Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah satu bagian
dari unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, ibu hamil dan ibu nifas serta
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatam (bidan) baik
didesa maupun di Puskesmas itu sendiri.
Sesuai dengan komitmen global, Indonesia menetapkan target penurunan AKI
menjadi 75 % pada tahun 1990 atau 125/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes RI,
2001). Target angka kematian ibu pada tahun 2011 yag ditetapkan berdasarkan
indikator Indonesia sekarang adalah sebesar 150/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes
RI, 2003). Tentunya dengan penetapan target tersebut harus diiringi dengan
peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan dan pelayanan bayi
baru lahir.
Program Kesehatan Ibu dan Anak yang telah dilaksanakan selama ini,
bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta
menurunkan AKI dan AKB, (Dpkes RI, 2003), untuk itu diperlukan upaya
pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memantapkan
dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara
efektif dan efisien. (Depkes RI, 2003). Berdasarka kesepakatan global ( Millenium
Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan angka kematian Ibu
menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan angka
Kematian Bayi dan angka kematian balita menurun sebesar dua pertiga dalam kurun
waktu 1990-2015. Berdasrkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi
dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH
pada tahun 2015
Jika kita melihat cakupan indikator program kesehatan ibu dan anak (PWS
KIA) tahun 2014 ini, yang merupakan alat untuk mengevaluasi keadaan status
kesehatan ibu dan anak, menunjukkan masih ada beberapa indikator yang belum
mencapai target jika dibadingkan dengan standar minimal bidang kesehatan ibu dan
anak (Kep. Men. Kes. RI No. 1457/ menkes/SK/X/2003).
Salah satu upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan jumlah
kematian ibu dan bayi adalah : Pemantapan manajemen Kesehatan Ibu dan Anak,
pengembangan teknis pelayanan, serta peningkatan KIE yang baik. Dalam upaya
pemantapan manajemen perlu dilakukan evaluasi pelayanan program sebagai bahan
untuk mawas diri dan perbaikan pelaksanaan program di masa mendatang.
Manajemen program dapat berjalan dengan optimal jika ditunjang oleh data
pendukung yang memadai dan sistem evaluasi yang baik dari data rutin yang
dilaporkan oleh bidan desa. Oleh karenanya disusunlah profil program KIA ini
sebagai sarana informasi dan kajian pelayanan KIA selama tahun 2014.
DATA DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI
Data Geografi
Wilayah Puskesmas Cakranegara mempunyai luas wilayah ±781,664 Ha/m2,
merupakan pinggiran kota, dari kota dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Wilayah
Puskesmas Cakranegara terdiri dari 6 desa.
Adapun batas – batas wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cakra Utara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Narmada
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Babakan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cakra Barat
Wilayah desa merupakan daerah dataran, Penduduknya sebagian besar
mempunyai mata pencaharian sebagai buruh dan petani, sebagian kecil merupakan
pedagang, pengusaha, wiraswasta, PNS, dan TKW.
Demografi
Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara adalah 55865 jiwa,
terdiri dari Turida 10440 jiwa, Mandalika 11511 jiwa,Bertais 9700 jiwa, Selagalas
10757 jiwa, Cakra Timur 8150 jiwa, dan Cakra Selatan 5307 jiwa.

VISI DAN MISI PUSKESMAS


1. Visi
Terwujudnya masyarakat sehat diwilayah Puskesmas Cakranegara sebagai
investasi bangsa
2. Misi
a.
b.
c.
d.
e.
PENGERTIAN
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) adalah
alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak-lanjut yang cepat
dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan
komunikasi kepada sektor terkait. Dengan demikian, diharapkan cakupan pelayanan
dapat menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja.sehingga kasus resiko
tinggi/komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat
memperoleh penanganan yang memadai.
Pelaksanaan PWS-KIA baru berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut
berupa perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA, intensifikasi penggerakan
sasaran dan mobilisasi sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan KIA. PWS-KIA dikembangkan untuk intensifikasi
manajemen program. Walaupun demikian , hasil rekapitulasinya di tingkat
puskesmas dapat pula dipakai untuk menentukan desa yang rawan
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus di setiap
Kelurahan.
2. Tujuan Khusus
a. Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort.
b. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara
teratur (bulanan) dan terus menerus
c. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
d. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang
ditetapkan.
e. Menentukan sasaran individu dan wilayah proritas yang akan ditangani
secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
f. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan.
g. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya.
h. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan KIA.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. SASARAN DAN TARGET


Sasaran dan target pelaksanaan program KIA adalah, sebagai berikut :
1. Sasaran ibu hamil (bumil) tahun 2014 adalah 1.292 bumil dengan target KI
100%, K4 100%.
2. Sasaran ibu bersalin : 1234 bumil dengan target persalinan oleh tenaga
kesehatan 90%
3. Sasaran ibu nifas (bufas) 1234 bufas dengan target kunjungan ibu nifas 95%.
4. Sasaran bayi 1175 dengan target kunjungan neonatus 98% dan target kunjungan
bayi 94%
5. Sasaran bumil resiko tinggi (resti) 258 bumil dengan target deteksi resti oleh
masyarakat 80%, dan Penemuan dan penangnan komplikasi oleh tenaga
kesehatan 85%.
6. Sasaran bayi resti 176 bayi dengan target penemuan dan penanganan
komplikasi neonatal 84%.
7. Sasaran anak balita sehat 4700 orang dan target pelayanan anak balita 75%
8. Sasaran pasangan usia subur (PUS) 10767 orang dengan target KB aktif 75%.
B. MEMANTAU PELAYANAN KIA SECARA INDIVIDU
Pemantauan pelayanan KIA secara individu melalui kohort dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan berdarkan jumlah sasaran yang ditemukan di lapangan per
Lingkungan / per Kelurahan. Kegiatan ini dilakukan perwilayah kerja Puskesdes
dan puskesmas.
Tabel II.1
Sasaran KIA tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule
NO NAMA DESA SASARAN
BUMIL BUMIL BULIN/ BAYI NEO BALITA
RESTI BUFAS RESTI
1 Selagalas 257 51 245 234 35 936
2 Cakra Timur 101 20 97 92 14 368
3 Turida 251 50 239 228 34 912
4 Bertais 233 47 223 212 32 848
5 Mandalika 276 55 264 251 38 1004
6 Cakra Selatan 174 35 166 158 24 632
Puskesmas 1292 258 1234 1175 176 4700

C. MEMANTAU KEMAJUAN PELAYANAN KIA DAN CAKUPAN


INDIKATOR KIA
Kegiatan dalam memantau kemajuan pelayanan KIA dan Cakupan indikator KIA
dilaksanakan melalui pengelolaan program KIA. Kegiatan ini bertujuan untuk
memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara
efektif dan efisien. Kegiatan pokoknya sebagai berikut :
1. Pelayanan Antenatal.
a. Pengertian
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi
umum dan khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan), dalam
penerapan terdiri atas :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur Tekanan darah
3) Nilai Status Gizi (ukur LILA)
4) Ukur Tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan DJJ
6) Skrening status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (tetanus
Toksoid) bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal minimal empat kali
selama kehamilan (satu kali pada triwulan I, satu kali pada triwulan II dan
dua kali pada triwulan III).
b. Kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a) Pendataan ibu hamil
b) Pelayanan antenatal di dalam dan luar gedung.
c) Penyuluhan tentang ibu hamil (permasalahan dan kebutuhannya) kepada
keluarga, kader dan masyarakat termasuk kegiatan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
d) Pembentukan Kelas Ibu di Tiap Tiap Lingkungan yg mempunyai
sasaran Bumil lebih dari sepuluh Orang.
c. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan pelayanan antenatal mencakup pencapaian target K1 dan K4,
sesuai dengan tabel berikut :
Tabel II.2
Pencapaian Target K1 dan K4
Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule tahun 2014
K1 (100%) K4 (95%)
No Nama Desa Pencapaian Pencapaian
Target Target
Abs % Abs %
1 Selagalas 257 274 100.00 257 254 98.83

2 Cakra Timur 101 90 89.11 101 91 90.10

3 Turida 251 240 95.62 251 235 93.63

4 Bertais 233 276 100.00 233 246 100.00

5 Mandalika 276 277 100.00 276 270 97.83

6 Cakra Selatan 174 187 100.00 174 126 72.41

Puskesmas 1.292 1.344 100.00 1.292 1.222 94.58

Berdasarkan tabel diatas bisa kita lihat bahwa pencapaian K1 di


wilayah kerja Puskesmas Cakra yang terdiri dari 6 desa, sudah mencapai
target yaitu 100%. Ini membuktikan bahwa ibu-ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas Cakra untuk pertama kalinya begitu mengetahui diri mereka
hamil, langsung memeriksakan kehamilannya di polindes-polindes sehingga
dapat langsung didata.
Sedangkan pencapaian K4 94,58% . Dilihat dari semua desa, hanya
desa Mandalika yang agak rendah pencapaiannya dibanding dengan
pencapaian desa-desa yang lain. Ini dikarenakan, kebanyakan dari ibu hamil
mempunyai rencana melahirkan di puskesmas jadi untuk untuk kunjungan-
kunjungan terakhir mereka melakukannya di puskesmas atau di tempat lain
untuk tempat yang sudah direncanakan untuk melahirkan, sehingga tidak
terdata di polindes.
d. Pelaksanaan Program P4K
Pelaksanaan Program P4K di wilayah Puskesmas Karang Pule tahun 2014
sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel II.3
Data Pelaksanaan Program P4K
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
1 Desa dengan P4K 100% 100%
2 Ibu hamil dengan stiker P4K 100% 90,63 %
3 Ibu hamil dengan stiker P4K yang 100% 83,51 %
dapat ANC sesuai standar.
4 Ibu hamil dengan stiker P4K yang 100% 82,50 %
5 bersalin di tenaga kesehatan.
Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas 100% 100%
6 berstiker dengan komplikasi yang
7 mendapat penanganan. 100% 100%
8 Ibu Hamil berstiker yang ber-KB
Ibu bersalin yang mendapat 100% 87,44%
pelayanan nifas di tenaga kesehatan.
Dari tabel di atas dapat dilihat pencapaian ibu hamil dengan stiker P4K
belum mencapai target pada setiap kegiatan, hal ini disebabkan karena ibu
hamil yg periksa pada klinik swasta belum mendapat Stiker P4K.
2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
a. Jenis Tenaga dan Prinsip Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat
adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
- Pencegahan infeksi
- Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar pelayanan.
- Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
- Melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
- Memberikan injeksi VIT K dan salep mata pada bayi baru lahir.
b. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1) Pertolongan persalinan.
2) Pengawasan ibu bersalin sebelum, saat dan setelah proses persalinan.
3) Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi
c. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan pertolongan persalinan meliputi pencapaian target
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, sesuai tabel sebagai berikut:
Tabel II.4
Pencapaian Target Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara tahun 2014
Persalinan Oleh Kunjungan Nifas ( 95 % )
Nakes (90%)
No Nama Desa
Pencapaian Pencapaian
Target Target
Abs % Abs %
1 Selagalas 245 236 96.33 245 236 96.33
2 Cakra Timur 97 67 69.07 97 67 69.07
3 Turida 239 205 85.77 239 205 85.77
4 Bertais 223 200 89.69 223 200 89.69
5 Mandalika 264 250 94.70 264 250 94.70
6 Cakra Selatan 166 121 72.89 166 121 72.89
Puskesmas 1.234 1.079 87.44 1.234 1.079 87.44
Dari tabel diatas dapat dilihat pencapaian Linakes dan Kunjungan nifas
hanya 87.44% tidak bisa mencapai 100%. Ini dikarenakan banyak dari
sasaran yang pindah ataupun mudik kerumah orangtua sehingga tidak
terdata.
3. Terdeteksinya Resiko Tinggi / Komplikasi Kebidanan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu
perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena
itu kehamilan yang normal pun mempunyai resiko kehamilan, namun tidak
secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu. Keadaan tersebut
dinamakan faktor resiko.
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
1) Primigravida < 20tahun atau > 35 tahun
2) Anak > 4
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.
4) Tinggi Badan < 145cm.
5) KEK (Kurang Energi Kronis) dengan Lila < 23,5 cm atau penambahan
BB < 9kg selama masa kehamilan.
6) Anemia (HB<11g/dl
7) TB < 145cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
8) Riwayat HT pada kehamilan sebelunya atau sebelum kehamilan ini.
9) Sedang /pernah menderita penyakit kronis (TBC, Kelainan jantung-
ginjal/hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan.
10) Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, KET, mola hidatidosa,
KPD, bayi dg.cacat kongenital).
11) Riwayat persalinan dengan komplikasi (SC, Vakum/forcep)
12) Riwayat nifas dengan komplikasi (HPP, infeksi nifas, Post partum
blues)
13) Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital.
14) Kelainan jumlah janin (gemelli, janin dampit, monster)
15) Kelainan besar janin : IUGR, Janin besar.
16) Kelainan letak dan posisi janin (let li/oblique, letsu UK >32 mgg)
Semakin banyak faktor resiko semakin tinggi resiko kehamilannya.
b. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Peningkatan pengetahuan kader/ masyarakat tentang resiko tinggi dan
faktor resiko tinggi pada kehamilan.
2) Pendataan bumil dengan resiko tinggi dan faktor resiko tinggi.
3) Pelayanan antenatal
4) Kunjungan rumah
5) Rujukan.
c. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan deteksi Faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat serta
Pelayanan,penanganan Komplikasi Maternal olen tenaga kesehatan , sesuai
tabel sebagai berikut :
Tabel II.5
Pencapaian Target Deteksi Faktor Resiko dan komplikasi
Oleh Masyarakat serta pelayanan, penanganan Komplikasi Maternal Oleh Tenaga
Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara tahun 2014
Pelayanan dan penanganan
Deteksi Faktor Resti dan
Komplikasi Maternal Oleh
komplikasi Oleh Masyarakat
No Nama Desa Tenaga Kesehatan
Pencapaian Pencapaian
Target Target
Abs % Abs %
1 Selagalas 51 68 100.00 51 41 79.77
2 Cakra Timur 20 10 49.50 20 11 54.46
3 Turida 50 43 85.66 50 28 55.78
4 Bertais 47 39 83.69 47 39 83.69
5 Mandalika 55 81 100.00 55 13 23.55
6 Cakra Selatan 35 32 91.95 35 95 100.00
Puskesmas 258 273 100.00 258 227 87.85

