Anda di halaman 1dari 143

Instrumen

Instrumen Standar
Alat-alat minimal yang harus disediakan adalah:
1. Gunting diseksi sebanyak 1 buah
2. Gunting diseksi metzenbaum sebanyak 1 buah
3. Gunting Aff Hecting sebanyak 1 buah Gunting Diseksi Mayo
4. Gunting kasa/linen sebanyak 1 buah
5. Klem/forceps mosquito sebanyak 3 buah
6. Klem/forceps pean lurus sebanyak 2 buah
7. Pinset anatomis sebanyak 1 buah
8. Pinset sirurgis sebanyak 1 buah
Gunting diseksi Metzenbaum
9. Needle holder (nald voeder) sebanyak 1 buah
10. Jarum jahit (nald heacting) sebanyak 1 buah jika tidak
menggunakan benang yang bersatu dengan jarumnya.
11. Bisturi (bistuori/mess/blade) dan pegangannya 1 buah
12. Klem koher sebanyak 1 buah
13. Kuret kecil sebanyak 1 buah
14. Alat lain sesuai teknik insisi/hemostasis sebanyak 1 buah Gunting aff hecting/Stitch scissors
15. Koorntang (korentang) dan wadahnya sebanyak 1 buah
16. Kom kecil sebanyak 2 buah (untuk tempat larutan antiseptik)
17. Tempat instrumen
18. Neerbeken/bengkok
19. Hak (retractor)
20. Ring forceps sebanyak 1 buah
21. Trokar sebanyak 1 set Gunting kassa/Bandage scissors
Klem arteri/mosquito/pean bengkok Mathieu needle holder

Ring forceps/sponge forceps

Klem vena/pean lurus

Pinset anatomis/ dressing forceps

Pinset sirurgis/ tissue forceps


Needle holder (naald voeder)

Adson dressing forceps


Towl forceps

Adson tissue forceps

Neerbeken/bengkok

Macam-macam pisau

Wound retractor /hak

Scalpel handle

Senn retractor
Gillies retractor

Trokar

DesMarres Lip retractor

Koorntang (korentang) dan wadahnya


Instrumen Penunjang
Instrumen penunjang antara lain :
Kuret 1. Tromol untuk menyimpan kasa dan duk steril
2. Autoklaf untuk sterilisasi alat
Instrumen Handling
Ditulis Oleh: kapten
Memegang instrumen dengan baik dan benar akan memudahkan nanuver-manuver
yang dilakukan dan menghindari kerusakan jaringan dan material jahitan.

Pinset
Pinset sebaiknya dipegang tangan kiri. Prinsipnya seperti memegang sumpit,
pinset dianggap sebagai perpanjangan jari telunjuk dan ibu jari.
Memegang pinset jika tidak digunakan
Selama melakukan pembedahan sebaiknya pinset tidak dilepas dan kemudian
Pisau
diambil kembali tetapi biasakanlah”menyimpan” pinset di tangan kiri dengan
Jenis pisau :
menjepitnya dengan menggunakan jari manis dan kelingking, sehingga ibu jari
 Pisau yang gagang dan matanya disposable
telunjuk dan jari tengah bebas bekerja (lihat gambar).
 Pisau yang matanya disposable dengan gagang reusable
 Pisau yang gagang dan matanya merupakan suatu kesatuan dan reusable

Memegang pinset untuk digunakan

Skalpel
 Dipegang seperti memegang pisau dapur
 Tekanan jari telunjuk merupakan penentu kedalaman insisi
 Dua jari (telunjuk dan ibu jari) tangan lainnya dapat dipakai untuk fiksasi
kulit atau counter traction
 Pisau lebih mengarah ke horizontal, karena bagian yang menyayat adalah
perut pisau.
Bistauri
 Dipegang seperti memegang pena
 Pisau mengarah ke vertikal karena yang menyayat adalah ujung mata pisau
 Kelingking tangan yang sama merupakan alat fiksasi
Cara memegang pisau untuk insisi besar/panjang
Klem/Hemostat
Dikenal 2 macam yaitu:
 Bergigi (Kocher)
 Tidak bergigi (Pean)
 Keduanya dapat berbentuk lurus atau bengkok. Diajarkan cara membuka
klem dengan tangan kanan dan tangan kiri
Cara memasang pisau pada handlenya Membuka Klem
Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka ujungnya harus menuju ke
permukaan
Kanan
 Jari tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx
 Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari
tengah
Kiri
 Jari tidak dimasukkan ke dalam lubang pegangan
Cara memegang pisau untuk insisi yang kecil  Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari
manis
Perhatikan, jari tidak sampai masuk lebih dari phalanx distal

Perhatikan jari telunjuk sebagai penahan

Memegang klem dengan tangan kiri

Gunting
Jari telunjuk sebagai landasan
Memegang gunting jari juga tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx.
Needle Holder
Pada saat memotong benang dengan memakai gunting kasar, gunting harus
Jarum tidak boleh dipegang dengan tangan. Benang tidak boleh dijepit dengan
dimiringkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat panjang benang sisa.
instrument, kecuali bagian ujung atau bagian yang aka dibuang
Apabila menggunakan gunting yang bengkok, maka posisi harus sedemikian rupa
Jarum dipegang pada sepertiga pangkal, kurang lebih 1-2 mm dari ujung needle
sehingga ujungnya harus tetap terlihat.
holder.
Gerakan Gunting untuk Diseksi
Posisi needle holder :
 Gerakan menggunting
PRONASI : pada waktu menusuk dan
 Gerakan membuka
mengambil jarum
 Gerakan mendorong sambil mengunting
MID POSITION : pada waktu pengambilan jarum
siap pakai
SUPINASI : tidak dianjurkan dipakai untuk
pengambilan jarum

Mid posisi

Supinasi

Perhatikan posisi needle holder memegang jarum pada tiap tahapan jahitan
Needle holder digambarkan sebagai 2 titik pada jarum.
Cauter
Pronasi
Teknik memegangnya sama dengan memegang pensil dengan ibu jari memegang
Perhatikan Alur Mekanik Needle Holder, agar saat mengikat benang tidak
salah satu tombol. Tombol biru untuk koagulasi dan tombol kuning untuk
tersangkut
memotong
Tombol kuning untuk memotong dan tombul biru, untuk koagulasi
Bahan Habis Pakai pada jarum yang terpisah mempunyai ujung, tempat
memasukkan benang yang biasanya lebih lebar daripada badan jarumnya sendiri.
Ditulis Oleh: kapten
Selain itu, jarum ini umumnya digunakan berkali-kali sehingga ketajamannya
Berikut adalah bahan yang digunakan untuk teknik dorsusisi dan guelotin
berkurang.

Benang
Benang yang dipakai dalam ligasi ataupun hekting adalah absorbable atau yang
dapat diserap. Yang sering dipakai adalah benang cat gut (plain cat gut). Dahulu
benang ini dibuat dari usus kucing (cat = kucing, gut = usus). Sekarang dibuat dari
sub mukosa/usus domba atau sapi. Cat gut dapat bertahan sampai terjadi absorpsi
sekitar 10 hari. Penjahitan dengan cat gut ini secara mikroskopis banyak sekali
menimbulkan reaksi radang di sekitar tempat jahitan.
Terdapat juga cat gut yang telah diolah dengan asam kromat, yang disebut
Cara mengambil benang
Chromic Cat gut. Reaksi radang yang ditimbulkan jauh lebih rendah. Absorbsi
hasil olahan ini lebih lama jika dibandingkan plain cat gut, yaitu sekitar 21 hari.
Ukuran yang digunakan adalah 5.0, 4.0, 3.0 tergantung besar dan kecilnya penis.
Benang ini dikemas berupa gulungan dalam kotak sepanjang 100 m dan dipotong
seperlunya. Ada juga benang yang langsung dengan jarumnya, dengan panjang
sekitar 30 cm.

Kasa Steril
Kasa yang digunakan adalah kasa steril yang bisa dibeli di apotek karena banyak
Benang absorbable
dijual dalam kemasan kotak. Kita dapat pula membeli kasa gulungan. Kasa
Benang yang bersatu langsung dengan jarumnya relatif kurang traumatik jika
gulungan ini kemudian dipotong dan dilipat dengan ukuran seperlunya kemudian
dibandingkan dengan jarum yang terpisah dengan benangnya. Ini disebabkan
disterilkan dengan autoklaf atau menggunakan tablet atau serbuk formalin yang
disimpan secara campur dengan kasa dalam wadah tertutup sekurang-kurangnya
24 jam.

Tulle dalam kemasan dan yang sudah dibuka

Plester
Plester digunakan untuk fiksasi balutan.

Tromol untuk kasa

Duk Bolong
Duk ini berukuran sekitar 40 x 40 cm dengan lubang di tengahnya berdiameter 6
sampai 10 cm. Duk ini berguna untuk memperluas zona steril. Duk dapat dibuat
dari bahan katun atau kertas serap kemudan disterilkan.
Tulle
Tulle merupakan benang-benang yang tersusun seperti jala dengan ukuran 10 x 10
cm yang dilumuri salep antibiotik framycetin sulfat BP 1% [soframisin]. Tulle
dipakai sebagai balutan tepat pada daerah insisi. Selain berfungsi sebagai
Plester dengan berbagai macam bentuk dan ukuran
antibiotik, tulle juga berguna merangsang proses granulasi dan untuk
memudahkan saat melepas balutan.
Balutan Kedap Air
Berupa lapisan film tipis, transparan elastis sehingga mudah menyesuaikan
dengan bentuk luka. Keuntungannya adalah luka terhindar dari kontaminasi post
op, jika ada perdarahan dengan mudah terlihat. Kerugiannya adalah evaporasi
terganggu sehingga mempertinggi kelembaban daerah luka.

Sediaan obat anestesi dalam vial dan flakon


Larutaan Antiseptik
Balutan film transparan kedap air Dipilih salah satu dari antiseptik berikut :
Obat Anestesi Povidon Iodin 10%
Obat anestesi yang banyak digunakan adalah lidokain HCl 2%. Sediaan terdapat Povidon Iodin merupakan kompleks iodium dengan polyvinylpirolidone yang
dalam ampul 2 mL atau vial 50 mL. Untuk anestesi infiltrasi dapat diencerkan relatif tidak merangsang dibandingkan dengan iodin, larut dalam air dan
sampai 0,5% dengan aquabides. Dapat pula lidokain dicampur dengan markain mempunyai daya kerja lebih lama dari iodium, berguna sebagai antiseptik kulit
dengan perbandingan 1:1. maupun mukosa. Sebelum dilakukan tindakan operasi, perlu ditunggu sekitar 2
menit untuk menjadi iodium bebas. Hati-hati karena pada beberapa orang dapat
menimbulkan reaksi alergi dan iritasi terutama di kulit skrotum.Sesudah khitan
selesai segera bersihkkan dengan NaCl 0.9 % atau akuades.
Alkohol 70%
Alkohol merupakan bakterisid yang kuat dan cepat, baik untuk gram negatif
ataupun gram positif tetapi bersifat non-sporosidal. Alkohol bekerja melalui
koagulasi protein dinding sel bakteri. Konsentrasi optimum sebagai antiseptik
adalah 70%.
Chlorhexidine gluconate

Lidokain dalam ampul dan vial Savlon digunakan untuk keperluan antiseptik pembersih dan hanya digunakan
untuk pemakaian luar. Savlon antiseptik sebaiknya tidak digunakan secara
langsung pada mata, otak, meningen, telinga tengah, serta tidak digunakan untuk
rongga tubuh. Untuk penggunaan secara umum larutkan 60-90 mL dalam 1
sampai dengan 1,5 L air.
Triklosan
Triklosan memiliki aktivitas antimikroba yang cukup baik terhadap
Staplylococcus aureus sehingga penggunaan triklosan 2% sebagai larutan untuk
memandikan penderita kelainan kulit methicilin resistant Staphylococcus aureus Sarung tangan steril
(MRSA) sangat dianjurkan. Sebaliknya triklosan memiliki aktivitas antimikroba
yang relatif rendah terhadap bakteri gram negatif, fungi, dan micobacterium.
Triklosan (trichloro-hydroxy-diphenyl ether) adalah agen antimikrobial yang Spuit (disposable syringe)
banyak digunakan pada detergen, sabun, shampo , deodoran seta kosmetik dengan Ukuran yang dipakai sebaiknya 2,5 cc, 3 cc,atau 1 cc dengan ukuran jarum 23 G
konsentrasi penggunaan di bawah 0,5%. 11/4 atau yang lebih kecil lagi,yaitu ukuran 27 G ½.

Sarung tangan
Sarung tangan steril digunakan agar lapangan operasi tetap steril. Selain itu,
penggunaan sarung tangan steril juga ditujukan untuk melindungi operator dari
penyakit yang ditularkan melalui darah yang mungkin diderita oleh pasien yang
dikhitan. Ukurannya tergantung kepada operator dan asisten, biasanya berkisar
antara ukuran 6 dan 7 ½. Sarung tangan yang dibutuhkan minimal 2 pasang.
Spuit

Kelengkapan Ruangan
Kelengkapan ruangan yang diperlukan untuk tindakan sirkumsisi antara lain :
1. Tempat tidur atau bed yang cukup nyaman
2. Lampu penerangan yang cukup
Tempat sampah diletakkan di pinggir bawah meja operasi
Suture Material berada seumur hidup. Benang-benang ini digunakan misalnya pada
penyambungan pembuluh darah dengan dacron graft, dimana pembuluh darah
Ditulis Oleh: kapten
yang merupakan organ hidup tak akan pernah mengalami penyambungan dengan
Definisi
graft yang merupakan benda mati. Disini jahitan dengan benang tak diserap
Suture materials adalah semua bahan yang dipakai untuk meligasi atau
berfungsi mempertahankan penyatuan tadi. Harus diingat bahwa benang jahitan
mengaproksimasi jaringan dan menahannya sampai jaringan mengalami
disini merupakan benda asing yang sedikit banyak akan mengakibatkan terjadinya
penyembuhan.
reaksi dari jaringan tubuh. Karena itu, untuk tujuan meminimalkan reaksi ,
Sejak tahun 2000 SM, penggunaan benang dari bulu binatang telah dilakukan
digunakan bahan yang inert dan memberikan reaksi yang minimal.
untuk menjahit luka. Seiring dengan perkembangan zaman, bahan-bahan untuk
PlainCatgut maupun chromic dan kolagen merupakan contoh benang diserap,
penjahitan bedah berkembang dan bervariasi mulai dari sutra, linen, katun, tendon
sedang polyamida (nylon) dan sutera (silk, zyde) merupakan contoh benang tidak
ataupun usus hewan, bahkan kini pun telah digunakan bahan dari benang logam
diserap.Keuntungan benang tidak diserap adalah dapat memberikan permanent
tahan karat.
support tidak akan pernah habis namun meninggalkan benda asing dalam tubuh.
Klasifikasi
2. Asal Bahan
Benang untuk penjahitan luka dapat dibagi atas beberapa kriteria , yaitu :
Benang-benang alami berasal dari bahan alam, contohnya rambut, bulu binatang,
 Penyerapan (absorbable or non-absorbable)
katun, linen dan catgut. Benang-benang ini telah digunakan sejak dahulu kala,
 Asal Bahan (nature or synthetic)
mudah didapat dan relatif murah harganya.
 Asal Serat (monofilament or polyfilament)
Benang sintetis harganya lebih mahal, namun mempunyai berbagai keunggulan
 Pelapisan (coated or uncoated)
dalam hal absorpsi yang terprediksi dan umumnya telah disesuaikan dengan
1. Penyerapan
organ yang akan dijahit. Contoh benang sintetis, polyglycolic acid,
Benang diserap dalam waktu yang terbatas di dalam tubuh. Lamanya
polypropylene, polyamide, polyester, polyglactin, polydioxanone, polyglyconate,
berada didalam tubuh dapat disesuaikan dengan organ yang dijahit dengan
polynylidene, polybutylester dan stainless steel. Umumnya benang-benang ini
memilih jenis benang yang sesuai. Sedapat mungkin benang jangan hancur
dijual dalam kemasan dan bentuk sediaan khusus.
dahulu sebelum organ yang bersangkutan betul-betul rapat dan cukup kuat.
3. Serat Benang
Sebagai contoh, fasia harus dijahit dengan benang yang lama waktu
Benang serat tunggal umumnya lebih lentur namun kekuatan simpulnya (knotting
penyerapannya, karena untuk penyembuhannya fascia butuh waktu yang cukup
security) biasanya lebih kecil, sehingga simpul jahitan mudah terbuka.
lama (hingga beberapa bulan). Dengan alasan tertentu, kadang-kadang malah
Keunggulannya adalah bekas jahitannya (stitching mark) halus. Sedangkan
digunakan benang tak diserap untuk menjahit fasia. Benang tak diserap akan
benang serat banyak lebih baik kekuatan simpulnya, karena jalinan seratnya  Mempunyai keamanan simpul yang baik, bebang tidak mudah longgar dan
membuat benang lebih kesat dan menggigit. Perlu diperhatikan bahwa celah- lepas.
celah yang terdapat pada benang merupakan tempat berkumpulnya nidus yang  Memiliki kemasan steril yang baik dan mudah dibuka sehingga aman
dapat menjadi fokal infeksi yang sukar sembuh karena sulit dicapai makrofag. digunakan oleh personil bedah
Sering terjadi pembentukan sinus atau luka yang sukar sembuh pada penggunaan  Reaksi minimal pada jaringan dan tidak cenderung meningkatkan
benang serat banyak. Bekas jahitan dengan benang ini lebih kasar dan nyata. pertumbuhan bakteri
Benang serat banyak dapat dibagi dua, yaitu braided yang berupa benang anyaman Non-alergenik dan non-karsinogenik
seperti rambut dikepang (contohnya polyester, polyglycolic acid, polyamide Tabel Klasifikasi Suture Materials
(polyfilament dan sutera), dan twisted dimana jalinan benang terdiri dari serat-
serat yang dililit/dipilin (contohnya katun dan linen). Polyamide (nylon) dapat
Breakdown Origin Strand Generic Trade Name
dijumpai dalam 2 bentuk yaitu berserat tunggal dan berserat banyak.
Name
4. Pelapisan
Pelapisan benang (coated) mempunyai berbagai tujuan, bisa untuk mendapatkan Absorbable Natural Multifilaman Catgut-plain

benang yang lebih kesat sehingga kekuatan simpulnya lebih baik, untuk t
Catgut-
mengamankan jalinan benang sehingga tampil lebih rapi dan kokoh, untuk
chromic
menutup celah-celah (pore) pada anyaman sehingga tidak terdapat tempat kuman
untuk bersarang, serta untuk meminimalisasi reaksi jaringan. Monofilame None

Polyglycolic acid dan polydioxanone merupakan benang berserat banyak dan nt

berlapis. Sutera diberi lapisan lilin agar benang lebih kaku dan lebih menggigit,
serta untuk menutup celah-celah pada benang. Syntheti Multifilamen Glycolic Acid

Kriteria untuk penggunaan benang yang memenuhi syarat untuk penjahitan bedah c t Primer

antara lain
- Polyglycolic Dexon (D+G)
 Memiliki kekuatan regangan (tensile strength) yang baik sesuai dengan
acid
ukurannya.
 Mudah digunakan dan memiliki tahanan yang rendah ketika diaplikasikan - Polyglactin Vicryl (Ethicon)

dalam jaringan 910


Polysorb (USSC) (Nylon) Nurolon

Monofilame Polyamide Ethilon


nt (Nylon) Dermalon
Monofilame Polydioxanon PDS (Ethicon)
Nylene
nt e
Polypropylene Prolene
Trimethylene/ Maxon (D+G)
Surgilene
Glycolic acid
Polyvinyliden Vilene
Poliglecapron Monocryl (Ethicon)
e
e 25
Polybutester Novafil
Nonabsorbabl Natural Multifilamen Silk
e t Polyether Dyloc
Linen

Cotton
Ukuran Benang (size)
Stainless Steel Benang dengan ukuran besar dipakai untuk menjahit struktur yang alot/liat.
Untuk menjahit struktur halus, misalnya pada operasi mata, digunakan benang-
benang mulai dari ukuran 00000 (5/0) hingga 7/0. Makin banyak angka nol-nya ,
Monofilame Stainless Steel makin halus ukurannya. Untuk bedah mikro, dipakai benang ukuran 8/0 hingga
nt 10/0. Harus diingat, makin besar ukuran benang, makin besar pula benda asing

Syntheti Multifilamen Polyester Ethibond/Mersilene yang kita masukkan kedalam tubuh penderita, yang berarti semakin besar pula

c t Ti-cron/ Dacron reaksi jaringan.

Dyflex/Teflex/Polyfl Kekuatan regangan (tensile strength)

ex Uji tensile strength dilakukan dilaboratorium, tensile strength didefinisikan


sebagai beban yang diberikan per unit area dan dinyatakan dalam psi atau kg/cm2
Polyamide Surgilon atau bisa juga didefinisikan sebagai kekuatan yang dibutuhkan untuk memutuskan
jahitan yang dinyatakan dengan lb atau kg. proteolitik yang tersimpan dalam lisosom PMN akan menghancurkan benang.
Makin kuat tensile strength suatu benang, makin besar pula dayanya dalam Kedua, adalah mekanisme hidrolisa yang berefek pada air yang terkandung dalam
merapatkan luka. Benang jenis ini terutama dipakai untuk menahan luka didaerah benang. Gangguan pada air dalam benang akan menyebabkan benang lebih rapuh
yang bebannya tinggi, misalnya abdomen dan ekstremitas. Umumnya tensile lalu hancur. Hidrolisa akan meningkat dengan perubahan pH.
strength paling baik pada benang stainless steel, sedang pada benang sintetis dan Keamanan simpul (knotting security)
paling lemah pada benang alami. Makin kasar serat suatu benang, makin tinggi pula koefisien gesekannya
Lebih kuat Stainless steel (coefficient of friction). Dengan demikian, makin tinggi pula keamanan
Tensile strength Sedang Polyamide, polypropylene simpulnya. Benang berserat banyak umumnya mempunyai keamanan simpul
yang lebih tinggi daripada benang berserat tunggal. Pelapisan benang juga ikut
Lebih lemah Alami (sutera, catgut)
berperan, lilin yang dipakai melapisi sutera akan menyebabkan benang lebih
Reaksi jaringan (tissue reaction)
kesat, sehingga simpulnya tak mudah longgar. Tetapi harap diingat, kelenturan
Reaksi jaringan terhadap benang penjahit luka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
(pliability) benang berserat banyak lebih kecil dari benang berserat tunggal,
:
sehingga lebih susah dimanipulasi sewaktu penjahitan. Lagi pula pencabutan
 Mulai antara hari 1-3, karena benang merupakan benda asing dalam tubuh.
benang dari luka lebih mudah bila benang berserat tunggal dan licin. Harus
 Reaksi yang terjadi tergantung dari bentuk fisik benang (monofilament,
diperhitungkan juga bahwa benang berserat banyak akan meninggalkan bekas
braided) atau dari struktur kimianya.
(stiching marks) yang lebih jelek dari benang berserat tunggal. Selain koefisien
 Reaksi berupa penyerapan atau penyingkiran material benang. Makin cepat
gesekan, jenis dan jumlah ikatan simpul juga memegang peranan dalam
penyerapan, makin besar reaksi seluler jaringannya.
menentukan keamanan suatu simpul.
Bahan alami cenderung untuk merangsang reaksi lekosit polimorfonuklear
Untuk kulit pada daerah yang ketegangannya tinggi (misalnya daerah abdomen
(PMN) dan makrofag, sedangkan bahan sintetis merangsang reaksi makrofag dan
dan ekstremitas), digunakan benang dengan keamanan simpul yang baik.
sel raksasa (giant cell). Besarnya reaksi jaringan akan memperlambat
Biasanya kepentingan estetis menjadi nomor dua pada daerah ini.
penyembuhan luka. Demikian juga dengan hasil akhir penyembuhan luka
Untuk mendapatkan keamanan simpul yang cukup, biasanya dilakukan manipulasi
dipengaruhi oleh reaksi jaringan. Umumnya makin hebat reaksi jaringan,
sesuai dengan jenis benang. Benang yang licin sebaiknya disimpul lebih banyak
tampilan akhir luka akan semakin kurang bagus.
daripada benang yang kesat. Ini sesuai dengan hukum “approximation, no
Penyerapan (Absorbtion)
strangulation” ( merapatkan, bukan menjerat) pada penjahitan luka.
Ada 2 mekanisme penyerapan benang penjahit luka. Pertama, penyerapan melalui
Tabel Karakteristik benang penjahit luka
mekanisme enzimatik, misalnya terjadi pada catgut dan kolagen. Disini enzim
Diserap Daya Keamanan Tegangan Monofilament NA Baik jelek Berkurang
Jenis barang (A) tahan simpul dalam polyamide sedikit
atau terhadap (knot jaringan NYLONTM
tidak regangan security) (tensile
(NA) (breaking strength in Braided NA Sangat baik bertahan
strength) tissues) polyester baik

A Bervariasi jelek Hilang Monofilament NA Baik sedang Bertahan


Plain catgut setelah polypropylene
hari ke 3 PROLENETM

Chromic A Baik sedang Hilang Steel wire NA Sangat baik Bertahan


catgut setelah baik
hari ke 10
Collagen A Baik sedang Hilang Penyesuaian ukuran benang dengan regio
setelah
hari ke 10 Berdasarkan pertimbangan untung-rugi, maka dapat diambil patokan penyesuaian
ukuran benang dengan daerah yang akan dijahit sebagai berikut :
Polyglycolic A Baik baik Tinggal
acid 40% pd Tabel Penyesuaian ukuran benang dengan regio
DEXON IITM hari ke 14
Ukuran Jenis benang yang
Polyglactin A Baik baik Tinggal
VICRYIL TM 40%pd Daerah yang benang dianjurkan
hari ke 14 akan dijahit
Sutera NA Sedang baik Tahan
hingga 6 Wajah dan leher Subkutis 5/0 Plain catgut, Chromic cat
bulan
Kulit 4/0 – 6/0 gut, PGA
Katun NA Sedang baik Tahan
Nylon monofilament
hingga 6
bulan
Krpala Subkutis 3/0 Plain catgut, Chromic cat
Braided NA Baik baik Bervariasi
Kulit 2/0 – 3/0 gut, PGA
hilangnya
pada bln Nylon monofilament, Silk
ke 6
Badan depan Subkutis 5/0 Plain catgut
Permukaan Kulit 3/0 – 4/0 Nylon monofilament, silk  Mengandung bahan antikarat (stainless steel)

cembung  Kuat untuk menembus jaringan

ekstremitas  Ramping hingga tidak menimbulkan trauma pada jaringan


 Tajam
Badan belakang Subkutis 4/0 Polyglycolic acid,  Stabil bila digunakan bersama instrumen (needle holder)
Permukaan polydioxanone Anatomi Jarum Bedah (surgical needle)
cekung Kulit 3/0 – 4/0 Nylon monofilament, Silk
ekstremitas

Jarum Bedah
Jarum (needle) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah teknik
suture, sehingga mengetahui konsep dasar tentang needle tersebut dapat
membantu dalam menguasai teknik suturing. Sebagaian besar needle tersebut
terbuat dari stainless steel yang tahan korosif dan melekat pada ujung benang
melalui swage, yaitu lubang yang terdapat pada pangkal needle, dimana benang
dapat melekat di dalamnya. Needle harus cukup rigid sehingga memungkinkan
untuk dapat menembus jaringan tanpa menjadi bengkok, Diameter yang cukup
tanpa menyebabkan kerusakan jaringan sekitar, setipis mungkin sehingga tidak
meneyebabkan kebocoran. Ujung needle harus tajam untuk dapat menembus
jaringan dengan baik dan ukuran yang cukup besar sehingga dapat membawa Pada surgical needle yang standar terdapat beberapa bagian yaitu : Needle Point,
benang tanpa ikut membawa jaringan sekitarnya. Needle juga harus mempunyai yaitu ujung needle yang relatif lebih tajam dan memiliki diameter terkecil
ketajaman tiga dimensi yang memungkinkan kita dapat memegang dengan baik dibandingkan semua bagian Needle. Swage adalah pangkal needle yang memiliki
dengan menggunakan needle holder tanpa menyebabkan kerusakan jaringan lain pegangan berupa lubang atau celah untuk benang. Cord Length adalah jarak antara
yang tidak perlu. needle point dan swage apabila ditarik garis lurus , sedangkan needle length
Pemilihannya disesuaikan dengan jaringan dan regio pembedahan. Kriteria umum adalah jarak antara swage dan needle point dengan mengikuti lengkung lingkar
yang harus dimiliki oleh jarum bedah antara lain :
luar needle. Radius adalah jarak antara pusat kelengkungan needle dengan needle kulit, periosteum, tendon. Taper digunakan untuk jaringan yang gampang
itu sendiri. Needle Diameter adalah ketebalan needle pada setiap bagian. ditembus dan untuk mendapat luka yang minimal
Karakteristik Surgical Needle Blunt, untuk menjahit hepar dan lien.
Karakteristik yang paling penting dari surgical needle adalah : 4. Jenis perlekatan benang jahit terhadap needle
 Ketajaman dan kelengkungan Needle umumnya sudah melekat dengan benang yang akan kita gunakan.
 Needle length dan diameter needle (ukuran) Teknologi tersebut mulai dikenal beberapa dekade terakhir. Secara tradisional
 Mata needle dan bentuk melintang needle semua needle memiliki 2 mata pada pangkalnya dan benang jahit harus
 Jenis perlekatan dengan benang jahit terhadap needle dimasukkan pada mata needle tersebut sebelum dipergunakan.
 Ketajaman dan kelengkungan Terdapat dua macam perlekatan pada jarum-benang, yang pertama adalah tipe
Ketajaman dan kelengkungan needle berkaitan erat dengan fungsinya. Seringkali eye, yang dewasa ini sudah mulai jarang digunakan karena kurang praktis dalam
needle yang khusus hanya untuk satu jenis operasi saja, misalkan J-shaped, yang pemakaianya dan menimbulkan trauma pada jaringan yang dijahit.
Tipe yang kedua adalah swedged, dimana benang sudah digabungkan dengan
digunakan hanya untuk operasi hernia femoralis saja.
jarum di dalam kemasan. Hal ini lebih disukai karena tipe ini menimbulkan
2. Panjang dan diameter needle trauma yang minimal pada jaringan, selain itu penggunaan jarum pun tidak dapat
Potensial length dari needle, ditentukan oleh ketebalan bahan yang digunakan dan diulang sehingga mengurangi risiko penularan penyakit bagi pasien.
rigiditas, ductility dan kekuatan sebuah needle menentukan ukuran needle.
Kenyataannya needle dengan diameter 66 mm dengan ultra-thin wire gauge akan
lebih mudah bengkok atau patah jika dibandingkan dengan needle yang pendek
dengan diameter yang tebal. Needle yang panjang lebih baik digunakan untuk
menjahit fasia dan kulit dengan bahan needle dan bahan yang lebih kuat. Needle
yang pendek seringkali digunakan untuk menjahit viseral dan pembuluh darah .
3. Mata dan penampang melintang needle
Titik lubang yang dibentuk oleh needle ditentukan oleh bagian terujung dari mata
needle sampai diameter
melintang yang terbesar dari needle. Terdapat empat jenis lubang yang dibentuk
oleh needle: yaitu : Conventional Cutting, Reverse Cutting, Taper Point dan
Blunt. Conventional Cutting dan Reverse Cutting: digunakan dalam penjahitan
Ikatan dan Jahitan Simpul pertama dilakukan 2 kali lilitan selanjut nya simpul 1 kali lilitan dengan
arah/gerakan yang berbeda dengan sebelumnya.
Ditulis Oleh: kapten
A. SIMPUL Dipakai jika regangan tinggi
Simpul merupakan bagian penting dalam tindakan bedah. Proses hemostasis,
penyambungan jaringan, jahitan akan bertahan jika dilakukan penyimpulan
dengan teknik yang benar. Tiap jaringan yang dijahit mempunyai karakter yang
berbeda, untuk itulah diperlukan teknik penyimpulan yang berbeda pula.
 Deep Tying
Prinsip – Prinsip Dalam Membuat Simpul
Dilakukan pada area yang dalam (misalnya simpul di intra abdomen) dilakukan
 Kuat dan tidak mudah lepas,
beberapa simpul yang sama (sleep knot dan diakhiri dengan reef knot. Sebaiknya
 Sederhana
menggunakan tangan(bukan instrument)
 Ikatan sekecil mungkin, ujung dipotong secukupnya.
 Slip Knot
 Tidak boleh ada gesekan antara untaian benang yang akan melemahkan jahitan
Dua simpul yang sama kemudian didorong dengan jari, kemudian simpul ketiga
 Tidak boleh ada kerusakan materi jahitan (tidak boleh menjepit benang dengan
berlawanan dengan simpul 1 dan 2.
instrumen)
Prinsip gerakan dalam simpul
 Tidak boleh terdapat tarikan yang berlebihan
Terdiri dari 2 macam gerakan:
 Pertahankan tarikan pada satu ujung benang setelah ikatan pertama supaya
Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7 dst.
lilitan tidak longgar pada jahitan kontinu
Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8 dst.
Macam Simpul
 Reef knot
Dilakukan tiga kali simpul dengan gerakan 1 dan 3 sama.
Semua simpul memakai reef knot.
Dapat dikerjakan dengan :
 Satu tangan
 Dua tangan
 Instrumen
 Surgeon’s knot
Hasilnya:

Kamudian dilanjutkan sekali lagi dengan arah yang berlawanan dari simpul
terakhir, hasilnya
Deep Tying
Perbedaan dengan reef knot:
Pada pengencangan simpul benang tidak boleh ditarik ke atas melainkan harus
didorong ke bawah menggunakan jari telunjuk.

Perhatikan urutan penyimpulannya


Slip knot
Terdiri atas :
1. Dua kali gerakan yang sama (dengan telunjuk atau jari tengah) atau
Gerakan reef knot yang ditarik ke arah yang sama (tanpa penyilangan)
1. Harus diakhiri dengan reef knot. Jadi terdapat 4 gerakan

Reef knot dengan menggunakan instrumen


Ulangi dengan arah ikatan kedua beda dengan yang pertama
Dan ikatan ketiga sama dengan ikatan pertama

B. JAHITAN
Jahitan telah dilakukan berabad-abad yang lalu, mulai dengan menggunakan bulu
binatang, serat tumbuhan sampai sintetik.
Tujuan penjahitan adalah
 Menutup defek
 Mendekatkan tepi luka yang mempunyai tegangan
 Mendekatkan tepi kulit
 Meminimalkan perdarahan dan infeksi
Teknik penjahitan tergantung kepada:
 Tipe luka
 Lokasi anatomi luka.
 Ketebalan kulit
 Derajat ketegangan
 Hasil kosmetik yang diharapkan
Untuk mengoptimalkan hasil secara fungsi dan kosmetik, perlu diperhatikan:
 Meminimalkan dead space
 Mengembalikan kepada kontur anatomis bagian yang dijahit mudah membuka jahitan jika ada satu tempat yang mengalami infeksi sehingga
 Meminimalkan bekas jahitan dengan cara memilih benang yang tepat dan tidak mengganggu jahitan lainnya.
tension yang minimal. Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau subkutikuler, matras vertikal
Menurut waktu penjahitannya, jahitan dibagi menjadi: ataupun matras horizontal
 Jahitan Primer Penjahitan dianjurkan dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap pertengahan dari
Adalah jahitan yang dilakukan segera setalah luka terbentuk insisi yang tersisa.
 Jahitan Sekunder Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus
Dilakukan setalah jahitan pertama (primer) terlepas atau longgar. Atau dilakukan sayatan kulit
mengoreksi dead space. Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan dalamnya
Tujuan jahitan sekunder adalah untuk: jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak
 Memperkuat jahitan primer tersebut (2)
 Menghilangkan dead space Keuntungan:
 Mencegah akumulasi cairan pada luka abdominal selama proses  Mudah
penyembuhan.  Kekuatan jahitan besar
 Untuk penutupan luka sekunder karena kerusakan jahitan pada masa  Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi edema
penyembuhan.  Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka
 Umumnya digunakan benang tidak diserap. Kerugian:
Menurut kontinuitasnya, jahitan dibagi menjadi:  Lama
Jahitan interrupted, yaitu jahitan satu tidak ada hubungan dengan jahitan yang  Bekas jahitan lebih terlihat
lainnya,.Kedua adalah jahitan kontinyu/continous running suture, antara jahitan
sebelum dan sesudah, terdapat hubungan berupa benang yang tidak dipotong.
 Interrupted Suture
Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian
dipotong. Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan harus
dibuat simpul dan dipotong. Relatif lebih aman karena bila satu jahitan putus
jahitan lainnya tidak terganggu. Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena
Perhatikan pola umum jahitan simple interrupted
digunakan diperitoneum atau fascia dinding abdomen. Untuk luka infeksi tidak
dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika satu jahitan longgar maka
akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau sesudahnya.
Syarat :
 Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang benang,
BUKAN mengencangkan jahitan.
Terlalu longgar Terlalu kuat hingga kulit robek
 Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.
 Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Keuntungan
 Cepat
 Sedikit simpul
Kerugian
Terlalu dangkal, Terlalu dalam  Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat
 Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
 Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area
tertentu ada pus)
Teknik Jahitan
 Jahitan continuous/continuous running suture

Eversi (benar) Inversi (salah)

 Continuous Suture / Running Stitches


Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa putus
antara jahitan sebelum dan sesudahnya. Untaian benang dapat diikat pada setiap
ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh
jahitan sepanjang luka hamper sama. Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari
untuk mencegah putusnya jahitan yang akan merusak semua jahitan. Biasanya
Gambar Jahitan continuous
Gambar jahitan simple interrupted
 Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures

Gambar jahitan simple interrupted


1. Interrupted Vertical Mattress Suture
Indikasi utama penggunaan vertical matress suture adalah untuk mengangkat
permukaan pinggir luka, yaitu bila tepi luka tidak sama tinggi sehingga jika
Gambar Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures dengan jahitan simple interrupted tepi luka (epitel dengan epitel) tidak bertemu
1. Interrupted Suture/simple interrupted suture (inversi). Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh yang
memiliki kecenderungan untukinverted, seperti posterior neck atau luka yang
terdapat pada permukaan yang concave.
Gambar vertical mattress suture
Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan vertical mattress suture yang
menyebabakan pinggir luka mengalami eversi lebih baik dibandingkan teknik
penjahitan luka yang lain. Vertical matres berfungsi untuk menyamakan
permukaan sayatan

Gambar matras horizontal


1. Horizontal Mattress Suture
Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua
Teknik ini bertujuan untuk membuat pinggir luka menjadi eversi (menjorok
permukaan pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan
keluar) dan membagi rata tekanan pada seluruh pinggir permukaan luka,
ini dipergunakan sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan
pinggir luka. Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan
kulit luka yang rapuh seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga
efektif untuk hemostasis akibat perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di
kulit kepala).
Horizontal mattress suture juga berguna untuk aproksimasi tanpa mengganggu
sesuatu struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh
darah, nervus dll
1. Smead-Jones/Far-and-Near
Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya 1. Jahitan pure-string
penjahitan fascia. Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang
dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.

Gambar jahitan Smead-Jones Gambar jahitan pure-string


1. Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress 1. Jahitan yang dikubur (burried)
suture, atau disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan
untuk mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan menggunakan jahitan continuous atauinterrupted dan tidak diangkat setelah
atau mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut. operasi. Jalurnya searah atau paralel dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-
pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua
ujung tali diikat.
Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan
dari bawah, hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.

Gambar jahitan sudut


Gambar penggunaan stapler
Gambar jahitan subcuticular
Skin Tapes
Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki
Dilakukan untuk tujuan kosmetik, sehingga harus dilaksanakan dengan benar :
regangan yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler yang
1. Simpul pertama di subkutis (absorbable).
baik sehingga terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka. Penggunaan
2. Pengambilan subkutis harus sama dalam dari permukaan kulit.
plester ini lebih cepat, namun rawan terjadi pergeseran.
3. Keluar masuknya jarum harus sejajar dari sisi luka berseberangan.
4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan penjahitan bentuk Z dimana jarum
dimasukkan kembali pada lubang yang sama)

Stapler
Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan
menggunakan stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya
stapler kertas. Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-
kadang tepi luka tidak sama tinggi dan inversi. Gambar penutupan akhir luka dengan plester

1. PENGANGKATAN JAHITAN
Pengangkatan jahitan antara lain disesuaikan dengan lokasi anatomis luka, kondisi 7. Cabut benang perlahan lahan. Jika ada tahanan, tarik kearah awal jahitan dan
luka, usia luka, jenis benang yang digunakan, jenis tehnik jahitan. Jahitan kembali tarik kearah berlawanan.
mungkin ditinggalkan terutama bila digunakan benang yang diserap. 8. Periksa apakah ada seroma, pus atau krusta, jika ada cuci dan bersihkan.
Pengangkatan dilakukan pada jahitan kulit. Benang mungkin diangkat sekaligus 9. Jika luka operasi rentan kontaminasi, bisa dibalut kembali dengan steril
atau berselang-seling dengan selang waktu1 – 3 hari. dressing
TABEL Suggested Removal Times for Interrupted Skin Sutures

Removal time
Area (days)

Face 3 to 5

Neck 5 to 8

Scalp 7 to 9

Upper extremity 8 to 14 Simpul ditarik dengan pinset


Gunting benang yang menempel ke kulit di tepi jahitan
Trunk 10 to 14

Extensor surface hands 14

Lower extremity 14 to 28

Teknik Pengangkatan jahitan:


1. Pastikan jaringan telah rapat
2. Bersihkan dengan kasa lembab steril
3. Tindakan aseptik
4. Identifikasi jenis jahitan (simple interupted, matras, continous subcuticular dll) Tarik simpul kearah berlawanan
5. Angkat simpul dengan pinset anatomis
6. Gunting benang yang paling dekat dengan kulit
Wound Healing Secara skematis dapat dilhat dai gambar dibawah ini

Ditulis Oleh: kapten


Wound healing atau penyembuhan luka adalah suatu proses alami, baik secara
selular maupun biokimia, yang dilakukan oleh tubuh untuk regenerasi jaringan
dermis atau epidermis sebagai respon atas suatu jejas atau injuri.

Sumber Grabs and Smith


Proses ini secara garis besar terdiri dari 3 fase yang merupakan suatu urut-urutan Ditinjau dari lamanya waktu
tertentu dan dalam perjalanannya dapat saling tumpang tindih. Jika fase-fase ini
tidak berjalan sebagaimana harusnya, maka luka tidak akan sembuh. Luka
mungkin menjadi luka kronis seperti venous ulcer atau skar patologis seperti
keloid. Fase-fase tersebut adalah:
1. Fase Inflamasi
2. Fase Proliferasi
3. Fase Maturasi dan Remodeling
Sumber Grabbs and Smith’s Platelet adalah sel yang paling banyak terdapat segera setelah suatu luka terjadi.
Ringksan fase-fase wound healing Platelet kemudian akan melepaskan faktor-faktor lainnya seperti protein ECM,
sitokin, growth factor yang mempercepat pembelahan sel, dan faktor proinflamasi
(serotonin, bradikinin, prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, dan histamine)
yang meningkatkan proliferasi dan migrasi sel ke
daerah luka serta menyebabkan peningkatan permeabilitas.
Segera setelah pembuluh darah berdilatasi, membran sel yang ruptur akan
melepaskan tromboksan dan prostaglandin yang menyebabkan pembuluh darah
berkontraksi untuk mencegah kehilangan darah sekaligus mengumpulkan faktor-
faktor dan sel inflamasi lainnya. Vasokonstriksi ini berlangsung selama 5–10
menit, kemudian diikuti dengan vasodilatasi yang terjadi karena pelepasan
histamin. Dengan terjadinya vasodilatasi maka akan terjadi ekstravasasi protein.
Hal ini menyebabkan tekanan osmolar ekstravaskular meningkat dan air tertarik
ke ekstravaskular sehingga jaringan menjadi edematous. Vasodilatasi ini juga
memfasilitasi leukosit dari pembuluh darah untuk mencapai lokasi luka.

Fase pada normal acute wound healing Setelah 1 jam luka terjadi, polymorphonuclear (PMNs) sampai pada lokasi luka

Gambar diambil dari: Granick Surgical wound healing and management dan menjadi sel predominan hingga 3 hari selanjutnya. PMNs tertarik ke lokasi
1. FASE INFLAMASI luka karena adanya fibronektin, growth factors, neuropeptida, dan kinin. Netrofil
Fase inflamasi ditandai dengan terjadinya pembekuan darah (clotting) akan memfagositosis debris dan bakteri, membunuh bakteri dengan cara
untuk mempertahankan hemostasis, pelepasan bermacam-macam faktor untuk melepaskan radikal bebas, membersihkan luka dari jaringan mati dengan
menarik sel-sel yang akan memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, mensekresi protease. Setelah netrofil menyelesaikan tugasnya, ia akan mengalami
serta pelepasan faktor yang akan memulai proliferasi jaringan. apoptosis dan didegradasi oleh makrofag. Leukosit lainnya yang memasuki lokasi
Ketika jaringan terluka, maka darah akan kontak dengan kolagen. Hal ini memacu luka adalah sel T-helper yang mensekresi sitokin. Sitokin menyebabkan sel T-
platelet untuk mensekresi faktor-faktor inflamasi. Platelet atau dikenal juga helper membelah lebih banyak lagi sehingga terjadi proses inflamasi, vasodilatasi,
dengan trombosit, juga mengekspresi glikoprotein pada membran sel sehingga dan peningkatan permeabilitas kapiler lebih hebat. Sel T-helper juga akan
platelet tersebut dapat menempel satu sama lain, beragregasi, dan membentuk meningkatkan aktivitas makrofag.
massa.
Makrofag akan menggantikan peran PMNs sebagai sel predominan. Platelet dan Pada fase ini terjadi angiogenesis. Angiogenesis disebut juga sebagai
faktor-faktor lainnya menarik monosit dari pembuluh darah. Ketika monosit neovaskularisasi, yaitu proses pembentukan pembuluh darah baru. Karena
mencapai lokasi luka, maka ia akan dimatangkan menjadi makrofag. Peran aktivitas fibroblas dan epitelial membutuhkan oksigen, angiogenesis adalah hal
makrofag adalah: yang penting sekali dalam langkah-langkah penyembuhan luka. Jaringan dimana
1. Memfagositosis bakteri dan jaringan yang rusak dengan melepaskan protease. pembentukan pembuluh darah baru terjadi, biasanya terlihat berwarna merah
2. Melepaskan growth factors dan sitokin yang kemudian menarik sel-sel yang (eritem) karena terbentuknya kapiler-kapiler di daerah itu.
berperan dalam fase proliferasi ke lokasi luka. Seiring dengan terjadinya proliferasi fibroblas, populasi sel keratinosit dan
3. Memproduksi faktor yang menginduksi dan mempercepat angiogenesis endothelial serta produksi faktor-faktor pertumbuhan akan bertambah. Hal ini
4. Memstimulasi sel-sel yang berperan dalam proses re-epitelisasi luka, membuat menstimulasi sel-sel proliferasi dan migrasi sel-sel endotelial ke daerah luka
jaringan granulasi, dan menyusun matriks ekstraselular. sehingga terjadi angiogenesis. Pembuluh darah yang baru terbentuk ini mengawali
peningkatan jumlah fibroblas ke daerah luka untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dan untuk memproduksi plasminogen activator dan collagenase.
Setelah pembentukan jaringan cukup adekuat, migrasi dan proliferasi sel-sel
endotelial menurun, dan sel yang berlebih akan mati dalam dengan proses
apoptosis.
Seiring dengan angiogenesis, fibroblas mulai terkumpul di dalam luka. Fibroblas
mulai memasuki daerah luka 2 – 5 hari setelah fase inflamasi luka berakhir, dan
jumlahnya mencapai puncak pada 1 – 2 minggu setelah terjadinya luka. Pada
Sumber Grabbs and Smith’s akhir minggu pertama, fibroblas adalah sel utama dalam luka. Fibroplasia berakhir
Fase inflamasi sangat penting dalam proses penyembuhan luka karena berperan 2 sampai 4 minggu setelah luka terjadi.
melawan infeksi pada awal terjadinya luka serta memulai fase proliferasi. Pada 2 – 3 hari setelah terjadinya luka, fibroblas berproliferasi dan bermigrasi,
Walaupun begitu, inflamasi dapat terus berlangsung hingga terjadi kerusakan sehingga nantinya menjadi sel utama yang menjadi matrix kolagen di dalam area
jaringan yang kronis. luka. Fibroblas dari jaringan normal bermigrasi ke dalam area luka. Awalnya
2. FASE PROLIFERASI fibroblas menggunakan benang fibrin pada fase inflamasi untuk bermigrasi,
Fase proliferasi dari penyembuhan luka dimulai kira-kira 2–3 hari setelah melekat ke fibronectin. Lalu fibroblas mengendapkan substansi dasar ke dalam
terjadinya luka, dan ditandai dengan adanya fibroblas di sekitar luka. area luka yang selanjutnya akan ditempati oleh kolagen.
Salah satu peranan penting dari fibroblas adalah menghasilkan kolagen. Fibroblas Dengan demikian onset dari migrasi ini bervariasi dan mungkin terjadi sehari
mulai menghasilkan kolagen pada hari ke-2 sampai hari ke-3 setelah terjadinya setelah luka terjadi. Sel pada tepi luka berproliferasi pada hari ke dua dan ke tiga
luka, dan mencapai kadar puncak pada minggu ke-1 hingga minggu ke-3. setelah luka untuk kelangsungan proses migrasi sel.
Produksi kolagen terus berlanjut secara cepat hingga 2 sampai 4 minggu. Jika membran basalis tidak rusak, sel epitel digantikan dalam 3 hari oleh bagian-
Deposisi kolagen sangatlah penting mengingat kolagen berperan dalam bagian dari membran basalis dan sel yang bermigrasi dari stratum basalis, dengan
peningkatan kekuatan luka, sebelum jumlahnya menurun, satu-satunya yang cara yang sama pada kulit yang tidak mengalami luka.
membuat luka dapat berdekatan satu sama lain adalah fibrin – fibronectin clot, Namun bagaimanapun, jika membran basalis di sekitar luka mengalami
yang tidak terlalu kuat untuk menahan suatu luka karena trauma. kerusakan, reepitelisasi pasti terjadi di sekitar tepi luka dan dari lapisan kulit
Formasi dari jaringan granulasi pada suatu luka terbuka menyebabkan terjadinya seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebacea yang melintasi
fase reepitelisasi, seperti halnya sel epitel bermigrasi melintasi jaringan yang baru dermis yang berhubungan dengan keratinosit yang hidup. Jika luka yang terjadi
untuk membentuk suatu barier diantara luka dan lingkunagn sekitar. Basal sangat dalam, kemungkinan besar lapisan kulit juga akan mengalami kerusakan,
keratinosit dari tepi luka dan lapisan dermal, seperti folikel rambut, kelenjar sehingga migrasi sel hanya akan terjadi pada tepi luka.
keringat, dan glandula sebacea adalah sel yang paling bertanggung jawab untuk Sekitar 1 minggu setelah terjadinya penyembuhan luka, firoblas berdiferensiasi
terjadinya fase epitelisasi pada penyembuhan luka. Mereka tumbuh dalam bentuk menjadi myofibroblas dan luka mulai menyusut. Pada luka yang dalam puncak
lembaran, melintasi luka dan berproliferasi pada tepi luka, dan berhenti bergerak penyusutan terjadi dalam 5 – 15 hari setelah terjadinya luka. penyusutan dapat
ketika bertemu di tengah luka. berakhir dalam beberapa minggu, dan berlanjut bahkan setelah luka mengalami
re-epitelisasi. Jika pengerutan berlanjut terlalu lama, hal ini akan menuju pada
kerusakan dan malfungsi.
Pengerutan terjadi untuk mengurangi bentuk yang berlebihan dari penyembuhan
luka. Luka yang besar akan menjadi 40 – 80 % lebih kecil setelah terjadinya
pengerutan. Kecepatan pengerutan dalam penyembuhan luka terjadi 0.75 mm per
hari, tergantung pada seberapa besar jaringan luka yang hilang. Penyusutan
biasaya tidak terjadi secara simetris, namun kebanyakan penyembuhan luka
memiliki aksis pengerutan yang dapat dimasuki lembaran - lembaran sel kolagen.
Sumber Grabbs and Smith’s Pada awalnya, pengerutan terjadi tanpa keterlibatan myofibroblas. Fibroblas baru
distimulasi oleh growth factor yang akan berdiferensiasi menjadi myofibroblas.
Myofibroblas yang mirip sel otot polos bertanggung jawab pada kontraksi. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penyembuhan
Myofibroblas mengandung aktin yang serupa ditemukan di dalam sel otot polos. Faktor-faktor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor lokal
3.. FASE MATURASI DAN REMODELLING dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis jaringan yang
Saat kadar produksi dan degradasi kolagen mencapai keseimbangan, maka mengalami luka, lokasi, bersih dan kotornya luka (kontaminasi) serta kecepatan
mulailah fase maturasi dari penyembuhan jaringan luka. Fase ini dapat penatalaksanaannya. Faktor sistemik meliputi keadaan umum penderita beserta
berlangsung hingga 1 tahun lamanya atau lebih, tergantung dari ukuran luka dan kelainan kronik sebelumya yang telah diderita, keadaan gizi, penyakit sistem imun
metode penutupan luka yang dipakai. Selama proses maturasi, kolagen tipe III dan lain sebagainya. Tabel dibawah ini menerangkan faktor-faktor yang berperan
yang banyak berperan saat fase proliferasi akan menurun kadarnya secara dalam penyembuhan luka.
bertahap, digantikan dengan kolagen tipe I yang lebih kuat. Serat-serat kolagen ini
akan disusun, dirangkai, dan dirapikan sepanjang garis luka.

Sumber Grabbs and Smith’s


Kekuatan susunan kolagen akan bertambah seiring dengan perjalanan waktu.
Setelah 3 bulan, rata-rata kekuatan jaringan ini mencapai 50% dari kekuatan
jaringan normal, dan akan terus bertambah hingga maksimal 80% dari kekuatan
jaringan normal. Lama kelamaan aktivitas pada lokasi luka berkurang, sehingga Sumber Grabbs and Smith’s

luka pun menjadi tidak eritematous karena pembuluh darah yang tidak lagi
dibutuhkan untuk kelangsungan proses penyembuhan luka akan dihilangkan
secara apoptosis.
Penatalaksanaan Luka  Dilanjutkan dengan klorheksidin atau betadin
 Kembali irigasi dan dilusi sampai benar-banar bersih
Ditulis Oleh: kapten
2. Debridemen
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan hidup sebagai akibat adanya
Pembersihan luka dan debridemen diawali pada lapisan superfisial jaringan
jejas. Penanganan luka tetap mengacu kepada penatalaksanaan sesuai pedoman
sampai ke lapisan terdalam.
ATLS, mulai dari primary survey sampai secondary survey. Jika keadaan umum
Perhatikan tanda-tanda jaringan avital/mati, yaitu warna lebih pucat, lebih rapuh
baik, maka baru dilakukan perawatan lokal pada luka.
dan tidak berdarah
Jenis Luka:
Buang jaringan avital dengan pisau atau gunting, perhatikan anatomi daerah
 Luka Memar (contusion)
tersebut, jangan mencederai vascular atau nervus
 Luka Lecet (vulnus excoreatum)
Lakukan debridement sampai jaringan yang normal terlihat, biasanya terlihat
 Luka Robek (vulnus laceratum)
adanya perdarahan dari jaringan yang dipotong.
 Luka Sayat (vulnus Schissum)
3. Penutupan Luka
 Luka Gigitan (vulnus morsum)
Jika luka bersih dan jaringan kulit dapat menutup, maka lakukan jahitan primer.
 Luka tusuk (vulnus ictum)
Jika luka bersih namun diperkirakan produktif, misalnya kemungkinan seroma
 Luka Tembak (vulnus sclopectorum)
atau infeksi, maka pansanglah drain. Jika luka kotor, maka lakukan perawatan
 Luka Bakar (combustio)
luka terbuka untuk selanjutnya dilakukan hekting sekunder.
Penanganan luka meliputi:
4. Medikamentosa
1. Wound Cleansing
Antibiotik
Langkah membersihkan luka secara umum adalah:
Tujuan pemberian atibiotik adalah untuk profilaksis
 Lakukan tindakan a dan antiseptic
 Topikal /larutan/Salep
 Anestesi local (kecuali pada luka bakar kemungkinan memrlukan general
 Mengurangi pembaentukan krusta yang dapat menghambat epitaelisasi
anestesi)
 Mencegah kassa melekat pada luka
 Mechanical Scrubbing, menggosok luka dengan kassa steril, memakai larutan
 Mengurangi tingkat infeksi
antiseptik
 Sistemik berupa sediaan oral ataupun parenteral.
 Dilusi dan irrigasi 500-2000 cc atau 50-100 cc/panjang luka, tergantung dari
5. Pemberian Anti Tetanus
luas dan kotornya luka.
Pemberian tetanus toksoid dilakukan jika belum atau lama tidak mendapatkan
 Larutan yang digunakan adalah NS
booster TT. Jika telah mendapat booster sebelumnya, cukup diberikan anti tetanus
serum yang terlebih dahulu dilakukan skin test.
Tindakan Aseptik antiseptik yang sering digunakan adalah alkhol 70 %, povidon iodin,
chlorhexidine gluconate dan triklosan.
Ditulis Oleh: kapten
Bakteri pada kulit sebagian besar besifat komensal. Luka yang terbentuk akibat
Jenis Antiseptik
insisi bisa menjadi port the entry bakteri kedalam jaringan dan sirkulasi darah.
Jenis antiseptik yang akan dibahas di bawah ini hanya sebagian dari antiseptik,
Bakteri dapat juga berkembang biak pada luka. Untuk mengurangi polulasi bakteri
antara lain povidone iodine, savlon (chlorhexidine), triklosan, dan alkohol 70%.
dilakukan tindakan aseptik
Berikut keterangan mengenai jenis antiseptik tersebut :
Tindakan Aseptik
1. Povidone Iodine
Aseptik adalah keadaan bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Oleh
1. Struktur Kimia
karena itu, perlu dilakukan upaya melalui teknik aseptik. Teknik aseptik/asepsis
Povidone Iodine adalah senyawa larut air yang merupakan komplek
adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
senyawa iodine dengan polyvinylpyrrolidone, dengan kosentrasi iodine
ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tindakan
mulai dari 9 % sampai dengan 12 %, dihitung berdasarkan berat kering.
asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang
Povidone iodine mempunyai rumus bangun (C6H9NO)n.xI. (2)
terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati. Tindakan ini meliputi
antisepis, desinfeksi, dan sterilisasi. Untuk itu, diperlukan perlakuan khusus pada
alat dan bahan operasi, lapangan operasi, operator,dan asisten sebagai pelaksana.
Antisepsis adalah upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan yang Rumus bangun povidone iodine
digunakan disebut antiseptik. Antiseptik adalah bahan yang dapat membunuh atau 2. Mekanisme kerja
menghambat pertumbuhan kuman, ada yang bersifat sporosidal (membunuh Povidone iodine bekerja dengan menghancurkan dinding sel patogen.
spora) dan non sporosidal, digunakan pada jaringan hidup khusus,yaitu kulit dan 3. Keuntungan dan Kerugian
selaput lendir. Povidone iodine memiliki aktivitas antimikroba yang paling luas karena
Antiseptik harus dibedakan dengan obat seperti antibiotik yang dapat membunuh dapat membunuh semua patogen yang penting, bahkan dapat membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh atau dengan desinfektan yang digunakan spora di mana spora merupakan salah satu bentuk dari mikroorganisme
untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda mati. yang paling sulit dibunuh (to be inactivated) oleh desinfektan dan
Perlu diperhatikan adanya reaksi atau riwayat alergi terhadap iodium. Jenis antiseptik
Povidone iodine merupakan antiseptik golongan iodine yang menyebabkan
sedikit iritasi kulit dan jarang menimbulkan reaksi alergi jika dibandingkan
dengan antiseptik iodine lainnya, namun lebih sering menyebabkan
dermatitis kontak iritan jika digunakan untuk higienitas tangan (larutan
pencuci tangan). Cetrimide
4. Cara Pemakaian
Povidone Iodine diformulasikan dalam bentuk antiseptik topikal, antara
lain larutan (dengan surfaktan dan atau alkohol), aerosol atau salep pada
konsentrasi mulai dari 7,5% sampai dengan 10 %. Zat tersedia di dijual
bebas dan digunakan untuk membersihkan dan desinfektan pada kulit,
Chlorhexidine gluconate
menyiapkan kulit sebelum operasi dan mengobati infeksi yang peka
2. Mekanisme kerja
terhadap iodine. Povidone iodine harus digunakan secara hati-hati pada
Chlorhexidine bekerja dengan cara melekat dan kemudian merusak
penderita yang alergi terhadap iodine. Jika terjadi iritasi, kemerahan dan
membran sitoplasma sehingga kandungan/isi intraselular menjadi keluar
bengkak; penggunaan zat harus dihentikan.
dari dalam sel.
2. Chlorhexidine gluconate
3. Keuntungan dan Kerugian
1. Struktur Kimia
Aktivitas antimikroba chlorhexidine lebih lambat dari pada alkohol.
Chlorhexidine gluconate sering digunakan untuk mencuci tangan di kamar
Chlorhexidine memiliki aktivitas antimikroba yang baik terhadap bakteri
operasi. Bahannya lembut dan jarang menimbulan iritasi. Chlorhexidine
gram positif, dan sebaliknya kurang baik terhadap bakteri gram negatif dan
gluconate (nama dagang savlon) , merupakan derivat dari biguanidin.
fungi, serta aktivitas antimikroba yang minimal terhadap bakteri
Chlorhexidine gluconate merupakan cairan antiseptik yang mempunyai
tuberkulosa. Chlorhexidine tidak dapat membunuh spora. Chlorhexidine
komponen aktif cetrimide 0,5 % dan chlorhexidine gluconate 0,1%. Selain
memiliki aktivitas secara in vitro untuk membunuh enveloped virus seperti
Chlorhexidine gluconate, savlon mengandung n-propyl alkohol dan benzyl
herpes simplex virus, HIV, cytomegalovirus, namun memiliki aktivitas
benzoat.
yang kurang terhadap non-enveloped virus sperti rotavirus, adenovirus,
dan enterovirus.
Reaksi alergi terhadap penggunaan chlorhexidine sangat jarang ditemukan.
Penggunaan chlorhexidine yang menyebabkan iritasi pada kulit sangat
tergantung pada konsentrasi larutan chlorhexidine, dimana chlorhexidine Rumus bangun triklosan
4% yang sering digunakan sebagai larutan antiseptik pencuci tangan dapat 2. Mekanisme kerja
menyebabkan iritasi. Jika larutan chlorhexidine mengenai mata dapat Yaitu dengan cara denaturasi protein dan merusak membran sel. Triklosan
mengakibatkan konjungtivitis. memiliki sifat biosidal dengan merusak membran sel dan sitoplasma.
Reaksi idiosinkrasi pada kulit dapat terjadi. Savlon bila terminum secara Sedangkan pada konsentrasi rendah, triklosan bekerja sebagai
tidak sengaja dapat menimbulkan mual muntah, dyspnea dan sianosis bakteriostatik dengan menghambat sintesis asam lemak.
akibat paralisis dari otot pernafasan. Selain itu depresi sistem saraf pusat 3. Keuntungan dan Kerugian
dapat menyebabkan kejang, hipertensi serta koma. Pengobatan Triklosan memiliki aktivitas antimikroba yang cukup baik terhadap
dengan cara pengosongan lambung dan terapi simptomatik. Staplylococcus aureus sehingga penggunaan triklosan 2% sebagai larutan
untuk memandikan penderita kelainan kulit methicilin resistant
4. Cara Pemakaian Staphylococcus aureus (MRSA) sangat dianjurkan. Sebaliknya triklosan
Savlon digunakan untuk keperluan antiseptik pembersih dan hanya memiliki aktivitas antimikroba yang relatif rendah terhadap bakteri gram
digunakan untuk pemakaian luar. Savlon antiseptik sebaiknya tidak negatif, fungi, dan micobacterium.
digunakan secara langsung pada mata, otak, meningen, telinga tengah, Triklosan sebaiknya tidak digunakan sebagai larutan mandi pada pasien
serta tidak digunakan untuk rongga tubuh. Untuk penggunaan secara luka bakar atau pasien dengan kelainan kulit yang luas dan juga pasien
umum larutkan 60-90 mL dalam 1 sampai dengan 1,5 L air. dengan kulit yang sensitif karena dapat menimbulkan efek neurotoksik.
3. Triklosan 4. Cara Pemakaian
1. Struktur Kimia Triklosan (trichloro-hydroxy-diphenyl ether) adalah agen antimikrobial
Triklosan merupakan senyawa aromatik yang diklorinasi dan memiliki dua yang banyak digunakan pada detergen, sabun, shampo , deodoran seta
gugus fungsional yaitu eter dan fenol. kosmetik dengan konsentrasi penggunaan di bawah 0,5%.
4. Alkohol
1. Struktur Kimia
Alkohol yang paling sering digunakan antara lain ethanol (60-90%), 1-
propanol (60-70%) dan 2-propanol/isopropanol (70-80%) atau campuran
dari jenis-jenis alkohol ini. Zat ini membunuh secara cepat dan aktif
bakteri vegetatif seperti Mikobakterium tuberkulosis serta beberapa jamur larutan alkohol pada lesi kulit dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat
dan virus lipofilik yang inaktif. seketika.
4. Cara Pemakaian
Alkohol bersifat mudah terbakar serta harus disimpan di tempat yang
dingin dan cukup ventilasi udaranya. Sebelum kauterisasi, bedah elektrik
Rumus bangun alcohol serta bedah laser, alkohol harus ditunggu menguap terlebih dahulu.
2. Mekanisme kerja 5. Teknik Tindakan Aseptik
Alkohol bekerja dengan cara denaturasi protein dan melarutkan lemak. Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengusapkan cairan antiseptik pada
3. Keuntungan dan Kerugian lapangan operasi dan sekitarnya. Untuk memperluas permukaan steril maka
Alkohol memiliki aktivitas germisidal secara in vitro terhadap bakteri dilakukan drepping, yaitu pemakaian duk bolong steril.
vegetatif gram positif dan gram negatif (termasuk diantaranya MRSA dan Prinsipnya adalah mengusap kulit dari mulai daerah yang lebih bersih ke
VRE), Mycobacterium tuberculosis, dan sebagian jenis fungi. Namun daerah yang paling kotor dengan tidak mengusap daerah yang telah diusap
demikian alkohol memiliki sebelumnya.
aktivitas antimikroba yang sangat minimal terhadap spora bakteri. Herpes Teknik tindakan aseptik
simplex virus, HIV, influenza virus, respiratory syncytial virus dan 1. Sebaiknya cuci daerah oparasi dengan air bersih dan sabun, jika luka atau
vaccinia virus diketahui sangat peka terhadap alkohol. Jenis virus lain daerah operasi kotor.
yang kurang peka terhadap alhokol, namun dapat dibunuh dengan alkohol 2. Jika daerah operasi berulkus maka cuci dahulu daerah sekitar ulkus (diluar
50-70%, seperti Hepatitis B virus, enterovirus, rotavirus dan adenovirus. ulkus) kemudian baru daerah ulkusnya( daerah ulkus merupakan daerah
Ethanol memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dari pada propanol. terkotor sehingga tindakan aseptic dilakukan paling akhir.
Alkohol bekerja sebagai germisidal dengan cepat ketika digunakan pada 3. Posisikan daerah operasi seergonomis mungkin dan sekspos mungkin
permukaan kulit, namun tidak berlangsung lama. Dengan demikian akan sehinggga operator dan asisten dengan leluasa dapat melakukan tindakan
terjadi pertumbuhan bakteri kembali secara perlahan pada permukaan 4. Fiksasi daerah operasi atau daerah lainnya sehingga daerah operasi tidak
kulit. Hal ini diduga karena beberapa bakteri pada kulit memiliki efek bergerak-gerak
sublethal terhadap alkohol. 5. Siapkan larutan antiseptic dalam kom steril
Penggunaan larutan alkohol yang cukup sering dapat menyebabkan kulit 6. Siapkan seluruh intrumen operasi dalam meja yang mudah dijangkau
menjadi kering. Namun kelainan dermatitis kontak alergi atau urtikaria 7. Celupkan kassa steril yang dipegang oleh klem Kelly atau ring klem.
akibat kontak terhadap alkohol sangat jarang ditemukan. Penggunaan
8. Usapkan mulai dari arah tengah (jika bukan ulkus) secara melingkar makin
lama makin ketepi dengan tidak mengusap daerah yang telah diusap
sebelumnya.
9. Laklukan 2 – 3 kali.
10. Pola usapan (painting) dapat juga dari atas kebawah secara vertical mulai
deri lapangan operasi paling tengah sampai ketepi dengan arah yang sama.
11. Tutup permukaan tadi dengan duk bolong steril.

Pola tindakan aseptic pada khitanan

Klorheksidin dan kassa dalam kom steril, dipegang dengan tangan yang telah
menggunakan sarung tangan steril

Pola pengusapan secara melingkar


Anastesi Lokal 2. Area yang teranestesi relatif bisa lebih luas dibandingkan dengan anestesi
infiltrasi
Ditulis Oleh: kapten
3. Obat yang dipakai lebih sedikit sehingga menurunkan toksisitas
Keberhasilan tindakan anestesi sangat besar peranannya atas keberhasilan operasi.
Kerugian
Pada anestesi lokal, dengan anestesi yang baik dapat dicapai hasil memuaskan
4. Teknik lebih rumit
baik secara prosedural medis ataupun kosmetik. Kegagalan pada tindakan ini akan
5. Penyuntikan tergantung daerah operasi
memberikan kesulitan dan komplikasi
6. Tidak semua daerah operasi dapat dilakukan tindakan anestesi ini
Anestesi dapat dilakukan dalam lokal ataupun general (narkose umum ). Hal ini
7. Cedera saraf permanen
tergantung dari berbagai kondisi setiap individu. Tindakan bedah minor umumnya
Teknik
dilakukan dalam anestesi lokal.
8. Identifikasi lokasi operasi
Pertimbangan pemilihan anestesi lokal antara lain :
9. Identifikasi jalan persarafan
 Risiko anestesi lebih rendah
10. Suntikan beberapa cc obat anestesi disekitarnya
 Biaya lebih murah
11. Cek hasilnya
 Tidak diperlukan recovery
Jika pasien masih kesakitan cobalah masase lagi dan lakukan pengujian. Jika
 Lebih efisien untuk operasi yang singkat
keadaan anestesi belum juga terjadi, evaluasilah beberapa hal berikut.
Teknik Anetesi
12. Apakah lokasi penyuntikan sudah sesuai dengan anatomi persarafan ?
Ada dua teknik anestesi lokal yang memberikan hasil yang baik, yaitu blok dan
13. Apakah ada riwayat alkoholik ?
infiltrasi. Kedua cara ini masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.
14. Apakah benar yang disuntikkan adalah obat anestesi atau obat anestesi
1. Blok
yang sudah kadaluarsa ?
Dilakukan dengan menyuntikkan obat anestesi di area tertentu dimana saraf
Hati-hati, sediaan vial sering tertukar dengan aquabides atau obat anestesi
yang mempersarafinya diblok agar rangsang nyeri tidak dilanjutkan.
dalam vial yang sudah pernah dipakai atau tidak dipakai dalam waktu lama
Jadi dengan teknik blok, anestesi dilakukan di proksimal daerah operasi. Pada
akan mengurangi daya anestesinya.
daerah operasinya dapat juga ditambahkan anestesi infiltrasi.
Anastesi pada jari tangan dan kaki
Penguasaan anatomis persarafan sangat penting diketahui.
Perhatikan anatomis persarafan

Keuntungan
1. Keberhasilan cukup tinggi
Jalannya saraf dari lateral dan medial tiap jari
Perhatikan pola penyuntikan: Suntikan di arah maedial
2. Infiltrasi

Dilakukan penyuntikan di sekitar area operasi. Suntikan dilakukan di daerah


subkutis. Teknik yang berkembang saat ini adalah field blok, yaitu
menginfiltrasi suatu area dengan terget operasi ditengahnya. Setelah seluruh
pinggir area diinfiltrasi, area tepat diatas insisi diinfiltrasi lagi. Jarak antara

Suntikan di arah lateral dan medial pinggir daerah yang diinfiltrasi dengan target operasi tidak melebihi 2 cm. Jika
lebih maka kemungkinan masih ada impuls saraf yang tidak terblok. Jika
memang masa yang akan operasi cukup besar, kemungkinan diperlukan
infiltrasi beberapa lingkaran, agar area yang diinfiltrasi menjadi luas.
Kedalaman infiltrasi tergantung dari jenis operasi. Jika masa yang diambil
cukup dalam, maka perlu juga dilakukan infiltrasi lebih dalam, bahkan sampai
otot atau periosteum.

Teknik infiltrasi
1. Masukan jarum di salah satu sudut area operasi.
9. Cek dengan menjepitkan pinset
Komplikasi Tindakan Anestesi
1. Hematom

Terjadi karena pecahnya pembuluh darah ketika anestesi yang kemudian darah
berkumpul di submukosa sehingga menimbulkan benjolan. Hematom ini dapat
terus membesar atau berhenti tergantung dari besarnya pembuluh darah yang
terkena. Pada pembuluh darah kecil biasanya hematom tidak membesar karena
platelet plug sudah cukup untuk menghentikan kebocoran tadi. Jika terjadi
2. Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari hematom, kita evaluasi beberapa saat apakah hematom itu terus membesar
kulit) sambil obat dikeluarkan. atau tetap. Jika terus membesar, kita harus berusaha mencari pembuluh darah
3. Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarum dicabut sambil obat dikeluarkan. yang pecah dan mengikatnya kemudian membuang bekuan darah yang
terkumpul. Tetapi jika hematom tidak membesar hanya diperlukan membuang
masa hematomnya saja.

2. Udem

Disebabkan terlalu banyaknya obat anestesi yang diberikan sehingga obat


tersebut berkumpul dalam jaringan ikat longgar mukosa dan sub mukosa. Hal
ini akan mempersulit ketika melakukan penjahitan. Udem akibat anestesi ini
diabsorpsi dalam 24 jam.
4. Masukan jarum di sudut yang bersebrangan dengan sudut tadi
5. Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari 3. Syok Anafilaktik
kulit) sambil obat dikeluarkan
6. Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarumdicabut sambil obat dikeluarkan. Syok anafilaksis disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas type I. Terjadi
7. Lanjutkan penyuntikan ketiga tepat diatas garis yang akan diinsisi vasodilatasi perifer sehingga terjadi pengumpulan darah di perifer.
8. Masase
Akibatnya terjadi penurunan venous return sehingga cardiac output pun 12. Bersamaan dengan pemberian adrenalin, lakukan pernafasan buatan
menurun. dan kompresi jantung, pemasangan infus dengan kristalolid (NaCl,
ringer laktat) dengan tetesan secepat mungkin (diguyur) sampai nadi
Tanda dan gejalanya teraba.
 Nadi cepat dan kecil 13. Observasi dengan seksama sampai tanda-tanda vital stabil.
 Penurunan tekanan darah
 Keringat dingin
 Lemas
 Badan terasa melayang
 Mual
Penatalaksanaan:
7. Letakkan pasien dalam posisi trendelenburg.
8. Berikan oksigen lembab 3 - 5 l/menit.
9. Suntikan segera adrenalin 1:1000 sebanyak 0,3-0,4 ml im , sebaiknyna
otot deltoid, atausubcutan (sc) dan segera dimasase, ulangi pemberian
0,3-0,4 ml adrenalin tiap 5-10 menit sampai tekanan sistolik mencapai
90-100 mmHg dan denyut jantung/nadi tidak melebihi 120x/menit.
10. Suntikan:
 Antihistamin difenhidramin 10-20 mg
 Kortikosteroid-hidrokortison 100-250 mg iv
 Bila ada spasme bronchial, Aminofilin 200-500 mg i.v perlahan
lahan.(1 ml mengandung 24 mg aminofilin)
11. Bila terjadi henti nafas, berikan nafas buatan, bila disertai henti
jantung lakukan pijatan (penekanan) terhadap jantung (pertengahan
sternum)/ RJP.
Insisi dengan kulit misalnya kista aterom, atau masa di subkutis lainnya yang
terinfeksi sampai kulit sehingga kulit diatasnya harus dibuang.
Ditulis Oleh: kapten
Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dan incisi sesuai dengan lesi,
Insisi dilakukan sebagai akses awal menuju daerah tujuan operasi. Insisi dilakukan
kemudian panjang insisi harus ≥ 3x lebar
setelah mengkaji kembali diagnosa dan tujuan terapi bedah. Perencanaan insisi
harus disertai dengan perencanaan penutupan defek yang ditimbulkannya.
Pengambilam masa di subkutis yang tidak membuang kulit mungkin tidak akan
menimbulkan masalah saat penutupan defek, tetapi jika kulit ikut diambil maka
ada kemungkinan timbul masalah saat penutupan luka apalagi jika jariongsan kulit
yang diambil luas. Menurut bentuknya insisi dikelompokan menjadi
1. Insisi Linier
Insisi dalam satu lintasan atau garis lurus, atau melengkung. Insisi ini
digunakan jika daerah operasi atau masa yang diambil tidak melekat/
berhubungan dengan kulit. Misalnya mengambil masa lipoma yang letaknya di
subkutis maka insisi linier digunakan sebagai akses masuk dan diseksi sebagai
lanjutan untuk evakuasi masa.

Perhatikan ujung lancip tiapsisi


Jahitan tidak boleh sekaligus tetapi harus dua kali karena arah jarum harus
tegak lurus dengan tepi insisi
Untuk menghindari regangan dapat dikerjakan teknik “undermining”
3. Insisi S atau Z
Pastikan masa yang akan diambil tidak berhubungan dengan kulit.
Insisi dalam satu lintasan berbentuk huruf S atau Z (tidak berbetuk lurus).
2. Insisi elips atau bulat
Insisi ini digunakan jika daerah operasi atau masa yang diambil biasanya
Digunakan sebagai akses jika target operasi masa yang akan diambil
tidak berhubungan dengan kulit tetapi letaknya di persendian. Misalnya
berhubungan atau berada di kulit. Misalnya skin tag, granuloma, atau keloid.
mengambil masa Becker cyst di fosa poplitea. Insisi ini digunakan sebagai
Dilakukan juga untuk massa dilokasi lebih dalam dari kulit tetapi berhubungan
akses masuk dan diseksi sebagai lanjutan jika masa sudah ditemukan. Tujuan
dari bentuk yang tidak lurus adalah untuk mencegah terjadinya kontraktur yang dapat ditutup dengan mendekatkan tepi luka. Mungkin juga jika defek
seteleh luka sembuh. terlalu lebar maka kedua tepi luka tidak dapat didekatkan. Untuk itulah
diperlukan teknik khusus untuk menutup defek.
Sekali lagi, petutupan defek ini harus difikirkan saat merencanakan insisi,
bagaimana kemungkinan defek yang terjadi dan cara untuk menutupnya.
Dengan demikian, pada saat insisi telah tergambar rencana teknik penutupan
Perhatikan jahitan ditiap sudut.
defeknya.
Adapun teknik yang dapat dipakai adalah, advancement, flaps, STSG (split
thickness skin graff ), FTSG (full thickness) dan lain-lain
Menutup defek dengan cara mendekatkan 2 sisi insisi. Dilakukan jika masing-
masing tepi longgar. Jika tidak maka dilakukan pembebasan jaringan subkutis
Insisi dilakukan jika lokasi didaerah persendian dan masa dari masing-masing tepi agar menjadi longgar sehingga masing-masi tepi bisa
tidak berhubungan dengan kulit. bertemu sehingga jahitan tidak terlalu tegang /tension.
4. Insisi tangensial/transversal
Insisi secara mendatar, sejajar dengan masa. Dilakukan pada masa solid yang
letaknya di kulit.Untuk bedah minor, insisi ini dilakukan pada insisi klavus
dimana klavus ditipiskan dahulu sampai inti yang masuk ditemukan yang
dilanjutkan dengan insisi ellips.
5. Insisi Poligonal
Digunakan sebagai akses sekaligus diseksi tajam jika target operasi masa yang
akan diambil berhubungan atau berada di kulit. Dibuat banyak sisi tajam atau
poligonal bertujuan untuk menghabiskan akar-akanr dari masa yang dibuang. Gambar penutupan defek dengan flap
Misalnya tumor ganas kulit. Poligonal juga berfungsi untuk mengecek tiap
sisi apakah bebas dari masa tumor atau tidak.
Penutupan Defek
Pengambilan masa bersamaan dengan kulit diatasnya menimbulkan deffek
Kelebihan kulit ini menyerupai telinga anjing sehingga sering disebut dog ear.
Antisipasi terbentuknya dog ear ini dilakukan saat insisi, yaitu ujung insisi
pada insisi elips diusahakan lebih lancip, tidak lengkung.

Badingkan kedua ujung insisi yang lancip dengan lengkung. Dog


ear terbetntuk dari insisi yang lebih lengkung.
Untuk memperbaikinya, luka operasi terlebih dahulu dijahit seperti biasa
untuk menilai sebesar apa ear dog yang terbentuk. Kemudiaan baru dikoreksi
dengan membuat insisi berikutnya seperti pada gambar dibawah ini

Gambar advancement flaps dengan single pedicle

Gambar diatas mengoreksi dog ear dengan membuat insisi elips pada tepi
sayatan sebelumnya, sedangkan gambar bawah membuat insisi dua segitiga.

Gambar advancment flaps dengan 2 buah flaps

Koreksi Dog Ear


Adakalanya diujung luka kulit lebih menonjol dan seakan seperti masa kulit.
Dog ear pada ujung luka
Hemostasis
Ditulis Oleh: kapten
Hemostasis adalah bagian penting dari tindakan operasi apapun. Kecepatan dan
ketepatan dalam tindakan ini akan mengurangi komplikasi akibat perdarahan.
Penggunaan alat bantu yang canggih telah banyak menghemat waktu dan darah
pasien.
Secara skematis, respon terhadap injuri vaskular dapat dilihat pada bagan dibawah
ini

Teknik Hemostasis
Penekanan/Depper
Teknik ini digunakan untuk membantu sistem hemostatis dengan melakukan
penekanan pada daerah perdarahan beberapa saat. Dengan penekanan, diharapkan
Sistem koagulasi yang terjadi dapat melalui jalur intrinsik ataupun kapiler dapat tertutup dan selanjutnya platelet plug yang terbentuk akan lebih
ekstrinsik,tetapi pada akhirnya akan bergabung lewat jalur bersama. Berbagai mudah menutup kapiler yang terpotong. Teknik ini hanya bisa dilakukan pada
faktor yang mempengaruhi pembekuan harus dipelajari sebagai antisipasi adanya perdarahan yang diakibatkan jejas pada pembuluh darah kecil seperti kapiler,
penyulit yang mungkin terjadi. sedangkan untuk pembuluh darah yang lebih besar digunakan penjepitan dengan
klem atau bahkan ligasi.
Segera setelah insisi selesai, lakukan penekanan/dep dengan melingkarkan kasa ke menyimpulkan. Simpulkan secara reef knot. Untuk lebih jelas perhatikan gambar
sekeliling daerah insisi sambil ditekan, diputar dan dibiarkan beberapa saat, berikut.
kemudian lepaskan dan lihat sumber-sumber perdarahan. Setelah terlihat baru di
klem.
Pengkleman
Dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar. Sebelum dijepit dengan klem,
harus dipastikan terlebih dahulu sumber perdarahan atau pembuluh darah yang
terpotong. Caranya adalah dengan mendep daerah perdarahan tersebut dengan
kasa beberapa saat sampai diperkirakan darah di daerah sekitarnya terserap oleh
kasa, kemudian kasa diangkat secara tiba-tiba dan sambil diperhatikan di daerah
mana darah muncul. Setelah ditemukan sumber perdarahan, jepit dengan klem ,
usahakan posisi klem tegak lurus supaya bagian yang terjepit seminimal mungkin. Teknik Ligasi
Hal ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatan tidak menjadi longgar setelah Dep dengan kasa daerah yang diperkirakan sumber perdarahan.
klem dibuka. Setelah diklem, didep kembali untuk melihat apakah masih terdapat Jepit sumber perdarahan, yakinkan bahwa perdarahan berhenti.
perdarahan atau tidak. Jika perdarahan masih ada, perlu dipikirkan apakah
pengkleman sudah tepat pada sumber perdarahan atau ada sumber perdarahan lain.
Ligasi
Ligasi dilakukan jika penjepitan dengan klem masih terjadi perdarahan, terutama
perdarahan yang besar. Biasanya setelah diklem hampir selalu diligasi. Caranya
sama seperti cara dep dan klem. Namun, setelah diklem, dilakukan ligasi pada
pembuluh darah yang terpotong, baru kemudian klem dibuka. Ligasi dapat
dilakukan dengan menggunakan chromic cat gut atau plain cat gut dengan ukuran
3.0.atau 4.0. Perlu diingat bahwa setiap ligasi dengan cat gut harus disimpulkan
sekurang-kurangnya 3 kali karena lama-kelamaan cat gut akan mengembang dan
Teknik Ligasi
ikatan menjadi longgar serta dapat lepas jika hanya satu atau dua kali
Perhatikan tahapan ligasi di atas. Ikatan di atas diulang
sebanyak tiga kali agar tidak mudah lepas. 6. Tekan tombol biru beberapa saat sampai sumber perdarahan terkoagulasi
Gunting , sisakan benang sekitar 2 mm. 7. Lepaskan kelm/pinset
8. Nilai ulang apakah amasih ada perdarahan di tempat yang sama.
9. Identifikasi lagi perdarahan di tempat lain
Kauterasi 10. Dengan cara yang sama lakukan koagulasi sampai semua sumber
Metode ini ditemukan oleh Bovie yang menyatakan bahwa arus listrik bolak balik perdarahan terhenti.
(alternating current) dengan frekuensi tinggi, yaitu sebesar 250.000 – 2.000.000 Pembuluh darah yang terbuka dibakar untuk menimbulkan obstruksi. Cara ini
Hertz dapat digunakan untuk menginsisi atau mengkoagulasi jaringan. sangat menguntungkan dibandingkan dengan semua cara di atas. Dengan
Ada dua teknik dasar yang dapat digunakan, yaitu : teknik ini perdarahan dapat lebih cepat diatasi karena hanya dengan
menyentuhkan probe pada sumber perdarahan. Cara ini juga relatif lebih
1. Probe Monopolar mudah dibandingkan teknik lainnya. Sayangnya harga alat ini relatif mahal.

Cara kerjanya adalah arus listrik AC berfrekuensi tinggi (+ 1,5 MHz) mengalir
lewat probe dan mengakibatkan efek destruksi jaringan dan dehidrasi hingga
koagulasi. Probe ditempelkan pada ujung klem yang menjepit pembuluh darah
akan mengakibatkan sel-sel akan mengalami combustio yang bergabung
menjadi struktur seperti hialin dan pembuluh dalam masa kuagulasi. Arus
keluar dihantarkan melalui ground plate yang dipasang pada bagian lain tubuh
pasien. Agar arus keluar ini tidak mengakibatkan kerusakan pada kulit, ground
plate harus memiliki permukaan yang lebar.
Teknik

Kontrol Perdarahan Dengan menggunakan electrocauter.


1. Pasang ground plate
2. Identifikasi sumber perdarahan dengan cara mendep dengan kasa
b. Probe bipolar
3. Klem/pegang dengan pinset sumber perdarahan
Jaringan yang dikoagulasi berada antara arus masuk dan keluar dengan jarak
4. Nilai ulang apakah masih ada perdarahan ditempat yang sama
hanya beberapa millimeter saja. Probe yang digunakan mirip pinset, dimana
5. Tempelkan pencil probe kauter pada klem/pinset
satu sisi pinset diisolasi dari sisi pinset lainnya yang bihubungkan dengan satu Digunakan dengan cara menempelkan pada daerah perdarahan dan perdarahan
untuk aliran listrik masuk dan sisi lainnya untuk arus keluar. mulai berhenti beberapa saat. Di pasaran lebih dikenal dengan
Electrocauter ini dapat digunakan untuk koagulasi dan insisi. nama spongostan.
Teknik
11. Pasang ground plate
12. Identifikasi sumber perdarahan dengan cara mendep dengan kasa
13. Jepitkan probe pinset sumber perdarahan
14. Inajak tombol on beberapa saat sampai sumber perdarahan terkoagulasi
15. Lepaskan probe pinset
16. Nilai ulang apakah amasih ada perdarahan di tempat yang sama.
Identifikasi lagi perdarahan di tempat lain

Gambar 8.6 Spons Gelatin

Collastypt (surgycell)
Suatu kolagen berupa lembaran-lembaran putih. Collastypt yang bergabung
dengan darah akan membentuk masa gelatin yang dapat menghentikan
perdarahan. Penggunaannya terutama pada perdarahan parenkim. Hemostatis
akan segera tercapai setelah pemakaian. Tidak ada efek samping maupun
kontraindikasi dalam pemakaiannya dan dapat diserap dalam waktu sekitar 3
minggu.
Electro Cauter dengan Probe Bipolar

Spons Gelatin
Berupa potong-potongan spons kecil seperti gabus, bersifat lembut, tidak
toksis, tidak bersifat antigen, dan dapat diserap tubuh sekitar 4 minggu.
24. Identifikasi lagi perdarahan di tempat lain
25. Dengan cara yang sama lakukan koagulasi sampai semua sumber
perdarahan terhenti.
Fibrin Glue
Fibrin glue (lem fibrin) adalah campuran antara 2 zat yaitu fibrinogen dan
thrombin. Ketika kedua zat ini bercampur, agen ini mirip dengan tahap akhir
Collastypt (surgycell) dari urutan pembekuan darah untuk membentuk suatu gumpalan fibrin.
Laser Fibrinogen dapat diperoleh dari pengumpulan, donor tunggal, dan donor
Penggunaan laser bisa berbarengan dengan insisi. Seperti hanya dengan darah autolog dan biasanya diisolasi melalui proses kriopresipitasi.
menggunakan electrocauter monopolar, penggunaan laser hampir sama. Komponen thrombin biasanya diperoleh dari sapi komersil. Beberapa
Dengan menembakan sinar dari probe ke arah perdarahan (pengaturan jarak penyelidik telah menambahkan kalsium klorida dan/atau antifibrinolitik
disesuaikan dengan daya) maka terjadi proses pembakarn. Sayangnya (yaitu asam aminokaproat, aprotinin) pada preparat mereka. Lem fibrin
penggunaaan laser CO2 tidaklah sepraktis electrocauter karena alur sinar yang dapat digunakan dengan memakai suatu double-barrel syringe atau
dipancarkan dan harus dibelokkan melalui cermin dan prisma untuk sampai ke aplikasi semprot. Walaupun telah digunakan untuk berbagai prosedur operasi,
ujung probe sehingga lebih rigid dibandingkan dengan penggunaan probe pada lem fibrin terutama bermanfaat untuk pasien yang diheparinisasi yang
electrocauter. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengaturan daya agar menjalani prosedur kardiovaskular yang membutuhkan sirkulasi
jangan sampai menimbulkan daya tembus yang terlalu besar yang akan ekstrakorporeal karena tidak memerlukan suatu sistem hemostatik yang
mengakibatkan efek combustio yang dalam. efektif.
Teknik Lem fibrin juga telah dievaluasi pada graft vaskular yang terbuat dari Dakron
17. Identifikasi sumber perdarahan dengan cara mendep dengan kasa yang dianyam atau dirajut. Kelemahan yang utama dari penggunaannya
18. Arahkan optik ke sumber perdarahan adalah risiko penularan penyakit serologis dari darah yang disatukan dan darah
19. Atur jarak optik ke sumber perdarahan yang berasal dari donor tunggal. Preparat yang paling aman adalah
20. Tekan tombol sinar beberapa saat sampai jaringan terkoagulasi menggunakan darah pasien sendiri untuk mempersiapkan lem fibrin. Secara
21. Perhatikan agar jaringan yang disinar dalamposisi kering. keseluruhan, lem fibrin merupakan suatu metode tambahan yang berguna
22. Evaluasi ulang sumber perdarahan untuk mengontrol perdarahan pada pasien operasi.
23. Untuk di jam 6, angkat jaringan yang akan disinar dengan pinset menjauhi Teknik
urethra baru disinar.
26. Masukan masing-masing vial dalam spuit double barel
27. Pasang kedua spuit pada tempatnya
28. Identifikasi sumber perdarahan
29. Letakan ujung spuit double barel pada sember perdarahan (usahakan
secepat mungkin agar masih kering setelah di dep)
30. Tekan kedua ujung spuit sampai kedua isi spuit keluar bersamaan
31. Lekatkan sedikit saja.
32. Jika seluruh perdarahan teratasi maka kulit diaproksimasi dan di
lem(menggantikan penjahitan.
33. Biarkan beberapa detik sampai kering.
Ligasi Hekting
Jika dilakukan hemostasis dengan ligasi hekting, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan jahitan matras atau figure of eigh
Pembalutan  silicone meshes
 tissue adhesives
Ditulis Oleh: kapten
 barrier films
Dressing atau pembalutan luka paskaoperasi bertujuan untuk melindungi daerah
 Balutan mengandung perak atau kolagen
operasi dari kotoran.
Balutan luka ideal
Banyak macam dan jenis baluta, mulai yang paling konvensional seperti kasa
TIdak ada balutan tunggal yang dapat dipergunakan untuk semua tipe luka.
(gauze), sampai balutan yang menyerap eksudat seperti bahan dari rumput laut
Seringkali, sejumlah tipe balutan yang berbeda digunakan selama proses
bahkan sampai bio ceramic. Komposisi balutanpun ditambah dengan berbagai
penyembuhan suatu luka. Balutan seharusnya memenuhi fungsi berikut :
macam zat yang berfungsi mengoptimalkan suasana agar penyembuhan luka dapat
 Mempertahankan lingkungan yang lembab pada permukaan luka/balutan
berlangsung tanpa komplikasi. Pemakaian antibiotik, antiseptik, anti perdaraha
 Menyerap eksudat yang berlebihan tanpa adanya kebocoran pada permukaan
sampai yang mengandung zat untuk peningkatan oksigen kedalam jaringan.
balutan
Secara kosmetik juga berkembang balutan yang mengandung zat untuk
 Terlindung dari termal dan mempertahankan secara mekanis
meminimalkan skar post operasi.
 Memberikan proteksi terhadap bakteri
Balutan luka sintetik
 Adanya pertukaran gas dan cairan
Balutan luka sintetik semula terdiri dari 2 tipe; pembalutan gauze dan balutan
 Menyerap bau luka
pasta seperti balutan pasta zinc. Pada pertengahan tahun 1980-an, pembalutan luka
 Tidak melekat pada luka dan mudah dibuka tanpa trauma
modern pertama diperkenalkan dimana diperkenalkan karakteristik terpenting dari
 Memberikan aksi debridement (mengangkat jaringan mati dan/atau partikel
pembalutan luka yang ideal : mempertahankan kelembaban dan bersifat menyerap
asing)
(seperti busa poliuretan, hidrokoloid) dan mempertahankan kelembaban dan
 Non-toxic, non-allergenik dan non-sensitif (baik bagi pasien dan tenaga
antibakteri (seperti gel yang mengandung yodium).
medis)
Selama pertengahan tahun 1990-an, pembalutan luka sintetik meluas menjadi
 Steril
beberapa kelompok produk berikut:
Klasifikasi balutan luka
 vapour-permeable adhesive films
Balutan luka sintetik secara luas dikategorikan dalam tipe berikut:
 hidrogel
Tipe Karakteristik
 hidrokoloid
 alginates Produk Balutan tradisional yang menutupi seluruh
 Balutan luka sintetik pasif luka, misalnya balutan gauze dan tulle
Produk Film polimerik dan bentuk yang lebih Tulle Balutan tidak melekat
interaktif transparan, permeable terhadap air dan pada permukaan luka.
oksigen, non-permeabel terhadap bakteri, Cocok untuk luka datar
misalnya asam hialuronat, hidrogel, balutan dan dangkal. Berguna
busa pada pasien dengan luka
sensitive. Contohnya
Produk Balutan yang mengandung substansi aktif
Jelonet®, Paranet®
bioaktif yang berperan dalam perbaikan luka,
misalnya hidrokoloid, alginate, kolagen, Film Lapisan steril dari
chitosan semipermeabel poliuretan yang dilapisi
oleh pita akrilik. Karena
Tipe luka dan balutan
transparan, mudah
Tabel berikut menggambarkan beberapa tipe perbedaan balutan luka dan
mengecek luka. Cocok
karakteristik utamanya.
untuk luka dangkal
dengan sedikit eksudat.
Tipe balutan Karakteristik Gambar Contohnya OpSite®,
Tegaderm®
Gauze Balutan dapat melekat
pada permukaan luka Hidrokoloid Terdiri dari
dan merusak dasar luka karboksimetilselulosa
ketika diangkat. Hanya gelatin, pektin,
digunakan pada luka elastomer dan pelekat
minor atau sebagai yang berubah menjadi
balutan sekunder gel ketika eksudat
diabsorbsi.Hal ini
membentuk suasana
panas dan lembab yang
akan merangsang menjaga agar luka tetap
debridement dan lembab. Digunakan
penyembuhan. untuk luka nekrotik atau
Tergantung pada balutan lembab untuk rehidrasi
hidrokoloid yang dan mengangkat
dipilih, dapat digunakan jaringan mati. Tidak
pada luka dengan sedikit digunakan untuk luka
sampai banyak eksudat, eksudat moderat sampai
luka lembab atau berat. Contoh Tegagel®,
bergranulasi. Tersedia Intrasite®
dalam beberapa bentuk
Alginat Terdiri atas kalsium
(adhesive atau
alginate (komponen
nonadhesif pad, pasta,
rumput laut). Ketika
bubuk) tetapi lebih
kontak dengan luka,
sering sebagai
kalsium dalam balutan
self-adhesive pads.
diubah menjadi natrium
Contohnya
dari cairan luka dan hal
DuoDERM®,
ini akan mengubah
Tegasorb®
balutan menjadi bentuk
Hidrogel Trutama terdiri atas air gel yang
dalam jaringan mempertahankan
kompleks atau fiber suasana lembab luka.
yang mempertahankan Baik untuk luka dengan
keutuhan gel polimer. eksudat dan membantu
Air dilepaskan untuk dalam hal debridement
luka lembab. Tidak Lyofoam®
digunakan pada luka
Hidrofiber Balutan lembut non-
dengan sedikit eksudat
woven pad atau plester
karena dapat
yang terbuat dari fiber
menyebabkan suasana
natrium
kering dan krusta.
karboksimetilselulose.
Balutan sebaiknya
Berinteraksi dengan
diganti setiap hari.
drainase luka untuk
Contohnya Kaltostat®,
membentuk suatu gel
Sorbsan®
lunak. Mengabsorpsi
Busa Didesain untuk eksudat dan
poliuretan mengabsorbsi sejumlah memberikan suasana
atau silikon besar eksudat. lembab di bagian dalam
Mempertahankan luka luka.
dalam suasana lembab
Kolagen Balutan berasal dari pad,
tetapi tidak berguna
gel atau partikel.
seperti alginate atau
Merangsang deposit
hidrokoloid untuk
baru kolagen pada dasar
debridement.
luka.
Tidak digunakan pada
Mengabsorpsi eksudat
luka dengan sedikit
dan menciptakan
eksudat karena dapat
suasana lembab.
menyebabkan suasana
kering dan krusta.
Contohnya Allevyn®, Perbedaan tipe luka dan perbedaan tingkat penyembuhan luka memerlukan
pembalutan yang berbeda atau kombinasi pembalutan.
Tabel berikut ini memperlihatkan balutan yang sesuai untuk tipe luka tertentu. Slough-covered  Hirokoloid
 Hidrogel
Tipe luka Tipe balutan Contoh

Bersih, medium  Paraffin gauze


sampai banyak  Knitted
Kering, nekrotik  Hidrokoloid
eksudat viscose
 Hidrogel
(epithelialising) primary
dressing

Bersih, kering,  Absorbent


sedikit eksudat perforated
(epithelialising) plastic film- Pembalutan mungkin memerlukan balutan sekunder seperti absorben pad dan

faced dressing plester.

 Vapour-
Efek samping balutan
permeable
Balutan luka dapat menyebabkan masalah, termasuk:
adhesive film
 Maserasi (kelembaban) kulit di sekitarnya (sering ganti balutan dan gunakan
dressing
lebih banyak balutan absorben)
Bersih, exudasi  Hidrokoloid  Dermatitis kontak iritan (melindungi kulit dengan emolien atau film barier)
(granulating)  Busa  Dermatitis kontak alergik (jarang : ganti tipe balutan, oleskan steroid topical)
 Alginat

Tipe luka Pilihan balutan Review


times

Luka nekrotik Moisture retention 3-4 hari


kering misalnya hidrokoloid, semi
permeabel
Slough – covered Moisture retention dan 3-4 hari if healing
wounds absorpsi cairan misalnya see
hidrokoloid, alginat
Luka bakar mayor Plastic wrap terutama Pemeriksaan
Luka terinfeksi Hindari balutan 1-2 hari atau memerlukan untuk pemeriksaan rawat inap
semiterbuka. rawat inap surgical, medicated tulle
Pertimbangkan alginat atau misalnya area luka
hidrokoloid bila banyak bakar kronis
eksudat special

Graze, abrasions – Film, tulle, lapisan 2 hari Luka kronis Hidrokoloid, alginat, busa 5 hari
clean terfiksasi atau lapisan misalnya ulkus,
kering PEG sites dll

Graze, abrasions – Kering atau tulle 2 hari Pemilihan balutan


soiled Pemilihan balutan didasarkan kepada
 Jenis luka
Luka tusuk atau Terbuka atau kering 2 hari
 Ukuran luka
gigitan
 Lokasi luka
Laceration - Terbuka atau kering, 3-7 hari  Kebersihan luka
suturedLacerations pertimbangkan paper tape  Produktifitas luka
support setelah  Komplikasi penyerta
pengangkatan jahitan  Ketersediaan bahan
 Finansial
Luka bakar minor Film, medicated tulle, 4-5 hari
Secara umum, pemiliha balutan dapat dilihat pada table dibawah ini
fixation sheet visual
review leave
Tipe balutan Cont Keuntunga Kerugian Indikasi Kontrain
dressing on oh n dikasi
Film OpSit Evaporasi Eksudat Luka Luka pada luka.
poliuretan e, kelembaban, tergenang, superfisial dengan Memerlukan
transparan Tegad Mengurangi dapat Sebagai banyak balutan
semi- erm nyeri. traumatik. balutan eksudat sekunder.
permeabel – Barrier sekunder
tipis, melekat, terhadap Fixation Fixo Dapat Balutan Luka dengan Luka
kontaminasi SheetPorous mull, digunakan perlu eksudat terinfeksi
eksternal. polyester Hypaf secara dibasuh ringan, tidak alergi
Mudah fabric dengan ix, langsung di sabun dan perlu sering terhadap
terlihat. adhesive Mefix tempat luka. water pat- control plester
backing Mengikuti dried 2 kali
Non adherent Jelone Melekat Tidak Luka Alergi kontur sehari.Meme
Moist (Tulle t, pada luka. mengabsorps bakar.Penye tubuh, rlukan olesan
Gras Unitul Suasana i mbuhan luka mengurangi minyak
Dressing) – le lembab eksudat.Me dengan nyeri dan sebelum
Gauze Bacti membantu merlukan tujuan mengontrol diangkat,
ditambah gras, penyembuha balutan sekunder edema, idealnya
paraffin atau Sofra- n sekunder. Permeabel direndam
zat serupa. Tulle Dapat hingga dalam
Dapat merangsang eksudat minyak dan
ditambahkan alergi atau mudah dibungkus
dengan memperlamb keluar dan film melekat
antiseptic atau at luka semalaman.
antibiotic penyembuha mongering.
n ketika Ganti
terisi balutan
paraffin atau setelah 5-7
zat serupa hari.

Film plastic Melol Perlekatan Tidak cocok Luka dengan Luka Natural Kalto Membentuk Memerlukan Luka Luka
berlubang in, luka ringan. pada luka eksudat kering Kalsium stat gel pada balutan eksudativa kering
tipis kering, Melol Dapat dengan moderat (dapat Alginat luka dan sekunder. moderat atau atau
non adherent ite, mengabsorps eksudat menyebab polisakarida melembabka Tidak tinggi jaringan
melekat pada Tricos i sedikit banyak. kan dari rumput n. direkomenda eksudat.Perl parut
pad absorben e eksudat Dapat dehidrasi laut Mengurangi sikan pada u untuk keras
mongering jaringan) nyeri. Dapat infeksi hemostasis
dan membungku anaerob
menempel s Gel dapat
ruang.Absor dikelirukan
benpada luka dg slough
eksudatif. atau pus
Merangsang dalam luka.
hemosasis
Allergenik
rendah.

Foam Poly Lembab, Ukuran busa Luka dengan Luka


DressingsPoly Mem absorben terbatas eksudat kering.Lu
urethane foam tinggi dan terhadap ringan ka yang
dressing protektif ukuran luka. sampai perlu
dengan layer moderat. control
incorporated yang
sering.
Perawatan Luka 3. Jenis benang
Pada penjahitan di muka dengan menggunakan benang di atas 5-0 umumnya
Ditulis Oleh: kapten
dibuka hari ke 3 – 5.
Pengetahuan operator tentang komplikasi yang akan terjadi akan membekali
pasien/ orangtua/ wali dalam pemeliharaan dan pengawasan luka paska operasi.
Area Removal time (days)
Seringkali operator lupa menjelaskan berbagai hal yang harus atau tidak boleh
Face 3 to 5
dilakukan setelah operasi
Neck 5 to 8
Seperti pada perawatan paskaoperatif lain, perawatan setelah bedah minor pun
tidak berbeda. Yang membedakan adalah ukuran lukanya relatif kecil. Luka Scalp 7 to 9
operasi sebaiknya tetap kering, minimal selama tiga hari untuk menghindari Upper extremity 8 to 14
kontaminasi kuman. Trunk 10 to 14
Penggantian Balutan
Extensor surface hands 14
Pelepasan balutan ini dapat dilakukan pada hari ketiga karena pada saat tersebut
Lower extremity 14 to 28
luka umumnya sudah kering. Jika terjadi kesulitan melepaskan kasa, luka dapat
dibasahi dahulu dengan iodin povidon 10% atau cairan steril lainnya beberapa saat Teknik pengangkatan jahitan dapat dilihat di bab ikatan dan jahitan
sampai kasa basah dan mudah dilepas. Monitoring Tanda-Tanda Komplikasi
Setelah luka kering, tidak perlu lagi dibungkus dengan kasa, jika masih sedikit Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan infeksi. Komplikasi lainnya
basah bisa ditetesi iodin povidon 10% sampai luka kering, jarang ditemukan, kenali gejala dan tandanya .
Jika luka produktif apakah mengeluarkan nanah atau seroma, maka segera harus 1. Perdarahan
dievakuasi. Evakuasi bisa dilakukan dengan menekan luka atau embuka sebagian Perhatikan jika ada perdarahan aktif. Lakukan dep dengan kasa dalam
jahitan. Selanjutnya dapat dilakukan penggantian balutan yang menyerap beberapa menit. Jika tidak dapat diatasi maka lakukan eksplorasi dengan
cairan/pus. Selengkapnya dapat dilihat di komplikasi paska operasi membuka jahitan di arah tempat sumber perdarahan.
Pengangkatan jahitan 2. Hematom
Pengangkatan jahitan dilakukan jika benang yang digunakan jenis non absorbable. Terdapat bekuan darah sebagai akibat terputusnya pembuluh darah dan darah
Pengangkatan tergatung pada berkumpul di jaringan ikat longgar. Hematom dapat aktif ataupun pasif. Aktif
1. Jenis operasi artinya hematom terus membesar karena bekuan yang terbentuk tidak mampu
2. Lokasi menutup pembuluh darah yang pecah. Jika ini terjadi maka harus dilakukan
eksplorasi ulang dan dilakukan hemostasis. Perlu diperhatikan tanda dan gejala berbagai komplikasi yang mungkin terjadi.
Jika hematom tetap tidak membesar, maka kalau ukurannya relatif kecil tidak Uraian rinci dapat dibaca di bab berikutnya.
masalah sepanjang tidak mengganggu penjahitan atau kosmetik 5. Wound Dehiscence
3. Seroma Terbukanya luka operasi karena proses inflamasi dan atau infeksi yang
Cairan yang keluar dari luka atau bekas manipulasi tindakan yang bersumber mengganggu healing. Jika luka kotor, maka dilakukan perawatan luka terbuka
dari ekstravasasi pembuluh darah dan lymp. Jika aktif maka salah satu jahitan dengan mencuci dengan NaCl 0,9 % dan atau dengan larutan antiseptik.
dibuka untuk memberi jalannya cairan keluar. Dapat juga menggunakan Setelah terbentuk granulasi atau luka bersih maka dilakukan penjahitan
balutan yang bersifat absorben, misalnya yang mengandung agar-agar laut kembali (secondary suture).
atau bio-ceramic.
4. Infeksi
Terjadi mulai hari kedua dan sering muncul di hari ke 3. Tanda dan gejalanya:
 edema
 kemerahan
 keluar eksudat yang bertambah banyak
 demam
 takikardi
 nyeri
Jika dijumpai tanda-tanda tadi, maka cucilah luka sampai bersih dengan NaCl
0,9 % Jaringan nekrotik dan eksudat harus dibersihkan sampai maksimal. Jika
ada krusta maka harus diangkat karena dibawahnya hampir dipastikan terjadi
koloni kuman.
Berikanlah tambahan antibiotik dengan dosis yang sudah dihitung untuk 3 hari
kedepan. Jika 3 hari tidak memberikan respon maka lakukanlah tes kultur dan
resistensi. Sambil menunggu hasil tes kultur dan resistensi, gantilah antibiotik
dengan golongan lain.
Kista Aterom
Ditulis Oleh: kapten
Definisi
Tumor jinak di kulit yang terbentuk sebagai akibat tersumbatnya muara kelenjar
sebasea.
Patofisiologi
Terbentuk akibat sumbatan pada muara kelenjar sebasea, oleh karena itu
ditemukan puncta berbentuk titik kehitaman sebagai muara kelenjar di kulit yang
tersumbat.
Perhatikan adanya puncta diatas masa
Sekret kelenjar sebacea yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun dan berkumpul
Terapi
dalam kantung kelenjar. Lama kelamaan membesar dan terlihat sebagai masa
Terapi Antibiotik diberikan jika terdapat tanda adanya infeksi yaitu kemerahan
tumor yang berbetuk lonjong sampai bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, tidak
dan inflamasi, seringnya adalah infeksi bakteri staphylococci.
terfiksir ke dasar, tetapi melekat pada dermis di atasnya. Isi kista adalah bubur
Eksisi menyertakan kulit dan puncta untuk mengangkat seluruh bagian kista
eksudat berwarna putih abu-abu yang berbau asam.
hingga ke dindingnya secara utuh.
Diagnosa
Bila terjadi infeksi sekunder dan terbentuk abses, dilakukan insisi, evakuasi dan
Tampak bulat atau oval, superficial-subkutan, batas tegas, ada puncta berupa titik
drainase. Setelah tenang (3-6 bulan) dapat dilakukan operasi definitif
kehitaman yang letaknya biasanya dipermukaan kulit tepat ditengah masa. Batas
Teknik operasi
tegas, konsistensi lunak sampai kenyal, umumnya tidak nyeri, Predileksi di bagian
1. Lakukan tindakan aseptik.
tubuh yang berambut (kepala, wajah, belakang telinga, leher, punggung, dan
2. Tutup dengan duk bolong
daerah genital).
3. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%
Epidemiologi
4. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips, dengan panjang
Sering terjadi pada usia 20 sampai 30 -an,
sejajar dengan garis Langers
predileksi pada pria dua kali lebih banyak dibanding pada wanita.
1. Insisi kulit sampai subkutis.
2. Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat
Kista di region gluteal, perhatikan besar masa, letak puncta dan pola insisi

1. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa kesekelilingnya Insisi elips, angkat kulit dengan klem, mulai diseksi tajam
2. Usahakan kista tidak pecah
3. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan bagian bawah

Lanjutkan diseksi ke segala arah dan mepet ke kapsul


1. Perdarahan dirawat
2. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
3. Masa dibelah dan dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi
Setelah kista terangkat , lakukan pencucian kemudian jahitan subkutis dan kutis
Lipoma 3. Lipomatosis simetris ( Madelung)

Ditulis Oleh: kapten


Sering dijumpai pada daerah kepala, leher, bahu dan proximal extremitas atas.
Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang
Pada anamnesa sering terdapat riwayat mengkomsumsi alkohol atau penyakit
tumbuh lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis
diabetes mellitus
berupa jaringan fibrosa.
Etiologi
4. Familial lipomatosis multiple
Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti, akan tetapi ada kecenderungan
lipoma dapat diturunkan. Beberapa jenis lipoma dapat terjadi akibat trauma
Ditandai dengan beberapa benjolan kecil dengan batas tegas dan "berkapsul"
tumpul. Orang yang gemuk tidak meningkatkan kemungkinan terjadinya lipoma.
Biasanya terdapat pada daerah extremitas dan timbul setelah pubertas Pada
Pada pemeriksaan secara mikroskopis akan ditemukan suatu tumor yang
anamnesa didapatkan riwayat penyakit yang sama pada keluarga
berbentuk lobulus yang mengandung sel lemak yang normal. Pada pemeriksaan
secara sitogenetik, lipoma sering sekali berhubungan dengan alterasi dari 5. Penyakit Dercum ( adiposis dolorosa)
kromosom 12q, 6p, dan 13q.
Jenis Lipoma Lipoma yang menimbulkan rasa nyeri Biasanya dijumpai pada wanita
1. Lipoma soliter (paling sering) postmenopausa yang obese ,alcoholism, ketidakstabilan emosi dan depresi
berasosiasi dengan penyakit ini
Kebanyakan lipoma soliter adalah superfisial dan berukuran kecil Lipoma
soliter bisa tumbuh dengan kenaikan berat badan dan tidak menghilang apabila 6. Angiolipoma

berat badan diturunkan


Angiolipoma adalah nodul subkutan yang kenyal dan nyeri. Tumor ini lebih
2. Diffuse Kongenital Lipoma keras daripada lipoma biasa dan multilobulasi

Lipoma diffuse dengan batas tidak tegas biasanya berlokasi pada daerah 7. Hibernomas

belakang badan.
Tumor ini sering meluas ke dalam otot maka kurang memberikan hasil yang Tumor ini tumbuh soliter, nodul yang berbatas tegas dan biasanya

baik dengan reseksi lokal Tumor ini terdiri dari jaringan lemak yang immatur asimptomatik
Biasanya dijumpai pada regio interskapula, axilla, colli dan mediastinum
Secara histologik, hibernomas terdiri dari lipoblast coklat yang dikenali 1. Konservatif
sebagai mulberry cells Mesoterapi
Mesoterapi adalah terapi dengan injeksi NSAIDS, enzim dan hormon.
Gejala Klinis Namun sekarang yang sering digunakan adalah lecithin (phosphatidylcholine
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. isoproterenol) yang mempunyai efek lipolitik.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma 2. Operatif
kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari Simple surgical excision
diameter 6 cm. Insisi dilakukan pada kulit hingga ke pseudokapsul lipoma, kemudian masa
Biasanya suatu lipoma dikulit hanya dirasakan mengganggu kosmetik oleh direseksi. Setelah pendarahan dihentikan, dijahit dengan absorbable
penderitanya.Sangat jarang suatu lipoma dikulit akan menekan struktur lain yang suture setelah itu luka ditutup (pressure dressing) selama 24 jam untuk mencegah
akan menyebabkan gangguan. terjadinya hematoma atau seroma
Suatu lipoma sangat jarang berubah menjadi suatu keganasan, misalnya suatu Squeeze teknik ( lipoma superficial yang kecil)
liposarkoma. Liposarkoma praktis tidak pernah timbul dari suatu lipoma. Insisi selebar ¼ diameter lipoma dilakukan dan bagian tepi lipoma ditekan supaya
Pemeriksaan Fisik massa tersebut keluar. Kemudian dilakukan diseksi dan kuret
1. Nodul subkutan ukuran rata-rata 2 – 10 cm Liposuction
2. Sering berlobus Teknik yang bagus untuk angiolipoma, adiposis dolorosa dan sindroma
3. Mobile Madelung. Kebaikan teknik ini adalah berkurangnya masa operasi dan insisi lebih
4. Konsistensi kenyal kecil,
5. Kulit diatas lesi normal Teknik Operasi
Diagnosis lipoma bisa ditegakkan dari anamnesa dan gambaran klinis atau 1. Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik.
dari fine needle biopsy 2. Lakukan anestesi lokal field blok infiltrations dengan lidocaine 2%
Penatalaksanaan 3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan panjang sejajar
Pada dasarnya lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun, kecuali bila dengan garis Langers
berkembang menjadi nyeri dan mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang 4. Insisi kulit sampai subkutis. Sampai jaringan adipose
menjalani operasi bedah untuk alasan kosmetik. 5. Pegang tepi insisi dengan klem dan angkat
6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa kesekelilingnya
7. Jepit bagian masa dengan klem, angkat dan teruskan diseksi tumpul Diseksi kedalam tiap sisi Diseksi tumpul dengan jari
8. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan bagian bawah
9. Perdarahan dirawat
10. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
11. Kirim masa untuk pemeriksaan patologi anatomi.

Tarik tepi atas dengan klem sambil diseksi terus menelusuri tiap sisi

Lakukan anestesi secara infiltrasi di kedua sudut, menyebar ke tepi

Angkat, dan identifikasi dasar masa, masa dapat diluksir keluar

Insis linier sampai subkutis Diseksi mulai tepi insisi kebawah

Potong dasar masa dengan kauter, setelah itu masa dilepaskan


Setelah perdarahan diatasi, jahit subkutis sampai tepi insisi menyatu

Jahit kutis setelah jahitan subkutis benar-benar rapat dan kuat


Kista Epidermoid Klinis
Ditulis Oleh: kapten Kista epidermoid muncul sebagai nodul padat, bulat dengan ukuran bervariasi.
Kista epidermoid merupakan kista kutaneus yang paling sering dijumpai. Dapat Punctum sentral dapat terlihat sebagai titik kehitaman. Kista ini biasanya terletak
terjadi dimana saja di seluruh tubuh, paling sering pada wajah, scalp, leher dan di garis tengah dari badan.
tubuh.
Penyebab
Kista epidermoid terbentuk oleh beberapa mekanisme. Kista ini dapat berasal dari
sekuestrasi sisa epidermal selama kehidupan embrional, oklusi unit pilosebaseus
atau implantasi traumatic atau surgical dari elemen epitel. Infeksi HPV , paparan
ultraviolet , dan oklusi kelenjar eccrine dapat menjadi faktor tambahan dalam
perkembangan kista epidermoid palmoplantar. HPV juga telah ditemukan pada
kista epidermoid nonpalmoplantar.
Kista epidermoid kongenital berasal dari sekuestrasi atau terjebaknya sisa
epidermal sepanjang embryonic fusion planes selama perkembangan.
Pada pasien yang lebih tua, kerusakan akibat sinar matahari yang terakumulasia Kista epidermoid besar dengan punctum prominen pada pundak
dapat merusak unit pilosebaseus, menyebabkan abnormalitas seperti sumbatan Terapi
komedonal dan hiperkornifikasi, yang keduanya dapat menyebabkan
Kista epidermoid dapat diangkat dengan eksisi atau insisi simple dengan
pembentukan kista. Kondisi ini disebut sebagai Favre-Roucouchout syndrome
pengangkatan kista dan dinding kista
Patofisiologi Insisi dan drainase dapat dilakukan pada kista terinfeksi. Hal ini dapat
Kista epidermoid berasal dari proliferasi sel epidermal dalam dermis. Analisis membersihkan infeksi tetapi tidak menghilangkan kista.
pola lemaknya memperlihatkan kesamaan dengan epidermis. Kista epidermoid Teknik Operasi
juga mengeluarkan sitokeratin 1 dan 10 dari lapisan suprabasiler epidermis. 1. Lakukan tindakan a dan antiseptic
Inflamasi diperantarai sebagian oleh material dari isi kista epidermoid. 2. Tutup daerah operasi dengan duk bolong
3. Gambar insisi secara elips, supaya bag
4. Lakukan anestesi infiltrasi
5. Lakukan insisi elips
6. Lakukan diseksi tajam dengan pisau atau gunting, mengitari masa, hati-hati
kapsul pecah.
7. Rawat perdarahan
8. Cuci dengan NaCl 0,9 %
9. Jika kulit berlebih, buang dengan menggunting.
10. Lakukan jahitan subkutis dengan chromic cat gut 4-0 atau PDS 4-0
11. Jahitan kutis dengan nilon 4-0 atau 5-0
12. Balut.
Diseksi tajam seperti halnya pada kista atherom.
Bila perlu insisi dapat diperpanjang.

Identifikasi masa, gambar pola insisi,


Bagian kulit yang ada punctanya harus terabil dalam
insisi elips.
Keloid dan Hipertropik Skar
Klavus
Ditulis Oleh: kapten
Definisi
Klavus adalah penebalan dari kulit karena tekanan yang berulang-ulang dan
gesekan yang kuat. Semua ini mengakibatkan hiperkeratosis secara klinis dan
histologis. Penebalan kulit yang luas ini menyebabkan nyeri yang kronis,
Klavus di bagian medial
terutama jika terdapat pada telapak kaki.
Klinis Patofisiologi
Lesi-lesi pada klavus berwarna kuning hingga kecoklatan dengan suatu inti
sentral. Klavus yang keras biasanya tampak agak mengkilap karena Bentuk dari tangan dan kaki penting dalam formasi klavus. Secara rinci,
permukaannya yang halus. Klavus yang lunak biasanya maserasi dan basah. penonjolan-penonjolan dari prominen sendi metacarpophalangeal dan
Klavus terdiri dari dua jenis, yaitu: metatarsophalangeal sering kali menyebabkan suatu penekanan yang lebih besar
1. Klavus yang keras terutama saat menggunakan alas kaki yang keras. Seperti formasi klavus, gesekan
Biasanya terdapat pada telapak kaki atau pada tumit. terhadap alas kaki memungkinkan untuk terjadinya suatu hiperkeratosis. Kelainan
bentuk jari kaki, termasuk kontraktur dan kaki berbentuk cakar, bentuk jari palu,
2. Klavus yang lunak
dapat berperan untuk patogenesis.
Biasanya maserasi oleh karena keringat.
Epidemiologi
Secara klinis, lesi-lesi ini terlihat seperti hiperkeratosis atau penebalan dari kulit. Klavus sering terjadi pada pemakaian alas kaki yang keras dan aktivitas yang
Maserasi dan infeksi sekunder dari jamur atau bakteri dapat terjadi sehingga berulang, misalnya seperti berlari.
menimbulkan penyulit pada terapi. Letak yang paling sering dari klavus adalah di
kaki, terutama pada daerah dorsolateral dan plantar kaki, yaitu daerah yang paling Pengerasan yang berlebih akan mengakibatkan nyeri kronis. Pada keadaan tertentu
sering mendapat tekanan yang kronis. dapat timbul ulkus. Klavus bisa menjadi suatu tanda dasar neuropati yang
disebabkan oleh karena DM atau neuroborreliosis, atau karena kelainan radang
sendi rheumatoid. Di dalam kasus penyakit saraf, suatu klavus dengan ulkus yang
tersembunyi dapat menandakan adanya vaskularisasi yang abnormal pada kaki.
Pada radang sendi rheumatoid, klavus dapat meningkatkan rasa nyeri pada
persendian yang mengalami deformitas.
Diagnosis Banding 8. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa ke sekelilingnya.
 Acanthosis Nigricans 9. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan di bagian bawahnya.
 Acrokeratoelastoidosis 10. Perdarahan dirawat.
 Arsenical keratosis 11. Jahit luka operasi dengan nylon 2-0 sampai 3-0
 Atypical fibroxanthoma
 Atypical mole (Dysplastic nevus)
 Warts
Histopatolologi
Secara histologis akan ditemukan adanya penebalan dari stratum korneum.
Penatalaksanaan
Karena disebabkan gesekan atau tekanan, maka apabila penyebabnya dihilangkan,
biasanya gejala akan menghilang dengan sendirinya. Gunakan alas kaki yang
lunak dan kurangi aktivitas yang berulang yang mengakibatkan penekanan pada
satu tempat. Koreksi kelainan lain yang mengakibatkan penekanan kronis.
Terapi klavus dapat juga menggunakan larutan asam salisilat atau melakukan
eksisi dengan skalpel.
Teknik operasi
1. Lakukan tindakan aseptik.
2. Dreping dengan duk bolong.
3. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) dengan lidocaine HCl 2% .
4. Lakukan insisi tangensial sampai terlihat inti sentral dari klavus.
5. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips hanya seluas inti
sentral. Bukan seluas seluruh klavus.
6. Eksisi secara tajam bagian dasar klavus sampai subkutis (lemak subkutis bisa
diidentifikasi).
7. Pegang ujung insisi dengan klem lalu diangkat.
Ingrowing Toenael
Ditulis Oleh: kapten
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS

Definisi
Pertumbuhan kuku yang mengarah ke samping lateral atau medial sehingga kuku
tertanam di lipatan kuku atau nail fold. Keadaan ini bisa mengakibatkan
inflamasi bahkan infeksi (paronikia).
Pada diabetisi dan orang dengan masalah vaskular perlu lebih agresif menangani
dan mencegah terjadinya masalah minor pada kaki seperti pertumbuhan kuku Potongan melintang phalanx distal

yang mengarah ke samping ini karena hal ini dapat berkembang menjadi masalah
kesehatan yang serius seperti kehilangan anggota gerak. Patofisiologi dan Etiologi
Nama lain onychocryptosis, unguis incarnatus Pertumbuhan kuku yang menyamping sering disebabkan karena memotong kuku

Anatomi Kuku terlalu pendek atau memutari batas pinggir kuku. Atau karena mamakai sepatu
yang terlalu ketat sehingga menekan kuku kebawah . Hal ini juga dapat terjadi
setelah adanya trauma seperti tertusuknya ibu jari kaki.
Apabila kondisi yang menyebabkan pertumbuhan abnormal ini berlanjut,
pertumbuhan jaringan secara berlebih di atas kuku dapat mengarah kepada
perubahan permanen pada jaringan yang dapat menyebabkan infeksi, nyeri dan
bengkak yang semakin bertambah.
Penyebab yang lainnya antara lain :
 Hereditas – Beberapa orang secara genetik memiliki predisposisi kuku yang
memiliki lengkungan yang mengarah ke atas dengan distorsi pada salah satu
Potongan memanjang
atau kedua batas kuku.
 Keadaan tulang yang patologis yang sudah ada menyebabkan deformitas kuku
 Obesitas menyebabkan alur kuku bertambah dalam
 Trauma sebelumnya menyebabkan bentuk kuku yang tidak beraturan Kuku ibu jari terkena lebih banyak dibandingkan kuku jari lainnya. Batas lateral
Paronychia adalah infeksi pada kuku dan jaringan sekitarnya. Hal ini secara ibu jari adalah yang paling sering terkena.
umum adalah akibat dari kuku yang tumbuh menyamping melukai jaringan yang Di Inggris dilaporkan 10.000 kasus setiap tahunnya. Secara umum, mortalitas
mengitarinya sehingga. Keadaan ini menjadi tempat masuknya bakteri dan tidak berhubungan dengan ingrown nails. Morbiditas terutama merupakan akibat
menimbulkan infeksi. Penyebab yang lebih jarang dapat berasal dari trauma kuku dari infeksi jaringan. Apabila dibiarkan, pembentukan abses (paronikia) dapat
seperti jatuhnya suatu benda di atas ibu jari yang biasa disebut micro trauma. terjadi atau penyebaran ke tulang/osteomielitis, infeksi sistemik, sepsis atau
Dapat juga disebabkan oleh tekanan berulang terhadap kuku seperti yang terjadi amputasi.
pada seorang yang bermain sepak bola atau tenis, dimana ibu jari secara terus Gejala Klinis
menerus terbentur ke ujung sepatu. Anamnesa
Pasien datang untuk mengatasi ingrown nails karena ketidaknyamanan, nyeri
atau bengkak. Ingrown nails dapat menyebabkan nyeri yang signifikan.
Perasaan tidak nyaman menjadi bertambah dengan penambahan berat badan dan
ambulasi.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan dapat ditemukan tanda-tanda berikut :
 Oedema atau inflamasi pada jaringan yang mengelilingi bantalan kuku.
 Hiperemis

Paronichia  Jaringan granulasi yang rapuh atau mengalami maserasi


Klasifikasi  Eksudasi
Perkembangan kuku yang tumbuh menyamping dan masuk ke dalam lipatan kuku
terbagi menjadi 3 tahap :  Hipertrofi epidermis yang mengelilingi
Penatalaksanaan
1. Eritema, oedem dan nyeri tekan local.  Memilih peggunaan sepatu/alas kaki yang nyaman dengan ujung yang lebar
2. Pembentukan krusta dan purulensi di lipatan kulit dan nail plate junction . atau terbuka.
3. Infeksi kronis dengan pembentukan jaringan granulasi di atas lempeng kuku.  Memberikan arahan kepada pasien untuk selalu memotong kuku secara lurus
Epidemiologi dan menghindari terpotongnya margin lateral. Ujung tepi kuku harus melewati
Dari semua masalah kuku, penyakit ini merupakan yang paling sering terjadi. jaringan.
 Tindakan bedah minor. Tekninya adalah:
Teknik Operasi 1. Tusukan jarum ke kuku
 Tindakan a dan antiseptik 2. Masuk lipatan kuku dari dalam keluar
 Ikat bagian pangkal jari untuk membantu hemostasis 3. Tusukan kembali ke nail fold agak keatas atau ke pinggir.
 Anestesi blok di bagian lateral dan medial phalank (lidocain HCl 2 % tanpa 4. Tusukan jarum mengarah ke kuku dari dalam luka
adrenalin), 5. Simpulkan.
 Anestesi infiltrasi di bawah kuku yang akan di incisi sampai bawah nail root
 Uji anestesi yang telah dilakukan dengan menjepit dengan pinset.
 Insisi bagian nail fold lateral berbetuk elips sampai ke nail fold proksimal
 Insisi kuku sekitar 1/3 bagian lateral atau medial .
 Buang jaringan nekrotik
 Lakukan kuretase jaringan di sekitar eksisi
 Cuci dengan NaCl 0.9 %, povidon iodine 10 %, dan H2O2
 Penjahitan
Regional blok di sisi lateral dan medial jari.
Teknik penjahitan
Prinsipnya adalah lipatan kuku (nail fold) harus ada dibawah kuku, sehingga tepi
kuku yang di eksisi tidak lagi tertanam (tepi kuku diatas kulit)

Tambahkan infiltrasi di bawah kuku. Pola insisi digambar

Perhatikan pola jahitan, tepi kulit akan barada dibawah kuku


Lakukan insisi sampai jaringan granulasi terbuang habis Masuk kembali dari luar kulit kedalam

Kuku digunting dan dicabut. Bersihkan jaringan dengan kuret Jarum keluar dari dalam luka insisi, masuk kembali ke bawah kuku

Tarik dan simpulkan hingga tepi kulit berada dibawak kuku. Jahit lagi.
Perhatikan pola jahitan Jarum masuk dari kuku
Ganglion tahun 1893, yang paling banyak diterima. Dalam Green edisi terbaru “Operative
Hand Surgery” teori ini digantikan dengan teori yang berdasarkan mikro trauma
Ditulis Oleh: kapten
dan produksi asam hialuronik. Trauma atau iritasi jaringan lokal akan
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
menyebabkan produksi asam hialuronik pada permukaan synovial-capsular. Asam
hialuronik menciptakan cekungan musin kecil yang bergabung ke dalam kista
Definisi
subkutan. Kista yang terbentuk mengandung cairan yang sama seperti cairan
Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding tipis
sendi. Kista ganglion bukan merupakan kantung sinovial (sendi) yang keluar dari
yang berasal dari tonjolan selaput sarung tendon (tendon sheath). Pada banyak
kapsul sendi.
kasus, ganglion asimptomatik dan jarang menimbulkan gangguan fungsional.
Walaupun pada beberapa kasus, ganglion dapat mempengaruhi struktur di
dekatnya seperti arteri, vena, tendon dan syaraf.
Frekuensi timbulnya ganglion secara umum adalah 50-70 % dari semua soft-tissue
tumors yang terdapat pada lengan dan tangan. Prevalensinya pada wanita adalah 3
kali lebih sering. Paling sering muncul pada pergelangan tangan (80%) dan sendi
jari. Biasanya muncul pada usia 20-60 tahun.
Etiologi
Etiologi dari ganglion tidak diketahui. Teori-teori menyebutkan degenerasi
mukoid dan trauma. Beberapa pasien (kurang dari 10 %) mengalami trauma minor
Klinis
ataupun mayor pada daerah yang menjadi tempat ganglion timbul. Tidak diketahui
Ganglion adalah tumor yang terdapat berbatasan dengan sendi dan tendon.
faktor resiko yang menyebabkannya. Dipercaya disebabkan oleh penggunaan
Tempat paling sering dari ganglion adalah sisi punggung dari pergelangan tangan
sendi secara berlebihan seperti atlet angkat berat, pramusaji, dan pemain musik
dekat Scapholunate (SL) joint (60-70%), Volar Wrist dekat
(terutama pemain bass).
sendiradioscaphoid atau sendi pisotriquetral (18-20%), dan Volar
Patofisiologi
Retinaculum (10-12%). Kista mucoid terjadi di atas punggung jari pada level
Hipocrates mendeskripsikan ganglion sebagai “Knots of tissue containing mucoid
sendi DIP. Sisi lainnya termasuk sendi carpometacarpal (CMC), tendon ekstensor
flesh” atas dasar ini, beberapa hipotesa pun muncul diantaranya :
(sering diasosiasikan dengan first dorsal compartment), carpal tunnel, dan Guyon
Synovial Herniation atau ruptur yang melewati lapisan tendon.
kanal. Ganglion mungkin muncul juga dari tulang; yang ini sering disebut kista
Yang terbaru, teori degenerasi mukoid yang dipublikasikan oleh Ledderhose pada
ganglion intraosseous. 1. Kista mukus dievaluasi dengan standar PA, lateral dan radiograf oblik tegak
Ganglion biasanya simptomatik minimal. Bergantung dari lokasi kista, gejala pada jari-jari yang terkena.
yang muncul bervariasi, seperti nyeri tumpul, perubahan ukuran, drainase spontan, 2. Pada radiologi, ganglion interosseous mungkin di lokasi sentral atau sisi
disfungsi saraf sensoris. tulang yang terkena. Radiologi juga dapat menggambarkan ganglion
juxtaosseous yang menembus tulang. Lesinya adalah radiolusen dengan border
sklerotik. Ganglion ini sering terjadi dekat permukaan sendi.
3. MRI digunakan untuk melihat ganglion yang tidak terlihat dengan radiologi
konvensional.
4. Axial, Coronal, atau Sagital CT-Scan digunakan untuk melihat kista ganglion
yang samara-samar.
5. Bone Scan dipakai untuk menentukan apakah suatu masa intraosseous
merupakan metabolik aktif dan menyebabkan nyeri.
Perhatikan posisi anatomis ganglion

Histologi
Lokasi-lokasi tersering timbulnya ganglion di tangan Cairan yang diambil dari kista ganglion terdiri dari mucin yang mengandung
glucosamin, albumin, globulin, dan asam hialuronik.

Pemeriksaan Penunjang Terapi


Untuk lesi pada pergelangan tangan, digunakan rontgen standar posteroanterior 1. Konservatif
(PA), lateral dan oblik. 1. Splint Immobilization (ganglion pergelangan tangan)
MRI atau USG dapat digunakan ketika diagnosa masih belum jelas. 2. NSAIDs
2. Operatif
1. Pengambilan massa dengan teknik operasi terbuka.
2. Reseksi arthroskopik
3. Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan needle dan syringe
(aspirasi).
Teknik operasi
1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2% Diseksi tajam dengan gunting, hati-hati mengenai masa kista
3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan panjang sejajar
dengan garis Langers
4. Insisi kulit sampai subkutis.
5. Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat
6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa dan sekelilingnya
7. Usahakan agar kista tidak pecah
8. Jika tiap bagian pinggir sudah dapat dibebaskan, klem bagian dasar masa Setelah dasar kista teridentifikasi, klem, jangan sampai tendon terpotong
dengan dua buah klem sejajar
9. Potonglah antara 2 klem
10. Jangan sampai tendon rusak
11. Perdarahan dirawat
12. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
13. Masa dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi.
Ikat bagian dasar dengan PGA, jahit subkutis. Tutup kutis dengan nylon 4-0

Insisi “S” memanjang, dilanjutkan diseksi tumpul dengan klem


Veruca Vulgaris menginfeksi kulit dan permukaan mukosa telah diidentifikasi. Virus papiloma
tidak pernah berkembang secara in vitro tetapi telah ditemukan oleh metode
Ditulis Oleh: kapten
molekuler
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS Genom virus papiloma kurang lebih 8000 pasang dibagi dalam 3 regio fungsional
utama. Kode regio awal/Early (E) untuk 6 gen nonstructural, beberapa di
Definisi antaranya berhubungan dengan transformasi seluler. Kode region akhir/Late (L)
Hiperplasia epitelial jinak yang disebabkan oleh infeksi virus papilloma. Pada untuk 2 protein structural, L1 dan L2 yang membentuk kapsid. Regio kontrol
tahap awal, veruca biasanya bulat, terpisah, warna serupa kulit dan ukuran panjang adalah region noncodingyang mengatur replikasi dan fungsi gen.
pinpoint. Seiring waktu, veruca tumbuh lebih besar, berwarna kekuningan, abu- Virus ini terbagi berdasarkan kesamaan molekuler dari material genetiknya dan
abu kehitaman atau lesi coklat dengan permukaan papillomatosa yang kasar. ditandai dengan nomor genotype.
Veruca menyebar secara kontak langsung maupun tidak langsung. Karena trauma Virus menginfeksi keratinosit basal dari epidermis, melalui disrupsi permukaan
lokal menyebabkan inokulasi dari virus, kebanyakan wart terdapat pada jari-jari kulit dan mukosa. Di tempat ini, virus akan menetap di dalam sel sebagai episom
tangan, tangan dan siku, sepanjang lipatan perionikial atau pada permukaan sirkuler dalam jumlah yang tidak banyak. Ketika sel epidermal berdiferensiasi dan
plantar pedis. Veruca dijumpai pada pasien segala usia tetapi biasanya terjadi bermigrasi ke permukaan, virua akan memperbanyak diri. Proses replikasi virus
selama masa kanak-kanak dan remaja. akan mengubah karakter epidermis menghasilkan keluaran yang dikenal sebagai
Sinonim wart (kutil). Human Papilloma virus dibagi ke dalam tipe kutaneus dan mukosa,
Veruca Vulgaris, Common Warts berdasarkan lokasi klinis dari lesi.
Veruca simplex, Veruca vulgaris. Kebanyakan virus papiloma memiliki predileksi anatomik yang tidak biasa,
Papiloma keratolitik epidermis yang terjadi paling sering pada usia muda sebagai infeksi hanya terjadi pada epidermal seperti mukosa kulit dan mukosa genital.
hasil dari infeksi terlokalisir oleh human papillomavirus, biasanya tipe 2 dan 4; Virus sering memiliki potensi untuk berintegrasi dengan DNA hospes dengan
lesi menetap bervariasi, bahkan dapat mengalami regresi spontan dan bersifat hilangnya fungsi regulasi. Sejumlah genotype virus memiliki potensi untuk
eksofitik dan endofitik dengan hyperkeratosis, parakeratosis, hypergranulosis, mengubah sel dan berhubungan dengan keganasan epidermal. Hal ini melibatkan
koilocytosis, dan papillomatosis wart. interaksi dari protein E6 dan E7 dengan fungsi sel hospes. Mekanisme

Patofisiologi transformasi tidak diketahui, tetapi DNA viral berintegrasi dengan gen sel hospes.
Predileksi
Virus Papiloma adalah virus DNA berantai ganda ukuran kecil (55 nm). Virus
papiloma tersebar luas di dunia hewan dan lebih dari 200 genotipe HPV yang
Presentasi infeksi virus papiloma bervariasi berdasarkan area anatomik yang epidermodysplasia 23, 24, 25, 36, 47,
terlibat. Predileksi dari gen virus untuk menginfeksi epidermal tertentu akan verruciformis 50
menentukan area yang terlibat. Kutil kutaneus atau veruca vulgaris, biasanya
muncul pada kulit berkeratin, pada tempat inokulasi. Lesi ini berbatas tegas, kasar,
papulanodul hyperkeratosis atau plak dengan permukaan ireguler. Muncul paling
sering di tangan, jari, kaki dan lutut. Biasanya asimptomatik, tetapi dapat terasa
nyeri dengan adanya tekanan.
Kutil palmoplantar muncul di permukaan akral kaki dan tangan. Biasanya lebih
tebal yang mempersulit terapi. Kutil datar atau veruca plana, biasanya muncul
sebagai papula kecil multipel. Sering tidak terlihat tetapi dapat menyebabkan
gangguan pigmentasi.

Lesion Location HPV Genotype http://www.dermis.net/dermisroot/en/14024/image.htm

Common wart Mostly hands 2, 4

Plantar wart Bottom of feet 1

Mosaic wart Hands and feet 2

Flat wart Arms, face, knees 3, 10, 28, 41

Butcher wart Hand 7

Extragenital Upper and lower 2, 3, 5, 16, 18, 20, Wart multiple pada tangan.

Bowen disease extremities, head 31, 33, 34, 54, 56, Courtesy of Beth G Goldstein, MD, and Adam O Goldstein, MD.

58, 61, 62, 73 http://www.dermis.net/dermisroot/en/14065/image.htm


Terapi
Macular plaques Light-exposed 5, 8, 9, 12, 14, 15, 1. Tanpa terapi, beberapa warts tidak berbahaya tapi mungkin akan mengganggu
of areas 17, 19, 20, 21, 22, penampilan
2. Beberapa warts menghilang tanpa terapi.
3. Kauter kimiawi
4. Cryosurgery
5. Bedah laser
6. Elektrocauter
7. Pembedahan

Cryosurgery ,penggunaan freezing cold untuk ‘membakar’ jaringan.


Setelah tindakan a dan antiseptik, Gambar Insisi yang akan
dreping, lakukan anestesi dilakukan (elips)

Teknik Operasi
1. Lakukan tindakan aseptik.
2. Tutup dengan duk bolong
3. Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 2% Insisi sesuai dengan gambar Diseksi tajam dengan gunting
4. Pegang ujung masa dengan pinset. sampai subkutis
5. Jika masa kecil (sekitar 1-2 mm), dapat langsung dilakukan kauterisasi.
6. Jika masa kecil akan dilakukan eksisi dengan pisau, eksisi cukup di jaringan
kutis saja, tidak sampai ke subkutis sehingga tidak perlu dilakukan penjahitan.
7. Jika masa besar lakukan insisi elips di dasarnya
8. Lakukan penjahitan langsung kulit jika diperlukan dengan nylon 5-0 atau 6-0.
Setelah insisi selesai Setelah dilakukan jahitan kulit
jahit subkutis dengan nilon 4-0
Skin tag
Ditulis Oleh: kapten
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS

Definisi
Skin tag merupakan pertumbuhan kulit jinak yang terjadi akibat friksi atau
Perhatikan kulit yang bertangkal
gesekan yang berlangsung lama. Skin tag umumnya terjadi pada usia
pertengahan. Tags menempel erat pada kulit luar, dan terdapat tangkai kecil yang
menghubungkan kulit dan benjolan.
Nama lain adalah acrochordons, fibroepitel polip
Klinis
Skin tags sering salah didiagnosis sebagai kutil (warts) karena keduanya
mempunyai warna yang sama dan terletak lebih tinggi dari permukaan kulit
Skin tags disebabkan oleh friksi/gesekan dengan periode waktu yang lama Terdapat dalam jumlah yang banyak.
sedangkan kutil karena infeksi human papiloma virus (HPV).
Etiologi
Oleh karena itu skin tags ditemukan pada area friksi, sedangkan kutil ditemukan
Penyebab pasti skin tag belum diketahui, namun diyakini gesekan kronis menjadi
pada area yang sering terjadi kontak dengan orang lain, sehingga virus dapat
pemicunya. Skin tags biasanya tidak berbahaya, sering timbul karena teriritasi
masuk melalui kulit tersebut. Kutil sering ditemukan di jari-jari tangan,kaki,
baju/perhiasan dan pencukuran atau kebiasaan rutin lainnya yang mengiritasi
sekitar mulut dan genital.Dengan memahami perbedaan antara skin tags dan kutil
kulit. Terbentuknya skin tags berkolerasi dengan usia dan obesitas.
kita dapat melakukan terapi yang benar.
Faktor berikut mungkin berperan:
 Chaffing dan iritasi dari gesekan kulit
 Tingginya kadar faktor pertumbuhan, terutama selama kehamilan atau pada
akromegali (Gigantisme)
 Resistensi insulin (sindroma X)
Skin tags tidak dapat menular karena bukan disebabkan oleh infeksi. Ini berarti
setelah diterapi skin tags akan hilang.
Terapi
1. Kauterisasi
2. Cryosurgery (pembekuan)
3. Ligasi : menghentikan suplai darah
4. Eksisi
Teknik Operasi
1. Lakukan tindakan a dan antiseptik.
2. Tutup dengan duk bolong
3. Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 2%
4. Pegang ujung masa dengan pinset.
5. Jika masa kecil (sekitar 1-2 mm), dapat langsung dilakukan kauterisasi.
6. Jika masa kecil akan dilakukan eksisi dengan pisau, eksisi cukup di jaringan
kutis saja, tidak sampai ke subkutis sehingga tidak perlu dilakukan penjahitan.
7. Jika masa besar lakukan insisi elips di dasarnya
8. Lakukan penjahitan langsung kulit jika diperlukan dengan nylon 5-0 atau 6-0.
Granuloma sistemik. Pada kasus yang jarang, Granuloma annulare mungkin terdapat pada
fasia dan tendon dan dapat menyebabkan sclerosis, lymphedema, dan deformitas
Ditulis Oleh: kapten
seperti ankylosis pada sendi. Granuloma annulare secara epidemiologi
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
berhubungan dengan diabetes melitus, necrobiosis lipoidica diabeticorum, dan
rheumatoid nodul.
Definisi
Granuloma piogenik merupakan tumor vaskular jinak, kebanyakan terjadi di masa
Granuloma merupakan salah satu dari sejumlah bentuk nodul peradangan lokal
kanak-kanak. Lesi mungkin berdarah dan membentuk ulkus.
yang ditemukan pada jaringan.
Sex
Granuloma dapat disebabkan oleh berbagai iritasi biologis, kimia dan fisik pada
Granuloma annulare memiliki sedikit kecenderungan ke arah perempuan.
jaringan.
Pada Granuloma annulare, perempuan sedikit lebih banyak terkena daripada laki-
Granuloma dibedakan menjadi granuloma anulare dan granuloma pyogenik.
laki.
Granuloma annulare mungkin terlokalisir, generalisata, perforantes, atau
Pada Granuloma piogenik, pria-wanita rasio 3:2.
subkutan. Granuloma subkutan annulare biasanya muncul pada anak-anak
tersebar pada kaki, tungkai bawah, jari-jari, tangan, lengan bawah, kulit kepala,
Usia
dan dahi.
Lebih dari dua pertiga pasien dengan penyakit Granuloma annulare mengalami
Granuloma pyogenik adalah kelainan angiogenesis dengan etiologi yang
onset penyakit mulai usia dibawah 30 tahun. Pada pasien anak dengan Granuloma
mendasarinya tidak diketahui. Tempat predileksinya ada di kepala dan leher,
pediatrik annulare, onset usia berkisar 1-14 tahun, dengan rata-rata 4 tahun.
meskipun lesinya dapat muncul pada setiap bagian dari tubuh yang lain.
Klinis
Epidemiologi

Granuloma Annulare
Amerika Serikat
 Anak dengan granuloma annulare biasanya sehat dan memiliki lesi dalam
Granuloma annulare paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
beberapa bulan tanpa ada keluhan lainnya.
Solitary piogenik Granuloma umumnya dan merepresentasikan 0,5% dari seluruh
 Satu atau lebih nodul jaringan lunak yang tidak nyeri tekan pada ekstremitas,
nodul kulit pada anak-anak.
scalp, atau dahi.
 Papula dengan diameter 1-5 mm, berwarna kemerahan atau merah muda
Mortalitas / Morbiditas
terang, dan mulus tidak bersisik.
Granuloma annulare adalah penyakit kosmetik self limited tanpa komplikasi
 Paling sering ditemukan sepanjang aspek ekstensor ekstremitas, dan dengan faktor, tapi tak ada bukti yang mendukung sebagai faktor penyebab primer.
dengan sendi. Pada populasi anak anak yang besar, hanya 7% memiliki riwayat trauma yang
Granuloma Pyogenic mendahului perkembangan suatu lesi.
 Pada pasien dengan dicurigai granuloma piogenik, anamnesis harus berfokus  Granuloma pyogenik telah dilaporkan meningkat dalam port wine stains. Pada
pada onset dan timbulnya gejala ruam. kejadian yang jarang, lesi dihubungkan dengan malignansi.
 Tanyakan pada pasien atau orangtuanya mengenai riwayat trauma, infeksi  Lesi intraoral dapat tampak sangat mirip dengan tampilan pada sarcoma
virus dan bakteri, kehamilan atau infeksi HIV. kaposi intraoral. Lesi ini mungkin berdarah hebat bila dibiopsi; pemeriksaan
 Pasien dan keluarganya harus ditanyakan tentang ruam awal, port wine stain, HIV mungkin menjadi indikasi jika pasien dengan lesi intraoral dengan
dan pengobatan awal. tampilan pyogenik granuloma.
 Ada tidaknya tanda perdarahan atau ulserasi harus dicatat.
Penyebab

Granuloma annulare
 Etiologi granuloma annulare pada anak anak tidak diketahui.
 Tak ada bukti baik yang mendukung bahwa trauma, tuberculosis, infeksi
streptococcus, herpes zoster/varicella, kelainana kolagen vaskuler, atau
diabetes melitus berhubungan dengan granuloma annulare. Juga tidak ada
hubungan dengan vaksinasi BCG; obat-obatan seperti allopurinol, dan
zalcitabine; infeksi virus seperti EBV, HIV, hepatitis C, Parvovirus B19;
Granuloma Anulare pada dorsum manus
autoimun thyroiditis, dan kondisi malignant.
 Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa granuloma annulare adalah penyakit
imunologis dengan tipe delayed hypersensitivity reaction.
Granuloma pyogenic
 Penyebab granuloma piogenik tidak diketahui.
 Faktor resiko yang potensial termasuk kehamilan, pil kontrasepsi, infeksi
bakteri dan virus, arterivena anastomosis mikroskopis, dan angiogenik growth
Granuloma pyogenik Tindakan a dan antiseptic
Granuloma pyogenik
Teknik Operasi
1. Lakukan tindakan a dan antiseptic
2. Tutup daerah operasi dengan duk bolong
3. Tandai batas insisi
4. Lakukan anestesi infiltrasi
5. Lakukan insisi elips sampai subkutis
6. Rawat perdarahan
7. Jahitan subkutis
Dreping dengan duk disposable Insisi sepanjang tepi masa
8. Jahitan kutis dengan nilon 4-0 atau 5-0
9. Kirim masa untuk pemeriksaan patologi anatomis.

Setelah insisi, lanjutkan penjahitan


Tofus Penyebab
Dalam keadaan normal, beberapa asam urat ditemukan dalam darah. Kadar asam
Ditulis Oleh: kapten
urat menjadi sangat tinggi jika ginjal tidak dapat membuangnya melalui air kemih.
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
Tubuh juga bisa menghasilkan sejumlah besar asam urat karena diet tinggi purin
atau kelainan metabolisme asam urat.
Definisi
Beberapa jenis penyakit ginjal dan obat-obatan tertentu mempengaruhi
Tofus (Latin: "batu", jamak tofi) adalah deposit urat monosodium terkristal pada
kemampuan ginjal untuk membuang asam urat.
seseorang dengan hiperuricemia kronis. Pada stadium ini, telah berkembang gejala
Terapi
yang berhubungan dengan atropati kristal yang disebut gout.
Allopurinol merupakan obat yang menghambat pembentukan asam urat di dalam
Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan
tubuh. Obat ini terutama diberikan kepada penderita yang memiliki kadar asam
menyebabkan suatu keadaan yang disebutpodagra; tetapi penyakit ini juga sering
urat yang tinggi dan batu ginjal atau mengalami kerusakan ginjal. Allopurinol bisa
menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan siku.
menyebabkan gangguan pencernaan, timbulnya ruam di kulit, berkurangnya
jumlah sel darah putih dan kerusakan hati.
Sebagian besar tofi di telinga, tangan atau kaki akan mengecil secara perlahan jika
kadar asam urat dalam darah berkurang; tetapi tofi yang sangat besar mungkin
harus diangkat melalui pembedahan.
Orang yang memiliki kadar asam urat yang tinggi tetapi tidak menunjukkan
gejala-gejala pirai, kadang mendapatkan obat untuk menurunkan kadar asam
uratnya.
Indikasi Operatif
1. Mengganggu fungsi dan diperlukan evakuasi dengan cepat

Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian tersebut 2. Kosmetik

lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku Teknik Operasi

pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin 1. Lakukan tindakan aseptik.

lainnya. Sebaliknya, tofus jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul 2. Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 2%

ataupun bahu. 3. Pegang ujung masa dengan pinset.


4. Lakukan insisi tepat diatas tofus
5. Evakuasi masa dengan pinset.
6. Cuci dengan NaCl 0.9 %
7. Jika luka kecil tidak perlu dijahit, cukup rapatkan dengan plester steril.
8. Tutup dengan kasa

Cuci sampai bersih

Insisi tepat diatas masa


Tutup dengan kasa

Evakuasi dengan pinset


Insisi Drainase Abses dari folikulitis. Abses bisa timbul di setiap bagian tubuh dan menyerang berbagai
usia.
Ditulis Oleh: kapten
Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan
abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk
Definisi
melalui proses terjadinya abses tersebut.
Abses adalah pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam jaringan yang
Etiologi
kemudian membentuk rongga yang secara anatomis sebelumnya tidak ada dengan
Penyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang diikuti bakteri
jaringan fibrotik disekitarnya sebagai respon tubuh terhadap adanya infeksi.
pyogenic. (Stapilococcus Spp, Esceriscia coli, Streptokokkus beta haemoliticus
Patofisiologi
Spp, Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria,
Kejadian abses bermula dari trauma mayor ataupun minor yang diikuti masuknya
Achinomicetes) dan juga bakteri yang bersifat obligat anaerob (Bakteriodes sp,
bakteri . Eksudat kemudian terakumulasi, jika tidak segera diekskresikan atau di
cClostridium, peptostreptokokkus,fasobakterium).
absorbsi tubuh, maka akan memicu terbentuknya kapsul fibrous sebagai respon
tubuh untuk melokalisir untuk membatasi penyebaran lebih lanjut.
Infeksi bisa menyebar, baik secara lokal maupun sistemik. Penyebaran infeksi
melalui aliran darah bisa menyebabkan sepsis. Maka dari itu penanganan abses
perlu sesegera mungkin (cito). Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan
akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Kemungkinan terbentuknya abses meningkat pada:
 Adanya kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
 Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
 Individu dengan gangguan sistem kekebalan.
 Individu dengan gangguan vaskular
Sumber: www.drwheatgrass.info/blog/treat_abscess Klinis
Abses bisa terjadi dimanapun di bagian tubuh. Untuk tindakan bedah minor akan Terbentuk indurasi disertai reaksi inflamasi disekitarnya yang lama-kelamaan
dibahas abses di kulit dan subkutis tetapi tidak termasuk abses payudara, abses terbentuk masa kistik dengan temperatur yang lebih hangat dibandingkan jaringan
perianal dan abses paraanal mengingat penanganannya yang spesialistik.
Abses juga bisa terjadi setelah suatu luka ringan, cedera atau sebagai komplikasi
sehat. Pada palpasi akan didapatkan adanya fluktuasi sebagai akibat banyaknya kultur dan resistensi, namun mengingat hasil kultur setidaknya membutuhkan
eksudat yang terbetuk. waktu 3 hari, maka diberikan antibiotik broad spectrum sesuai pola kuman
Gejala sistemik yang terjadi bisa timbul demam yang berulang. Gejalanya bisa penyebab terbanyak dan pola resistensi yang berbeda di setiap daerah.
timbul: Teknik Operasi
 adanya masa 1. Tindakan a dan antiseptik, jika abses setelah pecah, maka mulai painting dari
 nyeri arah luar kedalam (bagian yang kotor diusap terakhir).
 teraba hangat 2. Drepping
 pembengkakan 3. Anestesi dengan chlor ethyl topical(disemprot)
 kemerahan 4. Siapkan kasa dan neerbeken untuk menampung eksudat
Jika masih ragu, lakukan aspirasi dengan spuit berjarum besar di daerah yang 5. Insisi dengan pisau no 11, kemudian lebarkan dengan klem
paling fluktuatif.

6. Tekan sampai pus/eksudat minimal

Sumber gambar www.lib.uiowa.edu/Hardin/md/cdc/staph/mrsa3.hml


Pada pemeriksaan laboratorium bisa menunjukan penigkatan leukosit.
Terapi
Terapi utama adalah drainase sebagai kontrol sumber infeksi (source control).
Drainase dilakukan dengan menginsisi bagian yang paling fluktuatif dan dinding
yang paling tipis. Adakalanya terbetuk septa-septa dalam satu abses sehingga 7. Lakukan debridement jaringan nekrotik dengan kuret atau kasa.
diperlukan multiple insisi. Pemberian antibiotik idealnya adalah sesuai dengan tes 8. Irigasi dengan NaCl 0,9 % sampai jernih
9. Bilas dengan H2O2
10. Cuci dengan antisetik povidon iodine (betadin), chlorhexidin (savlon) dll
11. Jika kemungkinan eksudat masih ada atau diperkirakan masih produktif
sebaiknya dipasang drain (dengan penroos drain atau potongan karet hand
scoon steril)
12. Rawat sebagai luka terbuka (tidak dijahit)
Debridemen Kerugian:
 Tidak secepat debridement surgikal.
Ditulis Oleh: kapten
 Luka harus dimonitor ketat untuk melihat tanda-tanda infeksi.
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
 Dapat menyebabkan pertumbuhan anaerob bila hidrokoloid oklusif
digunakan.
Debridement adalah proses pengangkatan jaringan avital atau jaringan mati dari
suatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam dan
2. Debridement Enzymatik:
dapat kering atau basah.
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk merangsang
Terdapat 4 metode debridement, yaitu autolitik, mekanikal, enzimatik dan
debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis, debridement enzimatik
surgikal. Metode debridement yang dipilih tergantung pada jumlah jaringan
dilakukan setelah debridement surgical atau debridement otolitik dan
nekrotik, luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan penyakit sistemik.
mekanikal. Debridement enzimatik direkomendasikan untuk luka kronis.
1. Debridement Otolitik
Indikasi
Otolisis menggunakan enzim tubuh dan pelembab untuk rehidrasi,
 Untuk luka kronis
melembutkan dan akhirnya melisiskan jaringan nekrotik. Debridement
 Pada luka apapun dengan banyak debris nekrotik.
otolitik bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan. Proses ini
 Pembentukan jaringan parut
juga tidak nyeri bagi pasien. Debridemen otolitik dapat dilakukan dengan
Keuntungan
menggunakan balutan oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan
 Kerjanya cepat
luka kontak dengan jaringan nekrotik. Debridement otolitik dapat dilakukan
 Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang
dengan hidrokoloid, hidrogel atau transparent films.
tepat.
Indikasi
Kerugian:
 Pada luka stadium III atau IV dengan eksudat sedikit sampai sedang.
 Mahal
Keuntungan:
 Penggunaan harus hati-hati hanya pada jaringan nekrotik.
 Sangat selektif, tanpa menyebabkan kerusakan kulit di sekitarnya.
 Memerlukan balutan sekunder
 Prosesnya aman, menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk
 Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
membersihkan luka debris nekrotik .
 Efektif dan mudah
 Sedikit atau tanpa nyeri.
jaringan sehat dan tidak sehat. Debridement mekanikal memerlukan ganti
balutan yang sering.
Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan
untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement
mekanik.Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan.
Indikasi
 Luka dengan debris nekrotik moderat.
Keuntungan:
 Materialnya murah (misalnya tule)
Kerugian:
Aplikasi balutan dengan debridement enzymatic
 Non-selective dan dapat menyebabkan trauma jaringan sehat atau jaringan
penyembuhan
 Lambat
 Nyeri
 Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga penyebaran
melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi. Disinfeksi
tambahan dapat menjadi sitotoksik.

Setelah beberapa hari pemakaian, balutan dibuka 4. Debridement Surgikal


3. Debridement Mekanik Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan
Dilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat pada menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement
luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman. surgikal merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik.
Selama proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada anyaman akan Keuntungan debridement surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya
diangkat. Beberapa dari jaringan tersebut non-viable, sementara beberapa yang bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan cepat mengangkat
lain viable. Debridement ini nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan mati dan dapat mengurangi waktu. Debridement surgikal dapat
dilakukan di tempat tidur pasien atau di dalam ruang operasi setelah
pemberian anestesi.  Efektif
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal), Kerugian :
bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di  Nyeri
insisi tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai  Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar operasi
jaringan tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang sehat Teknik Operasi
dan perdarahan lebih banyak pada jaringan yang dipotong. 7. Tindakan a dan antiseptik
Luas dan radikalitas debridemet dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 8. Anestesi infiltrasi sekitar luka
9. Luka dicuci sampai bersih
10. Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neuro vaskular.
11. Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
12. Ulangi langkah 5 sampai semua/sebagian besar jaringan terbuang. Sampai
jaringan sehat terlihat (sudah ada perdarahan normal)
13. Jika luka tertutup darah, cuci kembali dengan NaCl 0.9 %, lalu kembali
identifikasi jaringan nekrotik.
14. Selanjutnya tergantung tipe luka dapat dijahit primer atau dilakukan
perawatan luka terbuka atau tindakan definitif lainnya.

Indikasi
 Luka dengan jaringan nekrotik yang luas
 Jaringan terinfeksi.
Keuntungan:
 Cepat dan selektif
Luka Gigitan dibawah ini:

Ditulis Oleh: kapten


Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS

Luka gigita yang paling sering dijumpai diantaranya


1. Ular (vulnus morsum serpentis)
2. Anjing (vulnus morsum canis)
3. Kucing (vulnus morsum felis )
4. Monyet (vulnus morsum macacus)
5. Manusia (vulnus morsum sapiens)
6. Kalajengking (vulnus morsum)
Penanganan luka gigitan ular
Perhatikan perbedaan morfologi kemungkinan ular berbisa atau tidak pada gambar

Tingkatan berat ringannya gigitan ular dibagi menjadi 5 tingkatan sesuai dengan
keadaan klinis yaitu:

Grade Tanda dan gejala

0: Tanpaenvenomation Satu atau lebih luka gigitan, nyeri


minimal, edema di sekitarnya < 1
inci dan eritema pada 12 jam, tidak
ada keterlibatan sistemik

I: Envenomasi minimal Tanda luka gigitan, nyeri moderate


sampai berat, edema di sekitar 1 - 5
inci dan eritema dalamn 12 jam
pertama setelah gigitan, tidak ada
keterlibatan sistemik. sampai pengisapan bisa ular dapat dilakukan. Torniket dilepas setelah terapi
definitive dilakukan dan pasien tidak dalam keadaan syok.
II: Envenomasi Tanda luka gigitan, nyeri berat, ang Tindakan yang dilakukan adalah:
moderate marks; severe pain; edema di sekitar 1. Primary survey (ABCD)
6 – 12 inci dan eritema dalam 12 2. Pasang torniquet
jam setelah gigitan, kemungkinan 3. Insisi silang ditempat gigitan
keterlibatan sistemik termasuk 4. Isap (jangan dihisap dengan mulut, usahakan dengan vacuum, atau suction
nausea, vomitus, pusing, syok atau atau spuit)
gejal neurotoksik 5. Cuci luka dengan diguyur NaCl 0,9 % sebanyak-banyaknya, dilanjutkan
dengan H2O2 kemudian povidon iodine dan terakhir dengan NaCl 0.9 %
III: Envenomasi berat Tanda luka gigitan, nyeri berat,
edema di sekitarnya lebih dari 12 6. Pemberian serum anti bisa ular.
7. Antibiotik profilaksis
inci dan eritema biasanya ada dan
8. Anti tetanus (penggunaan tetanus toksoid dan atau anti tetanus serum
termasuk petekie generalisata dan
ekimosis. tergantung status imunisasinya)
9. Analgetik.
IV: Envenomasi sangat Keterlibatan sistemik selalu ada dan 10. Pemeriksaan darah lengkap dan urin.
berat gejal dapat termasuk gagal ginjal, Insisi dan pengisapan bisa ular selama 30 menit dapat bermanfaat bila dilakukan
sedikit hematuri, koma dan 30 menit setelah digigit ular. Insisi dilakukan longitudinal dan tidak cruciate.
kematian, edema local dapat meluas Ketika dua tanda gigitan ular terlihat, kedalaman injeksi venom kira-kira 2/3 jarak
melebihi ekstremitas yang terlibat antara tanda gigitan ular. Gigitan yang berat dapat menyebabkan masuknya venin
pada sisi tubuh ipsilateral. ke fascia dan explorasi surgical perlu dilakukan. Insisi yang dibuat proksimal
Pemasangan torniket dan insisi dan pengisapan tepat dikerjakanan dalam 1 jam terhadap gigitan merupakan kontraindikasi.
pertama gigitan ular. Ular memasukkan venom ke dalam jaringan subkutan yang Rata-rata gigitan ular tidak memerlukan eksisi surgical. Prosedur ini dilakukan
akan diabsorbsi oleh kapiler dan limfatik. Torniket dipasang longgar hanya untuk pada envenomasi berat. Terlihat bahwa eksisi luas dari seluruh area di sekitar
menghambat aliran vena dan limfatik. Torniket jangan dilepas selama 30 menit gigitan ular dalam 1 jam pertama sejak waktu injeksi dapat menghilangkan
seluruh venom. Eksisi luka gigitan termasuk kulit dan jaringan subkutis, perlu
dipertimbangkan pada luka gigitan berat dan pada pasien yang diketahui alergi Narkotik tidak perlu digunakan karena dapat memperberat efek neurotoksik dari
terhadap serum kuda yang dapat dilihat dalam 1 jam setelah gigitan. Kebanyakan venom. Antivenin yang berasal dari kambing tersedia tetapi hanya di wilayah
fatalitas gigitan ular terjada selama 6 -48 jam setelah gigitan ular. Arizona.
Terapi paling penting untuk gigitan ular adalah antivenin. Gigitan Anjing, Kucing, Tikus dan Kera
Sengatan kalajengking Gigitan hewan dappat menjadikan saranan penularan virus rabies. Tidak hanya
Dari beberapa spesies kalajengking di AS, hanya satu, Centruroides anjing, kera, tikus dan kelincipun dapat menjadi penular virus ini. Penyakit yang
exilicauda atau bark scorpion, yang bermakna secara medis. Hewan ini ditimbulkan adalah rabies.
ditemukan terutama di gurun pasir barat daya. Memiliki panjang 1 0- 7 cm, Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang
berwarna coklat kekuning-kuningan dan memiliki pita vertical pada punggungnya. terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia
Tonjolan pada dasar organ penyengat membedakan bark scorpion dari spesies melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Virus akan masuk melalui saraf-saraf
lain. Venom bersifat neurotoksik dan menyebabkan pelepasan neurotransmitter menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka
dari system saraf otonom dan kelenjar adrenal. Venom ini juga menyebabkan berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar
depolarisasi sistem neuromuskuler. liur dan masuk ke dalam air liur.
Sengatan menyebabkan rasa nyeri dengan bebebapa gejala local lain. Hiperestesia Banyak hewan yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering
menetap pada tempat sengatan sehingga menghasilkan nyeri. Tap test memperkuat menjadi sumber dari rabies adalah anjing; hewan lainnya yang juga bisa menjadi
diagnosis.Gejala lain yang menunjukkan sifat neurotoksik venom dan termasuk sumber penularan rabies adalah kucing, kelelawar, rakun, sigung, dan rubah.
ansietas, penglihatan kabur atau kebutaan temporer, pergerakan mata patologis, Rabies pada anjing masih sering ditemukan di Amerika Latin, Afrika, dan Asia,
dispnea, wheezing, disfagia, miksi dan defekasi involunter dan opstotonus. karena tidak semua hewan peliharaan mendapatkan vaksinasi untuk penyakit ini.
Kontraksi muskuler somatic mirip kejang, hipertensi, supraventricular Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau rabies jinak. Pada rabies
tachyarrhythmias dan demam dapat terlihat. buas, hewan yang terkena tampak gelisah dan ganas, kemudian menjadi lumpuh
Pada dewasa, sengatan dapat diterapi baik dengan kompres dingin.Sebaliknya, dan mati. Pada rabies jinak, sejak awal telah terjadi kelumpuhan lokal atau
bayi dan anak kecil dapat meninggal karena venom kalajengking. Anak kecil kelumpuhan total.
dengan tanda envenomasi harus dirawat di rumah skit dan dimonitor. Tidak ada 1. Tindakan terpenting adalah pembersihan luka
tes diagnosis spesifik yang dapat dilakukan. Terapi meliputi penanganan jalan 2. Jika penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin
nafas dari sekresi yang berlebihan, sedasi dan terapi aritmia dan hipertensi bila rabies diberikan suntikan immunoglobulin rabies, dimana separuh dari
diperlukan. 100 Calcium gluconate dapat digunakan untuk terapi spasme otot. dosisnya disuntikkan di tempat gigitan.
3. Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies
diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.
Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka resiko menderita rabies akan
berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin
(pada hari 0 dan 2).
Vena Seksi
Ditulis Oleh: kapten
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS

Definisi
Tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan akses vena dengan cara
pembedahan yang dilakukan jika akses vena perifer sulit karena kollaps pembuluh
darah perifer (misalnya karena syok, dehidrasi) atau karena thrombosis vena
perifer setelah penusukan berulang atau diperlukan akses yang lebih besar
daripada vena perifer
Vena seksi juga dilakukan bila vena punksi sulit dilakukan misalnya pada orang
Dikutip dari Moore – Clinically Oriented Anatomy, 5th edition 2006
gemuk, bayi, atau bila semua tempat telah habis terpakai vena punksi.
2. Tempat kedua adalah vena basilica, berlokasi ± 2.5 cm lateral dari epicondylus
Kegunaan
medialis humeri atau 2-3 cm diatas dan medial dari epicondylus lateralis di
Sebagai akses intra vena, misalnya
lipatan fleksi siku.
1. Tranfusi
2. Infus
3. Nutrisi parenteral
4. Terapi parenteral
5. Diagnostik
Anatomis untuk vena seksi
1. Tempat utama untuk vena seksi perifer adalah vena saphena magna di
pergelangan kaki, yang berlokasi ± 2 cm di depan dan diatas malleolus
medialis.
6. Dilakukan diseksi tumpul dengan menggunakan klem pean bengkok.
7. Identifikasi vena saphena magna
8. Vena dibebaskan dengan jaringan sekitarnya dengan klem sampai sekitar 3 cm
(vena “telanjang”).
9. Luksir vena dari dasarnya dengan klem, kembali bebaskan dasar sepanjang 3
cm.
10. Masukan klem kebawah vena dan pasang benang silk 3-0 di distal dan
proksimal.
11. Daerah vena yang distal diikat dengan silk 3-0, sisakan benang sampai
panjang.
12. Vena sedikit ditarik, lalu dibuat incisi pada aspek anterior dengan bisturi no
11.
Dikutip dari Moore – Clinically Oriented Anatomy, 5th edition 2006 13. Masukan venocath dengan bantuan pinset 3-5 cm.
Alat-alat
Alat dan bahan yang perlu disediakan sama dengan tindakan bedah minor lainnya, 14. Aspirasi dari ujung venocath untuk meyakinkan tidak ada tahanan dan
tambahannya adalah venocath (selang kateter vena) atau abbocath (needle vein sekaligus menarik agar tidak ada udara dalam venocath.
catheter) yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran vena.
15. Masukan cairan infus melalui canul di ujung venocath.
16. Jika lancar, ikatkan benang dibagian proksimal untuk memfiksasi venocath,
Teknik Operasi
hati-hati jangan terlalu kuat hingga lumen venocath tertutup.
17. Luka dijahit dengan silk 3-0.
Jika menggunakan selang venocath
18. Fiksasi venocath dengan plester dibeberapa tempat.
1. Pasien dalam posisi terlentang, kalo anak2 harus dipegang
19. Tutup luka dengan hypafix atau dermafilm.
2. A dan antiseptik
Jika menggunakan
3. Identifikasi lokasi vena saphen magna pada mata kaki. Vena berlokasi pada
Abbocath (needle venocath)
titik 2cm anterior dan superior dari malleolus medialis.
1. Setelah tindakan ke 11, angkat tepi insisi inferior dengan pinset.
4. Lidocaine 1% diinfiltrasikan pada kulit pada area seluas 1 inchi sekitar vena
2. Tusukan abbocath ke kulit 0.5 – 1 cm inferior tepi insisi (jangan sampai vena
yang diincar.
tertusuk) sampai ujungnya keluar dan terlihat diatas vena.
5. Incisi kulit transverse 1,5-2cm sampai subkutis.
3. Angkat benang bagian atas, identifikasi kembali vena dan tusukan abbocath
sampai masuk lumen.
4. Tarik ujung jarum agar tidak melukai dinding vena, sambil venocath didorong.
5. Perhatikan aliran vena pada abbocath
6. Pasang selang infuse, yakinkan cairan dapat mengalir dengan lancar.
7. Ikat benang di bag proksimal, hati-hati jangan terlalu kencang agar lumen
abbocath tidak tertutup.
Kontrol proksimal dan distal dengan silk 2-0
8. Jahit luka insisi.
9. Fiksasi abbocat dengan jahitan ke kulit di ujung canulnya.
10. Balut luka dengan dermafilm atau kassa dan hypafix.
Harap diperhatikan bahwa jika abbocath melekuk apalagi terlipat maka lumennya
akan menyempit bahkan tertutup. Hati-hati selama melakukan manuver-manuver
agar abbocat tidak melekuk/bengkok.

Insersi vecocath setelah vena diinsisi, bag proksimal dan distal diikat

Cutis, subcutis dibuka, diseksi secara tumpul, vena diidentifikasi

Insersi Abbocath setelah menusuk kulit dahulu

Komplikasi
1. Tromboflebitis dapat mulai dalam 24 jam
2. Robekan syaraf dan atau arteri
3. Hematom
4. Selulitis
Pasca Bedah
1. Dilakukan desinfeksi kulit sekali lagi dengan teliti, bila perlu diberi salep
antibiotik pada luka insisi.
2. Difiksasi dengan bidai/spalk.
3. Dilakukan ganti verban setiap hari dengan tindakan asepsis .
Kateterisasi Urethra contoh Robinson kateter Nelaton kateter Coude Catheter; kateter dengan ujung
lengkung dan ramping contoh : Kateter Tiemann), ukuran, bahan(stainless,
Ditulis Oleh: kapten
lateks/karet, silicon), sifat pemakaian(self retaining kateter; dipakai menetap
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
misalnya Kateter Molecot dan Kateter Foleey) , jumlah percabangan( 2 cabang,
Definisi
tiga cabang).
Suatu tindakan untuk mengalirkan urin melalui selang kateter yang dimasukkan
Ukuran kateter menggunakan skala Cheriere’s (Franch) yang besarnya 1 ch atau
melalui uretra.
Fr = 0,33 mm atau 1 mm sama dengan 3 Fr. Sebagai contoh, jika ukuran kateter
Indikasi
18 Fr berarti diameter luar dari kateter adalah 6mm.
Diagnostik
1. Mengambil sample urin untuk kultur urin
2. Mengukur residu urin
3. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
4. Urodinamik
5. Monitor produksi urin (untuk menilai hidrasi, fungsi ginjal, respon terapi,
balance cairan dll).
6. Mengukur tekanan intra abdomen secara tidak langsung (indirect)
Terapi
Alat dan Bahan
1. Semua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing
Alat-alat yang dibutuhkan
(retensi urine )
1. Xilocain jelly
2. Diversi urine
2. Kasa steril
3. Sebagai splin
3. Sarung tangan steril
4. Sebagai bagian dari persiapan pra operasi dan penatalaksanaan post operasi
4. Larutan antiseptik
Kontra indikasi
5. Kateter sesuai ukuran
Ruptur urethra, biasanya ditandai dengan adanya meatal bleeding dan floating
6. Urine bag
prostat pada pemeriksaan colok dubur.
7. Spuit 10 ml
Jenis Kateter Urethra
8. Aquabides untuk balon kateter
Kateter dapat dibedakan berdasarkan bentuk (Straight; lurus tanpa ada cabang
9. Duk bolong steril
10. Bengkok / nierbecken
11. Pinset anatomis steril
12. Plester
Tehnik Operasi
1. Posisi pasien telentang
2. Operator sebelah kiri pasien 7. Kateter yang diolesi jelly steril dimasukkan ke dalam urethra. Pada penderita
3. Desinfeksi lapangan tindakan dengan larutan antiseptik.
pria, kateter dimasukkan dengan gentel sampai urin mengalir
4. Pasang duk bolong

8. Catat jumlah dan warna urin


5. Pegang dan tarik penis dengan kasa steril pakai tangan kiri 9. Balon dikembangkan dengan aquabides sebanyak 5-10 ml.
10. Bila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan urine bag dan
dipertahankan sebagai sistem tertutup.

6. Masukan jelly xylocaine 2-4% dengan spuit 20cc ke MUE

11. Kateter difiksasi dengan plester pada kulit paha proksimal atau di daerah
inguinal dan diusahakan agar penis mengarah ke lateral, hal ini untuk
mencegah nekrosis akibat tekanan pada bagian ventral urethra di daerah
penoskrotal

Teknik memasang kateter pada perempuan hampir sama, yang perlu diperhatikan
adalah identifikasi MUE

dengan cara melebarkan labia mayora. MUE terletak dibawah klitoris dan diatas
vagina.
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah urethritis, ruptur urehtra, perdarahan dan striktur
urethra.
Perawatan Pasca Kateterisasi
 Minum banyak untuk menjamin diuresis(jika tidak puasa)
 Membersihkan ujung urethra dari sekret dan darah yang mengering agar
pengaliran sekrit urethra tetap terjamin
 Mengusahakan kantong penampung urin tidak melampaui ketinggian buli-buli
agar urin tidak mengalir kembali kedalamnya.
Follow-up
Mengganti kateter nelaton tiap 1- 2 minggu atau kateter silikon tiap 6-8 minggu
bila memang masih diperlukan, untuk mencegah infeksi
Luka Bakar
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, akibat cedera termis sistemik
Ditulis Oleh: kapten
dan gangguan perfusi oksigen
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
Definisi
2. Fase subakut
Kerusakan/kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas, dapat berupa
api, air panas, bahan kimia, listrik/petir, radiasi
Masalah kehilangan jaringan yang menyebabkan reaksi inflamasi,
Kriteria diagnosis
meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, hipermetabolisme dan masalah
Adanya riwayat trauma termal, pada bagian tubuh tertentu, dapat disertai trauma
penutupan luka.
inhalasi ataupun trauma penyerta lainnya, maka perlu diperiksa kemungkinan
cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain. 3. Fase lanjut
Perubahan Fisiologi
Perubahan mikrosirkulasi yang terjadi diantaranya vasodilatasi arteriol. Timbul Masalah jaringan parut hipertrofik dan kontraktur sebagai penyulit .
mediator endogen meningkatkan permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema
dan hipoproteinemia. Hipoproteinemia menyebabkan berpindahnya cairan dari Zona kerusakan jaringan
intravaskuler ke interstisial. Permasalahan awal yang serius dan harus cepat 1. Zona Koagulasi/Nekrosis
didiagnosis adalah adanya cedera inhalasi. Cedera ini merupakan gangguan Adalah daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) karena
mukosa saluran nafas akibat paparan atau kontak dengan sumber termis, luka bakar, disebut juga zona nekrosis.
umumnya disebabkan oleh api, terperangkap di ruang tertutup,atau terpapar zat 2. Zona Statis
kimia. Ciri yang harus dilihat adalah adanya bulu hidung yang terbakar atau Adalah daerah yang langsung berada di luar zona koagulasi. Di daerah ini
adanya jelaga di hidung. terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit dan leukosit sehingga
Kulit yang terbakar mengakibatkan barrier terhadap mikroorganisme berkurang, terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena) diikuti perubahan permeabilitas
regulasi suhu tubuh terganggu dan dapat terjadi eksudasi cairan. kapiler dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung 12-24 jam pasca
Fase Luka Bakar cedera.
1. Fase awal/akut/syok  Zona Hiperemi
Daerah diluar zona stasis yang ikut mengalami reaksi vasodilatasi tanpa
banyak melibatkan reaksi seluler. Dapat mengalami penyembuhan spontan
atau berubah menjadi zona statis bila terapi tidak adekuat. penggunaan detektor asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok,
penyalahgunaan penggunaan cairan yang mudah terbakar, tabrakan kendaraan
bermotor dan kain terbakar oleh kompor atau pemanas ruangan juga
bertanggung jawab terhadap luka terbakar.
3. Flash Burns
Flash burns adalah berikutnya yang paling sering. Ledakan gas alam, propan,
butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah terbakar lain seperti aliran
listrik menyebabkan panas untuk periode waktu. Flash burns memiliki
distribusi di semua kulit yang terekspos dengan area paling dalam pada sisi
yang terkena.
4. Contact Burns
Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas, plastik, gelas atau
bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang menyentuh atau jatuh dengan
tangan menyentuh setrika, oven dan bara kayu menyebabkan luka bakar yang
dalam pada telapak tangan.
5. Chemical Burn
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat asam kuat
atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri yang memakai
Penyebab Luka Bakar bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau produksinya.
1. Scald Burns Penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang terjadi. Irigasi
Luka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas, merupakan dengan NS (NaCl 0.9%) atau akuabides atau cairan netral lainnya adalah
kebanyakan penyebab luka bakar pada masyarakat. Air pada suhu 60°C pertolongan terbaik, tidak dengan cara menetralisirnya.
menyebabkan luka bakar parsial atau dalam dengan waktu hanya dalam 3 6. Electrical Burn
detik. Pada 69°C, luka bakar yang sama terjadi dalam 1 detik. Sel yang teraliri listrik akan mengalami kematian yang bisa menjalar dari
2. Flame Burns sejak arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka masuk adalah
Luka terbakar adalah mekanisme kedua tersering dari injuri termal. Meskipun tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah tempat keluarnya
kejadian injuri disebabkan oleh kebakaran rumah telah menurun seiring
arus dari tubuh menuju bumi/ground. Sulit secara fisik menentukan berat Prognosis dan penanganan ditentukan oleh dalam dan luas permukaan yang
ringannnya kerusakan yang terjadi terkena, juga oleh letak luka yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita.
mengingat perlu banyak pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya untuk Daerah perineum, ketiak, leher dan tangan sulit perawatannya antara lain karena
mengevaluasi keadaan penderita. Gangguan jantung, ginjal, kerusakan otot mudah mengalami kontraktur. Karena bayi dan orang lanjut usia daya
sangat mungkin terjadi. Besarnya luka masuk atau luka keluar tidak kompensasinya lebih rendah, maka prognosisnya lebih buruk.
berhubungan dengan kerusakan jaringan sepanjang aliran luka masuk sampai
keluar. Maka dari itu setiap luka bakar listrik dikelompokan pada derajat III
7. Frost Bite
Adalah luka akibat suhu yang terlalu dingin. Pembuluh darah perifer
mengalami vasokonstriksi hebat, terutama di ujung-ujung jari, hidung dan
telinga. Fase selanjutnya akan terjadi nekrosis dan kerusakan yang permanen.
Untuk tindakan pertama adalah sesegera mungkin menghangatkan bagian
tubuh tersebut dengan pemanas dan gerakan-gerakan untuk memperlancar
sirkulasi.
Luas Luka Bakar
Banyak metoda perhitungan luka bakar, dari yang sederhana seperti rule of thumb,
yaitu luas dihitung 1% setiap ukuran sebesar telapak tangan penderita.
Luas luka bakar dinyatakan dalam % terhadap luas seluruh tubuh. Pada dewasa
digunakan rumus 9. yaitu, luas kepala dan leher, dada, punggung, perut, pinggang
dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9 %. Sisanya 1
persen ada daerah genital. Pada bayi digunakan rumus 10 , sedangkan pada anak
digunakan rumus 10-15-20.
Untuk anak: kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing
20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas bawah Derajat Luka Bakar

kanan dan kiri masing-masing 15%. Dikelompokan beradasarkan kedalaman kerusakan yang terjadi. Klasifikasi
tradisional mengenal luka bakar derajat I, II, dan III, sedangkan sekarang
digolongkan menjadi
1. Superficial thickness (grd I)
2. Partial thickness superficial (grd IIa)
3. Partial thickness deep (grd II b)
4. Full thickness (grd III)
Klasifikasi dan temuan klinis

I II III
Derajat

Bagian Kulit Epidermis Epidermis Epidermis,


yang Rusak dan sebagian dermis, dan
dermis lapisan di
bawahnya

Bula - + -

Dasar Hiperemis Merah/pucat Putih/pucat

Eskar - - +

Nyeri +, karena + -
ujung saraf
tidak
terganggu

Berdasarkan berat ringannya luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar
menurut American Burn Association:
1. Luka bakar berat/ kritis (major burn)
1. Derajat II-III > 20% pada pasien berusia < 10 tahun atau diatas 50 thn. dan pasca pemasangan CVP
2. Derajat II- III > 25 % pada kelompok usia selain yang disebutkan pada Pemeriksaan kultur dan resistensi tes
butir pertama Penatalaksanaan
3. Luka bakar pada muka, telinga tangan, kaki dan perineum
4. Adanya cedera pada jalan napas tanpa memperhitungkan luas luka bakar. Pre-hospital
5. Luka bakar listrik tegangan tinggi 1. Sedapat mungkin penanganan ABC (sesuai ATLS)
6. Disertai trauma lainnya 2. Jauhkan dari sumber luka bakar
7. Pasien-pasien dengan resiko tinggi 3. Ingatkan pada orang yang terbakar jangan lari atau berdiri karena api akan
lebih besar
2. Luka bakar sedang/moderate 4. Padamkan api dengan disiram air, tutup kain basah atau berguling
1. Luka bakar dengan luas 15-25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat 5. Bilas dengan air jika luka bakar kimiawi, jangan dengan anti karena akan
III kurang dari 10 %. timbul reaksi → panas
2. Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia kurang 10 thn atau dewasa 6. Trauma listrik → putuskan aliran
lebih dari 40 thn, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %. 7. Pada keracunan CO biasanya karena terjebak dalam ruangan tertutup, timbul
3. Luka bakar dengan derajat III kurang dari 10 % pada anak maupun dewasa gejala seperti pusing, sakit kepala dan muntah-muntah, terapi dengan oksigen
yang tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum. murni
3. Luka bakar ringan 8. Lepaskan pakaian dan perhiasan
1. Luka bakar dengan luas kurang dari 15 % pada orang dewasa. 9. Early cooling, siram air
2. Luka bakar dengan luas kurang dari 10 % pada anak-anak 10. Jangan es/ice-pack !
3. Luka bakar dengan luas kurang dari 2 % pada segala usia yang tidak 11. Luka bakar kimia : irigasi sebanyak-banyaknya, jangan netralisir.
mengenai muka, tangan, kaki, perineum. 12. Luka bakar listrik : padamkan sumber, gunakan non-conducting.
Pemeriksaan penunjang Penanganan di Emergensi
Pemeriksaan laboratorium darah yaitu darah rutin, ureum kreatinin, elektrolit, Tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma
GDS dan analisa gas darah merupakan data dasar untuk menilai dan diagnosis Life Support). Penanganan:
awal keadaan penderita. 1. Bebaskan jalan nafas, perhatikan kemungkinan udem laring.
Pada pemeriksaan radiologi foto thoraks, apabila dicurigai adanya trauma inhalasi, 2. Oksigen lembab 5 liter/mnt
3. Resusitasi cairan sesuai formula Baxter-Parkland, 5. Debridement ulang, escarotomi/escarectomy
4. Monitoring tanda-tanda vital, diuresis dari waktu ke waktu 6. Penutupan defek dengan STSG/FTSG
5. Pemasangan CVP bila luas luka bakar ≥ 40 %, dengan nilai normal pada fase 7. Fisioterapi
akut adalah 0 – 2 cmH20 Resusitasi Cairan
6. NGT apabila diperlukan, Formula resusitasi cairan bukan suatu patokan mutlak monitoring klinis dari
7. Kateter untuk monitoring diuresis waktu ke waktu lebih penting.
8. Antitetanus profilaksis 1. Formula Evans-Brooke
9. Antibiotik spektrum luas
10. Analgetik, bila perlu golongan narkotik dengan pengawasan ketat 1(0,5) ml/kgBB/%LB darah (koloid)
11. Debridement dalam narkose bila keadaan umum pasien sudah stabil. Tindakan 1 (1,5) ml/kgBB/%LB saline(elektrolit)
debridemen dapat diulangi sesuai kondisi pasien 2000 ml glukosa
12. Penutupan defek dengan skin grafting Monitoring : diuresis (>50 (30-50) ml/jam)
13. Perawatan luka dengan antibiotik topikal (silversulfadiazine, MEBO,dll) CVP (>+2)
Indikasi rawat : Hb – Ht
1. Derajat 2 > 15% pada dewasa, > 10% pada anak
2. Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum, atau persendian 2. Formula Baxter (Parkland)
3. Derajat 3 > 2% dewasa, setiap derajat 3 pada anak berapapun luasnya
4. Disertai trauma jalan nafas, luka listrik dan komplikasi lain 4 ml/kgBB/%LB ringer lactate/asetat
Perawatan RS Monitoring :
Apabila termasuk kriteria luka bakar sedang dan berat (sesuai American Burn diuresis 50 – 100 ml/jam,
Association) maka pasien dirawat : CVP (>+2 ),
1. Di burn unit bila tersedia Hb-Ht
2. Rawat inap biasa/isolasi bila burn unit tidak tersedia 50 % diberikan pada 8 jam pertama
3. Dirawat di ICU sampai kondisinya stabil. Kemudian dapat dipindahkan ke 50 % sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya
burn unit bila tersedia. Waktu dihitung sejak kejadian, bukan saat mulai pemberian cairan.
Debridement
4. Tindakan definitif berupa
Indikasi
Debridement luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya luka
bakar deep-dermal dan subdermal. Luka bakar yang dalam ini ditandai dengan
permukaan yang keputihan, merah, kecoklatan, kuning atau bahkan kehitaman dan
tidak adanya capillary refill ataupun sensibilitas kulit.

Kontraindikasi Operasi
 Kondisi fisik yang tidak memungkinkan
 Gangguan pada proses pembekuan darah
 Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka (raw
surface) yang timbul.1
Tehnik Operasi
1. Informed consent
2. Posisi terlentang dalam narkosa umum
3. Cuci luka dengan Normal Saline (NaCl 0.9 %) sambil dilakukan nekrotomi &
bullektomi hingga bersih (debridement)
4. Keringkan dengan kasa steril
5. Oleskan Silver Sulfadiazin (SSD)/ Dermazin/ Burnazin
6. Bebat dengan kassa lembab diseluruh area luka bakar
7. Dapat juga dilakukan perawatan luka terbukan dengan MEBO (moist exposure
burn ointment - berupa salep)
Perawatan pasca debridement
Balutan awal harus dipertahankan selama 3-7 hari, kecuali timbul rasa sakit,
berbau, basah dan komplikasi lain yang dapat muncul. Ketika melepaskan
balutan, perlengketan diatasi dengan normal saline untuk mengurangi
perlengketan. Apabila terdapat hematoma atau seroma pada saat ganti balutan,
atasi dengan membuat insisi kecil pada daerah yang paling menonjol dan
keluarkan isinya.1
Medikamentosa menit). Daya anestesinya pun lebih kuat jika dibandingkan dengan prokain dan
jarang menimbulkan reaksi alergi.
Ditulis Oleh: kapten
Konsentrasi yang sering digunakan adalah lidokain HCl 2%. Menurut hasil
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
penelitian beberapa ahli bahwa pada pemakaian anestesi lokal secara infiltrasi
Obat-obat anestesi lokal
tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pemakaian lidocain HCl 0,5%
Obat-obatan anestesi lokal yang digunakan secara garis besar dibagi menjadi 2
dan 2% terhadap derajat anestesi yang ditimbulkannya. Bahkan dengan
golongan, yaitu golongan aminoester dan amino amida.
menggunakan lidocain HCl 0,5% secara bermakna akan mengurangi risiko
Golongan amino ester adalah:
timbulnya intoksikasi obat. Sediaan yang ada di pasaran lidocain HCl dengan
1. Benzokain ( ethyl 4-aminobenzoate)
konsentrasi 2% dikemas dalam flacon dan ampul. Untuk mendapatkan konsentrasi
2. Prokain/novokain (2-diethylamino ethyl 4-aminobenzoat)
yang lebih rendah kita harus mencampurnya dengan aqua bidestilata.
3. Tetrakain (-dimethyl amino ethyl 4 buthyl aminobenzoate)
Untuk mendapatkan hasil optimal antara onset yang cepat dan durasi yang lama,
4. Kloroprokain/nesakain (2-diethylamino ethyl 4-amino 2- chlorobenzoat)
dapat digunakan campuran obat anestesi antara lidocain (onset cepat) dan
5. Kokain
bupivacaine (durasi lama) dengan perbandingan 1 :1.
Golongan amino amida adalah:
Reaksi toksis dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk ke
1. Lidokain/xylocain/lignokain (2-diethyl aminoacetat-2,6xylidine)
pembuluh darah atau dosis yang terlalu tinggi. Gejala yang timbul akibat toksisitas
2. Prilokaine/citanest (propylamino-2propionotoluidine)
adalah:
3. Bupivacaine marcaine (1-buthyl-2,6-hexahydropicolixylidide)
1. Terhadap SSP : gelisah, nyeri kepala, pusing, dan penglihatan kabur
4. Etidokain/duranest(2-N-Ethylpropylamino-2’6’butyroxylidide)
2. Terhadap Respirasi : nafas cepat dan dangkan kemudian tak teratur sampai apneu
Kecuali kokain, semua anestesi lokal bersifat vasodilator sehingga zat anestesi
3. Terhadap sistem kardiovaskular : hipotensi dan bradikardi
cepat diserap yang akan meninggikan toksisitas dan memperpendek masa kerja
obatnya (duration of action). Untuk memperpanjang kerja obat dan menurunkan
toksisitasnya biasanya ditambahkan vasokonstriktor, misalnya dengan
Amoksisilin
Nama Dagang
menambahkan adrenalin dengan konsentrasi 1:100.000 atau 1:500.000. Tetapi
Abdimox,Aclam, Amobiotic, Amocomb, Amosine, Amoxan, Amoxil, Amoxillin,
pada khitanan atau pada organ end arteri lainnya, penggunaan vasokonstriktor Ancla, Arcamox, Athimox, Auspilin dll.
tidak dibenarkan.
Obat anestesi yang sering digunakan pada bedah minor adalah lidocain karena
mempunyai masa kerja yang lama (DOA 60-90 menit) dan awitan yang cepat (3-5
Indikasi Metronidazol
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Nama Dagang
gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Corsagyl, Elyzol, Fladex, Flagyl, Fortagyl, Gravazol, Mebazid, Metrofusin dll.
Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang Indikasi
disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci, Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa,
nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian, eradikasi Helicobacter pylori; infeksi kulit.
aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi streprococcus dan staphilococcal. Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800
Dosis Oral : mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg
Umum: Anak < 3 bulan: 20-30 mg/kgBB/hari terpisah setiap 12 jam. Anak >3 setiap 8 jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam
bulan dan <40kg; dosis antara 20-50 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 8-12 jam. selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun
Khusus: Infeksi hidung,tenggorokan,telinga,saluran kemih dan kulit: ringan 125 mg, 1 – 5 tahun 250 mg, 5 – 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis
sampai sedang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 20 mg/kg/hari setiap 8 dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500
jam.Gawat: 45 mg/kg/hari setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam. mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam.
DOSIS DEWASA: Kontraindikasi
Umum: Rentang dosis antara 250 – 500 mg setiap 8 jam atau 500 – 875 mg dua Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen
kali sehari. yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama – didapatkan efek
Antibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time dependent sehingga untuk karsinogenik pada tikus)
menjaga konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka Efek Samping
obat diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran
diberikan bersamaan dengan makanan. pencernaan; rash; mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin
berwarna gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan
Kontraindikasi anafilaksis; juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice,
Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif
atau komponen lain dalam obat.
dan jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form anak; eksaserbasi akut pada bronchitis kronis pasien dewasa yang disebabkan oleh
seizure dan leukopenia. bakteri yang sensistif seperti H.influenzae,atau S.pneumoniae; pencegahan dan
Pengaruh pengobatan Pneumocitis carinii pneumoniae (PCP); traveler diarrhea yang
 Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan disebabkan oleh enterotoksigenik E.coli; pengobatan entritis yang disebabkan oleh
obat pada dosis tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester Shigella flexneri atau Shigella sonnei.
pertama) Obat dapat menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
dikontraindikasikan terhadap pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, Dosis: dihitung berdasarkan perbandingan dasar obat, dengan komposis
kecuali jika pengobatan alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada sulfametoxazole 800 mg dan trimethoprim 160 mg. Anak >2 tahun , dengan
indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu panduan :
hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap janinnya. Infeksi ringan – berat:
 Terhadap Ibu Menyusui : Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan oral; 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
untuk menghindari penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk Infeksi serius:
kedalam air susu ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates ’’of concern”) Oral: 20mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
 Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak IV: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
belum diketahui dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru Kontraindikasi
lahir menunjukkan keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau komponen lain dalam
berumur 28 hingga 40 minggu, waktu paro eliminasi 10,9 – 22,5 jam. obat; profiria; anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat; bayi dengan
Kotrimoksazol usia <2 bulan; adanya tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah;
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi kehamilan
Nama Dagang
Bactricid, Bactrim, Bactrizol, Cotrim, Cotrimol, Dumotrim, Erphatrim, Fsiprim, Efek Samping
Ottoprim, Primadex, Primsulfon, Septrin, Sulprim, Sultrimmix, Trimezol, Reaksi efek samping yang paling banyak adalah gangguan pencernaan (mual,
Trimoxsul, Zoltrim, Zultrop, Bactoprim Combi muntah, anorexia), reaksi dermatologi (rash atau urticaria); efek samping yang
Indikasi jarang dan dapat hilang dengan sendirinya terkait dengan penggunaan co-
Untuk pengobatan infeksi saluran urin yang disebabkan E.coli, Klebsella dan trimoxazole meliputi : reaksi dermatologi gawat dan hepatotoxic. Endokrin dan
Enterobacter sp, M.morganii, P.mirabilis dan P.vulgaris; otitis media akut pada metabolit : miperkalemia (pada penggunaan dosis besar), hipoglikemik.
Gastrointestinal : Mual, muntah, anorexia, stomatitis, diare, pseudomembranous Infeksi kulit: infeksi tanpa komplikasi: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-10 hari.
collitis, pankreatitis. Dengan komplikasi: 750 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari.

Levofloksasin Siprofloksasin
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
Nama Dagang Nama Dagang
Cravox, Difloxin, Inacid, Levocin, Levovid, Lexa, Mosardal, Nislev, Nufalev, Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Bimaflox, Cetafloxo, Ciflos, Ciproxin, Ciproxin
Prolecin, Prolevox, Volequin, Voxin, Cravat dll. XR, Corcasin, Coroflox, Cylowam, Cyrox, Disfabac, Duflomex, Fimoflox,
Indikasi Floxid, Floxifar, Floxigra, Girabloc, Gurolone dll.
Sistemik: Pengobatan infeksi ringan, sedang dan berat yang disebabkan oleh Indikasi
organisme yang sensitive, meliputi CAP (community-acquired penumoniae), Untuk pengobatan infeksi yag disebabkan bakteri: infeksi saluran urin; cistitis
termasuk juga MDRSP (multidrug resistant strains of S.pneumoniae); pneumoniae akut tanpa komplikasi pada wanita;
nosokomial; bronchitis kronis; sinusitis bakteri akut; infeksi saluran urin dengan prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah (termasuk eksaserbasi akut
atau tanpa komplikasi, termasuk juga pyelonepritis akut yang disebabkan oleh dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi kulit; tulang dan persendian; infeksi
E.coli; prostatitis (cronic bacterimia); infeksi kulit (dengan atau tanpa intraabdominal komplek; diare karena infeksi; demam tyfoid karena Salmonella
komplikasi); untuk profilaksis serangan anthrak (setelah terpapar) typhi; pneumonia nosokomial, terapi empiris febrile neutrophenic (kombinasi
dengan piperacillin).
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Infeksi 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung kegawatan dan
Oral, IV: dewasa kepekaan dari bakteri penginfeksinya.
Sinusitis bakteri (akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 10-14 hari atau 750 mg setiap Sefiksim
24 jam untuk 5 hari. Bronkitis kronis (bakteri eksaserbasi akut): 500 mg setiap 24 Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi
jam untuk 7 hari. Nama Dagang
Pneumonia: Community – acquired: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-14 hari atau Cefspan, Ceptik, Comsporin, Fixacef, Fixep, Fixiphar, Lanfix, Maxpro, Sarcef,
750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari (efikasi obat pada pemberian 5 hari untuk Simcef, Sofix, Spancef, Spaxim, Tocef, Cefixime OGB Dexa dll.
MDRSP tidak dapat dipastikan).
Indikasi Biocef, Cefor, Cefotaxim Hexpharm, Cefovell, Cefoxal, Clacef, Claforan, Clatax,
Pengobatan infeksi pada kulit, saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas Combicef, Efotax, Goforan, Kalfoxim, Lancef, Lapixime, Procefa, Rycef dll.
termasuk suspek dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Indikasi
Enterobacteriaceae; tidak termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan Infeksi saluran napas, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi, saluran urin,
ureter ginekologi seperti, septisemiam dugaan meningitis, aktif terhadap basil Gram
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian negative (kecuali Pseudomonas), Gram positif cocci (kecuali enterococcus). Aktif
Oral : terhadap beberapa penicillin yang resisten pneumococcus.
Anak ≥6 bulan : 8 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Anak> 50 kg atau > 12 tahun dan dewasa 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 Infant dan anak :
jam; 1-12 bulan : I.M., I.V. : <50 k : 50-180 mg/kg BB/hari dibagi dalam dosis
Untuk infeksi S. Pyogenes : pengobatan selama 10 hari setiap 4-6 jam.
Efek Samping Anak > 12 tahun dan dewasa :
Saluran cerna : Diare (16%) Infeksi tanpa komplikasi : I.M., I.V. : 1g setiap 12 jam.
Abdominal pain, mual, dispepsia, Infeksi sedang-parah : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 8 jam.
perut kembung(flatulense), Preop : I.M., I.V. : 1 g , 30-90 menit sebelum pembedahan.
Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan BUN, kandidiasis,
peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit kepala, hepatitis, hiperbilirubinemia, Kontraindikasi
erythema multiforme, facial edema, demam, jaundice, leucopenia,pruritus, colitis Hipersensitif terhadap sefotaksim, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin
pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness, sindrome Stevens- lainnya.
Johnson,trombositopenia,urtikaria, vaginitis, muntah. Efek Samping
Kulit : rash, pruritus
Saluran cerna : Saluran cerna : kolitis, diare, mual dan muntah
Sefotaksim Lokal : sakit pada tempat suntikan
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Anafilaksis dan aritmia (setelah pemberian injeksi I.V kateter pusat), peningkatan
Nama Dagang BUN, kanidiasis,kreatinin meningkat, eusinophilila, erythema multiforme,
demam, sakit kepala, interstitial nephritis, neutropenia, phlebitis,
pseudomembranous colitis, sindrom Stevens-Johnson, trombositopenia, Indikasi
transaminases meningkat, toxic epidermal necrolysis, urtikaria, vaginitis. Infeksi gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif
Sefadroksil (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan
Nama Dagang topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
Ancefa, Bidicef, Biodroxil, Cefadroxil Hexpharm, Dexacef, Doxef, Duricef, Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Erphadrox, Ethicef, Kelfex, Lapicef, Librocef, Longcef, Opicef, Osadrox, Pyricef, Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit
Qcef, Qidrox, Renasistin, Sedrofen, Tisacef, Widrox, Alxil dll. Dosis umum :
Indikasi Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.
Pengobatan suspek infeksi bakteri, termasuk yang disebabkan oleh Group A Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.
beta-hemolitic Streptococcus. Profilaksis bakteri endokarditis pada pasien yang Anak dan dewasa : Intratekal : 4 – 8 mg/hari
alergi terhadap penisilin dan pasien yang operasi dan tindakan pada gigi. Topikal :
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Salep : Salep dioleskan pada kulit yang sakit 3 – 4 kali sehari
• Oral :Anak : 30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 dosis Dewasa : Diberikan secara i. v. atau i. m.
maksimal 2g/hari.
Dewasa : 1-2 g/hari dibagi dalam 2 dosis. Kontraindikasi
Profilaksis endokarditis : Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
Anak : 50 mg/kg BB 1 jam sebelum tindakan. Efek Samping
Dewasa : 2 gram 1 jam sebelum tindakan - Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo,
• Interval pada pasien gangguan ginjal ataxia)
ClCr 10-25 mL/menit : diberikan setiap 24 jam. - Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability
ClCr <10 mL/menit : diberikan setiap 36 jam. - Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas
Gentamisin (vestibular)
Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi - Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens
Nama Dagang kreatinin) 1% – 10%
Diprogenta, Gentak, Gentamerc, Gentamisin, Gentana, Genoptik
Asam Mefenamat Peringatan
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid Hati-hati Pasien Lansia. Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan Pasien
Nama Dagang sedang menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Asam Mefenamat
Analspec, Mefinal, Asimat, Ponstan, Benostan, Cetalmic, Corstanal, Dolfenal, Pasien anak di bawah usia 14 tahun. Sebaiknya tidak digunakan secara rutin
Dolodon, Dolos, Dystan, Fargetix, Gitaramin, Lapistan, Licostan, Mectan, Mefast sebagai obat antipiretik.
dll.
Indikasi Ibuprofen
Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri saat haid). Anti-piretik (demam pada anak Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik
karena infeksi) Nama Dagang
Dosis, Cara dan Lama Pemberian Dofen, Dolofen Forte, Farsifen, Febryn, Fenris, Helafen, Iprox, Nofena, Ostarin,
Untuk nyeri : Dosis awal 500mg, dilanjutkan dengan dosis 250mg setiap 6 jam Profen, Proris, Ribunalm Shelrofen, Anafen dll.
jika diperlukan. Penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu. Indikasi
Kontraindikasi Nyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis,
Adanya riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat
rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien dengan termasuk dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak
riwayat gangguan saluran cerna. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
(atau hentikan menyusui). Dewasa :
Efek Samping Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari)
Gangguan lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi, Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi
kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga (maksimum 50 mg/kg berat badan)
pendarahan lambung. Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2 g/hari)
Efek pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia, Kontraindikasi
memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo, Pasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah, angioudema
cytopenia, trombositopenia, menghambat agregasi platelet. Efek Samping
Bentuk Sediaan Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare, konstipasi,
Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg anoreksia dll.
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi sehari adalah
Ketopropen 150mg.
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid Farmakologi
Nama Dagang Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym
Kaltrofen, Profenid , Pronalges dll. cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui
Indikasi jalur opiat
Penyakit inflamasi : Efek Samping
Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteo, Arthritis, Ankylosing Spondilitis. Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna, tukak peptik,
Kondisi inflamasi lain : mual, diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu
Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi & makan, mulut kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran
nyeri karena kanker. Dismenore (rasa krg nyaman/nyeri saat haid). Demam untuk cerna. Sistim Syaraf Pusat : (lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi
Pasien usia 16thn atau lebih. Pemakaian lain : menurut studi cohort pemakaian (insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing, depresi, sulit berkonsentrasi, lelah,
dosis rendah Ketoprofen selama 2 tahun atau lebih pada Pasien Geriatri dapat bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi. Ginjal & Saluran kemih : (3-8%
menurunkan prevalensi penyakit alzheimer Pasien) Meningkatkan serum kreatinin, BUN, pendarahan saluran kemih, edema.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Mata & telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan & tinitus. Gangguan
Dosis disesuaikan dengan keadaan Pasien (sangat individual) jantung : (2% Pasien) peripheral edema. Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll
Penyakit inflamasi : Pengaruh
Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis & osteo arthritis akut Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita
maupun kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya
lambat 200mg sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk penanganan pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) &
ankylosing spondilitis kontraksi uterus.
Nyeri & Dismenore : Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak
Pasien dewasa : 25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal & hati : Peringatan
Keamanan & efikasi belum jelas untuk penggunaan pada anak di bawah usia 12
tahun. Penyesuaian dosis untuk Pasien Lansia karena eliminasi obat lambat.
Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan. Pasien menggunakan obat-obat Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang
yang berinteraksi dengan Ketoprofen. parah, pasien yg alergi terhadap golongan salisilat, penderita polip, asma,
Ketorolac hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid kronik, pasien dengan penyakit tukak lambung aktif, pasien yg sedang
Nama Dagang menggunakan obat gol. AINS, anak di bawah usia 2 tahun,pasien hamil trimester
Carpuject In, Remopain Inj, Rolac Inj, Scelto Inj, Toradol Inj, Torasic Inj, Torpain ke-3, pasien menyusui (atau hentikan menyusui)
Inj, Trolac Inj, Toradol dll. Efek Samping
Indikasi Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi,
Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi. Indikasi untuk sediaan mata sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia
: Inflamasi konjungtivitis alergi musiman vertigo, psikosis.Gastro Intestin : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu
Parenteral : (IV/IM)dosis tunggal dewasa : 30-60mg,lansia dan dewasa dengan makan, sampai pendarahan lambung & saluran pembuangan. Kulit : (2-4% dari
BB<50 kg: I5-30mg, dapat dilanjutkan dengan oral. Anak-anak usia 2-16thn : 0,5- pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan, hematoma
1mg/Kg BB, max. 15-30mg. gatal, berkeringat,
Oral : Ketorolac oral hanya digunakan sebagai terapi lanjutan dari ketorolac
parenteral. Meloksikam
Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid
4-6jam), meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama Nama Dagang
pemakaian terapi kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari Artrilox, Loxil, Loxinic, Meloxicam, Meloxin, Mevilox, Mexpharm, Mobiflex,
Farmakologi Movicox, Moxam, Moxic, Nulox, Ostelox, X-cam, Artricom dll.
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym Indikasi
cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui Osteoarthritis, ankylosing spondilitis & Artritis Reumatoid
jalur opiat. Efek pada darah : Menghambat proses agregasi platelet & dapat Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
memperpanjang waktu pendarahan. Konsentrasi tromboxan B2 serum ? Osteoartritis :
Kontraindikasi Dosis awal & pemeliharaan Pasien dewasa adalah dosis tunggal 7,5mg/hari. Dosis
Tidak diindikasikan untuk : tertinggi adalah 15mg sekali sehari. Tidak ada penyesuaian dosis untuk Pasien
dengan gangguan fungsi ginjal/hati. Tidak disarankan untuk Pasien dengan Dewasa :
kerusakan ginjal/hati. Dosis awal : 20mg/hari, dosis pemeliharaan : 20-40mg/hari
Farmakologi
Lebih banyak menghambat kerja enzim COX-2 & sedikit menghambat COX-1 Farmakologi
pada sintesa prostaglandin Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym
Kontraindikasi cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui
Hipersensitif terhadap Meloxicam, atau komponen lain dalam formulasi sediaan jalur opiat
meloxicam Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, Kontraindikasi
atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3 Hipersensitif terhadap golongan AINS. Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem,
Pasien menyusui (atau hentikan menyusui) bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain.
Efek Samping Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui)
Dispepsi, sakit kepala, mual, diare, infeksi saluran cerna atas, sakit abdomen, Efek Samping
pusing, bengkak, kembung, kemerahan. Efek pada saluran pencernaan : Gangguan lambung (1-10% Pasien) : krg nafsu mkn, skt abdomen, sembelit, diare,
Pendarahan, tukak, perforasi yang serius Efek pada hati : SGOT, SGPT meningkat dispepsi, kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering
Adanya anemia pada penggunaan jangka panjang. hingga pendarahan lambung.
Efek pada darah (1-10% Pasien) : anemia, memperpanjang waktu pendarahan,
Piroksikam eusinopili,epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia, trombositopenia,
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid menghambat agregasi platelet.
Nama Dagang
Faxiden, Felcam, Felcam Gel, Felden Gel, Felden Inj, Felden Supp, Infeld,
Kifaden, Piroxicam, Rexicam, Felden, Roxidene, Scandene, Scandene Gel, Tramadol
Sofden, Tropidene dll. Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik
Indikasi Nama Dagang
Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis sebagai anti-inflamasi & analgetik Centrasic, Contram, Dolana, Dolgesik, Dolocap, Dolsic, Forgesic, Intradol,
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Tradonal, Tradosik, Tradyl, Tramal, Trasidan, Traumasik, Trazodon HCl, Trazone
Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis : dll.
Indikasi Propyretic, Pyrexin, Pyrexin, Pyridol, Samconal, Sanmol, Sumagesic, Tempra,
Nyeri sedang sampai berat Termagon, Tropigesic, Turpan, Uni Cetamol, Alphamol, Xepamol, Xepamol,
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Zetamol dll
Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : Indikasi
awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Maksimum 400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 – 100 mg Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, maksimum
setiap 4 – 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan 4 g per hari.
ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian. Oral :
Farmakologi Anak untuk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) :
Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat < 4 bln (2.7 - 5 kg) 40 mg,
Kontraindikasi 4-11 bln (5-8 kg) 80 mg,
Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial 12-23 bln (8-11 kg)120 mg,
atau cedera kepala. 2-3 thn (11-16 kg)160
Efek Samping Farmakologi
Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik
anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% Kontraindikasi
pasien), Hipersensitivitas
Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, Efek Samping
anore Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah,
pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
Parasetamol Peringatan
Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan
Nama Dagang ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari
Erphamol, Farmadol,Fasidol, Hufagesic, Mirasik, Nalgesik, Nasamol, Novagesic, penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis yang
Omegrip, Ottopan, Pacetik, Panadol, Paracetol, Paradyn, Procet, Progesic, besar, atau penggunan obat yang kronis
Prednison memadai pada terapi konvensional:
Golongan/Kelas Terapi Hormon Pemakaian intrasinovial atau pemakaian pada jaringan halus, diindikasikan
Nama Dagang sebagai terapi tambahan pada penggunaan jangka pendek (untuk membantu pasien
Erlanison, Kokosone, Pehacort, Predsil, Sohoson, Trifacort, Dellacorta melewati episode akut atau episode dimana penyakit makin parah) dalam
Indikasi pengobatan:
Gangguan endokrin, penyakit Rheumatoid, sebagai terapi tambahan untuk Synogitis pada osteoarthritis, Rheumatoid arthritis, Bursitis akut dan subakut,
penggunaan jangka pendek pada terapi penyakit-penyakit, tenosynovitis Gouty arthritis akut, Epicondylitis, tenosynovitis nonspesifik akut, Osteoarthritis
nonspesifik akut, gouty arthritis akut, osteoarthritis pasca-traumatik pasca trauma
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral: 2-40 mg/hari. Injeksi im, iv lambat, infus iv: 10-100 mg/hari
Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen- Deksametason
komponen obat lainnya. Golongan/Kelas Terapi Antialergi
Efek Samping Indikasi
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan Muskuloskeletal, Antialergi dan obat untuk anafilaksis
gangguan pencernaan. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk pengobatan alergi :
Metil Prednisolon Pemberian oral :Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis.
Golongan/Kelas Terapi Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik Nama Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien.
Dagang Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari PO, terbagi
Depo Medrol, Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Medrol dalam 2-4 dosis.
Indikasi Pemberian parenteral :
Penyakit Rheumatoid Sebagai terapi tambahan untuk penggunaan jangka pendek Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian
pada terapi penyakit-penyakit penyakit-penyakit kolagen. Pada keadaan penyakit dapat dilakukan tergantung respon pasien.
makin memburuk atau sebagai terapi perawatan pada kasus-kasustertentu. Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV dalam dosis
Mengendalikan kondisi alergi yang parah yang tidak memberikan hasil yang terbagi tiap 6-12 jam.
Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis : Indikasi
Dosis oral dan IM : Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis,
Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama. dan sebagian lesi psoriasis.
Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke 2 dan ke 3; Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke 4; kemudian 0,75 mg PO sekali Pemberian Topikal :
sehari pada hari ke 5 dan 6, kemudian hentikan. Anak - anak :< 12 tahun : penggunaannya tidak direkomendasikan.
Untuk pengobatan syok anafilaksis : IV. > 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang singkat untuk
Dewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6 jam. Alternatif menghindari supresi aksis HPA.
lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg dalam waktu 24 jam. Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu
Peringatan atau 45 mg/minggu.
Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50
gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien mL/minggu.
berisiko osteoporosis. Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan Dewasa : Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2
(divertikulitis, ulkus peptik, kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi. minggu atau 45 mg/minggu.Lotion : gunakan sekali atau dua
Hati-hati digunakan pada infark miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan
ruptur miokard). Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu.
risiko efek samping pada usila, gunakan kortikosteroid dengan dosis sekecil Kontraindikasi
mungkin dan periode sesingkat mungkin. Infeksi virus, spt varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak
dianjurkan untuk pruritus dan jerawat.
Betametason Efek Samping
Golongan/Kelas Terapi Obat Topikal untuk Kulit Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing tergantung
Nama Dagang luas permukaan kulit dan lama pengobatan. Pada kulit dapat terjadi peningkatan
Benczema, Betnovate, Betodermin, Betopic, Celestoderm V, Cleniderm, lebar dan buruknya infeksi yang tidak diobati, penipisan kulit dan perubahan
Corsaderm, Diproson OV, Mesonta, Metonate, Molason, Orsaderm, Oviskin, struktur kulit, dermatitis kontak, dermatitis perioral. Timbul jerawat atau
Skizon, Vason, Alphacort memperparah jerawat, depigmentasi sedang dan hipertrikosis.
Lansoprazol Nama Dagang
Golongan/Kelas Terapi Obat Untuk Saluran Cerna Solu Cortef, ilacort
Nama Dagang Indikasi
Compraz, Lansoprazole Hexpharm, Lapraz, Laproton, Lasgan, Laz, Loprezol, Insufisiensi adrenokortikoid, Reaksi hipersensitifitas, seperti syok anafilaktik dan
Nufaprazol,Prazotec, Prolanz, Prosogan FD, Protica, Pysolan, Solans, Sopralan, angioudema, Radang usus, Hemoroid, Reumatik, Penyakit mata, Penyakit kulit.
Ulceran, Betalans Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Indikasi Oral, untuk terapi pengganti (replacement therapy) 20-30 mg/hari dalam dosis
Benign gastric ulcer, tukak duodenal, tukak lambung akibat NSAID, Zollinger- terbagi untuk orang dewasa, anak-anak 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi, Injeksi
Ellison Syndrome, refluks gastroesofageal, dispepsia. im atau iv lambat atau infus: 100-500 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg.
Dosis Dewasa (3) : Benign gastric ulcer : 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 Anak 1-5 tahun, 50 mg.
minggu. Tukak duodenal : 30 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu; dosis Anak 6-12 tahun, 100 mg,
penjagaan 15 mg per hari. Tukak lambung atau duodenal akibat NSAID : 30 mg Hidrokortison topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang dan
sekali sehari selama 4 minggu, dilanjutkan 4 minggu lagi jika belum sembuh antipruritis.
total,
profilaksis : 15-30 mg sekali sehari. Efek Samping
Kontraindikasi Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : Retensi cairan, retensi natrium.
Hipersensitif terhadap Lansoprazol. Gangguan jantung kongestif : Kehilangan kalium, Alkalosis hipokalemia,
Efek Samping Hipertensi. Gangguan Muskuloskeletal : da ujung tulang paha dan tungkai,fraktur
Efek samping yang umum / paling sering muncul yaitu nyeri abdomen, diare, patologis dari tulang panjang. Lemah otot : miopati steroid, hilangnya masa otot,
mual, sakit kepala, kemerahan pada kulit. Efek samping yang lain meliputi gatal, osteoporosis, putus tendon, terutama tendon Achilles, fraktur vertebral. Gangguan
pusing, konstipasi, mual, muntah, kembung, nyeri pada perut / abdomen, mulut pencernaan : Iritasi dan rasa tidak enak di lambung, kembung, borok lambung
kering. Efek samping yang serius yaitu retak pada tulang panggul (hip fracture) Salbutamol
Golongan/Kelas Terapi Obat Untuk Saluran Napas
Hidrokortison Nama Dagang
Golongan/Kelas Terapi Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik Azmacon Buventol Easyhaler, Combivent, Cybutol, Fartolin, Fartolin
Expectorant, Glisend, Hivent, Lasal, Lasal Expectorant, Librentin, Proventol Sedangkan efek samping yang cukup parah meliputi :
Expectorant, Ventide, Ventolin Dermatologic : Erythema multiforme, Stevens-Johnson syndrome.
Indikasi Traneksamat
Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi darah
tubuh. (2) Nama Dagang
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Clonex, Ditrane, Intermic, Klanex, Lunex, Pytramic, Ronex, Theranex, Tranexid,
Oral (Lebih dipilih dengan inhalasi) : Transamin, Tranxa, Asamnex dll.
Dewasa : dosis 4mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka awali dengan Indikasi
dosis awal 2 mg) 3-4 kali sehari; dosis maksimal 8mg dalam dosis tunggal ( tetapi Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan
jarang memberikan keuntungan ekstra atau dapat ditoleransi dengan baik). benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan
Anak-anak dibawah 2 tahun : 100 mcg/kg 4 kali sehari (unlicensed); 2-6 tahun 1-2 pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema
mg 3-4 kali sehari; 6-12 tahun 2 mg 3-4 kali sehari. hereditas.
Injeksi s.c / i.m 500mcg ulangi tiap 4 jam bila perlu. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu. Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
IV infus, dosis awal 5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
dalam interval 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1 Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
mcg/kg/menit (unlicensed). Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau
Kontraindikasi 3 kali sehari.
Reaksi hipersensitivitas terhadap salbutamol/albuterol, adrenergic amines. (2) Farmakologi
Efek Samping Asam traneksamat diabsorbsi dari saluran cerna dengan konsentrasi plasma
Efek samping yang sering terjadi antara lain : puncak tercapai setelah 3 jam. Bioavailabilitasnya sekitar 30-50%, didistribusikan
Kardiovaskular : Palpitasi, Takiaritmia hampir ke seluruh permukaan tubuh dan mempunyai ikatan protein yang lemah.
Endocrine metabolic : Hipokalemia Berdifusi ke plasenta dan air susu. Waktu paruh eliminasi adalah 3 jam,
Neurologic : Tremor diekskresikan dalam urin sebagai obat tidak berubah.
Psychiatric : Nervousness Kontraindikasi
Pasien tromboembolik.
Efek Samping Loratadin
Mual, muntah, diare, pusing dan rash. Golongan/Kelas Terapi Antialergi
Nama Dagang
Klorpheniramin Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex
Golongan/Kelas Terapi Antialergi Indikasi
Nama Dagang Alergi rinitis dan urtikaria
Cohistan, CTM, Orphen, Pehachlor, Chlorphenon Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Indikasi Dosis oral (tablet, dan sirup) :
Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria Dewasa dan remaja : 10 mg sekali sehari.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Anak-anak 6-12 tahun : 10 mgsekali sehari.
Dewasa dan remaja : Dosis oral : Dosis yang disarankan adalah 4 mg tiap 4-6 jam, Anak-anak 2-5 tahun : 5 mg (5 ml sirup) sekali sehari.
hingga 24 mg/hari. Usia lajut : Mulai dengan dosis serendah mungkin. Pasien Anak-anak < 2 tahun : Keamanan dan efektivitas belum diketahui.
usila lebih sensitif terhadap efek antikolinergik. Anak-anak 6-12 tahun: Dosis Kontraindikasi
yang disarankan adalah 2 mg setiap 4-6 jam, hingga 12 mg/hr. Anak-anak umur 2- Keamanan dan efektivitas penggunaan loratadin pada anak kurang dari 2 tahun
5 tahun: Dosis yang disarankan adalah 1 mg setiap 4-6 jam belum diketahui. Umumnya antihistamin tidak digunakan pada bayi baru lahir
maksimal 4 mg/hari. karena kemungkinan menstimulasi SSP paradoksikal atau kejang.
Kontraindikasi Efek Samping
Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat atau komponen lain dalam formulasi; Dewasa :
glukoma sudut sempit; gejala hipertrofi prostat; sewaktu terjadi serangan asma SSP : Sakit kepala (12%), somnolen (8%), rasa lelah
akut; ulkus peptikum; obstruksi pyloroduodenal. Hindari penggunaan pada bayi (4%).
prematur atau baru lahir karena kemungkinan mengalami SIDS. Gastrointestinal : Xerostomia (3%).
Efek Samping Anak-anak :
Susunan saraf pusat : mengantuk.
Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronkial Diazepam
Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing. Golongan/Kelas Terapi Antiepilepsi, Antikonvulsi
Nama Dagang
Cetalgin, Danalgin, Hedix, Mentalium, Neurodial, Neuroval,Paralium, berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.
Proneuron,Stesolid, Trankinon, Validex, Valisanb, Valium, Lovium (AHFS p.2389-2392)
Indikasi Bentuk Sediaan
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus Tablet, Cairan Injeksi, Sirup. (IONI h.131)
alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Allopurinol
Oral : Golongan/Kelas Terapi Antipirai
Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30 mg sehari Nama Dagang
dalam dosis terbagi;Lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktivitas) Algut, Alofar, Benoxuric, Hanoric, Hycemia, Isoric, Kemorinol, Licoric, Llanol,
setengah dosis dewasaInsomnia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum Nilapur, Omeric, Omeric, Puricemia, Puricemia, Reucid, Rinolic, Sinolic,
tidur.Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum tidur. Tylonic, Urica, Uricnol, Uroquad, Uroquad, Xanturic, Zyloric
Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak Indikasi
lebih dari 5 mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik Pirai primer & sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi
akut, penghentian alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam. "Recurrent Renal Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat
Catatan rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan. ke-kurangan glucose-6-phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome",
Kontraindikasi "Polycythemia vera", "Sarcoidosis", pemakaian thiazid & ethambutol.
Depresi pernafasan, gangguan hati berat,
miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh Oral : Dosis tunggal, sebaiknya setelah makan & harus minum air yg banyak
digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan paling tidak 2L dalam sehari (kecuali Pasien CHF/penyakit lain yang tidak boleh
depresi. (IONI) minum banyak). Jika dosis melebihi 300mg, sebaiknya dalam dosis terbagi Gout :
Efek Samping dosis awal 100mg/hr dapat ditingkatkan 100mg setiap minggu sampai kadar asam
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, urat 6mg/dL atau sampai dosis mencapai 800mg/hr. Hyperuricemia karena
sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran penggunaan chemoterapi : Dewasa : 600-800mg/hr untuk 2-3 hr. Mulai 1-2 hr
pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan sebelum mulai khemoterapi.
Kontraindikasi pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat
Alergi terhadap allopurinol. diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per menit, kemudian
Efek Samping diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang
Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum
selulit, bengkak, berkeringat.. Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, (80 - 100 ml). Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai
nekrosis, kerusakan hati, hepatitis, hiperbilirubinemia, sakit kuning. Efek terhadap suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-
Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis, anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk dewasa.
dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, bengkak kantung saliva, lidah Stabilitas Penyimpanan
bengkak. Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, Disimpan pada suhu 2 - 8°C dalam lemari es, jangan dalam freezer. Daluarsa = 2
epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisi, pusing, limbung, depresi, tahun.
bingung,amnesia, sulit tidur Kontraindikasi
Bentuk Sediaan Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular untuk envenoming
Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300mg. sistemik yang nyata; terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk
Peringatan menyelamatkan jiwa.
Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betul- Efek Samping
betul diperlukan. Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat 1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau
penurunan fugsi hati, ginjal & jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
dengan kadar asam urat < 9mg/dL. 2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-
Serum Anti Bisa Ular (Polivalen) Kuda gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya
Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun 3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara
intravena
4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum
Indikasi:Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa
dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Bentuk Sediaan
Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. Dosis yang
Vial 5 ml, Tiap ml Sediaan Dapat Menetralisasi :
tepat sulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk
10-15 LD50 Bisa Ular Tanah (Ankystrodon Rhodostoma)
peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. Dosis
25-50 LD50 Bisa Ular Belang (Bungarus Fasciatus)
25-50 LD50 Bisa ular kobra (Naja Sputatrix), dan mengandung fenol 0.25% v/v Serum Anti Rabies
Peringatan Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun
Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum antibisa ular ini Nama Dagang Verorab
tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur
(misalnya jenis-jenis Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis
Indikasi Untuk pengobatan terhadap rabies
papuanus dll) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cysta).
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Informasi Pasien
0.5 ml (50 IU) per kg berat badan, sebagian kecil diinfiltrasikan di sekitar luka
Informasikan pada pasien mengenai kemungkinan efek samping yang tertunda,
gigitan dan selebihnya di intramuskuler
terutama serum sickness (demam, rash, arthralgias).Tindakan pertama pada
Stabilitas Penyimpanan
gigitan ular:
Disimpan pada suhu 2 - 8°C dalam lemari es. Jangan dalam freezer. Daluarsa = 2
1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk
tahun.
menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi.
Efek Samping
2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi
1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau
beberapa menit sebelumnya. Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-
dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
gesa atau dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak
2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-
jaringan dibawah kulit dan akan meninggalkan luka parut yang cukup besar.
gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya.
3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran
3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara
racun.
intravena.
4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang
4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum
bidai karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.
dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam
5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.
Serum Anti Tetanus
6. Penderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat diberikan analgetika
Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun Nama Dagang
atau sedativa.
7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk
menerima perawatan selanjutnya.
Indikasi Sebelum memberi suntikan serum antitetanus dengan dosis penuh, sebaiknya
Pencegahan dan pengobatan tetanus. dilakukan tes hipersensitifitas subkutan terutama bagi mereka yang mempunyai
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian penyakit alergi (asma, dll).
Pencegahan tetanus : 1 dosis profilaktik (1.500 IU) atau lebih, diberikan secara Bentuk Sediaan
intramuskuler secepat mungkin kepada seseorang yang luka dan terkontaminasi Ampul 1 ml (1.500 IU), 2 ml (10.000 IU)
dengan tanah, debu jalan atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan infeksi Vial 5 ml (20.000 IU)
Clostridium tetani. Dua minggu kemudian diberikan kekebalan aktif dengan Peringatan
vaksin jerap tetanus, supaya jika mendapat luka lagi tidak perlu diberi serum anti Suatu dosis uji antitoksin tetanus seharusnya selalu diberikan untuk mengenali
tetanus profilaktik, tetapi cukup diberi booster vaksin jerap tetanus. Untuk pasien yang mungkin mengalami reaksi hipersensitivitas.
pencegahan tiap ml mengandung : antioksin tetanus 1.500 IU, Fenol 0,25% v/v. Mekanisme Aksi
Untuk pengobatan tiap ml mengandung : antioksin tetanus 5.000 IU, fenol 0,25% Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk
(2) Untuk pengobatan : 10.000 IU atau lebih, secara intramuskuler atau intravena, memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin
tergantung keparahan keadaan penderita. tetanus lebih disukai
Farmakologi - See more at:
Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk http://bedahminor.com/index.php/main/page/medikamentosa#sthash.yNusx7dD.d
memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin puf
tetanus lebih disukai. (1)
Stabilitas Penyimpanan
Disimpan pada suhu 2 - 8°C. Daluarsa 2 tahun

Efek Samping
1. Reaksi anafilaktik: jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau
dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
2. Serum sickness: dapat timbul 5 hari setelah suntikan berupa demam,gatal-gatal,
eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya

Anda mungkin juga menyukai