Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah Ini
yang tepat pada waktunya yang berjudul “Keberhasilan Belajar Mengajar”.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua betapa
pentingnya belajar itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Saya pada akhirnya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya.

Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang
senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Medan, 25 Mei 2017


Penulis

Rumasti Sianturi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Belajar menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction To Psychology
(1961), Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat
/ hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi
tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan
belajar, menyebabkan siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya.
Pengertian Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction
mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam
bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam
bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud
dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau
keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.

B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar mengajar ?
2. Apa saja indikator keberhasilan belajar mengajar ?
3. Bagaimana cara mengukur atau menilai tingkat keberhasilan tersebut ?
4. Bagaimana cara program perbaikan bila tidak mencapai keberhasilan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Strategi belajar mengajar, juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti
layaknya penyusun makalah dapat memahami faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan
proses belajar mengajar agar pembejalaran yang dilaksanakan berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Definisi lain
menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam
situasi belajar.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang
mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan
mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup
berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.
Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan
stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).
2. Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
dipelajari.
3. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan
materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya
(mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).
4. Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada
siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.

Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang


mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek
yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran
adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap”.
Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat
mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara
sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

B. Indikator dan Penilaian Keberhasilan


Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses
belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individu maupun kelompok,
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu
maupun klasikal.

Penilaian keberhasilan dalam belajar mengajar dapat menggunakan tes prestasi belajar
untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Tes prestasi belajar dapat
digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
Misalnya ketika Lembaga Sekolah tersebut melakukan ujian bulanan. Yang diujikan
terhadap peserta diidk adalah 1 bab dari beberapa pokok bahasan yang telah siap
dipelajari.

2. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam
waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai
rapor.
Misalnya ketika lembaga sekolah melakukan Ujian Tengah Semester (UTS) atau mid
semester, dimana topik yang ingin diujikan mengenai topik materi dari beberapa pokok
bahasan terkumpul menjadi suatu BAB, dan dari setiap BAB tersebut terkumpul
menjadi beberapa BAB. Maka materi yang telah dipelajari dalam setengah semeter
itulah yang akan diujikan terhadap siswa.
3. Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-
pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes
ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam
suatu periode belajar tertentu.
Misalnya ketika lembaga sekolah melakukan Ujian Akhir Semester (UAS), dimana
topik yang ingin diujikan mengenai topik materi dari beberapa pokok bahasan
terkumpul menjadi suatu BAB, dan dari setiap BAB tersebut terkumpul menjadi
beberapa BAB, atau materi tersebut adalah kumpulan dari semua materi yang telah
dipelajari selama tingkatannya tertentu pada satu semester atau dua semester, Maka
materi yang telah dipelajari itulah yang akan diujikan terhadap siswa.

4. Remedial
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-
pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes
ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai materi yang telah
diajarkan atau yang sudah dipelajari tersebut dengan ketentuan nilai sebagai patokan
atau tolak ukur kelulusan yang dibuat oleh guru terhadap siswa.
Misalnya ketika Lembaga sekolah tersebut melakukan Ujian dan hasil ujian si peserta
didik itu sudah siap diperiksa oleh guru, dan ternyata hasil yang dicapai oleh siswa ada
yang tidak memenuhi nilai kelulusan dan ada juga yang memenuhi. Bagi yang dianggap
tidak memenuhi tingkat nilai kelulusan tersebut maka siswa tersebut dianggap remedial
atau perbaikan nilai/ujian kembali dengan kesepakatan antara siswa dan guru untuk
melaksanakan ujian remedial tersebut akan dilaksanakan. Dan bagi yang mencapai
tingkat kelulusan nilai mereka dianggap sudah menguasai materi yang telah mereka
pelajari.

5. Pemberian Tugas
Pemberian tugas ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan serta sejauh mana
tingkat usaha mereka dalam mengerjakan tugas tersebut. Hal ini juga secara tidak
sengaja akan menambah wawasan atau ilmu pengetahuan siswa tersebut.
Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran
mutu sekolah.
C. Tingkat Keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses
belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar
guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
1. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai
siswa,
2. Baik sekal / optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai siswa,
3. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai
siswa
4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.

D. Program Perbaikan
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat digunakan dalam berbagai usaha antara
lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat dilihat
dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
1. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat
keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk
pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat
keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.
Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu
pengukuran harus betul-betul Sahih ( Valid ), Andal ( reliable) dan Lugas (Objective). Hal ini
dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan
penyusunan tes. Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama.
4. Memberi tugas-tugas khusus.
E. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Mengajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan
dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dibuat
dalam berbagai macam cara. Seringkali terjadi, rumusan itu menggambarkan apa yang akan
dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Jika rumusan semacam ini dibuat, tidak memberi
tuntutan kepada siswa untuk belajar sehingga memperoleh hasil tertentu. Dengan singkat dapat
dikemukakan bahwa rumusan tujuan harus menggambarkan bentuk hasil belajar yang ingin
dicapai siswa melalui proses pembelajaran dilaksanakan.

2. Guru
Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan belajar anak anak.
Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan kepada anak anak bagaimana
cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih yang terdapat pada anak.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yaitu
:
a. Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan
tugas didalam kelas.

b. Pandangan terhadap anak didik


Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan yang
memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena prosesnya
berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
c. Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai
pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada
aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalamannya.
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman
mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab itu, untuk menjembatinya
dibuat program Akta 4 dan Akta 5.
3. Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
a. Psikologis anak didik.
b. Biologis anak didik.
c. Intelektual anak didik.
d. Kesenangan terhadap pelajaran.
e. Cara belajar anak didik.
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya pendiam, aktif,
keras kepala, kreatif , manja dan sebagainya. Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-
masing berkumpul di dalam kelas dan yang mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola
sekolah. Banyak sedikitnya jumlah anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.
Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Hal ini
sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru, karena itu dikenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal (baik sekali),
minimal (baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik.

4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran ini membuat konkrit konsep-konsep yang masih abstrak. Konsep-
konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa
bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

5. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak
didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
 Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar
mengajar yaitu:
a. Gaya mengajar guru.
1) Gaya mengajar klasik,
2) Gaya mengajar teknologis,
3) Gaya mengajar personalisasi dan
4) Gaya mengajar interaksional
b. Pendekatan guru
1) Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan
perbedaannya.
2) Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua
pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

c. Strategi penggunaan metode


Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 metode pengajaran
misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata
pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran ,
hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih
dari dua rumusan.

6. Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah.
a. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.
b. Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.
c. Besar sedikitnya anak didik dalam kelas.
d. Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Definisi lain
menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam
situasi belajar.

Setelah saya uraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar –


mengajar, secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik,
evaluasi, media pembelajaran dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.

2. Indikator keberhasilannya ditentukan berapa besar daya serap siswa terhadap bahan
pelajaran yang diajarkan.

3. Apabila 75% siswa masih dibawah taraf minimal dalam mencapai tingkat keberhasilan,
maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.

B. Saran
Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan
adalah :

1. Perlunya menelaah dan mengkaji secara continue sebagai suatu perbaikan yang terus
menerus terhadap proses pembelajaran yang ada di Indonesia, agar pendidikan yang
dikembangkan, mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Perlunya mengaplikasikan pendidikan yang berkarakter secara nyata, tidak hanya


sekedar teori yang menitik beratkan pada ujian kognitif semata.
DAFTAR PUSTAKA

http://arifinstitpsw.blogspot.co.id/2014/01/pembelajaran-dan
indikator.keberhasilan.html?m=1

http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html

Wandi, (2007). Pengertian Belajar Menurut Ahli.

Anda mungkin juga menyukai