“MEMANDIKAN BAYI”
Disusun Oleh:
Marsela Kaat
Krisdianti
Syaiful Anwar
Ana Rohayati
Rizky Oktorandi
Desi Rahmasari
Muhidin
Ruli Puspita Sari
Erni Ningrum
WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Samarinda, 2018
(......................................................) (......................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
3. Materi
a. Pokok bahasan:
Memandikan bayi dan perawatan tali pusat
b. Sub pokok bahasan:
1. Pengertian memandikan bayi
2. Tujuan tujuan memandikan bayi
3. Manfaat memandikan bayi
4. Tehnik / cara memandikan bayi
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memandikan bayi
6. Perawatan tali pusat
4. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. video
5. Media
a. Leaflet
b. Alat demonstrasi
e. Menjelaskan manfaat
memandikan pasie
f. Menjelaskan langkah -
10 menit
langkah memandikan
pasien dan perawatan
tali pusat
g. Meredemonstrasikan
10 menit langkah-langkah
memandikan pasien dan
perawatan tali pusat
Tanya Jawab.
Memberikan kesempatan
pada klien dan keluarga
untuk bertanya
3. Penutup 5 Menit Melakukan evaluasi Sasaran dapat
Menyampaikan kesimpulan menjawab
materi tentang
Memberikan saran kepada pertanyaan yang
klien dan keluarga. diajukan
Mengakhiri pertemuan dan Mendengar
menyampaikan salam Memperhatikan
Menjawab salam
7. Evaluasi
a. Evaluasi Hasil :
Setelah diberikan PENKES ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu:
1. Menjelaskan apa itu memandikan bayi dan perawatan tali pusat
2. Menjelaskan manfaat pmemandikan bayi dan perawatan tali pusat
3. Mendemonstrasikan memandikan bayi dan perawatan tali pusat
b. Evaluasi struktur :
1. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan
2. Pelaksana siap melakukan PENKES.
c. Evaluasi Proses :
1. Pelaksana dan sasaran ibu-ibu post partum dan keluarganya)
mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai selesai.
2. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya aktif dalam PENKES
3. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu mendemonstrasikan
memandikan bayi dan perawatan payudara
4. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pelaksana.
5. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap.
Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusat di Rumah
A. Memandikan Bayi
1. Pengertian memandikan bayi
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan
air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-
urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009, p.59). Dalam minggu minggu
pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore
hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan
tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar atau
mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau
kaget.Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi
(Huliana, 2003,p.83).
b. Faktor Maternal
Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi
kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak
diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah
mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak
higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada
bayi berkulit putih.
c. Faktor Neonatatal
1) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram),
merupakan faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.
Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada
paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi
imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan
hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan
pertahanan kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput
lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan
leukosit immunitas masih rendah.
2) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG
spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus
influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak
terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut,
aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B
tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.
Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total
dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin,
menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
3) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki-
laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.
d. Faktor Lingkungan
1) Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga
sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu
perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/
arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat
masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga
mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
2) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa
menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko
penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan
kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten
berlipat ganda.
3) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli
ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu
formula hanya didominasi oleh E.colli.
4) Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai
neonatus yaitu :
Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat
persalinan terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks
naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amniotis
dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk
dalam tubuh bayi.
Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi
sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial
dari lingkungan di luar rahim (misal melalui alat- alat :
penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang
nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain
yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya
infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka
umbilikus
e. Proses persalinan
Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau
jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non
medis, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat
yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk
perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi
yang berlaku di masyarakat.
f. Faktor tradisi
Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai
ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa
membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat.
Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu
pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan
karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut
kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya
penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi,
pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan
jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia.