Anda di halaman 1dari 2

EKLAMPSIA

No Dokumen : ...../....-SOP/PKM/V/2017
No Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 05 Mei 2017
Halaman : 1/2

Pemerintah
UPTD Puskesmas
Kabupaten
Langkaplancar
Pangandaran YANA TARYANA
NIP. 197206241993031003

1. Pengertian Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita Pre-eklampsia,yang


disertai dengan kejang menyeluruh dan atau koma.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menangani kasus eklampsia

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskemas Langkaplancar Nomor : 440/131-


SK/PKM/I/2017 Tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur a. Pemeriksaan fisik


1. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran
Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma Scoring
System.
2. Tentukan jenis kejang: tonik,klonik,umum.
3. Pemeriksaan tanda vital: adanya peningkatan tekanan darah
diastolik > 110 mmHg
4. Sianosis
5. Skotoma penglihatan
6. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau
gagal jantung
7. Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri di
epigastrium atau nyeri abdomen pada kuadran kanan atas (
akibat teregangnya kapsula glisson )
b. Pemeriksaan penunjang
1. Proteinuria > 2 +
c. Penatalaksanaan
1. Perawatan pada saat kejang
a) Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita
b) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi

1
c) Beri O2 4 liter permenit
2. Farmakologis
a) Pemberian MgSO4 dosis awal dengan cara: ambil 4 mg
MgSO4 ( 10 ml larutan MgSO4 40% ) dan larutkan dalam 10
ml aquades.Berikan secara perlahan IV selama 20 menit.Jika
akses IV sulit berikan masing-masing 5 mg MgSO4 ( 12,5 ml
larutan MgSO4 40% ) IM di bokong kiri dan kanan.
b) Adapun syarat pemberian MgSO4 adalah tersedianya Ca
Glukonas 10%, ada refleks patela, jumlah urin minimal 0,5 ml
/ kgBB / jam dan frekuensi nafas 12-16 x / menit.
c) Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 (
15 ml MgSO4 40 % larutkan dalam ml larutan Ringer Laktat /
Ringer asetat) 28 tetes / menit selama 6 jam dan diulang
hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir.
d) Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya,berikan dosis awal ( loading dose ) lalu rujuk ibu
segera ke fasilitas kesehatan sekunder.
e) Diazepam juda dapat dijadikan alternatif pilihan dengan dosis
10 mg IV selama 2 menit ( perlahan ), namun mengingat
dosis yang dibutuhkan sangat tinggi dan memberi dampak
pada janin, maka pemberiaan diazepam hanya dilakukan
apabila tidak tersedia MgSO4.
3. Stabilisasi selama proses perjalanan rujukan
a) Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, refleks patella.
b) Bila frekuensi pernafasan < 16 x / menit, dan atau tidak
didapatkan refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria
( produksi urin < 0,5 ml / kg BB / jam ), segera hentikan
pemberian MgSO4.
d. Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV ( 10 ml
larutan 10 % ) bolus dalam 10 menit.

6. Unit 1. Unit KIA-KB


Terkait 2. Unit Kefarmasian

7. Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
1
2

Anda mungkin juga menyukai