Anda di halaman 1dari 3

Nama : Intan Mahabah Nabila

NPM : 1506718742

Kelas : PRAPID – A

RANGKUMAN MATERI KULIAH : SURAT DAKWAAN

Apabila hasil penyidikan Penyidik telah diterima oleh Penuntut Umum, maka menurut
Pasal 143 ayat (1) KUHAP, bahwa Penuntut Umum melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri
dengan permintaan agar segera mengadili perkara tersebut disertai dengan surat dakwaan. 1
Dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana karena berdasarkan hal yang dimuat
dalam surat, hakim akan memeriksa perkara tersebut. Pemeriksaan didasarkan kepada surat
dakwaan. Menurut Nedenburg, pemeriksaan tidak batal jika batas-batas dilampaui, namun
putusan hakim hanya boleh mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batas.
Pasal 143 ayat (2) KUHAP menentukan syarat surat dakwaan sebagai berikut, “Surat
dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda tangani serta berisi:
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka;
b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang di dakwakan dengan
menyebutkan tempat dan waktu tindak pidana itu dilakukan.”
Adapun yang dimaksud dengan pengertian cermat, jelas dan lengkap adalah :
Cermat  surat dakwaan dipersiapkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku bagi
terdakwa, tidak terdapat kekurangan atau kekeliruan. Ketidakcermatan dalam menyusum surat
dakwaan dapat mengakibatkan batalnya atau tidak dapat diterima/dibuktikan surat dakwaan,
Jelas  berarti bahwa Penuntut Umum harus mampu untuk merumuskan unsur-unsur delik yang
di dakwakan; serta uraian perbuatan material (fakta) yang dilakukan oleh terdakwa,
Lengkap  bahwa uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur yang ditentukan oleh
undang-undang secara lenngkap. Dalam uraian tidak boleh ada unsur delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materielnya secara tegas, sehingga
berakibat perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana menurut undang-undang.

1
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar (Yogyakarta: Mahakarya Rangkang Offset, 2013), hlm. 180-
181
Adapun dakwaan dapat disusun secara tunggal, kumulatif, alternative maupun subsidair.
Tergantug kepada tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa. Pun Jaksa Penuntut Umum
dalam menentukan bentuk surat dakwaan yang diajukan, menimbang pada tindak pidana
terdakwa serta pasal-pasal terkait yang diduga dilanggar.
1) Dakwaan tunggal, yaitu seorang atau lebih terdakwa melakukan satu macam perbuatan saja
2) Dakwaan alternatif, yaitu dakwaan yang saling mengecualikan antara satu dengan yang
lainnya, ditandai dengan kata “ATAU”
Dalam hal dakwaan dibuat secara alternatif, menurut Van Bemmelen ialah jika Penuntut Umum
tidak mengetahui perbuatan mana (Apakah yang satu, ataukah yang lain) yang akan terbukti
nanti di persidangan; jika Penuntut Umum ragu perbuatan hukum pidana mana yang akan
diterapkan oleh hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya telah nyata tersbeut.
3) Dakwaan subsidair, bentuk dakwaan yang terdiri dari dua atau beberapa dakwaan yang
disusun secara berurutan (berturut-turut), mulai dari dkawaan tindak pidana yang ‘terberat’
sampai kepada dakwaan tindak pidana yang’teringan’
4) Dakwaan kumulatif, sebagaimana diatur dalam Pasal 141 KUHAP bahwa “Penuntut Umum
dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila
pada waktu yang sama atau kampir bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam
hal,
a. Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan kepentingan
pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap penggabungannya;
b. Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut satu dengan yang lain;
c. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang lain, akan tetapi
yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya yang dalam hal ini penggabungan
tersbeut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.”
Dalam dakwaan secara kumulatif, tiap-tiap perbuatan (Deli) harus dibuktikan tersendiri-sendiri.
Walaupun pidananya disesuaikan dengan peraturan tentang delik gabungan (samenloop)dalam
Pasal 63 – Pasal 71 KUHP.2
Melihat pada pentingnya fungsi surat dakwaan dalam proses beracara siding pengadilan
pidana, Penuntut Umum sebagai pihak yang berwenang mengajukannya haruslah berhati-hati
dalam membuat surat dakwaan (termasuk dalam menentukan bentuk dari surat dakwaan yang

2
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, hlm. 190
akan diajukan kepada hakim di pengadilan). Perumusan surat dakwaan haruslah konsisten dan
sesuai dengan hasil pemeriksaan penyidikan. Ini dimaksudkan untuk mencegah
ditolaknya/dinyatakan batalnya surat dakwaan oleh hakim di persidangan.

Anda mungkin juga menyukai