Saidul Amin
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau; aminsaidul@yahoo.com
Abstract: The Feminism Movement has played on important role in spreading the spirit of struggle for woman’s
right and freedom in the history of human civilization. However this movement also caused negative aspects on
social life. That is the main idea of trying to put forward in this article, the fall and rise of feminism movement
from the beginning unti lthe contemporary age.
Abstrak: Dalam sejarah peradaban manusia, gerakan feminisme memiliki peran yang sangat penting dalam
menyerukan semangat untuk memperjuangkan hak-hak dan kebebasan perempuan. Namun gerakan ini juga pada
akhirnya menimbulkan aspek negatif dalam kehidupan sosial. Inilah pokok pembicaraan yang akan dibicarakan
dalam artikel ini, pasang surut gerakan feminisme dari awal sampai era kontemporer.
PENDAHULUAN PEMBAHASAN
146
Saidul Amin: Pasang Surut Gerakan Feminisme
147
marwah Vol. XII No. 2 Desember Th. 2013
Apabila Wollstonecraft lebih menekankan menggesa para perempuan untuk keluar dari
pemberdayaan perempuan di bidang “mistik” yangt beranggapan bahwa tugas
pendidikan, maka J.S. Mill dan Hariet Taylor perempuan sebagai isteri dan ibu adalah
melangkah lebih jauh. Baginya pendidikan tugas mulia yang tidak pernah berakhir yang
saja tidak cukup. Perempuan sebagai makhluk memberikan mereka kepuasan.
rasional harus sadar akan hak-hak sivil Dia juga berpendapat bahwa perempuan
mereka dalam semua aktifitas kehidupan baik
yang beranggapan tugas rumah sebagai
ekonomi, politik dan lainnya8. Kemudian Mill
pengabdian suci abadi tidak dapat meluangkan
mempertanyakan kembali anggapan bahwa waktunya untuk aktifitas-aktifitas luar.
lelaki lebih superior dibandingkan perempuan. Kegiatan shoping mereka sesungguhnya hanya
Semua bentuk penindasan terhadap hak- konpensasi dari rasa sia-sia dan kesepian. Pada
hak perempuan harus dihapuskan, sebab itu awalnya buku “Feminine Mystique ” ini menjadi
merupakan sisa-sia peninggalan zaman kuno. buku best seller yang menginspirasi ratusan
Bukunya “the subjection of woman” merupa- perempuan di Amerika untuk mencari kerja di
kan rujukan terbaik di eranya yang ditulis oleh luar. Namun pada akhirnya para perempuan
seorang lelaki dalam bidang feminisme. Mill menyadari bahwa kondisi seperti ini justeru
memfokuskan pembicaraannya dalam tiga membuat mereka mendapatkan dua beban
aspek penting dalam kehidupan perempuan kerja, di rumah dan di luar rumah.
yaitu, masyarakat dan pembangunan gender,
2. Feminisme Markis
pendidikan dan pernikahan.
Kehadiran Feminisme Markis yang di-
Kedua tokoh ini (J.S. Mill dan Hariet Taylor
landasi oleh teori Engel yang beranggapan
Mill) menyentuh permasalahan yang selama
kemunduran perempuan terjadi disebabkan
ini dianggap tabu oleh masyarakat Barat, yaitu
oleh kebebasan individual dan kapitalisme
perceraian. Keduanya sepakat perceraian
sehingga proverti itu hanya beredar di
harus dilegalkan. Namun keduanya berbeda
kalangan tertentu, khususnya lelaki. Sementara
dalam status anak paska perceraian. J.S.Mill
perempuan justeru menjadi bahagian dari
menganggap ayah memiliki wewenang untuk
proverti tersebut. Untuk perempuan harus
membesarkan anak-anak. Sementara Taylor
bangkit dan turut bekerja di sektor umum
Mill justeru lebih cenderung kepada ibu
bersama lelaki. Intinya, kapitalisme adalah
dengan alasan psikologis, bahwa anak lebih
ancaman bagi kemerdekaan perempuan.9
dekat kepada ibunya.
Menurut Feminisme Markis, ciri-ciri
Setelah periode klasik, feminisme beranjak
pokok dari kekuatan dan kekuasaan di
ke level modern yang diperakarsai oleh
dalam keluarga dan masyarakat adalah
Betty Friedan (1921-2006) di dalam karyanya
ekonomi dan status lelaki. Pada awalnya
“Feminine Mystique” yang dianggap bukan
sistem kemasyarakatan bercorak matriakat
sekedar karya yang sangat berpengaruh di
dan matrilineal dimana perempuan memiliki
dalam gerakan feminisme liberal modern,
peran yang sangat penting dalam dalam
akan tetapi juga pintu gerbang yang membuka
produksi dan kehidupan material. Kemudian
gelombang kedua gerakan feminisme di
setelah aspek produksi berpindah dari rumah
Amerika. Di dalam bukunya tersebut dia
148
Saidul Amin: Pasang Surut Gerakan Feminisme
149
marwah Vol. XII No. 2 Desember Th. 2013
menyatakan “women are born “feminine”. Beavoir juga mengungkapkan tiga cara
Baginya tidak ada beda laki-laki dan manusia mengeksistensikan dirinya, yaitu:
perempuan. Akan tetapi kondisi sosial yang being in self (Etre en soi), being for it self (Etre
membuat perempuan itu menjadi perempuan. pour soi) dan Being for others (Etre pour les
Ini yang diungkapkannya: autres). Berkaitan dengan konsep yang ketiga,
Woman is well placed to describe society, disinilah hakikat manusia sebagai makhluk
the world, the epoch to which she belongs,but yang senantiasa menjaga subjek dirinya dan
menjadikan yang lain sebagai objek.
only up to a certain point. Truly great works are
those that put the world entirely in question. Now 5. Feminisme Radikal
that woman doesn’t do. She will critique,
Aliran feminisme yang lain adalah
she will contest in detail;but to put the world
feminisme radikal yang sudah ada sebelum
completely into question one must feel oneself
tahun 1970. Kelompok ini sesungguhnya anti
to be profoundly responsible of the world.
tesis dari dua kelompok sebelumnya, yaitu
Now she isn’t to the extent that it’s a world
liberal dan marxis yang dianggap belum
of men; she doesn’t take charge in the way
mampu memberi obat untuk menyelesaikan
the great artist does. She doesn’t radically
masalah di atas secara tuntas. Feminisme
contestthe world, and this is why in the
liberal beranggapan ada aspek yang menjadi
history of humanity there isn’t a woman who
akar penindasan lelaki terhadap perempuan.
hascreated a great religious or philosophical
Pertama sistem patriarkis yang berlaku
system, or even a truly great ideology; for that,
universal dimana lelaki dijadikan sebagai
what’s necessary is in some sense to do away
pemimpin. Untuk itu sistem ini harus ditolak
with everything that’s given (“fairetable rase
dan diganti.13 Penyebab kedua adalah kondisi
de tout le donne”)–as Descartes did away
biologis perempuan itu sendiri yang membuat
with all knowledge–and to start afresh. Well,
dia lemah terhadap lelaki seperti haid dan
woman, by reason of her condition, isn’t in a
melahirkan. Untuk itu perempuan harus
position to do that11.
menolak sistem patriarkis dan perempuan
Inti dari ungkapan di atas adalah kondisi harus diberikan kebebasan untuk melahirkan
perempuan yang tragis. Apabila manusia atau tidak. Pelegalan aborsi dan melakukan
erat kaitannya dengan berfikir dan memberi pernikahan sejenis.14 Intinya aliran ini
definisi maka perempuan justeru berada menjelaskan bahwa akar permasalahan
pada posisi yang ragu dan dikeragui serta ketidak adilan gender justeru terletak pada
diberi definisi. Dengan kata lain perempuan perbedaan seks reproduksi di antara lelaki
adalah the others atau sesuatu yang lain. dan perempuan.15
Dia bukan dirinya, tetapi tergantung orang
Perjuangan kelompok ini bukan tanpa
mendifinisikannya. Dia hidup dalam dunia
hasil, sebab sampai Januari 2013 ini sudah
lelaki dan tergantung kepada belas kasihan
ada sebelas negara di dunia yang melegalkan
mereka. Ini yang dikatakannya “ She is defined
pernikahan sejenis, yaitu: Afrika Selatan,
and differentiated with reference to man and
Argentina, Belanda, Belgia, Islandia, Kanada,
not he with referene to her, she is the incidental,
Norwegia, Portugal, Spanyol dan Swedia16.
the essential as opposed to the essential. He is the
subject, he is the absolute–she is the other”12
150
Saidul Amin: Pasang Surut Gerakan Feminisme
151
marwah Vol. XII No. 2 Desember Th. 2013
Menurut Karen Horney (1885-1952), rasa buku “Psychoanalysis and Feminism” (1975),
inferior perempuan bukan karena masalah berintikan penolakan terhadap psikoanalisis
anatomi dan pengalaman seksual, akan tetapi Freud yang hanya berbicara tentang nafsu seks,
disebabkan oleh suborninasi sosial. Untuk itu serta hubungan lelaki dan perempuan.Mitchell
perempuan harus melihat “feminity” sebagai menginginkan horizon yang lebih luas seperti
adaptasi pertahanan terhadap patriarsi. Maka peran perempuan dalam masyarakat dan
perempuan harus terbang meninggalkan dunia19. Artinya dia mengalihkan feminisme
keperempuanannya bukan untuk menjadi dari area genital menuju ranah global.
lelaki, akan tetapi membebaskan diri mereka Gagasannya tentang “Women is the longest
dari kontrol laki-laki dalam masyarakat. Tokoh revolution“ “ menjelaskan bahwa feminisme
penting dalam aliran ini di antaranya adalah tidak bisa hanya dilihat dari penampilan
Alfred Adler (1870-1937), Clara Thomson luar namun apa yang ada di dalam “mind”.
(1893-1958) dan Juliet Mitchell (1940-…). Kelompok feminis tidak identik dengan yang
Adler berpendapat bahwa lelaki dan berselendang atau bersarung. Feminis adalah
apa yang ada dalam gagasan-gagasannya.
perempuan sesungguhnya dilahirkan dalam
keadaan sama tidak berdaya. Permasalahan 7. Feminisme Postmodern
biologis tidaklah membuat perempuan berada
Setelah itu muncul pula aliran Feminisme
pada bumi inferior sementara lelaki pada ranah
Postmodern yang berjalan di antara Feminisme
superior. Kondisi tersebut sesungguhnya
Liberal dan Feminism Radikal. Inti dari
dibentuk oleh kondisi sosial masyarakat
feminisme ini adalah penolakan dikotomi di
tersebut. Masyarakat yang patriarchal telah
antara identitas lelaki dan perempuan. Bagi
menyuguhkan satu dogma bahwa lelaki
kelompok ini pengetahuan tentang lelaki
adalah pemimpin yang mengatur, menjaga
dan perempuan sesungguhnya berada pada
dan memelihara perempuan, sehingga
dataran tekstual. Oleh sebab itu perlu ada
mengakibatkanperempuanmenderitaneorotik
dekonstruksi teks-teks bias gender.20
dan tidak bisa keluar dari cengkeramannya.
Selagi system patrialchal masih ada maka Walaupun inti dasar pemikirannya
kondisi perempuan akan tetap seperti itu.18 masih sama dengan kelompok feminism
yang lain, namun kelompok ini menganggap
Clara Thomson tidak jauh berbeda dengan
termarjinalkannya posisi perempuan
Adler yang menekankan kondisi social lebih
dibentuk oleh struktur narasi-narasi besar
memengaruhi sifat inferior perempuan
budaya yang dibangun oleh bahasa laki-laki,
terhadap lelaki ketimbang faktor biologis.
dimana perempuan dianggap tidak memiliki
Dengan kata lain interpretasi kebudayaan
peran. Maka jalan keluar terbaik adalah
terhadap aspek biologis menghasilkan
merekonstruksi bahasa tersebut.
paradigma yang negatif terhadap hubungan
lelaki dan perempuan. Menurut Derrida ada tiga aspek penting
dalam feminism yang perlu dekonstruksi.
Mitchell walaupun sering dikategorikan
Pertama, pemahaman mengenai esensi
sebagai tokoh dalam feminisme sosial
perempuan dapat dibongkar karena dianggap
namun dia juga banyak berperan dalam
hanya sebagai “teks”. Kedua, pembongkaran
feminisme psikoanalitik, khususnya dalam
tersebut menghasilkan interpretasi berbeda
152
Saidul Amin: Pasang Surut Gerakan Feminisme
dengan teks-teks yang ada. Pengalaman performativitas” untuk mengulas jender dan
perempuan muncul, memperlihatkan seksualitas: bahwa tidak ada identitas jender
perbedaan, bahkan menunjukkan bagaimana yang asli, semuanya dibentuk melalui ekspresi
konstruksi nilai perempuan sama sekali dan ”pertunjukan” yang terus diulang hingga
tidak inferior. Ketiga, pembongkaran teks terbentuk ”identitas jender”. Jender dan
maskulin melahirkan teks-teks feminisme seksualitas menurut Butler seperti drag contest,
serta suara feminin yang akhirnya melahirkan lomba kecantikan yang dilakukan oleh waria
representasi perempuan yang sepanjang untuk membuktikan mereka adalah wanita
sejarah telah diopresi pemikiran besar filsafat yang sebenarnya.
maskulin21. Mengasosiasikan gender dengan drag,
8. Feminisme Gender (Feminisme Neo Butler ingin mengatakan bahwa semua
Markis) gender adalah “jadian-jadian” yang menipu
kita dengan menampakkan dirinya seolah
Kemudian lahir pula feminisme gender
dia yang “asli”. Padahal tidak ada yang asli.
yang menolak semua bentuk “patriarchal
Jender adalah ciptaan kita sendiri karena kita
oppressive system”. Secara umum aliran
yang menuliskan dan memilihnya di setiap
ini sejalan dengan feminism radikal yang
KTP dan dokumen kita.
berupaya menghapuskan reproduksi biologi
dan keluarga biologi dan berpendapat bahwa 9. Feminisme Multikulturalisme dan
pernikahan heteroseksual dan menjadi Global
ibu adalah tindakan politik. Selanjutnya Dari gerakan domestik, feminisme mulai
mereka menyatakan bahwa semua bentuk merambah ranah global dan melahirkan aliran
penyimpangan seksual seperti homoseksual, Feminisme Multikulturalisme dan Global.
lesbian dan transeksual mesti diterima. Seperti diungkapkan di atas, kelompok ini
Semua alat buatan reproduksi dan keluarga sudah tidak lagi berbicara permasalahan
mesti dipromosikan. Kehidupan seks harus domestik satu negara dan satu kultur akan
dipisahkan dari institusi pernikahan dan
tetapi sudah merebak secara multi dan bersifat
reproduksi. Maka kebebasan seksual dan global.
aborsi adalah sesuatu yang wajar agar
perempuan dapat menikmati kehidupan seks Feminisme multikultural
yang selamat. Tokoh-tokoh dalam aliran ini menekankan adanya “perbedaan” dalam
adalah Judith Butler (1956-…)22 menangani permasalahan perempuan.
Munculnya teori feminisme multikultural
Judith Butler, lahir 24 Februari 1956,
ini karena disadari adanya kesalahan
adalah Maxine Elliott professor di Jurusan the dalam melihat persoalan perempuan, yang
Rhetoric and Comparative Literature pada mengatasinya dengan memberi kesamaan
Universitas California. Dia meraih PhD dalam dalam solusinya. Mengutip pendapat
bidang filsafat dari Universitas Yale pada Elizabeth Spelman bahwa kegagalan teori
tahun 1984, dengan disertasi Subjects of Desire: feminis tradisional adalah keinginan mereka
Hegelian Reflections in Twentieth-Century France. untuk melihat adanya persamaan pada setiap
Bukunya yang menyedot perhatian adalah perempuan.
Gender Trouble (1990) yang mengenalkan ”teori
153
marwah Vol. XII No. 2 Desember Th. 2013
Feminisme ini juga menolak kebijakan yang semakin bobrok akibat eksploitasi yang
negara-negara tertentu yang bisa berdampak membabibuta tanpa memikirkan kelestarian
pada pemarjinalan perempuan di negara alam. Manusia memperlakukan bumi dan
lain. Artinya, dunia ini menjadi rumah global alam menjadi bagian asing dalam diri mereka,
yang menghilangkan sekat-sekat pembatas sekan mereka tidak menetap di alam ini. Bumi
negara, ras, dan agama. Kebijakan negara dianggap hidangan yang harus disantap hari
tertentu terhadap perempuan akan menjadi ini, bukan lagi pusaka dan warisan yang akan
diskusi bersama. Ajaran agama terntu tentang dititipkan untuk anak-cucu.
perempuan juga dihidangkan di meja makan Teori ini mempunyai konsep yang
global untuk didiskusikan oleh siapa saja. Maka bertolak belakang dengan tiga teori feminisme
pada akhirnya aliran ini mendeklerasikan modern seperti di atas. Teori-teori feminisme
bahwa semua bentuk kebijakan negara apapun modern berasumsi bahwa individu adalah
di dunia ini yang merugikan perempuan di makhluk otonom yang lepas dari pengaruh
negara tersebut dan berdampak ke negara lain lingkungannya dan berhak menentukan jalan
harus dihentikan. Akhirnya semua bentuk
hidupnya sendiri. Sedang teori ekofeminisme
penjajahan harus dihentikan sebab berimbas melihat individu secara lebih komprehensif,
terhadap kebahagiaan perempuan. yaitu sebagai makhluk yang terikat dan
Pada sisi lain pendekatan multicultural berinteraksi dengan lingkungannya.23
harus dikedepankan sebab setiap bangsa
memiliki kultur sendiri. Pemaksaan PENUTUP
pendekatan satu kultur kepada kultur yang Demikianlah sejarah dan pasang surut
lain sesungguhnya adalah bentuk lain dari gerakan feminisme yang tumbuh dan
penjajahan. Pendekatan Barat tidak mungkin berkembang dari ide persamaan hak menuju
dipraktikkan secara utuh di dunia Timur, kebebasan yang otonom dan kemandirian
demikian pula sebaliknya. tanpa batas yang justeru menghilangkan
identitas keperempuanan itu sendiri dan
10. Eco-feminisme
membentuk gender ketiga. Pada akhirnya
Aliran ini dianggap sebagai gerakan isu ini bukan lagi isu domestik namun sudah
kontemporer dalam rangkaian gerbong berpijak di ranah global. Tidak lagi berbicara
feminisme yang memandang hubungan lelaki perempuan sebagai manusia, namun
dan perempuan dalam bentuk kecenderungan perempuan sebagai bagian dari alam semesta.
manusia untuk mendominasi alam. Dalam
Diskusi filsafat feminisme akan terus
hal ini perempuan yang selalu pada posisi
bergulir, sebab sampai saat ini belum ada
terdominasi diposisikan sebagai bagian dari
format yang baku dapat diterima semua
alam. Kerusakan alam sesungguhnya juga
pihak. Sesungguhnya peran agama dinantikan
akan merusakkan semua struktur kehidupan,
untuk menyelesaikan semua bengkalai yang
termasuk perempuan. Ecofeminisme
tak kunjung sudah. Filsafat harus kembali ke
berpendapat ada hubungan yang erat di antara
pelukan ibunya, agama. Kalau buntu jalan di
feminisme dan ekologi.
bumi, bukankah masih terlalu lebar jalan ke
Ekofeminisme muncul karena ketidak- langit.
puasan akan arah perkembangan ekologi dunia
154
Saidul Amin: Pasang Surut Gerakan Feminisme
155
marwah Vol. XII No. 2 Desember Th. 2013
Imelda Whelehan, Modern Feminist Thought: Nancy F. Cott, The Grounding of Modern
From The Second Wave to Post-Feminism, Feminism, New York: Yale University Press
Edinburg: Edinburgh University Press, Natalie Zemon Davis dan Arlette Farge
1999 (eds), A History of Women: Renaissance and
Jane Pilcher dan Imelda Whelehan, Fifty Key Enlightenment Paradoxes, London: Harvard
Concepts in Gender Studies, London: SAGE University Press, 1993
Publication, 2006. Nietzsche, Beyond Good and Evil, London:
Janet A. Kourany et.al., Femininist Philosophies: Penguin, 1966
Problem Theories and Aplication, New Jersey: Olive Banks, Faces of Feminism, Oxford: Martin
Prentice Hall. Inc, 1993 Robertson, 1981
Katherine Usher Henderson dan Barbara
Roy Porter, The Enlightenment, London:
F. McManus, Half Humankind, Chicago:
Macmillan Press Ltd, 1990
University of Illinois Press, 1985
Sean Sayers dan Peter Osborne, Socialism,
Marysia Zalewski, Feminisn after Postmodernism:
Feminism and Philosophy: A Radical
Theorising through practice, London: Philosophy Reader, London: Routledge, 1990
Routledge, 2000
Toril Moi (ed.), French Feminist Thought,
Mary Wollstonecraft, Vindication of the Right of
Cambridge: Blackwell
Women, Harmondsworth: Penguin, 1978
----, Political Participation of Woman:
Merry E. Wiesner-Hanks, Gender in History,
Contemporary Perspective of Gender Feminists
Oxford: Blackwell Publisher, 2001 and Islamic Revivalists, Malaysia: Thinker’s
Nancy Bauer, Simone de Beauvoir, Philosophy & Library, 2008
Feminism, New York: Colombia University
Press, 2001
156