Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM INTEGUMEN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II)

OLEH
1. Dini Kusmaharani (1401470001)
2. Putria Marta Al-Ahda (1401470003)
3. Arslan Kamil Aries (1401470004)
4. Aji syahbanul Arifin (1401470005)
5. Fauzia Isma Wazida (1401470006)
6. Elsa Risky Andari (1401470007)
7. Rachmatul Hasanah (1401470008)
8. Rani Prastika (14014700)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-IV KEPERAWATAN LAWANG
MEI 2016
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian kulit
Kata integumen ini berasal daribahasa Latin "integumentum” yang berarti
penutup. Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan
manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas. Pada
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm2.

2. Lapisan kulit
a. Lapisan Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang
telah mati yang disebut juga lapisan tanduk. Fungsi epidermis adalah sebagai
pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.
Epidermis dapat dibagi menjadi 5 lapisan :
- Stratum corneum (lapisan tanduk)
Stratum korneum lapisan paling tebal pada telapak kaki dan paling
tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati
yang mudah mengelupas.
- Stratum lucidum (daerah rintangan)
Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang
tebal. Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.
- Stratum granulosum (lapisan seperti butir)
Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang menghambat
pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif dalam proses
keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas.
- Stratum spinosum (lapisan sel duri)
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Lapisan
ini adalah lapisan paling tebal pada epidermis.
- Stratum germinativum (lapisan sel basal)
Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak
ditemukan sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
menentukan warna kulit seseorang.
b. Lapisan Dermis
Dermis memiliki ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut kolagen dan
elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting dari kulit. Dermis
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, gelembung rambut, kelenjar
lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot dan serabut saraf.
- Kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera)
Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan keringat melalui saluran keringat
yang bermuara di pori-pori kulit.
- Kelenjar Minyak ( Glandula Sebasea)
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak (sebum). Minyak
yang dikeluarkan berfungsi untuk melumasi kulit dan membuat rambut tidak
kering.
- Kantong Rambut
Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kantong rambut dilengkapi dengan otot penegak rambut. Pada saat udara
dingin, otot rambut berkontraksi yang menyebabkan tegaknya batang rambut.
- Pembuluh Kapiler Darah
Pembuluh darah kapiler berfungsi mengedarkan zat-zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan rambut dan sel-sel kulit.
c. Lapisan Hipodermis (Jaringan ikat bawah kulit)
Di dalam lapisan ini terdapat lemak yang berfungsi untuk cadangan makanan,
menahan panas tubuh, melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari
luar.
3. Fungsi kulit
a. Sebagai Proteksi
Kulit berfungsi dalam menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik
yang berada diluar tubuh. Seperti gesekan, tekanan, tarikan, dan zat-zat kimia
terutama yang bersifat iritan. Gangguan yang bersifat panas seperti sengatan UV,
radiasi, gangguan infeksi luar terutama kuman maupun jamur.
b. Sebagai Absorbsi
Kulit lebih mudah menyerap yang menguap daripada benda cair atau padat,
begitu pun yang larut seperti lemak.

c. Sebagai Ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit akan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna sebagai


hasil dari metabolisme dalam tubuh yang berupa asam urat, NaCl, ammonia dan
urea.

d. Sebagai Persepsi

Kulit yang mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.


Terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh badan-badan ruffini didermis
dan subkutis

e. sebagai Pengatur suhu tubuh

f. Sebagai Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosoit yang terletak pada lapisan basal dan sel
yang berasal dari rigi saraf.

g. Fungsi Keratinisasi
Pada lapisan epidermis dewasa terdapat tiga lapisan yaitu lapisan melanosoit,
keratinosit, dan sel langerhans

4. Pembuluh Darah
Arteri yang memberi darah pada kulit membentuk anyaman dalam
subcutaneus (hypodermis) dan mengirim cabang kapiler-kapiler darah ke folikel
rambut dan glandula sudoriferae ( kelenjar keringat ) .
Kapiler darah pada kulit benyak sekali sehingga mampu menampung
sebagian besar darah dari tubuh. Jumlah darah yang mengisi pembuluh-pembuluh
darah ini bervariasi tergantung dari melebar dan menyempitnya pembuluh darah itu.
Pembuluh darah yang melebar disebut vasodilatasi, dan yang menyempit disebut
vasokontriksi. Pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit atau melebar oleh
pengaruh rangsangan seperti panas, dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi.
Penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.
Melebar dan menyempitnya pembuluh darah diatur oleh saraf vasomotoris.
Terdapat pula anyaman-anyaman pembuluh limfe pada permukaan corium.
Pembuluh-pembuluh ini berhubungan satu dengan yang lain, dan pada pembuluh
limfe pada subcutaneus.

5. Sistem persarafan Kulit


Pada kulit terdapat ujung – ujung saraf perifer, yaitu:
a. Serabut saraf motoris, yang mengatur pelebaran pembuluh darah (vasodilatator ) ,
serta saraf motoris yang menginervasi musculus arrector ( arector pilorum )
b. Ujung saraf yang merupakan reseptor dingin ( benda Krause ) dan reseptor panas
(benda Ruffini)
c. Ujung saraf yang merupakan indera peraba ( benda Meissner ) dan indera tekanan
(benda Pacini)
d. Indera untuk merasakan sakit dan nyeri, terdiri atas sejumlah reseptor
diperkirakan lebih dari 2.000.000, yang merupakan ujung saraf bebas
e. Serabut saraf sekretoris yang terbesar dan kelenjar-kelenjar
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN

1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
Selama wawancara riwayat kesehatan, ajukan pertanyaan tentang riwayat
alergi kulit, reaksi alergi kulit terhadap makanan, obat serta zat kimia, masalah kulit
sebelumnya dan riwayat kanker kulit. Nama-nama kosmetika, sabun, sampo, atau
produk hiegine personal lainnya juga harus ditanyakan jika terdapat masalah kulit
yang terjadi setelah memakai produk tersebut. Riwayat kesehatan akan berisi
informasi yang spesifik mengenai awetan, tanda dan gejala, lokasi dan durasi nyeri,
gatal-gatal, ruan atau gangguan rasa nyaman lainnya yang dialami pasien.
Secara ringkas pengkajian riwayat kesehatan integument meliputi hal hal berikut ini :
1) Tanyakan pada pasien tentang persepsi pola hidup sehat
2) Tanyakan apakah pasien mempunyai binatang peliharaan
3) Tanyakan apakah pola nutrisi yang digunakan dapat mengubah kondisi kuli t
pasien
4) Tanyakan dalam pola sehari hari kondisi kulit tentang kekeringan
5) Tanyakan pada pasien adanya lesi, kemerahan atau memar
6) Tanyakan tentang penggunaan pelindung dari matahari dan beberapa efeknya
7) Tanyakan frekuensi mandi dan jenis sabun yang digunakan
8) Tanyakan adakah terjadi trouma kulit akhir-akhir ini
9) Tanyakan riwayat alergi yang menyebabkan bintik-bintik merah
10) Tanyakan apakah menggunakan obat-obat topical dan menggunakan pil
perawatan kulit
11) Tanyakan apakah mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan kulit seperti
kanker kulit atau psioriasis
12) Tanyakan kondisi psikologis pasien dengan kondisi kulit dalam mekanime koping
dan tanyakan pola kepercayaan yang digunakan dengan masalah yang dirasakan
pasien

b. Pemeriksaan Fisik
1) Karakteristik kulit normal
- Warna Kulit
Bagian tubuh yang terbuka khususnya di bagian iklim panas cenderung
lebih berpigmen daripada bagian tubuh lainya. Efek vasodilatasi yang di
timbulkan oleh demam, sengatan matahari dan inflamasi akan menimbulkan
bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat merupakan keadaan tidak
adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas kulit yang normal dan paling
jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukan
hipoksia seluler yang mudah terlihat pada ektremitas, dasar kuku,bibir, serta
membrane mukosa. Ikterus yaitu kulit yang menguning, berhubungan langsung
dengan kenaikan bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sclera serta
membran mukosa.
- Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Normalnya kulit adalah
elastic dan dapat cepat kembali apbila dilakukan pencubitan yang sering disebut
turgor kulit baik.
- Suhu
Suhu kulit normalnya hangat tetapi pada bagian tangan dan kaki bersuhu
dingin karena bagian perifer akibat suatu kodisi vasokontriksi.
- Kelembaban
Normalnya teraba kering saat disentuh dan peningkatan aktivitas
kelembaban akan meningkat.
- Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang
tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat
terutama pada area aksila dan lipat paha.
2) Efloresensi
Efloresensi adalah pengkajian kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang
(secara objektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan. Terdapat dua
macam pengajian efloresensi, meliputi:
a. Efloresensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permukaan kulit.
Macam-macam efloresensi primer :
- Makula
Kararteristik perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan
bentuk bervariasi tanpa disertai peninggian atau cekungan. (bila diameter
>1 cm disebut patch).
- Papula
Karateristiknya peninggian kulit yang solid dengan diameter <1 cm
dan bagian terbesarnya berada diatas permukaan kulit (bila papula
bergabung dengan diameter >1 cm dan permukaan datar disebut plakat)
- Nodul
Seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >1 cm dan lebih dalam.
Tumor merupakan istilah umum untuk menunjukkan adanya suatu massa
baik jinak maupun ganas yang >2 cm.
- Tumor
Seperti nodul tetapi lebih besar dari nodul.
- Vesikula
Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran < 1 cm,
dapat pecah menjadi erosi, dapat bergabung menjadi bula.
- Bula
Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran >1 cm.
- Pustula
Seperti halnya vesikula, tetapi isinya pus dan berada diatas kulit yang
meradang.
- Urtika
Peninggian kulit yang datar oleh karena edema pada dermis bagian
atas. Bersifat gagal, timbulnya cepat, hilangnya cepat, pori-pori melebar,
warnapucat.
b. Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan
penyakit.
Macam-macam efloresensi sekunder:
- Skuama
Karakteristiknya partikel edema dapat kering atau berminyak, tipis
ataupun tebal dan dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih, keabu-
abuan, kuning, atau coklat.
- Erosi
Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tanpa
meninggalkan jaringan parut.
- Ekskoriasi

Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.

- Ulkus
Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis atau lebih dalam, sembuh
dengan meninggalkan jaringan parut.
- Krusta
Pengeringan cairan tubuh bercampur dengan epitel debris bakteri.
- Sikatriks
Pembentukan jaringan baru yang bersifat lebih banyak mengandung
jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau
trauma pada dermis yang lebih dalam. Dapat terjadi atrofi disebut sikatriks
atrofi, bila membesar disebut sikatris hiperatrofi (retakan kulit yang linier
sepanjang epidermis atau sampai dermis)

3) Pengkajian Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi,
pekerjaan dan tingkat perawatan kulit dari seseorang, bahkan status psikologis
juga dapat diungkapkan dari adanya bukti-bukti gigitan kuku. Sebelum
mengkaji, perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling
dapat dilihat adalah plat kuku. Lapisan transparan epitel sel menutupi bantalan
kuku. Vaskularitas bantalan kuku memberiwarna lapisan dibawah kuku.
Seminular, area putih di bagian dasar bantalan kuku disebut lunula (dimana
plat kuku terbentuk).
 Inspeksi dan palpasi
Perawat menginspeksi warna bantalan pada kuku, kebersihan, panjang,
ketebalan dan bentuk plat kuku, tekstur kuku dan sudut antara kuku dan
bantalan kuku, serta kondisi lipatan kuku lateral dan proksimal disekitar
kuku.
 Data obyektif yang mungkin di temukan :
a. Terjadi perubahan warna kulit, turgor, elastisitas,kelembapan,
kebersihan, dan bau
b. Terdapat lesi primer misalnya macula, papula, vesikula, pustule, bula,
nodula,atau urikasi
c. Terdapat lesi sekunder misalnya krusta, skuama (sisik), erosi
d. Di temukannya tanda-tanda radang
e. Dari pemeriksaan penunjang (kultur kulit, biopsi, uji alergi atau
pemeriksaan darah) didapatkan kelainan.

Keluhan :

1. Mengeluh gatal, nyeri, kemerahan, berminyak, kering, kasar, tidak rata,


terkelupas, lepuh, panas, dingin, perubahan warna kulit, dan timbul
borok.
2. Adanya riwayat alergi, kontak dengan bahan-bahan tertentu
(kosmetik,sabun, obat, tanaman)
3. Riwayat keluarga atau tetangga dengan penyakit kulit
4. Adanya perubahan pola kebiasaan sehari-hari
5. Di temukan data psikologis yang berkaitan dengan masalah kulit (rasa
malu, di kucilkan orang lain, takut tidak smbuh, dan cemas)

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan masalah inteumen,
adalah :
a. Gangguan integritas kulit b.d kerusakan jaringan, gangguan kekebalan tubuh atau
infeksi.
b. Gangguan rasa nyaman b.d proses peradangan, terbukanya ujung-ujung syaraf kulit
atau tidak adekuatnya pengetahuan tentang pelaksanaan nyeri.
c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan anatomi kulit atau bentuk tubuh
d. Gangguan harga diri b.d penyakit yang tidak teratasi dengan mudah.
e. Kecemasan b.d penyakit kronis, perubahan kulit atau potensial keganasan.
f. Resiko infeksi b.d tidak adanya perlindungan kulit.
g. Defesiensi pengetahuan tentang faktor penyebab, cara pengobatan dan perawatan diri.
h. Ganggua istirahat tidur b.d rasa gatal atau nyeri pada kulit.
i. Isolasi sosial b.d penolakan dari orang lain karena perubahan bentuk kulit.

3. Rencana Keperawatan
Tujuan yang harus di capai pada klien dengan masalah kulit dapat di tentukan
berdasarkan tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Tujuan keperawatan secara umum
adalah sebagai berikut :
a. Kulit menjadi normal kembali
b. Berkurangnya rasa nyeri atau gatal
c. Terlindungnya kulit dari trauma
d. Tidak terjadi infeksi
e. Konsep diri positif
f. Tidak terjadi penularan
g. Kebutuhan istirahat tidur dapat terpenuhi.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kulit adalah lapisan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi
permukaan tubuh. Kulit merupakan organ tubuh paling luas. Lapisan kulit terdiri dari
lapisan epidermis yang meliputi Stratum corneum (lapisan tanduk), Stratum lucidum
(daerah rintangan), Stratum granulosum (lapisan seperti butir), Stratum spinosum
(lapisan sel duri), Stratum germinativum (lapisan sel basal), kedua yaitu lapisan
dermis yang meliputi kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera), Kelenjar Minyak (
Glandula Sebasea), Kantong Rambut, ketiga yaitu Lapisan Hipodermis (Jaringan ikat
bawah kulit).
Fungsi kulit yaitu sebagai proteksi, Sebagai Absorbsi, Sebagai Ekskresi, Sebagai
Persepsi, sebagai Pengatur suhu tubuh, Sebagai Pembentukan Pigmen, Fungsi
Keratinisasi. Pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit atau melebar oleh
pengaruh rangsangan seperti panas, dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi.
Penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.

2. Saran
Jagalah kebersihan kulit agar tidak terkena infeksi dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR RUJUKAN

Lestari, M. 2014. Askep Klien dengan Sistem Integumen


(http://meidalestari.blogspot.com/2014/03/askep-klien-dengan-sistem-
integumen.html), diakses pada 27 April 2016.

Nando. 2013. Sistem Integumen (https://tensanando.wordpress.com/2013/08/28/bagian-


bagian-kulit-beserta-fungsinya/), diakses pada 27 April 2016.

Syaiffudin.2010.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai