Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Peyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi di perairan
tawar yang bisa menyebabkan menurunnya kualitas air pada perairan tawar.
3
BAB II
Secara tidak langsung proses budidaya di perairan juga bisa mengakibatkan terjadinya
permasalahan di perairan. Pembuatan KJA yang dibudidayakan di danau secara intensif yang
terus meningkat yang berarti juga terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan
menghasilkan limbah organik (kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak termakan) yang akan
merangsang produktivitas perairan dan mempengaruhi karakteristik biotik dan abiotik
perairan (Krismono, 1992). Semakin banyak KJA yang beroperasi akan semakin banyak
limbah yang masuk ke perairan. Limbah tersebut berasal dari pemberian pakan yang
berlebihan yang akan menimbulkan dampak lanjut ke perairan berupa kotoran dan sisa pakan.
4
Pada saat jumlahnya melampaui batas tertentu dapat mengakibatkan proses
sedimentasi yang tinggi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan, limbah tersebut
akan menyebabkan penurunan kualitas perairan (pengurangan pasokan oksigen dan
pencemaran air danau/waduk) yang pada akhirnya mempengaruhi hewan yang dipelihara.
Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas pemeliharaan ikan dalam KJA serta limbah
domestik yang berasal dari kegiatan pertanian maupun dari limbah rumah tangga menjadi
penyebab utama menurunnya fungsi ekosistem danau yang berakhir pada terjadinya
pencemaran danau, mulai dari eutrofikasi yang menyebabkan ledakan (blooming)
fitoplankton dan gulma air seperti enceng gondok (Eichornia crassipes), upwelling dan lain-
lain yang yang dapat mengakibatkan organisme perairan (terutama ikan-ikan budidaya) serta
diakhiri dengan makin menebalnya lapisan anaerobik di badan air waduk.
Permasalahan lain juga muncul karena daerah aliran sungai (DAS) yang bisa
mempengaruhi turunnya nilai kualitas air di daerah pemeliharaan ikan, yang pada akhirnya
bisa menyebabkan permasalahan yang fatal terhadap kehidupan biota yang ada di perairan.
Air sungai atau danau yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan
organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
5
dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas.
Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air.
Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar
6,5- 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau
besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH
normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan
bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai
akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam
air.
Apabila bahan buangan dan air limbah dapat larut dalam air maka akan terjadi
perubahan warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga
tampak bening dan jernih. Degradasi bahan buangan limbah dapat pula menyebabkan
terjadinya perubahan warna air. Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada
warna air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu
tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi.
Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka
hal itu berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa
biasanya bersal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah
ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrologi dalam air.
Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti dengan perubahan pH air.
Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri
yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap di dasar danau dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloidal. Endapan sebelum samapai ke dasar danau akan melayang di dalam air bersama-
sama dengan koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi
6
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh
mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Karena tidak ada sinar matahari maka
proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan mikroorganisme jadi
terganggu.
Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik,
mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air, akan melakukan
degradasi bahan orgnik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana. Dalam hal ini
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air akan berkurang sehingga organisme lain yang
memerlukan oksigen akan terganggu pula. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk proses
degradasi biokimia disebut dengan Biological Oxygen Demand atau disingkat dengan BOD.
e. Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan
yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau, maupun laut. Kalau bahan buangan yang
harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan
bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba patogen adalah penyebab timbulnya
berbagai macam penyakit.
7
2.1.3 Penanganan Terhadap Masalah di Perairan
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke
sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian
diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya
pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa
plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan,
kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak
menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan intensifikasi pertanian.
8
Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk kehidupan ikan
antara lain :
Menurut Agromedia (2007), air yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah air
bersih yang berasal dari sungai, air hujan, dan air sumur. Pemanfaatan sumber air harus
dikelola dengan baik terutama kualitas dan kuantitas. Kualitas air sangat mendukung
pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, air yang digunakan harus banyak mengandung zat hara,
serta tidak tercemar olah racun dan zat rumah tangga lainnya.
9
BAB III
EUTROFIKASI
10
sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga, industri, pemukiman,
peternakan, pertanian dan perikanan yang berupa bahan organik yang biasanya tersusun oleh
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya (Polprasert, 1989).
Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid,
tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam bentuk padatan akan langsung
mengendap menuju dasar perairan; sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di
bagian yang aerob maupun anaerob.
Menurut Forsberg 1998, yang utama adalah dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk
mengontrol pertumbuhan penduduk (birth control). Karena sejalan dengan populasi warga
bumi yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya fosfat ke
lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas. Pemerintah juga harus
mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat. Begitu pula
produk makanan dan minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif fosfat. Di
samping itu, dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk fosfat
tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor peternakan yang bisa mencegah
lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
- Air merupakan sumberdaya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
organisme dan berbagai usaha peningkatan kesejahteraan manusia seperti perikanan,
pertanian, rumah tangga, perindustrian maupun pebangkit tenaga listrik.
- Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga
kualias air menurun dan air pun tercemar.
- secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung
dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA
sampah, rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.
- Pencemaran yang teradi di perairan dapat berbahaya baik bagi organisme perairan, bagi
kesehatan manusia, maupun merusak estetika lingkungan. Di perairan tawar seperti
danau dan sungai bisa menyebabkan eutrofikasi dan juga up welling.
- Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah,
agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
- Mengurangi penambahan jumlah KJA pada suatu perairan tawar seperti danau dan
sungai, serta memberikan pakan yang cukup tanpa berlebih pada ikan budidaya agar bisa
mengurangi penumpukan fosfat dan nitrogen di dasar perairan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sari Gucci’s Blog. 2013. Penelitian Tentang Menganalisis Dampak Penggunaan Keramba Terhadap
litian-tentang-menganalisis-dampak-penggunaan-keramba-terhadap-kualitas-air-di-
p/artikel/budidaya-perikanan/554-penurunan-kualitas-air-kja-di-waduk. Diakses:8
agustus 2017
Santoso, Urip. 2012. Menurunnya Kualitas Air Akibar Kerusakan Lingkungan. http://uwityan
gyoyo.wordpress.com/2012/02/01/menurunnya-kualitas-air-akibat-kerusakan-lingkun
13