanan dan minuman, Jasa Lembaga Keuangan, Jasa
Komunikasi, Jasa Riset dan Pengembangan Iptek, Studio Keterampilan diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
3. Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Pusat Informasi Lingkungan diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
e. KDB maksimum 50%;
f. KLB maksimum 1,5
g. KDH maksimum 40%
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 100


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,


 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
4. Taman Bermain dan Rekreasi, Taman Pintar, diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 40%;
e. KLB maksimum 0,8;
f. KDH minimum 50%;
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 101


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)
1. Mini Market, Restoran/Kafe diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. KDB maksimum sebesar 60%
f. KLB maksimum sebesar 1,8
g. KDH minimal 40%;
h. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
i. Jarak bebas antar bangunan : 3 m
j. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona Sarana
Pelayanan Umum Pendidikan (SPU 1) di dalam blok
k. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
2. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, dan Kantor Pemerintah
Kota diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
d. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 50%;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 102


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

h. KLB maksimum 1,5


i. KDH maksimum 40%
j. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
k. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
3. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik, Klinikdiizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
e. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
f. KDB maksimum 50%;
g. KLB maksimum 1,0
h. KDH maksimum 30%
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 103


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem


terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
4. Gelanggang Olah Raga, Gedung Olah Raga diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Jarak bebas antar bangunan 6 m
k. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan.
5. Gedung Pertemuan Lingkungan, Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan
Pameran, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 104


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

i. KDH minimum 50%;


j. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
6. Kolam, Pengambilan Air Tanah, Wisata Budaya, dan Rumah Pompa diizinkan
bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan kajian lingkungan hidup,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas untuk wisata budaya,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
g. KDB maksimum sebesar 20%
h. KLB maksimum sebesar 0,4
i. KDH minimum 80%;
j. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
k. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 50%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 2,0;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 40%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 50%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 105


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;


d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Tinggi permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Tinggi maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan;
3. Tinggi bangunan dapat melebihi dari 4 (empat) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 106


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu


menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.
E. Selain GSB yang ditetapkan dalam ketentuan Tata Bangunan, ketentuan GSB
pada jalan tertentu ditetapkan sebagai berikut :
1. Jalan Arteri Sekunder meliputi :
 GSB 2 (dua) sampai 6 (enam) meter : Jalan Teungku Chik Di Tiro;
 GSB 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan Sultan Malikul Saleh
2. Jalan Arteri Sekunder meliputi :
 GSB 2 (dua) sampai 6 (enam) meter :Jalan Sisingamangaraja;
 GSB 4 (empat) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan T. Iskandar

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 107


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.13 SUB ZONA TRANSPORTASI (SPU-2)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Ruko, Rukan, Warung, Toko, Mini Market, Penjualan Makanan dan Minuman,
Foto Copy/Alat Tulis Kantor, Jasa Lembaga Keuangan, Jasa Komunikasi, Jasa
Travel/Pengiriman Barang, Jasa Biro Perjalanan Wisata, Restoran/Cafe,
Pergudangan.
 Pos Kesehatan, Lapangan Olah Raga,
 TK, Mesjid, Mushala, Posyandu;
 Terminal Type A, Terminal Type B, Terminal Type C, Pelabuhan/ Dermaga,
Lapangan/Bangunan Khusus Parkir;
 Jalur Hijau, Taman Kota, Sempadan/Penyangga, Pekarangan, Taman
Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Rumah Dinasi diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
c. KDB maksimum 50%;
d. KLB maksimum 1,0 ;
e. KDH minimum 30%;
f. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
i. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
g. Prasarana dan sarana minimum
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 108


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Penyaluran/Grosir, Penjualan Bahan Bangunan dan Perkakas, Penjualan


Peralatan rumah tangga, Penjualan hewan peliharaan, Penjualan Alat dan Bahan
Farmasi, Penjualan Pakaian dan assesories. Penjualan Peralatan dan Pasokan
pertanian, Penjualan Tanaman, Penjualan Kendaraan bermotor dan
perlengkapannya, Jasa Perawatan/perbaikan/renovasi barang, Jasa Penyediaan
Ruang Pertemuan, Jasa Boga/Catering, Jasa pemasaran properti, Jasa
perkantoran/bisnis lainnya, Jasa Periklanan, Penginapan/Losmen,
Salon/Pangkas rambut, Laundry, Penitipan Anak, diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
3. Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Gedung Pertemuan Lingkungan dan Pusat
Informasi Lingkungan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
e. KDB maksimum 50%;
f. KLB maksimum 1,5
g. KDH maksimum 40%
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 109


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,


 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
4. SD, Pesantren, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kursus/ Bimbingan Belajar
diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 40%;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 110


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
5. Balai Pengobatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik,
Klinikdiizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. SPBU dan SPBE diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga;
d. Melaksanakan penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan;,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 111


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

g. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari


Dinas/Lembaga terkait.
h. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
i. KDB maksimum 40%;
j. KLB maksimum 0,8;
k. KDH minimum 50%;
l. Menyediakan ruang untuk sirkulasi kendaraan yang memadai;
m. Menyediakan fasilitas keamanan dan pendukung lainnya sesuai dengan
standar dan ketentuan;
n. Jarak bebas antar bangunan 6 m
o. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Dilengkapi sistem pemadaman kebakaran media air (spinkler,
hidran), media kimia baik yang dijalankan secara manual berupa
APAR maupun otomatis
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
2. Penginapan/Hotel diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Melaksanakan penyusunan dokumen Kajian Lingkungan;
g. Tampilan dan peil bangunan harus serasi dengan bangunan sekitar;
h. Tinggi bangunan dapat melebihi 4 (empat) lantai;
i. KDB maksimum 50%;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 112


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

j. KLB maksimum 2,0;


k. KDH minimum 40%;
l. Jarak bebas antar bangunan 5 m
m. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site didalam persil dan atau lantai basement
yang sirkulasinya tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Menyediakan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 40% dari luas persil dengan penyediaan taman atap
bangunan (roof garden) dalam bentuk tanaman yang tidak terlalu besar
dan dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media tanam yang
terbatas serta tahan terhadap hembusan angin dan relatif tidak
memerlukan banyak air, jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan
perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah (termasuk sistem
pengolahannya) dilakukan dalam sistem terpisah dan terintegrasi
dengan sistem jaringan perkotaan
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Melaksanakan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai
dengan tingkat kebutuhan
3. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, dan Kantor Pemerintah
Kota dan Kantor Swasta diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
d. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 50%;
h. KLB maksimum 1,5
i. KDH maksimum 40%
j. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
k. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 113


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga


terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
4. SMP, SLTA dan Museum diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai,
g. KDH minimum 40%;
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 114


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran

5. Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran, diizinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
6. Kolam, Pengambilan Air Tanah dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. KDB maksimum sebesar 20%
f. KLB maksimum sebesar 0,4
g. KDH minimum 80%;
h. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
i. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 115


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

7. Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Daur Ulang Sampah, dan Pengolahan


Sampah/ Limbah diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
terletak di pinggir jalan lingkungan dengan lebar minimal 4 m dan dapat
dilalui kendaraan pemadam kebakaran
c. Daur Ulang Sampah dan Pengolahan Sampah/Limbah harus memiliki
ruang penimbunan barang bekas didalam bangunan tertutup
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan.
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
g. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, keuchik dan camat
setempat.
8. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan.
e. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
f. Memiliki jaminan konstruksi
g. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
h. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang
i. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 1,8;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 50%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (dua belas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter.
2. GSB samping
a. GSB samping bangunan pada persimpangan dengan lebar RUMIJA
maksimum 6 (enam) meter adalah 2 (dua) meter;
b. GSB samping bangunan pada persimpangan dengan lebar RUMIJA di
atas 6 (enam) meter adalah 4 (empat) meter;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 116


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. GSB samping bangunan pada persimpangan jalan setapak (lorong/gang


yang lebarnya sama dengan atau kurang dari 3 (tiga) meter, GSB
samping minimum 1 (satu) meter dari batas RUMIJA;
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) adalah 1 (satu) meter, dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh maksimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Ketinggian permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya;
2. Ketinggian bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut;
3. Ketinggian Maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 117


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi


penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang.
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 118


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.14 SUB ZONA KESEHATAN (SPU-3)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Rumah Dinas.
 Warung, Penjualan Makanan dan Minuman, Penjualan alat dan bahan farmasi,
Foto Copy/Alat Tulis Kantor,
 TK, Mesjid, Mushala,;
 Rumah Sakit Type A, Rumah Sakit Type B, Rumah Sakit Type C, Rumah Sakit
Type D, Rumah Sakit Khusus, Laboratorium Khusus, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Posyandu, Balai Pengobatan, Pos Kesehatan, Dokter Umum,
Dokter Spesialis, Bidan/Poliklinik, Klinik;
 Lapangan Olahraga, Lapangan/Bangunan Parkir Khusus,
 Jalur Hijau, Taman Kota, Sempadan/Penyangga, Pekarangan, Taman
Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Asrama diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 30%;
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong di
sekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 119


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Toko dan Mini Market diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga,
c. KDB maksimum sebesar 50%
d. KLB maksimum sebesar 1,5
e. KDH minimal 30%;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
g. Jarak bebas antar bangunan : 3 m
h. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona sarana
pelayanan umum kesehatan (SPU 3) di dalam blok
i. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.
j. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
3. Jasa Lembaga Keuangan, Jasa Komunikasi, Jasa Pemakaman, Salon/pangkas
rambut, laundry, dan penitipan anak diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 120


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

d. KDB maksimum 50%;


e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan :
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
4. Panti Pijat Kesehatan/Tradisional diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga;
c. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
d. Menyesuaikan dengan bangunan sekitarnya;
e. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
f. KDB maksimum 50%;
g. KLB maksimum 1,0
h. KDH minimum 30%;
i. Jarak bebas antar bangunan 4 m
j. Jumlah dibatasi maksimal hanya 1 unit di dalam blok
k. Pembatasan jam operasi, maksimal 12 jam operasi per hari dan tidak
diperkenankan beroperasi diatas jam 20.00.
l. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 10% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 121


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Utilitas dan prasarana perkotaan :


- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
5. Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Gedung Pertemuan Lingkungan dan Pusat
Informasi Lingkungan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
e. KDB maksimum 50%;
f. KLB maksimum 1,5
g. KDH maksimum 40%
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
6. SD, SMP, Pesantren, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kursus/ Bimbingan
Belajar diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 122


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 40%;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, dan Kantor Pemerintah
Kota dan Kantor Swasta diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
d. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 50%;
h. KLB maksimum 1,5
i. KDH maksimum 40%
j. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
k. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 123


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi


kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R
dan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan,
kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. SLTA, Perguruan Tinggi dan Museum diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai,
g. KDH minimum 40%;
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot
tanaman pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 124


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran, diizinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung
yang harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah
dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
4. Kolam dan Pengambilan Air Tanah diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. KDB maksimum sebesar 20%
f. KLB maksimum sebesar 0,4
g. KDH minimum 80%;
h. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 125


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

5. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Rumah Pompadiizinkan bersyarat:


a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum,
terletak di pinggir jalan lingkungan dengan lebar minimal 4 m dan dapat
dilalui kendaraan pemadam kebakaran
c. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan.
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Menyediakan lahan parkir sesuai stándar,
f. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait, keuchik dan camat
setempat.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 1,8;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 50%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Ketinggian permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya.
2. Ketinggian bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut;
3. Ketinggian Maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 126


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung


1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 127


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 128


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.15 SUB ZONA OLAHRAGA (SPU-4)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Rumah Dinas
 Warung, Mini market, Penjualan Makanan dan Minuman, Foto Copy/ Alat Tulis
Kantor, Restoran/Cafe,
 TK, Posyandu, Pos Kesehatan, Lapangan Olah Raga, Gelanggang
Olahraga,Gedung Olahraga, Stadion;
 Mesjid, Mushala, Pesantren
 Lapangan/Bangunan Parkir Khusus, Lapangan, Pos Jaga, Halte, Lapangan
Golf, Toilet Umum, Tempat Parkir, Taman Bermain dan Rekreasi, Taman
Pintar;
 Jalur Hijau, Taman Kota, Sempadan/Penyangga, Pekarangan, Taman
Lingkungan,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Asrama, Guest House, dan Paviliun diizinkan terbatas:
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
c. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 30%;
g. Jarak bebas antar bangunan
 Bangunan tunggal dan kopel : 4 m
 Bangunan deret 0 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter
 Penyediaan sistem parkir on site didalam persil yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus jalan
 Penyediaan sistem parkir off site dengan menyewa lahan kosong di
sekitar, bila kapasitas ruang parkir tidak memenuhi volume kendaraan
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan;
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 129


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan


bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Ruko, Rukan, Toko, Penjualan Pakaian dan Asesoris, Jasa Lembaga Keuangan,
Jasa Komunikasi, Jasa Penyediaan Ruang Pertemuan, Jasa Boga/Catering,
Jasa Travel dan Pengiriman Barang, Jasa Biro Perjalanan Wisata, Jasa
Periklanan, Studio Keterampilan, Penginapan Losmen, Salon/Pangkas Rambut,
dan Laundry, :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 meter
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
3. Kantor Kecamatan, Kantor Keuchik, Gedung Pertemuan Lingkungan dan Pusat
Informasi Lingkungan diizinkan terbatas:
j. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
k. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
l. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
m. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
n. KDB maksimum 50%;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 130


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

o. KLB maksimum 1,5


p. KDH maksimum 40%
q. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
r. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
4. SD, SMP, SLTA, Pesantren, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kursus/
Bimbingan Belajar diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 40%;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 131


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

disediakan minimal 2 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman


semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
5. Balai Pengobatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik,
Klinikdiizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, dan Kantor Pemerintah
Kota dan Kantor Swasta diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 132


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

d. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 50%;
h. KLB maksimum 1,5
i. KDH maksimum 40%
j. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
k. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. Perguruan Tinggi dan Museum diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai,
g. KDH minimum 40%;
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 133


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya


menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
3. Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan Pameran, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah dengan
tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
4. Kolam,Pengambilan Air Tanah dan Rumah Pompa diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 134


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil


tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. KDB maksimum sebesar 20%
f. KLB maksimum sebesar 0,4
g. KDH minimum 80%;
h. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
i. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.
5. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dari
Dinas/Lembaga terkait.
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan.
e. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
f. Memiliki jaminan konstruksi
g. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)
h. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi
bangunan tower dari instansi berwenang
i. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 1,8;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 50%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 135


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Ketinggian permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya.
2. Ketinggian bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut;
3. Ketinggian Maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.
D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 136


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)


1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersyarat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 137


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.16 SUB ZONA PERIBADATAN (SPU-6)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)

1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) :


 Rumah Dinas.
 Warung, Penjualan Makanan dan Minuman, Foto Copy/Alat Tulis Kantor,
 Kantor Keuchik, TK, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Mesjid, Mushala,
Pesantren,
 Posyandu, Pos Kesehatan,
 Lapangan Olahraga, Lapangan/Bangunan Parkir Khusus,
 Jalur Hijau, Taman Kota, Sempadan/Penyangga, Pekarangan, Taman
Lingkungan,
 Lapangan, Pos Jaga, Halte, Toilet Umum, Tempat Parkir,

1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)


1. Mini Market diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. KDB maksimum sebesar 50%
c. KLB maksimum sebesar 1,5
d. KDH minimal 30%;
e. Tinggi bangunan maksimum 3 lantai,
f. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
g. Luas keseluruhan maksimal dalam blok adalah 10% dari luas zona sarana
pelayanan umum peribadatan (SPU 6) di dalam blok
h. Pembatasan jam operasi untuk mini market yang terletak bukan pada jalan
arteri dan kolektor, maksimal 16 jam operasi per hari.
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- enyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 138


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah


dengan komposter
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
2. Restoran/Cafe dan Penginapan Losmen diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
3. Kantor Kecamatan dan Pusat Informasi Lingkungan diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
d. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
e. KDB maksimum 50%;
f. KLB maksimum 1,5
g. KDH maksimum 40%
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
a. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 139


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi


kelancaran arus lalu lintas
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya terintegrasi
dengan sistem keamanan lingkungan
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
4. SD, Balai/Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kursus/ Bimbingan Belajar diizinkan
terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
c. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. KDH minimum 40%;
g. Tinggi bangunan 3 lantai.
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 140


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah


dengan komposter
5. Balai Pengobatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan Poliklinik,
Klinikdiizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
c. Tinggi bangunan maksimum 2 (dua) lantai;
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,0
f. KDH maksimum 30%
g. Jarak bebas antar bangunan 4 m
h. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 20% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B)


1. Kantor Pemerintah Pusat, Kantor Pemerintah Propinsi, dan Kantor Pemerintah
Kota diizinkan terbatas:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar;
b. Mendapat persetujuan tetangga
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
d. Memiliki akses yang baik serta terjangkau oleh sarana transportasi umum;
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 50%;
h. KLB maksimum 1,5
i. KDH maksimum 40%
j. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
k. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 141


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

b. Prasarana dan sarana minimum


 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem
terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
- Memiliki ketersediaan sistem persampahan dengan sistem 3R dan
memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan
2. SMP, SLTA, Perguruan TInggi dan Museum diizinkan bersyarat :
a. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
c. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
d. KDB maksimum 50%;
e. KLB maksimum 1,5;
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai,
g. KDH minimum 40%;
h. Jarak bebas antar bangunan : 4 m
i. Prasarana dan sarana minimum
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 8 (delapan) meter
 Penyediaan pos keamanan di pekarangan, yang sistemnya dapat juga
terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site yang tidak mengganggu sirkulasi
kelancaran arus lalu lintas
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 30% dari luas persil dengan penambahan pot-pot tanaman
pada bangunan yang sejenis, jumlah pohon pelindung yang harus
disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman
semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 142


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam sistem


terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Menyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil;
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi perlindungan
bahaya kebakaran
3. Gedung Pertemuan Lingkungan, Gedung Serba Guna, Balai Pertemuan dan
Pameran, dan Lembaga Sosial/Ormas, diizinkan bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
f. Tinggi bangunan maksimum 3 (tiga) lantai;
g. KDB maksimum 40%;
h. KLB maksimum 1,2;
i. KDH minimum 50%;
j. Prasarana dan sarana minimum :
 Jalur pejalan kaki : menyatu dengan badan jalan,
 Lebar RUMIJA atau Rencana RUMIJA minimum 10 (sepuluh) meter;
 Penyediaan pos keamanan di halaman muka yang sistemnya dapat
juga terintegrasi dengan sistem keamanan lingkungan
 Menyediakan perpakiran on site didalam yang sirkulasinya tidak
mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
 RTH pekarangan untuk seluruh kawasan terbangun setidaknya
menyiapkan 50% dari luas persil dengan jumlah pohon pelindung
yang harus disediakan minimal 4 (empat) pohon pelindung ditambah
dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput
 Utilitas dan prasarana perkotaan :
- Sistem persampahan pola 3R berupa penyediaan bak sampah
dengan komposter
- Penyediaan hidran halaman dan APAR sebagai proteksi
perlindungan bahaya kebakaran
- Penyediaan jaringan drainase dan air limbah dilakukan dalam
sistem terpisah dan terintegrasi dengan sistem jaringan perkotaan
- Meyediakan sumur resapan dan atau biopori di dalam persil.
- Memiliki ketersediaan energi listrik sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
4. Kolam, Pengambilan Air Tanah, Wisata Budaya dan Rumah Pompa diizinkan
bersyarat:
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan penyusunan dokumen kajian lingkungan,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas untuk wisata budaya,
f. KDB maksimum sebesar 20%

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 143


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

g. KLB maksimum sebesar 0,4


h. KDH minimum 80%;
i. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
j. Telah mendapat rekomendasi teknis dari instansi terkait.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60%;
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum 1,8;
C. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum 30%;
D. Koefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 50%.

