Anda di halaman 1dari 8

C.

Krakteristik Penelitian Kasu

1. Menempatkan obyek sebagai kasus

Dari pembahasan tentang pengertian penelitian studi kasus, dapat disimpulkan bahwa
penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan
menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai bentuk data
kualitatif. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa, karakteristiuk penelitian studi kasus pada
umumnya sama dengan karakteristik penelitian kualitatif pada umumnya. Seperti telah
dijelaskan di depan, karakteristik penelitian kualitatif dilandasi oleh tujuan utamanya yaitu
untuk menggali substansi mendasar di balik fakta yang terjadi di dunia. Secara khusus,
penelitian studi kasus memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan jenis
penelitian kualitatif yang lain. Kekhususan penelitian studi kasus adalah pada cara pandang
penelitinya terhadap obyek yang diteliti. Dari cara pandang yang berbeda ini, menimbulkan
kebutuhan metoda penelitian yang khusus, yang berbeda dengan jenis penelitian kualitatif
yang lain.

2. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya

Seperti telah dijelaskan di dalam pengertian penelitian studi kasus di depan, keunikan
penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek penelitiannya sebagai
’kasus’. Bahkan, secara khusus, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus
bukanlah suatu pilihan metoda penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek
atau target penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus
memahami bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai kasus di dalam
penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu sistem kesatuan yang
menyeluruh, tetapi terbatasi oleh kerangka konteks tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus
adalah isu atau masalah yang harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman
mendalam tentang kasus tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang
melibatkan pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu.
Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan
komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi juga
bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.
3. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian

Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda dibandingkan dengan strategi
atau metoda penelitian studi kasus yang lain adalah penggunaan teori sebagai acuan
penelitian. Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-
pengetahuan baru yang orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian
yang menolak penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai acuan
dianggap dapat mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan arah, konteks,
maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan
belakang proses penelitian. Pada bagian depan, teori digunakan untuk membangun arahan
dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagian ini, teori
dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis, seperti halnya yang dilakukan pada
paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe dan Khan, 2007; Eckstein, 2002;
Lincoln dan Guba, 2000). Pada bagian tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi
temuan-temuan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang (Creswell, 2003,
2007). Sedangkan pada bagian belakang, teori dipergunakan untuk menentukan posisi hasil
keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang (Creswell, 2003, 2007).
Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat membangun teori yang
langsung terkait dengan kondisi kasus yang ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis
yang dibangun melalui penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari
kasus yang alamiah seperti apa adanya tersebut.
D. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan ( Case study and field study)
Penelitian kasus dan penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga,
masyarakat. Misalnya, study secara intensif tentang sosial kebudayaan suatu kota
metropolitan, study lapangang tentang kelompok masyarakat terpencil dan lain-lain.[11]

1. Tujuan

Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unuit sosial,
individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.[12]

2. Contoh
a. Study lapangan yang tuntas mengenai kebudayaan kelompok—kelompok
masyarakat terpencil
b. Study secara mendalam mengenai seorang anak yang mengalami
ketidakmampuan belajar yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi.[13]
3. Ciri-ciri

a. Penelitian kasus adalah penelitain yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran lengkap dan terorganim mengenai kasus itu penelitian ini antara lain
mencakup keseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya meliputi segmen-segmen
tertentu pada faktor-faktor kasus.
b. Penelitian kasus cendrung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variable-
variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.
1) Penelitian kasus sangat berguna untuk informasi latar belakang guna merencakan yang lebih
besar dalam ilmu-ilmu sosial.
Ia lebih intensif menerangi variable-variabel yang penting, proses-proses dan interaksi-
interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian ini merupakan perintis bagi
penelitian lanjutan, juga merupakan sumber hipotesi.
2) Penelitian kasus memberikan contoh yang berguna berdasarkan data yang diperoleh untuk
memberi gambaran untuk penemuan-penemuan yang disimpulkan dengan statistik.
Kelemahan :
a) Tidak memungkinkan generalisasi yang obyektif pada populasi sebab perincian kasus sangat
terbatas representatnya.
b) Penelitian kasus sangatlah peka terhadap keberatan sebelahan yang subyektif maka hasilnya
kurang obyektif.[14]

4. Langkah-langkah Pokok

1. Merumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai, apakah yang dijadikan unit studi dan sifat-
sifat, saling hubungan serta proses-proses yang mana yang akan menuntun penelitian.
2. Merancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber
data mana yang tersedia Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?
3. Mengumpulkan data.
4. Mengorganisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi
yang koheren dan terpadu secara baik.
5. Menyusun laporan dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.[15]
1. Pengertian Studi Kasus
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya,
maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau
dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.1[1]
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus
hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti
berusaha menernukan sernua variabel yang penting.2[2]
Secara umum, pengertian-pengertian tersebut mengarah pada pernyataan bahwa,
sesuai dengan namanya, penelitian studi kasus adalah penelitian yang menempatkan sesuatu
atau obyek yang diteliti sebagai ‘kasus’.
Definisi yang paling sering dijumpai tentang studi kasus semata-mata mengulangi
jenis-jenis topik yang aplikatif. Sebagai contoh, dalam kata-kata seorang pengamat bahwa
Esensi studi kasus, adalah mencoba menjelaskan keputusan-keputusan tentang mengapa studi
tersebut dipilih, bagaimana mengimplementasikannya, dan apa hasilnya
(Scharmm,1971).3[3]
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1)
sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-
sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau
konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di
antara variabel-variabelnya.
Setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data berdasarkan
pengamatan, dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut.4[4]
Contoh:
Disuatu kelas terdapat seorang siswa yang sangat menonjol, lain dari yang lain. Jika
diajar tidak pernah tenang, sifatnya keras, suka membantah. Sikapnya berang. Tapi
prestasinya luar biasa baik. Siswa seperti ini pantas dijadikan “kasus”, artinya dijadikan
subyek dalam penelitian kasus.
Di dalam penelitian tersebut siswa diselidiki, apa sebab mempunyai tingkah laku
demikian. Apa latar belakangnya, bagaimana sejarahnya, dan seterusnya.

2. Jenis-jenis Studi Kasus


a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu
dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini
sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi
untuk dikerjakan secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran
serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi
tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat
tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara
sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir
hingga sekarang, masa remaja, sekolah, topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community
study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas),
bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus
observasi.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap
peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu,
maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu
sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci
lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang
sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang
sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

3. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus


a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive)
dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan
sumber-sumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih
dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan
masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan
mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses
mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data
dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis
data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data
terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus
hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap
kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali
ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan
pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa
pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.

4. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik


a. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan
dengan kepentingan nasional.
b. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh
kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh
penelitinya dengan baik dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
d. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang
mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan prinsip selektifitas.
e. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.

5. Model Penelitian Studi Kasus dalam Mengkaji Masalah-masalah Pendidikan


Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.
Subjek yang diselidiki terdiri atas satu unit (kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus.
Oleh karena bersifat mendalam dan mendetail maka studi kasus pada umumnya
menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan dan analisis data dalam
satu jangka waktu. Kasusnya dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu
peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia dan kelompok objek lain yang terbatas
yang dipandang sebagai kesatuan. Segala hal yang mempunyai arti dalam riwayat kasus,
misalnya peristiwa terjadinya perkembangannya dan perubahan-perubahannya, mendapat
perhatian sepenuhnya dari peneliti.5[5]
Paradigma pembelajaran dan pembimbingan dewasa ini adalah menuntut adanya
peningkatan kualitas profesional pendidik di sekolah dengan lebih menekankan pada aspek
keaktifan, kreatifitas siswa dan kemandirian siswa.
Salah satu bagian penting yang akan menunjang guru BP/BK mampu meningkatkan
kualitas kompetensi profesionalnya adalah kemampuan untuk melakukan penelitian atau
melakukan kajian secara intens berkaitan dengan bidang pekerjaannya.
Ada beberapa argumentasi atau alasan mengapa setiap guru BP/BK harus memiliki
kemampuan untuk melakukan penelitian studi kasus (CSR), antara lain:
1. Kemampuan guru BP/BK melakukan CSR dapat meningkatkan kualitas akademik dan non
akademik secara terus menerus, serta mempunyai kemampuan mengambil keputusan sesuai
dengan profesinya (profesional judgment)
2. Penelitian studi kasus (CSR), dapat mengembalikan rasa percaya diri (self confidence) guru
BP/BK, sehingga mampu mengemban tugas-tugas profesionalnya. Melalui CSR, guru BP/BK
melatih diri mengamati secara jeli beragam problema peserta didik di sekolah, apa yang
menjadi sebab terjadinya problem, dan bagaimana cara mencari jalan keluar yang terbaik
dalam menyelesaikan problem bagi peserta didik.

3. Penelitian studi kasus (CSR), dapat menumbuhkan semangat membebaskan (liberating) dan
menyetarakan (emancipating) dalam konteks profesi guru BP/BK. Artinya ketika guru
BP/BK mempunyai rasa kepercayaan diri dan harga diri (self esteem) sebagai guru BP/BK
yang profesional, dia akan mandiri, tidak tergantung pada pihak lain, punya semangat
inovatif dalam proses layanan pembimbingan siswa.

4. Penelitian studi kasus (CSR), dapat memberikan masukan (input) bagi guru BP/BK dalam
hal: (a) penyusunan program layanan pembimbingan di kelas (sekolah); (b) strategi
memecahkan beragam problema peserta didik untuk kemudian dicari solusi yang terbaik
dalam mencapai kualitas prestasi belajar siswa; (c) upaya guru BP/BK dalam melakukan
inovasi layanan pembimbingan pesrta didik di sekolah; dan (d) membangun iklim hubungan
yang persuasif, komunikatif antara peserta didik dengan guru BP/BK, sehingga siswa tidak
merasa takut atau enggan bertemu dengan guru BP/BK

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen2 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen2 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Indikator Pencapaian Kompetensi
    Indikator Pencapaian Kompetensi
    Dokumen1 halaman
    Indikator Pencapaian Kompetensi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover Inovasi
    Cover Inovasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Inovasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Euclid
    Euclid
    Dokumen3 halaman
    Euclid
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • TTS Matematika
    TTS Matematika
    Dokumen2 halaman
    TTS Matematika
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Observasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Guru
    Wawancara Guru
    Dokumen1 halaman
    Wawancara Guru
    Rifh
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Observasi
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Kartu Soal
    Kartu Soal
    Dokumen3 halaman
    Kartu Soal
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Wawancara Siswa
    Pedoman Wawancara Siswa
    Dokumen2 halaman
    Pedoman Wawancara Siswa
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • ANUITAS
    ANUITAS
    Dokumen3 halaman
    ANUITAS
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover PPM
    Cover PPM
    Dokumen1 halaman
    Cover PPM
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen7 halaman
    Kelompok 6
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen13 halaman
    Agama
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Document 1
    Document 1
    Dokumen8 halaman
    Document 1
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Surat DCR
    Surat DCR
    Dokumen1 halaman
    Surat DCR
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Cover PPM
    Cover PPM
    Dokumen1 halaman
    Cover PPM
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Agnes
    Agnes
    Dokumen1 halaman
    Agnes
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat
  • Kontrak
    Kontrak
    Dokumen4 halaman
    Kontrak
    Restu Ayu G
    Belum ada peringkat