PEMERINTAH
Indonesia (BPUPKI) tanggal 29 Mei Tahun 1945 sampai 1 Juni Tahun 1945.1
dasar negara yang di beri nama Panca Sila.2 Panca artinya lima. Soekarno
mengatakan "Sila artinya asas atau dasar..."3 Jadi Pancasila merupakan lima
Karno itu yang kemudian diterima secara aklamasi oleh BPUPKI sebagai dasar
1
Pimpinan MPR Dan Tim Kerja Sosialisasi MPR RI Periode 2009-2014, Materi Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI, Cetakan VI, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2016, hlm. 27.
2
Ibid., hlm. 28.
3
Simpatisan Pembela Pancasila 1 Juni, Pidato Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Cetakan
II, 2008, hlm. 50.
4
Kelima sila dalam Pancasila, yaitu: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang
adil dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan; dan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Lihat
Backy Krisnayuda, Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya Dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia, Cetakan I, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 45).
22
Merdeka yang kekal dan abadi.6 Pancasila merupakan dasar ideologi atau lebih
kita kenal sebagai landasan ideologi bangsa.7 Kata "ideologi" berasal dari kata
idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang
berarti ilmu.8 Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian
dasar, ide atau cita-cita.9 Cita-cita yang dimaksukan adalah cita-cita yang tetap
sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan
dasar, pandangan, dan paham.10 Abdul Hamid S. Attamimi yang dikutip dalam
negara yang paling dalam.12 Hal itu membuktikan bahwa cita negara tidak
5
Pimpinan MPR Dan Tim Kerja Sosialisasi MPR RI Periode 2009-2014, Op. Cit., hlm. 34.
6
Simpatisan Pembela Pancasila 1 Juni, Op.Cit.,
7
Backy Krisnayuda, Pancasila & Undang-Undang: Relasi Dan Transformasi Keduanya
Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Cetakan I, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm.50.
8
Ibid, hlm. 50.
9
Ibid. hlm. 50.
10
Ibid. hlm. 50.
11
Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan, & Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik, Cetakan VI, Jakarta: Erlangga, 2016, hlm. 7.
12
Ibid. hlm. 7.
23
berbeda menerapkan cita negara karena adanya menunjukkan sebagai jati diri
dari negara itu tersendiri. Salah satu cita negara yang menjadi pokok
(The Rule of Law), akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut F.J. Stahl, dari
negara hukum (The Rule of Law) diadopsi oleh negara-negara yang menganut
13
Ibid. hlm. 7.
14
Fatkhurohman, dkk, Memahami Keberadaan Mahkamah Konstitusi Di Indonesia,
Cetakan I, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2004, hlm. 5-6.
15
Ibid., hlm. 6.
24
rechtstaat maupun rule of law dan bisa juga negara hukum yang sesuai dengan
jati diri Negara Indonesia sendiri yang tertuang dalam cita hukum.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan arti dari cita hukum. Menurut
cita (idee) yang berarti ide, gagasan, rasa cipta, pikiran, dan hukum (rechts)
yang secara umum diartikan sebagai suatu aturan yang wajib ditaati oleh
16
Backy Krisnayuda, Op.Cit., hlm. 46.
25
hukum sebagai aturan tingkah laku masyarakat yang berakar pada gagasan,
rasa, karsa, cipta, dan pikiran masyarakat itu sendiri.19 Menurut peneliti semua
yang disebutkan oleh para ahli adalah benar dan dapat disimpulkan bahwa cita
hukum merupakan suatu aturan yang wajib ditaati untuk mengarahkan hukum
kepada cita-cita masyarakat yang berakar pada gagasan, ide, rasa, karsa, cipta,
hukum memberi manfaat karena mengandung dua sisi: dengan cita hukum,
hukum positif yang berlaku dapat diuji, dan kepada cita hukum, hukum positif
sebagai usaha menuju sesuatu yang adil dengan sanksi pemaksa dapat
diarahkan".21
17
Ibid, hlm. 46.
18
Ibid, hlm. 46.
19
Ibid, hlm. 46.
20
A.Hamid S.Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden Yang
Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I - Pelita IV, S3 Universitas Indonesia Di Jakarta,
Tahun 1990, hlm. 309.
21
Ibid. hlm. 309.
26
Cita Hukum rakyat Indonesia berperan sebagai acuan atau pedoman bagi para
kekeluargaan harus tertuang dalam hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis.
22
A. Hamid S.Attamimi, Op.Cit., hlm. 333.
23
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Cetakan I, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983, hlm. 8.
24
Backy Krisnayuda, Op. Cit., hlm. 265.
27
Istilah Negara hukum telah menjadi pokok pikiran para filsafat dengan
“Negara Hukum” baru ditemukan pada Pasal I UUDS. Cita-cita akan negara
dahulu orang telah memikirkan masalah hubungan antara negara dan perorangan
(individu).26
25
Ibid., hlm. 263.
26
Ramly Hutabarat, Persamaan Dihadapan Hukum (Equality Before The Law) di Indonesia,
Jakarta: Ghalia Indonesia 1985, hlm. 11.
28
ideologi bangsa kita menggunakan Pancasila sebagai ide dasar dan dasar
konstitusional kita dalam berbangsa. Ide dasar yang dimaksud disini merupakan
merupakan sumnber hukum dalam arti materiil yang tidak saja menjiwai, teteapi
undangan haruslah sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila. Oleh karena itu,
Indonesia. Pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang
27
Padmo Wahjono, Ibid, hlm. 9.
28
Jimly Assyidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan ke-6, Jakarta: Grafindo
Persada, 2013. Hlm. 159.
29
Ibid. Hlm. 159.
29
dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis, dan bahwa yang terpenting ialah
kekeluargaan.31
Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berati bahwa setiap tindakan
rakyat dan negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila yang sudah
ditetapkan sebagai dasar negara tersebut. Hal ini mengingatkan bahwa Pancasila
fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernengara.
mengandung beberapa asas (lima asas) yang dapat dilihat sebagai berikut: 32
30
Ibid, hlm. 160.
31
Loc. Cit, Padmo Wahjono. Hlm. 8.
32
Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD
1945, Cetakan ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, hlm. 78.
30
2. Asas Perikemanusiaan
3. Asas Kebangsaan
33
Ibid, hlm 79.
34
Ibid, hlm. 80.
31
35
Ibid, hlm. 80.
32
Pancasila yang terdiri dari lima sila, pada hakikatnya merupakan suatu
suatu yang ideal dalam bernegara ialah pola “Negara Hukum yang Demokratis”
36
Ibid, hlm. 81.
37
Ibid, hlm. 82.
38
Sirajuddin Sailellah, Cita Hukum Pancasila Terhadap Penawasan Hakim Indonesia,
Jakarta: Focus Grahamedia, 2015, hlm. 31.
39
Op. Cit, Padmo Wahjono, hlm. 13.
33
1. Asas Legalitas
Pasal 1 Ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia
(rechtsstaat) menurut Julius Stahl ada 4.40 Indonesia sebagai negara hukum
Seperti dikemukakan diatas dari salah satu unsur negara hukum pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan kewajiban harus berdsarakan atas hukum atau
40
Unsur negara hukum (rechtsstaat) menurut Julius Stahl seperti dikutip oleh Ridwan HR
adalah sebagai berikut: 1. Perlindungan hak-hak asasi manusia, 2. Pemisahan atau pembagian
kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu, 3. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-
undangan, 4. Peradilan administrasi dalam perselisihan. (Lihat Ridwan HR, Hukum Administrasi
Negara Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2016, cetakan ke-12, hlm. 3.)
34
dibidang hukum Admintrasi Negara memiliki makna, “dat het bestuur aan de
Asas legalitas ini merupakan prinsip negara hukum yang sering dirumuskan
dengan ungkapan “het beginsel van wetmatigheid van bestuur” yakni prinsip
keabsahan pemerintah.41
dari pemikirian hukum abad ke-19 yang berjalan seiring dengan keberadaan
negara hukum klasik atau negara hukum liberal (de liberale rechtstaatidee) dan
merupakan negara hukum tidak luput dari asas legalitas tersebut. Di luar undang-
undang dianggap tidak ada hukum atau bukan hukum.43 Membuat pemerintah
41
Op. Cit, 2011, Ridwan HR. hlm. 91.
42
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara,Jakarta: Raja Wali Pers, Revsi ke 6, 2011,
hlm.89.
43
Ibid, hlm. 90.
35
sentral atau sebagai suatu fundamental dari negara hukum (als een fundamenten
van de rechtstaat).44
memiliki ruh Pancasila yang tertuang dalam setiap UUD 1945 dan undang-
undang yang lainnya. Secara normatif bahwa setiap tindakan pemerintah harus
ini memang dianut di setiap negara hukum, khusunya juga di negara republik
Ada negara yang begitu ketat berpegangan pada prinsip ini, namun ada
pula negara yang tidak begitu ketat menerapkannya.45 Begitu pula di Indonesia
memang menganut sistem negara hukum. Artinya untuk hal-hal atau tidandakan-
dapat diabaikan46
“If the government has decided on certain action-to give grants and loans
to firm, to encourage export, to abolish pay beds in hospitals, to ensure
that secondary educations is organised on the comperhensive principle, to
hold a referendum and so on –it will have to ask itself whether it needs
statutory authory to do it. It can do many things without having to rely on
such authority. It can enter into contracts, it can conduct foreighn affairs
and sighn treaties, ...It can, like any other employer, direct the work of
employeees. It can send troops suez and bring them back. It can creat new
44
Ibid.
45
Ridwan HR.Op. Cit, hlm. 93.
46
Loc. Cit. hlm. 93..
47
Ibid.
36
adalah dari, oleh, dan untuk rakyat, hal mana menyimpulkan prinsip kekuasaan
bagi hak-hak dasar rakyat. Hak-hak dasar tersebut antara lain dibidang
kehidupan yang berkenaan dengan hak-hak dasar manusia, tetapi yang paling
48
Ibib, hlm. 94.
49
Padmo Wahjono, Op.cit, hlm. 18.
50
Ridwan H.R., Loc. Cit, hlm. 94.
37
sebagai berikiut:51
disukainya.
sebagai bagian dari kehidupan yang sangat luas dan kompleks, sehingga tidak
kemudian hal tersebut tidak hanya di bidang administrasi negara tetapi juga
51
Munir Fuady, Teori Negara Hukum(Recgtstaat), Cetakan ke-2, Jakarta: Refika Aditama,
2011, hlm. 62.
52
Op. Cit, Ridwan. H.R., hlm. 96.
38
Syarat-syarat penuaian tugas, fungsi dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
2. Teori Kewenangan
hukum. Telah disebutkan juga asas legalitas merupakan suatau landasan dalam
53
Slamet Prajudi Atmosudirjo, Hukum Admistrasi Negara, Cetakan ke-10, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1994. hlm. 83-84.
39
atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang pemerintahan (atau bidang urusan) tertentu
surat izin dari seorang pejabat atas nama Menteri, sedangkan kewenangan tetap
Kewenangan memiliki kajian penting dalam kajian Hukum Tata Negara dan
54
Ridwan. H.R, Op. Cit, hlm. 96.
55
Ibid, hlm. 98.
56
Slamet Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1994, hlm. 48.
57
Ridwan HR, Op. Cit. hlm. 92.
40
berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum wewenang sekaligus berarti hak dan
kewajiban (rechten and plichten). Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak
keseluruhan.60
legalitas. Pada mulanya asas legalitas dikenal dalam penarikan pajak oleh
tidak ada pajak tanpa persetujuan parlemen, atau di Amerika ada ungkapan
diberikan oleh tatanan hukum untuk bertindak, dengan kata lain kompetensi
60
20 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, Edisi
Revisi, 2002, hlm. 99.
42
yang timbul dari transaksi hukum (hak dan kewajiban),61 lebih lanjut Hans
Kelsen menjelaskan dalam konsep organ, kewenangan yang ada pada organisasi
dijalankan oleh individu yang diberikan kewenangan untuk bertindak oleh yang
yang diberikan oleh tatanan hukum kepada individu atau badan hukum. Negara
mengaturnya.63
norma yang mengikat bagi setiap individu. Untuk tercapainya tujuan bersama
61
Ibid. hlm. 99.
62
Hans Kelsen, Pure Theory of Law (Teori Hukum Murni), Edisi Indonesia, Terjemahan
oleh Rasiul Mauttaqien, Cetakan Ketujuh, PT. Nua Media, 2010. hlm. 165.
63
Ibid. hlm. 165.
43
berikut:
tanggung jawab tersebut masuk ke dalam ranah hukum, maka tanggung jawab
64
Ibid.
65
Philippus M Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 1993, hlm. 130-131.
65
Ibid.
44
karena kesalahan atau tanpa kesalahan (strict liability). Dari teori ini
Dari teori ini muncul tanggung jawab politik dari para penyelenggara
jawab hukum berupa tanggung jawab pidana, perdata, dan admistrasi negara.
Tanggung jawab hukum dari pemrintah seperti ini dilakukan di depan badan
a. Sanksi Administrasi
66
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cetakan VI, Jakarta: Rajawali Pers, 2011,
hlm.298.
45
dikenal dua jenis sanksi, yaitu "sanksi reparatoir" (reparatoire sancties) dan
ada sanksi lain yang oleh J.B.J.M. Ten Berge disebut sebagai “sanksi
67
Ibid. hlm. 289.
68
Ibid. hlm. 289.
69
Menurut Ridwan HR "Sanksi reparatoir diartikan sanksi yang diterapkan sebagai reaksi
atas pelanggaran norma, yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi semula atau
menempatkan pada situasi yang sesuai dengan hukum (legale situatie), dengan kata lain,
mengembalikan pada keadaan semula sebelum terjadinya pelanggaran. Sedangkan sanksi punitif
adalah sanksi yang semata-mata ditujukan untuk memberikan hukuman (straffen) pada seseorang."
(Lihat Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cetakan VI, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm.
301).
70
Ibid. hlm. 301.
71
Ibid. hlm. 301.
46
pembayaran, subsidi);
(paksaan pemerintah).
72
Ibid., hlm. 303.
73
Philipus M. Hadjon, dkk, Op.Cit., hlm. 237.
74
Ridwan HR, Op.Cit., hlm.304.
75
Ibid., hlm.305-306.
47
76
Ibid., hlm.306.
77
Ibid., hlm.306-307.
78
Ibid., hlm.307.
79
Ibid., hlm.307-308.
48
b. Sanksi Pidana
satu upaya untuk mencegah dan mengatasi kejahatan melalui hukum pidana
pendapat bahwa pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu
nestapa yang nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat
80
Ibid., hlm.308.
81
Ibid., hlm.308-310.
82
Philipus M. Hadjon, dkk, Op.Cit., hlm. 237.
83
Samsul Ramli dan Fahrurrazi, Bacaan Wajib Swakelola Pengadaan Barang/Jasa,
Jakarta: Visimedia Pustaka, 2014, hlm.192.
84
Ibid, hlm.192.
49
unjuk bukti dalam konteks hukum acara pidana.89 Eddy O.S. Hiariej
mengatakan "... rumusan delik yang berisi unsur-unsur delik hanya dapat
sebagai berikut:
85
Ibid, hlm.192.
86
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi, Cetakan I, Yogyakarta:
Cahaya Atma Pustaka, 2016, hlm.129.
87
Ibid., hlm.130.
88
Ibid, hlm.130.
89
Ibid, hlm.130.
90
Ibid., hlm.130-131.
50
perbuatan yang dapat dikenai sanksi yang ditetapkan secara resmi oleh
Negara.94
menjadi apa yang disebut sebagai mala in se dan mala prohibita.95 Dapatlah
91
Ibid., hlm.134-149.
92
Ibid., hlm.134.
93
Ibid, hlm.134.
94
Ibid, hlm.134.
95
Ibid, hlm.134.
51
sebagai kejahatan.96
yang kita anggap sebagai kejahatan”.98 Sama dengan Packer, Vernon Fox
politik, bukan sebuah kondisi klinis. Kejahatan bukan kondisi klinis atau
perbedaan mala in se dan mala prohibita oleh para ahli hukum dibedakan
96
Ibid, hlm.134.
97
Ibid., hlm.134.
98
Ibid., hlm.134-135.
99
Ibid., hlm.135.
52
perbuatan yang sifat melawan hukumnya baru dapat diketahui setelah ada
100
Ibid., hlm.135.
101
Ibid., hlm.136.
102
Moeljatno, Asas -asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Cetakan I , Jakarta: Rineka Cipta,
2008, hlm.78.
103
Ibid., hlm.78.
104
Ibid, hlm.78.
53
2) Pidana tambahan.105
kepada pelaku. Pidana pokok terdiri atas: 1) Pidana mati; 2) Pidana penjara;
yang sifatnya menambah pidana pokok yang dijatuhkan. 107 Ada tiga jens
adalah negara. Negara sebagai sebuah organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekasaan yang tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. 109
105
Salim & Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Disertasi
dan Tesis (Buku Ketiga), Cetakan I, Jakarta: Rajawali Pers, 2016., hlm.138.
106
Ibid., hlm.138.
107
Ibid., hlm.138.
108
Ibid., hlm.138.
109
Ibid., hlm.139.
110
Munir Fuady, Teori Negara Hukum(Recgtstaat), Cetakan ke-2, Jakarta: Refika Aditama,
2011, hlm. 68.
54
dari orde lama, baru dan reformasi, yang kemudian juga mempengaruhi
penjelasan Buku Munir Fuad menurut ECS Wade berpendapat bahwa ada
111
Ibid, hlm. 148.
112
Ibid, hlm. 148.
55
113
Munir Fuad, Ibid, hlm.153.