Judul Penelitian
Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah
Matematis berdasarkan George Polya
1
Tahap pokok atau penting dalam memecahkan masalah yang sudah diterima
luas, dan ini bersumber dari buku George Polya tahun 1945 berjudul How to
Solve It. Keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1) Memahami
soal/masalah selengkap mungkin. Untuk dapat melakukan tahap 1 dengan baik,
maka perlu latihan untuk memahami masalah baik berupa soal cerita maupun
soal non-cerita. 2) Memilih rencana penyelesaian dari beberapa alternatif yang
mungkin. 3) Menerapkan rencana tadi – dengan tepat, cermat dan benar. 4)
Memeriksa jawaban – apakah sudah benar, lengkap, jelas dan argumentatif
(beralasan).
Berdasarkan observasi pendahuluan, mahasiswa kesulitan dalam menempuh
tahapan-tahapan penyelesaian masalah matematis menurut Polya. Hal ini yang
menjadi fokus penelitian tentang “Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD dalam
Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematis berdasarkan George Polya”.
C. Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana profil mahasiswa PGSD dalam pemecahan masalah matematis
berdasarkan langkah George Polya?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab mahasiswa melakukan
kesalahan-kesalahan dalam setiap langkah pemecahan masalah George
Polya?
3) Dampak apa saja yang ditimbulkan dari kesalahan mahasiswa dalam
pemecahan masalah matematis?
4) Bagaimana cara mengatasi kesalahan mahasiswa dalam pemecahan masalah
matematis?
D. Batasan Masalah
Untuk melihat dampak apa saja yang ditimbulkan dari kesalahan mahasiswa
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis berdasarkan George
Polya. Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi dalam hal :
2
a. Bagaimana profil mahasiswa PGSD dalam pemecahan masalah matematis
berdasarkan langkah George Polya?
b. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab mahasiswa melakukan
kesalahan-kesalahan dalam setiap langkah pemecahan masalah George
Polya?
c. Dampak yang ditimbulkan dari kesalahan mahasiswa dalam pemecahan
masalah matematis.
d. Cara mengatasi kesalahan mahasiswa dalam pemecahan masalah matematis
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini :
1. Mengetahui profil mahasiswa PGSD dalam pemecahan masalah matematis
berdasarkan langkah George Polya?
2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab mahasiswa
melakukan kesalahan-kesalahan dalam setiap langkah pemecahan masalah
George Polya?
3. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari kesalahan mahasiswa
dalam pemecahan masalah matematis?
4. Mengetahui cara mengatasi kesalahan mahasiswa dalam pemecahan masalah
matematis
F. Kegunaan Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman menerapkan ilmu yang diperoleh serta menambah
wawasan dan pengetahuan dalam bidang matematika.
2. Bagi Program Studi Pendidikan Matematika
Menambah kepustakaan dalam hal penelitian dibidang pendidikan khususnya
matematika.
3
3. Bagi Calon Guru Sekolah Dasar
Dapat mengetahui tingkat kesalahan mahasiswa bila menghadapi pelajaran
matematika sekaligus untuk mengoreksi sejauh mana kekurangan calon guru
tersebut dalam memberikan materi-materi yang diajarkan.
G. Tinjauan Pustaka
a. Analisis Kesalahan
Analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya
(sebab- musabab, duduk perkaranya dan sebagainya); penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan
pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia
KEMDIKNAS). Menurut Murwati (dalam Rosita, 2007: 16), kesalahan-
kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika
dapat didefinisikan menjadi beberapa aspek antara lain:
(1) Aspek bahasa
Aspek bahasa merupakan kesulitan dan kekeliruan siswa dalam
menafsirkan kata-kata atau simbol-simbol dan bahasa yang digunakan dalam
matematika.
(2) Aspek imajinasi
Aspek imajinasi adalah kesulitan dan kekeliruan siswa dalam imajinasi
ruang (spasial) dalam dimensi-dimensi tiga yang berakibat salah dalam
mengerjakan soal-soal matematika.
(3) Aspek prasyarat
Aspek prasyarat merupakan kesalahan dan kekeliruan siswa dalam
mengerjakan soal matematika karena bahan pelajaran yang sedang dipelajari
siswa belum dikuasai.
(4) Aspek tanggapan
Aspek tanggapan merupakan kekeliruan dalam penafsiran atau tanggapan
siswa terhadap konsepsi, rumus, dan dalil-dalil matematika dalam
4
mengerjakan soal matematika.
(5) Aspek terapan
Aspek terapan merupakan kekeliruan siswa dalam menerapkan rumus
dan dalil-dalil matematika dalam mengerjakan soal-soal matematika.
b. Jenis Kesalahan
Dalam pembelajaran matematika, mahasiswa seringkali melakukan
kesalahan-kesalahan, khususnya kesalahan dalam mengerjakan soal.
Kesalahan tersebut dapat disebabkan rendahnya pemahaman konsep
matematika siswa, ketidaktelitian siswa dalam menghitung, dan lain
sebagainya.
Jika ditinjau dari tahap-tahap pemecahan masalah matematika yang
diungkap oleh Polya (1973, 1981), maka kesalahan-kesalahan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu kesalahan-kesalahan pada waktu:
(a) memahami masalah,
(b) membuat rencana pemecahan masalah,
(c) melaksanakan rencana pemecahan masalah, atau
(d) melihat kembali penyelesaian masalah.
Sebagai contoh, mahasiswa salah memilih strategi pemecahan masalah.
Kesalahan ini mungkin disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:
1. Mahasiswa tidak dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari masalah. Misalnya yang ditanyakan A, tetapi dalam
pikiran siswa B, sehingga strategi yang dipilih adalah strategi menuju B.
Akibatnya siswa salah dalam memilih strategi pemecahan masalah.
2. Mahasiswa tidak dapat mengidentifikasi konsep apa yang ada dalam
masalah sehingga ia salah memilih konsep yang berakibat salah membuat
strategi pemecahan masalah.
3. Mahasiswa mengetahui konsep yang ada dalam masalah. Akan tetapi, ia
tidak memiliki skema mengenai konsep tersebut sehingga ia tidak dapat
membuat strategi yang sesuai.
5
4. Mahasiswa mengetahui apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, konsep
apa yang ada dalam masalah dan memilikinya. Akan tetapi, ia tidak dapat
mensintesisnya menjadi suatu rencana pemecahan masalah. Ini disebabkan
karena mahasiswa belum memiliki skema pemecahan masalah yang
sesuai. Ketidakadaan skema ini dapat disebabkan oleh mahasiswa belum
pernah menyelesaikan masalah yang serupa dengan masalah yang dihadapi
sebelumnya.
c. Indikator Jenis Kesalahan
Dalam memecahkan masalah dalam matematika banyak peserta didik
yang masih mengalami kendala, kendala yang terjadi dalam pembelajaran
matematika berkisar pada karakteristik matematika yang abstrak, masalah
media, masalah peserta didik atau guru. Menurut Subanji dan Mulyoto
(dalam Rosita, 2007: 15) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika antara lain sebagai berikut.
(1) Kesalahan konsep
Indikatornya adalah:
(a) Kesalahan menentukan teorema atau rumus untuk menjawab suatu
masalah;
(b) Penggunaan teorema atau rumus oleh siswa tidak sesuai dengan
kondisi prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan
teorema.
(2) Kesalahan menggunakan data
Indikatornya adalah:
(a) Tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai;
(b) Kesalahan memasukkan data ke variabel;
(c) Menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu
masalah.
(3) Kesalahan interpretasi bahasa
Indikatornya adalah:
(a) Kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari dalam bahasa
matematika;
6
(b) Kesalahan menginterpretasikan symbol-simbol, grafik, dan table
ke dalam bahsa matematika.
(4) Kesalahan teknis
Indikatornya adalah:
(a) Kesalahan perhitungan atau komputasi;
(b) Kesalahan memanipulasi operasi aljabar.
(5) Kesalahan penarikan kesimpulan
Indikatornya adalah:
(a) Melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar;
(b) Melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan
penalaran logis.
7
kemampuan pemecahan masalah pada siswa.
Sebagai pedoman penyusunan soal pemecahan masalah, criteria soal
pemecahan masalah menurut Fung dan Roland (Sugiman, Kusumah, &
Subanjar, 2008) adalah sebagai berikut; 1) Masalah hendaknya memerlukan
lebih dari satu langkah dalam menyelesaikannya; 2) Masalah hendaknya dapat
diselesaikan dengan lebih dari satu cara/metode; 3) Masalah hendaknya
menggunakan bahasa yang jelas dan tidak menimbulkan salah tafsir;4)
Masalah hendaknya menarik (menantang) serta relevan dengan kehidupan
siswa; dan 5) Masalah hendaknya mengandung nilai (konsep) matematik yang
nyata sehingga masalah tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan
memperluas pengetahuan matematika siswa.
8
Menjalankan rencana guna menemukan solusi dapat dilakukan dengan
cara:
a. Melaksanakan strategi sesuai dengan yang telah direncanakan pada
tahap sebelumnya.
b. Melakukan pemeriksaan pada setiap langkah yang dikerjakan.
c. Mengupayakan agar pekerjaan dilakukan secara akurat.
4) Memeriksa kembali (Looking Back)
5) Melakukan pemeriksaan kembali terhadap solusi yang didapat dilakukan
dalam beberapa kegiatan berikut:
a. Periksa hasil pada masalah asal.
b. Interpretasikan solusi pada masalah asal. Apakah solusi yang dihasilkan
masuk akal?
c. Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut?
d. Jika memungkinkan, tentukan masalah lain yang berkaitan atau masalah
lain yang lebih umum dimana strategi yang digunakan dapat bekerja.
9
dilakukan secara pasif melalui permasalahan yang dikeluarkan oleh guru,
pada suatu saat keterampilan itu akan terbentuk dengan sendirinya
sehingga pada saat menghadapi permasalahan tertentu, salah satu
pertanyaan yang mungkin muncul pada benak seseorang antara lain
adalah:”Adakah pola atau keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data
yang diberikan?”. Tanpa melalui latihan sangat sulit bagi seseorang untuk
menyadari bahwa dalam permasalahan yang dihadapinya terdapat pola
yang bisa diungkap.
3. Membuat table
Mengorganisasi data ke dalam sebuah tabel dapat membantu kita dalam
mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi
informasi yang tidak lengkap. Penggunaan tabel merupakan langkah yang
sangat efisien untuk melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah
besar data sehingga apabila muncul pertanyaan baru berkenaan dengan
data tersebut, maka kita akan dengan mudah menggunakan data tersebut,
sehingga jawaban pertanyaan tadi dapat diselesaikan dengan baik.
4. Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik
Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola
dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, kita tidak perlu
memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi.Yang kita
perhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara
sistematik. Yang dimaksud sistematik disini misalnya dengan
mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu. Namun demikian,
untuk masalah-masalah tertentu, mungkin kita harus memperhatikan
semua kemungkinan yang bisa terjadi.
5. Tebak dan periksa ( Guess and Check )
Strategi menebak yang dimaksudkan disini adalah menebak yang
didasarkan pada alasan tertentu serta kehati-hatian. Selain itu, untuk dapat
melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalaman
cukup yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
10
6. Strategi kerja mundur
Suatu masalah kadang-kadang disajikan dalam suatu cara sehingga yang
diketahui itu sebenarnya merupakan hasil dari proses tertentu, sedangkan
komponen yang ditanyakan merupakan komponen yang seharusnya
muncul lebih awal. Penyelesaian masalah seperti ini biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan strategi mundur.
H. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau dinamakan penelitian
kualitatif. Di mana peneliti ingin mengetahui kemampuan pemecahan masalah
mahasiswa berdasarkan pemecahan masalah George Polya. Menurut Bogdan &
Taylor, sebagaimana dikutip oleh Moleong (2010:4), mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang
dilakukan subjek dalam menyelesaikan soal terkait pemecahan masalah
matematis, sehingga penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini diambil dari mahasiswa
semester V Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Majalengka pada mata
kuliah Pemecahan Masalah Matematika.
Dalam penelitian ini, subyek yang digunakan untuk penelitian yaitu 10
subyek yang diperoleh dari hasil pretest yang dikelompok kan menjadi kelompok
atas, kelompok sedang dan kelompok bawah.
11
.
I. Sampel Penelitian
Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengn purposive sampling yaitu
dengan mengambil 10 mahasiswa semester V yaitu 5 orang Vc dan 5 orang
mahasiswa dari semester Vi PGSD Universitas Majalengka.
12
mahasiswa, lembar soal tes, dan lembar wawancara. Observasi dilakukan untuk
memperoleh data aktivitas mahasiswa di dalam proses pembelajaran. Lembar tes
digunakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah George Polya. Lembar wawancara digunakan untuk memperkuat data
hasil tes kemampuan pemecahan masalah berdasarkan George Polya. Instrumen-
instrumen tersebut telah divalidasi baik secara internal maupun secara eksternal,
serta dicari reliabilitasnya.
1. Teknik Wawancara
Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam A. Sonhadji K.H (1994)
wawancara dinyatakan sebagai suatu percakapan dengan bertujuan untuk
memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas,
organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya; selanjutnya
rekonstruksi keadaan tersebut dapat diharapkan terjadi pada masa yang akan
datang ; dan merupakan verifikasi, pengecekan dan pengembangan informasi (
konstruksi, rekonstruksi dan proyeksi) yang telah didapat sebelumnya.
Tahap-tahap wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Menentukan siapa yang diwawancarai
Mempersiapkan wawancara
Gerakan awal
Melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
Menghentikan wawancara dan memperoleh rangkuman hasil wawancara
Pada tahap pertama peneliti menentukan dimana dan dari siapa data akan
dikumpulkan. Kegiatan ini juga meliputi penentuan bahan-bahan dan identifikasi
informan yang diperlukan dalam wawancara. Pada tahap kedua mencakup
pengenalan karakteristik dari responden. Semakin elite responden, maka makin
penting untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang responden. Selain itu
peneliti harus menyiapkan urutan pertanyaan, peran, pakaian, tingkat formalitas,
dan konfirmasi waktu dan tempat. Tahap ketiga adalah gerakan awal, dimana
penelti melakukan semacam “Warming Up” yaitu mengajukan pertanyaan yang
bersifat “grand tour” agar responden dapat memperoleh kesempatan dan
13
mengalami dalam suasana yang santai tetapi mampu memberikan informasi yang
berharga., juga berkemampuan untuk mengorganisasikan jalan pikirannya
sendiri., dengan mengajukan pertanyaan secara umum yang akan dirinci pada
waktu wawancara selanjutnya.
Pada tahap keempat pertanyaan diajukan secara khusus (spesifik), agar
dipelihara produktifitas proses wawancara. Tindakan menhentikan wawancara,
apabila peneliti telah banyak mendapatkan informasi yang melimpah; serta baik
peneliti maupun responden sudah capai. Tindakan berikutnya peneliti harus
merangkum dan mencek kembali yang telah dikatakan oleh responden dan
barang kali responden ingin menambah informasi yang telah diberikannya.
2. Teknik Observasi
Teknik observasi ini mula-mula dipergunakan dalam metode campuran
triangulasi. Tujuan dari metode campuran triangulasi adalah untuk secara
simultan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, menggabungkan datanya,
dan menggunakan hasil-hasilnya untuk memahami sebuah masalah penelitian.
Lincoln dan Guba (1985) dalam A. Sonhadji K.H.,mengklasifikasikan
observasi menurut tiga cara :
Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non
partisipan ,
Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang (overt) atau penyamaran
(convert). Walaupun secara etis dianjurkan untuk terus terang, kecuali untuk
keadaan tertentu yang memerlukan penyamaran.
Ketiga menyangkut latar peneliti. Observasi dapat dilakukan pada latar
“alami” atau “dirancang” (analog dengan wawancara tak struktur dan
wawancara terstruktur). Untuk observasi yang dirancang bertentangan
dengan prinsif pendekatan kualitatif, yaitu fenomena diambil maknanya dari
konteks sebanyak dari karateristik individu yang berada dalam konteks
tersebut. Oleh karena itu teknik observasi yang kedua ini tidak dilakukan
dalam penelitian kualitatif.
Setiap observasi memiliki gaya yang berbeda-beda. Salah satu perbedaan
adalah derajat keterlibatan peneliti, baik dengan orang maupun dalam kegiatan-
14
kegiatan yang diamati. Menurut Spradley (1980) terdapat 3 derajat keterlibatan
yaitu tanpa keterlibatan (no involvement) keterlibatan rendah (low) dan
keterlibatan tinggi (high). Variasi ini tercermin dalam 5 tingkat partisipasi, yaitu
non partisipasi (nonparticipation), partisipasi pasif (passive participation),
partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active
participation) dan partisipasi lengkap (complete participation).
3. Tes Pemecahan Masalah Matematis
Pada tes pemecahan masalah matematis digunakan untuk mengukur
kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah matematis berdasarkan
kepada langkah-langkah Goerge Polya, yang terdiri dari empat langkah utama
yaitu: Understanding the problem, Devising a Plan, Carrying out the Plan, dan
Looking Back dengan rincian sebagai berikut:
1) Memahami masalah (Understanding the Problem)
2) Menyusun rencana pemecahannya (Devising a Plan)
3) Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
4) Memeriksa kembali (Looking Back)
15
a. Metode Validasi (Uji Keabsahan Temuan Penelitian)
Uji keabsahan temuan penelitian dilakukan untuk menghindari keraguan atas
hasil penelitian yang dilakukan. Jika pada penelitian kuantitatif, dikenal
istilah validitas, realibilitas dan objektivitas, maka dalam penelitian kualitatif
uji keabsahan yang dilakukan: creadibility, dependability dan comfirmability
(Sugiono, 2007)
b. Uji Kredibilitas (Uji derajat kepercayaan)
Uji ini untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh kepada sumber-
sumber lain pada waktu lain dan metodependekatan yang berbeda pula.
c. Uji Dependability dan Comfirmability (Uji kebergantungan dan kepastian)
Aktivitas dalam analisis data Miles dan Huberman dalam sugiyono (2007)
terdiri atas:
a. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu.
b. Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Untuk data kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, sedangkan data
kuantitatif di sajiakan dalam perhitungan statistik.
c. Verifikasi (conclusion drawing)
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara,
observasi dan tes hasil belajar matematika mahasiswa.
.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ellison, J. G. 2009. Incresing Problem Solving Skill in Fifth Grade Advanced
Mathematics Student. Journal of Curriculum and Instruction, 3(1):
1-17.
Hudoyo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika
Malang. Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Polya, George. 1973. How to Solve It: a New Aspect of Mathematics Method 2nd
Edition. New Jersey: Princeton University Press.
17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
18
Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
Publikasi Ilmiah
19
Lampiran 3. Riwayat Hidup Peneliti
20