Kromium
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun berikutnya..
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24.
Khrom juga berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup
tinggi.
Karakteristik
Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi rata-rata 100 ppm.
Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan yang mengandung kromium
dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi. Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1
dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 μg / liter, dan di sungai dan danau 26 μg / liter dengan 5,2 mg /
liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi
dalam banyak kasus, Cr (III) adalah spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat
mengandung sampai 39 μg dari total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI).
Sumber Krom
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran,
Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan
mereduksi khrom oksida dengan aluminum.
Kegunaan Krom
chrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak
alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan logam untuk
menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom
memberikan warna hijau emerald pada kaca. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk
batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan
struktur kristal. Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips katalis untuk
produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida atau campuran dari krom dan
titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida (CrO 2) merupakan sebuah magnet senyawa
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan
sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti
emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan
Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat. Kromium (IV) oksida digunakan untuk
pembuatan pita magnetik digunakan dalam performa tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat adalah
agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas
laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam
asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci aparat. Natrium dikromat kadang-kadang
digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat
merupakan zat kimia reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen
titrating.
Senyawa Krom
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah natrium
dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan khrom . Dikhromat
bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit. Senyawa
lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang
sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna.
Dalam industry penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.
Pelapisan krom
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating oleh kromium. Pelapisan
dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti besi, baja, atau tembaga. Pelapisan
krom juga dapat dilakukan pada plastik atau jenis benda lain yang bukan logam, dengan persyaratan
bahwa benda tersebut harus dicat dengan cat yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan
listrik.
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam sulfat sebagai bahan pemicu
arus, dengan perbandingan campuran yang tertentu. Perbandingan yang umum bisa 100:1 sampai
400:1. Jika perbandingannya menyimpang dari ketentuan biasanya akan menghasilkan lapisan yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses pelapisan krom
ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir sewaktu melakukan pelapisan.
Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 °C sampai 60 °C dengan besar perbandingan besar arus 18
A/dm2 sampai 27 A/dm2. Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb) sebagai
anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda (kutub negatif). Jarak antara elektroda
tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang digunakan adalah arus searah antara 10 - 25
Volt, atau bisa juga menggunakan aki mobil. Pewarnaan Kulit Kromium (III) garam, terutama tawas krom
dan kromium (III) sulfat, digunakan dalam penyamakan dari kulit. kromium (III) menstabilkan kulit secara
lintas yang menghubungkan kolagen serat dalam kulit. Kromium kecokelatan kulit dapat mengandung
antara 4 dan 5% dari kromium, yang erat terkait pada protein.
TAWAS
TAWAS adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah
satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk
memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis
tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk
pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Kembali kepada kebutuhan
sehari-hari, kamu dapat temui bongkahan tawas dicemplungkan ke sumur pompa untuk membuat air jadi
jernih. Ibu kamu yang gemar memasak juga kadang menggunakan Tawas pada air rebusan untuk
membuat mie dan baso. dan juga untuk penghilang bau pada masakan rebung (kuncup bambu). Tawas
juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk
menghindari bau badan.
Tawas merupakan garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O. M+
merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam
kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat.
berikut beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:
1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2. 12h2O
digunakan sebagai serbuk pengembang roti.
2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2. 12H2O digunakan
dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam
aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas
menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
2Al(s) + 2K+(aq) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) ——> 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)
ion aluminium, Al(OH)4- yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam sulfat, diendapkan sebagai
aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.
2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq) —–> 2Al(OH)3(s) + 2K+(aq) + SO42-(aq) + 2H2O(l)
2Al(OH)3(s) + 6H+(aq) + 3SO42-(aq) —–> 2Al3+(aq) + 3SO42-(aq) + 6H2O(l)
jika larutan kalium aluminium sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh didinginkan maka akan terbentuk
kristal-kristal yang berbentuk oktahedron.
3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula NH4Al(SO4)2.12H2O
digunakan sebagai acar ketimun.
4. Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O
digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain tahan api. tawas kromium dapat diperoleh
dengan cara mereduksi ion dokronat dari kaliium dikromat K2Cr2O7, menjadi kromium(III) dalam larutan
asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH.
8H+(aq) + CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) —–> 3CH3CHO(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
ion sulfat dari asam sulfat dan ion kalium dari kalium dikromat bergabung dengan ion kromium(III)
membentuk kristal tawas kromium yang terbentuk oktahedron dan berwarna violet sampai hijau gelap jika
larutan yang pekat didinginkan.
K+(aq) + Cr3+(aq) + 2O42-(aq) + 12H2O(l) —–> KCr(SO4)2. 12H2O(c)
Tawas Kromium diproduksi dari kromat garam atau dari paduan ferrochromium. Larutan pekat kalium
dikromat dapat dikurangi, biasanya dengan sulfur dioksida , tetapi juga
dengan alkohol atau formaldehida , dengan adanya asam sulfat pada suhu <40 ° C . Atau dan kurang
umum, paduan ferrochromium dapat dilarutkan dalam asam sulfat dan, setelah pengendapan besi sulfat,
tawas krom mengkristal pada penambahan kalium sulfat . Tawas kromium mengkristal di
teratur oktahedradengan sudut diratakan dan sangat larut dalam air. Solusinya memerah lakmus dan
merupakan zat . Solusi berair ungu gelap dan berubah hijau ketika dipanaskan di atas 50 °
C. Selain dodecahydrate , yang KCR hexahydrate (SO 4) 2 · 6H 2 O, KCR dihidrat (SO 4) 2 · 2H 2 O , dan
KCR monohidrat (SO 4) 2 · H 2 O yang dikenal.
5. Amonium besi(III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula NH4Fe(SO4)2.12H2O
digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan mengoksidasi ion besi(II)
menjadi ion besi(III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.
2H+(aq) + NO3-(aq) +Fe2+(aq) —–> Fe3+(aq) + NO2(g) + H2O(l)
ion amonium dan ion sulfat dari amonium sulfat, (NH4)SO4, mengkristalkan ion besi(III sebagai tawas
besi(III).
NH4+(aq) + Fe3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l) —–> NH4Fe(SO4)2. 12H2O(c)
Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan
untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan.
Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara
pelan-pelan
Gelas Beker
Kertas Saring
Corong
Batang Pengaduk
Gelas Arloji
Penangas Air
Evaporator
H2SO4 (5 M)
H2O2 3%
Kalium dikromat
Etanol
HNO3 (2 M)
NaOH (5 M)
V. Cara Kerja
1. Masukkan 25 ml larutan asam sulfat 5 M kedalam beker gelas, kemudian tambahkan 4 gr potassium
dikromat. Aduk campuran tersebut dan panaskan diatas penangas air agar semua dikromat larut.
2. Dinginkan larutan dalam pendingin es kira-kira selam 10 menit dan kemudian tambahkan 4 ml etanol
sedikit demi sedikit kedalam campuran. Penambahan harus dilakukan secara hati-hati, karena pada
reaksi tersebut menghasilkan panas. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar kerja.
3. Tutup larutan dengan gelas arloji dan amati perubahan yang terjadi pada keesokan harinya.
4. Kumpulkan Kristal-kristal yang telah terbentuk diatas corong dan pindahkan sisahnya dari gelas beker
dengan cara menambahkan 5 ml etanol 60%. Bila perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada Kristal
yang tertinggal. Biarkan Kristal-kristal tersebut kering pada suhu kamar (dinamakan air drying) sampai
keesokan harinya.
5. Timbang berat Kristal-krital tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas potassium kromium
berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan.
6. Lakukan pengujian adanya ion kromium dengan cara : kedalam sejumlah sampel (0,05 gr tawas kromium
kedalam 2 ml air) tambahkan larutan NaOH 5M tetes demi tetes sampai tdak terjadi lagi perubahan
(setiap penambahan satu tetes larutan dikocok dan diamati dengan cermat sebelum penambahan tetes
berikutnya dilajutkan atau tidak). Kemudian tambahkan 1 ml larutan H 2O2 3% dan panaskan campuran
sampai terjadi perubahan warna. Timbulnya warna kuning pada larutan (CrO 4) menunjukkan adanya ion
kromat. Catat pengamatan anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari
oksidasi cr (aq) oleh H2O2 dalam medium basah.
Catatan: Pelaksanaan uji untuk Cr harus dilakukan dalam medium basa.
7. Lakukan tes pengujian adanya ion sulfat dengan cara: didalam tabung uji, larutkan 0,05 gr tawas
kromium dengan 5 ml air. Tambahkan larutan Ba(NO 3)2 0,1 M dan larutan HNO3 2M beberapa tetes.
Catat pengamatan anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari reaksi yang
terjadi.
Ditutup kaca arloji dan dibiarkan Larutan tidak berubah dan tidak
keesokan harinya terdapat kristal
VIII. Pembahasan
Tawas potassium Kromium , KCr(SO4)2 . 12H2O dibuat dari asam sulfat 5 M sebanyak 25 ml
yang ditambahkan dengan 4 gram K2Cr2O7. Jika potassium dikromat telah ditambahkan pada asam
sulfat 5 M maka dilakukan pemanasan. Pemanasan ini bertujuan agar semua dikromat larut dalam asam
sulfat 5 M. setelah dipanaskan kemudian didinginkan, dilajutkan dengan penambahan etanol dan ditutup
dengan kaca arloji lalu dibiarkan sampai keesokan harinya. Penambahan etanol ini bertujuan untuk
membantu pembentukan Kristal tawas. Dari hasil percobaan, setelah ditambahkan etanol maka larutan
menjadi hijau pekat. Penambahan etanol ini harus dilakukan sedikit demi sedikit karena reaksi ini
merupakan reaksi panas. Pada saat reaksi trlihat gas yang dihasilkan dari reaksi panas tersebut.
Keesokan harinya dilakukan penyaringan, setelah terbentuk Kristal kemudian hasil penyaringan
dikeringkan dan tawas ditimbang. Pada percobaan kali ini, kami tidak mendapati terbentuknya Kristal
tawas meskipun larutan telah dibiarkan beberpa hari tettap tidak terdapat Kristal, mengakibatkan persen
kesalahan sebanyak 100% karena tidak ada tawas yang terbentuk. Hasil kesalahan 100% ini disebabkan
oleh kesalahan dalam praktikum, seperti pada saat penimbangan, penutupan larutan yang tidak rapat,
pengaruh suhu system lingkungan atau bisa saja praktikan kurang terampil dan kurang teliti dalam
memakai alat.
Pada percobaan ini masih terdapat kekurangan yaitu hasil yang didapat tidak sama dengan
literature yang ada dikarenakan terjadinya kesalahan seperti pembuatan larutan dan cara mereaksikan
larutan tersebut.
IX. Kesimpulan
1. Tawas merupakan suatu garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+ M3+ (SO4)2 12 H2O
2. tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromadari kalium dikromat menjadi ion
kromium dalam suasana basa
3. reaksi antara ion sulfat dari tawas potassium kromium dengan larutan barium nitrat akan mengahasilkan
endapan putih BaSO4 yang tidak larut dalam asam encer
4. ion M+ merupakan kation univalent
5. ion M3+ merupakan logam-logam dengan tingkat oksidasi 3+
X. Daftar Pusataka