PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
NKRI adalah kependekan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan
negara merdeka dengan aneka corak keragaman, dengan aneka rupa-rupa polemic dan dengan
warna-warni kebudayaan. NKRI adalah kesatuan wilayah dari Sabang di Nangroe Aceh
Darussalam (NAD) sampai Merauke di Irian Jaya (Papua). Surga dunia, paru-paru dunia, dan
keindahan alam dunia dijabat oleh NKRI. Letak nan strategis antara dua benua dan dua
samudera serta dua lempeng patahan bumi menjadikan NKRI adalah sebuah negara kaya raya
dan gemah ripah loh jinawi. Masyarakat yang ramah dan memiliki adat istiadat yang beragam
semakin menjadikan NKRI sebuah negara yang disebut-sebut “benua yang hilang” itu.
Menyoal, NKRI adalah harga mati bahwa sejak nama itu diikrarkan ternyata masih
banyak yang tidak cocok dengan empat huruf ini. Apa kurang enak didengar, apa kurang
keren, entahlah, yang jelas muncul nama-nama alternatif pada awal-awal lahirnya NKRI.
Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah salah satu alternatif yang populer hingga
kini, meskipun telah berganti nama menjadi Negara Islam Indonesia (NII). Ada juga RMS,
GAM, OPM, PPRI, dan lainnya yang merupakan alternatif-alternatif nama dari NKRI.
Ketidakcocokan dengan NKRI yang akhirnya banyak diantaranya ingin keluar
darinya membuat NKRI harga mati ditulis huruf capital dengan tanda seru : NKRI HARGA
MATI!. Menandakan bahwa mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Setiap orang Indonesia
yang mempunyai rasa cinta tanah air atau patriotisme, ingin agar NKRI tetap ujud dan tidak
terpecah atau tergerogoti oleh alasan apapun
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem
pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna
menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara bentuk negara kesatuan dan negara
federal
2. Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara sistem pemerintahan parlementer dan
sistem pemerintahan presidensil.
C. Rumusan Masalah
a. Sentralisasi
b. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-
peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan
sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
berwenang membuatnya;
negara.
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah
itu sendiri;
berjalan lancar;
meningkat;
Sistem Presidensial
A. Pengertian Sistem Presidensial
intahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem
pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen.
Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal
adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara dipisahkan (separation of
power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara
ideal diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden
dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi.
Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan
bertanggung jawab kepada presiden.
Merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.Menurut Rod Hague, pemerintahan
presidensiil terdiri dari 2 unsur yaitu:
• Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
• Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan..
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa
dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang
wakil presiden akan menggantikan posisinya.Model ini dianut oleh Amerika
serikat,Indonesia,dan sebagian besar Negara Amerika latin
Bentuk MPR sebagai majelis permusyawaratan-perwakilan dipandang lebih sesuai
dengan corak hidup kekeluargaan bangsa Indonesia dan lebih menjamin pelaksanaan
demokrasi politik dan ekonomi untuk terciptanya keadilan sosial,dan sebagai ciri demokrasi
Indonesia. Dalam struktur pemerintahan negara, MPR berkedudukan sebagai supreme power
dan penyelenggara negara yang tertinggi. DPR adalah bagian dari MPR yang berfungsi
sebagai legislatif. Presiden menjalankan tugas MPR sebagai kekuasaan eksekutif tertinggi,
sebagai mandataris MPR.
Sebagai penjelmaan rakyat dan merupakan pemegang supremasi kedaulatan, MPR
adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi, “pemegang” kekuasaan eksekutif dan
legislatif. DPR adalah bagian MPR yang menjalankan kekuasaan legislatif, sedangkan
presiden adalah mandataris yang bertugas menjalankan kekuasaan eksekutif. Bersama-sama,
DPR dan presiden menyusun undang-undang. DPR dan presiden tidak dapat saling
menjatuhkan seperti pada sistem parlementer maupun presidensial.
Sistem presidensial dipandang mampu menciptakan pemerintahan negara berasaskan
kekeluargaan dengan stabilitas dan efektifitas yang tinggi. Sehingga para anggota legislatif
bisa lebih independent dalam membuat UU karena tidak khawatir dengan jatuh bangunnya
pemerintahan. Sistem presidensial mempunyai kelebihan dalam stabilitas pemerintahan,
demokrasi yang lebih besar dan pemerintahan yang lebih terbatas. Adapun kekurangannya,
kemandekan (deadlock) eksekutif-legislatif, kekakuan temporal, dan pemerintahan yang lebih
eksklusif.
Secara konstitusional, DPR mempunyai peranan untuk menyusun APBN, mengontrol
jalannya pemerintahan, membuat undang-undang dan peranan lain seperti penetapan pejabat
dan duta. Presiden tak lagi bertanggung jawab pada DPR karena ia dipilih langsung oleh
rakyat.Konstitusi RI jelas telah menetapkan sistem pemerintahan presidensial. Pemerintahan
presidensial mengandalkan pada individualitas. Sistem pemerintahan presidensial bertahan
pada citizenship yang bisa menghadapi kesewenang-wenangan kekuasaan dan juga
kemampuan DPR untuk memerankan diri memformulasikan aturan main dan memastikan
janji presiden berjalan.
Pemerintahan presidensial memang membutuhkan dukungan riil dari rakyat yang
akan menyerahkan mandatnya kepada capres. Namun, rakyat tak bisa menyerahkan begitu
saja mandatnya tanpa tahu apa yang akan dilakukan capres.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah
enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia
adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
a. Kepala negara adalah orang yang mengepalai negara dan sebagai symbol resmi
negara Indonesia di dunia yang mempunyai tugas sebagai berikut :
Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
b. Mangangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan DPR.
c. Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
d. Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA / Mahkamah Agung.
e. Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari DPR.
f. Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat dan AL
/ Angkatan Laut.
g. Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang-Undang.
h. Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR.
i. Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak, mempengaruhi beban
keuangan negara dan atau mengharuskan adanya perubahan / pembentukan Undang-
Undang harus dengan persetujuan DPR.
j. Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh UU
k. Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
l. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih DPR atas dasar
pertimbangan DPD.
m. Membentuk dewan pertimbangan yang memiliki tugas memberi nasehat dan
pertimbangan untuk Presiden yang diatur oleh UU.
stafnya
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki
peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan
kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari
parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu
parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan
mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan
adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara
republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki
kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan
negara.
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
A. KESIMPULAN
2.
Parlementer Presidensial
Kepala Negara Presiden atau Raja Presiden
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden
Eksekutif/Kabinet Berasal dari Parlemen dan Merupakan
disetujui oleh Perdana Pembantu
Menteri Presiden
Eksekutif anggota Ya Tidak
parlemen?
Eksekutif bisa Ya Tidak
membuabarkan
parlemen?
Masa Jabatan Eksekutif Tidak Ya
Tertentu?
Parlemen Mengawasi Kadang-kadang Tidak
Eksekutif?
Pusat Kekuasaan Parlemen Tidak ada
Parlemen Mengatur Tidak Ya
Urusannya sendiri
3.
B. SARAN