Pencapaian pelayanan komplikasi maternal yang tertangani sudah


mencapai 100%, karena semua kasus maternal yang ditemukan sudah semua
dapat tertangani, baik itu ditangani dipolindes dan puskesmas atau kasus
yang langsung dirujuk ke Rumah Sakit.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat pencapaian faktor resiko yang
ditemukan oleh masyarakat hanya 87.85% dari sasaran yang ada. Ini
merupakaan fakta yang ada ditemukan oleh masyarakat dan langsung
dilaporkan ke petugas. Dari hasil laporan yang diberikan masyarakat,
petugas sudah melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, dan
kenyataannya memang seperti itu adanya.
Tabel II.6
Pencapaian Kegiatan Maternal serta kematian Maternal
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara tahun 2014
JUMLAH JUMLAH
NO Kasus Maternal yg di temukan
KASUS KEMATIAN
1. Perdarahan Hamil Muda ( Abortus, 42 0
KET, Molla)
2. Perdarahan ( APB,HPP) 43 0
3 Infeksi ( Partus Kasep, KPD, Sepsis 45 1
PuerPuralis, Partus Lama)
4. HDK ( HT Kronis, Ht dg Protein 26 0
Urine,Syndrum HELLP)
5. Emboli 0 0
6 Lain lain ( Diluar Penyebab diatas ) 107 0
Jumlah 263 1

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 263 Kasus Maternal, paling
banyak kasus disebabkan oleh lain-lain diluar penyebab diatas tapi tidak ada
yang menyebabkan kematian.
Kematian Ibu ada 1 orang yang disebabkan oleh Infeksi ( Partus
Kasep, KPD, Sepsis PuerPuralis, Partus Lama) dari Kelurahan
Mandalika.Pada kasus ini ibu dirujuk dari puskesmas dengan KPD ke
Rumah Sakit, kematian terjadi setelah melahirkan di Rumah Sakit.
a. Terlaksananya Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
b. Pengertian
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan terjadi
pada sekitar antara 15-20% ibu hamil.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di puskesmas meliputi
pelayanan obstetri yang terdiri dari :
1) Pencegahan dan penanganan perdarahan.
2) Pencegahan dan penanganan pre-eklampsia & eklampsia
3) Pencegahan dan penanganan infeksi
4) Pencegahan partus lama/macet
5) Pencegahan dan penanganan abortus.
Sedangkan pelayanan neonatal meliputi :
1) Pencegahan dan penanganan asfiksia
2) Pencegahan dan penanganan hipotermi
3) Pencegahan dan penanganan BBLR
4) Pencegahan dan penanganan kejang/ikterus ringan-sedang
5) Pencegahan dan penanganan gangguan minum.
Komplikasi pada neonatal meliputi :
a. Prematuritas dan BBLR (BBL <2500 gr)
b. Bayi dengan tetanus neonatorum.
c. Bayi baru lahir dengan aspixia
d. Bayi baru lahir dengan infeksi bakteri
e. Kejang
f. Ikterus
g. Diare
h. Hipotermia
i. Masalah pemberian ASI
j. Trauma lahir, sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital, dll.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1) KPD
2) Perdarahan pervaginam :
- Ante partum (abortus, plasenta prvia, solusio plasenta)Intra partum (
robekan jalan lahir)
- Post partum (atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata,
kelainan pembekuan darah, subinvolusi uteri)
3) HT dalam kehamilan Sistole > 140 mmHG, diastole > 90 mmHg dengan
atau tanpa oedem pretibia.
4) Ancaman persalinan premature.
5) Infeksi berat pada kehamilan (DBD, tifus abdominalis, sepsis)
6) Distosia : persalinan macet, persalinan tak maju.
7) Infeksi masa nifas.
b. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1) Penemuan kasus dini
2) Pengamatan kasus secara dini dan adekuat.
3) Pengamatan secara terus menerus.
4) Rujukan tepat waktu.
c. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal , sesuai tabel
sebagai berikut
Tabel II.7
Pencapaian Target Penanganan Komplikasi Neonatal
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
Komplikasi Neonatal
(84%)
No Nama Desa
Pencapaian
Target
Abs %
1 Selagalas 35 36 100.00
2 Cakra Timur 14 5 36.23
3 Turida 34 8 23.39
4 Bertais 32 32 100.00
5 Mandalika 38 27 71.71
6 Cakra Selatan 24 8 33.76
Puskesmas 176 116 65.82

Dari tabel di atas dapat dilihat pencapaian komplikasi komplikasi Neonatal


di tingkat puskesmas adalah 65.82%, dalam hal ini sasaran belum mencapai
target. Cakupan tertinggi ada pada kelurahan Mandalika yaitu 71.71%. Dan
pencapaian 100% pada kelurahan Bertais. Secara keseluruhan pencapaian
puskesmas tidak memenuhi target karena pada kenyataan dilapangan
begitulah adanya yang ditemukan.
Tabel II.8
Jenis Neonatal Resiko Tinggi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara tahun 2014
NO JENIS RESIKO TINGGI JUMLAH
1. BBLR 4

2. Kelainan Kangenital 0

3 Tetanus neonaturum 0

4 Asfiksia 1

5 Sepsis 0

6. Ikterus 5

7 Kasus Lain 4
JUMLAH 14

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 14 neonatal resti, paling banyak dengan
kasus Ikterus 5, BBLR 4 .
4. Pelayanan Neonatal dan Ibu Nifas
a. Pengertian
Kunjungan Neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga
kesehatan minimal Tiga kali (umur 6 jam s/d 2 hari, umur 3 s/d 7 hari dan
8 hari mg-28 hari) untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan neonatal, baik di dalam maupun diluar gedung puskesmas.
Kunjungan Nifas adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan
minimal tiga kali (6 Jam sampai dengan 3 hari, hari 8 sampai dengan 14 hari
dan hari 36 sampai degan 42 hari) untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik di dalam maupun diluar gedung
puskesmas.
b. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1) Deteksi dini adanya kelainan.
2) Kunjungan rumah
3) Pelayanan neonatal dan ibu nifas
4) Rujukan.
c. Hasil kegiatan
Hasil kegiatan kunjungan neonatal dan nifas, sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel II.10
Pencapaian Kunjungan Neonatal I dan III
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
Kunjungan Neonatal I Kunjungan Neonatal III
(98%) (98%)
No Nama Desa
Pencapaian Pencapaian
Target Target
Abs % Abs %
1 Selagalas 234 241 100.00 234 239 100.00
2 Cakra Timur 92 66 71.74 92 66 71.74
3 Turida 228 203 89.04 228 200 87.72
4 Bertais 212 213 100.00 212 208 98.11
5 Mandalika 251 250 99.60 251 250 99.60
Cakra Selatan 158 119 75.32 158 118 74.68
Puskesmas 1.175 1.092 92.94 1.175 1.081 92.00

Dari tabel di atas dapat dilihat pencapaian kunjungan neonatal I dan III di
tingkat puskesmas hampir mencapai target yaitu KN I 92.94% dan KN III 92%.
Diharapkan kedepannya, dengan kerjasama petugas dan masyarakat akan
mencapai target yang ditentukan. mencapai

5. Kematian Maternal dan Neonatal


Kematian maternal tahun 2014 sebanyak 1 Orang yg disebabkan karena
KPD.

