Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Manado, 10 Agustus 2017

Peyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 3
1.2 TUJUAN ......................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PENCEMARAN PERAIRAN TAWAR ................................................................................... 4
2.1 PENCEMARAN AIR .................................................................................................... 4
2.1.1 Penyebab Pencemaran Air Tawar............................................................................ 4
2.1.2 Dampak Dari Pencemaran Perairan ......................................................................... 7
2.1.3 Penanganan Terhadap Masalah di Perairan ............................................................. 8
BAB III .................................................................................................................................... 10
EUTROFIKASI ....................................................................................................................... 10
3.1 PENGERTIAN EUTROFIKASI.................................................................................. 10
3.2 PENYEBAB TERJADINYA EUTROFIKASI............................................................ 10
3.3 PROSES TERJADINYA EUTROFIKASI .................................................................... 11
3.4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN EUTROFIKASI ............................... 11
BAB IV .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
4.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air merupakan sumberdaya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
organisme dan berbagai usaha peningkatan kesejahteraan manusia seperti perikanan,
pertanian, rumah tangga, perindustrian maupun pembangkit tenaga listrik. Pencemaran
sumberdaya air oleh kegiatan industri, pertanian dan rumah tangga akan menyebabkan
berkurangnya manfaat air untuk kepentingan pembangunan industri yang memerlukan air
bersih, pembangunan pemukinan yang membutuhkan air minum, maupun usaha perikanan
yang membutuhkan air yang sehat untuk menunjang kehidupan berbagai komoditas hasil
perikanan. Sekarang ini, diperkirakan telah ada ratusan ribu bahan kimia yang diproduksi
secara komersial, dan setiap tahunnya lebuh kurang 1000 bahan kimia baru ditambahkan dan
diproduksi, menyebabkan penentuan kualitas air serta pengaruhnya terhadap organisme dan
manusia menjadi sangat sulit dan sangat mahal (Miller, 1984). Cepat atau lambat bahan –
bahan kimia tersebut akhirnya akan masuk ke dalam perairan. Pekerjaan untuk menetapkan
tingkatan konsentrasi yang dapat diterima (acceptable level) juga menjadi semakin sulit,
karena setiap organisme mempunyai toleransi yang berbeda dan mempunyai threshold level)
yang berbeda pula terhadap bahan pencemar. Limbah rumah tangga dihasilkan dari aktivitas
kehidupan sehari-hari, bisa berupa sampah maupun senyawa-senyawa kimia. Sampah
rumah tangga sebagian besar berupa limbah organik (daun, sisa-sisa makanan), kertas, dan
sabun serta detergen. Apabila limbah tersebut langsung dibuang ke sungai atau kolam, dapat
menyebabkan pencemaran air. Akibatnya, banyak organisme air yang mati atau mengalami
gangguan. Apabila sungai digunakan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci pakaian, atau
untuk memasak, maka pencemaran yang ditimbulkannya akan sangat berbahaya dan
dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat bakteri dan virus.

1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi di perairan
tawar yang bisa menyebabkan menurunnya kualitas air pada perairan tawar.

3
BAB II

PENCEMARAN PERAIRAN TAWAR

2.1 PENCEMARAN AIR


Pada perairan tawar salah satu hal yang bisa menyebabkan menurunnya kualitas air
adalah pencemaran. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang
disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan
ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama
perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air.

2.1.1 Penyebab Pencemaran Air Tawar


Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab
pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain
sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi
secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan
dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah,
rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan
air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.Pada dasarnya sumber pencemaran air
berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian.Tanah dan air mengandung
sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga berasal
dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Secara tidak langsung proses budidaya di perairan juga bisa mengakibatkan terjadinya
permasalahan di perairan. Pembuatan KJA yang dibudidayakan di danau secara intensif yang
terus meningkat yang berarti juga terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan
menghasilkan limbah organik (kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak termakan) yang akan
merangsang produktivitas perairan dan mempengaruhi karakteristik biotik dan abiotik
perairan (Krismono, 1992). Semakin banyak KJA yang beroperasi akan semakin banyak
limbah yang masuk ke perairan. Limbah tersebut berasal dari pemberian pakan yang
berlebihan yang akan menimbulkan dampak lanjut ke perairan berupa kotoran dan sisa pakan.

