Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“MEMANDIKAN BAYI”

Disusun Oleh:

Marsela Kaat
Krisdianti
Syaiful Anwar
Ana Rohayati
Rizky Oktorandi
Desi Rahmasari
Muhidin
Ruli Puspita Sari
Erni Ningrum

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Telah melakukan pendidikan kesehatan “Memandikan Bayi” di ruang Lily (Ruang


Bayi Baru Lahir) RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda, 2018

Preseptor Klinik Pembimbing Akademik

(......................................................) (......................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Hari / Tanggal : Jumat 23 Februari 2018


Waktu : 09.00-10.00 WITA
Tempat / Ruang : Ruang Lily
Sasaran : Ibu post partum dari bayi di Ruang Lily
Pelaksana : Mahasiswa profesi ners STIKES WHS
Topik PENKES : Memandikan bayi dan perawatan tali pusat

1. Tujuan Institusional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan memandikan bayi dan perawatan tali pusat
pada ibu postpartum, ibu mampu memandikan bayi dan merawat tali pusat
dengan benar secara mandiri.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan tali pusat ibu postpartum
selama 35 menit, ibu mampu menyebutkan :
a. Ibu bisa menjelaskan cara memandikan bayi
b. perawatan tali pusat dengan benar.
c. Ibu bisa menjelaskan tujuan perawatan tali pusat dengan benar.
d. Ibu bisa menyebutkan beberapa langkah merawat tali pusat dengan
benar.

3. Materi
a. Pokok bahasan:
Memandikan bayi dan perawatan tali pusat
b. Sub pokok bahasan:
1. Pengertian memandikan bayi
2. Tujuan tujuan memandikan bayi
3. Manfaat memandikan bayi
4. Tehnik / cara memandikan bayi
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memandikan bayi
6. Perawatan tali pusat

4. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. video

5. Media
a. Leaflet
b. Alat demonstrasi

6. Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )

No Tahap Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan sasaran


Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menyampaikan tentang dan menyimak
tujuan pokok materi Bertanya
Meyampakaikan pokok mengenai
pembahasan perkenalan dan
Menyampaikan kontrak tujuan jika ada
waktu yang kurang
jelas
2. Isi 5 menit Penyampaian Materi Mendengarkan
a. Menggali pengetahuan dan menyimak
peserta didik tentang Bertanya
memandikan bayi mengenai hal-hal
b. Menjelaskan pengertian yang belum jelas
c. Menjelaskan tujuan dan dimengerti

d. Menanyakan kembali Melakukan

persepsi peserta tentang redemonstrasi

memandi kan bayi dan yang diajarkan

perawatan tali pusat pengajar

e. Menjelaskan manfaat
memandikan pasie
f. Menjelaskan langkah -
10 menit
langkah memandikan
pasien dan perawatan
tali pusat
g. Meredemonstrasikan
10 menit langkah-langkah
memandikan pasien dan
perawatan tali pusat
Tanya Jawab.
Memberikan kesempatan
pada klien dan keluarga
untuk bertanya
3. Penutup 5 Menit Melakukan evaluasi Sasaran dapat
Menyampaikan kesimpulan menjawab
materi tentang
Memberikan saran kepada pertanyaan yang
klien dan keluarga. diajukan
Mengakhiri pertemuan dan Mendengar
menyampaikan salam Memperhatikan
Menjawab salam

7. Evaluasi
a. Evaluasi Hasil :
Setelah diberikan PENKES ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu:
1. Menjelaskan apa itu memandikan bayi dan perawatan tali pusat
2. Menjelaskan manfaat pmemandikan bayi dan perawatan tali pusat
3. Mendemonstrasikan memandikan bayi dan perawatan tali pusat
b. Evaluasi struktur :
1. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan
2. Pelaksana siap melakukan PENKES.
c. Evaluasi Proses :
1. Pelaksana dan sasaran ibu-ibu post partum dan keluarganya)
mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai selesai.
2. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya aktif dalam PENKES
3. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu mendemonstrasikan
memandikan bayi dan perawatan payudara
4. Ibu-ibu post partum dan Keluarganya mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pelaksana.
5. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap.
Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusat di Rumah

A. Memandikan Bayi
1. Pengertian memandikan bayi
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan
air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-
urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009, p.59). Dalam minggu minggu
pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore
hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan
tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar atau
mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau
kaget.Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi
(Huliana, 2003,p.83).

