PENDAHULUAN
1
pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana tanpa nukleus/ inti sel,
kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang
lebih kompleks. Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri
tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan
pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil
(mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Infeksi
Secara umum istilah Infeksi biasa kita definisikan sebagai suatu penyakit yang
diakibatkan karena tubuh kita telah kemasukan kuman atau virus, ini benar akan tetapi
pengertian infeksi yang lebih tepatnya adalah: suatu keadaan dimana adanya suatu
organisme pada jaringan tubuh yang disertai dengan gejala klinis baik itu bersifat lokal
maupun sistemik seperti demam atau panas sebagai suatu reaksi tubuh terhadap
organisme tersebut. Jika gejala demam tersebut bersifat mendadak, maka disebabkan
oleh infeksi virus. Akan tetapi jika demamnya secara bertahap atau lambat, maka
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Secara Definisi, Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing (luar)
terhadap organisme inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan inang.
Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang
dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen
mengganggu fungsi normal inang berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan
organ tubuh, bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan.
Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik,
walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus,
prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana salah satu pihak
diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang
kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.
3
agar menimbulkan penyakit. Pertama, agen infeksi tersebut harus mampu melakukan
metabolisme dan memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut
harus mampu mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan
nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus
memiliki kemampuan untuk menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama
untuk mencapai jumlah kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan
penyakit. Setiap ada gangguan dari mekanisme pertahanan hospes jelas akan
membantu terjadinya proses infeksi.
4
menyebabkan penyakit menular pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh
virus, antara lain: influensa, selesma, gondongan, cacar, penyakit lumpuh anak-
anak, trachooma, demam berdarah, penyakit anjing gila, flu burung, dan lain-lain.
2. Ricketsia
Ricketsia merupakan benda-benda hidup yang berukuran sangat kecil, tetapi
tidak sekecil virus. Ukuran ricketsia ini bisa dikatakan lebih besar daripada virus
dan lebih kecil dari bakteri. Untuk dapat melihat ricketsia maka diperluakan
mikroskop elektron. Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh
ricketsia antara lain: scrubtyphus, shoptyphus, exanthematicus, dan lain-lain.
3. Bakteri
Bekteri merupakan organisme yang berukuran mikroskopis, tidak dapat dilihat
oleh manusia, dan ukurannya lebih besar daripada virus maupun ricketsia. Jika
dilihat menggunakan mikroskop, ukuran bakteri ini bisa dilihat dengan pembesaran
hingga beratus-ratus kali. Tubuh bakteri terdiri dari berbagai macam zat telur yang
belum jelas susunannya. Selain itu, tubuh bakteri juga tidak memiliki inti sel yang
jelas dan tidak mengandung klorofil atau zat hijau daun. Bakteri berkembang biak
dengan cara membalah diri. Beberapa diantara jenis bakteri dapat menimbulkan
penyakit pada manusia. Namun, tidak semua bakteri bisa menimbulkan penyakit
pada manusia, bahkan beberapa diantaranya banyak yang menguntungkan
manusia. Peran bakteri dalam ekosistem sangat besar. Beberapa jenis bakteri yang
dapat menimbulkan penyakit menular pada manusia antara lain, basil TBC, basil
lepra, basil dysentrie, basil tetanus, basil pes.
4. Jamur Atau Cendawan
Jamur atau cendawan merupakan mahluk hidup dari golongan tumbuhan yang
tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun. Daur hidup jamur ini tergantuk pada
mahluk hidup lain atau makanan yang sudah tersedia. Dilihat dari jumlah selnya,
cendawan ada yang bersel satu, misalnya ragi, dan ada pula yang tersusun atas
banyak sel yang saling terkait satu sama lain dan membentuk hifa. Kumpulan dari
beberapa hifa disebut dengan miselium. Jamur ada yang menguntungkan dan ada
yang merugikan manusia. Beberapa jenis jamur yang menguntungkan manusia
5
antara lain, Penicillium notatum, dan Streptomyces gryseus. Jamur yang merugikan
atau parasit dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Penyakit menular pada
manusia yang disebabkan oleh jamur antara lain, panu.
6
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan
terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang
baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil
menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita
TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc
akan mengering dan lama-kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan
berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan
pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut
infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk
sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu. Infeksi debu tidak
seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini
disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan
oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan:
melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan
lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru
(pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara
meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru,
influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-
benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau
mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi
titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara,
jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone
infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah
jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat
berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-
akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat
dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik
ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).
7
2. Saluran Pencernaan
Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan atau minuman,
alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan
pencernaan makanan antara lain: typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan
C, penyakitpenyakit cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk
ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-
makanan yang sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat
menyebabkan berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang
tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit
yang ditularkan lewat saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera,
tifus, cacingan toksoplasma, koksidia dsb.
3. Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing
gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-
lain. Tentang penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam:
Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak
tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat
yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di
desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan
melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan
penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang
terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-
lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula
secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu
kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang
menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit
8
tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri.
Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya
malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang ditularkan
lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta, framboesia (patek), tetanus.
4. Melalui Hubungan Kelamin
Saluran kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis.
Penyakit yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis, keputihan, infeksi
gonokokal, AIDS (acquired Immune Deficiency Syndrome).
5. Melalui Plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta.
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
6. Melalui Berbagai Jalur
Contohnya adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh
seseorang atau hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit
secara lahiriah. Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah.
Jadi, infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam menimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Hanya dua sifat
umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit. Pertama, agen
infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan memperbanyak diri di
dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu mendapatkan tekanan
oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk
menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis
yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit.
3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang infeksi dan agen infeksi ini kiranya kita dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan
memahami tentang agen infeksi. Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang
dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki
dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fahat.asyah.(http://assyfaaththab.blogspot.co.id/2013/01/contoh-makalah-infeksi-
mikroorganisme_12.html) Diakses pada tanggal 23 november 2016.
Widianto.adhi.(http://herbal.tanijogonegoro.com/2013/08/penyakit-menular.html)
Diakses pada tanggal 23 november 2016
(Ariansyah.novie http://www.smallcrab.com/kesehatan/608-agen-infeksi-penyakit-
menular) Diakses pada tanggal 23 november 2016
(Ahmad_zuhdia http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/12/agen-agen-
infeksi-bakteri-ricketsia-dan_7048).html Diakses pada tanggal 23 november 2016
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat & De Jong (2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.
11