Anda di halaman 1dari 26

PENYELESAIAN AUDIT

12.1 MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN
Sebagai bagian dari pengauditan tahap IV, auditor menilai bukti yang
diperolehnya selama tiga tahapan audit terdahulu untuk menentukan
apakah perlu melakukan pengauditan tambahan berkaitan dengan tujuan
audit penyajian dan pengungkapan. Pendekatan auditor dalam
mendapatkan bukti tentang penyajian dan pengungkapan sama dengan
pendekatan yang digunakan auditor dalam mendapatkan bukti untuk
tujuan audit transaksi dan tujuan audit saldo.
 Lakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian
yang berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.
 Lakukan pengujian pengendalian berkaitan dengan pengungkapan
apabila penilaian awal risiko pengendalian di bawah maksimum.
 Lakukan prosedur substantif untuk mendapatkan keyakinan bahwa
semua tujuan audit tercapai baik tentang informasi maupun jumlah
dalam penyajian dan pengungkapan di laporan keuangan.

Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan


Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif
Keterjadian dan hak dan kewajiban – Review perjanjian kredit untuk
Ungkapkan peristiwa dan transaksi memastikan bahwa piutang usaha
yang telah terjadi dan berkaitan dijadikan agunan
dengan entitas
Keterlengkapan – Semua Gunakan daftar pengecekan
pengungkapan yang seharusnya pengungkapan untuk memastikan
dimasukkan ke dalam laporan bahwa laporan keuangan memuat
keuangan telah dimasukkan. semua pengungkapan yang
disyaratkan oleh standar akuntansi

1
keuangan.
Penggolongan dan kejelasan – Review laporan keuangan untuk
informasi keuangan telah memastikan bahwa aset
digolongkan dengan tepat dan digolongkan menjadi aset lancar
pengungkapannya dinyatakan dan aset tidak lancar. Bacalah untuk
dengan jelas. memastikan kejelasannya.
Keakuratan dan penilaian – informasi Rekonsiliasi jumlah yang dimasukkan
keuangan dan informasi lainnya dalam catatan kaki utang jangka
telah diungkapkan secara wajar dan panjang ke informasi yang diperiksa
pada jumlah yang tepat. dan didukung dalam kertas kerja
audit utang jangka panjang.

Seringkali prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan


dilaksanakan bersamaan dengan pengujian auditor untuk tujuan transaksi
dan saldo. Pada tahap IV, auditor mengevaluasi bukti yang telah
dikumpulkan, auditor juga mengevaluasi apakah penyajian keseluruhan
laporan keuangan dan catatan kakinya telah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Salah satu hal yang menjadi perhatian auditor adalah
menentukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua informasi
yang disyaratkan (tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan).
Pengujian audit yang dilakukan dalam tahapan audit sebelumnya seringkali
tidak memberi bukti yang cukup dan tepat tentang utang bersyaratdan
peristiwa kemudian. Oleh karena itu, pada setiap audit auditor merancang
dan melaksanakan prosedur untuk mereview utang bersyarat dan peristiwa
kemudian sebagia bagian dari pengujian Tahap IV.

12.2 REVIEW ATAS UTANG BERSYARAT DAN KOMITMEN


Utang bersyarat adalah kewajiban potensial kepada pihak luar di
masa datang yang jumlahnya belum diketahui yang merupakan akibat dari
aktivitas yang telah terjadi sebelumnya. Tiga kondisi untuk keberadaan utang
bersyarat adalah:

2
1. Terdapat potensial pembayaran kepada pihak luar atau
pengurangan aset yang diakibatkan oleh kondisi yang ada.
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau
pengurangan aset yang akan datang.
3. Hasil akhirnya akan ditentukan oleh kejadian atau kejadian di masa
yang akan datang.
Standar akuntansi menggunakan dua pendekatan berkaitan dengan
kerugian akibat kontingensi, yaitu menggunakan metoda nilai wajar, dan
pendekatan menggunakan tingkat keyakinan. Beberapa jenis utang
bersyarat yang menjadi perhatian auditor adalah
 Perkara pengadilan akibat pelanggaran atas hak paten atau
pelanggaran lainnya.
 Pajak penghasilan yang masih menjadi persoalan.
 Garansi produk
 Utang wesel didiskontokan
 Jaminan atas utang pihak lain
 Saldo belum digunakan dari letters of credit yang sedang berjalan.

Tujuan utama auditor dalam memeriksa utang bersyarat adalah:


 Menilai perlakuan akuntansi atas utang bersyarat yang diketahui
untuk memastikan apakah manajemen telah menggolongkan
kontingensi yang tepat (tujuan penyajian dan pengungkapan –
penggolongan).
 Mengidentifikasi seberapa besar kemungkinan kontingensi yang
belum diidentifikasi oleh manajemen (penyajian dan pengungkapan
– kelengkapan).
Hal yang berkaitan dengan kontingensi adalah komitmen. Komitmen
adalah hal-hal seperti persetujuan untuk membeli bahan baku atau
menyewa fasilitas dengan harga tertentu dan menjual produk dengan
harga pasti, dan sebagainya karakteristik komitmen yang terpenting adalah
kesepakatan perusahaan untuk memenuhi suatu kondisi tertentu di masa

3
yang akan datang, apapun yang terjadi dengan laba atau ekonomi secara
keseluruhan.

PROSEDUR AUDIT UNTUK MENEMUKAN KONTINGENSI


Langkah pertama dalam pengauditan kontingensi adalah
menentukan apakah terdapat kontingensi (tujuan penyajian dan
pengungkapan – keberadaan). Berikut adalah prosedur audit yang lazim
digunakan untuk menemukan utang bersyarat, yaitu:
 Mintalah keterangan dari manajemen tentang kemungkinan adanya
utang bersyarat.
 Review ketetapan pajak dari Kantor Pajak tahun ini dan tahun lalu.
 Review notulen rapat dewan komisaris dan rapat umum pemegang
saham.
 Analisis beban hukum pada periode yang diaudit dan mereview
faktur dan laporan dari kantor penasehat hukum.
 Dapatkan surat dari setiap penasehat hukum utama yang telah
melaksanakan bantuan hukum tentang status perkara pengadilan
atau utang bersyarat lainnya.
 Review dokumentasi audit untuk mencari informasi yang bisa
menunjukkan potensi kontingensi.
 Periksa letters of credit yang sedang berjalan dan konfirmasi tentang
saldo yang sudah digunakan atau belum digunakan.

MENGEVALUASI UTANG BERSYARAT YANG DIKETAHUI


Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat utang bersyarat,
auditor harus mengevaluasi signifikansi potensi kewajiban dan sifat
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk
mendapatkan bukti tentang tujuan audit penyajian dan pengungkapan
yang berkaitan dengan keterjadian dan hak dan kewajiban. Kantor Akuntan
Publik seringkali menggunakan evaluasi tersendiri mengenai potensi
kewajiban dari penasehat hukumnya, terutama apabila jumlahnya material.

4
PROSEDUR AUDIT UNTUK MENEMUKAN KOMITMEN
Pencarian komitmen yang tidak diketahui dilakukan sebagai bagian
dari audit pada setiap area audit. Auditor juga harus paham dengan
kemungkinan komitmen ketika ia membaca notulen rapat, kontrak, dan
arsip responden.
MEMINTA KETERANGAN DARI PENASEHAT HUKUM KLIEN
SA 501.9 menyatakan sebagai berikut: Auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi litigasi dan klaim yang
melibatkan entitas yang dapat menimbulkan suatu risiko kesalahan
penyajian material, termasuk:
a. Meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak lain
dalam entitas, termasuk penasehat hukum internal.
b. Menelaah risalah rapat pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tta
kelola dan korespondensi antara entitas dengan penasehat hukum
eksternal; dan
c. Menelaah akun biaya hukum.
Jika peraturan perundang-undangan atau organisasi profesional
penasehat hukum melarang penasehat hukum eksternal entitas
berkomunikasi secara langsung dengan auditor, maka auditor harus
melaksanakan prosedur audit alternatif (SA 501.10)
Meminta keterangan dari penasehat hukum klien adalah prosedur
utama yang diandalkan auditor untuk mengevaluasi litigasi dan klaim lain
terhadap klien yang diketahui dan mengidentifikasi jika masih ada yang
lainnya. Komunikasi langsung dengan penasehat hukum eksternal entitas
dapat membantu auditor dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat tentang apakah litigasi dan klaim diketahui dan estimasi manajemen
atas dampak keuangan, termasuk biaya, adalah masuk akal. Berdasarkan
SA 700, auditor diwajibkan untuk memberi tanggal laporan auditor tidak
lebih awal dari tanggal dimana auditor telah memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat sebagai basis untuk menerbitkan opini auditor atas laporan
keuangan.

5
12.3 MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN
Laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang
terjadi setelah tanggal laporan keuangan. Standar Akuntansi (SA) 560 –
Peristiwa Kemudian, mendefinisikan peristiwa kemudian sebagai: “Peristiwa
yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan
auditor, dan fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
auditor.”
Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca untuk menentukan apakah transaksi atau kejadian tersebut
memperngaruhi kelayakan penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan tahun yang diperiksa. Prosedur pengauditan yang disyaratkan
oleh standar audit untuk memeriksa transaksi dan kejadian tersebut disebut
menelaah peristiwa kemudian atau penelaahan setelah tanggal neraca. SA
560 merumuskan tujuan auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian
adalah untuk:
a) Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa
yang terjadi antara laporan keuangan dan tanggal laporan auditor
yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan keuangan, secara tepat telah digambarkan dalam laporan
keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku;
b) Merespon secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah
tanggal laporan auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada
tanggal tersebut, kemungkinan menyebabkan auditor mengubah
laporan auditnya.
Audit Tanggal Klien
Tanggal Akhir Report menerbitkan Laporan
Date Keuangan

Periode dimana review terhadap peristiwa kemudian Periode untuk 6


dilakukan memproses
Laporan
Keuangan
Diatas merupakan periode yang dicakup oleh peristiwa kemudian

Tipe-Tipe Peristiwa Kemudian


Terdapat dua jenis peristiwa kemudian (subsequent events) yang
memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor, yaitu:
1. Peristiwa yang Memiliki Dampak Langsung Terhadap Laporan
Keuangan dan Memerlukan Penyesuaian
Beberapa kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan
informasi tambahan kepada manajemen agar dapat menentukan
penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal
neraca. Informasi mengenai kejadian ini membantu auditor dalam
melakukan verifikasi saldo. Misalnya, jika auditor mengalami kesulitan
dalam menentukan penilaian yang tepat atas persediaan karena
keusangannya, maka penjualan persediaan bahan baku sebagai bahan
sisa pada periode setelah tanggal neraca akan menunjukkan nilai
persediaan yang benar pada tanggal neraca.
Kejadian setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan
penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika
jumlahnya material:
 Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang
dagang yang beredar karena kondisi keuangan pelanggan
memburuk.
 Penetapan proses litigasi padaa nilai yang berbeda dengan nilai
yang ditetapkan padaa pembukuan.
 Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada
nilai di bawah nilai buku.
 Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
2. Peristiwa yang Tidak Memiliki Dampak Langsung Terhadap Laporan
Keuangan tetapi Memerlukan Pengungkapan
Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi
pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan

7
namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak
memerlukan penyesuaian akun. Biasanya akun ini cukup diungkapkan
dengan menggunakan penjelasan tambahan, tetapi kadang-kadang
bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada
laporan keuangan tambahan (Supplemental financial statement)
yang memasukkan dampak kejadian seolah-olah kejadian tersebut
muncul pada tanggal neraca. Contohnya bila terjadi penggabungan
usaha (merger) yang sangat material.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam
laporan keuangan, meliputi:
 Penurunan nilai pasar atau sekuritas milik perusahaan untuk
investasi sementara atau akan dijual kembali.
 Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas.
 Penurunan nilai pasar atas persediaan sebaagai dampak dari
tindakan pemerintah yang membatasi penjualan produk.
 Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
 Penggabungan usaha atau akuisisi

Terdapat dua kategori prosedur audit untuk review peristiwa kemudian


yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun.
1. Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang
dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Misalnya
auditor memeriksa transaksi penjualan dan pembelian setelah
tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.
Auditor juga menguji tertagihnya piutang dangan dengan menelaah
penerimaan kas periode setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi
penilaian cadangan kerugian piutang tidak tertagih.
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau
transaksi yang harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

8
Pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo
akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian
kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian
tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pengajuan Pertanyaan kepada Manajemen
Tanya jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien,
tetapi biasanya ditujukan untuk menemukan kewajiban kontijensi
atau komitmen, perubahan signifikan atas aset atau struktur modal
perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui dengan
pasti pada tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim yang
dilakukan setelah tanggal neraca. Auditor perusahaan publik juga
harus memasukkan tanya jawab mengenai perubahan
pengendalian internal atas laporan keuangan yang dilakukan
setelah akhir periode fiskal.
2. Korespondensi dengan Pengacara
Auditor berkorespondesi dengan pengacara sebagai bagian
dari pencarian kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta
pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada
tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi
kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.
3. Review atas Laporan Internal yang Disiapkan pada Tanggal Neraca
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan
perubahan pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan
hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun.
Mereka harus berhati-hati untuk periode audit dan perubahan
setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar
yang terjadi dalam bisnis atau lingkungan di mana klien beroperasi.
Auditor harus membahas laporan interim dengan manajemen untuk
menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama
dengan laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab
mengenai perubahan signifikan atas hasil operasinya.

9
4. Review atas Catatan Yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk
menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang
berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui,
maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk
menyusun jurnal tersebut.
5. Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah tanggal
Neraca
Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham
dan pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal
neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.
6. Permintaan Surat Representasi
Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor
yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit,
termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca.
Surat ini harus dibuat dan mencangkup hal-hal lain yang penting.
Ada kalanya, auditor menemukan subsequent event yang penting
terjadi setelah pekerjaan lapangan dilaksanakan tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Dalam kondisi ini, auditor dapat memilih
alternatif:
 Memperpanjang waktu pekerjaan lapangan sampai dengan tanggal
subsequent event atau;
 Diterbitkan dual-dated audit report (laporan audit dengan dua
tanggal). Untuk opsi kedua, tanggal pertama mencakup seluruh
pekerjaan lapangan kecuali sebuah pengecualian tertentu. Tanggal
yang kedua mencakup subsequent event yang terjadi setelah
tanggal pekerjaan lapangan diselesaikan.

12.4 PENGUMPULAN BUKTI AKHIR

10
Sebagai tambahan atas review peristiwa selanjutnya, auditor memiliki
beberapa tanggung jawab pengumpulan bukti akhir yang diterapkan pada
semua siklus, antara lain :
a) Melaksanakan prosedur analitis akhir,
b) Mengevaluasi asumsi going-concern,
c) Memperoleh surat representasi dari manajemen,
d) Mempertimbangkan informasi yang menemani laporan keuangan
dasar, dan
e) Membaca informasi lain dari laporan tahunan.
Masing-masing dari hal tersebut dilakukan belakangan dalam audit.
Melaksanakan Prosedur Analitis Akhir
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama penyelesaian audit
bermanfaat sebagai review akhir untuk salah saji material atau masalah
keuangan yang tidak ditemukan selama pengujian lain dan untuk
membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir terhadap laporan
keuangan. Merupakan hal umum bagi seorang partner untuk melakukan
prosedur analitis selama review dari dokumentasi audit dan laporan
keuangan. Pada umumnya, seorang partner memiliki pemahaman yang
baik mengenai klien dan bisnisnya karena hubungan yang terus-menerus,
dikombinasikan dengan prosedur analitis yang efektif, membantu partner
untuk mengidentifikasikan tinjauan yang mungkin dalam suatu audit.
Ketika melaksanakan prosedur analitis selama tahap review akhir, yang
diharuskan oleh standar audit, partner pada umumnya membaca laporan
keuangan, termasuk catatan kaki, dan mempertimbangkan:
1. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang
tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi
selama perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
2. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan
yang sebelumnya tidak teridentifikasi.
Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit tambahan
jika diperlukan.

11
Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
SAS 59 (AU 341) mengharuskan auditor uuntuk mengevaluasi apakah
terdapat keraguan substansial mengenai kemampuan klien untuk terus
berjalan sebagai going-concern untuk setidaknya satu tahun setelah
tanggal neraca.
1) Auditor melakukan penilaian awal sebagai bagian dari
perencanaan, dan merevisinya jika menemukan informasi baru.
Sebagai contoh, selama audit, auditor menemukan perusahaan
telah gagal melunasi pinjaman, kehilangan pelanggan utamanya,
atau memutuskan untuk menyingkirkan aktiva yang substansial untuk
melunasi pinjaman.
2) Auditor menggunakan prosedur analitis, berdiskusi dengan
manajemen mengenai kemungkinan mendapatkan kesulitan
keuangan, berdasarkan pengetahuan mereka atas bisnis klien.
3) Penilaian akhir dari status going-concern perusahaan dilakukan
setelah semua bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang
diusulkan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Ketika
auditor telah memiliki keberatan mengenai asumsi going-concern,
mereka harus mengevaluasi rencana manajemen untuk menghindari
kebangkrutan dan kemampuan untuk mencapai rencana tersebut.

a. Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi


Ketika peristiwa atau kondisi telah diidentifikasi yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan ata kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor harus
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menentukan
apakah terdapat suatu ketidakpastian material melalui pelaksanaan
prosedur audit tambahan, termasuk pertimbangan atas factor-faktor
yang memitigasi. Prosedur tersebut harus mencakup:

12
a) Jika manajemen belum melakukan suatu penilaian atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya.
b) Mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan
yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha entitas.
c) Jika entitas telah membuat suatu prakiraan arus kas, an analisis
atas prakiraan tersebut merupakan suatu factor yang signifikan
dalam mempertimbangkan hasil masa depan dari peristiwa atau
kondisi dalam mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan
masa depan.
d) Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan
telah tersedia sejak tanggal dilakukannya penilaian oleh
maajemen.
e) Meminta representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, tentang rencana
mereka untuk tindakan di masa depan dan kelayakan rencana
tersebut.

b. Kesimpulan Audit dan Pelaporan


Suatu ketidakpastian signifikan terjadi ketika signifikansi dampak
potensialnya dan kemungkinan erjadinya adalah sedemikian rupa
yang menurut pertimbangan auditor, pengungkapan atas sifat dan
implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk penyajian yang
wajar atas laporan keuangan.

Mendapatkan Representasi Tertulis Dari Manajemen


Standar audit mewajibkan auditor untuk mendapatkan
representasi tertulis dari manajemen sebagai dokumentasi dari
pernyataan lisan terpenting yang diberikan manajemen selama audit
berlangsung. Hal ini dinyatakan dalam SA 580.9 yang berbunyi sebagai
berikut:

13
“Auditor harus meminta representasi tertulis dari manajemen yang
memiliki tanggungjawab yang semestinya atas laporan keuangan
dan pengetahuan atas hal-hal yang dianggap penting”.
a. Representasi Tertulis sebagai Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor dalam
mengambil kesimpulan yang mendasari opini auditor. Representasi
tertulis adalah informasi yang perlu diperoleh auditor dalam
hubungannya dengan audit atas laporan keuangan entitas. Jika
manajemen memodifikasi atau tidak memberikan representasi tertulis
yang diminta, hal tersebut mengindikasikan kemungkinan akan
adanya satu atau lebih isu yang signifikan.

b. Manajemen yang Diminta untuk Memberikan Representasi Tertulis


Representas tertulis diminta dari pihak yang bertanggungjawab
atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berkaitan
dengan tanggungjawab untuk menyusun dan menyajikan laporam
keuangan, serta tanggungjawab untuk menjalankan bisnis entitas,
manajemen diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai proses yang dilakukan oleh entitas dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan beserta asersi-asersi terkait di
dalamnya yang akan menjadi basis dalam pembuatan representasi
tertulis.

c. Representasi Tertulis Tentang Tanggungjawab Manajemen


Penyusunan Laporan Keuangan (SA 580.10)
Auditor harus meminta manajemen untuk menyediakan
representasi tertulis bahwa mereka telah memenuhi tanggungjawab
mereka dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk apabila
relevan, penyajian yang wajar, seperti yang ditetapkan dalam
ketentuan perikatan audit.

14
Informasi yang Disediakan dan Kelengkapan Transaksi (SA 580.11)
Auditor harus meminta manajemen untuk menyediakan
representasi tertulis bahwa:
(a) Mereka telah menyediakan bagi auditor semua informasi
relevan dan akses sesuai dengan yang disetujui dalam ketentuan
perikatan audit, dan
(b) Semua transaksi telah dicatat dan dicerminkan dalam laporan
keuangan.
Penjelasan Tentang Tanggungjawab Manajemen dalam Representasi
Tertulis (SA 580.12)
Tanggungjawab manajemen harus dijelaskan dalam
representasi tertulis seperti yang ditentukan dalam paragraf 10 dan
11, sesuai dengan tanggungjawab yang terdapat di dalam
ketentuan perikatan audit.

d. Representasi Tertulis Lainnya


Representasi tambahan ini dapat meliputi representasi berikut ini:
 Apakah pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi sudah
tepat
 Apakah hal-hal berikut ini, jika relevan dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku telah diakui, diukur,disajikan
atau diungkapkan sesuai dengan kerangka tersebut.

e. Tanggal dan Periode yang Dicakup oleh Representasi Tertulis


Tanggal representasi tertulis harus sama dengan tanggal laporan
auditor atas laporan keuangan.

f. Bentuk Representasi Tertulis


Representasi tertulis harus disajikan dalam bentuk surat represent-
tasi yang ditujukan kepada auditor. Jika peraturan perundang-
undangan mensyaratkan manajemen untuk membuat pernyataan

15
public yang tertulis mengenai tanggungjawabnya, dan auditor
menganggap bahwa pernyataan tersebut menyediakan beberapa
atau seluruh representasi yang ditentujan di atas.
g. Keraguan atas Keandalan Representasi Tertulis dan Representasi
Tertulis yang Diminta Tidak Diberikan
Keraguan atas Keandalan Representasi Tertulis
Jika auditor mnyimpulkan bahwa representasi tertulis tidak dapat
diandalkan, auditor harus mengambil langkah-langkah yang tepat.
Representasi Tertulis yang Diminta Tidak Disediakan
Auditor harus:
a. mendiskusikan masalah ini dengan manajemen
b. mengevaluasi ulang integritas manajemen dan mengevaluasi
dampak yang mungkin timbul terhadap keandalan representasi.
c. mengambil langkah yang tepat, termasuk menentukan dampak
yang mungkin timbul terhadap opini dalam laporan auditor.
Pasal 20 SA 580
Auditor tidak memberikan opini atas laporan keuangan sesuai
dengan SA705 jika:
a. Auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan mengenai
integritas manajemen.
b. Manajemen tidak memberikan representasi tertulis seperti yang
ditentukan dalam paragraph 10 dan 11.
Membaca Informasi Lain Dalam Laporan Tahunan
Standar audit SA720 (Tanggungjawab Auditor Sehubungan
dengan Informasi LAIN DALAM Dokumen yang Memuat Laporan
Keuangan Auditan) mewajibkan auditor untuk mebaca informasi lain
ynag tercantum dalam laporan tahunan yang berkaitan langsung
dengan laporan keuangan.

16
12.5 MENGEVALUASI HASIL
Setelah melaksanakan semua prosedur audit pada setiap area audit,
termasuk mereview kontigensi dan peristiwa kemudian dan mengumpulkan
bukti akhir, auditor harus mengintegrasikan semua hasil yang diperoleh
menjadi satu kesimpulan keseluruhan tentang laporan keuangan.
Bukti Yang Cukup Dan Tepat
Sebagai alat bantu untuk menentukan apakah bukti audit telah
cukup, auditor sering menggunakan daftar pengecekan penyelesaian
audit, sebagai pengingat untuk hal-hal yang mungkin terlupakan.
Bukti Pendukung Opini Auditor
a. Bukti yang Mendukung Pendapat Auditor
Bagian penting ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan
telah dinyatakan secara wajar meliputi review auditor terhadap
ikhtisar salah saji yang ditemukannya dalam audit. Jika salah salah
sajinya material, auditor harus mengusulkan agar klien memperbaiki
laporan keuangan. Walaupun sulit menentukan jumlah dari salah saji
akibat salah sampling auditor harus memutuskan penyesuaian yang
diperlukan. Sering kali juga terdapat beberapa salah saji yang tidak
material yang belum disesuaikan oleh klien. Auditor harus
menggabungkan salah saji yang tidak material tersebut untuk
mengevaluasi apakah jumlah gabungannya menjadi material.
Banyak cara yang dilakukan auditor untuk mengevaluasi, yang
kebanyakan auditor menggunakan skedul audit salah saji yang
belum disesuaikan (unadjusted misstatement audit schedule) yaitu
menyajikan baik salah saji yang diketahui di mana klien telah
memutuskan untuk tidak menyesuaikan dan memproyeksikan salah
saji, termasuk kesalahan sampling, maupun total salah saji yang
mungkin bagi beberapa kategori laporan keuangan. Bagian sisi kiri
bawah skedul audit, yang berjudil “kesimpulan” mencakup
perbandingan salah saji dan kurang saji yang mungkin materialitas.

17
Jika auditor menyakii adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan
bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, mereka
kembali memiliki dua pilihan: laporan harus direvisi untuk memenuhi
keinginan auditor atau harus memberikan baik pendapat wajar
dengan pengecualian maupun pendapat tidak wajar.

Pengungkapan Laporan Keuangan


Evaluasi akhir apakah pengungkapan dalam laporan keuangan
telah memenuhi semua tujuan penyajian dan pengungkapan. Sebagai
bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan,
banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar
penyelesaian pengungkapan laporan keuangan (financial statement
disclosure checklist)

Daftar Pemeriksaan Pengungkapan Laporan Keuangan: Properti, Pabrik, dan


Peralatan
1. Apakah jumlah tercatat properti yang digadaikan dan masih
terutang diungkapkan?
2. Apakah rincian transaksi penjualan dan leaseback selama periode
berjalan diungkapkan?
3. Apakah jumlah tercatat properti yang bukan merupakan bagian dari
pengoperasian pabrik- sebagai contoh, menganggur atau disimpan untuk
investasi atau dijual?

Kuesioner ini dirancang mengingatkan auditor akan masalah


pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan memfasilitasi
review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.

18
Review Dokumentasi Audit
Ada tiga alasan mengapa seorang anggota KAP yang
berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi
audit pada tahap penyelesaian audit:
a. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman.
Sebagian besar dari kebanyakan audit dilaksanakan oleh personil
yang memiliki pengalaman kerja kurang dari empat atau lima tahun,
kurangnya pengalaman akan mempengaruhi kemampuan mereka
untuk memberikan pertimbangan profesional dalam situasi kompleks.
b. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor.
c. Untuk mengatasi bisnis yang seringkali merecoki pertimbangan
auditor.
Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang klien dan situasi audit.

Pengkajian Ulang Independen


Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar ,ada hal umum
yaitu membiarkan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit
direview oleh reviewer independen yang sama sekali tidak berpartisipasi
dalam audit, tetapi merupkan anggota kantor akuntan publik yang
melakukan audit. Suatu review independen diharuskan oleh SEC,
termasuk review informasi keuangan interim dan audit pengendalian
internal dan mengambil posisi berlawanan untuk memastikan
pelaksanaan audit sudah memadai.

Ringkasan Penilaian Bukti


Yaitu apakah bukti yang tepat dan mencukupi dan apakah bukti
tersebut mendukung pendapat atas laporan keuangan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan
bukti dengan pertama kali mengevaluasi risiko audit yang dicapai,
menurut akun dan siklus, dan kemudian melakukan evaluasi yang sama

19
atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi
apakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan mengestimasikan
salah saji dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan
secara keseluruhan. Berasarkan evaluasi tersebut diterbitkanlah laporan
audit atas laporan keuangan.

Menerbitkan laporan auditor


Auditor harus menunggu untuk memutuskan laporan audit yang
tepat untuk diterbitkan seghingga semua bukti dikumpulkan dan
dievaluasi, termasuk semua tahap penyelesaian audit selesai dibahas,
mengungat bahwa laporan audit adalah satu-satunya hal yang dilihat
pengguna dalam proses audit, dan konsekuansi dari penerbitan
laporan ytang tidak tepat bisa berakibatr fatal, maka laporan audit
harus dibuat dengan tepat.

12.6 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN DAN PIHAK YANG


BERTANGGUNGJAWAS ATAS TATA KELOLA
Dalam melaksanakan pengauditan suatu entitas, auditor menjalin
komunikasi dua arah dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola. SA 26-.9 menyatakan bahwa tujuan auditor melakukan komuniasi
dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola adalah:
a. Untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola tentang tanggung jawab auditor
yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan dan gambaran
umum perencanaan lingkup dan saat audit
b. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola
c. Untuk menyediakan kepada pihak yang bertanggungjawab atas
trata kelola secara tepat waktu, hasil observasi yang signifikan dan

20
televan terhadao tanggungjawab mereka unuk mengawasi proses
pelaporan keuangan
d. Untuk mendukung komunikasi dua arah yang efektif antara auditor
dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
Dalam SPAP ketentuan yang mewajibkan auditor untuk berkomunikasi
dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola tersevar dalam
berbagai standar audit.
SA 240 (tanggungjawab auditor terkait dengan kecurangan dalam
suatu audit atas laporankeuangan) para 41 dan 42
 Kecuali semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
terlibat dalam pengelolaan entitas, dalam hal auditor telah
mengidentifikasi atau menduga adanya kecurangfan yang
melibatkan
a. Manajemen
b. Karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian
internal
c. Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin
berdampak material terhadap laporan keuangan, maka auditor
harus mengkomunikasikan secara tepat waktu hal tersebut kepada
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
 Auditor harus mengkopmunikasikan kepada oihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola tentang hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan kecuangan yang menurut pertimbangan auditor
relevan dengan tanggung jawab mereka
SA 250 (pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam
audit laporan keuangan) para 22 dan 24
 Kecuali jika semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
ikut terlibat dalam manajemen entitas, dan oleh karebna itu mereka
menyadari permaslahan yang terkait dengan ketidakpatuhan yang
terjadi atau diduga terjadi yang sudah dikomunikasikan oleh auditor ,
maka auditor harus mengkomunikasikan kepada pihak yang

21
bertanggung jawab atas tata kelola permasalahan yang berkaitan
dengan ketidak patuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang ditemukan audior selama pelaksanaan audit, kecuali jika
permasalahan tersebut secara jelas tidak penting
 Jika auditor menduga bahwa manajemen atau pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola terlibah dalam ketidak patuhan,
maka auditor harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak
yang berwenang di dalam entitas yang memiliki tangkat otiritas yang
lebih tinggi.
SA 265 (pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian internal
kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dan
manajemen) para 9 dan a12
 Auditor harus mengkomunkasikan secara tertulis tentang defisiensi
signifikan dalam pengendalian internal yang diidentifikasi selama
audit kepada pihak yng bertanggungjawab atas tata kelola secara
tepat waktu
 Pengkmunikasian secara tertulis atas defisiensi signiikan kepada pihak
yang brtanggungjawab atas tata kelola mencerminkan pentingnya
hal ini, dan membantu pihak yang bertanggungjawab atas tata
keloloa dalam memenuhi tanggungjawab pengawasan mereka
SA 450 (pengevaluasian atas kesalahan penyajian yang diidentifikasi
selama audit)
 Auditor harus mengkomunikasikan dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola kealahan penyajian yang tidak
dikoreksi dan dampaknya, secara individual atau agregasi, terhadap
opini dalam laporan audit kecuali jika dilarang oleh peraturab
perundang-undangan.
 Auditor juga harus mengkomunikasikan dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dampak kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi berkaitan dengan periode lalu terhadap

22
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan yang relevan
serta lapran keuangan secara keseluruhan
SA 505 (konfirmasi eksternal) para 9
 Jika auditor menyimpulkan bawha penolakan manajemen untuk
mengijinkan auditoe mengirim permintaan konfirmasi adalah tidak
masuk akal atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang
relevan dan andal dari prosedur audit alternated, auditor harus
mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.
SA 510 (perikatan audit tahun pertana-saldo awal) para 7
 Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa saldo awal mengandung
kesalahan oenyajian yang dapat secara material berdampak
terhadap laporan keuangan peruode berjalan, auditor harus
melakukan prosedur audit tambahan yang diperlukan dalam kondisi
tersebut untuk menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan
tahun berjalan
SA 550 (pihak berelasi) para 27
 Kecuali semua yang bertanggungjawab atas tata kelola terlibat
dalam pengelolaan entitas, auditor harus mengkomunikasikan hal-hal
signifikan yang timbul selama audir yang berkaitan dengan pihak
berelasi entitas kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola
SA 570 (kelangsungan usaha) para 23
 Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
terlibat dalam pengelolaan entitas, auditor harus mengkomunikasikan
dengan pihak yang bertangungjawab atas tata kelola, peristiwa
atau kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan signifikan
terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya. Komunikasi seperti itu dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola harus meliputi hal berikut:

23
o Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidak pastian
material
o Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat
dalam penyusunan dan penyajian lapotan keuangan
o Kecukuoan pengungkaoan terkait dalam laporan keuangan
SA 705 (memodifikasi terhadap opini dalam laporan auditor
independen) para 28 dan a25
 Ketika auditor berharap untuk memodifikasi opininya dalam laporan
auditor, auditor harus berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola tentang kondisi tang menuntun
pada modifikasi yang diharapkan tersebut dan usulan susunan kata-
kata atas modifikasi tersebut
 Pengkomunikasian dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola tentang kondisi yang menuntun pada suatu modifikasi yang
diharapkan terhadap opini auditor dan susunan kata-kata yang
diusulkan atas modifikasi tersebut memungkinkan:
o Auditor untuk memberitahukan pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola memodifikasi dan alasan untuk memodifikasi
tersebut
o Auditor untuk mencari persetujuan dari pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola tentang fakta-fakta dari hal
yang menimbulkan modifikasi tersebut, atau mengonfirkasi hal
yang menimbulkan modifikasi tersebut, atau mengonfirmasikan hal-
hal yang terkait dengan ketidaksepakatan dengan manajemen
o Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola memperoleh
kesempatan, jika relevan untuk menyediakan bagi auditor
informasi dan penjelasan lebih lanjut sehubungan dengan hal-hal
yang menimbulkan modifikasi tersebut

24
SURAT DITUJUKAN KEPADA MANAJEMEN
Setelah pengauditan selesai, auditor kadang merasa perlu untuk
menirim surat yang ditujikan kepada manajemen. Tujuan pengiriman
surat ini adalah untuk memberi informasi kepada personil klien tentang
rekomendasi yang diberikan akuntan public untuk perbaikan suatu
bidang teretentu dalam bisnis klien. Banyak kantor akuntan public
membuat surat ditujukan kepada manajemen pada setiap audit yang
dilakukan untuk menunjukan pada manajemen bahwa kantor akuntan
public memberi manfaat tambahan kepada entitas yang diauditnya
siluar jasa audit.

25
DAFTAR PUSTAKA

AL. Haryono Jusup. 2014. Auditing. Yogyakarta: STIE YKPN.


https://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2014/07/tahap-penyelesaian-
audit.html
https://dexsuar.wordpress.com/2013/07/23/memahami-tahapan-pproses-
penyelesaian-audit/

26

Anda mungkin juga menyukai