2. Tujuan memandikan bayi


Tujuan memandikan bayi diantaranya, yaitu :
a. Untuk membersihkan tubuh bayi
b. Memberi kenyamanan pada bayi
c. Agar bayi lebih segar setelah di mandikan
d. Menghindarkan bayi dari alergi akibat keringat
e. Untuk menjaga kulit bayi tetap lembap
f. Agar bayi dan ibunya semakin lebih dekat

3. Manfaat memandikan bayi


Manfaat memandikan bayi diantaranya, yaitu :
a. Tubuh bayi menjadi bersih
b. Bayi menjadi nyaman setelah dimandikan
c. Bayi menjadi lebih segar setelah dimandikan
d. Bayi terhindar dari alergi akibat keringat
e. Agar kulit bayi tetap lembap
f. Bayi dan ibunya semakin lebih dekat
4. Kontra indikasi memandikan bayi
a. Indikasi
1) Mandikan bayi sehari 2 kali
2) Mandikan bayi jika keringat berlebih
3) Mandikan bayi jika BAK atau BAB mengenai tubuh bayi
b. Kontra indikasi
1) Jangan memandikan bayi jika sedang lapar
2) Jangan mandikan bayi jika jika bayi sudah menyusui
3) Jangan mandikan bayi jika jika bayi sedang mengantuk
4) Jangan mandikan bayi jika bayi sedang demam / sakit

5. Ruangan memandikan bayi


Sebelum memandikan bayi, terlebih dahulu tentukan di mana si kecil
akan Anda mandikan. Sebaiknya, pilihlah tempat yang tertutup atau
ruang yang cukup hangat. Seringkali kamar tidur menjadi pilihan yang
cukup baik sebab merupakan sebuah ruangan yang tertutup, tidak ada
hembusan angin, dan juga hanya sedikit debu yang berterbangan.

6. Perlengkapan memandikan bayi


a. Bak mandi bayi
b. Baskom kecil untuk mencuci rambut
c. Air panas
d. Air dingin
e. Sampo bayi
f. Termometer
g. Handuk bayi
h. Waslap
i. Kain untuk dasar bak mandi
j. Air matang untuk membasahi kapas bulat dan bertangkai
k. Tempat pakaian kotor
l. Kapas bertangkai, untuk membersihkan telinga dan hidung
m. Kapas bulat, untuk membersihkan sudut mata dan organ kemaluan
n. Kom atau makuk kecil
o. Kosmetik Bayi :
1) Minyak telon atau minyak kayu putih
2) Bedak bayi
3) Krim bayi (baby lotion) untuk menghindari terjadinya ruam kulit
4) Minyak wangi (baby cologne) untuk menyegaarkan dan
mengharumkan tubuh bayi
5) Minyak rambut (hair lotion) untuk menyehatkan rambut dan kulit
kepala
6) Sisir rambut
p. Pakaian bayi :
1) Baju bayi
2) Celana bayi
3) Popok bayi ( kain halus )
4) Kaos kaki
q. Lain – lain :
Alat pelindung diri ( sarung tangan, clemek )

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memandikan bayi


a. Pastikan bahwa suhu ruangan tempat Anda akan memandikan bayi
cukup hangat. Jangan memandikan bayi di dalam ruangan yang
bersuhu kurang dari 250C.
b. Hindari memandikan bayi setelah makan, karena bisa membuat
bayi muntah
c. Suhu air idealnya 29,40C.
d. Isi air di bak mandi 5-8 cm, jangan lebih dari itu.
e. Letakkan alas anti slip di dasar bak mandi agar bayi tidak tergelincir
f. Mandikan bayi 2 kali sehari pada jam 10.00 WIB dan jam 17.00
WIB.
g. Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi
berendam, mandikan bayi dengan menggunakan waslap.
h. Jangan memandikan bayi terlalu lama, karena bisa membuat bayi
kedinginan.

8. Langkah-langkah memandikan bayi


a. Siapkan perlengkapan mandi di dekat bak mandi dan ajak ayah
atau anggota keluarga lain untuk menolong.
b. Jaga suhu ruangan tidak terlalu dingin maupun hangat (suhu
ruangan 24-270 C), tutup jendela dan sebaiknya tidak ramai/berisik
dan ajak bicara bayi dengan suara lemah lembut mengenai
langkah-langkah yang akan dilalui seperti membuka baju,
menyelupkan badan dan lain-lain.
c. Siapkan air hangat, periksa dengan siku ibu sebaiknya air tidak
terasa panas ataupun dingin. Beberapa kepustakaan menganjurkan
temperatur air mandi menyerupai suhu tubuh bayi (98,60 F) yaitu
berkisar antara 99-1000 F (37,2-37,70C), bila menggunakan
termometer untuk air.
d. Buka baju bayi secara perlahan dengan memantau keadaan bayi,
bila bayi merasa tidak nyaman mereka akan menguap, mengangkat
tangan disertai membuka jari-jarinya, dan menangis. Sebaiknya kita
menghentikan tindakan tersebut dan menunggu hingga bayi
kembali ke posisi semula. Setelah semua baju terlepas hangatkan
bayi dengan menyelimutinya/ membedong secara longgar.
e. Celupkan / ceburkan bayi secara perlahan ke dalam bak mandi
dengan memegang kepala-bahu dan ke dua kaki bersama selimut
atau bedongnya. Jaga kepala berada di atas air dengan memegang
dasar kepala dan bahu sedangkan badan serta kaki terendam di air.
Gunakan tempat duduk khusus untuk bak mandi ataupun alas anti
licin. Perhatikan apakah bayi menunjukkan tanda tidak nyaman
seperti di atas.
f. Buka dan angkat selimut atau bedong dari dalam air. Bersihkan
wajah tanpa sabun, bersihkan masing-masing mata dengan kapas
yang berbeda dan telah dicelup di air bersih dengan gerakan arah
dalam ke luar.
g. Sabuni bayi dari bagian atas tubuh ke arah bawah, perhatikan
daerah lipatan seperti leher, siku, lutut, dan lain-lain.
h. Bilas dengan air bersih, angkat bayi dalam perlekatan kulit dan
segera keringkan menggunakan handuk yang telah dihangatkan,
kembali perhatikan daerah lipatan. Jangan lupa mengeringkan
telinga dengan menggunakan handuk yang sama atau handuk
kering lainnya.
i. Bila bayi teraba dingin dapat dihangatkan dengan meletakannya di
dada ibu dan dilakukan perlekatan antara kulit ibu dan bayi
dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Bayi diselimuti dan
menggunakan topi.

Gambar 1: Perawatan Metode Kanguru

j. Bayi dipakaikan baju kembali dan sebaiknya tidak


menggunakan lotion, minyak, ataupun bedak.
k. Mandikan bayi prematur anda tiap 2-4 hari sekali, dapat lebih sering
bila bayi kerap gumoh, muntah atau terkena kotorannya. Kulit bayi
prematur mudah kering bila dimandikan terlalu sering. Seka wajah
bayi dan lipatan leher setiap hari.

9. Waktu yang tepat untuk memandikan bayi prematur


Mandikan bayi 30 menit sebelum minum berikutnya untuk mencegah
kembung atau gangguan perut atau stomach upset. Setelah mandi
bayi akan minum lahap dan tidur lelap.

B. Perawatan Tali Pusat


1. Pengertian
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi (Aziz,2009:59).
Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana
yaitu dengan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih
dan kering dan selalu mencuci tangan dengan air bersih serta
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat (Sodikin,2009:1).

2. Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat


Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang
disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran.
Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat
anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat
mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel darah merah,
merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang
bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme
otot. (Ilmu KesehatanAnak,1985).

3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat


pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut
a. Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada
masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau
selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering
dijumpai pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran cerna
terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat
sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan tali
pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di
minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke
dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali
pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.

b. Faktor Maternal
Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi
kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak
diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah
mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak
higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada
bayi berkulit putih.
c. Faktor Neonatatal
1) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram),
merupakan faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.
Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada
paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi
imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan
hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan
pertahanan kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput
lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan
leukosit immunitas masih rendah.
2) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG
spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus
influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak
terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut,
aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B
tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.
Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total
dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin,
menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
3) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki-
laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.

d. Faktor Lingkungan
1) Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga
sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu
perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/
arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat
masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga
mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
2) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa
menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko
penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan
kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten
berlipat ganda.
3) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli
ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu
formula hanya didominasi oleh E.colli.
4) Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai
neonatus yaitu :
Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat
persalinan terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks
naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amniotis
dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk
dalam tubuh bayi.
Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi
sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial
dari lingkungan di luar rahim (misal melalui alat- alat :
penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang
nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain
yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya
infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka
umbilikus

e. Proses persalinan
Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau
jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non
medis, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat
yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk
perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi
yang berlaku di masyarakat.

f. Faktor tradisi
Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai
ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa
membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat.
Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu
pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan
karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut
kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya
penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi,
pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan
jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia.

4. Tanda dan Gejala


Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua adalah apabila timbul
bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa
juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut
menandakan sisa tali pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke
klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah merambat ke perut
bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi.

5. Langkah-langkah perawatan tali pusat


a. Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di
bagian bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga
agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.
b. Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di
sekitar tali pusat, sampai tali pusat puput.
c. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan
tampak sudah terlepas.
d. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath
dan air hangat sampai tali pusat puput.
e. Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah
tali pusat puput. Upayakan tali pusat dalam kondisi tidak basah
dan tetap menjaga kebersihan. Tali pusat tidak perlu dibersihkan
oleh sabun ataupun cairan lainnya dan biarkan terbuka tanpa
ditutup dengan kasa kering
f. Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian
pangkal tali pusat bayi.
g. Saat memakaikan popok bayi, usahakan tali pusat tidak tertutup
popok (seperti pada gambar di bawah ini). Tujuan tali pusat tidak
tertutup popok agar tidak terkena atau tercemar air seni dan tinja
untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusat.
h. Usahakan tali pusat tetap kering, jaga agar tidak basah dan
lembab karena kondisi lembab memicu pertumbuhan kuman yang
menyebabkan infeksi.
Daftar Pustaka

1. Gomella, T.L., Cunningham, M.D., Eyal, F.G., et al. Neonatology:


Management, Procedures, On-Call, Problems, Diseases, and Drugs.
7th Edition. Lange. 2013; 62:427-437
2. Child Accident Prevention Trust. Bathtime Safety: Guidance From CAPT.
2014. Diunduh dari http://www.capt.org.uk pada tanggal 11 April 2014
3. Meriter Hospital. At Home Preemie Care. 2014. Diunduh
dari http://www.meriter.com pada tanggal 11 April 2014.
4. The Maternal and Child Health Integrated Program (MCHIP). Kangaroo
Mother Care. 2012.
5. Kaneshiro, N.K., Zieve, D., Umbilical cord care in newborns. 2011.
Diunduh
dari http://www.pennmedicine.org/encyclopedia/em_PrintArticle.aspx?gcid
=001926 pada tanggal 11 April 2014
6. Reviewer: Dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, Sp.A,
Artikel berdasarkan wawancara dengan Dr. Putri Maharani Tristanita
Marsubrin, Sp.A, Divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
RSCM pada tanggal 12 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai