Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TERSTRUKTUR

MAKALAH TERSTRUKTUR
KEPEMIMPINAN – INTEGRITAS – INDEPENDENSI

DAN

KOMPETENSI KEPEMILUAN

Oleh: NURDIN SOLMY, S.Sos

Makalah Terstruktur ini Diajukan Sebagai

Bukti Pemenuhan Syarat Seleksi Calon Anggota KPU

Kabupaten Polewali Mandar – Sulawesi Barat

Periode Tahun 2013 - 2018


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, saya panjatkan ke hadirat Allah. SWT, Tuhan


Yang Maha Kuasa, dimana karena limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah terstruktur ini yang akan diajukan sebagai bukti
pemenuhan salah satu syarat untuk dapat mengikuti seleksi calon anggota
Komosi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Polewali Mandar Propinssi Sulawesi
Barat periode tahun 2013 – 2018 dapat saya selesai-kan dengan baik. Tujuan
penulisan makalah terstruktur ini adalah untuk mengukur atau mengetahui
sejauh mana pengetahuan, pengalaman dan kengampuan saya dalam
mengimplementasikan bakat kepemimpinan yang saya miliki, kadar integritas
diri yang tertanam pada diri saya, karakter keindenpendensian saya dan
pengetahuan serta pemahaman saya tentang pemilihan umum.

Kepada yang saya muliakan Tim Seleksi penerimaan calon anggota KPU
Polewali Mandar, saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang
diberikan kepada saya untuk iku dalam seleksi penerimaan calon anggota KPU
Polewali Mandar periode tahun 2013 -2018.

Polewali, 28 Oktober 2013


NURDIN SOLMY, S.Sos

TEMA : KEPEMIMPINAN

Petunjuk : Jawab pertanyaan masing-masing tema maksimal 2 halam-an kertas


kwarto A4 apasi 1.

1. Jika diberi Skor 1 s/d 100, berapa Anda menilai kemampuan kepe-mimpinan Anda?
Mengapa?
2. Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan kualitas dan ka-rakter
kepemimpinan Anda?

TEMA : INTEGRITAS

Petunjuk : Jawab pertanyaan masing-masing tema maksimal 2 halam-an kertas


kwarto A4 apasi 1.

1. Jika diberi Skor 1 s/d 100, berapa Anda menilai tingkat integritas Anda? Mengapa?

2. Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan derajat Anda?

TEMA : INDEPENDENSI

Petunjuk : Jawab pertanyaan masing-masing tema maksimal 2 halam-an kertas


kwarto A4 apasi 1.

1. Jika diberi Skor 1 s/d 100, berapa Anda menilai tingkat independensi Anda? Mengapa?

2. Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan derajat indepen-densi Anda?

3. Bagaimana sikap Anda ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta
kepentingannya diakomodasi dan jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan
politik yang besar?

TEMA : KOMPETENSI KEPEMILUAN

Petunjuk : Jawab pertanyaan masing-masing tema maksimal 2 halam-an kertas


kwarto A4 apasi 1.

a. Mengapa pemilu itu penting dalam Negara Demokrasi?

b. Jelaskan hubungan antara sistim pemilu, sistim kepartaian dan sistim pemerintahan?

c. Jelaskan siklus/tahapan penyelenggaraan pemiliu?

d. Apa yang Anda lakukan untuk menciptakan pemilu yang berkualitas?


ooOoo

1. KEPEMIMPINAN

Jika diberi Skor 1 s/d 100,

berapa Anda menilai kemampuan kepemimpinan Anda?

Saya menilai Kepemimpinan saya 85

Mengapa?

Karena kepemimpinan menurut saya adalah suatu karakter yang melekat


pada diri seseorang dimana dengan karakter tersebut orang itu dapat
mempengaruhi dan menyuruh orang lain untuk berbuat atau melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendak orang yang berkarakter tersebut. Dan
karakter itu sejak dari dulu sudah melekat pada diri saya.

Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan kualitas dan


karakter kepemimpinan Anda?

Berbicara mengenai kepemimpinan terasa semangat saya kembali


berkobar. Mengapa? Karena saya memiliki beberapa dan berbagai
pengalaman. Jika dirunut mulai dari masak kecil saya sewaktu masih
sekolah di SD sampai dewasa ini akan terpapar sebagai beriku:

Sewaktu sekolah di Sekolah Dasar (SD Negeri No.1 Manding – Kepala


Sekolah, Muh. Alie Adam) saya sudah terdidik sebagai pemimpin. Ketika
masih kelas I, oleh ibu guru saya namanya Ibu Guru Halijah Yuga, saya
ditunjuk sebagai ketua kelas. Saya masih ingat ibu guru memberitahukan
tugas-tugas saya sebagai ketua kelas waktu itu. Diantara tugas-tugas saya
adalah setiap hari sekolah saya mengo-mandoi dan mengatur barisan
didepan pintu masuk kelas agar teman-teman masuk dalam kelas dengan
teratur dan tertib. Memimpin penghormatan kepada Ibu Guru saat
pelalajaran hendak dimulai dan saat pelajaran berakhir (pulang sekolah).
Hebatnya, ketua kelas ini saya sandang mulai dari kelas I sampai kelas VI
(tammat). Masih di SD, saya ingat ketika pertama kali mau diikutkan dalam
lomba gerak jalan memperingati hari proklamasi 17 Agustus, saya “mogok”
dan menolaknya karena saya ditempatkan dibarisan paling belakang sebab
postur badan saya waktu itu kecil dan pendek. Saya katakan kepada
teman-teman bahwa saya mau ikut gerak jalan asalkan saya ko-
mandonya. Saya katakan demikian dengan pemikiran saya waktu itu jika
saya komando otomatis saya ditempatkan di depan. Ternyata salah
seorang teman saya menyampaikan perkataan saya kepada guru pelatih.
Dan sayapun ditunjuk sebagai komando. Hebatnya, setiap kali sekolahku
diikutkan lomba gerak jalan pasti saya selalu ditunjuk se-bagai
komandonya.

Dalam kepramukaan saya selalu dipilih sebagai Pinru (Pemimpin Regu).


Waktu kelas V saya pinru, memimpin teman saya ikut Jam-boree di
Tapango. Pada jamboree tersebut diadakan seleksi pemimpin upacara
jamboree. Saya terpilih terbaik dua dan yang terpilih terbaik satu adalah
Saudara Rahman Bande. Akibatnya, Saudara Rahman Bande ditugaskan
memimpin upacara pembukaan jamboree dan saya mempimpin upacara
penutupan jamboree.

Jamboree lain yang pernah saya ikuti adalah saat keikutsertaan per-tama
kalinya Pramuka Kwartir cabang (Kwarcab) Polewali Mamasa dalam ajang
Jamboree Nasional di Sibolangit, Medan, Sumatera Utara tahun 1977 (copy
sertifikat terlampir). Jabatan saya waktu itu adalah Wakil Pimpinan Regu
dan Pimpinan Regu saya adalah Saudara Andi Ali Baal Masdar (berhasil
menjabat Bupati Polewali Mandar selama 2 periode). Salah satu mantan
anggota regu saya yang kini menjabat sekertaris KPU Polewali Mandar
periode 2008 – 2013 adalah Saudara Anwar Sida. Kepemimpinan dalam
kepramukaan ini saya sandang sampai tammat SMP.

Ketika SMA (SMA Negeri 286 Polewali – Kepala Sekolah, Nonci Sjamsi)
selain memangku jabatan sebagai ketua kelas 3 tahun berturut-turut, juga
saya sempat terpilih sebagai ketua OSIS. Dimana sebelumnya saya
Sekertaris OSIS. Waktu saya Ketua OSIS, saya memprakarsai dan
memimpin teman saya mengadakan Studi Tour ke SMA Negeri Kabupaten
Sinjai.
Pengetahuan dan bakat kepemimpinan saya dari perguruan tinggi,
Akademi Bank dan Keuangan (sekarang STIEM Bongaya - Makassar)
pernah saya implementasikan dengan mendirikan dan memimpin lem-baga
keuangan mikro dengan nama BMT. ABABIL. Salah satu mantan staf saya
dalam mengoperasionalkan lembaga keuangan tersebut adalah Saudari IR.
Rehang (Sekarang menjabat Anggota KPU Sulawesi Barat Periode 2013 –
2018).

Kemudian pengetahuan dan bakat kepemimpinan yang saya peroleh dari


bangku perkuliahan Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI)
Makassar, terimplementasikan sejak saya terangkat sebagai Ketua
Jurusan/Program Studi S1-Administrasi Negara pada Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bina Generasi Polewali Mandar, sampai
sekarang.

Selain saya bekerja di STISIP Bina Generasi Polewali Mandar, juga lebih
dahulu saya sudah bekerja pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Bina Generasi Polewali Mandar. Di STIKES ini saya ditempat-kan pada
Bagian Kemahasiswaan. Karena kesuksesan saya memimpin kepanitiaan
(Ketua Panitia) penerimaan calon mahasiswa baru pada periode tahun
pertama dan tahun kedua dibandingkan dengan ketua panitia penerimaan
calon mahasiswa baru pada periode tahun ketiga yang sempat
menggantikan saya, maka mulai dari penerimaan calon mahasiswa baru
periode tahun keempat sampai sekarang periode tahun ketujuh saya selalu
terpilih sebagai Ketua Panitia Penerimaan Calon Mahasiswa Baru STIKES
Bina Generasi Polewali Mandar.

Dalam dunia usaha saya pernah membuktikan kesuksesan kepemim-pinan


saya, dimana usaha yang saya dirikan dan saya pimpin, saya ikut sertakan
dalam Kompetisi Pengusaha Kecil se Kabupaten Polewali Mamasa yang
diselenggarakan oleh Departemen Koperasi dan Pem-binaan Pengusaha
Kecil Republik Indonesia Kantor Departemen Kabupaten Polewali Mamasa.
Perusahaan saya berhasil meraih predikat sebagai Pengusaha Kecil Terbaik
II (Dua) Tingkat Kabupaten Polewali Mamasa (copy SIUP dan Piagam
terlampir).
Apa kunci kesuksesan saya dalam memimpin suatu kegiatan? Hal ini akan
terjawab dalam pemaparan tentang integritas saya berikut ini.

2. INTEGRITAS

Jika diberi Skor 1 s/d 100,

berapa Anda menilai tingkat integritas Anda?

Saya menilai tingkat Integritas saya 90

Mengapa?

Integritas orang mandar dan orang bugis terlihat dalam penerapan budaya
“siriq”-nya, dan saya berpegang teguh pada budaya itu. Dalam bertindak
melakukan sesuatu saya melakukannya dengan berdasar kepada norma,
hukum dan aturan yang diberlakukan. Saya tidak suka terhadap sesuatu
yang berbau kemunafikan, saya sangat benci pada prinsip “Asal Bos
Senang” (ABS), juga saya tidak senang dan tidak merasa tenang jika saya
mengambil hak orang lain. Saya tidak suka terhadap ketidakadilan.

Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan derajat


Integritas Anda?

Termasuk dalam menjaga siriq, adalah Memperbaiki dan memperta-


hankan harga diri. Dalam memperbaiki dan mempertahankan harga diri,
saya membuktikannya dengan menyertakan kejujuran, keikhlas-an,
kesungguhan, ketegasan dan kesejahteraan dalam menjalankan setiap
pekerjaan saya.

Kejujuran saya terapkan dengan mengerjakan apa yang memang harus


saya kerjakan sesuai dengan ketentuan, hukum dan aturan yang
diembankan dalam tugas saya. Memanipulasi suatu pekerjaan sehingga
tidak seperti apa yang telah ditentukan demi keuntungan pribadi atau demi
kepentingan pihak tertentu membuat saya tidak senang dan tidak tenang.
Jika perubahan, penambahan atau pengurangan suatu pekerajaan mau
tidak mau harus dilakukan maka keputusannya melalui pertimbangan yang
matang dan mantap agar dampak keburukan dari keputusan tersebut
dapat dihindari atau paling tidak dapat diminimalisir.

Keikhlasan saya dalam menerima dan menuntaskan suatu kewajiban


atau mengemban suatu tanggung jawab adalah dengan menjauhkan rasa
tertekan dan terbebani dari kewajiban atau tanggung jawab itu. Saya
menjauhkan pemikiran membanding-bandingkan berat ringannya atau
besar kecilnya suatu kewajiban atau tanggung jawab yang diembankan
kepada saya dengan kewajiban atau tanggung jawab yang diembakan
kepada orang lain atau teman sejawat saya. Saya selalu mengambil dan
mempelajari hikma dibalik kewajiban dan tang-gung jawab yang
diembankan kepada saya.

Kesungguhan saya dalam menuntaskan apa yang diembankan kepa-da


saya adalah menerima tugas itu dengan tidak memandang remah tugas
itu. Bukan kebiasaan saya memilah-milah dan memilih-milih tugas. Tapi
menjadwal dan mengatur tugas yang saya utamakan. Dan itu mutlak saya
lakukan. Saya tidak mengenal kasta tugas. Tugas atasan tugas bawahan
semua harus terselesaikan sesuai perun-tukannya. Itu prinsip saya.

Ketegasan. Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, ketegasan saya


tanamkan pada diri saya. Itu sudah harga mati! Menolak tugas atau
pekerjaan yang yang diberikan kepada saya sesuai norma, hukum dan
aturan belum pernah saya lakukan. Komitmen dari awal sudah saya
tanamkan pada diri saya bahwa tanggung jawab yang dipercayakan
kepada saya harus saya emban sepenuhnya sebagai amanah. Tidak ada
alasan untuk mengulur-ulur atau menunda-nunda waktu penye-lesaian
pekerjaan. Tidak adak keluhan dalam menyelesaikan pekerja-an. Keluhan
hanya membuat badan menjadi lesuh, lemah dan loyo.

Kesejahteraan. Tidak bisa dipungkiri bahwa keseringan terjadinya


korupsi dalam lingkup pekerjaan adalah karena tidak disyukurinya
kesejahteraan yang telah diperoleh sebagai kontribusi balik atau jasa dari
jerih payah dalam menyelesaikan pekerjaan. Dan juga tidak bisa saya
pungkiri bahwa muara dari segala aktifitas pekrjaan saya adalah untuk
terciptanya kesejahteraan, dimana kesejahteraan itu selain berdampak
kepada diri saya sendiri, juga berdampak kepada lembaga dimana saya
bekerja dan kepada segenap perangkatnya serta masyarakat dilingkungan
lembaga itu.

Kesejahteraan yang saya maksud disini adalah kesejahteran dalam arti


yang luas. Artinya, kesejahteraan itu tidak mencakup kesejah-teraan
ekonomi atau materi saja. Tapi mencakup kesejahteraan sta-tus sosial,
kesejahteraan batin, kesejahteraan pergaulan, kesejahte-raan
pengetahuan, kesehteraan pengalaman dan lain-lain.

Dengan menyertakan kejujuran, keikhlasan, kesungguhan, ketegasan dan


kesejahteraan dalam melakukan aktifitas kerja selama ini ternyata
berfungsi sebagai pencegah atau paling tidak meminimalisir kesalahan
atau kekeliruan dalam pekerjaan saya.

Selain apa yang telah saya paparkan diatas, juga dari berbagai
pengalaman kepemimpinan dan pekerjaan saya, baik yang telah saya
paparkan maupun yang tidak saya paparkan dalam makalah ini tentu
semua itu menjadi pendukung bukti derajat integritas saya.

3. INDEPENDENSI

Jika diberi Skor 1 s/d 100,

berapa Anda menilai tingkat independensi Anda?

Saya menilai tingkat Independensi saya 95

Mengapa?
Karena untuk mempertahankan keindependesian dalam menyelesai-kan
suatu persoalan saya selalu menempuh jalur netral dan formil de-ngan
mengedepankan norma-norma atau kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan,
sehingga untuk terjebak ke dalam suatu kesalahan dapat saya hindari,
paling tidak meminimalisirnya. Upaya bekerja dengan aman saya lakukan
dengan berpedoman pada peraturan atau per undang-undangan.

Tingkat derajat independensi seseorang berkorelasi dengan tingkat


pengetahuan dan kepercayaan diri orang tersebut. Independensi ada-lah
keadaan di mana seseorang tidak terikat dengan pihak lain. Artinya
keberadaan orang itu adalah mandiri, merdeka dan tidak mengusung
kepentingan pihak tertentu. Independensi juga merupakan hak setiap
orang, yang memiliki hak bebas dan merdeka tanpa mendapat tekanan
dari orang lain. Dalam pelaksanaannya tentu saja yang dimaksud
independensi ada batas-batasnya, karena saya juga menyadari, bahwa
saya tidak bisa eksis dalam melakukan aktifitas tanpa adanya duku-ngan
dari pihak lain.

Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan derajat


independensi Anda?

Tingkat derajat independensi saya dapat dibuktikan dari pengalaman saya


sewaktu saya bertugas sebagai penyelenggara pemilu. Pada tahun 1999
saya pernah menjadi Anggota PPD II Kabupaten Polewali Mamasa (copy
sertifikat terlampir). Keanggotaan saya adalah sebagai utusan Partai
Daulat Rakyat (PDR) Cabang Polewali Mamasa, partai dengan nomor urut
39 dari 48 partai yang ikut pemilu waktu itu. Jabatan saya pada PDR adalah
sebagai Sekertaris Umum.

Meskipun para Anggota PPD II tersebut berasal dari utusan Peme-rintah


dan utusan Parpol, tapi mereka di angkat dengan sumpah sesuai
keyakinan/agama masing-masing termasuk saya, “bahwa dalam
menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-
sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya pemilu…….”. Artinya
dengan sumpah tersebut keindependensian saya dituntut, saya
diharamkan untuk memihak, mementingkan atau mengutamakan PDR
dalam pe-nyelenggaraan pemilu. Tugas utama saya tidak ubahnya dengan
tugas anggota KPU sekarang sebagai penyelenggara pemilu. Hubungan
saya dengan PDR dalam keanggotaan PPD II hanyalah sebatas
sebagai kurir dan mediator (perantara) antara PPD II dengan PDR waktu
itu. Sejak tidak ikutnya pada Pemilu 2004, keberadaan dan perkembangan
PDR sampai sekarang saya sudah tidak tahu.

Logo Partai Daulat Rakyat

Tingkat derajat independensi saya tentu dapat juga dibuktikan dari


kemandirian saya dalam menjalankan dan meyelesaikan pekerjaan saya
selama ini, dimana saya pernah mendirikan dan memimpin usa-ha
bersama yaitu lembaga keuangan mikro BMT. ABABIL untuk saya kelola
bersama teman-teman, kemudian saya mendirikan dan me-mimpin usaha
pribadi untuk saya kelola bersama isteri yang dalam perjalanannya terpilih
sebagai usaha kecil terbaik dua seKabupaten Polewali Mamasa, kemudian
saya terangkat sebagai staf Bagian Kemahasiswaan pada STIKES Bina
Generasi Polewali Mandar, disusul dengan pengangkatan saya sebagai
Ketua Jurusan/Program Studi S1-Administrasi Negara pada STISIP Bina
Generasi Polewali Mandar.

Kesemua itu saya jalani dengan tanpa terikat dan ditunggangi oleh
kepentingan partai politik, saya bebas melakukan dan memilih hal yang
terbaik demi kelangsungan lembaga atau usaha yang saya kelola itu dan
tentu demi kepentingan bersama sesama pengelola dan masyarakat pada
umumnya. Intinya, dalam melakukan aktifitas saya hanya berpedoman
pada aturan, hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu
saya selalu mengikuti nurani saya yang diiringi dengan pikiran logis saya
untuk tetap bersikap independen terhadap suatu hal dengan melihat sisi
kebenaran dan dampak baik maupun buruknya terhadap keputusan yang
diambil untuk kepentingan masyarakat yang lebih baik.

Bagaimana sikap Anda ketika terdapat kepentingan partai politik


tertentu meminta kepentingannya diakomodasi dan jika tidak
diakomodasi akan terjadi keguncangan politik yang besar?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba mengangkat kasus atau


peristiwa 14 tahun yang lalu, yaitu dimana Baharuddin Jususf Habibie
diangkat sebagai Presiden RI yang ketiga menggatikan Presiden Soeharto.
Dalam jabatan kepresidenan itu BJ. Habibie menghadapi bergai macam
permasalahan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam
situasi seperti itu kelompok-kelompok penekan yang memang tidak pernah
setuju dengan terintegrasinya Timor-Timur ke wilayah NKRI sejak tahun
1978, mengambil kesempatan mendesak agar BJ. Habibie berkenan
melepaskan Timor-Timur dari wilayah NKRI. Tokoh Internasional yang
terang-terangan mendesak dengan menyurat kepada BJ. Habibie adalah
Pemerintah Australia, Perdana Menteri John Howard. Untuk
mengakomodasi desakan-desakan tersebut maka diadakanlah pertemuan
“TRIPARTIT” antara Inonesia dengan Portugis dan Amerika Serikat sebagai
mediator di New York 5 Mei 1999. Dari hasil pertemuan tersebut Presiden
BJ. Habibie menyetujui diadakan referendum setelah dipertimbangkan
dengan matang dan mantap, dan referendumpun diselenggarakan pada
tanggal 30 Agustus 1999 yang hasilnya diumumkan oleh PBB pada tanggal
4 September 1999. Sebanyak 78,5% memilih opsi memi-sahkan diri dari
NKRI dan 21,5% memilih opsi tetap bersama NKRI. Dengan demikian sejak
itu Timor-Timur dinyatakan bukan lagi bagian dari NKRI.

Dari kasus diatas, saya menyatakan setuju dengan keputusan yang telah
dibuat oleh Presiden BJ. Habibie melepaskan Timor-Timur. Dan andaikan
saya diposisikan sebagai Presiden BJ. Habibie, pasti saya bersikap seperti
beliau.

4. KOMPETENSI KEPEMILUAN
a. Mengapa pemilu itu penting dalam Negara Demokrasi?

Pemilu merupakan proses demokrasi yang dilakukan oleh rakyat pada


suatu Negara untuk memilih wakil-wakilnya baik yang akan
ditempatkan dalam parlemen (legislatif) maupun yang akan
ditempatkan dalam pemerintahan (eksekutif), dimana wakil-wakil
rakyat yang terpilih tersebut semuanya diharapkan mengurusi Negara
untuk kemaslahatan rakyat.

Karenanya, Negara yang rakyatnya melakukan proses pemilihan wakil-


wakil dan pemimpinnya memlalui pemilu adalah Negara Demokrasi.
Negara tanpa pemilu adalah tidak demokrasi.

b. Jelaskan hubungan antara sistem pemilu, sistem kepartaian dan


sistem pemerintahan?

Sebelum menjawap pertanyaan tersebut terlebih dahulu mari kita


mengetahui apa arti sistem.

Sistem dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian yang saling kait


mengkait antar beberapa bagian sampai kepada bagian yang terkecil,
bila suatu bagian atau sub bagian terganggu maka bagian yang lain
juga ikut merasakan ketergangguan tersebut (Drs, H. Inu Kencana
Syafiie, M.Si – Refika Aditama, 2008 - Sistem Politik Indonesia, Hal.1)

Jadi, menurut saya hubungan antara sistim pemilu, sistim kepar-taian


dan sistim pemerintahan adalah sebagai beriku;

Sistim pemilu adalah sebuah proses demokrasi yang dilakukan oleh


rakyat untuk memilih wakil-wakil dan/atau pemimpinnya, di mana
calon wakil-wakil dan/atau pemipin rakyat tersebut terlebih dahulu
membentuk wadah dimana ia dapat mesosialisasikan diri dan program-
progamnya, wadah itulah yang disebut partai. Semakin calon wakil-
wakil dan/atau pemimpin itu kapabel dan program-programnya logis,
masuk akal dan dapat diterima oleh rakyat, maka peluang terpilihnya
calon wakil-wakil dan/atau pemimpin ter-sebut adalah semakin besar.
Jika kelak calon wakil dan/atau pemimpin rakyat tersebut terpilih, maka
ia diharapkan dapat menjalankan sistem pemerintahan sesuai dengan
program-programnya.

c. Jelaskan siklus/tahapan penyelenggaraan pemiliu?

Siklus/tahapan penyelenggaraan pemilu berdasarkan Keputusan KPU


No.15 Tahun 2012:

1. Tahap persiapan;

a. Pembentukan Panitia Pemilhan Kecamatan (PPK) dan Panitia


Pemungutan Suara (PPS) atau Panitia Pemungutan Suara Luar
Negeri (PPLN): November 2012 – 2014.

b. Pembentukan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) dan


Kelompok Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN): 9
Februari – 9 Maret 2014.

c. Seleksi Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota: Januari –


Desember 2013.

d. Pelaksanaan sosialisasi, publikasi dan pendidikan pemilih: Juni


2012 – Juni 2014.

e. Bimbingan teknis Sistem Informasi KPU (SIKPU): 9 Juni 2012 –


28 Februari 2014.

f. Pengadaan dan penglolaan logistik: 9 Juni – 30 November 2014.

g. Distribusi logistik perlengkapan pemungutan suara (provinsi,


kabupaten/kota, KKP, PPS, KPPS): 1 Februari – 31 Maret 2014.

h. Distribusi logistik perlengkapan pemungutan suara di luar negeri


(PPLN dan KPPSLN): 9 Maret – 8 April 2014.

2. Tahap penyelenggaraan;

Penyusunan Peraturan KPU: 9 Juni 2012 – 9 Juni 2013.


Verifikasi administrasi di KPU: 11 Agustus – 6 Oktober 2012.

Verifikasi faktual di KPU: 30 Oktober – 6 November 2012.

Pengumuman partai politik peserta pemilu: 9 – 11 Januari 2013.

Pengundian dan penetapan nomor urut partai politik: 12 – 14


Februari 2013.

Penyerahan data kependudukan dari pemerintah kepada KPU: 9


November – 9 Desembar 2012.

Konsolidasi Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4): 10 –


24 Februari 2013.

Pengumuman daftar Pemilih Sementara (DPS): 11 – 24 Juli 2013.

Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT): 21 September 2013 – 9


April 2014.

Penetapan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN): 25 Juli – 10


Agustus 2013.

Pendaftaran calon anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi dan Ka-
bupaten/Kota: 6 – 15 April 2013, ada perubahan menjadi tang-gal
15 April – 22 April 2013.

Verifikasi calon anggota DPRD: 16 April – 30 Juni 2013.

Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPD: 27 Juni


2013.

Verifikasi pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, Kabupaten/


Kota: 16 April – 14 Mei 2013.

Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT anggota DPR, DPRD Pro-


vinsi, Kabupaten/Kota: 4 Agustus 2013.

Pelaksanaan kampanye: 11 Januari – 5 April 2014.

Audit dana kampanye: 25 April – 25 Mei 2014.

Masa tenang: 6 – 8 April 2014.

Pemungutan dan penghitungan suara: 9 April 2014.

Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu tingkat nasional: 26


April – 6 Mei 2014.
Penetapan hasil pemilu secara nasional: 7 – 9 Mei 2014.

Penetapan Partai Politik Memenuhi Ambang Batas: 7 – 9 Mei 2014.

Penetapan perolehan kursi dan calon terpilih tingkat nasional


sampai Kabupaten/Kota: 11 – 18 Mei 2014.

Peresmian keanggotaan DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, DPR dan


DPD: Juni – September 2014.

Pengucapan sumpah dan janji DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, DPR


dan DPD: Juli – Oktober 2014.

3. Tahap penyelesaian

a. Pengajuan perselisihan hasil pemilu anggota DPR, DPD dan


DPRD kepada Mahkama Kontitusi (MK): 12 – 14 Mei 2014.

b. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemilu: 1 Oktober – 1


November 2014.

c. Pembubaran Badan-Badan Penyelenggara ad hoc: 9 Juni 2014.

d. Penyusunan Laporan Keuangan: 1 Juli – 31 Desember 2014.

d. Apa yang Anda lakukan untuk menciptakan pemilu yang ber-


kualitas?

Konsep saya untuk menciptakan pemilu yang berkwalitas sebagai


beriku;

Untuk penyelenggara pemilu.

KPU perlu meningkatkan SDM anggotanya dengan merekrut anggota


KPU Pusat dengan latar pendidikan minimal S3, anggota KPU Provinsi
minimal S2, anggota KPU Kabupaten/Kota minimal S1 dan Anggota PPK
minimal SMA atau sederajat. Yang sangat perlu diperhatikan bahwa di
setiap keanggotaan KPU setidaknya minimal ada 1 orang berlatar
pendidikan Sarjana Hukum dan 1 orang berla-tar pendidkan Sarjana
Sosial dan Politik.
KPU beserta perangkatnya yang paling bawah yakni kelompok KPPS
sangat penting untuk meningkatkan kwalitas pemahamannya. Bahkan
peran KPPS sangat penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemilu. Sengketa pemilu tentang perolehan suara
sering dan akan terjadi ketika para petugas di KPPS tidak memiliki
kemampuan teknis dalam menjalankan tugas rekapan perolehan suara
di TPS. Karenanya hal ini perlu diperbaiki. Kelembagaan Panwaslu perlu
diperkuat. Kinerja Panwaslu tidak maksimal karena waktunya dalam
melakukan pengawasan sangat terbatas. Karenanya masa kerja
Panwaslu perlu dikaji ulang.

Netralitas Panwaslu perlu ditingkatkan, dan selama Panwaslu ini


terkadang kurang tegas menindaklanjuti pelanggaran yang sering
terjadi.

Untuk peserta pemilu.

Pemahaman dan prosedur tentang pemilu kepada peserta pemilu mulai


dari tim sukses, tim kampanye sampai kepada saksi perlu ditingkatkan
melalui diklat yang diselenggarakan oleh KPU. Kerja saksi harus dibuat
seefektif mungkin mulai dari tingkat KPPS hingga KPU.

Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik melalui masmedia.


Sebagai misal, KPU atau pemerintah membuat sinetron pemilu, se-perti
yang telah dilakukan oleh KPU Sulawesi Barat memproduksi Film
Pendidikan Pemilu, dimana dari film itu diharapkan masyarakat akan
cerdas dan benar dalam memilih calon pemimpin, sehingga akan lahir
pemimpin pilihan masyarkat yang dianggap akan mampu membawa
daerah dan Negara ini maju dan berkembang. Selain itu dari film itu
juga diharapkan para parpol dan caleg dapat mentaati peraturan dalam
pemilu dengan tidak melakukan politik uang, kampanye hitam dan
pelanggaran pemilu lainnya, sehingga pesta demokrasi di Negara ini
dapat terselenggara dengan lancar, damai dan berkwalitas. Malah
sebaiknya pemerintah mendirikan stasiun televise KPU. Penayangan
debat kandidat melalui siaran televise sudah sangat bagus dijadikan
pendidikan politik bagi masyarakat, tapi hendaknya pihak pertelevisian
tidak mengenakan tarif yang mahal, sehingga kandidat calon bupatipun
bisa menayangkan perdebatannya.
Salah satu wujud partisipasi masyarakat yang perlu ditingkatkan
adalah kesadaran untuk menggunakan hak pilihnya. Hal-hal yang
menyebabkan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya adalah
karena kesalahan administrasi/sistem yang ada, misalnya nama-nya
tidak terdaftar pada DPT. Hal lain adalah karena masyarakat menilai
calon atau kandidat yang akan dipilih tidak kapabel. Karenanya daftar
nama-nama calon pemilih yang diterbitkan pada DPS dan DPT
sebaiknya melalui recek yang berulang sehingga diperoleh data yang
benar-benar akurat, atau mungkin sistem Sensus Pemilu pada masa
Orde Baru perlu dipelajari, dan calon-calon atau kandidat, terutama
calon legislatif yang akan dipilih sebaiknya diseleksi melalui semacam
tes/ujian kompetensi yang ketat sebelum dipilih, seperti misalnya
seleksi pemilihan calon anggota KPU.

Polewali, 28 Oktober 2013


NURDIN SOLMY, S.Sos

Anda mungkin juga menyukai