4
Pada saat jumlahnya melampaui batas tertentu dapat mengakibatkan proses
sedimentasi yang tinggi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan, limbah tersebut
akan menyebabkan penurunan kualitas perairan (pengurangan pasokan oksigen dan
pencemaran air danau/waduk) yang pada akhirnya mempengaruhi hewan yang dipelihara.
Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas pemeliharaan ikan dalam KJA serta limbah
domestik yang berasal dari kegiatan pertanian maupun dari limbah rumah tangga menjadi
penyebab utama menurunnya fungsi ekosistem danau yang berakhir pada terjadinya
pencemaran danau, mulai dari eutrofikasi yang menyebabkan ledakan (blooming)
fitoplankton dan gulma air seperti enceng gondok (Eichornia crassipes), upwelling dan lain-
lain yang yang dapat mengakibatkan organisme perairan (terutama ikan-ikan budidaya) serta
diakhiri dengan makin menebalnya lapisan anaerobik di badan air waduk.

Permasalahan lain juga muncul karena daerah aliran sungai (DAS) yang bisa
mempengaruhi turunnya nilai kualitas air di daerah pemeliharaan ikan, yang pada akhirnya
bisa menyebabkan permasalahan yang fatal terhadap kehidupan biota yang ada di perairan.

Bahan pencemar di perairan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok berikut:

1. Limbah yang membutuhkan (mengkonsumsi) oksigen, misalnya limbah domestik,


kotoran hewan, dan beberapa limbah industri. Jika suatu ekosistem perairan kemasukan
limbah ini dalam jumlah yang berlebihan (oveloaded), maka mikroorganisme dekomposer
dapat menghabiskan cadangan oksigen dari perairan tersebut sehingga dapat membunuh
ikan dan hewan akuatik;
2. Agen penyebab penyakit, seperti bakteri, parasit, dan virus;
3. Bahan kimia anorganik dan mineral, seperti asam, garam, dan logam toksik;
4. Bahan kimia organik sintetik, seperti plastik, deterjen, limbah industri, minyak,
pembersih septic tank, dan pestisida;
5. Hara tanaman mencakup nitran dan fosfat;
6. Sedimen, seperti tanah liat, dan bahan padat lainnya yang berasal dari erosi didaratan.
Menurut Wisnu Arya Wardhana (2001). Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah
tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

a. Adanya Perubahan Suhu

Air sungai atau danau yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan
organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
5
dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas.
Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air.
Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

b. Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar
6,5- 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau
besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH
normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan
bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai
akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam
air.

c. Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air

Apabila bahan buangan dan air limbah dapat larut dalam air maka akan terjadi
perubahan warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga
tampak bening dan jernih. Degradasi bahan buangan limbah dapat pula menyebabkan
terjadinya perubahan warna air. Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada
warna air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu
tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi.

Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka
hal itu berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa
biasanya bersal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah
ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrologi dalam air.
Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti dengan perubahan pH air.

d. Timbulnya Endapan, Koloidal dan Bahan Terlarut

Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri
yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap di dasar danau dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloidal. Endapan sebelum samapai ke dasar danau akan melayang di dalam air bersama-
sama dengan koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi

6
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh
mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Karena tidak ada sinar matahari maka
proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan mikroorganisme jadi
terganggu.

Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik,
mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air, akan melakukan
degradasi bahan orgnik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana. Dalam hal ini
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air akan berkurang sehingga organisme lain yang
memerlukan oksigen akan terganggu pula. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk proses
degradasi biokimia disebut dengan Biological Oxygen Demand atau disingkat dengan BOD.

e. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan
yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau, maupun laut. Kalau bahan buangan yang
harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan
bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba patogen adalah penyebab timbulnya
berbagai macam penyakit.

2.1.2 Dampak Dari Pencemaran Perairan


Pencemaran yang teradi di perairan dapat berbahaya baik bagi organisme perairan,
bagi kesehatan manusia, maupun merusak estetika lingkungan. Di perairan tawar seperti
danau dan sungai bisa menyebabkan eutrofikasi dan juga up welling.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen


2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia.

7
2.1.3 Penanganan Terhadap Masalah di Perairan
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke
sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian
diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya
pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa
plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan,
kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak
menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan


terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usahatersebut dapat dilakukan, diantaranya
melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan intensifikasi pertanian.

8
Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk kehidupan ikan
antara lain :

 Rendah kadar amonia dan nitrit


 Bersih secara kimiawi
 Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai
 Rendah kadar cemaran organik
 Stabil
Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara dengan baik, maka ikan yang
dipelihara mampu memelihara dirinya sendiri, terbebas dari berbagai penyakit, dan dapat
berkembang biak dengan baik.

Menurut Agromedia (2007), air yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah air
bersih yang berasal dari sungai, air hujan, dan air sumur. Pemanfaatan sumber air harus
dikelola dengan baik terutama kualitas dan kuantitas. Kualitas air sangat mendukung
pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, air yang digunakan harus banyak mengandung zat hara,
serta tidak tercemar olah racun dan zat rumah tangga lainnya.

9
BAB III

EUTROFIKASI

3.1 PENGERTIAN EUTROFIKASI


Eutrofikasi adalah suatu proses dimana tumbuhan tumbuh dengan sangat cepat dibandingkan
dengan pertumbuhan yang normal. Proses ini juga sering disebut dengan blooming.
Blooming artinya mekar dengan sangat cepat. Proses ini biasanya terjadi pada tumbuhan
yang habitatnya berada di perairan khususnya perairan air tawar seperti di danau atau sungai.
Eutrofikasi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Artificial atau cultural eutrophication, terjadi apabila peningkatan unsur hara di
perairan disebabkan oleh aktivitas manusia.
2. Natural eutrophication, terjadi jika peningkatan unsur hara diperairan disebabkan
aktivitas alam (bukan aktivitas manusia).
Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam
rentang 35-100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah perairan
mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa.

3.2 PENYEBAB TERJADINYA EUTROFIKASI


Melalui penelitian jangka panjang pada berbagai danau dan sungai, para peneliti
akhirnya bisa menyimpulkan bahwa yang menjadi peran utama dalam proses eutrofikasi yaitu
fosfor (P), karbon (C), dan nitrogen (N).
Eutrofikasi dapat dikarenakan beberapa hal diantaranya karena ulah manusia yang
tidak ramah terhadap lingkungan. Hampir 90 % disebabkan oleh aktivitas manusia di bidang
pertanian. Para petani biasanya menggunakan pestisida atau insektisida untuk memberantas
hama tanaman agar tanaman tidak rusak. Akan tetapi botol – botol bekas pestisida itu
dibuang secara sembarangan baik di sekitar lahan pertanian atau daerah irigasi. Hal inilah
yang mengakibatkan pestisida dapat berada di tempat lain yang jauh dari area pertanian
karena mengikuti aliran air hingga sampai ke sungai – sungai atau danau di sekitarnya, selain
itu juga pupuk yang mengandung unsur fosfor dan nitrogen ini akan mengendap di tanah dan
nantinya akan mengalir ke perairan.
Mengacu pada buku Phosphorus Chemistry in Everyday Living, manusia memang
berperan besar sebagai penyumbang limbah fosfat. Secara fisiologis, jumlah fosfat yang
dikeluarkan manusia sebanding dengan jumlah yang dikonsumsinya. Limbah organik adalah

10
sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga, industri, pemukiman,
peternakan, pertanian dan perikanan yang berupa bahan organik yang biasanya tersusun oleh
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya (Polprasert, 1989).
Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid,
tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam bentuk padatan akan langsung
mengendap menuju dasar perairan; sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di
bagian yang aerob maupun anaerob.

3.3 PROSES TERJADINYA EUTROFIKASI


Limbah organik kebanyakan akan mengair ke sungai, danau atau perairan lainnya
melalui aliran air hujan. Limbah organik yang masuk ke badan air yang anaerob akan
dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba.
Proses penguraian tersebut mengungkapkan bahwa aktifitas mikroba yang hidup di
bagian badan air selain menghasilkan sel-sel mikroba baru juga menghasilkan senyawa-
senyawa CO2, NH3, H2S, dan CH4 serta senyawa lainnya seperti amin, PH3 dan komponen
fosfor. Asam sulfide (H2S), amin dan komponen fosfor adalah senyawa yang mengeluarkan
bau menyengat yang tidak sedap, misalnya H2S berbau busuk dan amin berbau anyir. Selain
itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi
tertentu adalah beracun dan dapat membahayakan organisme lain, termasuk ikan. Unsur
fosfor yang sudah banyak terdapat dalam perairan akan memicu cepatnya pertumbuhan
tumbuhan air dan juga alga.

3.4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN EUTROFIKASI

Menurut Forsberg 1998, yang utama adalah dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk
mengontrol pertumbuhan penduduk (birth control). Karena sejalan dengan populasi warga
bumi yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya fosfat ke
lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas. Pemerintah juga harus
mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat. Begitu pula
produk makanan dan minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif fosfat. Di
samping itu, dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk fosfat
tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor peternakan yang bisa mencegah
lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
- Air merupakan sumberdaya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
organisme dan berbagai usaha peningkatan kesejahteraan manusia seperti perikanan,
pertanian, rumah tangga, perindustrian maupun pebangkit tenaga listrik.
- Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga
kualias air menurun dan air pun tercemar.
- secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung
dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA
sampah, rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.
- Pencemaran yang teradi di perairan dapat berbahaya baik bagi organisme perairan, bagi
kesehatan manusia, maupun merusak estetika lingkungan. Di perairan tawar seperti
danau dan sungai bisa menyebabkan eutrofikasi dan juga up welling.
- Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah,
agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
- Mengurangi penambahan jumlah KJA pada suatu perairan tawar seperti danau dan
sungai, serta memberikan pakan yang cukup tanpa berlebih pada ikan budidaya agar bisa
mengurangi penumpukan fosfat dan nitrogen di dasar perairan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Rahman. 2012. Pencemaran Air dan Cara Mengatasinya. http://rahmankesling.blogspot.c

o.id/2012/12/pencemaran-air-dan-cara-mengatasinya.html. Diakses: 8 Augustus 2017

Sari Gucci’s Blog. 2013. Penelitian Tentang Menganalisis Dampak Penggunaan Keramba Terhadap

Kualitas Air di Lingkungan Danau Maninjau. http://kurniasari704.wordpress.com/2013/pene

litian-tentang-menganalisis-dampak-penggunaan-keramba-terhadap-kualitas-air-di-

lingkungan-danau-maninjau/. Diakses: 8 agustus 2017

BPPP Tegal. 2017. Penurunan Kualitas Air KJA di Waduk. http://www.nppp-tegal.com/web/index.ph

p/artikel/budidaya-perikanan/554-penurunan-kualitas-air-kja-di-waduk. Diakses:8
agustus 2017

Santoso, Urip. 2012. Menurunnya Kualitas Air Akibar Kerusakan Lingkungan. http://uwityan

gyoyo.wordpress.com/2012/02/01/menurunnya-kualitas-air-akibat-kerusakan-lingkun

gan. Diakses: 8 agustus 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai