Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKHLAK TASAUF
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Akhlak Tasauf
Dosen Pembimbing : Anwar Sadad, M.Pd. I

OLEH
HALIPATAUL JANAH
1601130356

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


PALANGKA RAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PRODI TADRIS FISIKA
TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah membimbing manusia
dengan petunjuk-ppetunjuk-Nya sebagaiman yang terkandung dalam Alquran dan sunnah,
petunjuk menuju kejalan yang lurus dan jalan yang diridhai-Nya. Demikian juga, kami
bersyukur kepada-Nya yang telah memudahkan penulisan dan penyajian Makalah akhlak
Tasau yang sederhana ini hingga dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan para pengikutnya sampai di hari kiamat,
terutama mereka yang emelihara keutuhan, kemurnian, dan otentisitas sunah, baik dengan
cara penghafalan, periwayatan, penulisan, pengidifikasian, pengkajian, pengamalan dan
penerbitan.
Tasawuf adalah program pendidikan yang focus pada penyucian jiwa dari segala
penyakit yang menghalangi manusia dari Allah SWT . Khususnya pada kehidupan modern
dengan ciri-ciri antara lain adalah :
Disintegrasi ilmu pengetahuan, Jiwa yang terpecah (split personality), penyalah gunaan
iptek, pendangkalan iman, pola hubungan materialistik, menghalalkan segala cara, stres
dan frustasi, kehilangan harga diri dan masa depan.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini, dengan segala keterbatasan, tidak lepas
dari kekurangan, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir
kekurangan-kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Semoga bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca. Amin.

Palangkaraya, 27 April 2017


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 1

C. TUJUAN ............................................................................................................... 1

BAB II................................................................................................................................. 2

ISI I ..................................................................................................................................... 2

BAB III ............................................................................................................................. 12

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 12

B. SARAN ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Secara historis akhlak tasawwuf adalah pemandu perjalanan hidup umat
manusia agar selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan Akhlak Tasawuf
merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga
saat ini semakin dirasakan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan
Muhammad saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah
mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain
karena dukungan akhlaknya yang prima.
Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah
mengherankan jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib
diikuti oleh kita semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral
yang tengah dialami bangsa ini.
Untuk mengungkap segala permasalahan yang terkait dengan Akhlak
Tasawuf, saya akan mencoba menguraikannya dalam makalah yang berjudul
“Posisi Akhlak Dalam Islam, Relasi Teoritis dan Historis Antara Akhlak dan
Tasauf”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana posisi akhlak dalam islam?
2. Bagaiman relasi antara akhlak dan tasauf secara teoritis?
3. Bagaimana relasi antara akhlak dan tasauf secara historis?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui posisi akhlak dalam islam
2. Untuk mengetahui relasi antara akhlak dan tasauf secara teoritis.
3. Untuk mengetahui relasi antara akhlak dan tasauf secara historis.

1
BAB II
ISI I
1. Posisi Ahlak Dalam Islam
Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam
dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya
mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakui bahwa Dia-lah
Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung terhadap segala makhluk-Nya. Di
samping itu, agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling
sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan. Semua ini
terkandung dalam ajaran alquran yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw.
Dalam Islam, akhlak menempati posisi sentral, bahkan dapat dinyatakan
bahwa Inti ajaran Islam adalah akhlak. Pembuktian statemen ini didasarkan pada
pengakuan Nabi Muhammad Saw bahwa misi kerasulannya adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Ini bermakna bahwa Islam yang
didakwahkan oleh Rasul adalah suatu sistem syariah yang menata idealitas
hubungan seorang muslim dengan Allah Swt, dengan diri sendiri, sesama manusia
dan alam semesta.
Dalam Islam, akhlak merupakan akar dari segala kebaikan dan keutamaan
yang akan memberikan seseorang nilai dihadapan Tuhan dan makhluk lainnya.
Keimanan dan keislaman seseorang dinilai kurang, bahkan tidak sempurna, jika
tidak dilandasi dan dibingkai dengan akhlak yang mulia.

a. Pengertian Akhlak dan Sejarah Akhlak


1. Pengertian akhlak atau Akhlak secara Teoritis

Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun (‫ ) ُخلُق‬yang
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan


khalqun (‫ ) َج ْلق‬yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq

2
(‫ ) َجا ِلق‬yang berarti sang pencipta, demikian pula dengan mkhluqun (‫ ) َمجْ لُ ْوق‬yng
berarti yang diciptakan.

Kata akhlak adalah jamak dari kata khalqun atau khuluqun yang artinya
sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlak
atau pun khuluk kedua-duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam Al Qur’an
maupun Al Hadits, sebagai berikut:

ٍ ُ‫َو ِا َّنكَ لَ َعلَى ُخل‬


( 4 : ‫ق َع ِظي ٍْم ) القلم‬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS.


Al Qalam: 4)

(‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا )رواه الترمذى‬


َ ْ‫ا َ ْك َم ُل اْل ُمؤْ ِمنِيْنَ اِ ْي َمانًا َو اَح‬

Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang


sempurna budi pekertinya. (HR. Tirmidzi)

Dr. M Abdullah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:

“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan


dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan
pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal
akhlak yang jahat).”

Menurut Istilah, akhlak adalah:

1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.
2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Selanjutnya menurut Abdullah Dirroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat


dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu:

3
1. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,
sehingga menjadi kebiasaan.

2. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya,


bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan
dari orang lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan
harapan-harapan yang indah-indah dan lain sebagainya.

2. Sejarah akhlak
a. sejarah akhlak pada fase Yunani
Akhlak pada zaman itu kurang dikenal oleh orang-orang yunani karna
pada saat itu mereka lebih tertuju pada penyelidikan tentang alam. Ilmu Akhlak
pada bangsa yunani baru berkembang setelah masa orang-orang bijaksana atau
yang disebut sophisticans.
1. Socrates (470-399 SM)
Socretes dipandang sebagai perintis pertama karna socrates adalah orang
yang pertama kali dalam bersungguh-sungguh mengatur pola hubungan
manusia dengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam masa ini munculah golongan
cynice dan cyrenice. Perbedaan antara cynice dan cyrenice adalah cynice
bersikap memusat kepada Tuhan sedangkan cyrenice bersika memusat kepada
manusia. Kedua golongan tersebut sama-sama membicarakan baik dan buruk.
2. Plato (427-347 SM)
Plato ialah murid dari socrates yang kemudian mendirikan/membangun
ilmu akhlak diakademiknya yang ia dirikan. Pandangannya Plato dalam akhlak
menggunakan teori-contoh bahwa dibalik alam ini ada rohani yang
sesungguhnya. Dan di alam rohani ini ada kekuatan yang bermacam-macam,
dan kekuatan itu timbul dari pertimbangan tunduknya kekuatan pada hukum
akal.
3. Aristoteles ( 394 – 322 SM)
Aristoteles adalah seorang murid plato yang memiliki paham khas, yang
mana pengikutnya diberi nama “Peripatetics” Menurut pedapatnya bahwa

4
tujuan akhir manusia adalah bahagia, namun bahagia mempunyai arti yang
sangat luas dan tinggi. Untuk mencapai kebahagiaan itu maka menggunakan
akal dengan sebaik-baiknya.
4.Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi (Abad pertengahan)
Pada saat itu pihak greja memerangi filsafat yunani dan romawai karna
pihak greja berkeyainan bahwa kenyataan „‟Hakikat‟‟ telah diterima oleh
wahyu, sehingga tidak ada yang namnya penelitian karna semua yang dari
wahyu dianggap sudah jelas dan tentu benar adanya, akibatnya ilmu
pengetahuan dieropa tidak berkembang.
5.Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam
Di Bangsa Arab pada jaman jahiliyah tidak ada yang menonjol dalam
segi filsafat karna penyelidikan-penyelidikan itu terjadi pada bangsa-bangsa
yang sudah maju. Tapi bangsa arab waktu itu mempunyai ahli-ahli hikwah
yang menghidangkan syair-sayir yang berisikan tentang akhlak.
6. Sejarah akhlak pada abad modern
Abad pertengahan ke-15 mulailah ahli-ahli pengetahuan menghidup
suburkan filsafat Yunani kuno. Pandangan baru ini menghasilkan perubahan
dalam menilai keutamaan-keutamaan kedermawanan tetapi tidak mempunyai
lagi nilai yang tinggi sebagaimana pada abad-abad pertengahan
Diduga yang pertama kali yang mengadakan penyelidikan tentang akhlak
yang berdasarkan ilmu pengetahuan ialah Bangsa Yunani. Ahli-ahli filsafat
Yunani kuno tidak banyak memperhatikan pada akhlak, tetapi kebanyakan
penyelidikannya mengenai alam, sehingga datangnya Sephisticians (500-450
SM). Arti dari Sephisticians adalah orang yang bijaksana. (Sufisem artinya
orang-orang bijak). Pada masa itu kata akhlak terungkap dengan kata etika
dengan arti yang sama.

Secara historis, akhlak manusia tidaklah berubah dari zaman nabi adam
terdahulu hingga zaman sekarang-akhir zaman. Bahwa akhlak seseorang
menentukan kehidupannya kelak. Seperti akhlak anak nabi adam yang
membunuh saudaranya sendiri-hingga sampai pada zaman nabi Muhammad

5
yang diutus Allah untuk menyempurnakan Akhlak makhluk hidup yang pada
saat itu, memiliki akhlak jahiliyah dan sangat jauh dari akhlak yang telah Allah
perintah di dalam Injil-Kitab ayng diturunkan kepada nabi Isa.
Akhlak juga dapat memandu perjalanan hidup manusia agar selamat di
dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan nabi
Muhammad saw adalah untuk menyempurakan akhlak manusia. Sejarah pun
mencatat bahw faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau antara lain
karena dukungan akhlak beliau yang prima, hingga hal ini dinyatakan Allah
dalam al-Qur’an. Maka kita sebagai umat nabi Muhammad diwajibkan
memiliki akhlak yang baik supaya dapat menjalani kehidupan dengan sebaik-
baiknya

2. Pengertian Tasauf dan sejarah Tasauf


a. Pengertian Tasauf atau Tasauf secara Teoritis
Arti secara etimologi ada yang mengemukakan bahwa kata tasawuf
berasal dari kata shafa yang berarti suci, bersih, atau murni Pandang lain
mengatakan bahwa tasawuf berasal darikata shaff yang artinya barisan
Demikian pula ada yang mengatakan bahwa kata tasawuf di sifatkan kepada
kata ash shufu yang bermakna bulu atau wol kasar.
Dalam pandangan lain ada pula yang mengatakan bahwa kata tasawuf di
ambil dari kata sufi yang berasal dari kata yunani.
Selain pengertian di atas, ada juga yang mengatakan bahwa kata tasawuf
berasal dari kata shaufanah yang berarti sejenis buah buahan kecil dan
berbulu yang banyak sekali tumbuh di tanah arab.
Arti secara terminologi Sama halnya dengan arti etimologi, secara
terminologi arti tasawuf banyak ragamnya yang di kemukakn oleh para ahli.
Diantara definisi yang di kemukakan sebagai berikut:
Definisi oleh Abu bakar al-kattani yang di sebutkan oleh al imam
ghozali dalam kitab ihya ulumuddin, bahwa:
“tasawuf adalah budi pekerti. Barang siapa yang memberikan bekal budi

6
pekerti atas kamu,berarti ia memberikan kekal kepadamu atas dirimu dalam
tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal,
karena sesungguhnya mereka melakukan suluk (nur) islam. Dan orang orang
zuhud yang jiwanya menerima (perintah) untuk melakukan sebagian akhlak,
karena mereka telah melakukan suluk
dengan petunjuk (nur) imannya”.
Menurut Ma’ruf al
kharkhi yang di nukil oleh as-suhrawardi dalam kitabnya awariful ma’arif
mengemukakan:
“tasawuf adalah mengambil hakikat dan meninggalkan yang ada di tangan
makhluk”.
Pengertian lain juga di kemukakan oleh Muhammad amin al-kurdi, ia
mengemukakan:
“tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan
keburukan jiwa, cara membersihkannya dari yan tercela dan mengisinya
dengan sifat sifat yang terpuji, cara melakukannya dengan sulu, dan
perjalanan menuju (keridhaan) alloh dan meninggalkan (larangan-larangan-
Nya) menuju kepada (perintah- Nya)”.
Menurut para kaum sufi sendiri, mereka mengemukakan bahwa:
“tasawuf pada umumnya bermakna menempuh kehidupan zuhud,
menghindari gemerlap kehidupan duniawi, rela hidup dalam keprihatinan,
melakukan berbagai jenis amalan ibadah, melaparkan diri mengerjakan solat
malam, dan melantunkan berbagai jenis wirid sampai fisik atau dimensi
jasmani seseorang menjadi lemah dan dimensi jiwa atau rohani menjadi
kuat”.
b. Sejarah Tasauf
Masa Nabi: Tasawuf merupakan salah satu aspek esoteris/kebatinan
Islam, sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran adanya
komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan tuhan-Nya. Pada
masa rasulullah belum dikenal istilah tasawuf, yang dikenal pada waktu itu

7
adalah nabi beruzlah/menyendiri di gua Hiro, istilah yang muncul
zuhud/asketisme.
Masa Sahabat: Dalam sejarah islam sebelum timbulnya aliran
tasawuf, terlebih dahulu muncul aliran zuhud. Aliran zuhud timbul pada akhir
abad I dan permulaan abad II H. Munculnya istilah tasawuf baru dimulai pada
pertengahan abad III H oleh abu Hasyimal-Kufi (250 H) dengan meletakkan
al-Sufi dibelakang namanya. Pada masa ini al muncul perbedaan pendapat
antara Usman dan Ali.
Masa Muawiyah muncul pertikaian yang menimbulkan perpecahan
pada kubu umat islam menjadi 3 golongan yaitu khawarij, murjiah dan syiah.
Demikian pula selanjutnya muncul 4 imam mazdab al ; Syafi‟I, Hambali,
Hanafi & Maliki pada masa Umayyah. Dan perkembangan ilmu pengetahuan
semakin canggih pada masa Abbasiyah sehingga banyak muncul masalah
terkait dengan hablu minallah dan hablu minnas, Abdul Aziz. Perkembangan
berikutnya sufisme tumbuh subur sejalan dengan peradaban semakin lemah.
a. Faktor Eksternal lahirnya Tasauf
Tasawuf lahir karna pengaruh dari paham kristen yang menjauhi dunia
dan hidup mengasingkan diri dari biara-biara. Sikap hidup yang menjauhi
dunia ini memang terlihat jelas dalam prilaku para sufi dengan paham
zuhud yg mereka anut dan karena pengaruh filsafat phytagoras yang
berpendapat bahwa roh manusia kekal dan berada di dunia sebagai orang
asing. Ada pendapat lain mengatakan Munculnya tasawuf sebagai
pengaruh dari filsafat Emanasi Plotinus yang membawa paham wujud
memancar dari dzat tuhan. Masuknya kedalam materi menyebabkan roh
menjadi kotor. Untuk kembali kepada tuhan roh harus di bersihkan
terlebih dahulu dengan sikap meninggalkan dunia dan mendekatkan diri
kepada tuhan seerat mungkin. Dan tasauf lahir atas pengaruh nirwana.
Menurut ajaran budha bahwa seseorang meninggalkan dunia dan
melakukan kontemplasi. Tasawuf lahir karena pengaruh ajaran hinduisme
yang mendorong manusia meninggalkan dunia dan berupaya
mendekatkan diri kepada tuhan. Kebenaran teori teori yang

8
menitikberatkan faktor ekstern ini memang tidak dapat di pastikan. Semua
nya serba mungkin, karena tasawuf lahir pada saat umat islam telah
mempunyai kontak dengan dunia luar dan agama lain.
b. Faktor Intern lahirnya tasauf menurut Ahli
Lahirnya tasawuf islam di latar belakangi oleh faktor faktor yang ada
dalam islam itu sendiri,bukan pengaruh dari luar. Faktor faktor itu di
temukan dalam al-qur’an dan hadits. Dalam al’quran di temukan ayat-ayat
tertentu yang dapat membawa pada paham mistis. Allah berfirman dalam
al-quran surat albaqarah 186, yang artinya:
“dan apabila hambaku bertanya kepadmu tentan aku, maka (jawablah)
bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo’a apabila ia memohon padaku. Maka, hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintahku) dan hendaklah mereka beriman
kepadaku,agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Selanjutnya faktor intern yang dapat di pandang sebagai penyebab
lahirnya tasawuf di dunia islam, lebih terlihat jelas dalam prilaku
Rasulluloh saw. Dengan demikian,tanpa adanya faktor ekstern tasawuf
pun tetap lahir di dunia islam.

Secara historis, Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad saw


tidak mengenal yang namanya Sufi atau Tasawuf. Meskipun, sebenarnya
pada awal-awal tahun sebelum Nabi mendapatkan wahyu pertamanya,
beliau sering menyendiri di gua hiro untuk bermunajat pada Allah.
Meninggalkan seluruh urusan duniawi dan tinggal secara sederhana.
Setelah Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, disana para sahabat Nabi
menjadikan Nabi sebagai tokoh kezuhudan. Diantaranya seperti Abu
Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Salman
al-Farisi dan Ammar bin Yasir. Setelah itu ada tokoh Zuhud yang berasal
dari Tabi’in Madinah adalah Sa’id Ibn al-Musayyab dan Salin bin
Abdullah. Untuk aliran Bashrah diantaranya Hasan al-Bashri dan

9
Rabi’ah al-Adawiyah. Sedangkan untuk aliran Kuffah adiantaranya
adalah Sufyan ats-Tsaury dan Thawus al-Kisan.

2. Relasi Antara Ahlak dan Tasauf secara Teoritis


Dari Teori akhlak dan Tasauf yang sudah dibahas bahwa relasi
antara Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya
mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf
mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya.
Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya
tasawuf mementingkan akhlak. Hubungan akhlak dan tasawuf tidak bisa
terpisashkan karena kesucian hati akan membentuk akhlakjyang baik pula
.Pada intinya seseorang yang masuk kedalamn dunia tasawuf hgarus
munundukan jasmani dan rohani dengan cara mendekatkan diri kepada
Allah dan menjaga akhlak yang baik. Dari awal-awal tahun Nabi saw
berhijrah ke Madinah, banyak sekali tokoh sufi yang terkenal pada
zamannya dan berpengaruh seperti Imam al-Gazali dan lain sebagainya.
3. Relasi antara Akhlak dan Tasauf secara Historis
Akhlak dan Tasawuf sama-sama merupakan Rahmatan lil
Alamin, dua-duanya menganjurkan kita supaya tidak bersikap sombong dan
bersikap lemah lembut terhadap siapapun terutama kepada sang Maha
Pencipta diri kita yang diatur oleh Allah dengan begitu sempurna ini.
ilmu Allah masih sangat luas, dan pemahaman manusia dari zaman
ke zaman semakin bertambah dan bervariasi, terlihat dari zaman nabi Adam
hingga sekarang akhlak jahiliyah masih tertanam didiri manusia walaupun
sebagian ada yg tidak memiliki akhlak jahiliyah itu. jadi kita diwajibkan
untuk memiliki akhlak yang mahmudah dan jiwa tasawuf. hubungan setiap
manusia dengan manusia lain sebagai makhluk sosial dan saling
membutuhkan dan juga hubungan manusia itu sendiri dengan penciptanya,
yaitu Allah swt. Akhlak dan tasawuf merupakan disiplin ilmu yang apabila
kita telah mempunyai akhlak mahmudah menurut Allah juga terlepas dari
urusan duniawi, maka kehidupannya kelak akan selamat dunia dan akhirat,

10
juga mendapatkan Ridho dari Allah. Meskipun begitu tidak mudah untuk
mendapatkan dan melaksanakan akhlak yang baik dan menguasai ilmu
tasawuf. Karena, manusia dikelilingi oleh nafsu yang sangat kuat dan terus
berada disampingnya, juga dengan qalbu (hati) yang berubah kapanpun,
terkadang sangat taat terhadap Allah dan terkadang juga sangat lalai akan-
Nya. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang tak lluput dari
kesalahanharus selalu berharap kepada Allah dengan segala Hidayah dan
Karunianya

11
BAB III
A. KESIMPULAN
Akhaq mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam
agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai
misi pokok risalah Islam.
2. Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
4. Rasulullah SAW menjadikan baik burukny akhlaq seseorang sebagai ukuran
kualitas imannya.
5. Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada Allah SWT.
6. Nabi Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah SWT membaikkan Akhlaq
beliau.
7. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
akhlaq.
Relasi antara Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam
pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,
sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia
dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga
dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Relasi Akhlak dan Tasawuf sama-sama merupakan Rahmatan lil
Alamin, dua-duanya menganjurkan kita supaya tidak bersikap sombong dan
bersikap lemah lembut terhadap siapapun terutama kepada sang Maha Pencipta
diri kita yang diatur oleh Allah dengan begitu sempurna ini.
ilmu Allah masih sangat luas, dan pemahaman manusia dari zaman ke
zaman semakin bertambah dan bervariasi, terlihat dari zaman nabi Adam
hingga sekarang akhlak jahiliyah masih tertanam didiri manusia walaupun
sebagian ada yg tidak memiliki akhlak jahiliyah itu. jadi kita diwajibkan untuk
memiliki akhlak yang mahmudah dan jiwa tasawuf.

12
B. SARAN
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan belajar
untuk menambah pengetahuan kita, untuk lebih memperdalam lagi pembaca
bisa membaca buku-buku lain sesuai dengan topic ini, agar pengetahuannya
semakin luas.

13
DAFTAR PUSTAKA

 ustadedi.blogspot.com/2015/10/kedudukan-akhlak-dalam-islam-oleh-
edi.html
 Nata, abudin, akhlak tasauf.(Jakarta:PT Rajagrafindor Persada.2009)
 Nata, Abuddin. 1998. Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Ed. 1.,
Cet.4. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
 https://amrikhan.wordpress.com/2012/07/30/kedudukan-akhlak-
dalam-isla.

14

Anda mungkin juga menyukai