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


A. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
1. GSB depan
a. Jalan Arteri Primer, minimum 12 (duabelas) meter;
b. Jalan Arteri sekunder, minimum 10 (sepuluh) meter;
c. Jalan Kolektor, minimum 6 (enam) meter;
d. Jalan Lokal/lingkungan, minimum 4 (empat) meter;
e. Jalan setapak, lorong dan gang buntu minimum 2 (dua) meter;
2. GSB samping
a. GSB samping untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter
dan setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5
(setengah) meter sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4
(empat) meter dari batas persil.
b. GSB Samping bangunan yang berbatasan dengan persil / bangunan
adalah 0 (nol) meter, atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang
saling berbatasan;
3. GSB belakang
GSB belakang untuk bangunan berlantai 1 (satu) minimum 2 (dua) meter dan
setiap kenaikan satu lantai bangunan gedung ditambah 0,5 (setengah) meter
sampai mencapai jarak bebas terjauh minimum 4 (empat) meter dari batas
persil.
B. Ketinggian Bangunan
1. Ketinggian permukaan lantai (peil) bangunan harus disesuaikan dengan peil
bangunan di sekitarnya.
2. Ketinggian bangunan dapat melebihi dari 3 (tiga) lantai yang disesuaikan
dengan karakteristik dan dominasi ketinggian bangunan pada kawasan
tersebut;
3. Ketinggian Maksimum harus sesuai dengan KLB yang ditetapkan.
C. Jarak Bebas antar Bangunan Gedung
1. Jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya minimum 4 (empat) meter;
2. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan 1 (satu) lantai jarak antar
massa/blok bangunan satu dengan yang lainnya ditambah 0,5 (setengah)
meter sesuai dengan besaran GSB yang ditetapkan terhadap bangunan
tersebut.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 144


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

D. Tampilan Bangunan
1. Pertapakan bangunan harus sejajar atau tegak lurus dengan RUMIJA dan
atau Rencana RUMIJA;
2. Tampilan bangunan harus memiliki nilai estetika sesuai dengan fungsi
kawasan dengan mempertimbangkan keserasian terhadap tampilan
arsitektur bangunan gedung di sekitarnya;
3. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampilan
bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan tampak bangunan
atau dinding yang telah ada di sebelahnya;
4. Tampilan bangunan harus mempertegas identitas suatu kawasan melalui
pengolahan elemen-elemen fisik bangunan;
5. Pengendalian dan penilaian tampilan bangunan diatur pada proses perizinan.

IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan (sempadan jalan), jalur hijau
sungan (sempadan sungai), taman, hutan kota, zone penyangga;
2. Di dalam persil wajib dilengkapi dengan penanaman tanaman, minimum
tanaman dalam pot.
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa area parkir, plaza, dan halaman dengan
pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Setiap jarak 20 (dua puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di
bagian depan dan dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an
organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 145


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

V. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Bangunan gedung perdagangan, perkantoran, rumah sakit dengan luas seluruh
lantai bangunan minimum 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) harus memenuhi
persyaratan “green building”;
B. Untuk bangunan rumah tinggal berlantai 3 (tiga) atau lebih harus menerapkan
konsep “green roof”;
C. Ketentuan mengenai “green building” dan “green roof” diatur lebih lanjut melalui
ketentuan dari instansi yang berwenang;
D. Luasan dari keseluruhan persil untuk kegiatan yang diizinkan terbatasdan
bersysrat maksimum 20% dari luas keseluruhan persil padasetiap sub blok.
E. Selain GSB yang ditetapkan dalam ketentuan Tata Bangunan, ketentuan GSB
pada jalan tertentu ditetapkan sebagai berikut :
1. Jalan Arteri Sekunder meliputi :
 GSB 4 (empat) sampai 6 (enam) Jalan Teungku Umar;
 GSB 4 (empat) sampai 8 (delapan) meter: Jalan Sultan Alaidin Johan
Syah;
 GSB 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan Sultan Malikul Saleh
2. Jalan Kolektor meliputi :
 GSB 2 (dua) sampai 6 (enam) meter : Jalan Ahmad Dahlan; Jalan
Ahmad Yani,;
 GSB 4 (empat) sampai 10 (sepuluh) meter : Jalan T. Iskandar

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 146


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.3.17 SUB ZONA RUANG TERBUKA NON HIJAU (RTNH)

I. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN (KETENTUAN ITBX)


1.1 Pemanfaatan lahan diijinkan (I) : Pos Kesehatan, Pusat Informasi Lingkungan,
Lapangan/Bangunan Parkir Khusus, Jalur Hijau dan Pulau Jalan, Taman Kota,
Sempadan/Penyangga, Pekarangan, Taman Lingkungan, Lapangan, Pos Jaga,
Halte, Lapangan Golf, Toilet Umum, Tempat Parkir, Taman Bermain dan Rekreasi,
Taman Pintar.
1.2 Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) : -

1.3 Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) :


1. Taman Hiburan diijinkan bersyarat tertentu :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat izin gangguan atau izin HO (Hinder Ordinantie);
c. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
d. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat;
e. KDB maksimum 60%;
f. KLB maksimum 1,2;
g. KDH minimum 30%;
h. Memiliki akses yang baik berupa jaringan jalan lingkungan Rumuja 4 m yang
dapat dilalui mobil pemadam kebakaran.
i. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
j. Menyediakan tong sampah sepanjang jalan di dalam zona dengan radius 10
meter.
k. Taman dapat dilengkapi fasilitas pendukung dan keamanan lingkungan;
l. Menyediakan area parkir sesuai standar kebutuhan ruang parkir.
2. Kolam, Pengambilan Air Tanah, dan Rumah Pompa diijinkan dengan syarat :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
b. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat; ‘
c. Mendapat persetujuan tetangga apabila bangunan berhimpit dengan persil
tetangga
d. Melakukan kajian lingkungan hidup,
e. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
f. KDB maksimum sebesar 20%
g. KLB maksimum sebesar 0,4
h. KDH minimum 80%;
i. Jumlah dibatasi hanya 1 unit untuk masing masing kegiatan di dalam blok
3. Base Transceiver Station (BTS) diijinkan bersyarat tertentu (B) :
a. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
b. Harus merupakan menara bersama minimal 3 provider
c. Melakukan kajian lingkungan hidup.
d. Melakukan kajian analisa dampak lalu lintas,
e. Mendapat rekomendasi keuchik dan camat setempat.
f. Memiliki jaminan konstruksi
g. Mendapat ijin gangguan atau ijin HO (High Ordinantie)

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 147


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

h. Memperoleh surat rekomendasi pembangunan, pengoperasian dan tinggi


bangunan tower dari instansi berwenang
i. Menara telekomunikasi yang berada di atas bangunan, bangunan dasar
harus memiliki ijin mendirikan bangunan.

II. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


 KDB Maksimum : 10%
 KLB Maksimum : 0,2
 KDH Minimum : 80%

III. KETENTUAN TATA BANGUNAN


Ketentuan tata bangunan sesuai dengan ketentuan kegiatan yang disyaratkan.
IV. KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM
A. Area Parkir
1. Menyediakan ruang parkir sesuai dengan standar dan ketentuan, baik parkir
di dalam persil maupun gedung parkir;
2. Perkerasan area parkir di dalam persil menggunakan material yang mampu
menyerap air (permeable);
3. Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi daerah-daerah penghijauan dan
harus memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki,
keamanan, keselamatan dan kenyamanan;
B. Jalur Pejalan Kaki
1. Menyediakan jalur pejalan kaki atau pedestrian sesuai dengan standar dan
ketentuan;
2. Penyediaan jalur pejalan kaki harus memperhatikan aksesibilitas bagi
penyandang cacat, orang tua, dan anak-anak.
C. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau dan pulau jalan, taman kota, jalur hijau
sungai (sempadan sungai), taman lingkungan dan zone penyangga;
D. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Ruang terbuka non hijau berupa pos jaga, halte, toilet umum, tempat parkir
dengan pemakaian material yang dapat menyerap air (permeable).
E. Prasarana Lingkungan
1. Pada area yang dimanfaatkan untuk aktivitas publik, setiap jarak 20 (dua
puluh) meter wajib menyediakan tempat sampah di bagian depan dan
dibedakan untuk tiap jenis sampah (organik dan an organik);
2. Hidran umum ditempatkan pada area jalur hijau jalan atau memanfaatkan
area GSB;
3. Menyediakan elemen tata informasi dan rambu pengarah di jalur hijau jalan.

V. KETENTUAN TAMBAHAN
Bangunan pada Sub Zona Ruang Terbuka Non Hijau harus menerapkan konsep green
building;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 148


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

8.4 KETENTUAN LAINNYA

8.4.1 KETENTUAN PELAKSANAAN

A. Pembangunan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif
berupa kemudahan perizinan pembangunan dan keringanan pajak. Pengaturan
pelaksanaan insentif diatur melalui Peraturan Walikota;
B. Pembangunan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah
memiliki izin yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum
dilaksanakan pembangunannya, maka harus disesuaikan terlebih dahulu dengan
peraturan ini;
C. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai dan kegiatan yang diizinkan
terbatas/bersyarat sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan selama
memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya;
D. Untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa
peningkatan pajak dan tidak diterbitkan lagi perizinan operasi, serta dicabutnya
izin setelah 5 (lima) tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang
bersangkutan;
E. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan
dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling
lama 5 (lima) tahun;

8.4.2 KETENTUAN PERUBAHAN PERATURAN ZONA

A. Perubahan kecil yaitu kurang dari 10% (sepuluh persen) dari fungsi Sub Zona
Rumah Kepadatan Tinggi (R-1)diizinkan melalui Keputusan Walikota setelah
mendapat rekomendasi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD).
B. Perubahan penggunaan lahan yang bersifat sementara dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan dinamika perkembangan kota sepanjang tidak melampaui nilai
peruntukan tanah awal dengan masa berlaku maksimum 5 (lima) tahun dan luas
lahan kurang dari 5.000 m2 (lima ribu meter persegi), serta melalui Keputusan
Walikota setelah mendapat rekomendasi Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD).

8.4.3 KETENTUAN KHUSUS

A. Sub Zona Cagar Budaya


Apabila ditemukan situs Purbakala dan Cagar Budaya pada Sub Zona Cagar
Budaya (CB), maka:
1. Situs Purbakala dan Cagar Budaya hasil temuan tersebut harus disesuaikan
dengan situs purbakala atau cagar budaya utama;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-149


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

2. Pada zona tersebut tidak boleh diubah menjaadi zona lainnya dan akan
berlaku ketentuan Sub Zona Cagar Budaya.

Aturan mengenai bangunan cagar budaya di Sub Zona Rumah Kepadatan Tinggi
(R-1), dengan aturan:
1. Umum
a. Kawasan/bangunan cagar budaya harus dilegalisasi melalui Peraturan
Daerah dan atau Peraturan Walikota;
b. Pengelolaan kawasan cagar budaya melibatkan pihak pemilik dan
pengelola objek cagar budaya, Pemerintah Kota serta lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang cagar budaya.
2. Tim Penilai
Dalam rangka pengelolaan kawasan cagar budaya, pemerintah Kota Banda
Aceh membentuk tim penilai untuk memberikan masukan kepada Pemerintah
Kota Banda Aceh berkaitan dengan pengelolaan kawasan cagar budaya
dengan tugas:
a. Memberikan pertimbangan, saran dan usul kepada Walikota dalam
peningkatan penyelenggaraan pengelolaan serta pemugaran dan
pemulihan kawasan dan atau bangunan cagar budaya;
b. Melaksanakan penelitian, pengkajian, pemantauan, evaluasi dan
pengendalian umum kebijakan dan program upaya peningkatan
penyelenggaraan pelestarian, perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan,
pemugaran dan pemulihan kawasan dan atau bangunan cagar budaya;
c. Menyusun standar penilaian sebagai parameter pemberian
klasifikasi/penggolongan pada Bangunan Cagar Budaya; dan
d. Melakukan inventarisasi bangunan yang diduga Bangunan cagar Budaya;
e. Memberikan rekomendasi penataan dan pengelolaan;
f. Pembentukan tim penilai cagar budaya didasarkan pada Keputusan
Wailkota.
3. Upaya Pelestarian:
a. Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik
bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak harus dibangun
kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya;
b. Perubahan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah karakter
bangunan serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan
yang penting;
c. Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya
perubahan fungsi dan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah karakter
struktur utama bangunan;
d. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya
bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan dengan bangunan
utama;
e. Perubahan/pemugaran harus mendapat rekomendasi tim penilai dan
persetujuan Walikota;
f. Untuk kawasan cagar budaya ini berlaku pengalihan hak membangun
(Transfer Development Right/TDR). Pengaturan pelaksanaan TDR
melalui keputusan Walikota.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-150


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

4. Upaya Perubahan dan Penambahan Bangunan


a. Pada prinsipnya perubahan yang dilakukan terhadap bangunan cagar
budaya tidak diperkenankan bila hasilnya akan memberi dampak bagi
keaslian tampak bangunan serta hilangnya elemen bangunan penting
yang menjadi ciri bangunan cagar budaya;
b. Penambahan atau perluasan bangunan dengan cara menambah
bangunan baru diperbolehkan untuk dilakukan dalam persil/tapak
bangunan cagar budaya sepanjang tidak mengganggu integritas, skala
dan karakter bangunan asli. Penambahan bangunan dapat memenuhi
kriteria tersebut apabila:
1) Letaknya tersembunyi dari sisi depan jalan bangunan;
2) Terpisah dengan bangunan asli dengan jarak minimum 3 (tiga) meter
dari tampak belakang bangunan asli;
3) Menghargai bentuk, ukuran, proporsi dan material bangunan asli
tanpa harus meniru gaya bangunan asli;
4) Dirancang dengan gaya sederhana dan tidak mencolok sehingga
tidak bersaing dengan bangunan asli;
5) Perubahan dan penambahan yang dilakukan secara visual tidak
tampak atau tidak berpotensi untuk tampak dari sisi jalan dan
ketinggiannya tidak melebihi ujung atap bangunan asli;
6) Bangunan tambahan dapat dihubungkan dengan bangunan asli
dengan selasar lebar maksimum 3 (tiga) meter dan tidak merusak
arsitektur bangunan asli;
7) Upaya rehabilitasi dan revitalisasi melalui perubahan tata ruang
dalam diperbolehkan selama tidak merubah struktur yang utuh
dengan bangunan utama;
8) Perubahan tata ruang dalam bangunan tidak berlaku bagi ruang yang
harus dilestarikan seperti lobby dan hall utama, serta ruang-ruang
lain yang merupakan bagian arsitektur yang penting dari bangunan
yang bersangkutan;
9) Dalam kaitannya dengan kegiatan rehabilitasi bangunan cagar
budaya, tim penilai cagar budaya berwenang menentukan ruang-
ruang yang harus dilestarikan;
10) Garis Sempadan Bangunan (GSB) harus sama dengan kondisi saat
ini.
5. Upaya Pemulihan
a. Apabila pemilik, penghuni dan atau pengelola kawasan dan atau
bangunan cagar budaya dengan sengaja menelantarkan bangunannya
sehingga mengakibatkan kerusakan baik ringan maupun berat, yang
bersangkutan berkewajiban untuk memulihkan keadaan bangunannya
seperti semula;
b. Pemilik, penghuni dan atau pengelola kawasan dan atau bangunan cagar
budaya yang melakukan perubahan kawasan dan atau bangunan cagar
budaya yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini,
diwajibkan memulihkan kawasan dan atau bangunan ke keadaan semula
dengan biaya sendiri;

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-151


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

c. Apabila pemulihan tidak dilaksanakan maka tidak akan diterbitkan Izin


Mendirikan Bangunan (IMB) dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku;
d. Untuk bangunan yang sudah terlanjur diubah dilakukan upaya untuk
menyeseuaikan dengan suasana cagar budaya yang ditetapkan;
e. Untuk bangunan yang sudah dibangun dan tidak sesuai dengan karakter
bangunan asal, diwajibkan untuk melakukan penyesuaian minimum pada
fasade dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak peraturan ini
diundangkan.
6. Upaya Pembangunan Baru
a. Mengingat banyak bangunan yang sudah dalam kondisi buruk, maka
pemilik diizinkan untuk melaksanakan pembangunan baru;
b. Desain arsitektur bangunan baru harus sama dengan bangunan asli;
c. Untuk bangunan baru desainnya harus disesuaikan dengan tema
penataan rujukan terutama fasade dan komponen lainnya seperti
ornamen, atap, dan lainnya;
d. Desain bangunan baru harus mendapat rekomendasi tim penilai;
e. GarisSempadan Bangunan (GSB) sesuai dengan kondisi yang ada saat
ini.
B. Sub Zona Rawan Bencana Alam
1. Banda Aceh merupakan sub zona rawan bencana gempa, oleh karenanya
konstruksi bangunan harus mengikuti standar dan ketentuan pembangunan
bangunan tahan gempa;
2. Untuk kawasan yang juga termasuk sub zona rawan bencana tsunami, maka:
a. Konstruksi bangunan harus mengikuti standar dan ketentuan
pembangunan bangunan tahan bencana tsunami;
b. Menyediakan ruang evakuasi berupa escape building yang penyediaanya
sesuai standar dan ketentuan yang berlaku.
3. Untuk kawasan yang termasuk sub zona rawan bencana kebakaran, maka
menyediakan ruang evakuasi yang didasarkan pada jarak antar bangunan,
system penanganan bahaya kebakaran pada bangunan dan sebagainya yang
penyediaanya sesuai standar dan ketentuan yang berlaku.

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-152


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Contents
Bab 8 ............................................................................................................................. 8-1

8.1 KLASIFIKASI ZONA DAN DAFTAR KEGIATAN .................................................................................................. 8-1

8.1.1 KLASIFIKASI ZONA ..................................................................................................... 8-1

8.1.2 DAFTAR KEGIATAN .................................................................................................... 8-3

8.2 KETENTUAN KEGIATAN DAN PEMANFAATAN RUANG ..................................................................................... 8-6

8.3 ZONiNG TEKS KECAMATAN BANDA RAYA ....................................................................................................... 11

8.3.1 SUB ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT (PS) ........................................................ 11

8.3.2 SUB ZONA HUTAN KOTA (RTH 01) ........................................................................... 13

8.3.3 SUB ZONA TAMAN KOTA (RTH 02)........................................................................... 15

8.3.4 SUB ZONA JALUR HIJAU/PULAU JALAN/MEDIAN JALAN (RTH-03) ....................... 17

8.3.5 SUB ZONA PEMAKAMAN (RTH-04) ............................................................................ 19

8.3.6 SUB ZONA SABUK HIJAU (RTH-05) ........................................................................... 20

8.3.7 SUB ZONA RUMAH KEPADATAN TINGGI (R-1) ........................................................ 23

8.3.8 SUB ZONA RUMAH KEPADATAN SEDANG (R-2) ..................................................... 36

8.3.9 SUB ZONA PERDAGANGAN DAN JASA TUNGGAL (K-1)......................................... 50

8.3.10 UB ZONA : PERDAGANGAN DAN JASA DERET (K-3) .............................................. 66

8.3.11 SUB ZONA PERKANTORAN (KT) .............................................................................. 84

8.3.12 SUB ZONA PENDIDIKAN (SPU-1) ............................................................................... 99

8.3.13 SUB ZONA TRANSPORTASI (SPU-2) ....................................................................... 108

8.3.14 SUB ZONA KESEHATAN (SPU-3) ............................................................................ 119

8.3.15 SUB ZONA OLAHRAGA (SPU-4) .............................................................................. 129

8.3.16 SUB ZONA PERIBADATAN (SPU-6) ........................................................................ 138

8.3.17 SUB ZONA RUANG TERBUKA NON HIJAU (RTNH) ................................................ 147

8.4 KETENTUAN LAINNYA ............................................................................................................................... 8-149

8.4.1 KETENTUAN PELAKSANAAN ................................................................................ 8-149

8.4.2 KETENTUAN PERUBAHAN PERATURAN ZONA .................................................. 8-149

8.4.3 KETENTUAN KHUSUS ........................................................................................... 8-149

Tabel 8-1 Klasifikasi Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Banda Raya .... 8-6

Tabel 8-2 Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Lahan......................................... 8-7

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-153


Buku Rencana
RDTR Banda Raya

Bab 8 – Peraturan Zonasi | 8-154

Anda mungkin juga menyukai