6. Pelayanan Kesehatan Bayi


a. Pengertian
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya empat kali,
selama periode 29 hr s/d 11 bulan setelah lahir .
b. Balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini disebut masa keemasan (golden period).
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter suatu
negara. Sebagian penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan
teknologi sederhana adalah dengan menerapkan MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit).
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hr – 2 bln.
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-5 bln
- Kunjungan bayi satu kali umur 6-8 bln.
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11 bln.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi
adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.
c. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan kesehatan bayi meliputi :
- Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG< Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 th.
- SDIDTK tiap tiga bulan untuk bayi dan SDIDTK minmal 2 kali setahun
di dalam maupun di luar gedung.
- Vit A 100.000 IU (6-11 bln) dan Vit A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali
setahun.
- Konseling ASI eksklusif< MP ASI, tanda-tanda sakit dan perawatan
kesehatan bayi di rumah, menggunakan Buku KIA.
- Pelayanan pemantuan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS
- Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
- Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS.
- Deteksi dini
- Rujukan.
d. Hasil Kegiatan
Tabel II.12
Pencapaian Kunjungan Bayi dan anak Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
KUNJUNGAN KUNJUNGAN KUNJUNGAN
KUNJUNGAN BAYI
BAYI 4 (94%) BALITA I (75%) BALITA II
NAMA I (94%)
NO (75%)
DESA
PENCAP TARGET PENCAP TARGET PENCAP PENCAP
TARGET
ABS % ABS % ABS % ABS %
1 Selagalas 234 241 100.00 234 241 100.00 936 431 46.05 294 31.41
Cakra 92 57 61.96 92 59 64.13 368 321 87.23 301 81.79
2 Timur
3 Turida 228 205 89.91 228 202 88.60 912 705 77.30 698 76.54
4 Bertais 212 231 100.00 212 260 100.00 848 544 64.15 632 74.53
5 Mandalika 251 253 100.00 251 227 90.44 1.004 586 58.37 529 52.69
6 Cakra 158 199 100.00 158 178 100.00 632 456 71.20 450 71.20
Selatan
Puskesmas 1.175 1.186 100.00 1.167 99.32 4700 3.037 64.62 2.904 61.79

Dari tabel di atas dapat dilihat Pelayanan kesehatan bayi dan Balita
belum mencapai target . Hal ini dikarenakan ibu dari balita kebanyakan yang
bekerja, baik sebagai pegawai kantoran ataupun sebagai wiraswasta sehingga
tidak bisa membawa bayi dan balitanya pada saat posyandu..
7. Pelayanan KB berkualitas.
a. Pengertian
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga
diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan AKI dan tingkat
kesuburan bagi pasangan yang telah memiliki 2 anak serta meningkatkan
kesuburan bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.
Metode KB, meliputi :
- KB Alamiah
- KB hormonal (pil, suntik, susuk)
- KB non hormonal (kondom, AKDR, MOW/MOP)
b. Kegiatan yang dilaksanakan.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan cakupan peserta KB
kegiatan yang dilaksanakan adalah :
- menerapkan pelayanan yang sesuai standar dan variasi pilihan metode KB
( segi kualitas).
- Melaksanakan/mengikuti pelatihan klinis dan non klinis (segi teknis).
- Pencatatan dan pelaporan.
c. Hasil Kegiatan
Tabel II.13
Pencapaian KB Aktif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
KB AKTIF
NO NAMA DESA PENCAPAIAN
PUS
ABS %
1 Selagalas 2158 445 20.6
2 Cakra Timur 738 597 80.9
3 Turida 1814 886 48.8
4 Bertais 2069 626 30.3
5 Mandalika 2460 387 15.7
6 Cakra Selatan 1528 1.178 77.1
Puskesmas 10.767 4.119 38.3

Dari tabel di atas dapat dilihat pelayanan KB Aktif di tingkat puskesmas dan
polindes telah jauh dari target karena kebanyakan sasaran ber-KB di dokter ataupun
bidan praktek swasta sehingga tidak terdata.
D. MENILAI KESENJANGAN PELAYANAN KIA TERHADAP STANDAR
PELAYANAN KIA
Penyeliaan Fasilitatif
Kegiatan penyeliaan fasilitatif merupakan penilaian secara mandiri terhadap
pelayanan KIA yang dilaksanakan baik diinstitusi pemerintah (Pustu/puskesmas/
polindes) maupun swasta (BPS). Untuk puskesmas Karang Pule pelaksanaan
penyeliaan fasilitatis Sudah dilakukan sebanyak 2 kali tiap tiap polindes dengan
hasil yang berpariatif. Untuk kegiatan dan sarana yang masih kurang di tingkat
polindes akan diusulkan untuk pengadaan sarana sedangkan untuk kegiatan akan
dilakukan pembelajaran di puskesmas .

E. MENILAI KESENJANGAN PENCAPAIAN CAKUPAN INDIKATOR KIA


TERHADAP TARGET YANG DITETAPKAN
Untuk menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap
target yang ditetapkan dilakukan dengan melaksanakan analisis. Analisis adalah
suatu pemeriksaan dan evaluasi dari suatu informasi yang sesuai dan relevant dalam
menyeleksi suatu tindakan yang terbaik dari berbagai macam alternatif variasi.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan variabel tertentu dengan
variabel terkait lainnya untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel
yang dimaksud.
Tabel II.15
Analisi Lanjut Indikator KIA
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Tahun 2014
KESENJANGAN
NAMA
NO K1-K4 K4- PN- PN- KN1- BAYI1- BLT1-
DESA
LINAKES NIFAS KN I K3 BAYI4 BLT2
1 Selagalas 0.07 0.07 0.9 0.5 1.4 3.8 1.4
2 Cakra 0.01 0.26 0.9 0 1.4 3.8 3.3
Timur
3 Turida 0.02 0.12 2.8 4.9 0 3.7 4.0
4 Bertais 0,10 0.81 0 0.4 0.8 4.1 2.7
5 Mandalika 002 0,07 1.6 1.3 0.3 5.3 0.9
6 Cakra 0.32 0.00 1.2 1.2 0.8 3.3 2.1
Selatan
Puskesmas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa drop out kegiatan tingkat puskesmas dan
kelurahan tidak ada yg > 10 %, namun kesenjangan K4 dan linakes masih dianggap
tinggi di kelurahan pagutan timur yaitu 10%.

F. RENCANA TINDAK LANJUT DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER


DAYA YANG TERSEDIA DAN YANG POTENSIAL UNTUK
DIGUNAKAN.
1 Belum Masih banyak ibu hamil 100 % • Pendataan sasaran lebih
tercapainya yang pertama kali periksa diefektifkan
cakupan K4 kehamilannya setelah umur
kehamilan trimester ke II
dan ke III
2 Belum Masih ada ibu Nifas yang 95 % • Bidan lebih aktif dalam
tercapainya pulang kerumah orang mencari info tentang
cakupan tuanya sehingga bidan tidak Pasiennya
Kunjungan Nifas bisa memantau atau • KIE pada saat hamil
mengunjungi pentingnya pemeriksaan
Nifas
3 Belum Masih ada ibu bersaln yang 95 % • Bidan lebih aktif dalam
tercapainya pulang kerumah orang mencari info tentang
cakupan tuanya sehingga bidan tidak Pasiennya
Kunjungan bisa memantau atau • KIE pada saat hamil
Neonatal mengunjungi pentingnya pemeriksaan
Neonatal
4 Belum Data belum akurat yang 80 % • Pertemuan Bidan tingkat
tercapainya disebabakan : puskesmas untuk
cakupan • Presepsi bidan tentang menyamakan presepsi
pelayanan pengertian Neonatal resti • Petugas puskesmas (
Neonatal Resti belum sama bidan ) lebih aktif
• Peran aktif pelayanan mencari data
kesehatan swasta kepelayanan kesehatan
dalam pelaporan Pelayanan swasta
Neontal terutama neonatal • Pembinaan bidan desa
resti masih kurang • Kunjungan Rumah oleh
Bidan
5 Masih ada • Masyarakat belum 80 % • Mitra kerja Bidan dan
persalinan yg memahami resiko Dukun
ditolong Dukun persalinan yg ditolong • Pembinaan Dukun
dukun • Bentuk klas Bumil
• Pemegang keputusan • Bentuk Klas Suami
dlm keluara masih Siaga
dominan suami
6 Belum • Belum optimalnya 94 % • Bekerja sama dg lintas
tercapainya pelayanan : proram dalam pelayanan
cakupan • Kurangnya petugas • Pelatihan petugas(
pelayanan Bayi yang memiliki Kader) tentang SDIDTK
kopetensi SDIDTK • Mengadakan kelas ibu
balita
7 Belum • Belum optimalnya 75 % • Bekerja sama dg lintas
tercapainya pelayanan : proram dalam pelayanan
cakupan • Kurangnya petugas • Pelatihan petugas(
pelayanan Balita yang memiliki Kader) tentang SDIDTK
kopetensi SDIDTK • Mengadakan kelas ibu
balita
8 Masih Rendah • Pengetahuan Akseptor 70 % • Mengadakan Penyuluhan
Penggunaan Alat tentang alat kontrasepsi Klompok tentang alat
Kontrasepsi masih rendah kontrasepsi efektif
epektif Terpilih

G. PENINGKATAN PERAN APARAT SETEMPAT DALAM PENGGERAKAN


SASARAN DAN MOBILISASI SUMBER DAYA.
Untuk meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya, puskesmas dan pemegang program KIA melaksanakan
kerjasama lintas sektor yang diawali dengan dilaksanakannya rapat lintas sektor
(minilokakarya), dalam rapat ini puskesmas menyajikan keadaan kesehatan dan
masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Karang Pule serta
untuk mendapat dukungan lintas sektor.
Selain melaksanakan rapat lintas sektor, untuk meningkatkan peran aparat dalam
menggerakkan sasaran dan mobilisasi sumber daya dilaksanakan kerjasama dengan
kader desa siaga dan poskesdes.

H. PENINGKATAN PERAN SERTA DAN KESADARAN MASYARAKAT


UNTUK MEMANFAATKAN PELAYANAN KIA.
Untuk meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan
pelayanan KIA, telah dilaksanakan berbagai terobosan diantaranya :
a. Penyuluhan baik secara individu maupun kelompok yang dilaksanakan oleh
kader maupun tenaga kesehatan.
b. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan bersama kader.
c. Melaksanakan sosialisasi kelas Ibu di Tiap tiap lingkungan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan program KIA di wilayah Puskesmas Cakranegara 2014 adalah
sebagai berikut :
1. Pemantauan pelayanan KIA secara individu melalui kohort dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan bedasarkan jumlah sasaran yang ditemukan per
Lingkungan.
2. Kegiatan pemantauan kemajuan pelayanan KIA dan Cakupan indikator KIA
dilaksanakan melalui pengelolaan program KIA dengan hasil yang dicapai
persalinan, kunjungan nifas yang belum mencapai target sedangkan pelayanan
KIA lainnya sudah mencapai target. Ada 1 kematian ibu.
3. Dalam menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap stándar pelayanan KIA di
Puskesmas Cakranegara dilaksanakan melalui Pelaporan PWS KIA Oleh Bidan
Desa , sedangkan penyeliaan fasilitatif belum optimal dilaksanakan.
4. Penilaian kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target
dilakukan dengan analisis sederhana yang hasilnya dua desa berstatus jelek
untuk kunjungan neonatal dan dua desa berstatus jelek untuk pelayanan
kesehatan anak balita. Sedangkan dalam analisis lanjut didapatkan desa drop ou
kunjungan nifas, dop out K4 dan drop out persalinan masing-masing satu desa.
Dalam menilai masalah gizi bumil & BBL , kejadian KEK pada bumil berada
diatas target..
5. Sasaran individu yang diprioritaskan adalah ibu hamil dengan KEK sedangan
sasaran wilayah yang diprioritaskan adalah desa dengan status jelek dan drop
out.
6. Rencana tindak lanjut yang disusun untuk tahun 2015 berdasarkan masalah
yang ditemukan, rencana yang disusun berupa perbaikan secara internal (tenaga
kesehatan, kegiatan nakes) serta koordinasi dengan tokoh masyarakat/kader.
7. Dalam meningkatkan peran aparat setempat untuk menggerakkan sasaran dan
mobilisasi sumber daya dilaksanakan melalui rapat lintas sektor dan
berkerjasama dengan kader desa siaga/poskesdes.
8. Untuk meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam
memanfaatkan pelayanan KIA dilakukan berbagai terobosan antara lain
penyuluhan, kunjungan rumah dan sosialisasi kelas ibu dan kelas Ibu Balita.

B. SARAN-SARAN
Saran-saran yang dapat kami sampaikan agar pelaksanaan program KIA dapat
terlaksana dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Dalam penentuan target sasaran agar disesuaikan dengan CBR sehingga target
sasaran tidak terlalu tinggi.
2. Diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya semua Kelurahan mempunyai bidan
desa dan polindesa , sehingga dapat bekerja maksimal.
3. Untuk teman sejawat agar meningkatkan kerjasama baik lintas sektoral maupun
lintas program.
4. Kepada Teman sejawat dalam pelaksanaan program KIA tidak hanya mengejar
kwantitas namun juga diimbangi dengan peningkatan kwalitas pelayanan KIA
yang diberikan baik kepada individu maupun masyarakat.
5. Kepada Ibu hamil, keluarga dan masyarakat diharapakan bila mengalami atau
menemukan masalah kesehatan terutama masalah kesehatan yang berkaitan
dengan Kesehatan Ibu dan Anak agar segera ke tenaga kesehatan/ pelayanan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai