PELAKSANAAN REKLAMASI
Kasus Posisi
Gubenur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 2238 Tahun 2014 tentang Izin
yang kemudian penulis ingin teliti adalah karena dari penafsiran peneliti ada
dan Pulau-Pulau Kecil Pasal 50 dan peraturan terkait Tentang pelaksanaan izin
reklamasi pantai utara Pasal 16 Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012
utara Jakarta merasa keberatan yang kemudian di gugat ke Peradilan Tata Usaha
Negara. Produk keputusan tersebut yang kemudian di cabut oleh putusan hakim
Nomor : 193/G/LH/2015/PTUN-JKT.
Maka hasil dari putusan itu juga yang kemudian peneliti merasa ada
suatu problematika hukum terhadap hasil putusan PTUN tersebut. Putusan yang
peneliti maksud yakni terhadap tergugat intervensi atau tergugat ke dua yang
Nomr 3228 Tahun 2014 tentang Izin Pelaksanaan Reklamasi Pantai Utara Pulau
dua poin masalah penting yakni tentang kewenangan yang berhak mengeluarkan
Tahun 2014 tentang Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT. Muara
Wisesa Samudra.
73
Gubernur
Ide negara hukum sudah muncul sejak abad 18 SM. Negara hukum
suatu bentuk negara hukum. Pasal 1 ayat (3) menyebutkan Indonesia adalah
negara hukum.
hasil dasar pemikir founding father yang menjadikan suatu ideologi bangsa.
bernegara, Pancasila itu merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang
tidak saja menjiwai, tetapi bahkan harus dilaksanakan dan tercermin dalam
Pancasila. Oleh karena itu, hukum Indonesia haruslah berdasar Ketuhanan Yang
1
Jimly Assidiqie , Loc. Cit, , hlm. 156.
74
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan faktor pemersatu
bangsa, bersifat kerakyatan, dan menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang
Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan
rakyat dan negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila yang sudah
ditetapkan sebagai dasar negara tersebut hal ini mengingatkan bahwa Pancasila
fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan arti dari cita hukum. Menurut
cita (idee) yang berarti ide, gagasan, rasa cipta, pikiran, dan hukum (rechts) yang
2
Ibid. hlm. 159
3
Jimly Assidiqie , Loc. Cit, hlm. 134.
75
secara umum diartikan sebagai suatu aturan yang wajib ditaati oleh masyarakat.4
hukum sebagai aturan tingkah laku masyarakat yang berakar pada gagasan, rasa,
karsa, cipta dan pikiran masyarakat itu sendiri.6 Menurut peneliti semua yang
disebutkan oleh para ahli adalah benar dan dapat disimpulkan bahwa cita hukum
merupakan suatu aturan yang wajib ditaati untuk mengarahkan hukum kepada
cita-cita masyarakat yang berakar pada gagasan, ide, rasa, karsa, cipta dan
hukum memberi manfaat karena mengandung dua sisi: dengan cita hukum,
hukum positif yang berlaku dapat diuji, dan kepada cita hukum, hukum positif
sebagai usaha menuju sesuatu yang adil dengan sanksi pemaksa dapat
diarahkan".8
4
Ibid, hlm. 134.
5
Ibid, hlm. 134.
6
Ibid, hlm. 134.
7
A.Hamid S.Attamimi, Loc. Cit, hlm. 309.
8
Ibid, hlm. 309.
76
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil sehingga isi dalam peraturan perundang-
Pancasila.
kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diartikan bahwa setiap peraturan
sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
wilayah kepulauan Indonesia akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
yakni sila kelima yang menyebutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia juga harus
terkandung dalam Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 menyebutkan Bumi dan air dan
dikuasai oleh negara untuk kemakmuran seluruh rakyat indonesia sesuai dengan
hukum Admintrasi Negara memiliki makna, “dat het betuut aan de wet is
legalitas ini merupakan prinsip negara hukum yang sering dirumuskan dengan
ungkapan “het beginsel van wetmatigheid van bestuur” yakni prinsip keabsahan
pemerintah.
dari pemikirian hukum abad ke-19 yang berjalan seiring dengan keberadaan
negara hukum klasik atau negara hukum liberal (de liberale rechtstaatidee) dan
merupakan negara hukum tidak luput dari asas legalitas tersebut. Di luar undang-
undang dianggap tidak ada hukum atau bukan hukum. Membuat pemerintah
sentral atau sebagai suatu fundamental dari negara hukum (als een fundamenten
van de rechtstaat).
memiliki ruh Pancasila yang tertuang dalam setiap UUD 1945 dan undang-
undang yang lainnya. Secara normatif bahwa setiap tindakan pemerintah harus
ini memang dianut di setiap negara hukum, khususnya juga di negara Republik
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil lahir agar dapat
Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 menyebutkan Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
79
perundang-undangan tersebut antara terdiri dari Pasal 5 ayat (1), Pasal 18B ayat
(2), Pasal 20, Pasal 25A, serta Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
tindakan yang ditetapkan oleh Badan Pejabat yang berwenang. Badan Pejabat
jelas, bahwa untuk pejabat yang mengeluarkan suatu keputusan harus berdasar
dalam Pasal Tersebut. Dalam negara hukum yang menempatkan asas legalitas
terhadap Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 3228 Tahun 2014 Tentang
kewenangan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta berdasar atas Pasal 4
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 2238 Tahun 2014 tentang Izin
9
Wiratno, Pengantar Hukum Admistrasi Negara, Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2016,
hlm.101.
10
Ibid. Hlm. 119.
82
memberikan izin reklamasi adalah menteri. Sudah sangat jelas di dalam Pasal 50
ayat (2) memberikan suatu kekuatan hukum yang mana dalam Pasal 8 ayat (2)
11
Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil.
83
pemimpin dan kaum buruhnya, yang perlu adanya suatu badan yang akan
pulau-pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi. Pasal 19 Ayat (1)
kepentingan nasional.
Tertentu sudah sangat jelas bahwa kawasan yang terkait dengan kedaulatan,
tersebut mencakup wilayah yang ada di Pasal 1 Angka 10. Kawasan Laut adalah
Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten”. Jika membaca Pasal 50
persyaratan pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (1) sudah terpenuhi bahwa
maka Keputusan tersebut dapat dibatalkan. Dapat dibatalkan disini berarti bahwa
a. Cita hukum Indonesia yang tidak lain adalah Pancasila (sila-sila dalam
hal tersebut berlaku sebagai cita, yang berlaku sebagai bintang
pemandu);
b. Norma fundamental negara yang juga tidak lain melainkan Pancasila
(sila-sila dalam hal tersebut berlaku sebagai norma);
c. Asas-asas negara berdasarkan atas hukum yang menempatkan undang-
undang sebagai alat pengatur yang khas berada dalam keutamaan
hukum (det Primat des Rechts); dan
d. Asas-asas pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi yang
menempatkan undang-undang sebagai dasar dan batas
12
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintah.
dan norma fundamental negara yang menjadi dasar dalam pembuatan seluruh
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga segala produk hukum yang
12
Ibid., hlm.263.
87
perundang-undangan.
sebagai Cita Hukum rakyat Indonesia berperan sebagai acuan atau pedoman bagi
Indonesia.
memberikan izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi pada Kawasan Strategi
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 dan Pasal 16 ayat (2) menyebutkan izin
13
A. Hamid S.Attamimi, Op.Cit., hlm. 333.
88
pantura berada pada Gubernur kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta”, sudah
Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil.
izin lokasi reklamasi dan izin pelaksanaan yang diajukan sebelum ditetapkannya
ayat (2) juga menyebutkan “Izin lokasi reklamasi dan izin pelaksanaan reklamasi
tetap berlaku sampai dengan jangka waktu izin berakhir”. Jadi, dalam Pasal
peralihan juga menyebutkan dengan jelas bahwa apabila Izin lokasi reklamasi
Peraturan Presiden ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka waktu izin
2238 Tahun 2014 tentang Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT.
Muara Wisesa Samudra jika dilihat dari kewenanagan yang ada di dalam Pasal
Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
seharusnya izin reklamasi tersebut dikeluarkan oleh Menteri. Begitu juga dalam
kepada organ pemerintah lain. Sesuai dengan asas negara hukum Pancasila salah
90
satunya asas keadilan sosial seharusnya seluruh produk hukum harus berdasar
makna mengenai negara hukum. Indonesia tidak lagi menganut negara hukum
14
Backy Krisnayuda, Op.Cit., hlm. 46.
91
berupa rechtstaat melainkan bisa negara hukum berupa rechtstaat maupun rule
of law dan bisa juga negara hukum yang sesuai dengan jati diri Negara Indonesia
Ada beberapa ahli yang mengemukakan arti dari cita hukum. Menurut
cita (idee) yang berarti ide, gagasan, rasa cipta, pikiran, dan hukum (rechts) yang
secara umum diartikan sebagai suatu aturan yang wajib ditaati oleh
hukum sebagai aturan tingkah laku masyarakat yang berakar pada gagasan, rasa,
karsa, cipta dan pikiran masyarakat itu sendiri.17 Menurut peneliti semua yang
disebutkan oleh para ahli adalah benar dan dapat disimpulkan bahwa cita hukum
merupakan suatu aturan yang wajib ditaati untuk mengarahkan hukum kepada
cita-cita masyarakat yang berakar pada gagasan, ide, rasa, karsa, cipta dan
pengelolaan reklamasi pantai utara tersebut, dalam hal ini PT Muara Wisesa
15
Ibid, hlm. 46.
16
Ibid, hlm. 46.
17
Ibid, hlm. 46.
92
Ayat (2) : Gubenur berwenang memberi dan mencabut izin lokasi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) dan izin pengelolaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (1) di wilayah perairan pesisir dan pulau-pulau Kecil sesuai
dengan kewenangannya (vide bukti P-32) ; -----------------------------------------
--
pelaksanaan yang sesuai dengan asas negara hukum pancasila yakni cita hukum
manfaat karena mengandung dua sisi: dengan cita hukum, hukum positif yang
berlaku dapat diuji, dan kepada cita hukum, hukum positif sebagai usaha menuju
sebagai Cita Hukum rakyat Indonesia berperan sebagai acuan atau pedoman bagi
Indonesia.
asas-asas umum pemerintahan yang baik. Dari setiap pertimbangan hakim juga
kajian peneliti tidak akan ada lagi produk hukum yang kemudian tidak
18
Ibid, hlm. 309.
19
Ibid, hlm. 309.
20
A. Hamid S.Attamimi, Op.Cit., hlm. 333.
94
penggugatan dan jawaban dari tergugat dalam sengketa tata hukum negara.
Sesuai dengan fungsinya hakim wajib mencari dan mentelaah hukum berkaitan
berarti bahwa setiap tindakan harus sesuai dengan rasa keadilan yang terdiri dari
hak-hak dan kewajiban yang telah dilakukan oleh warga negara. Asas keadilan
sosial tersebut yang kemudian menjadi filter bagi para pemangku Pejabat
tidak boleh bertentangan dengan asas tersebut. Hasil pelaksanaan reklamasi itu
harus menjunjung tinggi keadilan sosial dan hak-hak warga negara. Mengenai
Reklamasi.
menyebutkan :
kewenangan yang jelas dalam level yang paling tinggi dalam Peraturan
Reklamasi Pulau G kepada PT. Muara Wisesa Samudra (Vide Bukti P-1,
Bukti T - 1 dan T.II Intervensi-1) 21 ; ------------------------------
pengelolaan reklamasi pantai utara tersebut dalam hal ini PT. Muara Wisesa
kesalahan atau tanpa kesalahan (strict liability). Dari teori ini selanjutnya
admistrasi negara. Tanggung jawab hukum dari pemerintah seperti ini dilakukan
21
Putusan Nomor : 193/G/LH/2015/PTUN-JKT
99
bagi hak-hak dasar rakyat. Hak-hak dasar tersebut antara lain dibidang
kehidupan yang berkenaan dengan hak-hak dasar manusia, tetapi yang paling
sebagai berikut:
disukainya.
izin reklamasi mempunyai hak-hak atas harta kekayan yang sudah dikeluarkan
jawab atas segara produk hukum. Tidak terkecuali karenanya adanya Putusan
jawab pidana, perdata, dan admistrasi negara. Tanggung jawab hukum dari
1. Sanksi Administrasi
pada bagian akhir setiap peraturan; in cauda venenum (secara bahasa berarti di
ujung terdapat racun), artinya di ujung kaidah hukum terdapat sanksi. Sanksi
dikenal dua jenis sanksi, yaitu "sanksi reparatoir" (reparatoire sancties) dan
"sanksi punitif" (punitieve sancties). Di samping dua jenis sanksi tersebut, ada
sanksi lain yang oleh J.B.J.M. Ten Berge disebut sebagai “sanksi regresif”
yang diterbitkan.23
22
Ridwan HR, Op. Cit, hlm. 298.
23
Ibid, hlm. 289.
101
pembayaran, subsidi);
24
Ibid, hlm. 289.
25
Ibid., hlm. 303.
26
Ridwan HR, Op.Cit., hlm. 304.
102
27
Ibid., hlm. 305-306.
28
Ibid., hlm.307.
103
2. Sanksi Pidana
memenuhi hukum pidana. Pendekatan yang dibangun adalah sebagai salah satu
upaya untuk mencegah dan mengatasi kejahatan melalui hukum pidana dengan
pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan
sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik (perbuatan yang dapat dikenakan
29
Ibid., hlm.307-308.
30
Ibid., hlm. 308-310.
104
Wujud atau sifat perbuatan pidana itu adalah melawan hukum dan/atau
bukti dalam konteks hukum acara pidana. Eddy O.S. Hiariej mengatakan "...
rumusan delik yang berisi unsur-unsur delik hanya dapat diketahui dengan
31
Eddy O.S. Hiariej, Loc. Cit, hlm. 129.
32
Ibid., hlm. 130-131.
105
Berlanjut;
untuk pembelaan diri dan tanpa pembenaran yang ditetapkan oleh Negara.
Tegasnya, kejahatan sebagai perilaku dan perbuatan yang dapat dikenai sanksi
menjadi apa yang disebut sebagai mala in se dan mala prohibita. Dapatlah
33
Ibid., hlm.134-149.
106
bukan fenomena alami. Masih menurut Packer, “kita bisa mendapati kejahatan
sebanyak atau sesedikit mungkin, bergantung pada apa yang kita anggap sebagai
kejahatan adalah sebuah peristiwa sosial politik, bukan sebuah kondisi klinis.
Kejahatan bukan kondisi klinis atau medis yang dapat didiagnosis dan dirawat
secara khusus.
mala in se dan mala prohibita oleh para ahli hukum dibedakan menjadi felonies
dan misdemeanors. Demikian pula dalam kosa kata belanda yang membedakan
Kedua, konsekuensi dari yang pertama, sangat berpengaruh pada sanksi pidana
yang diancamkan. Kejahatan diancam dengan pindana yang lebih berat bila
hukumnya baru dapat diketahui setelah ada wet yang menentukan demikian.
2) Pidana tambahan.
1) Pidana mati;
2) Pidana penjara;
3) Pidana kurungan;
4) Pidana denda; dan
5) Pidana tutupan.
yang sifatnya menambah pidana pokok yang dijatuhkan. 34 Ada tiga jens pidana
34
Ibid., hlm. 138.
108
negara. Negara sebagai sebuah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
reklamasi pantai utara tersebut dalam hal ini PT Muara Wisesa Samudra.
apabila melanggar hak dan kewajiban setiap warga negara (orang dan badan
jawabkan dengan sanksi admistrasi atau dengan sanski pidana atau bisa kedua-
35
Slamet Prajudi Atmosudirjo, Op. Cit., hlm. 83-84.