PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan yang di tandai dengan rendahnya adar
hemoglobin atau berkurangnya jumlah dan mutu sel darah merah, yang
berfungsi sebagai sarana transportasi zat gizi serta oksigen untuk proses
fisiologis dan biokimia jaringan tubuh. Diagnosis anemia ditegakkan
berdasarkan tanda dan gejala yang muncul serta dengan melihat kadar
hemoglobin dalam darah ( Lutter, 2008 )
Anemia defisieni besi mrupakan masalah gizi yang terjadi di seluruh
dunia dan diderita dari 600 juta manusia dengan prevelensi kurang dari 50%
( prawirohardjo, 2002).sedagkan siswono (2008) memperkirakan anemia
deisiensi besi diderita oleh lebih dari 30% persen penduduk dunia. Anemia
defisiensi besi merupakan penyebab anemia terbesar di Indonesia dan
Negara sedang berkembang lainnya. Lebih dari 50% anemia adalah anemia
defisiensi besi ( WHO,2001, dalam Lutter, 2008).
Defisiensi besi merupakan masalah gizi dan non gizi. Anemia gizi
yang disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Zat besi fe merupakan inti
molekul hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah dan diperlukan
dalam pembentukan serta produksi sel – sel darah merah ( Kodiyat, 2000 &
Ernawati, 2003 ).
Keperawatan sebagai bagian dari tim kesehatan dengan proporsi
terbesar jika di bandingkan dengan tenaga kesehatan lain, dapat
mengoptimalkan fungsinya dengan turut berpean serta dalam penanganan
masalah gizi berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang di miliki.
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi,
klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah
erah dan kadar Hb dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah Hb untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.
Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah
merah tidak mencukupi dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur
atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Faktor penyebab
lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan dan
penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia yang terbanyak
diseluruh dunia.
B. ETIOLOGI
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic
acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. 4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu
dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid,
pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit
lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses
pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
C. MANIFESTASI KLINIS
D. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung,
2. Kejang
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
E. PATOFISIOLOGI
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
H. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis
diberikan antelmintik yang sesuai.
2. Pemberian preparat Fe:
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6
mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara
waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar
hemoglobin normal.
3. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan
karena diverticulum Meckel.
4. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi
yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam,
kacang-kacangan).
PENATALAKSANAAN TERAPI
Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana pemberian terapi,terapi
terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa :
1. Terapi kausal: tergantung penyebabnya,misalnya : pengobatan cacing
tambang, pengobatan hemoroid, pengubatan menoragia. Terapi kausal
harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.
2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh :
Besi per oral
merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman.
Preparat yang tersedia, yaitu:
Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan pertama
(murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg.
Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous
succinate,harga lebih mahal, tetepi efektivitas dan efek samping
hampir sama.
Besi parenteral
Efek samping lebih berbahaya,serta harganya lebih mahal. Indikasi,
yaitu :
Intoleransi oral berat;
Kepatuhan berobat kurang;
Kolitis ulserativa
Energi manajemen
Rencanakan aktivitas saat ps
mempunyai energi cukup u/
melakukannya.
Bantu klien untuk istirahat
setelah aktivitas.
Manajemen nutrisi
Monitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan
sumber-sumber energi
Emosional support
· Berikan reinfortcemen
positip bila ps mengalami
kemajuan
2 Ketidakseimbang Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
an nutrisi kurang keperawatan selama 3x24 jam Kaji adanya alergi makanan.
dari kebutuhan klien menunjukan status nutrisi Kaji makanan yang disukai
tubuh b.d intake adekuat dengan KH: oleh klien.
nutrisi inadekuat, BB stabil, tingkat energi Kolaborasi team gizi untuk
faktor psikologis adekuat penyediaan nutrisi TKTP
masukan nutrisi adekuat Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
TKTP dan banyak
mengandung vitamin C
Yakinkan diet yang
dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk mencegah
konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB
jika memungkinkan
Monitor respon klien
terhadap situasi yang
mengharuskan klien makan.
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan
dengan waktu klien makan.
Monitor adanya mual
muntah.
Kolaborasi untuk pemberian
terapi sesuai order
Monitor adanya gangguan
dalam input makanan
misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan
kalori.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ANEMIA
Kasus :
Clara 22 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan lemah dan cepat lelah
dengan aktivitas biasa. Pasien terlihat pucat. Hasil lab didapatkan terjadinya
penurunan Hb, penurunan kadar serum besi, serta penurunan serum peritin. Pasien
menjalani diet rendah lemak dan hanya menkonsumsi buah saja.
ANALISA DATA
Hari/tg Diagnosa
No. Data Fokus Masalah Etiologi ttd
l/jam Keperawatan
1 Senin, DS: Pasien Intoleran Kelemahan Intoleran
1/9/201 mengatakan Aktivitas umum Aktivias
4 07.30 lemah dan cepat berhubungan
WIB lelah dengan dengan
aktivitas biasa. Kelemahan
DO: Pasien umum
tampak pucat, Hb
turun, kadar
serum besi turun
dan serum feritin
turun.
2 Senin, DS: Pasien Ketidakseim Faktor Ketidakseimba
1/9/201 mengatakan bangan Biologis ngan Nutrisi:
4 07.30 lemah dan cepat Nutrisi: Kurang dari
WIB lelah dengan Kurang dari Kebutuhan
aktivitas biasa. Kebutuhan Tubuh
DO: Pasien Tubuh berhubungan
tampak pucat, Hb dengan Faktor
turun, kadar Biologis
serum besi turun
dan serum feritin
turun, pasien
menjalani diet
rendah lemak
dan hanya
menkonsumsi
buah saja
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan
No. Intervensi ttd
Keperawatan criteria Hasil
1 Intoleran Aktivias Setelah dilakukan Bantuan Perawatan Diri
berhubungan tindakan - O: Pantau kemampuan
dengan kelemahan keperawatan selama pasien untuk perawatan
umum 3x24 jam masalah diri secara mandiri
intoleran aktivitas - N: Menyediakan
teratasi dengan lingkungan terapeutik
kriteria hasil: dengan memastikan
Toleransi Aktivitas hangat, santai, pribadi dan
- Dapat personal., menganjurkan
melakukan pasien untuk aktivitas
aktivitas sehari- normal sehari-hari untuk
hari level kemampuan .,
membentuk kegiatan rutin
untuk aktivitas pribadi.
- E: Ajarkan
orangtua/keluarga unutk
endorong pasien mandiri,
hanya tindakan ketika
pasien tidak dapat
melakukan.
- C: -\
Terapi Aktivitas
- O: Pantau emosi,
psikologi, sosial, dan
spiritual respon untuk
aktivitas
- N: Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan, bantu
dengan aktifitas fisik rutin
(ambulasi, transfer, balik
dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
- E: -
- C: Kolaborasi dengan
okupasi, fisik, dan atau
rencana terapi rekreasi
dan monitor program
aktivitas, yang sesuai
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Nutrisi: Kurang tindakan - O: Pantau kalori dan
dari Kebutuhan keperawatan selama masukan diet
Tubuh 3x24 jam masalah - N: -
berhubungan Ketidakseimbangan - E: Anjurkan pasien pada
dengan Faktor Nutrisi: Kurang dari modifikasi diet yang
Biologis Kebutuhan Tubuh diperlukan, yang
teratasi dengan diperlukan (misalnya,
kriteria hasil: NPO, cairan bening,
Status Nutrisi lembut atau diet sesuai
- Asupan Nutrisi toleransi., Anjurkan
terpenuhi pasien tentang kebutuhan
- Energi nutrisi (yaitu, membahas
meningkat pedoman diet dan
piramida makanan)
- C: mendorong keluarga
untuk membawa pasien
makanan favorit saat di
rumah sakit atau fasilitas
perawatan, yang sesuai
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari, membahas serta melihat pada kasus anemia yang
dialami oleh Clara,
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA