Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

Cerebral Palsy (CP) atau Palsi Serebral merupakan penyebab utama


disabilitas anak, dan dijelaskan sebagai suatu kelompok penyakit yang
menetap/permanen pada perkembangan gerakan dan postural dan menyebabkan
keterbatasan aktivitas fisik, yang disebabkan karena gangguan non-progresif pada
perkembangan otak fetus atau anak.1,2
CP merupakan suatu kondisi yang tidak jarang dijumpai di klinik. Kondisi
ini meliputi banyak spektrum klinis yang berbeda. CP disebabkan oleh banyak
penyebab dan faktor risiko. Sangatlah penting untuk mengetahui interaksi dari
berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan CP. Manifestasi klinis pada
penderita CP tidak hanya tampak pada kelainan motorik. Seringkali pasien dengan
CP juga mengalami kelainan pada sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, perilaku,
epilepsi, dan kelainan muskuloskeletal sekunder.
CP sering dikaitkan dengan banyak defisit seperti keterbelakangan mental,
gangguan bicara, bahasa, dan oromotor. Hal ini perlu mendapat perhatian sebagai
bagian dari pemeriksaan awal. Penilaian menyeluruh terhadap perkembangan saraf
anak dengan CP harus mencakup evaluasi terkait defisit sehingga program
intervensi dini yang komprehensif dapat direncanakan dan dilaksanakan.
Pemerikaan penunjang dengan teknik pencitraan radiologi juga dapat membantu
pemeriksa untuk mengetahui adanya kelainan otak yang mendasari.3,4
Pada laporan kasus ini disampaikan pasien laki-laki berusia enam tahun
dengan keluhan utama belum bisa berjalan normal. Pasien Ibu pasien mengeluhkan
pasien belum bisa berjalan dengan normal dan sering terjatuh. Keluhan ini sudah
dialami sejak 5 tahun yang lalu. Selain itu pasien juga dikeluhkan tidak mampu
mempertahankan posisi tubuh untuk berdiri tegak dalam waktu yang lama. Postur
tubuh pasien saat berjalan juga tidak seperti anak pada umumnya. Selain itu
kemampuan belajar pasien yang lambat dibandingkan teman-temannya.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit pasien, pasien memiliki
keterlambatan atau kelemahan di bidang motoriknya. Selain itu pasien juga
kesulitan menelan, yang membuat pasien hanya minum ASI hingga usia 2 tahun.

35
Hambatan di bidang ekonomi membuat keluarga pasien tidak mencarikan
pengobatan yang maksimal bagi pasien.
Pada kondisi sekarang, didapatkan status present pasien dalam batas normal,
status antropometri didapatkan gizi kurang, status generalis dalam batas normal,
dan status neurologis didapatkan penurunan tenaga di ekstrimitas bawah dan tonus
pada ekstremitas bawah didapatkan spastik. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan gangguan mielinisasi di bagian otak.
Pasien didiagnosis dengan Cerebral palsy karena gangguan myelinisasi dan
deep white matter dari periventrikel lateral kanan kiri. Dengan diberikan
penatalaksanaan terapi berupa neurovitamin, vitamin B kompleks dan fisioterapi.
Pada keluarga pasien juga diberikan KIE berupa penjelasan tentang penyakit yang
dialami pasien dan penatalaksanaan yang diberikan.

36

Anda mungkin juga menyukai